Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal UIR (Journal Universitas Islam Riau)

ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN


PADA SISWA SEKOLAH DASAR

(Inserting of Discipline Character Education Values in Basic School Students)

oleh: Fadillah Annisa*)


E-mail : Fadillahannisa95@yahoo.co.id

*) Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang

Abstract
This study aims to describe the implementation of disciplinary character education in
elementary schools and is expected to be able to find policies that support the success
of character education. This type of research uses a qualitative approach. The study
was conducted at SDN 29 Lubuk Alung, with the subject of principals, teachers, and
students. Data is collected through observation, interviews, and documentation. The
data validity checking technique used is the triangulation technique. The results
showed that in carrying out disciplinary character education at SDN 29 Lubuk Alung
through six policies, namely (1) making character education programs, (2)
establishing school rules and class rules, (3) doing Dhuha prayer and Dhuhur prayer
in congregation, ( 4) making affective posts in each class, (5) monitoring the
discipline behavior of students at home through a daily activity logbook, (6) involving
parents (7) involving the school committee.
Keywords: Discipline Character Education, Elementary School

PENDAHULUAN Undang-undang Sistem Pendidikan


Pendidikan tidak terlepas dari Nasional No. 20 Tahun 2003 menjelaskan
kehidupan sehari-hari karena apa yang bahwa pendidikan nasional berfungsi
dipelajari di dalam dunia pendidikan sesuai mengembangkan kemampuan dan
dengan kehidupan nyata yang dialami oleh membentuk watak serta peradaban bangssa
peserta didik. Setiap peserta didik menempuh yang beradab dalam rangka mencerdaskan
pendidikan sebagai bekal kehidupan, baik kehidupan bangsa, bertujuan untuk
bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa berkembangnya potensi peserta didik agar
maupun negara. Seiring zaman yang semakin menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
modern, pendidikan hendaknya dipersiapkan kepada tuhan yang maha Esa, berahlak
untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan mulia, sehat, cakap, kreatif serta menjadi
tentang moral, kreatif dan cerdas terhadap warga yang demmokratis dan bertanggung
peserta didik, guna mempersiapkan diri jawab (Dwi Siswoyo, 2007: 27).
menghadapi tuntutan zaman. Hal tersebut Pendidikan di berbagai sekolah
tidak lepas dari kualitas pendidikan itu banyak menekankan pada nilai ulangan
sendiri. maupun ujian. Banyak guru yang
Tujuan pendidikan sebagaimana yang berpandangan bahwa peserta didik dikatakan
tersirat di dalam UUD 1945 yaitu baik kompetensinya apabila nilai ulangan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa maupun ujiannya baik. Seperti yang sering
yang cerdas tentunya bukan hanya bangsa kita lihat di media masa maupun media
yang dapat bekerja. Tetapi bangsa yang juga elektronik, yaitu mengenai sikap dan moral
dapat mencapai pendidikan berkualitas, yaitu para pelajar yang menunjukkan perilaku
pendidikan yang mampu meningkatkan mutu negatif. Hal tersebut dikarenakan isi atau
individu maupun masyarakat secara materi pendidikan tidak sepenuhnya
keseluruhan. terinternalisasi kepada peserta didik.

1
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

Isi pendidikan yang dimaksud adalah pemerintah, masyarakat serta sekolah.


