Anda di halaman 1dari 14

FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X

Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya


PENGARUH PUNISHMENT TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA
KELAS X IIS-A DI SMA SWASTA KAMPUS TELUKDALAM

Felistina Bazikho
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, Universitas Nias Raya
(felistinabazikho85@gmail.com)

Abstrak
Membentuk kedisiplinan perlu diberikan punishment (hukuman) yang merupakan bagian
dari sebuah pendidikan yaitu untuk memperbaiki tingkah laku peserta didik. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh punishment terhadap kedisiplinan siswa. Jenis
penelitian deskriptif melalui metode penelitian kualitatif. Instrumen penelitian adalah
angket, populasi dan sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas X IIS-A SMA Swasta
Kampus Telukdalam. Hasilpenelitianadalahthitung= 6,281>ttabel= 2,074 atau hipotesis diterima
(Ha). Kesimpulan adalahada pengaruh punishment terhadap kedisiplinan siswa kelas X IIS-
A di SMA Swasta Kampus Telukdalam. Punishment dapat menumbuhkan kesadaran
dalam diri siswa agar menyadari bahwa setiap tindak pelanggaran memiliki konsekuensi
yang harus di pertanggung jawabkan, memperbaiki sikap, perilaku, dan perbuatan
peserta didik yang salah kearah kebaikan sesuai dengan nilai dan norma kebaikan. Saran
1) Bagi siswa hendaknya melatih dan membiasakan sikap disiplin di sekolah, dan di
rumah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya tidak hanya pada mata pelajaran
tertentu tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya. 2) Bagi guru hendaknya untuk
memberi contoh, mengajarkan, mengembangkan, dan membiasakan disiplin kepada siswa
dalam proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas serta mentaati tata
tetib sekolah. 3) Bagi sekolah hendaknya memiliki berbagai tata tertib yang mampu
membentuk, membiasakan, dan menerapkan disiplin belajar siswa, serta memiliki sanksi
yang mengikat seluruh warga sekolah apabila melanggar tata tertib sekolah yang telah
ditentukan. 4) Bagi peneliti lain, diharapkan mampu merumuskan angket dengan kalimat
sederhana sehingga dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa, dan mencari sumber
pustaka yang lebih banyak, sehingga gambaran, informasi dan masukan tentang
pengaruh punishment terhadap kedisiplinan siswa.

Kata Kunci: Punishment; kedisiplinan; siswa


Abstract
Forming discipline needs to be given punishment (punishment) which is part of an education,
namely to improve the behavior of students. The purpose of this study was to determine the effect of
punishment on student discipline. This type of descriptive research through qualitative research
methods. The research instrument is a questionnaire, the population and the research sample are all
students of class X IIS-A Private High School Telukdalam Campus. The results of the study are
tcount = 6.281>ttable = 2.074 or the hypothesis is accepted (Ha). The conclusion is that there is an

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
effect of punishment on the discipline of class X IIS-A students at the Telukdalam Private High
School Campus. Punishment can foster awareness in students to realize that every act of violation
has consequences that must be accounted for, improve the attitudes, behavior, and actions of
students who are wrong towards goodness in accordance with the values and norms of goodness.
Suggestions 1) Students should train and get used to discipline at school and at home, so that they
can improve their learning achievement not only in certain subjects but also in other subjects. 2)
Teachers should set an example, teach, develop, and familiarize students with discipline in the
teaching and learning process both inside and outside the classroom and obeying school rules and
regulations. 3) Schools should have various rules that are able to form, familiarize, and apply
student learning discipline, and have sanctions that bind all school members if they violate the
school rules that have been determined. 4) For other researchers, it is hoped that they will be able to
formulate a questionnaire in simple sentences so that it can be more easily understood by students,
and look for more library sources, so that descriptions, information and input about the effect of
punishment on student discipline.

Keywords: Punishment; discipline; student

A. Pendahuluan bersangkutan mampu menghadapi dan


Pendidikan merupakan salah memecahkan problem kehidupan yang
satu faktor yang penting untuk dihadapinya”.
memajukan suatu bangsa. Pendidikan Berdasarkan pendapat tersebut
adalah suatu proses untuk memperoleh maka pendidikan memiliki makna
dan mengembangkan pengetahuan, semua hal dalam aspek kehidupan yang
keterampilan, sikap dan juga mempengaruhi pertumbuhan peserta
pengalaman peserta didik, dimana didik sebagai pengalaman belajar yang
aspek-aspek yang diperoleh tersebut berlangsung dalam segala lingkungan,
akan berkembang dalam diri peserta baik dalam lingkungan sekolah maupun
didik untuk diterapkan dan menjadi di lingkungan masyarakat. Pendidikan
pedoman untuk menjalani kehidupan yang berlangsung di sekolah dan
dalam membangun bangsa.Melalui pembelajaran merupakan satu paket
pendidikan yang baik, diperoleh hal-hal yang tidak terpisahkan, pembelajaran
baru sehingga dapat digunakan untuk merupakan bagian penting dari proses
menciptakan sumber daya manusia pendidikan. Untuk memiliki kualitas
yang berkualitas. Suatu bangsa apabila pendidikan yang baik maka perlu
memiliki sumber daya manusia yang konsep pembelajaran yang baik pula.
berkualitas, tentunya mampu Kegiatan pembelajaran diselenggarakan
membangun bangsanya menjadi lebih untuk membentuk watak, membangun
maju. Trianto (2012:1) mengemukakan pengetahuan, sikap dan kebiasaan-
bahwa “Pendidikan yang mampu kebiasaan untuk meningkatkan mutu
mendukung pembangunan di masa kehidupan peserta didik.
mendatang adalah pendidikan yang Kegiatan pembelajaran dapat
mampu mengembangkan potensi berlangsung dengan baik apabila siswa
peserta didik, sehingga yang memiliki kedisiplinan, dimana

