KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
Artikel
Disusun oleh :
PEMERINTAH DESA NGADIPURO
KECAMATAN WONOTIRTO
KABUPATEN BLITAR
Jl. Trisula No. 07 Desa Ngadipuro, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur,
Indonesia, 66173
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
KECAMATAN WONOTIRTO
KANTOR KEPALA DESA NGADIPURO
Jalan Trisula Nomor . 07 Kode Pos 66173
N G A D I P U R O
LEMBAR PENGESAHAN
Nomor : 433/01/409.42.3/2022
Artikel ini yang berjudul “Sejarah Desa Ngadipuro” telah disahkan dan disetujui
pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 21 Juli 2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
dengan rahmat-Nya kami akhirnya bisa menyelesaikan artikel yang membahas tentang
“Sejarah Desa Ngadipuro” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang
berpartsipasi dan narasumber yang telah memberikan banyak bimbingan serta
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan artkel ini. Rasa terima kasih juga
hendak kami ucapkan kepada seluruh masyarakat Desa Ngadipuro yang telah
memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
artikel ini bisa selesai pada tepat waktu yang telah ditentukan.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................3
D. Manfaat.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................4
A. Sejarah Desa Ngadipuro..........................................................................................4
B. Kondisi Geografis Desa Ngadipuro..........................................................................8
C. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Ngadipuro.............................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17
LAMPIRAN.......................................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desa Ngadipuro merupakan sebuah desa yang masuk dalam wilayah
Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar Jawa Timur. Desa Ngadipuro ini, terletak di
daerah Blitar selatan yang di kelilingi oleh Pantai Jebring, Pantai Princen, Pantai
Wedi Ireng, Pantai Keben, Pantai Selok Dhadap, Pantai Pudak, Pantai Dung Dowo,
Pantai Bakung, Pantai Selok Kancil dan Pantai Benelan. Bagian wilayah paling
selatan dari Kabupaten Blitar merupakan daerah yang berbatasan dengan pesisir
pantai dan dikelilingi oleh perbukitan. Desa Ngadipuro memiliki luas 1.859.660 ha,
yang terdiri dari wilayah pemukiman, perhutani, area persawahan dan perkebunan,
dan daerah pesisir
Zaman kini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui asal-usul
tentang Desa Ngadipuro, baik dari sejarah maupun cerita rakyat, mitos, legenda
yang membahas tentang Desa Ngadipuro, termasuk asal-usul Desa Ngadipuro,
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik sosial ekonomi, budaya, agama dan
tokoh masyarakat yang ada, juga nama-nama Lurah/Kepala Desa Ngadipuro dari
masa ke masa.
Apabila masyarakat tidak mengenal dan tidak mengetahui sejarah daerahnya
sendiri, maka dapat dipastikan 50 tahun kedepan masyarakat akan tenggelam
ditelan sejarah kelam masuknya sejarah dan budaya asing, dan masyarakat akan
kehilangan jati dirinya serta tidak akan pernah tahu bagaimana yang sebenarnya
tentang sejarah daerahnya sendiri.
Penulis akan mencoba untuk menyajikan tulisan ini tentang
terbentuknya/babad Desa Ngadipuro yang dikemas secara sederhana agar dapat
dengan mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca dengan harapan agar
dapat membuka tabir rahasia dari Desa Ngadipuro tersebut yang kemudian dapat
disumbangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dilupakan oleh
generasi mendatang.
1
Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada ahli sejarah atau tokoh lokal
yang menulis tentang sejarah Desa Ngadipuro, sehingga ketika timbul suatu
pertanyaan tentang bagaimana sejarah atau babad Desa Ngadipuro belum dapat
terjawabkan. Oleh karena itu penulis perlu dan berharap semoga usaha penulis
membuat artikel ini akan menyerukan para sejarawan atau tokoh lokal untuk
memperhatikan masalah yang berkaitan dengan sejarah atau babad Desa
Ngadipuro, yang pada gilirannya dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
Sejarah daerah sebagai hasil budaya manusia yang bersahaja, lebih banyak
berupa cerita dari mulut ke mulut, berupa legenda, dongeng dan mitos yang
disampaikan oleh sesepuh dan masyarakat sekitar Desa Ngadipuro sehingga
menimbulkan perspektif yang berbeda-beda atau bisa dikatakan tidak riil dan penuh
dengan spekulasi.
