Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENELITIAN

RAGAM GEJALA SOSIAL


ANAK ORANG BIASA YANG SUKSES BEKERJA DI
BUMN

Disusun Oleh :

1. Dimas Kurnia Saputra {08}


2. Farrel Hafish F {12}
3. Silvia Macicha Maulida {33}

SMA NEGERI 2 TRENGGALEK


Jl. Soekarno Hatta, Gg. Siwalan, RT.012/RW.004, Gg. Siwalan, Siwalan, Sambirejo,
Kec. Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur 66314
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. KERANGKA TEORI
A. Deskripsi Teori
B. Penelitian Relevan
C. Kerangka Berfikir
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Bentuk dan strategi Penelitian
D. Sumber Data
E. Tehnik Pengumpulan Data
F. Tehnik Cuplikan atau Sampling
G. Validasi Data
H. Tehnik Analisis
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian yang berjudul
“Anak Orang Biasa Yang Sukses Bekerja di BUMN”. Dalam laporan penelitian ini
dibahas mengenai tips and trik untuk menggapai kesuksesan dikala kesulitan. Adapun
maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mengikuti penilaian akhir semester, mata pelajaran sosiologi. Selama penelitian
dan penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan yang penulis alami, namun berkat
bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya
terbaik yang dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak tertutup
kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi parapembaca pada umumnya.

Trenggalek, 2023

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia pendidikan dan teknologi


menuntut terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menciptakan
sumber daya yang berkualitas maka diperlukan pembangunan pendidikan sebagai
sarana dan wacana dalam membina sumber daya manusia. Pendidikan merupakan
prioritas utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat menjunjung tinggi
nama bangsa khusunya Indonesia.
Pendidikan bisa diarahkan melalui pembelajaran di sekolah yang merupakan
pendidikan formal yang berfungsi membantu khususnya orang tua dalam memberikan
pendidikan kepada anak-anak mereka. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan
secara formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan
pendidikan melalui proses belajar mengajar. Adapun tujuan pendidikan nasional
menurut Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa :
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk
Watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab”.

Kemandirian yang dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional itu


adalah kemandirian dalam segala aspek kehidupan. Namun dalam penelitian ini peneliti
membatasi hanya pada kemandirian belajar. Menurut Hendra Surya (2003: 14)
kemandirian belajar adalah proses menggerakan kekuatan atau dorongan dari dalam diri
individu yang belajar untuk menggerakan potensi dirinya. Pada kenyataanya dalam
mencapai kemandirian belajar tidaklah mudah, selalu terjadi View metadata, citation
and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Lumbung
Pustaka UNY (UNY Repository) masalah baik mengenai proses mengajar yang
dilakukan oleh guru bidang studi maupun proses belajar
Pada kenyataannya kualitas pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan
baik. Pemerintah masih harus berusaha melakukan perbaikan-perbaikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan guru untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kurangnya motivasi belajar siswa juga disebabkan karena dalam diri siswa
sendiri, siswa tidak tahu bagaimana menumbuhkan motivasi belajar dan tidak tahu
bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien, hal ini berpengaruh sangat buruk
terhadap kebiasaan belajar siswa. Siswa menjadi kurang terpacu dalam
mengembangkan kreatifitas belajarnya. Hal ini bisa dilihat pada saat guru memberikan
tugas kepada siswa, banyak siswa yang kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya,
sebagian siswa terlambat dalam mengumpulkan tugas. Selain itu adanya siswa
mencontek pada saat ujian juga menunjukan kemandirian belajar yang masih kurang.
Siswa masih kurang percaya diri pada jawaban dan kemampuannya sendiri.
Maka dari itu siswa harus meningkatkan prestasi belajar mereka. Prestasi
belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang optimal akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan siswa. Melalui pembelajaran yang terstruktur siswa dapat mencapai
prestasi maksimal. Kegiatan belajar yang terstruktur itu tampak pada kegiatan
pembelajaran formal di sekolah karena sekolah merupakan suatu lembaga yang
dipercaya dapat memberikan sumbangan pada kemajuan bangsa.
Keaktifan siswa dalam belajar juga merupakan salah satu untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi
siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya seperti perhatian terhadap materi
pembelajaran yang diajarakan oleh guru, respon siswa terhadap suatu masalah ataupun
kesulitan dalam pembelajaran dan kedisplinan siswa dalam mengikuti kegiatan proses
belajar mengajar di dalam kelas.
Lain lagi Motivasi belajar juga sangat penting bagi keberlangsungan
pendidikan para siswa. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan belajar dengan
baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik akan belajar
dengan sungguh-sungguh jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar
adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang dapat


dibedakan menjadi dua faktor. Menurut Syamsu Yusuf (2009: 23) motivasi belajar
dapat timbul karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi
motivasi belajar yaitu: (1) Faktor Fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-
fungsi fisik (terutama panca indera), (2) Faktor Psikologis, yaitu berhubungan dengan
aspek-aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor
eksternal (yang berasal dari lingkungan) yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi:
(1) Faktor NonSosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin), waktu (pagi,
siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan 2
prasarana atau fasilitas belajar, (2) Faktor Sosial, merupakan faktor manusia (guru,
konselor, dan orang tua).