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
permasalahan dalam penerapan meningkatkan mutu dan kualitas
kedisiplinan sering dialami peserta pembelajaran. Oleh karena itu
didik. Kedisiplinan siswa di sekolah kurangnya kedisiplinan siswa
suatu cerminan langsung dari menjadikan suatu masalah yang
kepatuhan siswa dalam melakukan berdampak siswa kurang maksimal
peraturan yang ada di sekolah. dalam mengikuti pembelajaran
Kepatuhan siswa dalam menjalankan sehingga berpengaruh dengan prestasi
segala peraturan yang berlaku dapat belajar siswa. Kedisiplinan merupakan
mendukung terciptanya kondisi belajar hal paling penting dalam diri peserta
mengajar yang nyaman, sehingga dapat didik untuk menjadi seorang individu
mencapai hasil yang optimal. yang patuh dan taat terhadap segala
Kedisiplinan merupakan sikap yang peraturan yang ada. Kedisiplinan yang
menunjukan kesediaan untuk menepati dimiliki peserta didik akan membantu
atau mematuhi ketentuan, tata tertib siswa itu sendiri dalam tingkah lakunya
yang berlaku di sekolah. sehari-hari, baik di sekolah maupun di
Kedisiplinan terhadap peraturan rumah. Peserta didik akan mudah
dan tata tertib harus diterapkan, karena menyesuaikan diri dengan lingkungan
peraturan dan tata tertib merupakan yang dihadapinya. Kedisiplinan
suatu kesatuan yang tidak dapat merupakan modal dasar dalam
dipisahkan sebagai pembentukan keberhasilan belajar, dalam mencapai
disiplin siswa dalam mentaati peraturan tujuan belajar yang baik, diperlukan
di dalam kelas maupun di luar kelas. sikap disiplin dalam proses belajar.
Sikap disiplin yang tertanam dalam diri Kedisiplinan tidak hanya ditunjukkan
siswa dapat membentuk sikap yang untuk mematuhi tata tertib sekolah
teratur sehingga segala sesuatu yang tetapi juga untuk mendisiplinkan diri
dilakukan sesuai dengan rencana yang sendiri supaya menjadi pribadi yang
diinginkan. Melalui kedisiplinan yang tertib dan patuh pada peraturan yang
dilakukan siswa dapat mewujudkan berlaku dimanapun peserta didik
kondisi lingkungan belajar yang berada. Kedisiplinan belajar suatu
nyaman. Tanpa kedisiplinan yang baik, tindakan yang menunjukkan perilaku
suasana sekolah dan juga kelas menjadi tertib dan patuh pada berbagai
kurang kondusif bagi kegiatan ketentuan dan peraturan yang
pembelajaran sehingga proses belajar diberlakukan baik guru atau pihak
mengajar tidak akan berjalan dengan sekolah, tanpa adanya kesadaran akan
lancar sesuai dengan rencana. Dalam keharusan melaksanakan aturan yang
proses pembelajaran, kedisiplinan sudah ditentukan sebelumnya, proses
menjadi alat yang bersifat mencegah pembelajaran tidak akan mencapai
hal-hal yang dapat menghambat selama target yang maksimal.
proses belajar, untuk itu berbagai Individu yang memiliki
peraturan diterapkan dalam sekolah kedisiplinan, dapat melaksanakan tugas
guna meningkatkan kedisiplinan. belajarnya dengan tertib dan teratur
Kedisiplinan mempunyai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
peranan yang penting dalam upaya Peserta didik yang memiliki

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
kemampuan kognitif namun tanpa usaha yang maksimal, dengan
didukung oleh memiliki kedisiplinan mengatur diri dengan sebaik-baiknya
maka akan kesulitan dalam menggapai dan melaksanakan semua peraturan-
prestasi yang maksimal. Sikap peraturan yang telah ditentukan
kedisiplinan dari peserta didik perlu sekolah. Di dalam pembelajaran,
untuk diperhatikan, hal ini disebabkan kedisiplinan di sekolah sangat
sikap kedisiplinan turut memengaruhi dibutuhkan karena tanpa adanya
tingkat keberhasilan dari proses kesadaran melaksanakan aturan yang
kegiatan pembelajaran. Tanpa ada ditetapkan sebelumnya, pembelajaran
kesadaran akan kedisiplinan, tidak akan berjalan efektif dan optimal.
pembelajaran tidak mencapai target Berdasarkan pengalaman
yang maksimal. Karena tujuan dari peneliti pada saat PLP II di SMA Swasta
kedisiplinan selain untuk membina Kampus Telukdalam banyak faktor
perilaku siswa dan mengembangkan yang mempengaruhi proses belajar
sikap tanggung jawab siswa sebagai peserta didik salah satunya
seorang pelajar tidak lain adalah untuk kedisiplinan. Ketidakdisiplinan siswa
meningkatkan kualitas proses terlihat dari banyaknya siswa yang
pembelajaran. terlambat, siswa tidak memakai
Idealnya kedisiplinan sangat seragam sekolah sesuai jadwal yang
penting, karena sikap kedisiplinan ditentukan, misalnya hari sabtu
bertujuan agar dapat menjaga dari seharusnya menggunakan pakaian
perilaku yang menyimpang dan hal-hal pramuka, tetapi siswa menggunakan
yang dapat menganggu dalam proses seragam putih abu-abu, siswa tidak
pembelajaran. Penanaman kedisiplinan membawa buku pelajaran sesuai jadwal
di sekolah ditujukan agar semua dan ketidakhadiran siswa.
individu yang berada di dalamnya Permasalahan lain ketika proses
bersedia dengan suka rela mematuhi pembelajaran bahwa adanya peserta
dan mentaati segala peraturan dan tata didik yang kurang memperhatikan guru
tertib yang berlaku tanpa paksaan. di depan ketika menjelaskan, bercanda
Apabila setiap siswa dapat selama jam pelajaran, mengobrol di
mengendalikan diri dan mematuhi kelas, dan menggangu teman lain saat
semua norma-norma yang berlaku proses pembelajaran. Perilaku peserta
maka hal itu dapat menciptakan didik yang demikian mencerminkan
lingkungan dan pengalaman yang bahwa dalam diri anak tersebut belum
positif pada siswa. Kedisiplinan tertanam kedisiplinan yang baik.
membuat siswa terlatih dan mempunyai Pelanggaran-pelanggaran
kebiasaan melakukan tindakan yang tersebut harusnya tidak dilakukan oleh
baik serta dapat mengontrol setiap siswa, karena bedampak pada prestasi
tindakannya sehingga siswa akan taat, belajar. Menurut peneliti kedisiplinan
patuh dan tertib terhadap kegiatan menjadi salah satu faktor yang cukup
belajar mengajar. Siswa dengan dominan bagi peserta didik untuk
kedisiplinan yang baik akan selalu mencapai prestasi belajar yang
berusaha melakukan sesuatu dengan memuaskan. Peserta didik memiliki

