Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI DI


SAWAH DENGAN MESIN PENANAM PADI OTOMATIS DAN PENGARUH
TENUN TELAGA SARI SEBAGAI SALAH SATU MATA PENCAHARIAN
MASYARAKAT BULUAGUNG

Disusun oleh:
Silvia Macicha Maulida
Kelas X.4

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGRI 2 TRENGGALEK
JL. Soekarno - Hatta gg. Siwalan, Sambirejo, Kec. Trenggalek, Kab. Trenggalek Prov. Jawa
Timur kode pos 66314.

Fax. 0355791628
Website: http://www.sman2trenggalek.sch.id/ Email: sman2tglk@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Peran kelompok tani dalam peningkatan
pendapatan petani di sawah dengan mesin penanam padi otomatis dan pengaruh tenun telaga
sari sebagai salah satu mata pencaharian masyarakat Buluagung" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Geografi. Selain itu, makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Umi selaku guru Mata Pelajaran
Geografi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Trenggalek, Mei 2023

Silvia Macicha M.
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................................11
BAB II....................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................................12
2.1 Letak Wilayah.............................................................................................................................12
2.2 Kondisi Perekonomian Masyarakat Desa Buluagung..................................................................12
2.3 Pengaruh Adanya Sentra Usaha Tenun Telaga Sari....................................................................14
Keunggulan produk......................................................................................................................16
2.4 Pengaruh Adanya Mesin Otomatis Penanam Padi.....................................................................16
BAB III...................................................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................18
3.2 Saran...........................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang
terletak di bagian selatan dari wilayah Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Trenggalek sebagian
besar terdiri dari tanah pegunungan dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah. Sedangkan
sisa-nya (1/3 bagian) merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya diantara 0 hingga
690 meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah 126.140 Ha, Kabupaten Trenggalek
terbagi menjadi 14 Kecamatan da 157 desa. Hanya sekitar 4 Kecamatan yang mayoritas
desanya dataran, yaitu: Kecamatan Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu dan
Kecamatan Durenan. Sedangkan 10 Kecamatan lainnya mayoritas desanya Pegunungan.
Menurut luas wilayahnya, 4 Kecamatan yang luas wilayahnya kurang dari 50,00 Km².
Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Gandusari, Durenan, Suruh, dan Pogalan. Sedangkan 3
Kecamatan yang luasnya antara 50,00 Km² – 100,00 Km² adalah Kecamatan Trenggalek,
Tugu, dan Karangan. Untuk 7 Kecamatan lainnya mempunyai luas diatas 100,00 Km².
(www.trenggalekkab.go.id)

Jumlah penduduk di Kabupaten Trenggalek yang tercatat hingga bulan Februari 2019,
adalah 761.910 jiwa62. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2017, yang mencapai
736.629 jiwa. Dengan pesebaran penduduk merata ke seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek
dengan luas 1.147,22 Km² dan 2 sbaran penduduk 642 jiwa/ Km². Berdasarkan hasil BPS
(https://trenggalekkab.bps.go.id/) pada tahun 2019 terjadi penurunan presentase penduduk
yang miskin sebesar 11%. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 1.1 Persentase penduduk miskin

Sumber: https://tkpk.trenggalekkab.go.id/data-kemiskinan/
Dari data dapat dilihat bahwa presentase penduduk miskin setiap tahunnya mengalami
penurunan. Pengentasan kemiskinan hakikatnya adalah mengubah perilaku, yang dimulai dari
mengubah mindset individu dan masyarakat. Pengentasan kemiskinan hanya dapat dilakukan
melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Masyarakat didorong untuk memiliki kemampuan
sesuai potensi dan kebutuhannya untuk berdiri tegak di atas kakinya sendiri, memiliki daya
saing, serta mandiri, melalui berbagai kegiatan pemberdayaan. (Anwas, 2013).

Desa Buluagung Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek, adalah sebuah desa


yang sudah bercampur masyarakatnya dengan pendatang dari luar desa, kecamatan, bahkan
kabupaten lain. Banyak keunggulan-keunggulan yang telah tumbuh sebagai tunas tunas muda
handal yang lahir di wilayah desa Buluagung

Secara geografis desa Buluagung terletak berbatasan dengan Kecamatan Trenggalek.


