Anda di halaman 1dari 23

TUGAS EVALUASI PENDIDIKAN OLAHRAGA

Metode qisioner,wawancara,observasi dan riwayat hidup

DOSEN : Dr.A.A.Nngurah Putra Laksana.M.Pd.

NAMA KELOMPOK :

 ARDUS SALES ANDRI 0064


 ARKADIANUS BADUK 0054
 LODOVITUS SEDA 0077
 KANDIDUS JIMYANTO JENARU 0002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


INSTITUSI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI BALI

2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmatnya-Nnyalah serta kekuatan yang di limpakan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan sebuah tugas
kelompok dari mata kulia Evaluasi pendidikan olahraga

Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan serta bimbingan dari ibu dosen serta
teman-teman,sehingga makalah ini dapat di selesaikan pada waktunya .kami juga menyadari
bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharapkan keritikan dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan isi makalah
ini

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semogah makalah ini berguna bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan.

Denpasar, 18 oktober 2019

ii
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1  Latar Belakang...................................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3  Tujuan penulisan................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1.pengertian evaluasi..............................................................................................5

2.2.pengertian evaluasi pendidikan...........................................................................6

2.3. prinsip dan alat evaluasi.....................................................................................7

2.4. Fungsi evaluasi..................................................................................................11

2.5. prinsip –prinsip evaluasi pendidikan yang baik................................................11

2.6. Tujuan Evaluasi Pendidikan..............................................................................14

2.7. .  Manfaat Evaluasi............................................................................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................................17

3.1 Kesimpulan........................................................................................................17

3.2 Saran...................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia saat ini yang sangat pesat membuat negara-negara

berkembang harus mampu mengikuti segala perubahan yang terjadi di berbagai bidang misalnya

dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Hal ini mengakibatkan

munculnya berbagai masalah baru yang lebih kompleks misalnya masalah sosial. Selain itu agar

dapat mengikuti perkembangan dunia dengan baik maka suatu negara harus meningkatkan

kualitas sumber daya manusia yang ada sehingga mampu bersaing dengan negara lain.

Peningkatan sumber daya manusia ini akan terlaksana dengan baik dan hasil yang optimal

apabila proses pendidikan berjalan sebagaiman mestinya.

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta

penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi

dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung

terus-menerus. (Arikunto, 2002).

Adapun unsur-unsur dalam pendidikan adalah :

a. Adanya komunikasi

Adanya interaksi timbal balik dari anak dengan orang tua atau pendidik atau orang yang

belum dewasa kepada orang yang sudah dewasa dan sebaliknya.

b. Kesengajaan

Kesengajaan perbuatan yang disadari oleh orang dewasa demi anak.


1
c. Kewibawaan

Diharapkan baik secara sadar atau tidak anak yang belum dewasa dapat patuh akan hasil

didikan orang dewasa. Kewibawaan adalah pengaruh yang diterima dengan sukarela dimiliki

oleh orang dewasa.

d.Normatif

Adanya komunikasi yang dibatasi adanya ketentuan suatu norma baik norma adat, agama,

hukum, sosial, dan atau norma pendidikan formal.

d. Unsur anak

e. Unsur kedewasaan atau tujuan

Di negara-negara yang sudah maju, pendidikan juga dipandang sebagai sarana utama

untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Untuk beberapa masalah tertentu, kualitas suatu

bangsa dibebankan pada sekolah dan universitas. Diakui bahwa kritik-kritik tentang sistem

pendidikan yang sering berubah dan tidak seimbang, kurikulum yang kurang tepat, dengan mata

pelajaran yang kurang tepat, jumlah mata pelajaran yang terlalu banyak dan tidak terfokus pada

hal-hal yang seharusnya diberikan dan masih banyak lagi kritikan-kritikan lainnya.

Agar kualitas sumber daya manusia semakin baik, dibutuhkan pendidikan yang

bermutu yang dikelola secara profesional. Dalam hal ini pemerintah Indonesia cukup besar

perhatiannya terhadap dunia pendidikan, terlihat dari kebijakan pemerintah untuk memberikan

anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN secara penuh. Hal ini dikarenakan pendidikan

2
dipandang mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia yang ada.

Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukan usaha pemerintah dalam

mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia belum sepenuhnya membuahkan

hasil yang optimal. Hal ini dikarenakan permasalahan yang sangat komplek, yang satu dengan

yang lainnya saling berkaitan dan saling mempengaruhi, sehingga hasilnya belum sempurna.

Permasalahan tersebut antara lain adalah dana yang masih minim, sarana dan prasarana yang

kurang memadai, perhatian orang tua yang kurang dan kondisi ekonomi masyarakat yang

terpuruk serta motivasi belajar siswa yang rendah.

