TINGKAT SD/MI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2018
KABUPATEN
TRENGGALEK
DESKRIPSI NASKAH LOMBA BERCERITA
TINGKAT SD/MI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2018
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL
“ ASAL USUL KESENIAN JARANAN TURANGGA YAKSA”
DISETUJUI
HARI : Senin
TANGGAL : 2 Juli 2018
Mengetahui,
Plh. Kepala Dinas
Kearsipan Dan perpustakaan
iv
PESAN MORAL
1. Memberikan pembelajaran agar kita senantiasa mau bersyukur atas Rakhmat dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Apa yang kita dapatkan adalah karena kemurahan Tuhan.
3. Cara mensyukuri nikmat Tuhan, dapat disesuaikan dengan agama dan budaya masing-
masing.
v
SINOPSIS
Suatu ketika di dusun Dongko, terjadi pageblug yang menyerang hewan ternak. Warga Dongko
bersedih, mereka khawatir jika hewan ternaknya ikut terkena pageblug. Dan anehnya lagi, dari hewan
yang mati mulutnya mengeluarkan busa seperti racun. Seluruh warga Dongkopun mengadakan pertemuan
untuk membahas masalah ini.
Dari hasil pertemuan tersebut, seluruh warga Dongko sepakat mengadakan doa bersama, berpuasa
serta mengurangi tidur di malam hari. Satu minggu kemudian seluruh warga Dongko bermimpi di datangi
kakek berambut putih, berjenggot putih, dan pakaian serba putih. Kakek itu memberi petunjuk agar warga
Dongko terlepas dari pageblug.
“Sehabis panen kalian haru mengadakan bersih desa. Adakanlah di sawah yang habis dipanen.
Dirikanlah tarub yang dihiasi janur kuning melengkung. Bawa juga tali pengikat hewan ternak kalian.”
Kata kakek dalam mimpi warga Dongko. Acara bersih desapun dilaksanakan. Sesepuh desa membaca
doa dan mengumpulkan tali pengikat hewan ternak untuk dicelupkan pada seember air. Tetapi setelah
diadakan bersih desapun, pageblug belum juga hilang. Sesepuh desa menganjurkan warga untuk
mengulangi puasa dan mengurangi tidur dimalam hari. Dan kembali, warga Dongkopun mengalami
mimpi yang sama.
“Pertunjukan yang kalian selenggarakan belum memuaskan roh leluhur dusun ini. Coba ulangi
acara bersih desa itu, dan pertunjukkan kesenian yang menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari
anyaman bamboo dan berkepala hewan ternak.” Tutur kakek. Mendengar nasehat kakek itu, wargapun
kembali mengadakan bersih desa. Tari – tarian dan kesenian tayubpun diadakan. Wargapun bersuka cita
mengikuti acara bersih desa itu. Setelah acara bersih desa tersebut dilaksanakan, pageblug itu langsung
hilang dari Dusun Dongko. Seluruh warga Dongko kembali tenang hatinya.
vi
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur serta rasa terima kasih yang tak terhingga, senantiasa tercurahkan ke hadirat Allah
SWT. Segala Puji bagi Allah yang senantiasa memberikan Rahmat, dan hidayahNya, serta senantiasa
mencurahkan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan naskah dongeng ini
sebagai bentuk tanggung jawab moral dan keikutsertaan dalam menanamkan bidu pekerti anak, juga
menumbuhkembangkan minat baca anak – anak usia SD khususnya dan semua anak pada umumnya,
dengan baik tanpa ada aral yang berarti. Naskah ini sebagai persyaratan mengikuti lomba bercerita bagi
siswa SD/MI Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2018 dalam jenis lomba bercerita ( Cerita Rakyat) oleh
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur.
Pengembangan minat baca siswa, serta pengembangan seni budaya khususnya cerita rakyat
merupakan kewajiban bagi kita, khususnya sebagai seorang guru untuk melestarikannya sebagai upaya
dalam pengenalan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Karena Seni Budaya Daerah, merupakan akar
kebudayaan bangsa, serta diharapkan mampu menjadi sarana dalam memperkokoh rasa persatuan dan
kesatuan dalam berbangsa dan bernegara.
Adakalanya, kita sulit untuk menerima kebenaran dari isi sebuah dongeng yang kita dengar.
Tetapi lebih dari itu, kita bisa menjadikan pesan moral yang terkandung dalam dongeng tersebut, sebagai
cerminan dalam kehidupan kita. Sehingga diharapkan kita bisa bertindak sesuai dengan kharakter banga
Indonesia yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Penulis menyadari, kalau penulisan naskah cerita ini, masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itulah, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang kondusif, sehingga bisa membangun dan
menyempurnakan penulisan naskah cerita lain di masa yang akan datang.
Tidak lupa pebulis mengucapkan terima ksasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
sudah terlibat dan mendukung dalam penulisan naskah crita ini, khususnya kepada segenap panitia
Lomba Bercerita bagi Siswa SD/MI Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 yang diselenggarakan oleh
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan. Semoga Hal ini bisa menjadikan sebuah awal di keberhasilan.
Sinopsis………………………………………………………………………. vi
Turangga Yaksa”…………………………………………………………….. 1
Biodata Peserta………………………………………………………………. 3
Biodata Pendamping………………………………………………………… 4
Di kabupaten Trenggalek, Ada sebuah kesenian khas yang bernama Jaranan Turangga Yaksa.
Kesenian ini hamper mirup dengan kuda lumping, bedanya pada kesenian Jaranan Turangga Yaksa, kuda
lumpingnya berkepala raksasa. Gerak tariannya juga dibuat khusus sehingga berbeda dengan kesenian
Kuda Lumping Lainnya.