Di samping itu juga ada semangat belajar dan rasa percaya diri yang tinggi,
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila siswa terlibat
secara aktif baik secara fisik, mental maupun sosial. Namun dalam proses belajar
mengajar di sekolah untuk membuat siswa aktif memanglah sangat tidak mudah
karena sebagian besar guru hanya memikirkan untuk mencapai standar kompetensi
yang sudah ditentukan dan tidak memperhatikan hak siswa untuk memperoleh apa yang
seharusnya ia miliki. Siswa yang aktif hanya didominasi oleh siswa tertentu dan siswa
yang pasif hanya diam dan mendengarkan saat proses belajar mengajar berlangsung
sehingga tidak dapat mengemukakan pendapat atau pertanyaan dari materi yang belum
dipahaminya. Maka dalam proses belajar mengajar perlu adanya suasana yang terbuka
menyenangkan, akrab dan saling menghargai pendapat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka
perumusan masalah dalam penelitian ini sebgai berikut : “Tips and triks cara belajar
yang efektif dan efisien agar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada
siswa SMA untuk menghadapi ujian PTN atau untuk persiapan di dunia karir”
1. Bagaimana narasumber Inung Anggun bisa kuliah dengan keadaanya yang
kurang mampu?
2. Bagaimana narasumber Inung Anggun menghadapi ujian masuk
Perguruan Tinggi Nnegri?
3. Bagaimana narasumber Inung Anggun menghadapi ujian masuk
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang diwewenangi langsung oleh
mentri Erick Tohir?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah data / informasi apa yang
akan dihasilkan melalui penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang konkrit, dapat diamati dan dapat diukur. Tujuan umum dapat
dinyatakan secara kategoris apa tujuan akhir penelitian yang hendak diselenggarakan
merupakan aspek yang luas atau apa tujuan jangka panjangnya.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui
penerapan strategi narasumber dalam menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negri
maupun ujian jikalau ingin masuk ke dunia karir. Antara lain
1. Tujuan bagi penulis
Termotivasi penulis agar menirukan apa yang narasumber buat.
2. Tujuan bagi narasumber
Memberikan motivasi kepada mereka mereka yang masih duduk
dibangku Sekolah Menengah Atas atau yang masih duduk dibangku
Sekolah Menengah Pertama.
3. Tujuan bagi pembaca.
Termotivasi penulis agar menirukan apa yang narasumber buat,
sehingga bisa menggapai apa yang ia inginkan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan


dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat meberikan sumbangan,
antara lain:
1. Manfaaat secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya dalam memilih
metode penelitian yang tepat untuk pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang relevan.

2. Manfaat secara praktis


a. Bagi siswa
Memberikan kemudahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan
khususnya mata pelajaran sosiologi serta menerima pengalaman
belajar yang lebih bervariasi sehingga siswa dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran sosiologi.
b. Bagi guru
Menambah masukan dalam mengelola kelas melalui pembelajaran
yang menyenangkan sehingga dapat memberikan sumbangan secara
nyata dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
c. Bagi penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke
lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan
kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih
mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

3. Manfaat secara realistis


Menjadi sosok yang realistis membuat kita berpikir dengan lebih logis

dan juga bijaksana. cenderung mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan


kenyataan yang ada di depan mata. Karena yang dipertimbangkan adalah masa
sekarang, keputusan yang dibuat si realistis ini akan menjadi lebih bijaksana

dan relevan dengan kondisi yang ada.


BAB II

KERANGKA PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan,
kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial,
bermacammacam keterampilan lain, dan cita-cita.Dengan demikian, seseorang
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada dirinya akibat adanya latihan
dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar

Secara etimologi motivasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata
“motivation”, artinya dorongan. Sedangkan secara terminologi, motivasi adalah
suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu.

Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak


melakukan sesuatu.Masnur menjelaskan, motivasi adalah daya atau perbuatan
yang mendorong seseorang, tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai
akibat dari adanya motivasi tersebut. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai
kekuatankekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhankebutuhan,
pertanyaan-pertanyaan ketegangan (tension states), atau mekanisme-mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan ke arah
pencapaian tujuan-tujuan personal. Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, seseorang dikatakan berhasil
dalam belajar apabila dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar, sebab
tanpa mengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal
tersebut perlu dipelajari, maka kegiatan belajar mengajar sulit untuk mencapai
keberhasilan.

Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Keinginan atau


dorongan itu sebagai alat untuk menggerakkan seseorang agar lebih giat untuk
mencapai tujuan yang diharapkan atau yang direncanakan. Motivasi belajar
adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi
dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan,


menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu
belajar.Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar, yaitu
motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi belajar
adalah perilaku belajar yang dilakukan oleh si pelajar, pada diri si pelajar tedapat
kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan dan cita-
cita.Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang
untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan serta
pengalaman.

Dalam pengertian yang lebih luas, motivasi belajar merupakan sebuah


nilai dan hasrat untuk belajar. ini berarti bahwa anak tidak hanya diharapkan
belajar namun juga menghargai dan menikmati belajar dengan senang hati,
demikian pula dengan hasil proses belajar tersebut.
Motivasi belajar dapat dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara dari
kondisi luar, seperti penyajian pelajaran oleh guru dengan media bervariasi,
metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan sebagainya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, motivasi atau minat belajar merupakan


suatu keinginan yang ada dari seorang individu dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan. Dengan adanya minat belajar, siswa
dapat dengan mudah untuk dapat mengatur waktu belajarnya dengan maksimal
dan secara terusmenerus.

Dengan kata lain, siswa dapat memotivasi dirinya sendiri. Motivasi


belajar diperlukan setiap siswa agar mampu menyerap apa yang dipelajari secara
maksimal sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

b. Tujuan Motivasi Belajar

Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau mengunggah seseorang


agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan
motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga
tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di
dalam kurikulum sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai sebuah


tujuan. Semakin jelas tujuannya yang akan dicapai, maka semakin jelas pula
tindakan untuk memotivasinya. Tindakan memotivasi dapat berhasil jika
tujuannya jelas dan disadari dan sesuai dengan kebutuhan oleh orang yang
dimotivasi. Oleh karena itu, orang yang memberikan motivasi harus mengenal
dan benar-benar memahami latar belakang kehidupan, kebutuhan, kepribadian
orang yang akan dimotivasi.

c. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu:


1) Cita-cita atau aspirasi siswa Motivasi belajar tampak pada keinginan anak
sejak kecil. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan,
bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-
cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan bahasa, nilai-nilai
kehidupan dan juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya
sesuatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2) Kemampuan siswa Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan


kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi
dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi hurufhuruf. Keberhasilan
membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup.
Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya. Kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3) Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau
marah-marah akan mengganggu perhatian belajar.

4) Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,


lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh linkungan
sekitar. Oleh karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup,
ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman,
tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan,


perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat
pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada
motivasi dan perilaku belajar. lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam,
lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Pelajar
yang masih berkembangan jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah
baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar
sekolah untuk memotivasi belajar.

6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya pembelajaran guru di sekolah


tidak terlepas dari egiatan diluar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang
penting adalah keluarga, lembaga agama, dan pusat pendidikan pemuda yang lain.
Siswa sekolah pada umumnya tergabung dalam pusat-pusat pendidikan. Guru
profesional dituntut menjalin kerja sama pedagogis dengan pusat-pusat
pendidikan tersebut. Upaya pendidikan belajar “tertib hidup” merupakan
kerjasama sekolah dan luar sekolah. Sebagai ilustrasi, pendidikan “tertib hidup”
itu meliputi pemeliharaan kebersihan. Pemeliharaan fasilitas umum, tertib lalu
lintas, tertib pergaulan, dan tertib hidup sebagai umat beragama.

d. Fungsi Motivasi Motivasi

mempunyai fungsi yang sangat penting dalam proses belajar siswa, karena
motivasi dapat menentukan keberhasilan dalam usaha belajar yang dilakukan
siswa. Dengan begitu, siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan memiliki
semangat untuk belajar terus menerus tanpa putus asa dan dapat mengesamingkan
hal-hal yang dapat mengganggu dalam kegiatan belajar. Adapun fungsi motivasi
yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan sebagai
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang akan dicapai, dengan
demikian motivasi dapat memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatanperbuatan apa yang harus


dikerjakan yang serasi guna mencapain tujuan, dengan menyisihkan
perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

4) Sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu


usaha karena adanya motivasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi sangatlah penting dalam proses belajar mengajar. Dan dapat mendorong
manusia dalam melakukan suatu tugas atau perbuatan guna mencapai tujuan yang
diinginkan dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut. Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan
menunjukkan hasil yang baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi sangatlah penting


dalam proses belajar mengajar. Dan dapat mendorong manusia dalam melakukan
suatu tugas atau perbuatan guna mencapai tujuan yang diinginkan dengan
meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Adanya motivasi yang baik dalam proses belajar akan menunjukkan hasil yang
baik.

e. Jenis-jenis Motivasi Jenis motivasi

Dibagi menjadi dua tipe atau kelompok yaitu intrinsik dan ekstrinsik:

1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi


aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang
yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
membaca bukubuku untuk dibacanya.

2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan


berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar
karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik,
atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut denan esensi apa yang
dilakukannya itu. Berdasarkan dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi intrinsik adalah sebuah motivasi yang didapat dari dalam diri sendiri
bukan didapat dari luar dirinya. Jadi perbuatan atau tingkah laku seseorang
disebabkan oleh kemauan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya faktor dari luar diri
seseorang. Jadi dengan kata lain motivasi ekstrinsik dapat terjadi dengan adanya
dorongan dari luar diri seseorang seperti halnya siswa yang belajar karna adanya
dorongan dari orang tua.

f. Teknik-teknik Motivasi Belajar

Keberhasilan belajar pada dasarnya terletak pada tangan siswa sendiri, dan
faktor motivasi belajar memegang peranan penting didalam menciptakan
efektivitas kegiatan belajar mengajar. Guru harus memikirkan sebaik-baiknya
usaha apa yang patu dilakukan untuk membangkitkan motivasi para siswa yang
dikelolanya agar mereka melaksanakan kegiatan belajar secara aktif. Beberapa
teknik untuk memotivasi siwa dalam belajar antara lain:

1) Berikan kepada siswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut

2) Ciptakanlah suasana kelas yang menyenangkan

3) Aturlah tempat duduk siswa secara bervariasi

4) Pakailah metode penyampaian yang bervariasi sesuai dengan materi yang


disajikan

5) Kembangkan pengertian para siswa secara wajar

6) Berikan komentar terhadap pekerjaan siswa.

g. Indikator motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa)

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

4) Lebih senang bekerja mandiri

5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

6) Dapat mempertahankan pendapatnya


7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal Apabila seseorang


memiliki ciri-ciri di atas berarti seseorang itu memiliki motivasi yang tinggi.

B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan hasil penelitian terdahulu yang
mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian
ini adalah sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan di bawah ini, yaitu oleh:

Tabel 1.1

Kajian empirik penelitian sebelumnya

NO NAMA TAHUN JUDUL HASIL


1. Asma 2017 Pengaruh Berdasarkan hasil analisis statistik
Kepemimpinan Guru inferensial tentang pengaruh
Terhadap Motivasi kepemimpinan guru terhadap
Belajar Peserta Didik motivasi belajar siswa, yang
di SMP Negeri 5 mempunyai R square sebesar 0,112
Enrekang atau sebanyak 11,2%, hal ini
mengindikasikan bahwa pengaruh
variabel X terhadap variabel Y
tersebut sudah cukup baik.

2. Luqman Haqi 2015 Pengaruh Komunikasi Pengujian hipotesis menggunakan


Antara Guru dengan analisis regresi linear sederhana,
Siswa Terhadap dengan persamaan garis regresinya
Motivasi Belajar adalah Ŷ = 27,517+0,584X. Hasil
Siswa Kelas V MI analisis varians regresinya
Matholi’ul Huda 02 diperoleh nilai Freg sebesar 19,57.
Troso Jepara Tahun Kemudian nilai tersebut
Pelajaran 2015 dikonsultasikan dengan Ftabel,
pada taraf signifikan 5% diperoleh
nilai sebesar 4,105 karena harga
Freg > Ftabel, maka persamaan
garis regresi tersebut menunjukkan
signifikan. Hal ini berarti Ha yang
menyatakan “ada pengaruh
komunikasi antara guru dengan
siswa terhadap motivasi belajar
siswa kelas V” diterima. Besarnya
pengaruh komunikasi antara 30
guru dengan siswa terhadap
motivasi belajar siswa kelas V MI
Matholi’ul Huda 02 Troso Jepara
sebesar 34,6%.
3. Marimin, 2006 Pengaruh Berdasarkan hasil analisis diperoleh
Dian Ratna Kepemimpinan dan harga R2 sebesar 47,5%. Dengan
Sari Kemampuan demikian menunjukkan bahwa
Berkomunikasi Guru kepemimpinan guru dan
terhadap Motivasi kemampuan berkomunikasi guru
Belajar Mata berpengaruh terhadap motivasi
Pelajaran Ekonomi. belajar siswa sebesar 47,5%, yang
berarti bahwa variabel
kepemimpinan guru dan
kemampuan berkomunikasi guru
memberikan kontribusi sebesar
47,5% terhadap motivasi belajar
siswa. Kepemimpinan dan
kemampuan berkomunikasi guru
berpengaruh terhadap motivasi
belajar baik secara parsial (uji t)
maupun secara simultan yang
memiliki signifikansi kurang dari
0,05. Berdasarkan pengaruh
terhadap motivasi belajar secara
parsial untuk variabel
kepemimpinan guru sebesar
14,62%, sedangkan untuk variabel
kemampuan berkomunikasi guru
adalah sebesar 17,52%

