Anda di halaman 1dari 6

LK 3.

2 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi,
Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Layanan

Lokasi SMPN 2 Tanjung Lago


Lingkup Pendidikan SMP
Tujuan yang ingin dicapai A. Tujuan Umum
Anggota kelompok dapat mengikuti aturan yang
berlaku dalam kehidupan sehari-hari
B. Tujuan Khusus
1. Anggota kelompok mampu membangun
pentingnya disiplin diri (C-6)
2. Anggota kelompok mampu merumuskan cara
untuk meningkatkan disiplin diri (P-4)
3. Anggota kelompok dapat membiasakan untuk
disiplin diri dalam kehidupan sehari-hari (A-5)
Penulis Reni Anggraini, S.Pd
Tanggal Sabtu, 29 Oktober 2022
Situasi: a. Latar Belakang
Kondisi yang menjadi latar Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari
belakang masalah, mengapa pendidikan, baik nonformal maupun formal. Pendidikan
praktik ini penting untuk nonformal adalah pendidikan yang diperoleh setiap
dibagikan, apa yang menjadi individu dari lingkungan keluarga maupun masyarakat
peran dan tanggung jawab anda sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang
dalam praktik ini. diperoleh melalui jalur pendidikan khusus pada suatu
lembaga yang berjenjang (Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas).
Menempuh pendidikan baik secara nonformal
maupun formal tidaklah mudah karena dibutuhkan
kedisiplinan yang tinggi agar dapat meraih kesuksesan.
Menurut Pridjodarminto (Tu’u, 2004) disiplin adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan atau keterikatan terhadap
sesuatu peraturan tata tertib. Gordon (1996)
berpendapat disiplin merupakan perilaku dan tata tertib
yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau
perilaku yang diperoleh dari pelatihan, misalnya disiplin
dalam kelas.
Pentingnya kedisiplinan juga dikemukakan oleh
Mulyasa (2003:108) yang menekankan bahwa perlunya
kedisplinan disekolah adalah untuk mendidik siswa agar
mencapai standar yang ditetapkan. Pendapat tersebut
menjelaskan kedisiplinan merupakan salah satu kunci
utama dalam mencapai kesuksesan. Menurut Tu’u
(2004) siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi
akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti
pelajaran kelas, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan
rumah dan memiliki kelengkapan belajar misalnya buku
dan alat belajar lainnya. Sebaliknya siswa yang kurang
disiplin maka tidak menunjukkan kesiapan dalam
mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas-tugas,
suka membolos, tidak mengerjakan pekerjaan rumah
dan tidak memiliki kelengkapan belajar. Kedisiplinan
berfungsi sebagai pengejar pengendalian diri,
menghormati dan mematuhi otoritas (Sobur, 2008).
Namun realitanya meskipun kedisiplinan itu
sangat penting akan tetapi masih banyak siswa yang
mengalami permasalahan kedisiplinan disekolah. Bukan
hanya pelanggaran yang terjadi dalam proses
pembelajaran saja namun diluar pembelajaran pun
masih banyak pelanggaran yang dilakukan oleh siswa
seperti datang kesekolah tidak tepat waktu, berpakaian
tidak rapi dan lain sebagainya. Ketidak disiplinan siswa
dapat dilihat melalui perilaku siswa di dalam kelas, di
luar kelas, di lingkungan sekolah dan prilaku
kedisiplinan di rumah (Silawati, 2013).
Berdasarkan hasil AKPD, observasi dan hasil
wawancara yang yang dilakukan oleh guru BK dengan
guru Mapel, wali kelas serta rekan sejawat, diperoleh
informasi bahwa penyebab masalah perilaku tidak
disiplin pada siswa adalah:
1. Atribut kurang lengkap
2. Terlambat datang kesekolah
3. Tidak mengerjakan tugas
4. Mengganggu kelas yang sedang belajar
5. Menyontek dan tidak memperhatikan pelajaran yang
sedang dijelaskan oleh guru
6. Tidak hadir kesekolah (Alfa)
7. Membolos
8. Keluar masuk kelas
9. Berkelahi
10. Membawa rokok dan merokok di lingkungan
sekolah
Dan berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan secara umum dapat diketahui bahwa
penyebab siswa melakukan prilaku tidak disiplin
disekolah adalah karena kurangnya perhatian dari
orang tua, pendidikan karakter yang kurang baik dari
orang tuanya, kurangnya pemahaman siswa tentang
makna kedisiplinan itu sendiri, kurangnya kesadaran
siswa dalam mengatur waktu luang dan mengikuti
