Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN BEST PRACTICE

TERWUJUDNYA PROFIL PELAJAR PANCASILA


DI SDIT CAHAYA HATI PEDAN

DI SUSUN OLEH: DEDY NUR HARIYAWAN


UNIT KERJA: SDIT CAHAYA HATI PEDAN

SDIT CAHAYA HATI PEDAN


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Profil Pelajar Pancasila merupakan sejumlah ciri karakter dan kompetensi yang diharapkan
untuk diraih oleh peserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila. Profil Pelajar Pancasila
dicanangkan sebagai bagian dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024 yang tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2022,
hal ini sejalan dengan visi pendidikan Indonesia untuk “mewujudkan Indonesia maju dengan pelajar
yang berdaulat, mandiri, dan memiliki kepribadian Pancasila”.
Dengan menerapkan filosofi pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara diharapkan mampu
menanamkan budi pekerti siswa dan meningkatkan daya nalar kritis sehingga mencerminkan pelajar
yang cerdas dan berbudi luhur. Pendidikan yang baik akan menjadikan negara yang berbudaya dan
memiliki peradaban yang baik dimasa mendatang.
dalam kurikulum merdeka siswa tidak hanya dibentuk secara cerdas dalam akademis namun
juga dituntut memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. profil pelajar pancasila
menjadikan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi tinggi, berkarakter, serta berperilaku
sesuai 6 dimensi profil pelajar pancasila yang harus diwujudkan disetiap lembaga satuan pendidikan..
dengan ini diharapkan dengan pembiasaan melalui pendekatan 6 dimensi profil pelajar pancasila dapat
memberikan perubahan yang signifikan yaitu siswa tidaknya cerdas dalam ilmu pengetahuan saja
melainkan juga pada perubahan tingkah laku budi pekerti menjadi lebih baik dalam mencerminkan profil
pelajar pancasila seperti pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia,
berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.

B. JENIS KEGIATAN
kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Praktik Baik ini adalah penanaman nilai nilai siswa yang
mencerminkan profil pelajar pancasila melalui kegiatan pembelajaran intrakulikuler, ekstrakulikuler dan
budaya sekolah.

C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat penulisan praktik baik ini adalah:
1. Melatih dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dalam berbagai situasi belajar
2. Memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar sebagai salah satu bentuk
hasil belajar.
3. Menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil pencapaian yang telah diupayakan secara
optimal.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN PELAKSANAAN


1. Tujuan adanya Profil Pelajar Pancasila, yaitu
a. sebagai dasar arah tujuan kita mewujudkan ketercapaian visi dan misi SDIT Cahaya Hati
b. siswa memiliki nilai moral (budi pekerti yang luhur) dan menjadi manusia yang unggul
c. mewujudkan siswa yang kuat dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman.
2. Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas 4 selama 1 tahun pelajaran di SDIT
Cahaya Hati Pedan

B. PERANCANGAN PROGRAM KEGIATAN


Siapa pihak Pelaksanaannya Sasaran kegiatan Kapan waktunya
yang terlibat meliputi pelaksanaannya
Siswa kelas 1. pembelajaran 6 dimensi profil pelajar Bulan Januari – mei 2023
IV A, B, dan C intrakulikuler di kelas pancasila
2. kegiatan
ekstrakulikuler
3. budaya sekolah

C. DISKRIPSI PELAKSANAAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Melihat kondisi di sekolah pada umumnya hanya terfokus pada penyelesaian beban kurikulum,
namun kurang memperhatikan pengajaran yang mencerminkan pelajar Pancasila, berbudaya dan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan masyarakat global. Pembelajaran di kelas tidak memiliki dampak
secara langsung baik hardskill maupun soft skill siswa, terlihat dari kurang cakapnya siswa dalam
mengimplementasikan hasil pembelajaran di sekolah. Hasil belajar diharapkan dapat memberikan
pengalaman yang dapat diterapkan dan bermanfaat dalam kehidupan mereka baik lahir maupun batin.
Upaya menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila dalam pembelajaran di sekolah, yaitu :
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
Untuk menumbuhkan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa
diarahkan dan diberi pemahaman serta pembiasaan baik, yang nantinya diharapkan siswa dapat
mengaplikasikan hal baik tersebut di lingkungan rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Beberapa hal pelaksanaan yang diterapkan disekolah yaitu melatih siswa untuk menjadi insan yang
religious beriman dan bertakwa pada tuhan YME dengan melalui program kegiatan salat dhuha
Bersama dan murajaah Juz Amma setiap hari sebelum pelajaran dimulai. harapannya agar siswa
memiliki jiwa dan rohani yang sehat dengan keimanan dan ketakwaan yang melekat pada diri anak,
salah satunya melalui pembiasaan sholat dhuha bersama dan murajaah.
Rencana program ini direspon baik oleh seluruh warga sekolah. karena program kegiatan
tersebut sesuai dengan visi dan misi sekolah, juga berdampak postif bagi peserta didik. Diantaranya
anak-anak jadi lebih disiplin datang tepat waktu ke sekolah.