C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan yang didapat oleh seorang siswa dapat dilihat dari perilaku
disiplin, kemampuan menguasai materi pelajaran, penyelesaian tugas yang
diberikan guru, dan pencapaian belajar siswa dalam prestasi yang baik. Disiplin
belajar merupakan salah satu cara yag dapat dilakukan untuk mendorong anak
berperilaku 35 tertib dan mengikuti aturan dalam belajar. Kedisiplinan dapat
dilakukan di sekolah sebagai cara guru untuk dapat mengontrol pembelajaran
siswa di kelas. Perilaku disiplin merupakan suatu kesadaran berasal dari cerminan
tingkah laku yang bereaksi sebagai hasil dari kepatuhan yang ada dalam diri
seseorang, agar dapat mengendalikan diri sendiri dan lingkungan yang
membentuk pola perilaku seseorang. Perilaku disiplin yang diterapkan guru
dengan cara konsisten dapat dijadikan contoh bagi siswa. Dengan perilaku
disiplin siswa dapat dengan mudah menguasai materi ajar, mengatur waktu
belajar, dan mematuhi peraturan. Perilaku disiplin tentunya membutuhkan suatu
dorongan atau motivasi yang menjadikan seseorang dapat menjalankan perilaku
disiplin. Dalam kegiatan belajar, motivasi dimaknai sebagai keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga keinginan atau tujuannya dapat
tercapai. Motivasi belajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa fokus pada pembelajaran.
Dengan adanya motivasi belajar diharapkan adanya penguasaan materi ajar
sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar
merupakan suatu hasil yang diperoleh dari suatu evaluasi belajar yang berupa
nilai atau angka yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Nilai
tersebut dilihat dari aspek kognitif yang terfokus dengan penguasaan pengetahuan
sebagai ukuran pencapain hasil belajar siswa. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, salah satu faktor tesebut adalah motivasi
belajar. Dengan adanya motivasi belajar, maka dapat menumbuhkan semangat
dalam belajar yang dapat berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain itu perilaku disiplin juga termasuk dalam faktor penting yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar, dengan tertanamnya perilaku disiplin dalam diri
siswa maka aktivitas belajarnya dapat tertata, tugas selesai tepat waktu, sehingga
prestasipun akan meningkat. Dengan begitu, baik perilaku disiplin maupun
motivasi belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini,
diketahui ada tiga variabel, dua variabel independent dan satu variabel dependent.
Variabel independent atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi adanya perubahan pada variabel dependent atau terikat, sedangkan
variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang 36 dipengaruhi
oleh variabel bebas.43 Dalam penelitian ini dua variabel independent adalah
Perilaku Disiplin dan Motivasi Belajar, sedangkan variabel dependent adalah
Prestasi Belajar.
Gambar 1.1
Kerangka Berpikir

Perilaku Belajar

Prestasi Belajar

Perilaku Disiplin
Motivasi Belajar
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kuantitatif, sebagaimana
dikemukakan oleh Sugiyono (2011: 8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode
penelitan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.

1 Penelitian ini termasuk penelitian penelitian lapangan (field research), yaitu


penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial baik individu, kelompok,
lembaga, atau masyarakat.

2 Peneliti juga menggunakan penelitian kepustakaan (library reseach). Penelitian


kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur
(kepustakaan) yaitu penelitian yang bertujuan mendapatkan data sekunder dengan
cara melakukan penelaahan terhadap beberapa buku yang berkaitan dengan ekonomi
dan juga Pendapatan Asli Daerah, data Badan Pusat Statistik (BPS), data jurnal, dan
artikel.

Anda mungkin juga menyukai