ABSTRACT
The research objectives were to determine : 1) There is a significant influence of
motivation and learning fasilities together on economic studies learning achievement of Private
Senior High School students in Bekasi City. This can be seen from the acquisition of Sig. <0.05
and Fh = 63,528. 2) There is a significant influence of motivation on economic studies learning
achievement of Private Senior High School students in Bekasi City. This is shown by the results
of the hypothesis testing resulting the value of Sig. <0.05 and th = 6,917. 3) There is a
significant effect of learning on economic studies learning achievement of Private Senior High
School students in Bekasi City. This is shown by the results of the hypothesis testing resulting
the value of Sig. <0.05 and th = 7,091.
Key Words: Motivation; Learning Fasilities; Economic Studies Learning Achievement.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi
belajar dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa
SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan dengan perolehan Sig. < 0,05 dan Fh = 63,528.
2) Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa
SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian hipotesis yang diperoleh
bahwa nilai Sig. < 0,05 dan th = 6,917. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar
terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan oleh
hasil pengujian hipotesis yang diperoleh bahwa nilai Sig. < 0,05 dan th = 7,091.
Penulis Korespondensi: (1) Aji Sukma, (2) Universitas Indraprasta PGRI, (3) Jl. Nangka Raya No. 58 C, Tanjung
Barat. Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530 (4) Email: aji.sukma354@gmail.com
Copyright © 2021. The Author(s). Published by Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia. This is an open access article
licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Dasar dari pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
juga untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Sebagai negara berkembang Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang
mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian,
serta kepada kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan ini pendidikan
1
2 | Pengaruh Motivasi dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa SMA Swasta di Kota Bekasi
hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi
kebutuhan pribadi, masyarakat, dan negara.
Adapun untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut peranan guru sangat menentukan
dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran
dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam
kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis
dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4
menegaskan bahwa, “guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk
memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi” (UUD RI 2005:5).
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang.
Kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang diprestasikan dari proses
belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan
terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila siswa sukses mempelajari
cara melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu
tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan kompetensi tidak akan tampak
apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Dengan
demikian bisa diartikan bahwa kompetensi adalah berlangsung lama yang menyebabkan siswa
mampu melakukan kinerja tertentu.
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran ilmu sosial terpadu yang
harus diberikan di berbagai jenis dan jenjang sekolah dengan porsi, bobot, dan alokasi waktu
satu sama lain berbeda. Namun sayang selama ini mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
nyaris diabaikan siswa dihampir semua sekolah. Dampaknya sungguh terasa, para siswa tidak
mengerti lagi tentang prinsip dan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial, baik materi sejarah,
ekonomi, geografi, dan sosiologi, dalam kehidupan sehari-hari juga berdampak pula pada
prestasi siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah, tampak sekali pada
lemahnya perhatian dan persepsi siswa atas pelajaran IPS pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa baik ketika ia berada di sekolah, maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri
dan lingkungan masyarakat dimana ia hidup dan dibesarkan.
Sehubungan dengan hal dimaksud, banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar
siswa khususnya di sekolah. Secara umum faktor-faktor itu meliputi : faktor internal siswa,
faktor eksternal siswa, dan faktor pendekatan (approach to learning).
Motivasi belajar siswa adalah salah satu aspek yang berasal dari faktor psikologis
(rohaniah) yang lebih esensial mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa pada
umumnya dipandang lebih essensial itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat
kecerdasan/intelegensia siswa; 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.
Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa motivasi belajar adalah faktor yang sangat
menentukan berhasil tidaknya belajar siswa. Motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi amat penting dalam belajar siswa sebab hal itu
sebagai pendorong atau daya yang mendorong seseorang berbuat atau melakukan sesuatu.
Tanpa adanya dorongan yang kuat baik dari dalam dirinya maupun yang berasal dari luar
dirinya, jangan harap akan ada tindakan (action) yang dilakukan siswa. Jadi, motivasi amat
menentukan aktivitas belajar siswa. Tanpa motivasi tidak ada kegiatan belajar. Karena itu, agar
siswa dapat belajar secara optimal maka guru harus mau dan mampu menumbuhkan motivasi
belajar siswa-siswinya.
Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu : 1) motivasi intrinsik; 2) motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan
yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar; perasaan menyenangi materi, dan kebutuhan terhadap materi tersebut. Adapaun
motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga
mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib
sekolah, kondisi geografis sekolah, waktu belajar, suri teladan guru atau orang tua, dan
seterusnya merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk
belajar. Ketiadaan motivasi, akan menyebabkan kurangnya semangat siswa dalam melakukan
proses belajar mengajar disekolah.
Demikian kuatnya motivasi seseorang dalam segala aktivitas maka biarpun berat dan
besarnya pekerjaan akan dapat diselesaikan dengan baik. Begitupun betapa pun ringan dan
mudahnya suatu pekerjaan, bilmana dikerjakan tanpa motivasi yang kuat maka akan terasa berat
dan sulit dikerjakan dengan baik.
Itulah sebabnya, untuk memperbaiki mutu prestasi belajar siswa dalam setiap mata
pelajaran maka motivasi yang kuat perlu ditumbuhkan. Para siswa perlu diberikan dorongan dan
stimulus yang tepat serta upaya guru yang jitu dalam menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi belajar mereka.
Disamping motivasi belajar dalam proses belajar mengajar, faktor ekstern yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah fasilitas belajar. Mutu pendidikan yang dikembangkan
agar tetap baik, maka perlu diadakan dan diciptakan suatu fasilitas yang dapat membantu dan
mendorong hasil belajar siswa. Menurut The Liang Gie (2002 : 33) untuk belajar yang baik
hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai antara lain tempat belajar, alat, waktu dan
lain-lain.
Menurut Suharsimi Arikunto (1997 : 6) “Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang
dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha”. Fasilitas belajar sangat penting
dalam proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan pengajaran dan juga dapat menimbulkan
minat dan perhatian dari siswa untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar memerlukan adanya fasilitas agar kegiatan tersebut berjalan dengan
lancar dan teratur. Fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar antara lain berupa ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, media penyampaian materi dan lain sebagainya. Fasilitas yang
mendukung kegiatan belajar-mengajar belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh para siswa
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Menurut Radias Saleh (1991 : 21) fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar agar pencapaian tujuan belajar lancar, efektif dan
efisien, artinya fasilitas belajar yang diperlukan dalam proses belajar. Diharapkan dengan
kondisi ruang dan peralatan yang baik diharapkan siswa dapat belajar efektif, artinya belajar
dapat berlangsung dengan waktu yang cepat, tetapi mendapatkan prestasi belajar yang maksimal
sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan belajar sebelumnya.
Fasilitas belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas non fisik.
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berwujud antara lain tempat belajar, alat atau media
belajar, laboratorium dan perpustakaan, sedang fasilitas non fisik adalah fasilitas yang tidak
berwujud benda seperti bimbingan konseling yang diberikan oleh guru. Kelengkapan yang
diberikan oleh sekolah berbeda-beda ada fasilitas yang lengkap adapula yang kurang.
Dukungan fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah diharapkan mampu mempengaruhi
peningkatan prestasi belajar siswa.
Jadi pada prinsipnya fasililtas belajar adalah segala sesuatu yang memudahkan untuk
belajar. Dengan tersedianya fasilitas yang memadai diharapkan siswa akan memperoleh hasil
yang baik. Dengan peningkatan motivasi belajar dalam proses belajar mengajar dan penyediaan
fasilitas belajar yang memadai diharapkan dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Menurut Nana Sujana (2001 : 55) Prestasi adalah usaha yang telah dicapai melalui
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan oleh mata pelajaran yang lazimnya
ditunjukan dengan nilai angka yang diberikan oleh guru. Sedangkan belajar adalah suatu usaha
yang dilakukan sungguh-sungguh dengan sistematik, mendayagunakan semua potensi yang
dimiliki baik fisik, mental serta panca indera, otak and anggota tubuh yang lain. Jadi prestasi
belajar adalah pencapaian usaha secara sungguh-sungguh melalui penguasaaan pengetahuan dan
keterampilan yang dijabarkan oleh mata pelajaran lazimnya dengan nilai atau angka dari guru.