Kesadaran akan hal tersebut merupakan salah satu langkah ke arah

perbaikan. Evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam memberikan

informasi kepada pendidik untuk membantu perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan.

Pakar-pakar pendidikan dan para pemimpin menyokong dan mendukung serta menyetujui bahwa

program pendidikan harus dievaluasi. Para orang tua yang mengerti tentang pendidikan

menginginkan informasi kurikulum dan metode pengajaran yang diberikan untuk mengajar

anaknya. Kelompok warga lainnya ingin mengetahui hasil yang dicapai dengan biaya yang

mereka bayar.

Karena evaluasi dapat memberikan informasi tersebut maka para

pembuat peraturan pendidikan dapat memakai hasil evaluasi untuk alasan dalam proses

perbaikan pendidikan. Pakar maupun pemimpin sekolah dan universitas menerima evaluasi

sebagai prasyarat untuk memperoleh daya guna bermacammacam program pendidikan. Pelajar

dan karyawan melihat evaluasi sebagai alat untuk mengetahui apa yang telah mereka kerjakan.

3
Singkatnya evaluasi telah diterima secara luas dalam pendidikan dan bidang-bidang lainnya yang

relevan.

Evaluasi adalah merupakan suatu penafsiran atau penilaian daripada

pertumbuhan dan perkembangan murid yang terarah pada tujuan-tujuan atau nilainilai yang

ditetapkan dalam kurikulum. Dengan demikian tujuan penilaian adalah untuk memperoleh bahan

atau data sebagai pembuktian tentang kemampuan atau keberhasilan murid. Selain itu juga

berguna bagi guru-guru sebagai alat pengukur untuk menilai efektivitas pengalaman-pengalaman

mengajar, kegiatan proses belajar serta metode dan teknik pendekatan mengajar yang digunakan.

Penilaian memegang peranan yang sangat penting di dalam proses belajar mengajar antara lain

untuk mengetahui dan menetapkan kemajuan belajar serta perkembangan anak didik setelah

selesai mengikuti proses belajar mengajar dalam jangka waktu yang ditentukan.

1.2. Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
2.    apa yang di maksud  prinsip dan alat non tes?
3.   Apa fungsi evaluasi pendidikan?
4.  Apa tujuan evaluasi pendidikan?
5.    apa   manfaat evaluasi pendidikan?

1.3.Tujuan penulisan.

1.untuk mengetahui prinsip penilaian evaluasi yang baik?

2.untuk mengetahui fungsi evaluasi bagi,siswa,guru,dan sekolah?

3.untuk mengetahui alat-alat non tes untuk evaluasi?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Evaluasi

Secara harfiah, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab: al-
Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa
Arab: al-Qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi
pendidikan (educational evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat diartikan sebagai penilaian
dalam (bidang) pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.

Arifin (2013: 5) mengatakan “evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta

didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi

berkaitan dengan nilai dan arti.” Sementara itu Widoyoko (2018: 8) berpendapat bahwa evaluasi

merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,

mengintepretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan

sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program

selanjutnya.

Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa evaluasi adalah suatu proses penilaian

yang didalamnya terdapat kegiatan mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan, dan

menyajikan informasi suatu data atau informasi yang diperlukan untuk bahan acuan menyusun

program kedepannya agar suatu program berjalan menjadi lebih baik.

5
2.2. Evaluasi Pendidikan

Sudijono (2009: 1-2) mengemukakan evaluasi pendidikan adalah tindakan atau suatu

proses yang dilaksanakan dalam rangka untuk menentukan suatu nilai dalam dunia pendidikan

yaitu semua yang berlangsung atau terjadi dalam dunia pendidikan atau secara singkat dapat

dikatakan evaluasi pendidikan merupakan suatu proses penentuan nilai pendidikan, sehingga

dapat diketahui mutu atau hasilhasilnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 21

menyatakan “evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan

mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.” Sementara

menurut Lembaga Administrasi Negara (dikutip oleh Sudijono, 2009: 2) evaluasi pendidikan

adalah:

1) Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang

telah ditentukan.

2) Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feedback) bagi penyempurnaan

pendidikan.

Dari beberapa pertanyaan diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah

suatu penilaian yang dilakukan dalam bidang pendidikan untuk mendapatkan informasi yang

berguna dalam pertanggungjawaban berjalannya suatu kegiatan pendidikan dan dijadikan

sebagai bahan acuan untuk menyempurnakan sebuah kegiatan pendidikan.

