Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENELITIAN

MENAJEMEN PEMBINAAN KURIKULER PESERTA DIDIK


SMP NEGERI 9 PALU

Di Susun Oleh :
Nama : Julia Andra Kartika Yauntono
Nim : A311 21 076
Kelas : B (Prodi Sejarah)
Mata Kuliah : Menajemen Pendidikan

PRODI SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala
rahmat-Nya sehingga Laporan ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………….........
A. Latar Belajang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………...
Bab II Tinjauan Pustaka……………………………………………………………
A. Menajemen Peserta Didik…………………………………………………..
B. Pembinaan Peserta Didik…………………………………………………...
C. Kegiatan Kurikuler…………………………………………………………
Bab III Metode Penelitian
A. Metode Penelitian…………………………………………………………...
Bab IV Hasil dan Pembahasan……………………………………………………..
A. Pembinaan Peserta Didik…………………………………………………...
B. Hambatan Pembinaan Peserta Didik……………………………………...
C. Upaya Guru Untuk Mengatasi Hambatan yang ada Dalam
Pemmbinaan Kurikuler Peserta Didik…………………………………….
Bab V Penutup……………………………………………………………………....
A. Kesimpulan………………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dari uraian tersebut dijelaskan bahwa peserta didik diharapkan
tidak hanya mempunyai kemampuan akademik saja tetapi juga diharapkan
mempunyai kemampuan non akademik dan sikap/mental spiritual. Untuk
mewujudkan hal tersebut proses pendidikan di sekolah tidak hanya difokuskan
untuk pendidikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga adanya pembinaan untuk
peserta didik yang meliputi pembinaan dalam aspek
akademik, non akademik, dan sikap/mental spiritual, yang mana kegiatan
pembinaan tersebut terdapat dalam kegiatan untuk peserta didik di sekolah melalui
kegiatan OSIS, kegiatan ekstrakurikuler, dan layanan BK.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang


Pembinaan Kesiswaan, bab I pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa pembinaan
peserta didik dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler dengan
jenis kegiatan yang dapat dikembangkan oleh sekolah dengan kebijakan dari
masing-masing sekolah. Pada hakikatnya, tujuan dari pembinaan dan
pengembangan peserta didik itu sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional
Indonesia. Peserta didik sebagai kader penerus perjuangan bangsa dan
pembangunan nasional, harus dipersiapkan sebaik-baiknya serta dihindarkan dari
segala kendala yang merusaknya, dengan memberikan bekal secukupnya dalam
kepemimpinan.
Pancasila, pengetahuan, keterampilan, kesegaran jasmani, keteguhan iman,
kekuatan mental, patriotisme, idealisme, kepribadian nasional, kesadaran nasional,
daya kreasi, dan budi pekerti luhur serta penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Maksud pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar peserta didik dapat
tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila (Ary Gunawan, 1996:12). Proses
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama(SMP) merupakan proses pendidikan
masa transisi anak dari usia anak-anak ke usia remaja. Dalam usia ini anak-anak
rentan memperoleh berbagai pengaruh baik itu pengaruh positif maupun negatif
dari lingkungan sekitarnya yaitu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
tempat tinggalnya.

Pada usia ini termasuk juga masa perkembangan remaja, pada masa ini
peserta didik mempunyai perkembangan fisik dan perilaku yang cepat dan perlu
penyesuaian untuk mempersiapkan dirinya masuk ke usia remaja. Pembinaan untuk
peserta didik diharapkan mampu untuk memberikan suatu pengetahuan kepada
peserta didik agar dapat membedakan hal yang positif dan negatif sehingga tidak
terjerumus ke hal-hal yang negatif, serta peserta didik bisa mengembangkan
keterampilan dan bakat yang dimiliki melalui wadah yang telah disiapkan di
sekolah baik melalui kegiatan kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Palu ini mempunyai peserta didik


