2. KEGIATAN LAYANAN
1. Tahap Awal
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.
2. Guru BK memeriksa kehadiran peserta didik (melakukan presensi) dan
mengapresiasi peserta didik.
3. Guru BK mengajak peserta didik berdoa (menunjuk satu peserta didik
untuk memimpin).
4. Guru menyampaikan topik/tema layanan.
5. Guru BK menyampaikan tujuan khusus layanan.
6. Guru BK melakukan apersepsi dengan menanyakan kegiatan peserta didik
saat berkumpul dengan teman sebaya di luar sekolah.
7. Guru BK dan peserta didik melakukan Ice Breaking.
b. Penjelasan tentang langkah- 1. Guru BK menyampaikan langkah-langkah kegiatan, tugas dan
langkah kegiatan tanggungjawab peserta didik.
2. Guru BK melakukan kesepakatan dengan peserta didik bahwa kegiatan
dilaksanakan selama 1 jam pelayanan (45 menit) dan akan
mengikutinya dengan baik.
c. Tahap peralihan (Transisi) Guru BK menanyakan kesiapan peserta didik dalam melaksanakan
kegiatan layanan kemudian memulai ke tahap inti.
2. Tahap Inti
Kegiatan Peserta didik 1. Peserta didik menyimak penjelasan materi layanan yang ditampilkan
dalam Power Point.
2. Peserta didik mengamati video permasalahan motivasi belajar yang
ditampilkan guru BK.
3. Peserta didik masuk dalam kelompok yang sudah dibentuk oleh guru
BK (satu kelompok terdiri dari 6 orang),
4. Peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok untuk membahas
masalah yang terdapat dalam video.
5. Peserta didik menuliskan hasil dari diskusi kemudian melakukan
presentasi (2 kelompok) dan kelompok yang lain menanggapi.
6. Peserta didik memperhatikan umpan balik atau tanggapan dari guru
BK.
Kegiatan Guru BK 1. Guru BK memberikan penjelasan materi layanan yang ditampilkan dalam
(Sintaks Problem Based Power Point.
Learning) 2. Guru BK menampilkan tayangan video permasalahan motivasi belajar.
1. Orientasi peserta didik pada 3. Guru BK membentuk kelompok untuk berdiskusi membahas masalah
masalah. yang terdapat dalam video, setiap 1 kelompok terdiri dari 6 orang.
2. Mengorganisasikan peserta 4. Guru BK meminta peserta didik melakukan diskusi dalam kelompok
didik untuk belajar. untuk membahas masalah yang terdapat dalam video.
3. Membimbing penyelidikan
5. Guru BK meminta peserta didik menuliskan hasil dari diskusi kemudian
individu maupun kelompok.
melakukan presentasi (2 kelompok) dan kelompok yang lain menanggapi.
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. 6. Guru BK memberikan umpan balik atau tanggapan dari hasil presentasi
5. Menganalisis dan kelompok.
Mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik membuat kesimpulan hasil kegiatan.
2. Peserta didik mengisi lembar kerja dalam bentuk google formulir.
3. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut.
4. Guru menyampaikan pesan dan harapan.
5. Guru menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik berdoa
dan mengakhiri dengan salam.
Evaluasi
1. Evaluasi Proses 1. Mengamati respon atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan
layanan.
2. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya.
3. Mengamati cara peserta didik dalam memberikan respon terhadap
pertanyaan guru.
2. Evaluasi Hasil Setiap peserta didik menuliskan pendapat di google formulir tentang materi yang
disampaikan:
1. Pemahaman baru yang didapat setelah mengikuti kegiatan layanan dengan
materi meningkatkan motivasi belajar.
2. Perasaan positif yang didapat setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal.
3. Rencana kegiatan yang akan dilakukan peserta didik setelah mengikuti
kegiatan layanan.
3. Tindak Lanjut Melakukan konseling individu atau kelompok kepada peserta didik yang
membutuhkan layanan dari guru BK.
Erni, S.Pd
Mengetahui
Dosen Pembimbing Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar Kerja Peserta Didik
3. Instrumen Evaluasi Proses dan Hasil
Lampiran 1. Uraian Materi
1. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan
dari luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik meliputi
hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan untuk belajar, dan harapan akan
cita-cita siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik yang meliputi adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, pergaulan dengan teman sebaya, kegiatan belajar yang
menarik, dan adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Motivasi belajar Menurut Djamarah (2008: 149), motivasi yang berasal dari dalam
diri pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Hal ini dikarenakan di dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Bisa dikatakan bahwa arti motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat
yang muncul dari diri siswa atas dasar keinginannya sendiri, yaitu suatu daya penggerak
dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah
kegiatan belajar.