segala sesuatu yang diberikan kepada peserta Siswa dalam mengikuti kegiatan
didik untuk keperluan pertumbuhan. Isi belajar di sekolah tidak akan lepas dari
pendidikan berbeda dengan isi pelajaran. Isi berbagai peraturan dan tata tertib yang di
pendidikan berupa nilai, pengetahuan, dan perlukan disekolahnya. Setiap siswa dituntut
pengajaran. Sedangkan isi pengajaran adalah untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan
pengetahuan, dan ketrampilan. Hal ini dan tata tertib di sekolah. Kepatuhan dan
berkaitan dengan mendidik, yakni trasfer ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan
nilai, pengetahuan dan ketrampilan kepada tata tertib yang berlaku di sekolah disebut
peserta didik, dan jika mengajar berarti disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata
transfer pengetahuan dan ketrampilan. tertib dan berbagai ketentuan lainya yang
Nilai yang dimaksud adalah nilai- berupaya mengatur perilaku siswa disebut
nilai kemanusiaan yang berupa pengalaman disiplin sekolah.
dan penghayatan manusia mengenai hal-hal Terpeliharanya disiplin tidak lepas
yang berharga bagi hidup manusia. Nilai dari terpenuhinya kepentingan atau
tersebut akan membentuk sikap dan kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki
kepribadian peserta didik pada hidup yang banyak kepentingan, guru memiliki banyak
baik. Nilai-nilai di atas terinternalisasi kepentingan demikian juga sekolah, namun
melalui pembelajaran di sekolah (Kabul permasalahannya adalah bagaimana
Budiono, 2007: 29). Disinalah peran kepentingan-kepentingn dari masing-masing
peraturan sekolah, guru, dan semua pihak itu dapat terpenuhi dan dapat
masyarakat sekolah dalam memberikan terselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.
pengaruh yang baik dalam kehidupan pribadi Jika kepentingan maupun kebutuhn tersebut
siswa. tidak terpenuhi akan mengganggu dalam
Kegiatan menciptakan dan proses pembelajaran.
menegakkan peraturan ini merupakan proses Guru perlu mencermati kebutuhan
mendefinisikan dengan jelas dan spesifik maupun kepentingan peserta didik dalam
harapan guru mengenai peserta didik di menanamkan disiplin, dengan memahami
sekolah. Mengetahui dan memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin yang
peraturan yang menyatakan apa yang dilakukan. Diketahuinya sumber gangguan
dibenarkan dan mana yang tidak dibenarkan disiplin maka akan diketahui pula cara
sangat penting bagi peserta didik, guna untuk penanggulannganya. Disiplin yang baik
mengetahui apa yang harus dikerjakan dan adalah terjelmanya aktivitas yang mampu
mengetahui pelanggaran atas pertauran itu, mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan
dengan pemahaman tersebut peserta didik potensi sosial berdasar pengalaman-
akan timbul kesadaran dan menunjukkan pengalamannya sendiri. Menanamkan
kepatuhannya terhadap peraturan. ketaatan disiplin pada dasarnya adalah membentuk
dan kepatuhan peserta didik terhadap sikap dan kepribadian anak agar menjadi
peraturan ini disebut disiplin. pribadi yang lebih baik, taat pada peraturan
Disiplin merupakan sesuatu yang dan perilakunya dapat diterima di lingkungan
berkenaan dengan pengendalian diri sosialnya.
seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Hasil dari pendidikan dilihat dari
Sikap disiplin selalu ditunjukkan kepada perilaku lulusan pendidikan formal saat ini
orang-orang yang selalu hadir tepat waktu, dapat dirasakan adanya berbagai
taat terhadap aturan, berperilaku sesuai ketimpangan, misalnya korupsi,
dengan norma-norma yang berlaku. perkembangan seks bebas pada kalangan
Sebaiknya, sikap yang kurang disiplin remaja, tawuran, narkoba, dan perampokan
biasanya ditujukan kepada orang-orang yang yang dilakukan oleh pelajar. Untuk
tidak mentaati peraturan dan ketentuan yang menghindari perilaku yang tidak diinginkan
berlaku, baik yang bersumber dari tersebut, perlu adanya cara menanamkan