yang kualitas akademik dan non akademik yang sangat membaik, hal tersebut dapat
dilihat dari kualitas akademiknya seperti input peserta didik yang masuk di sekolah
ini yang mempunyai nilai Ujian Nasional yang yang lumayan bagus, kelulusan
ditiap tahun semua peserta didiknya lulus 100%. Kualitas non akademiknya dapat
dilihat dari perilaku para peserta didik di SMP Negeri 9 Palu yang dapat di lihat
dari lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah dan berbagai
pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian besar para peserta didik di sekolah
antara lain membolos, berkelahi, merokok, tidak seragam, mencuri, perilaku
tersebut sering ditunjukan peserta didik di lingkungan sekolah. Dengan adanya
berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik tersebut pihak sekolah
memberikan sanksi untuk mengurangi angka pelanggaran tersebut akan tetapi
sanksi yang ada belum bisa memberikan pengaruh serta perubahan terhadap peserta
didiknya, peserta didik cenderung melakukan kesalahan dan pelanggaran yang
sama setelah sanksi yang diberikan kepada mereka itu selesai, ada juga peserta
didik yang berkali-kali melakukan pelanggaran sehingga orang tua dipanggil ke
sekolah akan tetapi orang tua peserta didik tidak memenuhi panggilan dari sekolah,
hal tersebut tentu saja menghambat peran serta orang tua untuk Perkembangan
didik.

Untuk meningkatkan kualitas akademik dan memperbaiki perilaku peserta


didik yang kurang baik, dan banyaknya peserta didik yang melakukan pelanggaran
dan tidak menaati peraturan di sekolah pihak sekolah mengupayakan adanya
pembinaan untuk peserta didik agar para peserta didik dapat lebih baik dalam aspek
akademik, non akademik, dan sikap/mental spiritual, melalui kegiatan OSIS,
kegiatan ekstrakurikuler, dan layanan BK di sekolah akan tetapi pembinaan yang
dilakukan di sekolah belum optimal, tidak semua pembinaan dapat berjalan baik,
program pembinaan yang ada belum bisa dilaksanakan para peserta didik, serta
sarana dan prasarana yang menunjang untuk melakukan pembinaan di sekolah
masih kurang.

Dengan melihat keadaan dan kondisi yang terjadi di SMP Negeri 9 Palu
tersebut, bahwa pembinaan yang dilakukan di sekolah hasilnya masih cenderung
sama disetiap tahunnya dan belum ada banyak perubahan yang terjadi dari para
peserta didiknya, peraturan dan tata tertib yang ada juga masih sering dilanggar
oleh peserta didik serta tidak semua personil sekolah terlibat dalam kegiatan
pembinaan peserta didik di sekolah. Dengan permasalahan yang demikian maka
peneliti tertarik untuk meneliti manajemen pembinaan peserta didik di SMP Negeri
9 Palu meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta hambatan yang
ditemui selama pelaksanaan pembinaan peserta didik di sekolah dan upaya untuk
mengatasi hambatan dalam pembinaan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembinaan peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu?
2. Apa saja hambatan yang di temui dalam melaksanakan pembinaan kurikuler
peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu?
3. Bagaimana upaya guru-guru untuk mengatasi hambatan yang ada dalam
pembinaan kurikuler peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu?

C. Tujuan Penelitian
1. Menemukan apa saja yang di muat dalam perencanaan pembinaan kurikuler
peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu.
2. menemukan apa saja hambatan yang ada dalam melaksanakan pembinaan
kurikuler peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu.
3. menemukan apa saja upaya guru-guru untuk mengatasi hambatan yang ada
dalam pembinaan kurikuler peserta didik di SMP NEGERI 9 Palu.
BAB II
Tinjauan pustaka

A. Menajemen Peserta Didik

a. Pengertian Menajemen Peserta Didik


Manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar
yang pernah dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun
spikis, baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat dimana anak tersebut berada. Jadi manajemen peserta
didik dapat diartikan sebagai layanan yang memusatkan perhatian pada
pengaturan, pengawasan, dan layanan individual seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai matang mendapatkan
proses pendidikan di sekolah.

b. Tujuan manajemen peserta didik


Tujuan Menajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran
di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran di
lembaga tersebut sekolah dapat berjalan; lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.

c. Fungsi Menajemen Peserta Didik


Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan
dengan segi-segi individualitasnya, segi social, aspirasi, kebutuhan, dan segi-
segi potensi peserta didik lainnya.
Adapun evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses
dan hasil belajar peserta didik baik yang berupa kegiatan kurikuler, maupun
ekstrakurikuler. Penilian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan
belajar peserta didik dalam hal menguasai materi pengajaran yang telah
dipelajarinya sesuai dengan tujuantujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi
peserta didik pada umumnya adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik
dalam mencapai tujuan yang diharapkan,
b. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pegalaman yang didapat.