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda, mengerjakan tugas pekerjaan rumah,
ada yang memiliki kedisiplinan yang dan terlambat masuk kelas apalagi
tinggi, sedang, dan rendah. Sebagian setelah jam istirahat masih ada yang
peserta didik ada yang memiliki pergi ke toilet, dan ke kantin. Bentuk
kedisiplinan baik dan kurang baik, hal hukuman yang diberikan guru ketika
ini dikarenakan setiap peserta didik ada siswa yang terlambat akan dijewer
memiliki perbedaan cara belajar, telinganya, memungut sampah atau
motivasi, perhatian orang tua dan yang membersihkan lingkungan sekolah,
terpenting yaitu kesadaran diri sedangkan siswa yang absen akan di
pentingnya mematuhi peraturan. denda, dan siswa yang tidak
Berdasarkan gambaran yang mengerjakan tugas disuruh guru berdiri
terlihat kurangnya kedisiplinan peserta di depan kelas, dan melipatkagandakan
didik maka punishment (hukuman) salah tugas yang diberikan guru misalnya
satu cara yang dilakukan guru untuk tugas sebelumnya ada lima soal, maka
mengatasi kurangnya kedisiplinan pada akan ditambahkan menjadi sepuluh
peserta didik. Selama peneliti mengikuti soal. Bentuk hukuman bagi siswa yang
PLP II di SMA Swasta Kampus terlambat masuk kelas lebih dari tiga
Telukdalam beberapa bentuk kali, disuruh menulis lima puluh
punishment (hukuman) yang diberikan halaman yang menyatakan tidak
guru seperti siswa yang terlambat akan terlambat lagi. Selain itu, bagi siswa
dijewer telinganya, memungut sampah yang sering cabut, terlibat perkelahian,
atau membersihkan lingkungan dan merokok di lingkungan sekolah
sekolah, sedangkan yang absen akan di maka dilakukan pemanggilan orangtua,
denda lima ribu rupiah per siswa setiap dan apabila juga siswa masih
kali absen. Untuk memperjelas hasil melakukan hal yang sama maka
pengamatan, peneliti melakukan tindakan yang dilakukan oleh pihak
wawancara kepada beberapa siswa dan sekolah adalah pemecatan.
guru mata pelajaran Ilmu-ilmu Sosial Menurut peneliti, untuk
(IIS) bagaimana pandangannya membentuk kedisiplinan perlu
terhadap kedisiplinan siswa dan bentuk diberikan punishment (hukuman) yang
punishment (hukuman) yang diberikan, merupakan bagian dari sebuah
hasil dari wawancara bahwa ada pendidikan yaitu untuk memperbaiki
relevansinya dengan pengamatan tingkah laku peserta didik. Dalam
peneliti dimana kesadaran siswa akan mendidik peserta didik perlu
pentingnya kedisiplinan cenderung kedisiplinan, tegas dalam hal apa yang
rendah dan mengabaikan. harus dilakukan dan apa yang dilarang
Bentuk-bentuk pelanggaran serta tidak boleh dilakukan.
yang dilakukan siswa yaitu terlambat, Kedisiplinan perlu dibina agar peserta
tidak menggunakan seragam sekolah didik mengerti dan dapat membedakan
sesuai jadwal yang telah ditentukan, perilaku yang baik dan perilaku yang
dan juga dalam proses belajar ada yang buruk, belajar mengendalikan keinginan
tidak membawa catatan atau buku dan berbuat sesuatu tanpa adanya
pelajaran, sering absen, tidak peringatan dari orang lain, dan setiap

