Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 butir 1 telah disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru,
sarana dan prasarana serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi
syarat tertentu. Namun dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak
berperan adalah tenaga kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawab
tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab.
Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut presensi siswa. Pengertian
presensi siswa mengandung dua arti yaitu masalah kehadiran di sekolah dan
ketidakhadiran di sekolah. Kehadiran dan ketidakhadiran siswa dianggap
merupakan masalah penting dalam pengelolaan di sekolah, karena hal ini sangat
erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Disamping itu ketidakhadiran siswa
merupakan gambaran tentang ketertiban suatu sekolah.
Kehadiran siswa di sekolah (school attandence) adalah kehadiran dan
keikutsertaan siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas-aktivitas sekolah
pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketidaan
partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-kegiatan di sekolah.
Bumi merupakan sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME
kepada makhluk ciptaan-Nya. Di dalam bumi, terdapat berbagai macam kekayaan
alam yang sangat penting bagi kebutuhan setiap makhluk hidup. Manusia
merupakan makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna dan memiliki akal juga
pikiran. Maka dari itu, manusia seharusnya menjaga, melindungi dan merawat
bumi beserta isinya yang telah diberikan-Nya. Dimulai dari daratan, lautan,
gunung, hutan, danau, sungai dan sebagainya. Saat ini, sangat diperlukannya

1
kesadaran masyarakat khususnya peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA serta
Masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestariaan lingkungan serta
meningkatkan rasa kepedulian untuk ikut serta dalam kegiatan melestarikan
lingkungan. Kita sebagai penurus bangsa, harus berperan aktif dalam menjaga
lingkungan. Generasi muda merupakan salah satu aset yang mampu membangun
kembali bumi yang sudah mulai terbengkalai. Dengan adanya kesadaran dan rasa
kepedulian generasi muda serta usaha dan kerja keras mampu mengembalikan
bumi ini. Seperti yang dikatakan pepatah, “sedikit demi sedikit lama-lama
menjadi bukit”. Salah satu contoh kecil yang dapat dilakukan seperti membuang
sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Undang Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 3 mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan elemen penting yang tidak pernah terpisahkan
dalam kehidupan. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dalam membangun
masa depan yang lebih baik telah mendorong semua pihak untuk senantiasa
melakukan inovasi dengan tujuan terciptanya sistem pendidikan yang berkualitas
dan menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing dalam semua aspek
kehidupan.
Pemberdayaan sekolah dapat dilakukan dengan melahirkan paradigma
baru yang dapat mcnjadi sebuah strategi yang difokuskan pada kualitas dengan
menggunakan pendekatan yang lebih profesional dan memberdayakan satuan
pendidikan dari pada pendekatan birokrasi yang membuat manajemen sekolah
menjadi sempit, rumit dan kaku.
Satu paradigma pendidikan yang dianggap relevan saat ini yang
dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional adalah Pendidikan karakter,
dimana dalam pendidikan karakter, hal ini berangkat dengan pemikiran bahwa
pendidikan kita tidak hanya memfokuskan pada mutu kecerdasan saja, tetapi juga

2
memperhatikan nilai dan perilaku yang sesuai dengan budaya bangsa kita tetapi
memiliki daya saing dengan bangsa lain.
Berbagai program yang dilaksanakan di sekolah belum optimal karena
program belum berfokus pada pelanggan, belum banyak keterlibatan seluruh
komponen yang ada di sekolah, belum optimal adanya aktivitas pengukuran,
belum memiliki komitmen terhadap perubahan dan usaha untuk memperbaiki
secara terus menerus, dalam kaitan ini muncullah salah satu pemikiran kearah
peningkatan kehadiran siswa di sekolah melalui Ekstrakurikuler yang memberi
keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan
secara luas.
Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, baik
sekolah, pemerintah, masyarakat maupun keluarga. Oleh karena itu untuk
mendukung keberhasilan pendidikan perlu melibatkan komite/orang tua ataupun
masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam pengawasannya.
SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing
Natal yang berada di lokasi yang sangat strategis yang berada di jalur jalan Desa
Hutapungkut, masyarakatnya sebagian besar sudah sadar akan kebutuhan
pendidikan, maka sudah selayaknya untuk dilibatkan dalam memajukan
pendidikan di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten
Mandailing Natal. Dengan menerapkan Ekstrakurikuler ini diharapkan SDN 208
Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal menjadi
sekolah pilihan masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Kotanopan
khusunya sebelah selatan jalan raya Semarang Mandailing Natal.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sekolah berkarakter di SDN
208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal adalah
melalui Ekstrakurikuler.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas serta hasil pengamatan
penulis,maka permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Kehadiran siswa yang sangat rendah
b. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik apa adanya
c. Prestasi peserta didik belum optimal

3
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah pada : Bagaimana Upaya peningkatan kehadiran siswa di
sekolah melalui ekstrakurikuler di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal ?
Sedangkan sub-pokok rumusan masalah adalah :
a. Bagaimana upaya peningkatan kehadiran siswa di SD Negeri No. 208
Hutapungkut ?
b. Upaya apa untuk meningkatan prestasi di SD Negeri No. 208 Hutapungkut.
c. Bagaimana keterlibatan seluruh komponen di SD Negeri No. 208
Hutapungkut ?
d. Bagaimana implementasi kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri No. 208
Hutapungkut ?

1.4 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, karya tulis ini
bertujuan:
a. Kehadiran siswa meningkat.
b. Prestasi peserta didik meningkat.
c. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Praktis
a. Kepala Sekolah akan memperoleh masukan sebagai bahan evaluasi diri dan
bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan bahkan mereformasi pola
kegiatan manajemen sekolah dalam rangka upaya pembinaan profesionalisme
guru dan peningkatan mutu sekolah berkarakter.
b. Bagi Pengambil Kebijakan (Dinas Pendidikan), akan memperoleh bahan
masukan tentang peta mutu sekolah berkarakter sehingga dalam pengambilan
keputusan/ program kebijakanpeningkatan mutu sekolah berkarakter secara
keseluruhan menjadi tepat sasaran.
c. Bagi Guru, akan memperoleh wawasan, pengetahuan yang akan mampu
memotivasi peningkatan kinerja dan profesionalismenya.