Motivasi belajar dapat dilihat dari karakter tingkah laku peserta didik yang
menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan tekun mencapai tujuan. Contoh
dan bentuk bentuk motivasi belajar di antaranya adalah pujian, memberi angka, hadiah,
gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, memberi hukuman,
dan lain sebagainya.
Namun dari analisis kebutuhan yang pernah dilakukan bahwa sebagian peserta
didik tingkat motivasi belajar masih rendah, hal ini disebabkan oleh pengaruh yang
berasal dari dalam diri maupun pengaruh yang berasal dari luar diri.
Contoh hal yang berkaitan dengan motivasi belajar rendah:
a. Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan.
b. Siswa termotivasi belajar hanya saat awal-awal pelajaran.
c. Ada masalah dalam keluarga.
d. Ada amasalah dengan teman sebaya.
e. Bosan di dalam kelas.
f. Mengikuti kelompok teman sebaya yang tidak baik (membolos, bermain game
online, nongkrong, merokok, minum-minuman keras).
b. Faktor ekstrinsik
1) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi belajar
hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek yakni:
a) Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan anggota keluarga memiliki peran dalam hal
mempengaruhi motivasi belajar seorang anak. Misalkan saja anak yang berasal
dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang kurang tinggi pasti
memiliki kendala dalam hal membangun motivasi belajar anaknya
b) Perekonomian keluarga
Tak dapat dipungkiri bahwa ekonomi keluarga memegang peranan dalam
memengaruhi motivasi belajar, akan muncul masalah klasik yang secara tidak
lansung memengaruhi motivasi belajar misalnya pemenuhan alat alat yang
berkaitan dengan kegiatan belajar disekolah antara lain pakaian, alat tulis
menulis dan uang jajan namun kadang muncul fenomena bahwa anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu justru merekalah yang berprestasi dan
sebaliknya anak yang berasal dari keluarga mampu justru mereka yang acuh tak
acuh.
c) Sistem sosial dalam keluarga
Dari analisa yang saya lakukan bahwa nilai-nilai atau norma yang diyakini
dalam suatu keluarga memberi pengaruh terhadap motivasi belajar contohnya
anak keturunan nelayan, mereka sangat dipengaruhi oleh aturan-aturan yang
terbentuk dalam keluarganya misalkan setelah pulang sekolah mereka sering
pergi membantu orang tua mereka menangkap ikan sehingga muncul paradigma
bahwa tak perlu sekolah tinggi untuk menjadi nelayan, biar tidak sekolah tetap
bisa jadi nelayan. Kita dapat lihat realita bahwa anak yang berasal dari pesisir
jarang memiliki pendidikan yang tinggi.
2) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan titik sentral dimana seorang anak berusaha untuk
membangun pengetahuannya dan oleh karena itu ada beberapa aspek dalam
lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a) sarana dan prasarana
sarana dan prasarana berpengaruh terhadap motivasi belajar, secara tidak
langsung kondisi dan ketersedian sarana akan dapat membangkitkan motivasi
belajar.
b) guru
guru sangat berperan dalam membangkitkan motivasi belajar siswa hal ini
karena guru berfungsi sebagai motivator, mediator dan fasilitator maka posisi
seorang guru sangat sentral dan paling utama dalam hal membangkitkan
motivasi belajar siswa.
c) manajemen sekolah
manajemen sekolah berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar,
kemampuan kepala sekolah dan staff pengajar dalam rangka mengatur dan
merancang jadwal pembelajaran memberi pengaruh dalam meningkatkan
motivasi belajar contoh misalkan penentuan mata pelajaran yang akan
diajarkan pertama dan terakhir misalkan matematika jangan diajarkan pada jam
terakhir karena konsentrasi siswa mulai berkurang
3) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan tempat seorang anak melakukan interaksi
setelah pulang sekolah didalam masyarakat seorang anak belajar tentang baik
buruk sehingga akan berpengaruh terhadap motivasi belajar dan dimasyarakat juga
seorang anak akan bertemu dengan guru yang mengajarinya di sekolah sehingga
tingkah laku guru dalam masyarakat akan memberi mereka cara pandang tentang
yang diajarkan gurunya, misalkan seorang guru yang selalu menyuruh anak
didiknya untuk shalat berjamaah namun justru guru tersebut yang jarang
melakukan shalat berjamaah jadi ini akan menjadi reaksi dari pengetahuan yang
diajarkan guru tersebut dan muncul ketidakpercayaan.
2. Bagaimana cara kalian bersikap dalam menghidari pengaruh dari lingkungan dan
teman sebaya yang dapat mempengaruhi motivasi belajar kalian? Jelaskan!