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
peserta didik yang melanggar yang menyenangkan bagi siswa,
secepatnya diperingatkan. Punishment diharapkan dengan pemberian
diberikan oleh guru kepada peserta punishment dan reward yang tepat akan
didik sebab peserta didik melaksanakan meningkatkan kedisiplinan siswa.
pelanggaran ataupun kesalahan. Berdasarkan uraian latar
Punishment diberikan membuat belakang masalah tersebut di atas, maka
peserta didik menyesali perbuatan yang peneliti melakukan penelitian dengan
salah, saat ini masih banyak peserta judul penelitian “Pengaruh Punishment
didik yang menampilkan sikap yang Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas X
tidak disiplin. Peserta didik yang IIS-A di SMA Swasta Kampus
memiliki kebiasaan buruk atau perilaku Telukdalam”.
buruk maka salah satu alat yang dapat
digunakan agar menyadarkannya Rumusan masalah dalam
adalah dengan punishment (hukuman). penelitian ini adalah “Apakah ada
Punishment (hukuman) membantu pengaruh punishment terhadap
peserta didik menyadari bahwa kedisiplinan siswa kelas X IIS-A di
tindakan mereka memiliki konsekuensi, SMA Swasta Kampus Telukdalam”.
baik terhadap orang lain maupun
terhadap dirinya sendiri. Punishment Tujuan penelitian ini adalah
(hukuman) diterapkan ketika peserta untuk mengetahui pengaruh
didik melanggar peraturan yang telah punishment terhadap kedisiplinan siswa
diberlakukan di sekolah. Membentuk kelas X IIS-A di SMA Swasta Kampus
kedisiplinan peserta didik, punishment Telukdalam.
(hukuman) menjadi salah satu alternatif
yang dapat dilakukan guru, hal tersebut MenurutShoimin (2014:157)
dimaksudkan agar peserta didik bahwa “Punishment biasanya dilakukan
menghentikan atau meninggalkan ketika apa yang menjadi target tertentu
perbuatanyang melanggar peraturan, tidak tercapai, atau ada perilaku anak
kemudian tidak mengulanginya lagi yang tidak sesuai dengan norma-norma
dan memberikan efek jera bagi yang yang diyakini oleh sekolah tersebut”.
lain, dan juga reward (penghargaan) Menurut Amri (2013:171) “Disiplin
dapat diberikan ketika siswa sukses diartikan sebagai kepatuhan terhadap
berhasil menyelesaikan tugas dengan peraturan atau tunduk pada
baik, sehingga pemberian reward pengawasan, dan pengendalian.
sebagai bentuk penguatan positif Disiplin sebagai latihan yang bertujuan
diberikan pendidik (guru) kepada siswa mengembangkan diri agar dapat
sebagai wujud tanda kasih sayang, berperilaku tertib”.
penghargaan atas kemampuan dan
prestasi seseorang, bentuk dorongan B. Metode Penelitian
atau tanda kepercayaan. Pemberian Metode penelitian merupakan
reward dapat berupa kata-kata pujian, prosedur atau cara ilmiah untuk
senyuman, tepukan punggung atau mendapatkan data dengan tujuan
bahkan berbentuk materi serta sesuatu tertentu. Metode penelitian yang

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
digunakan dalam penelitian ini jenis
penelitian kuantitatif. Menurut Instrumen merupakan alat dalam
Sugiyono (2013:14) metode penelitian pengumpulan data yang dibutuhkan
kuantitatif adalah “Metode yang dalam kegiatan penelitian. Menurut
berlandaskan pada filsafat positivisme, Sugiyono (2013:148) “Instrumen
digunakan untuk meneliti pada populasi penelitian merupakan suatu alat yang
atau sampel tertentu, teknik digunakan mengukur fenomena alam
pengambilan sampel pada umumnya maupun sosial yang diamati”. Kuesioner
dilakukan secara random, pengumpulan yang digunakan dalam penelitian yaitu
data menggunakan instrument kuesioner tentang punisment dan
penelitian, analisis data bersifat kedisiplinan siswa yang disusun
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk berdasarkan indikator.
menguji hipotesis yang telah
ditetapkan”. Jenis penelitian kuantitatif Teknik pengumpulan data dalam
digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini menggunakan kuesioner
mengukur pengaruh punishment atau angket. Angket yang digunakan
terhadap kedisiplinan siswa kelas X IIS- dalam penelitian ini tentang punishment,
A di SMA Swasta Kampus Telukdalam. dan kedisiplinan siswa. Pengukuran
Populasi adalah keseluruhan subyek yang digunakan adalah dengan
penelitian yang akan diteliti, menurut menggunakan skala Likert.
Riduwan (2015:54) “Populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada Teknik analisis data dalam
suatu wilayah dan memenuhi syarat- penelitian iniadalahujivaliditas,
syarat tertentu berkaitan dengan ujireliabilitas,
masalah penelitian”. Adapun yang menghitungkoefisienkorelasi,
menjadi populasi penelitian adalah koefisiendeterminan, regresisederhana,
seluruh siswa kelas X IIS-A. Sampel danujihipotesis.
penelitian adalah sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
dapat mewakili seluruh populasi. Punishment merupakan bagian dari
Riduwan (2015:56) “Sampel adalah sebuah pendidikan yaitu untuk
bagian dari populasi yang mempunyai memperbaiki tingkah laku siswa. Siswa
ciri-ciri atau keadaan terntentu yang yang memiliki kebiasaan buruk atau
akan diteliti”. Selanjutnya, Arikunto perilaku buruk maka salah satu alat
(2006:134) mengemukakan “apabila yang dapat digunakan agar
subjeknya kurang dari 100, lebih baik menyadarkannya adalah dengan
diambil semua sehingga penelitiannya hukuman. Shoimin (2014:157)
merupakan penelitian populasi”. Maka mengemukakan “Punishment diartikan
yang menjadi sampel penelitian sebagai hukuman atau sanksi.
adalahseluruh siswa kelas X IIS-A yang Punishment biasanya dilakukan ketika
berjumlah 24 orang siswa dengan jumlah apa yang menjadi target tertentu tidak
laki-laki 19 orang, dan perempuan 5 tercapai, atau ada perilaku anak yang
orang.