4
1.5.2 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi
pelaksana manajemen sekolah sehingga diharapkan lebih tepat guna dan
berhasil guna.
b. Dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk menambah wawasan
pengetahuan, sehingga dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
penelitian dan pengembangan sekolah di kemudian hari.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kehadiran

2.1.1 Kehadiran Siswa


Kehadiran siswa di sekolah biasa disebut presensi siswa. Pengertian
presensi siswa mengandung dua arti yaitu masalah kehadiran di sekolah dan
ketidakhadiran di sekolah. Kehadiran dan ketidakhadiran siswa dianggap
merupakan masalah penting dalam pengelolaan di sekolah, karena hal ini sangat
erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Disamping itu ketidakhadiran siswa
merupakan gambaran tentang ketertiban suatu sekolah.
Kehadiran siswa di sekolah (school attandence) adalah kehadiran dan
keikutsertaan siswa secara fisik dan mental terhadap aktivitas-aktivitas sekolah
pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketidaan
partisipasi secara fisik siswa terhadap kegiatan-kegiatan di sekolah.
Adapun tujuan kehadiran siswa di sekolah menurut E. Mulyasa antara lain :
1. Untuk mengembangkan bakat dan pengalaman belajar
2. Untuk menjalin komunikasi antara guru dan siswa serta sesama siswa
3. Untuk mempelajari dan memahami pesan yang disampaikan guru di kelas
4. Untuk membentuk sikap dan sifat demokrasi siswa
5. Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki siswa

2.1.2. Faktor Penyebab Ketidakhadiran Siswa


Ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran siswa di sekolah baik yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri (faktor internal) misalnya karena
pendapat tentang kehadiran, disiplin diri dan motivasi belajar yang rendah
maupun dari luar siswa (faktor eksternal) misalnya lingkungan sekolah dan
pergaulan yang kurang kondusif. Lingkungan keluarga merupakan salah satu
faktor eksternal yang mungkin bisa menyebabkan ketidakhadiran siswa di
sekolah. Beberapa kemungkinan ketidakhadiran siswa yang disebabkan atau
bersumber dari :
1. Letak rumah yang jauh
2. Baju seragam tidak ada lagi

6
3. Kekurangan makanan sehat
4. Ikut orang tua
5. Orang tua pindah ke daerah lain

2.1.3. Usaha Guru Meningkatkan Kehadiran Siswa


Terdapat beberapa program sekolah yang digunakan untuk menanggulangi
maraknya siswa yang tidak hadir, program tersebut diantaranya :
1. Memanggil orang tua
2. Memberikan bimbingan
3. Membuat jadwal kegiatan ekstrakurikuler

2.1.4. Konsep Operasional Kehadiran


1. Tingkat kehadiran siswa dalam proses pembelajaran untuk mengukur tingkat
kehadiran siswa
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran siswa dalam proses
pembelajaran, indikatornya adalah :
a. Persepsi siswa tentang kehadiran
b. Disiplin
c. Motivasi belajar
3. Usaha guru dalam meningkatkan kehadiran di sekolah dalam proses belajar
terdiri dari :
a. Memberikan dorongan / motivasi
b. Memberikan penghargaan
c. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
d. Berkomunikasi dengan orangtua siswa

B. Pengertian Ekstrakurikuler
2.2.1. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan
di sekolah/ madrasah (Anifral Hendri, 2008: 1-2).

7
Berdasarkan pengertian diatas menekankan bahwa kegiatan ekstrakurikuler
untuk membantu pengembangan peserta didik dan pemantapan pengembangan
kepribadian peserta didik cendrung berkembang untuk memilih jalan tertentu.
RB.Cattele dalam Anifral Hendri (2008 : 2) menyatakan bahwa kepribadian
seseorang menunjukkan apa yang ingin diperbuat bilamana ia dalam keadaan
senang dan ditempatkan pada situasi tertentu.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler misalnya olahraga diharapkan peserta didik
dapat sehat, mempunyai daya tangkal, daya hayat terhadap Pekat, Narkoba dan
obat terlarang. Dalam pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler peserta didik
diarahkan untuk memilih salah satu cabang olahraga, seni budaya, pembinaan
peserta didik berprestasi yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan peserta
didik, pada kegiatan ini cabang diharapkan lahir bibit-bibit olahragawan yang
nantinya dapat dibina untuk menghadapi event seperti HARDIKNAS, Kejuaraan
daerah (Kejurda), Dinas, lembaga-lembaga maupun kompetisi lainnya.
Ekstrakurikuler Olahraga, yang meliputi beberapa cabang olahraga yang diminati
di sekolah tersebut, misalnya: Sepak bola, Senam, tenis meja, catur, atletik dan
lain sebagainya. Selain itu ada kegiatan Ekstrakurikuler wajib yaitu pramuka,
ekstrakurikuler lain yaitu computer, iman taqwa, Seni Budaya ada tari.
Kegiatan Ekstrakurikuler atau pengembangan diri merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan bakat
dan minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Banyak peserta didik yang
kurang mengetahui bakat dan minat yang ada pada dirinya, sehingga peserta didik
juga kurang maksimal dalam pemilihan kegiatan Ekstrakurikuler di sekolahnya.
Dalam hal ini guru sangat dibutuhkan dalam berperan mengarahkan peserta didik
didik untuk memilih kegiatan Ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat yang
dimilikinya.
Sementara itu kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan
di luar jam pelajaran, baik itu dilakukan di sekolah maupun diluar sekolah namum
masih dalam ruang lingkup tanggung jawab sekolah. Kegiatan Ekstrakurikuler ini
bertujuan untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan peserta
didik mendorong pembinaan nilai dan sikap mereka demi untuk mengembangkan

8
minat dan bakat peserta didik. Peserta didik dalam hal ini dapat memilih kegiatan
Ekstrakurikuler yang mana yang ia minati yang sesuai dengan kecenderungan
jiwa mereka. Kegiatan Ekstrakurikuler ini mengutamakan pada kegiatan
kelompok.
Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan
kegiatan Ekstrakurikuler seperti;
a. Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilam peserta didik,
b. Mendorong bakat dan minat mereka,
c. Menentukan waktu,
Selain itu kegiatan Ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk kegiatan seperti;
a. kepramukaan,
b. usaha kesehatan sekolah
c. patroli keamanan sekolah
d. peringatan hari-hari besar agama dan nasional
e. pengenalan alam sekitarnya
f. olah raga
g. Seni Budaya dan lain sebagainya.
Sedikitnya terdapat 8 (delapan) langkah pemberdayaan , dalam kaitannya
dengan Ekstrakurikuler (menurut Mulyasa : 2006 ) , yaitu :
a. Menyusun kelompok guru sebagai penerima awal atas rencana program
pemberdayaan
b. Mengidentifikasi dan membangun kelompok peserta didik di sekolah.
c. Memilih dan melatih guru dan tokoh masyarakat yang terlibat secara
langsung dalam implementasi manajemen berbasis sekolah.
d. Membentuk komite sekolah yang terdiri dari unsur sekolah, unsur
masyarakatdi bawah pengawasan pemerintah daerah.
e. Menyelenggarakan pertemuan – pertemuan dengan para anggota komite
sekolah.
f. Mendukung aktivitas kelompok yang tengah berjalan .
g. Mengembangkan hubungan yang harmonis antara sekolah, dan masyarakat.
h. Menyelenggarakan lokakarya untuk evaluasi.