Gambar 1. Diskusi Team Praktisi Guru tentang Rancangan Program Aksi Nyata

Gambar 2. Pelaksanaan program bimbingan salat dhuha dan murajaah Juz 30


2. Berkebinekaan Global: Tepo Seliro upaya menumbuhkan sikap tenggang rasa dan saling
menghormati antar sesama
Sikap tepo seliro dimaknai sebagai kearifan lokal yang perlu dipertahankan dan diturunkan dari
generasi ke generasi. Dengan adanya tenggang rasa, kehidupan masarakat pun menjadi lebih
harmonis hingga tidak ada perpecahan.
program ini salah satu sebagai wujud menjaga kearifan budaya local yang adiluhur yang sangat
kental dengan budaya bangsa timur yang mulai sekarang banyak dari Sebagian generasi bangsa
anak anak muda mengalami degradasi akhlak/budipekerti. Budaya positip ini di terapkan di SDIT
Cahaya Hati melalui program senyum salam sapa di setiap harinya. Harapanya mampu menjadi
kebiasaan dan gaya hidup anak-anak masa kini. dan memberikan suasana yang penuh kedekatan
dan keakraban antara siswa dan guru sehingga akan tercipta suasana yang kondusif di lingkungan
sekolah.

Gambar 4 siswa bersalaman dengan guru Ketika masuk dan pulang di sekolah

3. Mandiri: Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka Melatih Kemandirian Siswa


Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDIT CAHAYA HATI PEDAN diawali dengan
kegiatan perencanaan Program, pelaksanaan program, evaluasi program, dan pengujian Syarat
Kecakapan Umum (SKU). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
merupakan dasar adanya kegiatan ekstrakurikuler Pramuka yang dilaksanakan di setiap jenjang
sekolah.
SDIT CAHAYA HATI merupakan sekolah yang mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka
sejak peserta didik kelas III. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDIT CAHAYA HATI PEDAN terdiri
atas kegiatan kemah (PERSANI), latihan rutin (mingguan). Kemah dilaksanakan pada awal tahun
pelajaran untuk memberikan pengenalan tentang kegiatan dan materi kepramukaan kepada
peserta didik. Sedangkan Latihan rutin dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Jum’at. Pada saat
pemberian materi dalam kegiatan latihan Bentuk-bentuk kegiatan pramuka juga mendukung
pelaksanaan pembentukan nilai-nilai karakter salah satunya adalah karakter tanggung jawab
kepada peserta didik. Rasa bertanggung jawab bukan merupakan sikap/karakter yang dibawa
sejak lahir, melainkan sikap/karakter yang didapatkan dari pembiasaan maupun pembelajaran

Gambar 5. Kegiatan Kemah dan Pembelajaran Ektrakulikuler Pramuka


4. Gotong Royong: Program Kegiatan Jum’at Bersih setiap dua Pekan Sekali
SDIT Cahaya Hati secara rutin mengadakan kegiatan jumat bersih untuk membersihkan
lingkungan sekolah. Jumat bersih ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali. Kegiatan ini diikuti
oleh seluruh warga sekolah. Semua peserta didik membersihkan kelasnya masing-masing di bawah
bimbingan guru dan wali kelas. Sebagian peserta didik juga diminta untuk membersihkan ruangan
lain yang ada di sekolah. Jumat bersih ini dilakukan secara bersama-sama dan penuh rasa tanggung
jawab.
Gerakan jumat bersih merupakan program sekolah untuk membiasakan seluruh warga sekolah
berbudaya hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap jumat mulai pukul 07.20 sampai
pukul 08.00 WIB. Dengan lingkungan kelas dan sekolah yang bersih diharapkan kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan nyaman dan tercipta sekolah yang sehat.

Gambar 6. Kegiatan Jum’at bersih

5. Kreatif: Pembelajaran Berbasis Projek dalam Implementasi P5


Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntuntumbuhnya kodrat itu.” Memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada siswa dapat berbeda, begitu juga dengan penugasan sesuai pilihan mereka
harapannya dapat mengasah daya kreatif siswa. Siswa diberikan kebebasan menentukan sesuai
dengan minatnya masing-masing, guru memberikan dasar dan konsep dari materi dalam kurikulum.
Berupaya menciptakan murid merdeka, aksi nyata ini dengan mengarahkan implementasi materi
dalam kehidupan sesuai dengan daya kreatifitas siwa.
Pembelajaran berbasis projek merupakan model atau metode belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru
berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Tujuannya yaitu Untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah proyek, Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru
dalam pembelajaran, dan meningkatkan kolaborasi antar siswa khususnya pada kegiatan yang
bersifat kelompok.
Dalam pelaksanaan aksi nyata ini, hasilnya luar biasa melebihi ekspektasi guru. Setelah mereka
diajarkan tentang mengenal lagu dan tari melalui media visual dan audio visual. Dalam penugasan
projek tersebut siswa diminta belajar dalam membuat perencanaan, berlatih, dan membuat tari
kreasi untuk dipresentasikan dalam kegiatan unjuk karya dihadapan siswa, guru dan orang tua siswa
sesuai dengan pilihan kelompok masing-masing setelah melalui diskusi kelompok.