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur keberhasilan peserta didik, ada
tiga jenis tes, yaitu:
a. Tes diagnostik, adalah tes yang digunakan untuk mengetaui kelemahan-
kelemahan peserta didik sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dpaat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
b. Tes formatif, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
telah dibentuk setelah mengikuti suatu program tertentu.
c. Tes sumatif, dilaksanakan setelah berakhir pemberian sekelompok
program atau pokok bahasan.
Dalam hal ini SMP Negeri 9 Palu mempersiapkan peserta didiknya
menghadapi zaman di era globalisasi memiliki peran strategis yang amat
penting. Keberhasilan sekolahnya dalam menghadapi tantangan yang sangat
komplek, dan diharapkan mampu melahirkan generasi bangsa yang memiliki
keunggulan kompetitif dan berperan aktif dalam menentukan arah
perkembangan masa pendidikan para siswanya.

B. Pembinaan Peserta Didik

a. Pengertian Pembinaan Peserta Didik


Pembinaan peserta didik merupakan salah satu cara untuk melaksanakan
fungsi manajemen peserta didik. secara umum pembinaan peserta didik
merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta
didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional (PP No. 39 Tahun 2008).
Melalui pembinaan peserta didik yang maksimal, diharapkan dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

b. Pembinaan Karakter Peserta Didik


Pembinaan karakter kepada para peserta didik harus dilakukan oleh para
pendidik yang sudah terlebih dahulu memiliki karakter yang baik. Para
pendidik harus selalu memegang prinsip-prinsip pendidikan sebagaimana
telah diajarkan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
Keteladanan adalah kata kunci dalam membangun sebuah karakter peserta
didik, selanjutnya adalah kesinambungan program dan pola pembentukan
karakter yang terstruktur dan sistematis serta terintegrasi dalam
membangunan kurikulum yang digunakan.

c. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik


Kegiatan pembinaan peserta didik meliputi:
a. Pembinaan Peserta Didik Yang Berkaitan Dengan Akademik
Pembinaan yang berkaitan dengan aspek akademik meliputi:
1. Pembinaan prestasi akademik peserta didik, seni dan olahraga
2. Pembinaan Sastra dan Budaya,
3. Pembinaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
4. Pembinaan Bahasa Inggris.
b. Pembinaan Peserta Didik yang Berkaitan dengan Aspek Non Akademik
Pembinaan yang berkaitan dengan aspek non-akademik meliputi:
1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan yang
maha Esa, seperti Beribadah atau memperingati hari-hari besar dan
lainnya.
2. Pembinaan akhlak peserta didik.
3. Pembinaan kepribadian peserta didik
4. Pembinaan demokrasi hak asasi manusia dan toleransi terhadap
sesama.
5. Pembinaan kreativitas dan kewirausahaan dengan mengadakan
kegiatan-kegiatan wirausaha.
6. Pembinaan Kesehatan jasmani

Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan peserta didik biasanya


melakukan kegiatan tersebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan esktra
kurikuler. Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di
dalam kurikulum yang pelaksanaanya dilakukan pada jam-jam pelajaran.
Kegiatan kurikuler dalam bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan
nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Tujuan pendidikan
tidak hanya mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian,
serta aspek emosional, di samping keterampilanketerampilan lain. Kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan mengembangkan dan mengaplikasikan minat dan
bakat peserta didik, memperluas pengetahuan peserta didik, mengenal
hubungan antara berbagai pelajaran dan melengkapi pembinaan manusia
seutuhnya

C. Kegiatan Kurikuler

1. Pengertian Kurikuler
Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di dalam mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat (interest) mereka melalui yang
diselengrakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan
dan berkewenangan di sekolah atau madrasah. Demikian juga kurikuler adalah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan berpusat pada peserta didik, yaitu
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) yang
dilakukan dalam sekolah atau pada saat proses belajar menagajar.
2. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara
rasional tujuan kurikuler adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki peserta didik setelah mereka menyelesaikan atau menempun bidang
studi atau mata pelajaran tersebut. Setiap bidang studi atau mata pelajaran
yang ada dalam kurikulum lembaga pendidikan memiliki tujuan kurikuler
masing-masing. Tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
pelajaran, oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didepenisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan suatu
bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler
harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan
kurikuler tergambarkan pada standar isi setiap mata pelajaran atau bidang
studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan.
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler
dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik
setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu
dalam satu kali pertemuan. Karena guru yang memahami kondisi
lapangan,termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan
pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran adalah
tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru harus
merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah
mereka selesai mengikuti pelajaran.