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar dan fasilitas belajar secara bersama-sama
terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Swasta di Kota Bekasi?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa SMA
Swasta di Kota Bekasi?
3. Apakah terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa SMA
Swasta di Kota Bekasi?
METODE
Penelitian ini dilakukan pada tiga SMA Swasta Kota Bekasi, yaitu di SMA Sulthon Aulia
Boarding School, SMA Hutama, dan SMA Islam Assyafiiyah Kota Bekasi. Pelaksanaan
penelitian ini disesuaikan dengan kalender pendidikan dan program sekolah yang bersangkutan
dari bulan Oktober 2020 sampai dengan bulan Januari 2021.
Penelitian ini dilakukan dengan pendektan regresi yang merupakan bagian dari jenis
penelitian kuantitatif korelasi. Menurut Soeharto (2008:9) “metode penelitian adalah cara
atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan”.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan kuantitatif dan
teknik analisis korelasional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel
bebas, yaitu motivasi belajar (X 1) dan fasilitas belajar (X 2), sedangkan variabel
terikatnya adalah prestasi belajar Ekonomi (Y). Sugiyono (2008: 117) mengatakan
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan populasi target adalah
keseluruhan subjek penelitian secara teori yang banyaknya tidak terjangkau atau
terbilang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI pada SMA Swasta di
Kota Bekasi dengan jumlah siswa sebanyak 512 siswa, sedangkan sampelnya adalah
kelas XI sebanyak 60 orang siswa atau 10-15% dari populasi dengan menggunakan
teknik proporsional random sampling.
Prosedur
Variabel penelitian terikat (dependent variable, yaitu Prestasi Belajar Ekonomi (Y) dan variabel
bebas (independent variable), yaitu Motivasi (X1) dan Fasilitas Belajar (X2).
Partisipan
Pada Penelitian ini dilakukan pada tiga SMA Swasta Kota Bekasi, yaitu di SMA Sulthon Aulia
Boarding School, SMA Hutama, dan SMA Islam Assyafiiyah Kota Bekasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI pada SMA Swasta di Kota Bekasi dengan jumlah siswa
sebanyak 512 siswa, sedangkan sampelnya adalah kelas XI sebanyak 60 orang siswa atau 15%
dari populasi dengan menggunakan teknik proporsional random sampling.
Instrumentasi
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner (angket), dengan
skala likert. Pengumpulan data untuk variabel bebas dilakukan dengan cara memberikan angket
atau kuesioner kepada siswa kelas XI (sampel). Sedangkan untuk mengukur prestasi belajar
matematika ekonomi peneliti menggunakan nilai tes prestasi belajar yang diperoleh dengan
memberikan soal-soal berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 butir soal pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Analisis Data
Tabel 2. Uji Normalitas Data
Motivasi Belajar Prestasi Prestasi
Belajar Belajar Ekonomi
N 60 60 60
Normal Mean 80.63 75.63 81.73
a,b
Parameters Std. Deviation 7.088 7.140 6.191
Absolute .086 .090 .137
Most Extreme
Positive .086 .090 .137
Differences
Negative -.067 -.074 -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .086 .090 .137
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 200 .307
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji hipotesis yang menyatakan distribusi data
pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan semua nilai
Asymp. Sig > 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
Hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas diketahui bahwa hasil Tolerance 0,948 >
0,1 atau Varian Inflation Varian Factor (VIF) 1,055 < 10. Sehingga dapat dinyatakan bahwa
tidak ada multikolinearitas antara motivasi belajar dan fasilitas belajar pada analisis regresi
ganda ini.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis yang menyatakan distribusi
residual pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
Test Statistic = 1,219 dan Sig = 0,203 > 0,05. Hal ini berarti asumsi atau persyaratan analisis
regresi terpenuhi.