Penulis berkeyakinan, bahwa di Desa Ngadipuro masih banyak menyimpan
bahan-bahan sejarah berpotensi dan ilmu pengetahuan yang belum banyak
diungkap, sehingga tulisan ini diharapkan menggugah masyarakat, khususnya bagi
masyarakat daerah atau Desa Ngadipuro untuk mengenal sejarahnya sendiri.
Ahli Romawi yang bernama Cirero (106-43 SM) menyatakan : “History is the
witnees of time, the torch of truth, the life of memory, the teacher of life and the
messenger of antiquity”. (Sejarah itu adalah saksi dari waktu, obor dari
kebenaran,kenang-kenangan dari hidup, guru dari kehidupan dan pesuruh dari
zaman kuno). Dari pernyataan tersebut, jelaslah bahwa sejarah daerah Desa
Ngadipuro juga merupakan saksi dari waktu, obor dari kebenaran, kenang-
kenangan hidup bagi yang berkepentingan, guru bagi yang mau meneladani serta
jelas merupakan pesuruh dari zaman kuno. Berdasarkan pada pernyataan tersebut,
penulis akan berusaha mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi di daerah
Desa Ngadipuro. Berdasarkan uraian di atas cukuplah bagi penulis untuk menyusun
artikel ini dengan judul “Sejarah Desa Ngadipuro”.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah:
2
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Desa Ngadipuro?
2. Bagaimana kondisi geografis Desa Ngadipuro?
3. Bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat Desa Ngadipuro?
C. Tujuan
Dalam sebuah karya tulis selalu memiliki tujuan. Dalam tujuan penulisan ini,
terbagi dalam dua penjabaran yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:
1. Tujuan Umum
a. Memberikan kontribusi pikiran kepada berbagai pihak melalui karya tulis.
b. Memperkaya sumber data melalui penelitian yang nantinya dapat digunakan
sebagai acuan penulisan sejarah.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan sejarah terbentuknya Desa Ngadipuro.
b. Mendeskripsikan kondisi geografis Desa Ngadipuro.
c. Mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat Desa Ngadipuro.
D. Manfaat
Berdasarkan uraian tujuan penelitian tersebut, maka hasil akhir penulisan
artikel akan mendapat manfaat secara teoritis berupa pemahaman tentang
pemerintah dan masyarakat yang merintis pemukiman di Wonotirto sampai
terbentuknya desa Ngadipuro serta keadaan sosial budaya masyarakat serta
penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmiah berupa data-data sehingga
dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya daerahnya.
Adapun manfaat secara praktis yang diperoleh adalah menambah
pengetahuan yang luas mengenai asal usul daerahnya terlebih khusus desa
Ngadipuro, mendapat informasi yang lebih luas tentang kehidupan sosial budaya
masyarakat setempat, menambah koleksi pustaka dan menjadi bahan acuan
terhadap penelitian selanjutnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kepala Desa Ngadipuro. Desa Ngadipuro kemudian diresmikan pada tahun 1971
oleh pemerintah menjadi sebuah desa bernama Desa Ngadipuro Kecamatan
Sutojayan Kabupaten Blitar. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia
Pasal 2 tentang pembentukan Kecamatan Wonotirto, maka wilayah Kecamatan
Sutojayan dan Bakung dikurangi dengan wilayah Kecamatan Wonotirto
sebagaimana dimaksud dalam peraturan tersebut. Sehingga Desa Ngadipuro
menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Wonotirto. Kini, menjadi Desa Ngadipuro
Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Desa Ngadipuro terdiri dari 2 dusun, yaitu
Dusun Krajan dan Dusun Banyuurip.
Adapun pemimpin yang pernah menjabat di Desa Ngadipuro adalah sebagai
berikut :
1. Soebari i. 1971-1985
ii. 1985-1990
iii 1990-1995
.