pergaulan teman yang kurang baik. Hal tersebut senada
dengan yang dikemukakan oleh Stern (Wicaksono,
2013) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan salah satunya adalah faktor dari luar yaitu
lingkungan, dimana faktor lingkungan terutama
dukungan sosial dapat mempengaruhi seseorang untuk
bersikap disiplin.
b. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik yang sudah dilakukan penting untuk dibagikan,
agar siswa menyadari bahwa kedisiplinan itu penting
untuk diterapkan dengan adanya perilaku disiplin dalam
diri siswa, siswa akan menjadi lebih tertib dan teratur
menjalankan kehidupannya, serta siswa juga dapat
mengerti bahwa kedisiplinan itu penting bagi masa
depan mereka kelak, karena dapat membangun
kepribadian siswa yang kokoh dan bisa diharapkan
berguna bagi semua pihak. Serta prilaku disiplin dapat
menuntun siswa dalam menghargai waktu, efektif dan
menekankan semua tindakan ada tujuan dan target
sesuai yang dibutuhkan serta siswa dapat bersikap dan
berprilaku yang baik, konsekuen atau tanggung jawab.
c. Peran dan tanggungjawab
Peran dan tanggungjawab saya pada best practice ini
sebagai guru BK adalah memberikan layanan
bimbingan kelompok kepada siswa yang memiliki
masalah kedisiplinan dimana telah diketahui melalui
proses bimbingan kelompok siswa dapat memadukan
kekuatan serta kemampuan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya, siswa menjadi lebih
terarah dan dapat merubah perilaku siswa lebih disipin.
Dan siswa menyadari bahwa dengan berdisiplin akan
membuat belajar lebih efektif dan efesien.
Tantangan : a. Tantangan yang dihadapi adalah:
Apa saja yang menjadi Dalam pelaksanaan PPL Aksi-2, tentu terdapat beberapa
tantangan untuk mencapai tantangan yang dihadapi. Hal yang menjadi tantangan
tujuan tersebut? Siapa saja yang utnuk mencapai tujuan Aksi-2, yaitu:
terlibat? 1. Kondisi sekolah. Dimana di sekolah belum memiliki
ruangan BK yang memadai dan sesuai dengan
standar BK sehingga kegiatan layanan dilakukan
outdoor. Tetapi tidak mengurangi semangat siswa
dalam mengikuti layanan.
2. Listrik yang tiba-tiba mati. Hal ini berpengaruh
terhadap kestabilan jaringan internet.
3. Padatnya jadwal kegiatan belajar siswa. Hal ini
berpengaruh terhadap kesepakatan waktu dengan
anggota kelompok.
4. Keaktifan dari masing-masing anggota kelompok.
Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan
dinamika kelompok dalam pelaksanaan PPL Aksi-2.
5. Keterbatasan tripod penyangga Handphone yang
digunakan untuk merekam PPL Aksi-2.
b. Yang terlibat:
Dalam mensukseskan PPL Aksi-2, saya melibatkan
berbagai pihak, diantaranya yaitu:
1. Kepala Sekolah, selaku pimpinan di SMPN 2
Tanjung Lago
2. Bunda Marfuatun selaku Dosen dan Pak Hendru
selaku guru Pamong.
3. Zulkarnain selaku Kepala Tata Usaha (TU) yang
sudah membantu proses rekaman dan menentukan
tata letak kamera.
4. Peserta didik selaku anggota kelompok yang sudah
bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti
layanan bimbingan kelompok.
5. Dan semua pihak yang terlibat.
Aksi : a. Langkah untuk menghadapi tantangan:
Langkah-langkah apa yang Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
dilakukan untuk menghadapi tantangan PPL Aksi-2 yaitu:
tantangan tersebut/ strategi apa 1. Melakukan koordinasi dengan anggota kelompok
yang digunakan/ bagaimana tentang PPL Aksi-2 agar semua anggota kelompok
prosesnya, siapa saja yang paham apa tugas dan tanggung jawab yang harus
terlibat / Apa saja sumber daya dilakukan selama proses layanan.
atau materi yang diperlukan 2. Melakukan koordinasi dengan anggota kelompok
untuk melaksanakan strategi ini tentang kesepakatan layanan (hari, waktu dan
tempat).
3. Melakukan kolaborasi dengan wakil kurikulum
sehingga mendapatkan izin untuk melaksanakan
layanan PPL Aksi-2 dilapangan sekolah (outdoor).
4. Melakukan penataan tempat agar anggota kelompok
merasa lebih nyaman serta dapat menunjang
pelaksanaan PPL Aksi-2.
5. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk
melaksanakan PPL Aksi-2.
b. Strategi:
Strategi yang saya gunakan untuk menghadapi
tantangan PPL Aksi-2 yaitu melakukan kolaborasi/