9
Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan
meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dan masyarakat,
guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien. Hubungan yang harmonis ini
menurut Mulyasa (2006 ) akan membentuk :
a. Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-
lembaga lain yang ada di masyarakat.
b. Saling membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat,
arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di
masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya
pendidikan di sekolah.

2.2.1.1 Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler


Menurut kajian Anifral Hendri (2008 : 2) mengenai fungsi kegiatan
Ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang
proses perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan Ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.

2.2.1.2 Jenis kegiatan Ekstrakurikuler


Anifral Hendri (2008 : 2 - 3), mengemukakan pendapat umumnya
mengenai beberapa jenis kegiatan Ekstrakurikuler dalam beberapa bentuk yaitu :
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA).

10
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/ prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga,
seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
Kontrubusi kegiatan ekstra kelas terhadap masyarakat, menurut Burrup,
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dengan cara
yang lebih baik (to promote better school and community relation).
b. Mendorong masyarakat agar memberikan perhatian yang lebih besar guna
membantu sekolah (to encourage greater community interest in an support of
the school).
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap perbaikan kurukulum, menurut
Burrup adalah sebagai berikut:
a. Melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas peserta didik (to supplement
or enrich classroom experiences).
b. Mengeksplorasi pengalaman-pengalaman belajar baru yang mungkin dapat
dipadukan dengan lebih tepat di dalam kurikulum (to explore new learning
experiences which may ultimately be incorporated into curriculum).
c. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk memanfaatkan bimbingan
individual dan kelompok (to provide additional opportunity for individual and
group guidance).
d. Memotivasi pengajaran di kelas (to motivate classroom instruction).
Kontribusi kegiatan ekstra kelas terhadap keefektifan administrasi sekolah,
menurut Burrup adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan keefektifan kerja sama antar para peserta didik, guru-guru,
staf administrasi dan supervisi (to foster more effective team work betwen
student, faculty, and administrative and supervisory personnel).
b. Untuk lebih memperasatukan berbagai bagian dalam sekolah (to integrate
more closely the several divisions of the school).
c. Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka membantu para
remaja dalam menggunakan waktu senggangnya (to provide less restricted

11
opportunities designed to assist youth in the worth–while utilixation of their
spare time).
Memberi peluang yang lebih baik kepada guru agar lebih mengerti
kekuatan yang dapat memotivasi para peserta didik dalam memberikan respons
terhadap berbagai situasi problematik yang mereka hadapi

12
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Jenis Karya Tulis


Karya tulis ini merupakan best practice yang menggunakan pendekatan ex
post facto. Sudjana dan Ibrahim (2007:60) mengatakan bahwa pendekatan ex post
factodimulai dengan mendeskripsikan situasi sekarang yang diasumsikan sebagai
akibat dari faktor-faktor yang telah terjadi atau bereaksi sebelumnya. Dengan
demikian, peneliti harus menoleh kebelakang untuk menentukan faktor-
faktor yang diasumsikan penyebab, yang telah beroperasi pada masa lalu.
Dalam konteks ini penulis melakukan analisis mengenai perwujudan mutu
sekolah berkarakter yang terdiri atas lima bagian, yakni pendahuluan, landasan
teori dan kerangka berpikir, metodologi penelitian, pembahasan, simpulan dan
rekomendasi.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penulisan best practices ini terdiri atas:
1. Studi dokumentasi, dilakukan dengan menganalisis dokumen sekolah yang
sudah disusun dalam bentuk laporan evaluasi diri sekolah dan profil sekolah.
2. Observasi, dilakukan dengan mengadakan pengamatan terhadap aktivitas
peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.
3. Wawancara, dilakukan dengan mengadakan wawancara yang bersifat
kekeluargaan, seperti sambungrasa dan diskusi dengan warga sekolah.

3.3 Analisis
Analisis dilakukan dengan menyusun laporan secara deskriptif kuantitatif
dan kualitatif terhadap perwujudan mutu sekolah berkarakter. Perwujudan sekolah
dilihat dari permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik apa adanya
2. Keterlibatan seluruh komponen kurang
3. Prestasi peserta didik belum optimal
4. Belum Nampak kegiatan cinta lingkungan hijau
5. Pendidikan karakter belum nampak

13
3.4 Pembahasan
Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan
kepedulian pemerintah terhadap gejala yang muncul di masyarakat serta upaya
peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut
pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat
mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus pemberdayaan berbagai komponen
masyarakat secara efektif guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di
sekolah. Ekstrakurikuler merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi
pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan
kehadiran siswa di sekolah agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat
setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan
pemerintah.

3.4.1 Upaya pengembangan bakat dan potensi peserta didik


Untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik, ada
beberapa cara yang yang harus dilakukan guru misalnya: perkaya dengan macam
–macam pengalaman yang membangun motivasi belajar, rangsanglah peserta
didik untuk meluaskan kemampuannya, bimbing peserta didik dalam melakukan
kegiatan, berikan penghargaan atau pujian terhadap hasil kerja peserta
didik,tanamkan rasa optimis kepada peserta didik bahwa mereka bisa
melakukannya, bawa peserta didik ke tempat –tempat di mana mereka bisa
mempelajari hal baru seperti pentas seni musik, museum, galeri seni dan
sebagainya. Berbagai jenis cara tersebut dapat diperoleh peserta didik dalam
kegiatan Ekstrakurikuler sebagai alternatif pemecahannya.
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal dapat memberikan tempat bagi peserta
didik untuk memilih sesuai dengan kemampuannya. Setiap peserta didik tidak
dipaksa memilih jenis kegiatan ekstra. Adapun jenis kegiatan Ekstrakurikuler
yang ada di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing
Natal yaitu : Pramuka, Seni Tari, Olahraga Tenis meja, catur, dan
Komputer. Jenis kegiatan tersebut dirasa cukup menjadikan pilihan peserta didik
untuk mengembangkan diri.