Sawah yang membentang, kebun yang luas merupakan kantor tempat bekerja masyarakat desa
Buluagung yang dengan rasa cinta mereka kelola dengan sepenuh hati. Hadirnya pendatang
baru juga dapat menyebabkan dampak sosial yang berbeda beda. Pengalaman pengalaman
yang dibawa mereka, seperti yang dilakukan sebgai aktifitas sehari hari banyak yang dapat
menjadikan kecenderungan untuk menuangkan perekonomian keadaan yang heterogen
tersebut dapat diketahui dari hasil karya mereka.

Disisi lain, banyaknya pelaku UMKM yang sibuk kesana-kemari mencari pangsa
pasar agar dapat laku usahanya. Mulai dari berjualan di pasar tradisional, pasar
modern,keliling, maupun pasar maya. Adalah merupakan sumber daya manusia yang sangat
perlu untuk diperhatikan. Keahlian mereka tersebut perlu dibina, sehingga dapat
menghasilkan hasil yang lebih baik dan layak pendapatannya dari jerih payah dalam
menekuni usaha tersebut.

Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau
benang perak dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu saja di sebagian besar wilayah
Indonesia. Variasi atau aneka warna songket dilihat dari penggunaan jenis benangnya. Benang
tersebut kemudian dipergunakan untuk mengisi permukaan kain tenun, bentuknya seperti
sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar tenunnya ( Kartiwa:
1989)

Produksi kain tenun ikat Desa Buluagung, Kecamatan Karangan, Kabupaten


Trenggalek Jawa Timur, meski menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) namun masih
tetap eksis. Tak hanya menyoal produksi, kearifan lokal dibalik pembuatan kain yang menjadi
ciri khas budaya ketimuran ini rupanya menjadi alasan tersendiri untuk mempertahankan nilai
historis.

Menurut Rohmad Ismal (penenun), menggeluti produksi kain tenun ikat bagian dari
meneruskan cita-cita mendiang sang ayah. Meski terbilang baru di Kabupaten Trenggalek dan
diklaim satu-satunya yang masih eksis menenun menggunakan ATBM, produksi kain tenun
ikat yang diberi nama ‘Telaga Sari’ banyak menghiasi hati konsumen.“Alhamdulillah, hingga
saat ini segmen pasar tenun ikat kami masih terus menunjukkan perkembangan positif.
Meskipun di Trenggalek sendiri belum terlalu familiar seperti daerah lain,” ucapnya, Sabtu
(10/11/2018).

Dikatakan Rohmad, produksi tenun ikat miliknya justru melancong ke berbagai luar
daerah, misalnya Jakarta, Surabaya, Malang dan beberapa kota/kabupaten lainnya. Bahkan,
tenun ikat miliknya pernah menjamah hingga ke Negeri Jiran.
“Untuk konsumen di daerah sekitar juga banyak yang melirik hasil produksi kain tenun
menggunakan ATBM ini. Misal pejabat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Trenggalek, kemudian ada juga masyarakat sekitar. Segmen pasar di daerah memiliki andil
yang positif juga,” katanya.

Lebih lanjut Rohmad menuturkan, sejak kecil sudah tak asing lagi dengan tenun ikat
menggunakan ATBM. Karena ayahnya dulu juga berkecimpung di kain tenun ikat. Pada
waktu tinggal di Kota Kediri, di Kelurahan Bandar Kidul (sentra tenun ikat, red).“Sejak kecil
saya sudah diajari mendiang sang ayah belajar menenun. Jadi setelah lulus SMA sekitar tahun
1995, saya sudah mahir menenun meskipun acap kali hasil produksinya masih belepotan,
namun tak membuat patah semangat,” terangnya.