2
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

nilai disiplin yang mengarahkan siswa ke mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
masa depan yang lebih baik. guru, adapun sanksi yang diberikan guru
Menanamkan disiplin yang tepat akan terhadap pelanggaran siswa ini berupa guru
menghasilkan terbentuknya perilaku yang menambah tugas siswa yang belum
baik pada anak. Hal tersebut menyebabkan dikumpulkan.
anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai Hal di atas menunjukkan sekolah
dan norma yang berlaku dilingkungan sudah menanamkan nilai disiplin namun
sosialnya dan sebagai hasilnya keberadaanya upaya sekolah tersebut belum dapat membuat
diterima dengan baik oleh lingkungannya. siswa berlaku dengan disiplin. Tata tertib
Anak demikian memiliki penyesuaian diri yang menjadi acuan utama dalam
yang baik yang membuatnya menjadi mendisiplinkan siswa di SD. Tata tertib ini
bahagia. didalamnya tercantum berbagai peraturan
Dengan demikian disiplin sangat siswa dan sanksi yang diberlakukan pada
penting untuk perkembangan anak agar ia siswa yang melanggar peraturan sekolah.
berhasil mencapai hidup yang bahagia, Masalah kurang disiplin di atas dapat
mencapai penyesuaian yang baik dalam disebabkan oleh upaya sekolah dalam
lingkungan sosialnya. Untuk mencapai menegakkan kebijakan kurang maksimal,
keadaan tersebut disiplin perlu ditanamkan seperti pemberian sanksi tidak teratur, guru
sejak awal kehidupan anak. terkadang memberikan sanksi terkadang
Upaya menanamkan nilai disiplin di tidak terhadap tindakan siswa yang
sekolah mencakup setiap macam pengaruh melanggar peraturan, dan sanksi yang
yang ditujukan kepada peserta didik untuk diberikan sekolah belum membuat siswa
membantu mereka agar dapat memahami dan termotivasi untuk melakukan disiplin juga
menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah kurang mengupayakan cara untuk
lingkungan. Disamping itu disiplin juga menanamkan disiplin yang dapat memotivasi
penting sebagai cara dalam menyelesaikan siswa melakukan disiplin dalam
tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan kesehariannya di sekolah. Permasalahan
peserta didik terhadap lingkungannya. dalam menanamkan nilai disiplin yang belum
Disiplin merupakan cara yang tepat untuk dapat terlaksana dengan baik di atas
membantu peserta didik belajar hidup dengan membuat peneliti tertarik untuk mencari tahu
pembiasaan yang baik, dan bermanfaat bagi sejauh mana upaya sekolah dalam
dirinya maupun lingkungannya. menanamkan nilai disiplin pada siswa di
Berdasarkan hasil observasi yang Sekolah Dasar. Peneliti juga ingin mengkaji
dilakukan peneliti di SD 29 Lubuk Alung lebih dalam adanya penanaman nilai disiplin
sudah menanamkan nilai disiplin. Hal ini di sekolah dasar yang belum maksimal.
ditunjukkan dari upaya guru dalam Akibat dari penanaman nilai disiplin
memberikan tindakan atau sanksi atas yang belum terlaksana dengan baik tersebut,
pelanggran terhadap peraturan sekolah yang sering memunculkan perilaku pelanggaran
dilakukan oleh siswa. Seperti yang diketahui seperti yang sudah tersebut di atas dan
peneliti ada beberapa pelanggaran terhadap kurangnya motivasi bagi siswa untuk
peraturan sekolah yang dilakukan oleh siswa melakukan disiplin dalam keseharian di
dan sanksi yang telah diberikan oleh guru. sekolah, seperti ketika istirahat siswa tidak
Pelanggaran ini diantaranya, siswa memasukkan baju seragam bahkan sampai
sering datang telambat ke sekolah, siswa masuk ke dalam kelas, waktu itu tidak ada
tidak memasukkan baju seragam, agar guru yang menghimbau dan upaya tindakan
pelangaran ini tidak dilakukan terus-menerus dari pihak lain yang memberi pengawasan.
oleh siswa, guru memberikan sanksi seperti Tindakan kurang disiplin juga
teguran secara lisan, memperingatkan siswa nampak ketika guru menyuruh siswa
supaya tidak mengulangi lagi mengumpulkan tugas, namun kebanyakan
pelanggarannya dan juga siswa jarang siswa di kelas itu tidak mengumpulkannya.