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
tidak sesuai dengan norma-norma yang ghancurkanbarangtemannyamakakonse
diyakini oleh sekolah tersebut”. kuensinyasiswaharusmenggantinyaatau
Punishment membantu siswa membelikannyadengan yang baru, Time
menyadari bahwa tindakan mereka out,
memiliki konsekuensi, baik terhadap dimanaketikasiswaberperilakutidaksesu
orang lain maupun terhadap dirinya aimakaiaditempatkan di tempat yang
sendiri. Punishment diterapkan ketika sepidanmembosankantetapitidakmenak
siswa melanggar peraturan yang telah utkan, danskors di
diberlakukan di sekolah. Rosyid, sekolahmenempatkansiswadalamruanga
Rahmah, dan Rofiqi (2019:15) n yang senyapdanmembosankan, siswa
mengemukakan “Pemberian punishment yang
ditujukan kepada orang tersebut untuk mendapatkanhukumaninijugamengerjak
menekan atau memperlemah salah satu antugas-tugaskelassebagaimanasiswa-
perilakunya yang dianggap kurang baik. siswa yang lain yang
Sehingga dengan adanya perlakuan tidakmendapatkanhukuman.
dengan sendirinya akan mempunyai Berdasarkan indikator variabel
kesadaran yang dibuktikan dengan punishment bahwa teguran yang
berkurangnya pelanggaran-pelanggaran disampaikansecaralangsung,
yang mereka perbuat melalui berbagai singkatdantidakemosionalakanberpenga
amcam hukuman yang telah dilakukan”. ruhpositifterhadapperilakusiswa,
Punishment diberikan agar siswa biayarespon yang
menyadari kesalahannya dan yang sangatefektifadalahketikadikombinasika
bersangkutan menjadi jera, dan tidak ndenganpenguatanterhadapperilaku
melakukannya kembali serta menjadi yang sesuaiartinyadiberikanhukuman
pelajaran bagi yang lain agar tidak yang
melakukan pelanggaran. Sejalan dengan bersifatmendidiksehinggatidakhanyame
pendapat Tu’u (2008:42) sanksi mberikanefekjeratetapimenjadimotivasiu
diharapkan mempunyai nilai ntuklebihbaiklagi.
pendidikan. Artinya siswa menyadari Indikatorketikasiswamenghancurkanbar
bahwa perbuatan yang salah akan angtemannyamakakonsekuensinyasiswa
membawa akibat yang tidak harusmenggantinyaataumembelikannya
menyenangkan dan harus ditanggung dengan yang baruberartidisiniadanilai
olehnya. Dengan demikian diharapkan tanggungjawabyaituberaniberbuatmaka
tidak ada lagi pelanggaran yang sama mampuuntukmempertanggungjawabka
atau yang lain. n.Indikatorketikasiswaberperilakutidaks
Indikatorpunishmentadalah teguran esuaimakadiaditempatkan di tempat
yang disampaikansecaralangsung, yang
singkatdantidakemosionalakanberpenga sepidanmembosankantetapitidakmenak
ruhpositif, biayarespon yang utkan, indicatorskors di
sangatefektifadalahketikadikombinasika sekolahmenempatkansiswadalamruanga
ndenganpenguatanterhadapperilaku n yang senyapdanmembosankan,
yang sesuai, siswayang
konsekuensilogisdimanaketikasiswamen mendapatkanhukumaninijugamengerjak

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
antugas-tugaskelassebagaimanasiswa- sudah memiliki disiplin yang ada dalam
siswa yang lain yang dirinya.
tidakmendapatkanhukuman. Sekolah memiliki aturan-aturan
Berdasarkan pembahasan di atas yang telah ditetapkan seperti kode etik
dapat disimpulkan bahwa punishment yang menyatakan boleh-tidak boleh,
dapat merubah perilaku siswa menjadi benar-tidak benar, layak-tidak layak,
lebih baik. Penerapan punishment ini dengan maksud agar ditaati oleh siswa.
efektif digunakan seorang guru untuk Kedisiplinan sebuah kunci bagi sekolah
merubah perilaku siswa yang sesuai untuk mengantarkan siswa-siswanya
dengan apa yang diinginkan, dan ini menjadi pribadi yang mandiri. Karena
sesuai dengan pendapat Djamarah dengan disiplin siswa akan memiliki
(2010:202) bahwa hukuman bertujuan pola hidup yang tertata dan teratur.
untuk memperbaiki sikap, perilaku, dan Menurut Rimm (2003:47)
perbuatan anak didik yang salah kearah tujuankedisiplinanmengarahkananak
kebaikan sesuai dengan nilai dan norma agar merekabelajarmengenaihal-halbaik
kebaikan yang tumbuh dan berkembang yang
dalam masyarakat. merupakanpersiapanbagimasadewasa,
saatmerekasangatbergantungkepadadisi
Pendidikan merupakan hal yang plindiri. Tujuan disiplin sekolah untuk
penting dalam membentuk karakter menciptakan keamanan dan lingkungan
siswa. Salah satunya adalah pendidikan belajar yang nyaman terutama di kelas.
yang di dalamnya terdapat penanaman Dengan demikian maka disiplin adalah
nilai kedisiplinan. Penanaman nilai sikap seseorang yang menunjukkan
kedisiplinan merupakan salah satu berperilaku moral, ketaatan atau
upaya yang dapat mencegah perilaku kepatuhan, tunduk terhadap peraturan
negatif pada siswa. Siswa nantinya bisa serta pengawasan yang berlaku
diarahkan, dilatih, dan dididik menjadi dilakukan dengan senang hati dan
seperti apa yang diharapkan, sehingga penuh kesadaran diri dengan tujuan
perilaku positif akan muncul pada siswa. mengembangkan diri agar berperilaku
Amri (2013:171) mengemukakan tertib untuk kebaikan bersama.
“Disiplin sebagai kepatuhan terhadap Indikator kedisiplinan dapat di bagi
peraturan atau tunduk pada dua yaitu disiplin waktu dan disiplin
pengawasan, dan pengendalian. Disiplin perbuatan. Kedisiplinan waktu:
sebagai latihan yang bertujuan membiasakan hadir tepat waktu dan
mengembangkan diri agar dapat kedisiplinan perbuatan: perhatian yang
berperilaku tertib”. Disiplin yang baik saat belajar di kelas, ketertiban diri
dimiliki siswa akan membantu siswa itu saat belajardikelas, catatan kehadiran
sendiri dalam tingkah lakunya sehari- siswa, menggunakan pakaian sesuai
hari, baik di sekolah maupun dirumah. dengan peraturan.
Siswa akan mudah menyesuaikan diri Berdasarkan indikator variabel
dengan lingkungan yang dihadapinya. kedisiplinanyaitu membiasakan hadir
Aturan yang terdapat di sekolah akan tepat waktu ke kelas atau ke sekolah
bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa artinya siswa datang ke sekolah tepat