Gambar 7. Hasil Latihan dan unjuk karya siswa


6. Bernalar Kritis: Pembelajaran Deferensiasi Bermuatan Problem Based Learning
Berpikir adalah proses otak melakukan pengumpulan dan analisa informasi, dimana kumpulan
semua informasi ini misalnya dibutuhkan dalam membuat keputusan, membuat konsep, melakukan
penalaran, serta membuat pemecahan suatu masalah. Bernalar kritis akan membantu siswa semakin
baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan. Bernalar kritis adalah proses berpikir
dimana informasi menjadi keputusan atau kesimpulan. Hal ini memang tidak mudah dilakukan,
maka dari itu siswa perlu dilatih dan membiasakan diri setiap hari secara rutin dan berkelanjutan.
Melatih siswa untuk bernalar kritis dapat diimplementasikan di sekolah, setiap pembelajaran
diharapkan mampu mengintegrasikan ke dalam pendidikan kecakapan hidup, sehingga siswa dapat
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi dan memahami kebermanfaatan dari materi
tersebut.
pembelajaran model problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif.
Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa dimana siswa terlibat
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Dengan demikian, siswa
akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Kegiatan pembelajaran ini bisa dilakukan
siswa secara berkelompok maupun individual. Problem based learning menggunakan
pendekatan berpikir ilmiah untuk menyelesaikan masalah sehingga bisa meningkatkan berpikir
kritis siswa yang terintegrasi pendidikan kecakapan hidup di abab 21.
dalam aksi nyata ini salah satunya yang diterapkan di pembelajaran IPAS pada materi
Perpindahan Kalor. yaitu dalam proses pembelajaran guru membagi peserta didik
berdasarkan kelompok visual, auditif, dan kinestetik menjadi beberapa kelompok Pembagian
kelompok didasarkan pada asesmen diagnosis yang dilakukan. Kemudian, guru memberikan
stimulus berupa gambar, suara dan video tentang permasalahan. Kelompok visual diminta
mengamati gambar, suara , video dan menuliskan hasil pengamatannya. Kelompok auditif diminta
untuk menyimak dan menyampaikan secara lisan dari rekaman tersebut. Sedangkan kelompok
kinestetis diminta untuk menyampaikan hasil pengamatannya dengan cara mempresentasikan.
Penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan saat proses pembelajaran bersama oleh peserta didik.
Dan disesuaikan dengan kondisi, minat dan kebutuhan peserta didik.
Penerapan pembelajaran diferensiasi dengan menggunakan model PBL dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam setiap muatan pembelajaran.

Gambar 8. Kegiatan praktikum IPAS


BAB III
HASIL KEGIATAN

A. HASIL
1. Siswa menjadi pribadi yang religious beriman dan bertakwa pada tuhan YME
2. Melatih gotongroyong dengan terciptanya lingkungan belajar yang nyaman, kondusif dan
menyenangkan
3. Melestaraikan cinta budaya daerah yang adiluhung
4. Siswa mengerti akan hak dan kewajibannya sebagai pelajar di sekolah (disiplin dan tanggungjawab)
5. Daya kreatifitas siswa terasah dan tumbuh sesuai minat dan bakatnya
6. Siswa menjadi pribadi yang mandiri dan Tangguh dalam menghadapi permasalahan yang
dihadapinya.

B. MASALAH YANG DIHADAPI


Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila di kelas
antaranya sikap karakter malas sebagian kecil siswa yang dapat memberikan dampak negatip terhadap
siswa yang lain dan tidak terbiasanya hidup disiplin, keterbatasan guru dalam pemahaman kurikulum
merdeka dalam mendesain rencana pembelajaran yang baik.

C. CARA PENYELESAIAN MASALAH


Agar siswa dapat aktip, disiplin dan bersemangat dalam pelaksanaan program sekolah dan demi
terwujudnya profil pelajar pancasila dibutuhkan pendidik yang cakap, berintegritas baik secara
akademis dan nonakademis, dan tidak kalah penting pendidik juga harus bisa menjadi teladan bagi siswa
dalam menciptakan perubahan

D. REFLEKSI AKSI NYATA


Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan aksi nyata ini bahwa rancangan yang sudah dibuat
dan diimplementasikan di sekolah secara garis besar dan keseluruhan berhasil diterapkan serta
mendapatkan antusias siswa dan dukungan dari semua warga sekolah.

Anda mungkin juga menyukai