Berbekal keuletan dan ketelatenan, lanjut Rohmad, menjadi kunci utama menenun
selain modal kreativitas. Prosesnya untuk 1 potong berukuran 2,5 meter di kali 92 centimeter
membutuhkan waktu hingga satu hari.
Tenun itulah yang nantinya akan disulap menjadi ragam produk, misalnya kemeja hingga kain
sarung. Soal harga, selain penggunaan jenis benang yang dipilih, corak dan pola turut
mempengaruhi harga.“Untuk harga juga berwariasi, mulai Rp 190 ribu yang katun, kemudian
ada juga yang harga Rp 600 ribu yang sutra. Disini ada sutra, semi sutra, katun, dan lain
sebagainya,” pungkasnya.
Sumber daya alam yang mampu dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap
kesejahteraan suatu bangsa. Pertanian merupakan salah sektor yang menjadi sumber
kehidupan manusia dan juga sektor yang menjanjikan bagi perekonomian Indonesia.
Pertanian salah satu pilar bagi kehidupan bangsa. Bertani adalah pekerjaan yang mulia, selain
untuk kehidupannya sendiri, juga penting bagi kelestarian alam dan makhluk hidup lainnya
(Wibowo, 2020). Dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan produktifitas dan daya
saing, maka garis kebijakan harus difokuskan pada upaya peningkatan kemampuan
masyarakat pedesaan dengan memanfaatkan basis pertanian sebagai kunci utama untuk
mengembangkan usaha industri yang mampu bersaing.

Peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi Indonesia sangatlah penting


karena sebagian besar penduduk di negara ini berkembang menggantungkan hidupnya di
sektor pertanian, jika pemerintah bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
masyarakat, maka jalan yang harus diambil adalah dengan meningkatkan pendapatan sebagian
besar penduduknya dengan bergantung pada sektor pertanian.

Presiden Joko Widodo melakukan penanam padi bersama petani di Kabupaten


Trenggalek. Penanam dilakukan usai meresmikan Bendungan Tugu, di Desa Ngglinggis,
Kecamatan Tugu.Jokowi berharap keberadaan Bendungan Tugu bisa meningkatkan
produktivitas para petani di Trenggalek. Hal ini disampaikan orang nomor 1 di Indonesia ini
usai menanam padi dan berbincang dengan petani di kawasan pertanian di Desa Buluagung,
Kecamatan Karangan. Selasa, (30-11-2021). "Siang hari ini saya bersama dengan Menteri
Pertanian, Menteri PUPR dan Gubernur Jawa Timur, Bupati Trenggalek dan Bupati
Bojonegoro bersama-sama dengan petani melakukan penanaman padi diarea kurang lebih 75
hektar", Tutur Presiden Jokowi. Lebih lanjut Presiden Jokowi menyampaikan secara
keseluruhan produktifitas beras di Provinsi Jawa Timur sejumlah 5,7 juta ton. Hasil produksi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Timur maupun untuk mensupply kebutuhan
beras di Provinsi lain secara Nasional. Di tahun 2021 ini hingga sekarang, Jokowi menyebut
Indonesia belum pernah melakukan import beras sama sekali. Menurutnya pada kenyataannya
dilapangan stok beras masih diposisi yang sangat baik.

Perhatian terhadap kesejahteraan petani perlu menjadi perhatian, karena terkait dengan
masa depan usaha tani dalam kesinambungan produksi. Peningkatan produktivitas petani dan
usaha pertanian merupakan sesuatu yang penting di masa depan. Pembangunan pertanian
telah dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan
produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan
mencapai kesejahteraan. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan
pertanian (Prela, 2017).

Pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran serta masyarakat tani. Petani
berperan sangat penting sebagai pemutar roda perekonomian negara, maka perlu dilakukan
pemberdayaan masyarakat tani, sehingga petani mampu mandiri menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Salah satu usaha pemerintah bersama petani dalam rangka membangun
kemandiriannya adalah dengan membentuk kelompok-kelompok tani di pedesaan (Tarigan,
2018).

Upaya peningkatan sumber daya manusia petani dapat dilakukan melalui proses
pembelajaran melalui bimbingan penyuluhan, pelatihan, studi lapangan, pendampingan dan
lain sebagainya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan petani dan kemampuan petani
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi kelompok tani (Supit, 2016).