2. Seto i. 1996-2003
ii 2003-2013
3. Sukamto 2014-2019
5
sekretaris desa yang bernama Sampun. Selain itu, dibantu oleh beberapa perangkat
desa lainnya diantaranya adalah sebagai berikut :
Setelah masa jabatan habis, pada tahun 1995 dilakukan pemilihan kepala
desa yang terdiri dari 2 calon kepala desa yang berasal dari warga Desa Ngadipuro
yaitu Seto dan Sumardiono. Dari pemilihan tersebut tercipta pemimpin yang baru
dan akhirnya diputuskan nama Seto sebagai Kepala Desa Ngadipuro dengan masa
jabatan selama 8 tahun yaitu 1996-2003. Kemudian beliau terpilih kembali sebagai
kepala desa pada pemilihan selanjutnya diantara 3 calon kepala desa yaitu Seto,
Imam Suhadi dan Subandi. Pada periode selanjutnya beliau menjabat selama 10
tahun yaitu 2003-2013. Pada saat kepemimpinan Seto, beliau dibantu oleh
sekretaris desa yang bernama Sujarno dan perangkat desa lainnya diantaranya
adalah :
6
3. Sitam Kaur pemerintahan 1989-2014
7
4. Dwi Jayanti Kasi Pelayanan 2018-2021
8
diantara 3 desa lain yang juga masih termasuk dalam wilayah kecamatan wonotirto
dan kecamatan Panggungrejo kabupaten Blitar.
Adapun batas desa tersebut adalah :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Gunung Gede Kec Wonotirto
2. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Kalitengah dan Desa Serang
Kec Panggungrejo
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Samudra Indonesia Samudra Hindia
4. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Ngeni Kec.Wonotirto
Kondisi geografis Desa Ngadipuro sekitar tahun 1971 akses jalannya menuju
desa masih berupa jalan bebatuan (makadam). Sedangkan akses jalan menuju
pemukiman penduduk masih berupa jalan setapak yang dikelilingi oleh rumput dan
ilalang. Ketika masa pemerintahan Bapak Seto mulai ada pembangunan untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Mulai dari pembangunan aspal jalan, pembukaan
lahan untuk jalan didaerah Dusun Krajan, dan penyaluran listrik masuk desa pada
tahun 1990-an.
Kondisi pemukiman pada saat itu masih jarang dengan jarak antar rumah
warga berkisar 500 m. Rumah warga terbuat dari bambu dan kayu dengan atap
berasal dari alang-alang yang sudah dikeringkan. Berbeda dengan sekarang,
kondisi pemukiman semakin padat, karena bertambahnya jumlah penduduk baik
yang berasal dari desa setempat maupun pendatang.
Jarak desa ke ibu kota kecamatan adalah 14 Km, dengan waktu tempuh ke
kecamatan sekitar 60 Menit. Jarak tempuh desa ke ibu kota Kabupaten adalah 27
Km dengan waktu tempuh ke kabupaten sekitar 120 Menit.
Alat transportasi pada zaman dahulu masih belum ada, sehingga untuk
menempuh jarak desa ke kecamatan harus ditempuh dengan berjalan kaki dengan
waktu tempuh yang cukup lama, namun kini sudah terdapat alat transportasi modern
untuk membantu perjalanan.
Desa Ngadipuro merupakan wilayah yang terdiri dari pemukiman penduduk,
tanah tegalan, perkebunan rakyat, lahan persawahan dengan luas wilayah desa
9
1.859.660 Km2 atau 1859.660 Ha. Dimana seluas 989.567 Ha adalah pemukiman
penduduk dan sisanya adalah lahan kering dan area persawahan. Wilayah desa
Ngadipuro dilewati oleh 2 sungai yaitu Sungai Serit sepanjang 5 km dan Sungai
Kenanga Jebring.
Iklim Desa Ngadipuro berdasarkan data BPS kabupaten Blitar tahun 2013,
selama tahun 2013 curah hujan di Desa Ngadipuro rata-rata mencapai 2.400 mm.
Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm
yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2014-2019.
Desa Ngadipuro terdiri dari 2 dusun, diantaranya adalah:
1. Dusun Krajan
Dusun Krajan merupakan wilayah Desa Ngadipuro bagian timur, yang
terbagi atas 5 Rw dan 17 Rt. Untuk Rw 1 dan Rw 2 terletak di sekitar wilayah
kantor Desa Ngadipuro, sedangkan rute menuju Rw 3 sampai dengan Rw 5
harus melalui Desa Ngeni. Dusun Krajan yang berada jauh dari kantor desa
terdapat banyak pohon besole oleh karena itu, warga menyebutnya dengan
Krajan Besole.