Jawaban :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
3. Komitmen apa yang akan kalian lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
setelah mengetahui penyebab yang mempengaruhi motivasi belajar bisa rendah?
Jelaskan! Jawaban :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Lampiran 3. Evaluasi Proses dan Hasil
(Dituangkan dalam Google Form)
No Pernyataan 1 2 Skor3 4
No Pernyataan 1 2 Skor3 4
Topik/Tema : ………………………………..
Kelas : ………………………………..
Tanggal : ………………………………..
No Pernyataan 1 2 Skor3 4
1 Peserta didik terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan layanan
2 Peserta didik antusias dalam memberikan tanggapan
3 Peserta didik kreatif mengajukan pertanyaan
4 Peserta didik saling menghargai, sopan dalam menyampaikan
pendapat ataupun pertanyaan
5 Layanan terselenggara dengan menyenangkan
6 Layanan sesuai alokasi waktu
7 Media layanan mudah diakses oleh peserta didik
B. TUJUAN KONSELING
Agar Peserta didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mengikuti kegiatan
belajar di kelas. Misalnya : tujuan konseling adalah melakukan penggalian secara lebih
mendalam mengenai lingkungan keluarga konseli, yang kemudian indikator mengenai yang
dimaksud dengan lingkungan keluarga konseli disesuaikan dengan indikator lingkungan
keluarga secara teoritis.Perumusan pernyataan tujuan harus jelas dan fokus data apa yang
ingin diperoleh.
LAMPIRAN
Alat asesmen yang digunakan untuk menggali informasi konseling
LAPORAN KONSELING
Pertemuan ke…
Hari/tanggal : .......................................................................................................
Konselor : ........................................................................................................
Konseli : ........................................................................................................
PROSES KONSELING
Berisi deskripsi tentang pelaksanaan konseling: jumlah pertemuan, waktu pelaksanaan, dan
proses konseling secara detail (apa yang dilakukan oleh konselor sejak awal hingga akhir sesi
konseling bersama konseli).
Deskripsi konseli: cara berpakaian, penampilan fisik, tanda-tanda sakit fisik, cacat fisik,
level energi, presentasi diri secara umum
Keluhan subjektif: presentasi masalah-masalah atau isu-isu dari sudut pandang konseli.
Apa yang konseli katakan tentang penyebab, lama, dan tingkat keseriusan isu atau masalah.
Apabila konseli memiliki lebih dari satu masalah, masalah tersebut diurut berdasarkan sudut
pandang konseli.
Penemuan obyektif: observasi konselor tentang tingkah laku konseli selama sesi konseling.
Hal ini meliputi: tingkah laku verbal dan non verbal antara lain: kontak mata, nada suara,
volume suara dan gerak tubuh. Konselor perlu membuat catatan bila terjadi perubahan bila
mendiskusikan topik tertentu atau terdapat tingkah laku yang kontradiktif.
HASIL KONSELING
Berisi tentang hasil apa yang dicapai pada penerapan pendekatan dan teknik konseling yang
telah dilakukan. Hasil konseling akan menggambarkan sejauh apa pencapaian tujuan
konseling yang telah ditetapkan pada ancangan konseling dapat diperoleh
Merupakan deskripsi hasil asesmen yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai
instrumen yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan konseling yang ditetapkan.
Dilengkapi interpretasi atau kesimpulan dari semua data hasil asesmen yang diperoleh pada
sesi ini. Berisi pula penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan
dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di dalamnya juga
terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya: Teknik Manajemen Diri. Langkah
Pertama yang akan dilakukan adalah self-monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan
oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst.
Selanjutnya penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah
dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses
konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi,
kognisi, dan tingkah laku konseli.
EVALUASI PERKEMBANGAN
Berisi pandangan konselor tentang konseli, apa yang ada dibalik perkataan dan perbuatan
konseli. Evaluasi ini dilakukan secara berkelanjutan. Sejauh apa konseli mengalami
perubahan dari sesi demi sesi, meliputi: emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli. Identifikasi
tema dan pola perkataan dan perbuatan konseli dengan mengacu pada teori-teori
perkembangan dan kepribadian. Termasuk pula hipotesis, interpretasi dan konseptualisasi
tentang konseli.
Berisikan penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah
dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses
konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi,
kognisi, dan tingkah laku klien.
REFLEKSI KONSELOR
Berisi refleksi konselor dalam proses konseling
LAMPIRAN
1. Verbatim wawancara konseling
2. Kertas kerja atau homework yang digunakan (tergantung pada pendekatan dan teknik
konseling yang digunakan)
3. Rekaman digital (audio visual)