Kelompok tani merupakan suatu kelompok dari beberapa petani berkumpul menjadi
satu dan membentuk suatu kelompok yang memiliki tujuan yang sama (Sinaga, 2017).
Kelompok tani merupakan sarana untuk mengembangkan para petani di Indonesia. Kebijakan
pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, seperti memajukan pertanian, mengusahakan agar
pertanian menjadi lebih poduktif, produksi dan efisiensi produksi naik, tingkat hidup petani
lebih tinggi (Widodo, 2012).

Dalam hal ini pemerintah melakukan suatu kebijakan untuk membantu permasalahan
yang ada dalam pertanian yaitu dengan pembentukan kelompok tani. Dari pembentukan
kelompok petani tersebut diharapkan bisa memberikan solusi untuk para buruh petani agar
dapat meningkatkan pendapatan mereka. Dan tentunya bisa dijadikan sebagai tempat untuk
belajar, mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang belum pernah mereka dapat.

Permasalahan yang ada dalam proses pengelolaan sawah menjadikan petani padi
merasa dirugikan dan sedikit kehilangan semangat dalam bekerja. Petani padi tidak tinggal
diam, beberapa perwakilan mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Dinas Pertanian dan
Pangan Kabupaten Trenggalek untuk membahas permasalahan yang sedang terjadi.
Masyarakat setempat terutama petani padi dalam hal pengelolaan sawah berharap kepada
pemerintah untuk memberikan solusi agar permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan.
Pemerintah mempunyai kewajiban dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap
masyarakatnya terutama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dari masyarakat.
Berdasarkan visi dan misi Kepala Daerah mengenai kebijakan umum Kabupaten Trenggalek
tahun 2016-2021,

Alat mesin pertanian (alsintan) berjenis rice transplanter riding atau mesin tanam padi
berawak yang digunakan Presiden Joko Widodo pada gelaran olah tanah dan penanaman padi
di Kabupaten Trenggalek mencuri perhatian publik. Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian
Agung Prabowo menceritakan perihal inovasi pertanian ini. Kementerian Pertanian selama ini
terus mengembangkan jenis-jenis alsintan yang membuat efisien proses bertani, lebih cepat
dan produktif.

Dengan kapasitas lebih besar, tentu ini mengefisiensikan waktu penanaman dan
feeding bibit di lahan saat penanaman, tambah Agung. Alsintan ini mampu menjadi salah satu
solusi untuk mengatasi keterbatasan SDM pertanian di Indonesia. Jenis lainnya adalah Mesin
Tanam Padi Jajar Legowo Tipe Riding dan Robot Tanam padi dengan sistem kendali jarak
jauh (remote). Mesin ini telah mengaplikasikan Internet of Thing (IoT) melalui GPS mampu
bekerja secara mandiri.

Antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadap keberadaan alat tersebut karena


diharapkan menjadi wadah untuk mensejahterakan perekonomian mereka, sehingga dapat
meningkatkan lapangan kerja baru bagi lingkungan sekitar, meningkatkan tenaga SDM serta
membuka peluang bagi ekonomi kreatif. Melihat manfaat yang besar dengan adanya
pengelolaan tersebut hingga mampu meempunyai alat pembantu menanam padi sekaligus
menjadi sarana edukasi menjadikan proses pemberdayanan masyarakat yang dilakukan oleh
Pemerintah Kabupaten Trenggalek berjalan dengan baik. Melihat hal tersebut, maka perlu
untuk mempertahankan program yang sudah dilakukan serta memperbaiki setiap kendala
demi mencapai masyarakat yang berdaya. Kondisi-kondisi itulah yang melatar belakangi
peneliti dalam penelitian yang berjudul “peran kelompok tani dalam peningkatan pendapatan
petani di sawah dengan mesin penanam padi otomatis dan pengaruh tenun telaga sari sebagai
salah satu mata pencaharian masyarakat Buluagung“.