HASIL
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh hasil perhitungan Deviation from Linearity
dengan F0 = 1,146 dan Sig. = 0,159 < 0,05. Hal ini memiliki pengertian bahwa variabel fasilitas
belajar dengan prestasi belajar Ekonomi siswa mempunyai hubungan linear.
Pengujian Hipotesis
Tabel 7. Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda
Variabel X1 dan X2 terhadap Y
H1 : β2 ≠ 0
H0 : tidak terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi.
H1 : terdapat pengaruh failitas belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi.
Dari tabel 9dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar
terhadap prestasi belajar Ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 <
0,05 dan th = 7,091. Adapun kontribusi variabel persepsi siswa pada kompetensi guru
terhadap prestasi belajar dapat dinyatakan dengan rumus:
KD = Nilai βx2y × nilai korelasi Pasialnya (rx2y) × 100%
KD = 0,537 × 0,656 × 100% = 35,23%
Dari hasil perhitungan di atas dapat dinyatakan bahwa kontribusi fasilitas belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar Ekonomi sebesar 35,23%.
DISKUSI
diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencaoai
tujuan (Hamalik, 2001:158). Fasilitas belajar sebagai penunjang mempunyai peranan penting
dalam menggali motivasi belajar siswa.
Sesuai dengan pendapat Samijo dan Mardiani (2000:10) bahwa, “setiap motivasi
berkaitan erat dengan tujuan yang membangkitkan aktifitas-aktifitas dan mempunyai tiga fungsi
yaitu: mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah dan tujuan yang ingin di capai,
menyelidiki dan menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai
tujuan”. Faktor yang berasal dari dalam diri khususnya motivasi belajar siswa di sekolah
menjadi perhatian peneliti karena faktor motivasi pada umumnya ikut mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Dalam hal ini khusus pada motivasi belajar dan prestasi belajar dalam bidang
studi Ekonomi.
dan lain sebagainya. Fasilitas yang mendukung kegiatan belajar mengajar belum bisa
dimanfaatkan secara optimal oleh para siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dari uraian di atas dapat diduga adanya pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi
belajar Ekonomi, fasilitas belajar yang baik akan meningkatkan motivasi, kenyamanan belajar,
dan keterampilan dalam mempelajari Mata Pelajaran Ekonomi yang akhirnya Prestasi Belajar
Ekonomi pun akan Meningkat.
SIMPULAN
1. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar dan fasilitas belajar secara bersama-
sama terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini
dibuktikan dengan perolehan Sig. 0,000 < 0,05 dan Fh = 63,528.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi
siswa SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian hipotesis yang
diperoleh bahwa nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan th = 6,917.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar Ekonomi siswa
SMA Swasta di Kota Bekasi. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengujian hipotesis yang
diperoleh bahwa nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan th = 7,091.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini, terutama kepada :
1. Ibu Dr. Mamik Suendarti selaku Dosen Pembimbing Materi dan selaku Dekan Fakultas
Pascasarjana Universitas Indraprasta PGRI.
2. Bapak Dr. Hasbullah, M.Pd selaku Pembimbing Teknik Universitas Indraprasta PGRI.
3. Bapak Prof. Dr. H. Sumaryoto selaku Rektor Universitas Indraprasta PGRI.
4. Para dosen Program Studi Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Indraprasta
PGRI Jakarta dan staf karyawannya, baik langsung maupun tidak langsung telah
memberikan bantuannya sehingga penyusunan tesis ini dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
5. Kepala SMA Sulthon Aulia Boarding School, SMA Hutama, dan SMA Islam Assyafiiyah
tempat penelitian ini dilaksanakan, yang banyak membantu baik moril maupun materiil dan
turut mendoakan agar studi penulis dapat diselesaikan dengan baik.
6. Orang tua, Istri dan anak-anak, serta kakakku yang selalu memberikan dorongan dan
motivasi untuk terus berjuang.
7. Rekan-rekan S.4.B, teman satu perjuangan yang selalu memberi semangat lebih kepada
saya.
8. Seluruh keluarga besar atas doa dan dukungannya yang telah diberikan.
REFERENSI