Luas wilayah Dusun Krajan sekitar 773, 13577 Ha, yang terbagi atas
wilayah Krajan sendiri sekitar 336, 522635 Ha, dan wilayah Krajan Besole sekitar
436, 6134 Ha. Tanah di wilayah Krajan Besole merupakan tanah Perhutani (aset
milik Komando Daerah Militer V Brawijaya). Berdasarkan Surat Keputusan
Nomor Skep/108/VII/2002 tentang pelepasan sebagian tanah perkebunan
Gunung Nyamil yayasan Bhirawa Anoraga kepada warga desa Ngeni dan Desa
Ngadipuro Blitar, tanah sekitar 210 Ha menjadi milik warga dan sekitar 8,07 Ha
menjadi tanah kas desa.
2. Dusun Banyuurip
Dusun Banyuurip merupakan wilayah Desa Ngadipuro bagian selatan,
yang berbatasan dengan pesisir pantai. Dusun Banyuurip sebelum tahun 1971
masih menjadi bagian dari Desa Ngeni, setelah diputuskan Dusun Ngadipuro
10
menjadi Desa Ngadipuro, maka Dusun Banyuurip kini menjadi bagian dari Desa
Ngadipuro.
Luas wilayah Dusun Banyuurip sekitar 1.086,5 Ha, yang terbagi atas
wilayah tanah pemerintah daerah seluas 267,55 Ha, tanah perhutani seluas 546
Ha, dan tanah aset milik Komando Daerah Militer V Brawijaya seluas 540,5 Ha.
Kemudian dilakukan redis pada tahun 2000 sekitar 200 Ha menjadi milik warga.
Banyuurip berasal dari kata “banyu” yang berarti air dan “urip” yang berarti
hidup. Dikatakan Banyuurip karena dahulu wilayah tersebut merupakan wilayah
yang kekurangan air. Sedangkan air merupakan sumber kehidupan bagi
makhluk hidup. Jika tidak ada sumber air, maka tidak ada kehidupan. Namun,
warga wilayah Banyuurip masih bisa bertahan hidup dengan kondisi yang minim
air. Sehingga wilayah tersebut dinamakan Dusun Banyuurip.
11
Gedung Sekolah Dasar di Desa Ngadipuro terdapat 3 gedung sekolah yang
tersebar di Dusun Krajan 1 unit, Krajan Besole 1 unit dan Banyuurip 1 unit. Selain
sekolah formal, juga terdapat pendidikan agama atau di sebut dengan mengaji
yang dilakukan di rumah modin.
3. Kesehatan
Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan prktek
(seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, mempepanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat
memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia,
penanggulangan kemiskinan, pembangunan ekonomi.
Mulai tahun 1971 terdapat program keluarga berencana (spiral) dan wajib
diikuti oleh masyarakat untuk meminimalisir bertambahnya jumlah penduduk di
Desa Ngadipuro. KB di laksanakan di rumah Sekretaris Desa dan di ikuti oleh 45
orang dari Krajan, 25 orang dari Krajan Besole dan 15 orang dari Banyuurip.
4. Agama
Kehidupan beragama di Desa Ngadipuro memiliki toleransi yang tinggi
dengan 3 agama yaitu agama Islam, Kristen, dan Katholik. Pada tahun 1971
tempat ibadah yang sudah berdiri di Desa Ngadipuro hanya berupa mushola,
yang tersebar di Dusun Krajan 1 unit, Krajan Besole 1 unit, dan Dusun Banyuurip
1 unit. Untuk warga yang beragama Kristen dan Katholik masih belum memiliki
tempat ibadah.
5. Kultur Budaya
Kebiasaan masyarakat Desa Ngadipuro yang menjadi kegiatan rutin setiap
tahunnya diadakan pada waktu-waktu tertentu di antaranya :
a. Bersih Desa, dilakukan setiap Bulan Selo pada Jum’at Pahing
b. Suro-an, slametan yang dilakukan di tiap perempatan pada tanggal 1 Suro
c. Bedah Dhawuhan, slametan yang diadakan tiap bulan 11 untuk meminta
hujan. Slametan ini dilakukan di “Pepunden Belik Bendo” dan kantor desa.
d. Pagelaran Tayub dan Ruawatan di kantor desa, diadakan malam hari setelah
slametan di Pepunden.
12
6. Tempat Wisata
Desa Ngadipuro terdapat beberapa objek wisata alam yang menarik di
antaranya adalah :
a. Pantai Jebring
Pantai Jebrimg merupakan pantai yang berada dipaling barat Desa Ngadipuro
dan berbatasan dengan Desa Gununggede, 1.350 m dari jalan lintas selatan.