3. Jenis-jenis Kegiatan kurikuler


Ada tiga bentuk kegiatan kurikuler yaitu:
a. Kegiatan intrakurikuler dilaksanakan sesui dengan struktur program,
pelaksanaan di sekolah dan seluruh kegiatanya di nilai.
b. Kegiatan korikuler di luar struktur program, tujuanya untuk memberikan
perluasan dan pendalaman terhadap apa yang telah dipelajarinya dalam
kegiatan intrakurikuler, kegiatan korikuler ini wajib dinilai.
c. Kegiatan extrakurikuler terutama ditujukan untuk keperluan pembinaan
bakat dan prestasi siswa. Kegiatan ini dilakukan diluar sekolah dan tidak
dinilai. Apabila pembimbing perlu megadakan penilaian hanya tebatas pada
upaya penguatan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Peneltian
Adapun Beberapa Metode Peneltian, yaitu:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
kualitatif yaitu metode untuk mendeskripsikan realitas yang ada di lokasi
penelitian.
2. Teknik pengumpulan
Teknik pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu melalui teknik observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
a. Observasi dilakukan melalui pengamatan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan seluruh pancaindera.
b. Peneliti melakukan wawancara melalui percakapan tanya jawab untuk
memperoleh informasi dari narasumber.
c. Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen dan data-data
pendukung terkait dengan penelitian.
3. Teknik analisis data
Penelitian dimulai dari proses analisis sebelum ke lapangan, analisis data di
lapangan (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan), dan analisis
data selama di lapangan. Sedangkan teknik keabsahan data terdiri dari
perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus
negatif, menggunakan bahan referensi, keikutsertaan, dan mengadakan member
check. Proses ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang diterima
merupakan data yang sebenarnya terdapat pada tempat penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembinaan Peserta Didik


1. Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan peserta didik adalah salah satu cara untuk melaksanakan
fungsi yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Melalui pembinaan peserta didik yang
maksimal ini, diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Tak dipungkiri, peserta didik yang masuk di lembaga
pendidikan, tentu membutuhkan bimbingan untuk mengolah potensinya.
pembinaan peserta didik juga merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku serta bakat dan minat
peserta didik.
Sesuai keterangan yang saya dapat di sekolah SMP Negeri 9 Palu
dalam rangka melakukan suatu pembinaan kepada peserta didik ada
beberapa pendekatan yang di butuhkan. Antara lain sebagai berikut:
 Melalui pendekatan informatif
Pendekatan ini adalah menyampaikan informasi kepada peserta didik
karena mereka dianggap belum tahu dan belum punya pengalaman.
 Pendekatan partisipatif
Dalam pendekatan ini peserta didik diarahkan untuk dapat berpartisipasi
dalam proses pembelajaran.
 Pendekatan experiential
Pendekatan ini melibatkan peserta didik secara langsung sehingga peserta
didik dapat belajar dari pengalaman.

a. Tujuan Pembinaan Peserta Didik


Adapun tujuan dalam melaksanakan pembinaan peserta didik adalah
sebagai berikut:
1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat, dan kreativitas.
2) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha
dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan.
3) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi
unggulansesuai bakat dan minat.
4) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak
mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka
mewujudkan masyarakat madani (civil society).

b. Fungsi pembinaan peserta didik


secara umum fungsi dan tujuan Pendidikan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
juga bertujuan untuk megembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Hambatan-hambatan Pembinaan Kurikuler Peserta Didik