14
Pengembangan minat, atau kecenderungan hati yang tinggi tentang sesuatu
dilakukan dengan menginvestarisasikan kecenderungan- kecenderungan peserta
didik pada bidang yang diminati. Pelaksanaannya sama dengan pengembangan
bakat.
Pengembangan kreativitas peserta didik memerlukan upaya lebih banyak
dan berkualitas dibandingkan menagani bakat dan minat. Kreativitas yang
bermakna kemampuan untuk menciptakan daya dukung dari pihak guru dan
karyawan di sekolah lebih banyak dalam bentuk pembinaan dan dorongan agar
peserta didik mau berbuat sesuatu untuk mencetuskan gagasan sendiri. Dalam
mengajar guru harus berusaha menjiwai falsafah mengajar yang mendorong
timbulnya kreativitas misalnya:
1) Guru memberi kelonggaran peserta didik berekspresi.
2) Guru memfasilitasi kebutuhan pengembangan kreatifitas anak.
3) Guru sangat mengutamakan pentingnya peserta didik bisa berkarya.
Kata lain "mampu" adalah "bisa" atau "sanggup". Untuk mengembangkan
kemampuan atau kesanggupan beberapa upaya yang bisa ditempuh adalah :
1) Menumbuhkan keyakinan diri
2) Bekerja keras
3) Terus belajar
4) Bersedia menerima kritik
5) Membuka diri demi kemajuan

3.5 Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Ada tiga peranan kepala sekolah sebagai manajer tersebut, dapat penulis uraikan
sebagai berikut:
1. Peranan hubungan antar perseorangan
• Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala
sekolah sebagai lambang sekolah.
• Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat
melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.
• Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan
kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan

15
secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan peserta
didik.

2. Peranan informasional
• Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap
lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh
terhadap sekolah.
• Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan
orang tua murid.
• Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar
yang dianggap perlu.

3. Sebagai pengambil keputusan


• Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah
melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta
malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di
lingkungan sekolah.
• Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala sekolah
harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan
situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
• Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala
sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan
memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.
• Anegotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi kebutuhan
sekolah.

3.6 Peranan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan


Secara garis besar, ruang lingkup tugas kepala sekolah dapat
diklasifikasikan ke dalam dua aspek pokok, yaitu pekerjaan di bidang administrasi
sekolah dan pekerjaan yang berkenaan dengan pembinaan profesional
kependidikan. Untuk melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik – baiknya, ada

16
tiga jenis ketrampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan yaitu ketrampilan teknis ( technical skill), ketrampilan
berkomunikasi ( human relations skill ) dan ketrampilan konseptual (conceptual
skill ).
Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah
terutama dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran
kerja kepala sekolah terletak pada stabilitas dan emosi dan rasa percaya diri. Hal
ini merupakan landasan psikologis untuk memperlakukan stafnya secara adil,
memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah laku dan melaksanakan
tugas.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan
kemampuannya membina kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja
terbuka yang bersifat kemitraan, serta meningkatkan partisipasi aktif dari orang
tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa mendapatkan dukungan penuh
setiap program kerjanya.
Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran peserta didik lebih
banyak dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para
guru dan upaya penyediaan sarana belajar yang diperlukan.
Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk
meneruskan instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah
kepada instansi kepada para guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah
kepada instansi vertikal maupun masyarakat. Pola komunikasi dari sekolah pada
umumnya bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu senggang mereka.
Alur penyampaian informasi berlangsung dua arah, yaitu komunikasi top-down,
cenderung bersifat instruktif, sedangkan komunikasi bottom-up cenderung berisi
pernyataan atau permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. Media
komunikasi yang digunakan oleh kepala sekolah ialah : rapat dinas, surat edaran,
buku informasi keliling, papan data, pengumuman lisan serta pesan berantai yang
disampaikan secara lisan.
Dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan mutu memiliki pengertian
sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas
dapat disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar

17
(fitness to standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai
perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai lingkungan
global (fitness to global environmental requirements).
Adapun yang dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu
aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Dalam pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah
atau keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung
dan jumlah Ekstrakurikuler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang
berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah
tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami
kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di
sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu
komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga
membuahkan hasil.
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, Kepala sekolah harus
senantiasa memahami sekolah sebagai suatu sistem organic. Untuk itu kepala
sekolah harus lebih berperan sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager.
Sebagai pemimpin maka kepala sekolah harus :
1. Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa
2. Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan
bersandar pada kekuasaan atau SK.
3. Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi.
Bukannya menciptakan rasa takut.
4. Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada
menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu
5. Senantiasa mengembangkan suasana antusias bukannya mengembangkan
suasana yang menjemukan
6. Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan
pada seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukannya ogah-ogahan
karena serba kekurangan

18
Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar,
disamping menunjukan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat
juga dapat ditunjukan sebagai sarana peningkatan, efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan.Penekanan aspek-aspek tersebut dapat berubah dari waktu ke
waktu.Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah.Dengan
melibatkan masyarakat dalam mengelola sekolah, pemerintah akan terbantu baik
dalam control maupun pembiayaan sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi
pada permasalahan yang lain.
Tujuan utama Ekstrakurikuler adalah meningkatkan mutu sekolah
berkarakter. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan
pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, serta hal lain yang dapat
menumbuhkembangkan suasana yang kondusif.
Ekstrakurikuler memberikan peluang bagi Kepala Sekolah, guru, dan
peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan
dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial, lainnya yang tumbuh dari
aktivitas, kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat
melalui komite sekolah mendorong sekolah untuk lebih terbuka, demokratis, dan
bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi kemungkinan
kepada sekolah untuk dapat menemukan jati dirinya dalam membina peserta
didik, guru, dan petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.
Ekstrakurikuler yang ditawarkan sebagai bentuk operasional desentralisasi
pendidikan akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang
berjalan selama ini. Kebaruan ini harus diwaspadai dengan mengkaji berbagai
sumber. Hal ini penting agar inovasi yang ada tidak sebatas konsep, tetapi benar-
benar dapat dilaksanakan peserta didikan secara efektif dan efisien.
Ekstrakurikuler juga merupakan salah satu wujud dari revormasi pendidikan, yang
menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan
memadai bagi para peserta didik. Kewenangan yang diberikan kepada sekolah
merupakan inti dari Ekstrakurikuler Dan Greeneration yang dipandang memiliki
tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan yaitu :
1. Kebijakan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada
peserta didik, orang tua dan guru.

19
2. Bertujuan memanfaatkan sumber daya lokal.
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik
4. Adanya perhatian bersama dalam mengambil keputusan, memberdayakan
guru, dan manajemen sekolah.