3
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

Permasalahan ini sudah berulangkali penelitian ini adalah teknik analisis induktif,
dilakukan oleh siswa dan seakan menjadi yaitu analisis yang bertolak dari data dan
perilaku di Sekolah Dasar tersebut. Oleh bermuara pada simpulan-simpulan umum
karena itu penulis tertarik untuk mengadakan kesimpulan.
penelitian dengan judul “Penanaman Nilai-
Nilai Pendidikan Karakter Disiplin Pada HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa Sekolah Dasar”. Dalam upaya mendukung
METODE PENELITIAN keberhasilan pendidikan karakter disiplin di
Penelitian ini menggunakan SD 29 Lubuk Alung dilakukan berbagai
pendekatan kualitatif. Sugiyono (2011: 15) kebijakan oleh sekolah. Dalam pelaksanaan
menyatakan bahwa metode penelitian kebijakan tersebut sekolah menjalin
kualitatif adalah metode penelitian yang kerjasama yang baik antara kepala sekolah,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek guru, karyawan, orang tua, dan komite
yang alamiah, dimana peneliti sebagai sekolah. Berbagai kebijakan yang dilakukan
instrumen kunci pengambilan data. SD 29 Lubuk Alung tersebut adalah sebagai
Teknik pengumpulan data yang berikut.
digunakan dalam penelitian ini adalah Program Pendidikan Karakter
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Program pendidikan karakter
Wawancara merupakan percakapan dengan merupakan salah satu program sekolah yang
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dilaksanakan di SD 29 Lubuk Alung. Di
oleh dua pihak, yaitu pewawancara dalam program pendidikan karakter ini salah
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan satu yang dikembangkan adalah karakter
dan yang diwawancarai (interview) yang disiplin. Penyusunan program pendidikan
memberikan jawaban atas pertanyaan itu karakter dilakukan dengan melibatkan guru,
(Moleong, 2000:135). Wawancara digunakan orang tua, dan siswa. Hal ini mengingat
untuk menjaring data atau informasi yang bahwa untuk mendukung keberhasilan
berkaitan dengan berbagai kebijakan yang program pendidikan karakter perlu campur
dilakukan sekolah dalam pelaksanaan tangan baik dari pihak sekolah (guru), orang
pendidikan karakter disiplin. Observasi tua, dan masyarakat.
dilakukan untuk melihat implementasi Menetapkan Aturan Sekolah dan Aturan
pendidikan karakter disiplin melalui Kelas
pembelajaran di kelas. Dokumentasi Aturan sekolah maupun aturan kelas
digunakan untuk memperoleh data tentang berperan penting dalam mendisiplinkan
tata tertib sekolah dan rencana pembelajaran siswa. Pentingnya aturan sekolah ini
yang dibuat oleh guru dikemukakan oleh Curvin & Mendler
Untuk memperoleh data yang dapat (1999:8) bahwa terjadinya perilaku tidak
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka disiplin pada siswa salah satu faktor
dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan penyebabnya adalah pembatasan yang tidak
keabsahan data. Dalam penelitian ini teknik jelas. Dengan dituangkannya aturan sekolah
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan maupun aturan kelas ke dalam tata tertib
adalah teknik triangulasi, yaitu teknik sekolah, maka batasan-batasan perilaku siswa
penyilangan informasi yang diperoleh dari di sekolah menjadi jelas.
sumber sehingga pada akhirnya hanya data Agar aturan sekolah maupun aturan
yang absah saja yang digunakan untuk kelas yang telah dibuat dapat dilaksanakan
mencapai hasil penelitian (Arikunto, dengan baik, maka perlu dilakukan
2006:18). Teknik triangulasi dilakukan sosialisasi kepada orang tua siswa. Kegiatan
dengan cara triangulasi metode, yaitu dengan ini dilakukan di awal tahun pelajaran oleh
mengecek ulang informasi hasil wawancara guru kelas. Kegiatan sosialisasi ini penting
dengan dokumentasi dan observasi. Teknik dilakukan agar orang tua dapat menjaga
analisis data yang digunakan dalam konsistensi pemberlakuan aturan di sekolah