Gambar 1.1 Presentase pekerjaan masyarakat desa Buluagung


Sumber: https://buluagung-karangan.trenggalekkab.go.id/first/data_analisis

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh Tenun terhadap pengembangan ekonomi dalam meningkatkan


kesejahteraan masyarakat di Desa Buluagung Kecamatan Karangan Kabupaten
Trenggalek ?
2. Apa kendala pembuatan Tenun terhadap pengembangan ekonomi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Buluagung Kecamatan Karangan
Kabupaten Trenggalek ?
3. Bagaimana pengaruh alat penanam padi otomatis terhadap pengembangan ekonomi
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Buluagung Kecamatan
Karangan Kabupaten Trenggalek ?
4. Apa kendala alat penanam padi otomatis terhadap pengembangan ekonomi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Buluagung Kecamatan Karangan
Kabupaten Trenggalek ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan tenun tradisional sebagai salah satu mata pencaharian
masyarakat di Desa Buluagung Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek
2. Untuk mengetahui peran kelompok tani dalam meningkatkan Pendapatan Petani
khususnya di Desa Buluagung Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Letak Wilayah
Buluagung adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Karangan, Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Buluagung adalah tempat yang sangat strategis untuk
pengembangan usaha, karena terletak di Jalan Nasional Lintas Selatan. Dusun di desa
Buluagung antara lain: Dusun Buret, Dusun Talun, dan Dusun Kedungsangkal.

Gambar 1.2

2.2 Kondisi Perekonomian Masyarakat Desa Buluagung

Pada hari Sabtu tanggal 19 September tahun 2020 yang bertempat di Desa Kerjo telah
dilaksanakan Sosialisasi Pemulihan Ekonomi Masyarakat Di masa Pandemi Covid -19. Acara
ini dihadiri oleh Tim Penggerak PKK Kab. Trenggalek, Dinas KOMIDAG Kab. Trenggalek,
Dinas KOMINFO Kab. Trenggalek dan juga Tim Penggerak PKK dari Tujuh Desa di Kec.
Karangan yaitu Desa Kerjo, Ngentrong, Sumber, Buluagung, Karangan, Jati dan Kayen.
Adapun Kegiatan ini diisi sosialisasi dari KOMINFO Kab. Trenggalek, PKK Kab. Trenggalek
dan juga diserahkan santunan anak yatim sebanyak tujuh anak yang dilakukan oleh Ibu Novita
Hardini selaku ketua Penggerak PKK Kabupaten. kegiatan ini juga dilakukan pameran hasil
dari UMKM dari tujuh desa yang ada di kec. Karangan.
Sedangkan ketika diklasifikasikan untuk kategori kesejahterann, penduduk desa
Buluagung masih tergolong pra-sejahtera yang selalu gigih berusaha demu dapat memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya, walaupun dengan ilmu pengetahuan yang pas pasan, belum lagi
dengan para pemuda pemudi kreatif yang gemar melakukan upaya demi menjawab tantangan
hidup pasca duduk dibangku sekolah dan masih banyak lagi kriteria-kriteria keunggulan
warga masyarakat yang dapat diklasifikasikan, disbanding dengan ilmu pengetahuan yang
mereka miliki dan keadaan tersebut dapat dimonitor oleh pemerintah Desa Buluagung
Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek.

Para creator tersebut dalam berkiprah masih bersifat manual atau masih dilakukannya
sendiri, karena belum punya wadah sebagai tempat curahan hati dalam mengembangkan,
menata, dan memperbesar usaha mereka tersebut. Mereka mengandalkan tenaga, pikiran
sendiri, dan sumber biaya terbatas sesuai yang mereka miliki. Patokan mereka dalam
melakukan usaha perekonomian adalah asal cepat laku, asal mendapatkan laba, asal jadi dan
tanpa memperhitungkan tenaga yang terkuras serta jangka panjangnya. Itulah gambaran
gambaran masyarakat Desa Buluagung sebelum dilakukannya inovasi melalui BUMDes.
Adapun data penduduk desa Buluagung bedasarkan kelompok umur dapat digambarkan
sesuia table berikut.