6
2.3 prinsip dan alat evaluasi

a.   Prinsip Evaluasi

Ada satu prinsip umum yang penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi

atau hubungan erat tiga komponen, yaitu :

1.      Tujuan pembelajaran

2.      Kegiatan pembelajaran atau KBM, dan

3.      Evaluasi

Penjelasan dari bagian triangulasi adalah sebagai berikut :

1.      Hubungan antara Tujuan dengan KBM

Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh

guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang

menunjukkan hubungan antar keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM

mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari

tujaun dilanjutkan pemikirannya ke KBM.

2.      Hubungan antara Tujuan dengan Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah

tercapai. Dengan makna demikian, maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di

lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang

sudah dirumuskan.

7
3.      Hubungan antara KBM dengan Evaluasi

Evaluasi harus mengacu dan disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Sebagai misal,

jika kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh guru dengan menitikberatkan pada keterampilan,

evaluasinya juga harus mengukur tingkat keterampilan siswa, bukannya aspek pengetahuan.

b.   Alat Evaluasi Teknik non tes

Alat adalaah sesuatu yang yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang dalam

melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat” biasa

disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan

instrumen evaluasi. Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.

teknik nontes

Teknik ini dapat digunakan sebagai suatu kritikan terhadap kelemahan teknik tes. Dengan
teknik ini, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa ”menguji” peserta didik, malainkan dengan
observasi, wawancara, dan lain-lain seperti yang akan dipaparkan di bawah ini.   

1.      Kuesioner (Questionair)

Kuesioner (Questionair) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, kuesioner adalah

sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang di ukur (responden). Dengan

kuesioner ini, orang dapat diketahui tentang keadaan / data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap

atau pendapatnya, dan lain-lain. Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :

1)      Ditinjau dari segi siapa yang menjawab :

8
a)   Kuesioner langsung adalah Kuesioner yang dikirimkan dan diisi langsung oleh responden.

b)      Kuesioner tidak langsung adalah Kuesioner yang dikirimkan dan diisi bukan oleh

responden.

2)      Ditinjau dari segi cara menjawab :

a)      Kuesioner tertutup adalah Kuesioner yang disususn dengan menyediakan pilihan jawaban

lengkap sehingga responden hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

b)  Kuesioner terbuka adalah Kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas

menemukakan pendapatnya.

2.    Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan

jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu :

1)    Wawancara bebas, dimana responden mempunyai kekbebasan unutu mengutarakan

pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

2)     Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disususn terlebih dahulu.

3.Pengamatan (Observation)

Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam observasi, yaitu :

1)  Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, dalam hal ini pengamat

memasuki dan megikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

9
2)    Observasi sistematik, yaitu observasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar

secara sistematis dan sudah diatur kategorinya. Dalam observasi sistematik pangamat berada

diluar kelompok.

3)      Observasi eksperimental terjadi jikapengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.

4.Riwayat Hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa kehidupannya.

Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan

tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.

10
2.4. Fungsi Evaluasi Pendidikan

Sudijono (2009: 15) menjelaskan fungsi evaluasi pendidikan dalam sebuah bagan sebagai

berikut:

11
mengukur
kemajuan

secara
umum menunjang
penyusun rencana

memperbaiki/
menyempurnakan
kembali
bagi mengenali
peserta kapasitas dan
secara didik status dirinya
fungsi psikologis kepastian
evaluasi bagi tentang hasil
pendidikan pendidik usahanya
dorongan
bagi perbaikan dan
peserta peningkatan
didik
prestasi
fungsi
diagnostik
secara secara
fungsi
khusus didaktik
penempatan

fungsi selektif
bagi
pendidik fungsi
bimbingan

fungsi
instruksional
memberikan
gambaran
secara
administratif memberikan
data
memberikan
laporan

1)Evaluasi berfungsi sebagai selektif

Mengadakan evaluasi adalah salah satu cara guru untuk mengadakan seleksi terhadap

siswanya.

12
1) Evaluasi berfungsi sebagai diagnostik

Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan

guru melihat hasilnya, seorang guru dapat mengetahui kelemahan dari siswanya dan juga dapat

diketahui apa faktor yang mempengaruhi kelemahan tersebut. Guru dapat membuat cara atau

program yang dapat mengatasi kelemahan siswanya dengan cara melaksanakan proses evaluasi.

2) Evaluasi berfungsi sebagai penempatan

Sistem belajar sendiri sedang populer di negara barat dan ini adalah dampak dari adanya

pengakuan terhadap kemampuan individu. Namun sistem belajar sendiri atau mandiri ini harus

mempunyai beberapa aspek yang dipenuhi yaitu mulai dari sarana dan prasarana, tenaga

pendidikan dan itu membuat sistem ini sukar dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat

melayani perbedaan kemampuan disebut pengajaran kelompok. Evaluasi dapat digunakan untuk

menempatkan seorang siswa dalam suatu kelompok. Siswa dikelompokkan sesuai dengan hasil

evaluasi yang sama.

3) Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan

Evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil

dijalankan.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi pendidikan

terdapat dalam beberapa hal yang tentunya berfungsi untuk memperbaiki suatu sistem

pendidikan yang sedang dilaksanakan.

13
2.5. prinsip –prinsip evaluasi pendidikan yang baik

1.Kontinuitas

Evaluasi harus dilakukan secara kontinuitas dan tidak boleh dilakukan secara insidental

karena pembelajaran adalah proses yang bersifat kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada

suatu waktu harus selalu dihubungkan dengan hasil-hasil sebelumnya agar dapat

menggambarkan perkembangan peserta didik.

1.Komperhensif

Saat pendidik melakukan evaluasi pendidik harus mengevaluasi objek secara menyeluruh

yaitu seperti saat pendidik melakukan evaluasi terhadap peserta didiknya maka seluruh aspek

dari peserta didik tersebut harus dievaluasi seperti kognitif, afektif, maupun psikomotornya.

2.Adil dan Objektif

Pendidik harus melakukan evaluasi secara adil dan objektif dan tidak dibenarkan untuk

pilih kasih terhadap peserta didik. Pendidik harus menyingkirkan rasa suka dan tidak suka

terhadap peserta didik lalu evaluasi harus berdasarkan data dan fakta.

3.Kooperatif

Seorang pendidik harus bekerja sama dengan semua pihak seperti orang tua atau wali

peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, dan peserta didik sendiri saat melakukan evaluasi.

Ini agar semua pihak merasa puas dan dihargai.

4.Praktis

14
Alat evaluasi harus mudah digunakan oleh pendidik itu sendiri mauapun oleh orang lain

yang akan menggunakan.

2.5. Tujuan Evaluasi Pendidikan

Arifin (2013: 14) berpendapat “Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui

keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tujuan, materi, metode,

media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.” sementara Sudijono

(2009: 16-17) mengatakan terdapat 2 tujuan dalam evaluasi pendidikan yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus dan uraiannya adalah sebagai berikut:

1.Tujuan Umum

a) Tujuan umum dari evaluasi di dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian

yang nantinya akan memperlihatkan kemampuan dari peserta didik dalam tujuan-tujuan

kurikuler setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu yang

diberikan oleh guru atau pendidik.

b) Tujuan umum dari evaluasi didalam pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai

efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang dilakukan oleh guru selama proses

pembelajaran berlangsung.

2) Tujuan Khusus

15
a) Tujuan khusus evaluasi dalam pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik

dalam menempuh program pendidikan. Karena tanpa ada evaluasi tidak akan timbul

rangsangan dari peserta didik untuk meningkatkan prestasi hasil belajarnya.

b) Tujuan khusus evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mencari dan menemukan faktor-

faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program

pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara perbaikannya.

2.6.  Manfaat Evaluasi

1.    Bagi siswa:

Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh
guru.

2.    Bagi guru:

a.   Guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.

b.   Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.

c.   Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.

3.    Bagi sekolah:

a.    Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.

b. Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan
pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.

16
c.    Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai
pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standart atau belum.
Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.

BAB III

PENUTUP

3. 1   Kesimpulan

17
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa dalam melaksanakan evaluasi dalam
dunia  pendidikan kita tidak hanya semata dapat menggunakan instrument tes. Namun, kita bisa
menggunakan instrument non tes dalam kegiatan pengukuran dan penilaian. Teknik non tes pada
umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan (Psychomotoric domain).

Teknik-teknik non-tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi
hasil belajar, lebihlebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik,
seperti presepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, prsepsi terhadap guru, bakat dan minat, dan
sebagainya. Yang semua itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat
pengikutnya.

Teknik non tes dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis,  melakukan
wawancara, menyebar angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen, dan juga dapat
dilakukan dengan teknik skala nilai, teknik evaluasi partisipatif, dan studi kasus

       B.     Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa evaluasi non tes juga
sangat penting     disamping evaluasi tes. Karena dapat dinilai sikap, afektif dan psikomotorik
dari mahasiswa sehingga dapat dijadikan panduan untuk meningkatkan kualitas kependidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi), (Jakarta: Bumi Aksara,
2008)

18
Nurgiyantoro, Burhan, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta: BPFE,
1987)
Daien Indrakusuma, Amir, Evaluasi Pendidikan,: Penilaian Hasil-Hasil Belajar, (TT: Terbitan
Sendiri, TT)
Lubis, Mawardi, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 201

19

Anda mungkin juga menyukai