kerjasama dengan pihak-pihak yang menunjang
pelaksanaan kegiatan. Pihak-pihak tersebut diantaranya:
1. Kepala sekolah dan wakil kurikulum yang sudah
memberikan izin
2. Kepala TU yang sudah membantu proses rekaman
video dan tata letak kamera
3. Siswa selaku anggota kelompok yang terlibat dalam
layanan BKp.
c. Proses:
Dalam proses memberikan layanan BKp tentunya
diperlukan sumber/ materi. Sumber dan materi yang
digunakan dalam kegiatan BKp, diantaranya:
1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Peserta didikng untuk SMP-MTs
kelas 7, Yogyakarta, Paramitra Publishing
2. http://mintotulus.wordpress.com
3. https://bobo.grid.id/amp/08674862/mengapa-kita-
wajib-menggunakan-seragam-sekolah
Refleksi Hasil dan dampak a. Dampak aksi:
Bagaimana dampak dari aksi 1. Dengan strategi layanan BKp dapat terlaksana
dari Langkah-langkah yang dengan baik sesuai dengan apa yang sudah
dilakukan? Apakah hasilnya direncanakan.
efektif? Atau tidak efektif? 2. Anggota kelompok begitu antusias saat mengikuti
Mengapa? Bagaimana respon kegiatan layanan, terutama pada saat dilakukan
orang lain terkait dengan strategi permainan dalam BKp.
yang dilakukan, Apa yang 3. Anggota kelompok mampu mengemukan
menjadi faktor keberhasilan atau pendapatnya terkait sub topik layanan serta mampu
ketidakberhasilan dari strategi mengemukan pendapatnya mengenai cara untuk
yang dilakukan? Apa layanan menjadi lebih disiplin dalam berpakaian.
dari keseluruhan proses tersebut 4. Selain itu masing-masing anggota kelompok mampu
mengemukakan pendapat terkait solusi yang akan
diterapkan dalam menyelesaikan permsalahannya.
5. Tercapainya tujuan kegiatan sesuai dengan harapan
dapat memberikan efek yang positif terhadap tugas
perkembangan yang harus dicapai oleh anggota
kelompok.
b. Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif ?
Cukup efektif, Berdasarkan evaluasi siswa yaitu :
1. Anggota kelompok memahami dengan baik tujuan
yang diharapkan dari materi layanan
2. Anggota kelompok memperoleh banyak
pengetahuan dan informasi materi layanan
khususnya terkait disiplin dalam berpakaian/
penampilan
3. Anggota kelompok menyadari akan pentingnya
disiplin dalam berpakaian/ penampilan
4. Anggota kelompok mampu membiasakan untuk
disiplin diri dalam kehidupan sehari-hari
c. Respon orang lain
Pelaksanaan PPL Aksi-2 memperoleh respon dari pihak
lain seperti:
1. Kepala sekolah, wakil, wali kelas dan guru Mapel
sangat mendukung sepenuhnya kegiatan PPL ini
dan yang telah dilaksanakan agar mampu
memberikan pemahaman kepada anggota kelompok
serta mengentaskan permasalahan yang dialami oleh
anggota kelompok.
2. Rekan sejawat memberikan respon yang sangat
positif dan antusias, sehingga beliau juga ingin
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
kelompok sesuai dengan tahap-tahapnya. Hal ini
tentunya akan memberikan pengaruh terhadap
perubahan paradigma penyelesaian permasalahan
anggota kelompok yang selama ini belum sesuai
dengan layanan BK yang sesungguhnya.
3. Anggota kelompok pada PPL Aksi-2 yang
memberikan respon positif dikarenakan anggota
kelompok begitu antuasias saat mengikuti layanan
serta mampu mengemukakan pendapatnya dalam
mengikuti kegiatan yang telah dilaksanakan.
d. Faktor pendukung keberhasilan:
1. Dukungan kepala sekolah, kepala TU, wakil Kepala
Sekolah, wali kelas, guru mapel serta rekan sejawat
yang telah memberikan motivasi dan semangat untuk
pelaksanaan PPL Aksi-2 ini.
2. Situasi dan kondisi yang mendukung kegiatan
pelaksanaan PPL Aksi-2 ini.
3. Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung
proses layanan.
e. Faktor ketidakberhasilan:
Pengambilan video pada saat pelaksanaan proses
kegiatan PPL Aksi-2 belum optimal karena keterbatasan
tripod sehingga hasil video masih goyang dan resolusi
kecerahan video masih kurang.
f. Pembelajaran yang bisa diambil:
1. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling lebih
tertib dan lebih terstruktur sehingga pemberian
layanan BK lebih optimal.
2. Penyelesaian permasalahan yang dialami oleh
anggota kelompok lebih terstruktur.
3. Guru BK mampu menyiapkan media dan alat/ bahan
lebih inovatif dan lebih kreatif lagi.

Anda mungkin juga menyukai