3.7 Penyusunan Program


Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud memilih
kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifiksi dalam langkah kebijakan. Pemilihan
demikian harus dilakukan, karena tidak semua kegiatan yang diidentifikasi
tersebut nantinya dapat dilaksanakan. Dengan perkataan lain, penyusunan
program berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan yang sudah diidentifikasi dalam
kebijakan.
Kegiatan Ekstrakurikuler harus dikelola dengan baik. Seperti halnya dalam
pembagian tugas mengajar bagi guru harus di sesuaikan dengan kemampuan
guru. Contoh seorang guru tidak mampu menyanyi tetapi oleh Kepala sekolah
dipaksa untuk mengajar menyanyi, maka hasil yang capai tidak sesuai dengan
harapan bahkan bisa mengecewakan. Identifikasi kemampuan oleh kepala sekolah
sekaligus pengklasifikasian adalah penting dan harus di lakukan. Dengan
mengidentifikasi kemampuan guru akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengambil suatu kebijakan. Menghadirkan para ahli akan lebih efektif ketimbang
memaksakan guru yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang tertentu.
Dalam perekrutan pembimbing selalu memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1. Kwalifikasi Pendidikan pembimbing
2. Frekwensi Latihan
3. Monitoring dan pengawasan dari kepala sekolah
4. Tindak lanjut.

3.8 Penjadwalan
Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan prioritasnya, urut-urutan dan
langkah-langkahnya perlu dijadwalkan agar jelas siapa pelaksananya, dan dimana
hal tersebut dilaksanakan. Dengan adanya jadwal ini semua personalia yang
bertugas dan memberikan bantuan di bidang manajemen peserta didik akan tahu
tugas dan tanggung jawabnya, serta kapan harus melaksanakan kegiatan tersebut.

20
Dalam satu minggu setiap jenis kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan 1 kali
dengan jadwal yang telah terprogram

Tabel . Jadwal Kegiatan Kesiswaan di Sekolah


JENIS
NO HARI/WAKTU PEMBIMBING KELAS
KEGIATAN
Senam, Olahraga :
Selasa, Sepakbola, Tenis 1. Martua
1 3,4,5
15.00 – 16.00 meja, catur, Bola 2. Gunawan Abdollah
Voli
Rabu, Seni Budaya: 1. Fitriani 3,4, 5
2
13.30 – 14.00 Puisi, Tari, 2. Wilda Mahyuni
Pembinaan Peserta
Kamis, 1. Fatimah
3 didik Prestasi 4,5
13.30 – 14.00 2. Erlina Sari
(MIPA)
Sabtu,
4 3, 4, 5
13.30 – 14.00
Jumat 3,4 dan
5 TIK 1. Wirda Hasanah
15.00 – 17.00 5,6
6 Sesuai jadwal Iman Taqwa 1. Eviwati 1 s.d 6

Keterangan : Jadwal Pembiasaan karakter, Iman dan taqwa diatur Pembina


masing-masing

Dari jadwal yang telah terprogram tersebut dapat membantu peserta didik
dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan Ekstrakurikuler akan lebih efektif bila
dilakukan monitoring dari kepala sekolah secara berkala untuk mengevaluasi
kemajuan kegiatan.
Dari 8 personil pembimbing kegiatan Ekstrakurikuler tersebut 80 %
dilakukan oleh guru dari SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal tetapi 20 % dari luar sekolah sesuai
keahliannya. Dengan langkah tersebut kami lakukan bukan berarti kami selaku
kepala sekolah tidak mau menghargai kemampuan guru, tidak demikian. Justru
kami bersikap demikian karena kami paham betul akan kemampuan guru dan
kami tidak akan bermain paksa karena pekerjaan pokok guru sangat luar biasa
padat.
Tidak ada suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah institusi tanpa
biaya.Semua unsur kegiatan tentu saja harus dianggarkan dalam sebuah Rencana
Kerja Tahunan. Yang di lakukan oleh SDN 208 Hutapungkut Kecamatan

21
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal adalah melakukan koordinasi dengan
pihak Komite Sekolah demikian juga Pengurus Paguyuban yang ada di setiap
Kelas. Sekolah yang bermutu biasanya didukung dengan biaya yang
banyak. Biaya saja juga tidak cukup tanpa di dukung dengan alat / media
pembelajaran. Jadi menurut kami kegiata Ekstrakurikuler tersebut dapar berhasil
di dukung oleh beberapa unsur antaranya : Pembina yang
professional, biaya, kesempatan, dan alat atau media pelajaran.

3.8.1 Fasilitas olah raga


Sekolah tidak banyak mempunyai:
a) lapangan sepak bola, memakai lapangan Msyarakat
b) lapangan voli, memakai halaman sekolah.
c) lapangan badminton, belum memiliki yang layak
d) lapangan tenis meja, memiliki
Berbagai sarana olah raga seperti dimaksud pada adalah bermacam
perlengkapan pendukung olah raga sendiri yang berupa fasilitas tambahan hingga
peralatan pokok olah raga. Piranti-piranti olah raga di dalam gedung misalnya
matlas, berlapis-lapis boks untuk ketangkasan olah raga dalam ruangan. Termasuk
peralatan olah raga adalah bermacam bola raket, net, kostum yang semua itu
diperlukan demi terselenggaranya kegiatan olah raga secara memadai di sekolah.

3.8.2 Fasilitas Seni


Fasilitas seni adalah bermacam peralatan untuk mengembangkan bidang seni.
Sejumlah bidang seni yang dapat dikembangkan adalah :
a) Seni Tari:
Fasilitas yang dibutuhkan dalam seni tari adalah tape recoder; costum pentas; dan
belum memiliki ruang khusus yang diperuntukkan kiprah mereka yang
menggeluti bidang ini.

22
3.9 Hubungan Kegiatan Ekstrakurikuler Dengan Kompetensi dan Karakter
Peserta didik
Dalam pelaksanaan di bidang Akademik yang terintegrasi dalam mata pelajaran :
1. Agama dan Al-Qur’an
 Asmaul Qusnah
 Melatih rasa amanah.
 Menumbuhkan rasa empati kepada sesama.
 Menumbuhkan jiwa keperdulian terhadap sesama.
 Melatih cara beretika terhadap orang lain.
 Melatih bagaimana cara berbicara dan berargumentasi di depan umum.

2. Pendidikan Kewarganegaraan
 Melatih rasa percaya diri.
 Menumbuhkan jiwa leadership.
 Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
 Melatih jiwa juang, pantang menyerah dan sikap bertanggung jawab.
 Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
 Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
 Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)
 Menumbuhkan sikap demokratis.
 Menghargai para perintis dan pejuang.