a. Hambatan yang ada selama pelaksanaan kegiatan kurikuler Antara lain :
1) Kurangnya fasilitas yang ada
2) Tidak adanya Pembina untuk mendukung kegiatan,
3) Kurangnya dana untuk melaksanakan kegiatan.
b. Sedangkan upaya yang dilakuan untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut Antara lain:
1) Mempersiapkan fasilitas yang di butuhkan,
2) Sencari Pembina,
3) Sekolah dan komite mengadakan penggalangan dana.
C. Upaya Guru-guru untuk Mengatasi Hambatan Yang Ada Dalam
Pembinaan Kurikuler Peserta didik
Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan pelaksanaan
kegiatan kurikuler sudah tepat karena dengan upaya yang dilakukan, kegiatan
kurikuler dapat berjalan tanpa ada hambatan kurangnya fasilitas sekolah.
Sedangkan untuk dana yang kurang masih diupayakan dengan menggalang
dana bersama komite dengan bantuan dana dari orang tua peserta didik agar
tidak terjadi kekurangan dana dalam setiap pelaks anaan kegiatan untuk
pembinaan. Selain itu, untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan
kegiatan pembinaan peserta didik juga tidak terlepas dari peran serta personil
sekolah yang terlibat dalam upaya untuk mengatasi hambatan yang ada.
Berikut ini adalah peran serta personil sekolah yang terlibat dalam
upaya mengatasi hambatan pelaksanaan pembinaan peserta didik di sekolah:
1) Kepala Sekolah berperan mengadakan evaluasi, kegiatan tindak lanjut,
memberikan solusi, masukan dan pengarahan kepada koordinator kegiatan
pembinaan agar hambatan yang ada dalam pelaksanaan pembinaan peserta
didik dapat diatasi.
2) Pembantu Kepala Sekolah bidang Kesiswaan berperan mengadakan
evaluasi, kegiatan tindak lanjut pada setiap kegiatan pembinaan peserta
didik dan memberikan inovasi untuk kegiatan pembinaan peserta didik.
3) Pembantu Kepala Sekolah bidang Sapras berperan mengajukan
proposal/usulan penambahan barang/sarana dan prasarana ke dinas
pendidikan agar penambahan fasilitas dapat terlaksana sehingga tidak terjadi
lagi kekurangan sarana prasarana dalam melaksanakan kegiatan pembinaan
peserta didik di sekolah.
4) Koordinator BK berperan bekerja sama dengan guru BK dalam pembagian
tugas mengajar dalam melakukan bimbingan kepada peserta didik baik di
dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran.
5) Koordinator OSIS berperan memberikan pengarahan kepada anggota OSIS
agar melaksanakan program kegiatan dengan baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pembinaan kurikuler peserta didik ini merupakan kegiatan
pelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran biasa. Kegiatan ini
dilaksanakan sore hari bagi sekolah-sekolah yang masuk pagi, dan dilaksanakan
pagi hari bagi sekolah-sekolah yang masuk sore. Kegiatan kurikuler ini juga
sering dimaksudkan dengan pengembangan salah satu bidang pelajaran yang
diminati oleh sekelompok siswa. Misalnya olahraga, kesenian, dan berbagai
kegiatan keterampilan. Manajemen kuirkuler meliputi adanya perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kurikuler, yang didukung dengan adanya
sarana, dana dan penjadwalan yang tepat.

B. Saran
Dapat membantu memberikan dampak posistif bagi para pelajar dan
meningkatkan kegiatan kurikuler untuk siswa maupun tenaga kerja yang
bersangkutan. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru atau
pembimbing lainnya.
Laporan ini bertujuan juga untuk mahsiswa sebagai bahan untuk meningkatkan
kualitas dalam mengelolah laporan atau tugas lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Puspitarini, T. (2012). Manajemen Pembinaan Kurikuler Peserta Didik Di Sekolah


Inklusi Sd N Gejayan. September.
https://core.ac.uk/download/pdf/33508949.pdf

Ubaidah, S. (n.d.). Manajemen ekstrakurikuler dalam meningkatkan mutu sekolah.


150–161.

Wicaksana, A. (2016). Https://Medium.Com/.


https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf

Jahari, J., Khoiruddin, H., & Nurjanah, H. (2018). p-ISSN: 2541-383X e-ISSN:
2541-7088 Manajemen Peserta Didik. Isema, 3(2), 170–180.

https://smaputrabangsadepok.sch.id/2021/07/01/pembinaan-karakter-fokus-utama-
tujuan-pendidikan nasional/#:~:text=Pembinaan%20peserta%20didik
%20diarahkan%20agar, dan%20Undang%2DUndang%20Dasar%201945.

https://www.rikaariyani.com/2021/08/kegiatan-pembinaan-peserta-didik.html

Anda mungkin juga menyukai