Bagaimana asal – usul Kesenian Jaranan Turangga yaksa itu? Kisahnya sebagai berikut.
Suatu ketika, di dusun Dongko terjadi Pageblug (menyebarnya wabah penyakit) yang menyerang
hewan ternak. Kejadian itu sungguh aneh. Hewan ternak yang terserang pageblug pagi hari, sorenya mati.
Bila terserang pageblug sore hari, keesokan harinya mati. Anehnya lagi, semua hewan ternak yang mati,
mulutnya mengeluaran busa seperti racun.
Seluruh warga Dusun Dongko sangat bersedih dengan menyebarnya pageblug itu. Hampir separo
hewan ternak warga dusun itu sudah mati. Yang hewan ternaknya masih sehat, hatinya selalu khawatir.
Jangan – jangan giliran hewan ternaknya yang akan mati!
Warga Dusun Dongko pun mengadakan pertemuan untuk membahas masalah pageblug itu. Semula
merea semua menduga bahwa yang membunuh hewan-hewan ternak itu adalah hewan buas. Oleh karena
itulah, merekapun sepakat mengadakan ronda malam. Walaupun para peronda sudah menjaga dusunnya
dengan ketat, hewan ternak yang mati masih tetap ada. Bahkan jumlahnya semakin banyak.
“Mungkin dusun kita ini terkena kutukan yang mbaureksa (makhluk halus dari roh nenek moyang
yang pertama kali membuka sebuah tempat).” Kata seorang warga saat pertemuan.
“Mungkin juga! Sebab, sudah lama kita tidak emngadakan acara penghormatan untuk yang
mbaureksa!” kata warga yang lain.
Akhirnya, seluruh warga Dusun Dongko sepakat untuk mengadakan acara doa bersama untuk
meminta petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa. Setelah acara doa bersama, setiap warga dusun juga
diharuskan untuk berpuasa dan mengurangi tidur.
Seminggu kemudian, seluruh warga dusun mengalami mimpi yang sama. Dalam mimpinya,
mereka didatangi seorang kakek berambut dan berjanggut putih yang juga berakain serba putih. Kakek
misterius dalam mimpi itu, memberi petunjuk agar dusun Dongko terlepas dari pageblug.
1
2
“ sehabis panen, kalian harus mengadakan acara bersih desa. Acara itu, harus diadakan di sawah
yang habis dipanen padinya. Di tempat itu dirikanlah tarub (terob yang atapnya dari anyaman daun
kelapa) dan dihiasi dengan janur melengkung seperti kalau kalian menyelenggarakan pernikahan. Bawa
juga tali pengikat hewan ternak kalian. Jangan lupa untuk menyiapkan makanan dari hasil kebun dan
sawah kalian!” tutur kakek misterius itu.
Pesan kakek misterius dalam mimpi itu, dilaksanaan oleh seluruh warga Dongko. Acara bersih desa
segera dilaksanakan setelah panen. Sawah bekas tempat panen dihias dengan tarub dan janur. Semua
makanan hasil kebuh dan sawah warga yang telah dimasak dikumpulkan.
Sesepuh dusun kemudian membaca doa. Setelah itu, sesepuh desa mengumpulkan semua tali
pengikat hewan ternak milik warga. Semua tali pengikat itu lalu dicelupkan pada seember air. Setelah itu,
diadakan sebuah pertunjukan tayub (sejenis ronggeng).
Beberapa hari setelah acara bersih desa itu, ternyata pageblug belum juga hilang dari Dusun
Dongko. Warga dusun kembali panic. Oleh sesepuh desa, mereka disuruh mengulangi puasa dan
mengurangi tidur malam.
Setelah berpuasa dan mengurangi tidur malam itu dilakukan selama tujuh hari, mereka semua
bermimpi di datangi kakek misterius lagi.
“Pertunjukan tayub yang kalian selenggarakan setelah acara bersih desa tidak memuaskan roh – roh
leluhur dusun ini. Cobalah ulangi acara bersih desa itu. Pertunjukkanlah sebuah kesenian yang
menggunakan kuda – kudaan dari anyaman bamboo. Tapi, kepala kuda – kudaan itu harus berkepala
hewan ternak atau raksasa!” Pean kakek misterius itu lagi.
Sesepuh desa segera mengajak warganya bermusyawarah. Semua warga menyetujui untuk
mengulangi kembali acara bersih desa. Mereka juga siap unuk mengadakan pertunjukan kuda – kudaan
dari anyaman bambu yang berkepala raksasa. Bahkan, pertunjukan itu disiapkan dengan matang. Gerak
tarian penarinya diatur secara khusus.
Benarlah! Setelah acara dan pertunjukan itu diselenggrakan, pageblug itu langsung hilang dari
Dusun Dongko. Seluruh warga Dusun Dongko kembali tenang hatinya.
Peserta
Nama : NADITA AMALIA
Tempat, Tgl. Lahir : Trenggalek, 15 APRIL 2008
Alamat : RT 68 RW 13, Dsn. Premban, Ds. Dongko,
Kecamatan Dongko, kabupaten Trenggalek
Telp. Rumah / HP : 082336526977
Cita – Cita : Menjadi Guru
Hobi : Membaca
SUNARTI, S. Pd.
NIP 19630804 198803 2 007
3
BIODATA PEMBIMBING
LOMBA BERCERITA UNTUK SISWA SD/MI
TINGKAT PROVINSI SE – JAWA TIMUR
Santosa, Edy dan Setyono Jarot. 2005. Cerita Rakyat Dari Trenggalek (Jawa Timur). Jakarta : Grasindo.