3. Bahasa Indonesia
 Melatih keterampilan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
 Melatih kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
 Melatih bagaimana cara membuat surat- surat sesuai dengan ketentuannya.

4. Ilmu Pengetahuan Alam


 Menambah pengetahuan (Penghijauan)
 Praktek langsung tentang proses pembuatan pupuk, budidaya tanaman,
pemanfaatan limbah menjadi barang bernilai ekonomi

23
5. Ilmu Pengetahuan Sosial
 Melatih bagaimana cara pemetaan wilayah, ekonomi, budaya, agama dan
pendidikan dalam kehidupan masyarakat dan bernegara

6. Matematika
 Membantu memperlancar keterampilan dalam berhitung.

7. Muatan Lokal Bahasa Inggris


 Meningkatkan kemampuan berbahasa

3.10 Pelaksanaan di bidang Non Akademik yang terintegrasi dalam kegiatan


ekstra kurikuler:
1. Pramuka
 Melatih disiplin dan sikap bertanggung jawab
 Menumbuhkan jiwa leadership.
 Melatih cara berinteraksi terhadap masyarakat.
 Melatih jiwa juang, pantang menyerah.
 Melatih kemampuan menyelesaikan masalah.
 Menumbuhkan rasa kepedulian, rasa empati dan simpati terhadap sesama.
 Menghormati satu sama lain (menghargai perbedaan)

2. Komputer
 Melatih kemampuan / ketrampilan dalam meng-operasikan komputer dengan
berbagai software, seperti Microsoft Excel, Microsoft Word, Microsoft Power
Point dan lain-lain.

3. Olahraga / Kesehatan
“Sepakbola, tenis meja, tenis lapangan, atletik, senam dan catur”
 Melatih jiwa sportivitas, jiwa kompetisi, jiwa besar dan team work.
 Membiasakan diri untuk lebih disiplin dan bertanggungjawab.
 Membiasakan pola hidup disiplin dan sehat

4. Seni Budaya (Musik, tari, keterampilan).


 Melatih rasa percaya diri, team work dan jiwa kompetisi.
 Membangun rasa cipta, rasa dan karsa.

24
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI

Ekstrakurikuler memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada


sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab, dengan adanya otonomi yang
memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan
pengembangan strategi Ekstrakurikuler Sesuai dengan kondisi setempat.
Dengan diberikannya kesempatan kepada sekolah untuk menyususn
kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan eksperimen –
eksperimen di lingkungan sekolahnya serta memberdayakan potensi yang ada di
masing – masing sekolah atau masyarakat setempat.
Pemberdayaan merupakan istilah yang sangat popular dalam era
reformasi. Pemberdayaan dimaksudkan untuk mengangkat harkat dan martabat
masyarakat dalam perekonomiannya, hak-haknya, dan memiliki posisi yang
seimbang dengan kaum lainnya yang selama ini telah lebih mapan kehidupannya.
Pemberdayaan telah merambah pada berbagai bidang dan aspek kehidupan,
termasuk pendidikan, antara lain dikeluarkannya kebijakan
Ekstrakurikuler sebagai paradigma baru manajemen pendidikan. Manajemen
berbasis sekolah merupakan konsep pemberdayaan sekolah dalam rangka
peningkatan mutu dan kemandirian sekolah. Dengan Ekstrakurikuler diharapkan
para kepala sekolah, guru, dan personil lainnya di sekolah serta masyarakat
setempat dapat melakspeserta didikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan zaman, karakteristik lingkungan, dan tuntutan global.
Dalam dunia pendidikan pemberdayaan merupakan cara yang sangat praktis
dan produktif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari kepala sekolah (selaku
manajer) guru, dan para pegawai yang lain. Proses yang ditempuh untuk
mendapatkan hasil yang terbaik tersebut adalah dengan membagi tanggung jawab
secara proposional kepada para guru. Satu prinsip terpenting dalam pemberdayaan
ini adalah melibatkan guru dalam proses pengambilan keputusan dan tanggung
jawab. Melalui proses pemberdayaan itu diharapkan para guru memiliki
kepercayaan pada diri sendiri.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan oleh penulis, kegiatan
Ekstrakurikuler membawa dampak / hasil sebagai berikut :

25
a. Guru menyadari pentingnya mengembangkan bakat atau kemampuan
peserta didik yang sangat berhubungan dengan prestasi peserta didik.
b. Guru memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi waktu pelajaran yang
telah terjadwal.
c. Guru memotivasi para peserta didik untuk mengembangkan minat, dan
bakatnya.
d. Suasana Sekolah terlihat hidup karena hampir setiap sore ada kegiatan
sekolah.
e. Peserta didik antusias mengikuti dengan suka rela.
f. Rata – rata orang tua memberi dukungan terhadap program Kegiatan
Ekstrakurikuler tersebut.
g. Ada kompetisi diantara para peserta didik, terbukti besarnya animo peserta
didik yang mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh sekolah atau
jenjang yang lebih tinggi.
h. Rata –rata peserta didik SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal menjadi peserta didik yang aktif dan kreatif
serta tidak rendah diri.
i. Sekolah nyaman, bersih
j. Hasil kejuaraan yang diperoleh sejak sejak 3 tahun ini meningkat
k. Meningkatkan kehadiran siswa
l. Meningkatkan disiplin siswa
Strategi pelaksanaan program dalam mewujudkan mutu sekolah
berkarakter melalui Ekstrakurikuler di SDN 208 Hutapungkut memiliki dampak
sebagai berikut :

4.1. Prestasi peserta didik meningkat


Sebelum supervisi dioptimalkan dan belum membentuk team, prestasi SDN
208 Hutapungkut kurang optimal. Setelah optimalisasi supervisi dan memperkuat
team berdampak yang signifikan dalam perolehan prestasi akademik dan
nonakademik.
Hasil yang dicapai dengan diaplikasikannya Ekstrakurikuler berdampak
cukup signifikan terdapai prestasi Akademik maupun non akademik di SDN 208

26
Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal dari tahun ke
tahun.
Beberapa catatan prestasi yang diraih adalah sebagai berikut :
4.2. Prestasi akademik
Hasil Ranking Ujian Nasional :
a. Tahun Pelajaran 2015/2016, dengan jumlah nilai rata- rata menduduki
ranking 10 di tingkat Kecamatan Kotanopan.
b. Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan jumlah nilai rata- rata menduduki
ranking 8 di tingkat Kecamatan Kotanopan.
Tabel 1.
Prestasi Peserta didik nilai UN 2 tahun terakhir
No Tahun Peringkat Kecamatan
1 2015/2016 10
2 2016/2017 8

Nama lomba yang Nama siswa yang Prestasi Bukti


No tahun
diikuti mengikuti yang diraih fisik/Tingkat
1 Olimpiade Matematika Dina Nurhidayah 2019 Peringkat 9 Piagam
Fadlan Alahsan 2019 Peringkat 9
Olimpiade Sains 1. Nurul Azizah 2019 Peringkat 1
2. Afizal 2019 Peringkat 9
2 Lomba Membaca Raisa 2019 Peringkat 3 Piala
3 Lomba Mendongeng Eka ramadhani 2019 Peringkat 6 Piala
4 Lomba Membaca Puisi Juni Adelia 2019 Peringkat 5 Piagam
5 Lomba Tari Dina Nurhidayah dkk 2018 Juara 1 Piala
6 Atletik Kids Linda 2018 Pringkat 3 Piala
Membaca Cepat Tajuddin 2018 Peringkat 5
8 Tulis Tegak Muhajir Al-Fajri 2018 Juara 3
Bersambung
Sumber: Profil SDN 208 Hutapungkut

4.1.2. Prestasi Siswa Dalam Bidang Olahraga


Cabang olahraga Prestasi yang
No Nama siswa Tahun
yg diikuti diraih
TINGKAT KECAMATAN
Club Senam
1 Senam SKJ 2016 Peringkat 7
SD
2 Lari 2 Km Wabroh 2016 Juara 3

27
4.1.3. PRESTASI GURU

Prestasi
Bukti
NO Nama Guru Bidang Tahun Tingkat yang
fisik
diraih
Olimpiade
1 Wilda Mahyuni 2018 Kecamatan 5 Besar
Guru

Kontribusi kegiatan ekstrakurikuler terhadap peserta didik adalah:


1. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk menentukan minat dan
mengembangkan minat-minat baru
2. Mendidik peserta didik untuk bertanggungjawab sebagai warga negara
melalui pengalaman dan pemikiran, dengan stressing pada kepemimpinan,
partisipasi, kerjasama dan aksi independen
3. Mengembangkan spirit dan moral
4. Memberi peluang kepada peserta didik dan remaja untuk memperoleh
kepuasan kerja dalam kelompok
5. Meningkatkan moral dan pengembangan spiritual
6. Memperkuat kesehatan mental dan fisik peserta didik
7. Memberi peluang kepada peserta didik mengenal lingkungan dengan lebih
baik
8. Memperluas pergaulan peserta didik
9. Memberikan peluang kepada peserta didik untuk berlatih mengembangkan
kreativitas dan kemampuannya dengan lebih penuh
Dengan menerapkan Ekstrakurikuler pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan pendidikan di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal berdampak positif terhadap kepercayaan
masyarakat, sehingga bukan hanya warga 208 Hutapungkut, tetapi masyarakat di
luar daerah menyekolahkan anaknya ke SDN 208 Hutapungkut Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Dari jumlah murid 126.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan
Ekstrakurikuler kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin tinggi.
Koordinasi dan kerjasama antara sekolah dan masyarakat semakin meningkat
yang pada akhirnya menjadikan SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan
Kabupaten Mandailing Natal menjadi salah satu SD berprestasi dan

28
menjadi pilihan masyarakat khususnya di wilayah 208 Hutapungkut dan
sekitarnya.

4.3. Kendala yang dihadapi


Dalam pelaksanaan sebuah program atau kebijakan biasanya ada yang
mulus tanpa hambatan, tetapi juga tidak jarang yang banyak menghadapi
tantangan atau kendala. Begitu juga di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal dalam melaksanakan peserta didikan
kebijakan tentang Manajemen Berbasis Sekolah (Ekstrakurikuler) banyak kendala
yang dihadapi antara lain adalah dari faktor kepala sekolah, guru, tenaga non guru,
dan komite sekolah.
1. Dengan era globalisasi kesibukan orang tua semakin meningkat, orang tua
berangkat pagi dan pulang sore bahkan terkadang pada malam hari, sehingga
berdampak pada berkurangnya kasih kami ng orang tua kepada peserta didik
dan seolah-olah pendidikan menjadi tanggung jawab sekolah semata.
2. Slogan tentang “sekolah gratis” sangat berpangaruh di masyarakat, sehingga
ada beberapa masyarakat yang tidak mempunyai kesadaran untuk memberikan
sumbangan kepada sekolah.
3. Ada beberapa masyarakat yang masih kurang memahami tentang kebutuhan
pendidikan bagi peserta didik-peserta didiknya, sehingga terkadang masih ada
peserta didik yang tidak masuk sekolah ternyata di rumah hanya bermain-main
saja.
4. Orang tua lebih mementingkan biaya sekolah untuk peserta didik yang di
tingkat atasnya atau bawahnya dari pada yang di SD.
5. Dari sekolah
a. Masih ada beberapa guru yang tidak memberikan perlakuaan sama terhadap
pengembangan kemampuan umum dan khusus .
b. Masih ada beberapa guru yang menganggap kurang peting terhadap
pengembangan bakat/ potensi. Hal tersebut dilakukan oleh guru – guru yang
rata – rata tidak memiliki kompetensi dibidang kreatifitas.
c. Jumlah fasilitas belum memadai dibanding dengan jumlah peserta
Ekstrakurikuler . Contoh : alat senam lantai dan sarana belum memenuhi
syarat. Musik rebana belum lengkap, Lapnagn sepakbola SD yang tidak ada.

29
d. Keinginan sekolah mewujudkan sarana dan prasarana kurang didukung oleh
dana yang cukup,
e. Penguasaan guru di bidang teknologi komunikasi informasi masih kurang.
f. . Lahan sekolah yang sempit

4.4. Faktor-faktor Pendukung


Ada beberapa faktor yang mendukung terhadap program kegiatan
Ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SDN 208 Hutapungkut Kecamatan
Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal , antara lain :
a. Lokasi SDN 208 Hutapungkut Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing
Natal berada di Jl. Hutapungkut tersebut strategis dan memungkinkan untuk
dijangkau oleh semua peserta didik
b. Ada beberapa guru yang mampu di bidang kepramukaan, dan olahraga
c. Guru pembimbing Ekstrakurikuler rata – rata memiliki kompetensi di
bidangnya.
d. Memiliki tempat (halaman) yang cukup representatif untuk melakukan
kegiatan Ekstrakurikuler
Di samping faktor kendala ada juga faktor yang dapat mendukung dari
program manajemen berbasis sekolah (Ekstrakurikuler) di SDN 208 Hutapungkut
Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal .
Beberapa faktor pendukung, di antaranya: (1) kepala sekolah, guru, dan
tenaga pendidikan memiliki dedikasi yang sangat tinggi untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu, (2) komite sekolah sangat mendukung setiap program
yang dibuat sekolah, sehingga memudahkan sekolah dalam mengembangkan
sumber daya secara optimal, (3) Kepala UPTD dan Pengawas memiliki
kepedulian dalam membina sekolah binaannya khususnya memberikan motivasi
untuk kemajuan sekolah, (4) pemerintah daerah memberikan bantuan operasional
untuk mendukung program BOS dari pemerintah pusat dan daerah, dan (5)
terjalinnya kerjasama yang erat dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga
lain (Pemerintah desa, Puskesmas, dunia usaha, dll) dalam pengembangan
sekolah.