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
waktu, siswa melaksanakan tugas piket merupakan kesadaran diri yang muncul
di kelas sesuai dengan jadwal piket, dari diri siswa untuk mengikuti dan
siswa langsung masuk kelas setelah jam menaati peraturan-peraturan nilai-nilai
istirahat, dan siswa pulang ke rumah dan hukum yang berlaku di sekolah.
setelah pulang sekolah. Indikator Kesadaran itu antara lain, kalau siswa
perhatian yang baik saat belajar di kelas memiliki kedisiplinan maka akan
artinya siswa memperhatikan penjelasan memberi dampak yang baik bagi dirinya
dari guru dengan serius saat proses baik dalam perilaku dan prestasi
pembelajaran, siswa mempelajari apa sekolah.
yang telah dipelajari, siswa menjawab Punishment merupakan suatu alat
pertanyaan yang diajukan oleh guru, pendidikan baik di dalam sekolah
apabila ada persoalan yang tidak bisa maupun di luar sekolah yaitu sebagai
dipecahkan dalam belajar kelompok, media dalam proses upaya
siswa bertanya kepada guru. mengembangkan kepribadian siswa.
Indikator ketertiban diri saat Dengan adanya punishment kedisiplinan
belajardikelas artinya siswa siswa dapat meningkat, mengingat
memilihmengerjakantugasdaripadaberce punishment akan mendorong siswa untuk
ritadengantemanketikaadaatautidakada merubah tingkah laku sebagaimana yang
guru di kelas, siswaketika guru tidakada seharusnya. Rosyid, Rahmah, dan Rofiqi
di (2019:51) mengemukakan yang perlu
kelassiswamemilihuntukmembacabuku, diperhatikan dalam memberikan
ketikaada les hukuman, yaitu hukuman harus dapat
kosongsiswamencatatkembaliintidarimat dipertanggung jawabkan, hukuman
eripelajaran, siswamasuk di bersifat memperbaiki, hukuman harus
dalamkelassebelum guru memperbaiki kelakuan dan moral para
memerintahkanmasukdalamkelas. siswa. Hukuman tidak boleh bersifat
Indikator catatan kehadiran siswa ancaman atau pembalasan dendam yang
artinya siswa tidak akan meninggalkan bersifat perseorangan. Karena apabila
sekolah sebelum jam sekolah berakhir, hal ini terjadi tidak memungkinkan
siswa memberikan surat keterangan adanya hubungan yang baik antara guru
sakit ketika sakit, dan siswa memberikan dan siswa. Tidak memberikan hukuman
surat keterangan ijin ketika tidak hadir. pada saat guru sedang marah, karena
Indikator menggunakan pakaian bisa jadi hukuman yang diberikan bukan
seragam sekolah sesuai dengan atas pertimbangan akal sehatnya namun
peraturan artinya siswa menggunakan karena emosinya yang sedang labil.
pakaian olahraga di saat belajar Hukuman tidak boleh merusak
olahraga, siswa memakai kelengkapan hubungan baik antara guru dan siswa.
(atribut) seragam sekolah, siswa Oleh karenanya hukuman harus
memakai topi ketika upacara bendera, dimengerti dan dipahami oleh siswa.
dan menggunakan kaos kaki sesuai Kedisiplinan sangat perlu dijaga
dengan pakaian sekolah. karena berguna untuk menjaga suatu
Berdasarkan pembahasan di atas aturan yang berlaku disuatu sekolah
dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan yang disebut dengan peraturan sekolah.