Pantai Jebring sangat istimewa memiliki hamparan pasir yang luas dan
dikelilingi tebing, serta dipenuhi tumbuhan pohon cemara yang membuat
pengunjung menjadi nyaman. Selain itu Pantai Jebring memiliki sungai yang
cukup luas.
b. Pantai Princen
Pantai Princen berada di sebelah timur Pantai Jebring. Keunikan Pantai
Princen adalah di tebing sebelah barat terdapat Goa Princen.
c. Pantai Wedi Ireng
Pantai Wedi Ireng berada di sebelah timur Pantai Princen. Keunikan Pantai
Princen adalah mempunyai pasir yang berwarna hitam
d. Pantai Keben
Pantai Keben berada di sebelah timur Pantai Wedi Ireng. Pantai Keben
dikenal juga dengan Pantai Bulan Sabit karena pantai mempunyai
lengkungan seperti bulan sabit. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih dan
ombak yang landau sehingga sangat cocok untuk bermain air.
e. Pantai Selok Dhadap
Pantai Selok Dadhap berada di sebelah timur Pantai Keben. Pantai Selok
Dadhap
f. Pantai Pudak
Pantai Pudak berada di sebelah timur Pantai Selok Dadhap. Pantai ini berada
di 841 m dari jalan lintas selatan. Pantai Pudak memiliki hamparan pasir putih
dan dikelililngi oleh pohon pudak. Di atas tebing sebelah barat atau yang
sering dikenal Pathuk Songgolangit sangat cocok untuk Camping karena
13
dapat melihat pemandangan yang sangat indah dari Pathuk tersebut. Di
pantai ini terdapat Bunga Pudak Sinupat. Bunga ini sangat indah dan harum.
g. Pantai Dung Dowo
Pantai Dung Dowo berada di sebelah timur Pantai Pudak. Pada tepi pantai
Dung Dowo terdapat Batu menjulang tinggi tetapi tidak pengunjung yang
berani untuk naik.
h. Pantai Bakung
Pantai Bakung berada di sebelah timur Pantai Dung Dowo. Pada tepi pantai
terdapat tebing yang sangat digemari pengunjung untuk memancing.
i. Pantai Selok Kancil
Pantai Selok Kancil berada di sebelah timur Pantai Bakung. Pantai Selok
Kancil merupakan pantai yang paling kecil diantara 10 pantai di Ngadipuro
sehingga dinamakan Pantai Selok Kancil.
j. Pantai Benelan
Pantai Benelan merupakan pantai paling timur diantara 10 pantai di
Ngadipuro.
k. Goa Engkek
Goa Engkek berada di perbatan Desa Ngadipuro dengan Desa Serang. Di
dalam Goa Engkek terdapat batu-batu yang meneteskan air.
l. Goa Princen
Goa Princen terdapat pada tebing Pantai Princen. Goa memiliki kedalaman
sekitar 70 m.
m. Goa Lowo
Goa Lowo terdapat di dekat pemukiman warga Dusu Banyuurip. Di dalam
Goa Lowo terdapat Kelelawar yang kotorannya dimanfaatkan masyarakat
untuk pupuk organic.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ngadipuro adalah salah satu Desa yang terletak di wilayah Kecamatan
Wonotirto, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Menurut sumber cerita dari para
sesepuh desa, awal mulanya pada tahun 1968 wilayah “Ngadipuro” merupakan
sebuah dusun yang menjadi satu dengan Desa Ngeni Kecamatan Sutojayan
Kabupaten Blitar. Kemudian, Ngadipuro mengajukan pemecahan desa dari Desa
Ngeni menjadi sebuah desa bernama Desa Ngadipuro Kecamatan Sutojayan
Kabupaten Blitar. Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Pasal 2
tentang pembentukan Kecamatan Wonotirto, maka wilayah Kecamatan Sutojayan
dan Bakung dikurangi dengan wilayah Kecamatan Wonotirto Sehingga Desa
Ngadipuro menjadi bagian dari wilayah Kecamatan Wonotirto. Dan kini menjadi
Desa Ngadipuro Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar.