30
Beberapa faktor yang mendukung dari pelaksanaan Program Ekstrakurikuler ini
adalah :
1. Peran Kepala Sekolah
Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah
merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang
terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan
masyarakat tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha
membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah
dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif ,efisien dan bermutu.
Kepala Sekolah sebagai manajer dan sebagai penanggung jawab atas segala
kegiatan sekolah harus mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengelola
kegiatan, mempunyai wawasan kependidikan yang luas untuk kemajuan yang ada
di sekolahnya, mempunyai keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi,
akuntabel, fleksibel dan mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan
yang ada.
Kepala sekolah yang profesional tidak saja dituntut untuk melaksanakan
peserta didikan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin
kerjasama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara
optimal. Kepala sekolah yang mampu bermasyarakat dengan baik akan
membantu berjalannya proses pendidikan dan juga dapat membantu keberadaan
sekolah di masyarakat.
1. Kepala UPTD dan Pengawas memiliki kepedulian dalam membina sekolah
binaannya khususnya memberikan motivasi untuk kemajuan sekolah,
pemerintah daerah memberikan bantuan operasional untuk mendukung
program BOS dari pemerintah pusat, dan terjalinnya kerjasama yang erat
dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga lain dalam pengembangan
sekolah.
2. Partisipasi Masyarakat
Dalam rangka desentralisasi dan demokratisasi pendidikan, partisipasi
masyarakat sangat diperlukan.Masyarakat harus menjadi partner sekolah dalam
melakspeserta didikan program-program sekolah yang telah dibuat bersama antara
sekolah dan komite sekolah selaku wakil dari wali murid. Antara sekolah dan

31
masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktifitas yang berkaitan
dengan aspek-aspek pendidikan, di antaranya :
1.) Sekolah dengan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan peserta didik.
2.) Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama
dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaruan tetapi juga
dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari
alternativ pemecahannya.
3.) Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian
serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai
potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik dan masyarakat.
3. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat pada hakekatnya merupakan suatu
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan
serta kesinambungan pribadi peserta didik. Oleh karena itu sekolah harus
memberikan penjelasan tentang tujuan, program, kebutuhan, serta keadaan
sekolah. Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain bertujuan untuk
memajukan mutu pembelajaran, dan pertumbuhan peserta didik.
Hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat semakin dirasakan
oleh masyarakat, mereka menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi peserta
didik-peserta didik. Pada masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya
pendidikan, sekolah dituntut lebih aktifdan kreatif untuk menciptakan hubungan
kerjasama yang lebih harmonis. Jika hubungan sekolah dengan masyarakat
berjalan dengan baik, rasa tanggung jawab dan partisipasi masyarakat untuk
memajukan sekolah akan baik dan tinggi. Kepala sekolah dituntut untuk
senantiasa berusaha membina dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik
antara sekolah dan masyarakat, guna mewujudkan sekolah yang efektif dan
efisien.

32
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang penulis paparkan di atas, maka


penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
a. Peningkatan kehadiran siswa
b. Prestasi peserta didik meningkat
c. Pengembangan bakat dan potensi peserta didik meningkat

5.2. Saran / Rekomendasi Operasional untuk Implementasi


Ekstrakurikuler merupakan bentuk operasional desentralisasi pendidikan
memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan. Harus disadari bahwa
Ekstrakurikuler dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan, pemerataan,
keadilan, demokratisasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal, serta
menggali potensi dan keanekaragaman sekolah di daerah.
Kemampuan Ekstrakurikuler yang profesional perlu terus diciptakan
melalui peningkatan kemampuan aparat di sekolah dalam mengolah,
menganalisis, dan mendayagunakan informasi agar dapat mengelola pendidikan
secara efisien dan efektif.
Oleh karena itu penulis mengharapkan agar semua lembaga pendidikan
untuk dapat melakspeserta didikan Ekstrakurikuler dengan sebaik-baiknya,
sehingga pemberdayaan dan partisipasi masyarakat semakin tinggi. Dengan
pemberdayaan masyarakat yang tinggi akan menjadi sekolah yang dicintai oleh
masyarakat, dan menjadi sekolah pilihan masyarakat.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Idochi, M. (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya


Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anifral Hendri. (2008). Ekskul Olahraga Upaya Membangun karakter Peserta


didik.http://202.152.33.84/index.php?
option=com_content&task=view&id=16421&Itemid=46. 16 April 2018
Jam 20.00 Wib

Fattah, N. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan


Sekolah. Bandung: Pustaka Bany Quraisy

Gaspersz, Vincent. 2000. Penerapan Total Management In Education (TQME)


Pada Perguruan Tinggi di Indonesia, Jurnal Pendidikan (online), Jilid 6,
No. 3 (http://www.ut.ac.id diakses 20 Mei 2013).

H.Mukkthar, Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:


Gaung Persada (GP Perss).

Mulyasa.E. 2006, Manajemen Berbasis Sekolah. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa.E. 2009, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Remaja Rosdakarya.


Bandung.

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan. Semarang: CV Duta Nusindo.

Purwanto, Ngalim. Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/2011/12/bakat-


khusus.html, 16 April 2018 Jam 20.00 Wib

Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan


Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: Alfabeta CV

Suryadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah (Konsep dan


Aplikasi).Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Utami Munandar, Bakat Khusus. http://ini-taufik.blogspot.com/ 2011/12/bakat-


khusus.html, 16 April 2018 Jam 20.00 Wib

Tim Prima Pena. (2006). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya ; Gitamedia


Press.

http//repository.uin-suska.ac.id 16 April 2018 Jam 20.00 Wib

………. KTSP SDN 208 Hutapungkut 2015/2016.

34
........... KTSP SDN 208 Hutapungkut 2016/2017.

35

Anda mungkin juga menyukai