4
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

dengan di rumah sehingga terjadi kontinuitas rumah. Konsistensi ini perlu dipantau dan
dalam penegakkan disiplin yang dilakukan di dijaga untuk mendukung keberhasilan
sekolah dan di rumah. program pendidikan karakter disiplin yang
Melakukan Sholat Dhuha dan Sholat sedang dikembangkan.
Dzuhur Berjamaah Devine (2002:310) mengemukakan
Salah satu kegiatan untuk bahwa dalam rangka untuk mendisiplinkan
menegakkan kedisiplinan di SD 29 Lubuk siswa perlu dilakukan kontrol waktu dan
Alung adalah melalui kebijakan sholat ruang sebagai alat untuk memonitoring
berjamaah, yaitu untuk sholat dhuha dan perilaku siswa. Melalui kontrol ruang dan
sholat dhuhur. Melalui kegiatan sholat waktu diharapkan secara bertahap akan
berjamaah ini siswa dilatih untuk tertib muncul kesadaran diri siswa untuk
dalam melakukan ibadah, baik mulai berperilaku disiplin.
persiapan, pelaksanaan hingga mengakhiri Melibatkan Orang Tua dalam Pendidikan
ibadah. Kegiatan sholat berjamaah ini Karakter Disiplin
diwarnai dengan pembiasaan-pembiasaan Keterlibatan orang tua dalam
yang berkaitan dengan pengkondisian siwa mendukung keberhasilan pendidikan karakter
untuk berdisiplin dalam beribadah. disiplin yang dilakukan sekolah adalah hal
Membuat Pos Afektif di Setiap Kelas penting yang tidak boleh diabaikan. Kegiatan
Pos afektif merupakan salah satu kebijakan ini dilakukan dengan tujuan agar orang tua
yang dilakukan SD 29 Lubuk Alung guna dapat melakukan program pendidikan
menginternalisasikan nilai-nilai karakter karakter disiplin yang dikembangkan di
kepada siswa, termasuk di dalamnya nilai sekolah dalam kegiatan anak sehari-hari di
karakter disiplin. rumah.
Kegiatan pos afektif akan difokuskan di samping itu orang tua juga akan
pada pembinaan kepada siswa dalam hal memberikan informasi tentang berbagai hal
berperilaku tertib dalam memasuki kelas, terkait dengan kegiatan atau perilaku anak di
melangkah, mengucap salam, berjabat rumah. Jika perilaku tersebut positif, maka
tangan, meletakkan tas, dan sebagainya. Pada diberikan penguatan, sementara jika
pagi hari guru kelas bersama siswa yang perilakunya menyimpang atau negatif, maka
bertugas di hari itu sudah siap di depan kelas bersama- sama antara orang tua dan guru
untuk melakukan penyambutan terhadap untuk mengatasinya.
siswa yang datang di kelas. Melalui kegiatan Melibatkan Komite Sekolah dalam
pos afektif ini siswa dilibatkan secara aktif Pendidikan Karakter Disiplin
dalam penegakan disiplin di SD 29 Lubuk Unsur komite sekolah merupakan bagian
Alung. dari masyarakat yang terlibat dalam
Memantau Perilaku Kedisiplinan Siswa di pendidikan karakter disiplin. Masyarakat
Rumah Melalui Buku Catatan Kegiatan yang dalam hal ini diwakili oleh komite
Harian sekolah memiliki peran yang penting dalam
Buku catatan kegiatan harian mendukung keberhasilan Pendidikan
merupakan salah satu kebiajakan yang Karakter Disiplin di Sekolah Dasar. Alasan
dilakukan di SD 29 Lubuk Alung untuk perlunya masyarakat terlibat dalam
memantau perilaku disiplin siswa di rumah. pendidikan karakter disiplin mengingat
Buku ini merupakan alat bagi guru untuk bahwa interaksi anak tidak hanya terbatas
memantau kegiatan siswa di rumah dalam hal dengan guru dan teman sebaya serta orang
disiplin beribadah, belajar, dan kegiatan lain tua saja, tetapi mereka juga berinteraksi
yang terkait dengan pengembangan disiplin dengan masyarakat lain yang lebih luas.
siswa. Pentingnya keterlibatan masyakarakat
Adanya buku catatan kegiatan harian yang dalam hal ini diwakili oleh komite
siswa bertujuan untuk menjaga konsistensi sekolah didasari dengan alasan bahwa
antara kegiatan siswa di sekolah dan di masyarakat baik secara langsung maupun

5
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

tidak langsung akan memberikan pengaruh Pendidika. Bandung. Alfabeta


yang positif terhadap pembentukan karakter
peserta didik. Hal ini senada dengan
pendapat Mulyasa (2011:75) bahwa terdapat
pengaruh yang diberikan oleh lingkungan
masyarakat yang positif terhadap
pembentukan karakter peserta didik.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di SDN 29 Lubuk Alung ini dapat
disimpulkan bahwa untuk mendukung
tercapainya keberhasilan nilai karakter
disiplin di sekolah ini, dibuat tujuh kebijakan
sekolah, yaitu program pendidikan karakter,
menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas,
melakukan sholat Dhuha dan Sholat Dzuhur
berjamaah, membuat pos afektif di setiap
kelas, memantau perilaku kedisiplinan siswa
di rumah melalui buku catatan kegiatan
harian, dan melibatkan orang tua, dan
melibatkan komite sekolah.
Dalam pelaksanaan keenam kebijakan
tersebut perlu dukungan dari seluruh warga
sekolah baik kepala sekolah, guru, orang tua,
komite sekolah, karyawan, dan siswa. Di
samping itu, juga perlu perencanaan yang
matang untuk menyusun program-program
sekolah. Dalam pelaksanaannya juga perlu
konsistensi yang kuat dari seluruh warga
sekolah, terutama dalam hal pelaksanaan
program dan penegakan aturan sekolah
maupun aturan kelas.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
penelitian (suatu pendekatan praktik).
Jakarta: Rineka Cipta.
Curvin, R. L., & Mindler, A. N. 1999.
Discipline With Dignity. USA:
Association For Supervision And
Curriculum Development.
Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Uny Press.
Moleong, L. J. 2007. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian

6
ISSN 1411-3570
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol X, No. 1, April 2019
eISSN 2579-9525

Anda mungkin juga menyukai