Table 1.2 Tabel Rekapitulasi Penduduk Desa Buluagung

No Kelompok Laki laki Perempuan Jumlah

1. Dibawah 1 tahun 6 4 10
2. 2 s/d 4 tahun 47 44 91
3. 5 s/d 9 tahun 99 74 173
4. 10 s/d 14 tahun 121 99 220
5. 15 s/d 19 tahun 125 103 228
6. 20 s/d 24 tahun 105 97 202
7. 25 s/d 29 tahun 91 88 178
8. 30 s/d 34 tahun 85 87 172
9. 35 s/d 39 tahun 96 119 215
10. 40 s/d 44 tahun 116 94 210
11. 45 s/d 49 tahun 110 110 220
12. 50 s/d 54 tahun 109 128 237
13. 55 s/d 59 tahun 100 96 196
14. 60 s/d 64 tahun 77 82 159
15. 65 s/d 69 tahun 65 67 136
16. 70 s/d 74 tahun 41 52 93
17. Diatas 75 tahun 75 83 158
Total 1468 1424 2892
Sumber: http://repo.uinsatu.ac.id/18803/4/BAB%20III.pdf

Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus masih menjadi titik
lemah dalam rangka mendukung penguatan ekonomi pedesaan. Oleh karenanya diperlukan
upaya sistematis untuk mendorong hal ini agar mampu mengelola asset ekonomi strategis di
desa sekaligus membuka jaringan ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi pedesaan.

Beberapa agenda yang bisa dilakukan antara lain: pengembangan kemampuan SDM
sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam pengolahan asset ekonomi desa,
mengintegrasikan produk produk perekonomian pedesaan sehingga memiliki posisi nilai
tawar terbaik dalam jaringan pasar.

2.3 Pengaruh Adanya Sentra Usaha Tenun Telaga Sari

Menurut penelitian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu
sektor kegiatan ekonomi yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi sektor ekonomi
nasional yang strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam UU No. 20 Tahun
2008 mengenai UMKM ada pasal yang membahas mengenai peran UMKM yang
bahwasannya UMKM diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) telah terbukti juga dapat menjadi kunci
pengaman bagi perekonomian nasional yaitu pada masa krisis moneter disaat perusahaan-
perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya UMKM lah yang
dapat bertahan dan dapat dengan mudah bangkit lagi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), saat krisis ekonomi 1998 jumlah tenaga kerja di UMKM awalnya mencapai 65,6 juta
menjadi 64,31 juta yang artinya selama satu tahun krisis itu mengalami penurunan sebanyak
1,96%.2 Sedangkan pada saat krisis keuangan global tahun 2008, UMKM di Indonesia
memiliki andil besar dalam mempertahankan perekonomian masyarakat, jumlah penyerapan
tenaga kerja meningkat 3,9% menjadi 90,49 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun posisi UMKM belum signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
secara nasional, namun mengingat krisis moneter yang terjadi pada 1997-1998 dan momen
krisis 2008-2009, tetapi UMKM telah berperan penting menjadi kunci pengaman yang
menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan ekonomi yang semakin dalam. Hal ini dapat
membantu mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional, dan menjadi sumber
dukungan nyata terhadap pemerintahan daerah dalam pelaksanaan otonomi pemerintahan.

Keterpurukan UMKM tidak hanya saat krisis moneter, melainkan baru-baru ini di
tahun 2020 pelaku UMKM menjadi korban paling parah dikarenakan pandemi Covid-19.
Jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha di Indonesia
dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga
kerja dunia usaha. Sementara itu, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB)
sebesar 61,1% dan sisanya 38.9% disumbangkan oleh pelaku Usaha Besar (UB).

Dari data tersebut bahwasannya UMKM memiliki peranan yang besar dalam
membantu perekonomian nasional. Namun, disaat pandemi Covid-19 ini berdasarkan survei
BPS banyak UMKM yang mengalami gulung tikar. Sebanyak 42% pelaku usaha hanya dapat
bertahan selama 3 bulan, yaitu sejak Juli-Oktober 2020. Dan 58% nya bisa bertahan di atas 3
bulan. Hal yang menyebabkan pelaku usaha tersebut gulung tikar adalah menurunnya
permintaan yang mengakibatkan daya beli menurun dan pendapatan juga tentu akan menurun
tidak seperti biasanya sehingga banyak pelaku usaha yang merumahkan pekerjanya karena
tidak sanggup membayar upah. Keadaan tersebut tentunya dapat mempengaruhi tingkat
kesejahteraan seseorang.