Secara geografis Desa Ngadipuro terletak pada posisi 7°21′-7°31′ Lintang
Selatan dan 110°10′-111°40′ Bujur Timur. Desa Ngadipuro terdiri dari 2 dusun yaitu
Dusun Krajan dan Dusun Banyuurip. Adapun batas Desa Ngadipuro sebelah barat
berbatasan dengan Desa Gununggede Kec Wonotirto, sebelah timur berbatasan
dengan Desa Kalitengahb dan Desa Serang Kec Panggungrejo,,sebelah selatan
15
berbatasan dengan Samudra Indonesia Samudra Hindia dan sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Ngeni Kec.Wonotirto.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Ngadipuro pada tahun 1970-
an, terdapat jumlah penduduk sekitar 2000 jiwa dengan jumlah KK (Kartu Keluarga)
sekitar 250. Tingkat pendidikan masyarakat pedesaan pada umumnya masih rendah
dimana mayoritas pendidikannya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD). Meningkatnya
jumlah penduduk desa dapat dikurangi dengan program keluarga berencana.
Kehidupan beragama di Desa Ngadipuro memiliki 3 agama yaitu Islam, Kristen, dan
Katholik. Kebiasaan masyarakat Desa Ngadipuro yang menjadi kegiatan rutin setiap
tahunnya diadakan pada waktu-waktu dan dilakukan dengan mengadakan
“selametan”. Desa Ngadipuro terdapat beberapa objek wisata alam yang menarik di
antaranya adalah Pantai Jebring, Pantai Princen, Pantai Wedi Ireng, Pantai Keben,
Pantai Selok Dhadap, Pantai Pudak, Pantai Dung Dowo, Pantai Bakung, Pantai
Selok Kancil dan Pantai Benelan. Selain itu juga terdapat Goa Engkek, Goa Princen,
dan Goa Lowo.
B. Saran
Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada ahli sejarah atau tokoh lokal
yang menulis tentang sejarah/babad Desa Ngadipuro, sehingga penulis perlu dan
berharap semoga usaha ini akan menggugah para sejarawan atau tokoh lokal untuk
memperhatikan, melakukan penelitian dan mengembangkan masalah yang
berkaitan dengan sejarah atau babad Desa Ngadipuro, yang pada gilirannya dapat
bermanfaat bagi generasi selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Pustaka
Anshari, Lailul. “Analisis Unsur Sejarah Islam dalam Novel Khadijah: Ketika Rahasia
Mim Tersingkap”. Master Bahasa. Vol 06. No 01, Januari 2018.
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian 3.
Bandung: Imperial Bhakti Utama, 2009.
Internet
“Sistem Informasi Desa Ngadipuro”.
https://ngadipuro.desa.id/index.php/artikel/2021/9/22/profil-desa, diakses pada tanggal
21 Juli 2022.
Wawancara
17
Kasiyo. 2022. “Sejarah Desa Ngadipuro”. Asal-Usul Desa Ngadipuro: 15 Juli 2022,
Rumah Kasiyo Desa Ngadipuro.
Seto. 2022. “Sejarah Desa Ngadipuro”. Asal-Usul Desa Ngadipuro: 16 Juli 2022, Rumah
Seto Desa Ngadipuro.
Sumardiono. 2022. “Sejarah Desa Ngadipuro”. Asal-Usul Desa Ngadipuro: 16 Juli 2022,
Rumah Sumardiono Desa Ngadipuro.
Sitam. 2022. “Sejarah Desa Ngadipuro”. Asal-Usul Desa Ngadipuro: 17 Juli 2022,
Rumah Sitam Desa Ngadipuro.
Kartono.S. 2022. “Sejarah Desa Ngadipuro”. Asal-Usul Desa Ngadipuro: 18 Juli 2022,
Rumah S.Kartono Desa Ngadipuro.
18
LAMPIRAN
Nama : SOEBARI
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 07-07-1927
Masa Jabatan Kepala Desa : 1. 1971 s/d 1985
( Plh. Kades )
2. 1985 s/d 1990
( Periode I )
3. 1990 s/d 1995
( Periode II )
19
Nama :SETO
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 18-08-1962
Masa Jabatan Kepala Desa : 1996 s/d 2014
20
Nama :SUKAMTO
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 30-05-1973
Masa Jabatan Kepala Desa : 2014 s/d 2019
21
Nama : EKO WAHYUDI
Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 22-06-1979
Masa Jabatan Kepala Desa : 2019 s/d 2025
22
Pantai Dung Dowo Pantai Bakung
23
Pantai Selok Dadap Pantai Keben
24
25
26
27