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
Peraturan sekolah berguna untuk membiasakannya dalam praktik-praktik
memajukan kualitas pendidikan untuk disiplin sehari-hari. Dengan latihan dan
anak didiknya. maka peraturan sekolah membiasakan diri, disiplin akan
harus kuat untuk dilaksanakan sehingga terbentuk dalam diri siswa.
tingkat ketidaksiplinan peserta didik Hasil penelitian berdasarkan
berkurang dan sebaliknya jika peraturan angketpunishment
sekolah itu lemah karena tidak adanya danangketkedisiplinandinyatakan valid
sanksi sebagai hukuman kepada denganketentuanrxy≥rtabel yaitu rxy
sipelanggar maka dikhawatirkan peserta dikonsultasikan pada tabel nilai kritis r
didik akan berbuat semena-mena baik product moment pada taraf signifikan 5%
perlakuan negatifnya pada sekolah (α=0,05) dengan jumlah sampel 24 orang
maupun semena-mena dalam kelas yaitu maka rtabel sebesar 0,404 (.404).
mengabaikan proses pembelajaran yang Berdasarkanhasilujireliabilitasvariablepu
diberikan oleh siguru, disini guru nishmentrhitungsebesar 0,921,
membutuhkan suatu alat untuk makainstrumendinyatakanreliabledenga
mendidik agar dapat mengembalikan nketentuanrxy≥rtabel yaitu rxy
kedisiplinan peserta didik yang dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai
melanggar peraturan tersebut. Apabila kritis r product moment pada taraf
kedisiplinan siswa dapat tertanam signifikan 5%
dengan baik, prestasi siswa juga akan (α=0,05).Berdasarkanhasilujireliabilitasva
baik pula, hal ini disebabkan dengan riablekedisiplinanrhitungsebesar 0,910,
perilaku disiplin, baik disiplin perbuatan makainstrumentdinyatakanreliabledeng
maupun disiplin dalam belajar, siswa anketentuanapabila rxy≥rtabel yaitu rxy
tentu akan rutin dan berkelanjutan dikonsultasikan pada tabel nilai-nilai
berdisiplin. kritis r product moment pada taraf
Menurut Tu’u (2008:49) faktor yang signifikan 5% (α=0,05).
berpengaruh pada pembentukan disiplin Berdasarkanhasilujikorelasivariablepunis
individu, yaitu teladan merupakan hmentdankedisiplinandiperolehsebesar
perbuatan dan tindakan kerap kali lebih 0,801.Hasilperhitungankoefisien
besar pengaruhnya dibandingkan determinasi sebesar 64,22% yang artinya
dengan kata-kata. Karena itu, contoh dan kontribusi punishmentterhadap
teladan disiplin atasan, kepala sekolah kedisiplinan sebesar 64,22% dan sisanya
dan guru-guru serta penata usaha sangat dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan
berpengaruh terhadap disiplin siswa. persamaan regresi diperoleh penjelasan
Faktor lingkungan berdisiplin yaitu apabila variabel X (punishment) sama
seseorang dapat juga dipengaruhi oleh dengan nol maka nilai Y (kedisiplinan)
lingkungan. Bila berada di lingkungan akan tetap sebesar 18,930. Apabila nilai X
berdisiplin, seseorang dapat terbawa (punishment) naik sebesar 1, maka nilai Y
oleh lingkungan tersebut. Faktor latihan (kedisiplinan) akan naik sebesar 0,711.
disiplin yaitu disiplin dapat dicapai dan Dan sebaliknya apabila nilai X
dibentuk melalui proses latihan dan (punishment) turun sebesar 1 maka nilai
kebiasaan. Artinya, melakukan disiplin Y (kedisiplinan) akan turun juga sebesar
secara berulang-ulang dan 0,711. Berdasarkan perhitungan thitung

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
diperoleh 6,281 dan selanjutnya pada menumbuhkan kesadaran dalam diri
nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05 dengan siswa agar anak menyadari bahwa
dk= n-2 diperoleh nilai dk= 22 dengan setiap tindak pelanggaran pasti
ttabel 2,074. Maka dapat disimpulkan memiliki konsekuensi yang harus di
bahwa thitung= 6,281 >ttabel = 2,074 atau pertanggung jawabkan, memperbaiki
hipotesis diterima (Ha) yang artinya ada sikap, perilaku, dan perbuatan peserta
pengaruh punishment terhadap didik yang salah kearah kebaikan sesuai
kedisiplinan siswa kelas X IIS-A di SMA dengan nilai dan norma kebaikan.
Swasta Kampus Telukdalam, artinya Berdasarkan pembahasan dan
dengan adanya punishment kedisiplinan kesimpulan di atas, maka saran yang
siswa dapat meningkat, memperbaiki dapat diberikan adalah sebagai berikut:
sikap, perilaku, mengendalikan diri 1. Bagi siswa hendaknya melatih dan
dengan mudah, dan perbuatan anak membiasakan sikap disiplin di
didik yang salah kearah kebaikan sesuai sekolah, dan di rumah, sehingga
dengan nilai dan norma kebaikan. dapat meningkatkan prestasi
belajarnya tidak hanya pada mata
Ada beberapa keterbatasan hasil pelajaran tertentu tetapi juga pada
penelitian ini yaitu: mata pelajaran yang lainnya.
a. Peneliti menyadari masih banyak 2. Bagi guru hendaknya untuk
variabel lain yang dapat dianggap memberi contoh, mengajarkan,
sebagai faktor pendukung bagi upaya mengembangkan, dan membiasakan
meningkatkan kedisiplinan siswa. disiplin kepada siswa dalam proses
b. Instrumen yang dirancang dan belajar mengajar di dalam kelas
disusun belum sempurna seperti apa maupun di luar kelas serta mentaati
yang diharapkan untuk dapat tata tetib sekolah.
menjawab seluruh permasalahan 3. Bagi sekolah hendaknya memiliki
dalam penelitian ini. berbagai tata tertib yang mampu
c. Keterbatasan penelitian yang berasal membentuk, membiasakan, dan
dari responden, dimungkinkan tidak menerapkan disiplin belajar siswa,
memberikan tanggapan atau jawaban serta memiliki sanksi yang mengikat
sebagaimana yang diharapkan. seluruh warga sekolah apabila
D. Penutup melanggar tata tertib sekolah yang
Berdasarkan analisis data telah ditentukan.
diperoleh bahwa ada pengaruh 4. Bagi peneliti lain yang akan
punishment terhadap kedisiplinan siswa melakukan penelitian dibidang ini,
kelas X IIS-A di SMA Swasta Kampus diharapkan mampu merumuskan
Telukdalam. Dalam penerapan angket dengan kalimat sederhana
punishment siswa menjadi disiplin yaitu sehingga dapat lebih mudah
tidak terlambat, siswa memakai dimengerti oleh siswa, dan mencari
seragam sekolah sesuai jadwal yang sumber pustaka yang lebih banyak,
ditentukan, siswa membawa buku sehingga gambaran, informasi dan
pelajaran sesuai jadwal, selain itu masukan tentang pengaruh
dampak dari punishment dapat punishment terhadap kedisiplinan

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
siswa. Setiyawati, Budiwibowo, Styaningrum.
E. Daftar Pustaka 2017. Pengaruh Reward and
Ahmadi, Abu dan Ubhiyanti, Nur. 2001. Punishment Program Terhadap
Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Kedisiplinan Peserta Didik di SMK
Cipta. Negeri 1 Geger. Jurnal Akuntansi dan
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan Model Pendidikan. (online) Vol 1 No 1.
Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. (http://prosiding.unipma.ac.id/index.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. php/FIPA/article/viel/899/1385,
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur diakses bulan Januari 2022).
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Daryanto dan Suryatri Darmiatun. 2013. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.
Implementasi Pendidikan Karakter di Sugiarto,Suyati,Yulianti. 2019. Faktor
Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Kedisiplinan BelajarpadaSiswa
Kompri. 2018. Motivasi Pembelajaran KelasXSMK LarendBrebes. (online)
Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: Vol 12 No 1.
PT. Remaja Rosdakarya. (https://ejournal.undiksha.ac.id/inde
Laia, B., Lase, Y. S., Moho, S. M., Hulu, Y., x.php/MI/article/view/21279, diakses
& Laia, Y. (2022). Motivasi Anak Desa: bulan Januari 2022).
The True Story of Life. CV Jejak (Jejak Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Publisher). Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Moenir, H.A.S. 2018. Manajemen Pelayanan Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Alfabeta.
Aksara. Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran
Purwanto, M. Ngalim. 2011. Ilmu Pendidikan Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan
Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. dan Implementasinya pada Kurikulum
Remaja Rosdakarya. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Riduwan. 2015. Belajar Mudah Penelitian: Jakarta: PT. Kencana Prenada Media
untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Group
Pemula. Bandung: PT. Alfabeta. Tu’u, Tulus. 2008. Peran Disiplin pada
Rimm, Sylvia. 2003. Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
MendidikdanMenerapkanDisiplinpadaA Grafindo.
nakPrasekolah. Jakarta: PT Wiyani, NovanArdi. 2014. ManajemenKelas:
GramediaPustakaUtama. TeoridanAplikasiuntukMenciptakanKela
Rosyid Moh. Zaiful, Ulfatur Rahmah, dan s yang Kondusif. Jogjakarta: PT. AR-
Rofiqi. 2019. Reward and Punishment RUZZ MEDIA.
Konsep dan Aplikasi Keluarga, Sekolah, Laia, B. (2019). Social Injustice In Stella
Pesantren, Perusahaan, Masyarakat. Knightley’s Novel Girl Behind The
Malang. PT. Literasi Nusantara. Mask. Jurnal Education and
Schochib, Moh. 2018. Pola Asuh Orang Tua
Development, 7(4), 315-315.
dalam Membantu Anak
Laia, B. (2018). Kontribusi Motivasi Dan
Mengembangkan Disiplin Diri.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Minat Belajar Terhadap Kemampuan
Berbicara Bahasa Inggris Mahasiswa
https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU
FAGURU: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keguruan E-ISSN : 2828-626X
Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2023 Universitas Nias Raya
Program Studi Bimbingan Konseling SEBUA (RUMAH ADAT BESAR) DI
Stkip Nias Selatan. Jurnal Education DESA BAWOMATALUO
and Development, 6(1), 70-70. KECAMATAN FANAYAMA
KABUPATEN NIAS SELATAN.
Laia, B., & Zai, E. P. (2020). Motivasi Dan
Curve Elasticity: Jurnal Pendidikan
Budaya Berbahasa Inggris
Ekonomi, 3(2), 72-87.
Masyarakat Daerah Tujuan Wisata
Terhadap Perkembangan Bahasa
Anak Di Tingkat Slta (Studi Kasus:
Desa Lagundri-Desa Sorake-Desa
Bawomataluo). Jurnal Education and
Development, 8(4), 602-602.
Laiya, R. E. (2019). T-Shirt as the Media of
Learning the Nias Culture (Study of
Gamagama Nias T-Shirt). Journal of
Physics: Conference Series, 1179(1),
012067.
M., S., S. (2019). Technology of Traditional
Houses in the New Era in the
Education Paradigm. Journal of
Physics: Conference Series.
M., S., S. (2020). Afore, The Measuring
Instrument in South Nias Culture.
Journal of Physics: Conference
Series, 1477(2020), 042001.
M., S., S. (2021). The Role of the Teacher to
Construct Teaching and Learning
Activities Creating a Freedom to
Learn (Action Research Study).
Journal of Physics: Conference
Series, 1764(2021), 012098.
R.E., L. (2020). Application of Critical
Thinking on the Social Media (Case
Study Comments and Statuses on
Facebook about Miss Tourism
Competition on West Nias). Journal
of Physics: Conference Series,
1477(4), 042002.
Ziraluo, M., Fau, H. S., Simanullang, N. R.,
Laia, B., & Gaurifa, D. (2022).
FILOSOFI DAN MAKNA OMO

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/FAGURU

Anda mungkin juga menyukai