Kain tenun songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau
benang perak dan dihasilkan dari daerah-daerah tertentu saja di sebagian besar wilayah
Indonesia. Variasi atau aneka warna songket dilihat dari penggunaan jenis benangnya. Benang
tersebut kemudian dipergunakan untuk mengisi permukaan kain tenun, bentuknya seperti
sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar tenunnya ( Kartiwa:
1989).

Cara pembuatan kain songket yang masih menggunakan alat tenun manual serta bahan
yang digunakan masih menggunakan bahan alami, membuat kain tenun songket dikenal
sebagai kain mewah para bangsawan yang menunjukkan kemuliaan derajat dan martabat
pemakainya. akan tetapi kini songket tidak hanya untuk golongan masyarakat kaya, tetapi
juga dapat digunakan untuk masyarakat umum, karena harganya yang bervariasi, dari yang
biasa dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat mahal. Kini
dengan digunakannya benang emas sintetis maka harga songket tidak lagi terlalu mahal
seperti dulu yang masih menggunakan benang emas asli untuk pembuatan motif. Meskipun
demikian, songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk kesenian yang anggun dan
mewah.

Syal berbahan dasar kain tenun ikat dengan motif premium. Merupakan produk
unggulan Trenggalek, dengan motif khas yang menambah keindahan fashion harian anda.

Merek : Telaga sari


Kategori : Kain tenun ikat
Bahan/ Kain : Katun/mesres
Cara Pembelian : Pre-Order
Harga Normal : 225.000 - 230.000

Keunggulan produk

Produk ini adalah kain tenun ikat, bahan yang digunakan ada yang dari katun, semi
sutera dan sutera, kami juga memproduksi sarung tenun goyor dan syal, motif dari produk
bercirikan khas Trenggalek seperti motif cengkeh manggis gunung gunung dan perahu yg
merupakan ciri khas kabupaten di pesisir selatan jawa. Produk Tenun Telaga Sari adalah
kerajinan handmade dengan menggunakan bahan halus motif khas Trenggalek. Berlokasi di
Tenun Telagasari Trenggalek berlokasi di Jl. Raya Trenggalek - Ponorogo, Talun, Buluagung,
Karangan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur 66361, Indonesia. Tidak hanya dijual secara
ofline, pemilik tenun ini juga menjualnya di berbagai online shtore salah satunya adalah
Bukalapak.

Gambar 1.3

Sumber: https://www.bukalapak.com/p/fashion-wanita/bahan-kain/9xb8q5-jual-kain-tenun-
ikat

2.4 Pengaruh Adanya Mesin Otomatis Penanam Padi


Alat penanam padi merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan para petani. Alat
penanam padi berfungsi mempermudah pada saat dilakukannya proses penanaman padi
dengan mudah, cepat, dan efektif. Kegiatan tanam bibit padi sawah di Indonesia masih
dilakukan secara manual dan menyerap tenaga tanam, waktu dan biaya produksi relatif lebih
besar 25-30 hok/ha (200-240 jam/ha) atau 25-30% total tenaga untuk budidaya padi (100-120
hok/ha). (Budiman at all, 2008).

Efektifitas dan biaya penanaman padi merupakan faktor utama yang dikeluhkan para
petani. Dimana penanaman padi sekarang masih tradisional yaitu sistem tanam mundur yang
memakan banyak waktu dan tenaga. Dan biaya untuk membeli alat / mesin penanam padi
yang relatif mahal dan tidak sebanding dengan hasil panen yang diterima. Oleh karena perlu
adanya trobosan yang bisa memberikan solusi kepada petani petani kecil yang hasil panen nya
relatif kecil sampai sedang. Sehingga untuk mengatasi hal itu perlu dirancang alat penanam
padi yang relatif terjangkau dengan penggerak manual dan dapat meningkatkan produktivitas
dan efisiensi yang bisa membuat proses penanaman padi maksimal.

Alat penanam padi ini merupakan alat yang dirancang tanpa bantuan mesin dan tanpa
mengeluarkan biaya konsumsi bahan bakar. Pada perancangan ini alat penanam padi
menggunakan roda bajak sebagai penggerak utama. Alat penanam padi mekanik diciptakan
untuk menghemat biaya pengeluaran petani serta perawatan yang relative murah juga, dengan
dimension yang tidak terlalu besar alat ini bisa dibawa dengan muda tanpa harus
menggunakan alat berat, dengan dimensi yang kecil ala ini memiliki bobot yang sangat ringan
dan bisa diangkat dengan 2 orang saja.

Masyarakat khususnya petani memerlukan alat penanam padi agar tidak perlu
menanam padi dengan cara tradisional tenaga manusia. Sehingga dengan menggunakan alat
penanam padi ini dapat mengurangi tenaga manusia dan mebuat proses menjadi efektif dan
efisien.

Alat mesin pertanian (alsintan) berjenis rice transplanter riding atau mesin tanam padi
berawak yang digunakan Presiden Joko Widodo pada gelaran olah tanah dan penanaman padi
di Kabupaten Trenggalek mencuri perhatian publik. Alsintan dengan kemampuan tanam
hingga 3 hektar per hari ini terlihat sangat mudah digunakan dan efisien.

Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian Agung Prabowo menceritakan perihal


inovasi pertanian ini. Kementerian Pertanian selama ini terus mengembangkan jenis-jenis
alsintan yang membuat efisien proses bertani, lebih cepat dan produktif.
Nur Herdianto, seorang petani padi dari Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek
dalam kesempatan ini berharap petani muda untuk ikut bergerak dalam bidang pertanian,
karena pertanian merupakan sokoguru untuk ketahanan di Indonesia. Menurutnya, kehadiran
petani muda sangat dibutuhkan karena saat ini jumlah petani terus berkurang dan sebagian
besar petani sudah berusia lanjut.

Di tempat terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku


optimistis dengan kemajuan teknologi pertanian yang semakin pesat. Modernisasi tersebut
menjadi tanda kesiapan pertanian 4.0. Apalagi penggunaan alat dan mesin dilakukan secara
masif pada setiap proses produksi.

Gambar 1.4

Gambar 1.5 Alat Penanam Padi Otomatis

Sumber: Pemerintah Kabupaten Trenggalek


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya pembangunan ekonomi ditujukan untuk mengatasi kemiskinan,


penggangguran, dan ketimpangan. Sehingga dapat terwujudnya masyarakat yang sejahtera,
makmur, dan berkeadilan. Agar tercapai kesejahteraan tersebut, maka harus diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan, dan adanya stabilitas nasional
yang mantap dan dinamis atau yang pada masa orde baru disebut dengan Trilogi
Pembangunan. Pembangunan ekonomi diupayakan tidak lepas dari pada trilogi pembangunan,
karena dengan adanya pembangunan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan
yang tepat akan memungkinkan terjadinya distribusi yang merata dan tercapai kesejahteraan.

3.2 Saran

Penelitian ini masih memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu, disarankan untuk
penelitian selanjutnya sebagai bahan pertimbangan terhadap gejala kesenjangan di Provinsi
Kalimantan Selatan, antara lain :

1. Walaupun tingkat kesenjangan di desa Buluagung relatif menurun, pemerintah daerah


diharapkan memberikan perhatian pada masalah kesenjangan melalui pendekatan spasial atau
wilayah. Seperti contohnya lebih meningkatkan pendidikan, menurunkan biaya pendidikan
dan kesehatan agar indeks pembangunan manusia di desa Buluagung dapat bagus dan stabil.

2. Pemerintah daerah harusnya membuka lapangan kerja yang padat karya agar banyak
masyarakat yang mendapatkan perkerjaan tetapi perlu melihat sarana dan prasarana
pendidikan dan kesehatan juga untuk mensejahterakan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai