Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH SOSIAL
“SEJARAH PEDESAAN”

PENGAMPU MATA KULIAH:


Hendra Naldi, S.S. M. Hum
Najmi, S.S., M.Hum

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Ayesa Septiani 20046043
Leni Refita 20046067
Putri Zahrani 20046019
Sari Guslianti 20046087
Syukra Rahmadani Syahputra 20046154

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang
“SEJARAH PEDESAAN”.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih untuk pengampu mata kuliah Sejarah
Indonesia Baru yaitu Bapak Drs. Hendra Naldi, S.S, M.Hum dan Najmi, S.S, M.Hum
yang telah membimbing dan memberi kepercayaan kepada kelompok 2 untuk
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Sejarah Sosial yang telah kami
susun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dan kami
menyadari masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kelompok 2 dapat memperbaiki makalah ini.

Padang, 25 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Desa dan Sejarah Desa ................................................................................................ 5
B. Karakteristik Desa ......................................................................................................................... 6
C. Tipologi Desa ................................................................................................................................ 8
D. Contoh-contoh karya Sejarah Pedesaan ........................................................................................ 9
BAB III ....................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya desa sebagai tempat tinggal kelompok terutama disebabkan karena naluri alamiah
untuk mempertahankan kelompok. Didalam kelompok tersebut terjalin sendi-sendi yang
melandasi hubungan-hubungan antara sesama warga kelompok berdasarkan hubungan
kekerabatan/kekeluargaan, karena tinggal dekat dan karena kesamaan kepentingan. Setiap desa
memiliki Sejarah berdirinya masing-masing. Setiap desa memiliki ciri khas tersendiri yang
membedakanya dengan yang lain. Ada beberapa desa yang muncul karena daerah tersebut
memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan ada juga yang lahir karena daerah tersebut
memiliki sungai yang besar yang bisa dijadikan sebagai lalu lintas perdagangan yang dapat
menghubungkan daerah yang satu dengan daerah yang lainya. Berdirinya suatu desa
membutuhkan proses yang lama dan berkesinambungan. Secara physik masyarakat desa sebagai
tempat tinggal kelompok atau sebagai masyarakat hukum dan wilayah daerah kesatuan
administratif berwujud sebagai tempat kediaman beserta tanah pertanian, daerah perikanan
(empang, tambak) tanah sawah, hutan belukar, dapat juga meliputi tepi pantai suatu wilayah
yang berlokasi di lautan/danau/sungai,ngarai/pegunungan, yang keseluruhannya merupakan
wilayah-wilayah yang dikuasai oleh hak masyarakat desa.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibahas sub masalah sesuai dengan latar
belakang diatas yakni sebagai berikut:
1. Apa itu pengertian dari Desa dan Sejarah Pedesaan
2. Bagaimana karakteristik Desa
3. Bagaimana Tipologi dari Desa
4. Apa saja contoh-contoh karya sejarah pedesaan

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian desa dan sejarah pedesaan
2. Mengetahui bagaimana Karakteristik dari Desa
3. Mengetahui bagiamana Tipologi dari Desa
4. Mengetahui apa contoh-contoh dari karya sejarah pedesaan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desa dan Sejarah Desa

a. Desa
Menurut UU no 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah pasal I yang dimaksud dengan desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mngatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Kawasan pedesaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan SDA, dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Desa merupakan kesatuan hukum, dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat dan mengadakan perintahan sendiri. Desa terjadi bukan hanya suatu
tempat kediaman masyarakat namun terjadi disuatu induk desa dan beberapa kediaman. Desa
sendiri berasal dari bahasa idiah yakni swadesi yang artinya tempat asal, tempat Negeri asal, atau
tanah leluhur yang menujukan pada suatu kehidupan, dengan suatu norma, serta memiliki
batasan yang jelas.
Karakteristik masyarakat desa pada beberapa keputusaan luar masyarakat kota merupakan kajian
yang saling kait-mengkait dan mereka mengistilahkan rural community untuk masyarakat kota.
Perbedaan berdasarkan pada oleh letak tinggal georgrafis dan kebiasaan serta karakteristik yang
keduanya memandang beda. soedjono soekanto (1999) memgemukan bahwa konsep community
merujuk pada konsep lokalitas atau masyarakat yang memiliki wilayah dan adat setempat. Desa
adalah suatu kesatuan hukum, dimana tempat tinggal suatu masyarakat desa yang di maksud
huruf a didalam. Perkembangan sejarah ketata Negara pemerintahan sampai sekarang merupakan
suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah di bawah camat telah memiliki hak menyelenggarakan rumah tangga .hak
menyelenggarakan rumah tangga-tangga ini bukan hak otonomi sebagai mana di maksudkan
UUD nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di derah. Pembangunan dan
perkembangan otonomi selanjutnya baik kesamping, keatas dan kebawah tetap dimungkinkan
sesuai dengan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan nasional.
b. Sejarah Pedesaan
Sejarah pedesaan ialah sejarah dalam arti yang seluas-luasnya. History is above all a science of
change, demikian kata Marc Bloch. Disini dimensi waktu menjadi sangat penting, sebab
perubahan ialah sebuah proses dalam waktu. Kedua, sejarah pedesaan ialah sejarah yang khusus
meneliti tentang khusus meneliti tentang desa atau pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi
pertanian. Desa sebagai kesatuan territorial dan administrative yang terkecil di Indonesia sudah

5
banyak mendapat perhatian dari para peneliti di luar ilmu sejarah. Dengan melihat perubahan dar
sudut pandang sejarah, seperti perkembangan demografi, laju proses proletarianisasi, sejarawan
pengamat pedesaan kiranyan akan memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai prospek
pembangunan pedesaan. Misalnya, bukan saja penelitian bagaimana cara untuk mengenalkan
pembaharuan teknologi dan kelembagaan di pedesaan di masa depan.

Dari penelitian mikro mengenai desa tertentu dan dari penelitian makro mengenai pedesaan pada
umumnya dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kecenderungan perkembangan
masyarakat dalam jangka panjang, justru dengan harapan pragmatis bahwa sejarah dapat menjadi
petunjuk dalam perencanaan, barangkali menyumbang melalui “ramalan” sejarah. Ilmu sejarah
atau sejarah pedesaan khususnya, dapat menjadi bagian dari organized intelligence sumber dari
perencanaan perubahan-perubahan daerah pedesaan. Selanjutnya sejarah pedesaan mempunyai
garapan masyarakat petani. Untuk membedakan sejarah pedesaan yang menggarap masyarakat
petani dengan masyarakat sosial, sejarah pedesaan harus selalu dapat mengembalikan
permasalahan sejarah kepada desa dan pedesaan, atau kepada ekonomi agrarian pedesaan.
Ekonomi agraris tentu saja menjadi bagian dari sejarah pedesaan. Perubahan-perubahan yang
terjadi di desa dan di masyarakat petani biasanya menyangkut perubahan ekonomi dari sebuah
ekonomi subsistence ke ekonomi exchange. Dalam hal ini kelompok-kelompok sosial di desa,
seperti pamong praja, pedagang, dan buruh dapat dimasukkan kedalam kategori ekonomi
pertanian, sepanjang masih berbasiskan kepada sumber-sumber pertanian. Sebuah perkebunan
rural industrial estate, atau raneh yang berada di desa dan mempunyai pengaruh dalam kehidupan
ekonomi desa, dapat dimasukkan kedalam sejarah pedesaan yang dimaksud disini. Sepanjang
exchange economy itu mempengaruhi desa dan petani, sejarah pedesaan dapat pula
menjadikannya sebagai bidang garapan, tentu saja dengan penekanan kepada lingkungan desa
dan petani. Contoh yang patut disebutkan disini ialah perubahan dalam hubungan kerja pertanian
didesa sebagai akibat masuknya lembaga pesantren didesa-desa di Jawa Timur selatan, seperti
pada tulisan G.H. van der Kolff tentang timbulnya system ngedok di pedesaan. Demikian juga
sejarah tentang perticuliere landrijen dibeberapa tempat dapat menjadi bidang garapan sejarah
pedesaan.

B. Karakteristik Desa

Dikutip dari Geografi Kota dan Desa (2014) karya Daldjoeni, ada tiga ciri desa yang bisa
membedakannya dari kota. Berikut tiga ciri dan penjelasannya:
- Desa dan masyarakatnya sangat dekat dengan alam.
- Kegiatan mereka sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Penduduk desa merupakan
satu unit kerja dan unit sosial. Dengan jumlah yang tak besar, mayoritas penduduknya
bekerja di sektor pertanian.
- Ikatan kekeluargaan penduduk desa lebih kuat dengan penduduk lain.

6
Khairudin menjabarkan ciri desa dari masyarakatnya. Berikut ciri-ciri masyarakat desa:
- Pekerjaan bersifat homogen atau sama.
- Masyarakat desa lebih banyak bergantung pada sektor pertanian, peternakan, dan
perikanan. Masyarakat berukuran kecil. Jumlah penduduknya tidak sebanyak di kota.
Pertumbuhannya juga tidak masif. Ini dikarenakan penduduk desa harus
mempertimbangkan keseimbangan potensi alam. Kepadatan penduduk tergolong rendah.
- Rasio antara luas wilayah dengan penduduknya kecil. Ini bisa terlihat dari rumah di desa
yang masih punya pekarangan dan tidak menempel dengan tetangganya.
- Lingkungan fisik, biologis, dan sosial budaya masih terjaga dengan baik.
- Diferensiasi sosial rendah. Tak banyak perbedaan antara warga satu dengan lainnya.
Penduduknya punya kesamaan dalam hal pekerjaan, adat istiadat, bahasa, bahkan
hubungan kekerabatan. Stratifikasi sosial yang tidak terlalu mencolok.
- Kelas atau tingkatan sosial masyarakat desa tidak terlalu banyak dan lebar. Mobilitas
sosial masyarakat relatif rendah. Pekerjaan dan ikatan masyarakat yang terbatas membuat
masyarakat desa tak butuh kerap bepergian.
- Interaksi sosial masyarakat desa lebih intensif. Komunikasinya juga bersifat personal
sehingga antara satu dengan yang lainnya saling mengenal.
- Solidaritas sosial pada masyarakat pedesaan sangat kuat. Ini karena mereka punya
kesamaan ciri, sosial, ekonomi, budaya, dan tujuan hidup.
- Kontrol sosial masyarakat pedesaan dilakukan lewat norma dan nilai yang berlaku di
masyarakat. Ada sanksi sosial bagi masyarakat yang melanggar.
- Tradisi lokal masyarakat desa masih kuat. Tradisi diturunkan dari generasi ke generasi.
karakteristik yang lainnya dari masyarakat pedesaan adalah
1) Di dalam masyarakat pedesaaan diantara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya yang diluar batas-
batas wilayahnya.
2) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (Gemeinschaft
atau paguyuban).
3) Sebagian besar masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaanpekerjaan yang
bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilaan (part time) yang biasanya sebagai
pengisi waktu luang.
4) Masyarakat tersebut sifatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat dan sebagainya.

7
C. Tipologi Desa

Tipologi dari masyarakat desa dilihat dari kegiatan pokok yang ditekuni masyarakatnya untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, selain itu tipologi desa bisa dilihat dari segi pemukiman
maupun dari tingkat perkembangan masyarakat desa itu sendiri, dilihat dari segi mata
pencaharian pokok yang dikerjakan.
Tipologi masyarakat Desa terbagi dua yaitu desa pertanian dan desa industri. Desa pertanian
Menurut Landis ada 4 tipe desa pertanian yaitu Farm Village Type, Nebulous Farm village Type,
Arranged Isolated Farm Type, pure isolated farm type, Everett, M.Rogers dan rabelj. Burge
dalam bukunya "Social change in Rural societies menumbuhkan tipe desa yaitu" The scaffered
farmstead community and The Cluster Village. Desa Industri Selain dlihat dari aspek mata
pencaharian, tipologi desa juga dapat dilihat dari perkembangan masyarakatnya yaitu desa
tradisional, desa swakarya, desa swasembada.
Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua, masyarakat tradisional dan
masyarakat yang sudah modern. Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang memiliki
solidaritas yang tinggi dan dalam bentuk solidaritas mekanis yaitu hubungan antara individu
didasari atas kepentingan bersama, sedangkan masyarakat modern adalah masyarakat yang
memiliki solidaritas yang sangat rendah dan dalam bentuk solidaritas mekanis yaitu hubungan
antar individunya didasari atas kepentingan individu itu sendiri. Tipologi masyarakat desa dapat
dilihat dari tradisi dan kepercayaan, kepemimpinan dan solidaritas sosial yang ada dalam
masyarakat (Weber, 2006).
Masyarakat desa dalam tindakannya selalu berorientasi pada hal-hal tradisi dan kepercayaan atau
kebiasaan bertindak yang terbentuk dari masa lampau dikategorikan sebagai masyarakat yang
berorientasi tradisional. Masyarakat yang berpedoman kepada rasionalitas hukum yang disusun
secara rasional dalam setiap tindakan sosial dikatgorikan sebagai masyarakat yang berorientasi
rasional. Masyarakat Geimennschaft atau paguyuban adalah pola masyarakat yang ditandai
dengan hubungan anggota-anggotanya yang bersifat pribadi sehingga menimbulkan ikatan yang
sangat mendalam. Misalnya pola kehidupan masyarakat pertanian umumnya bersifat komunal
yang ditandai dengan ciri-ciri masyarakat yang homogen, hubungan sosialnya bersifat personal
saling mengenal, serta adanya kedekatan hubungan yang lebih intim. Tipologi masyarakat atau
kategorisasi masyarakat dapat dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat dan kebudayaan yang
ada didalam masyarakat. karakteristik masyarakat dapat berubah karena adanya perubahan fisik
wilayah seperti infrastruktur.

8
D. Contoh-contoh karya Sejarah Pedesaan
1. Desa sarani matani
Desa Sarani Matani merupakan suatu desa yang terbentuk dari perjalanan sejarah yang panjang.
Dimana terbentuknya desa ini atas dasar pemikiran yang ingin mempersatukan perbedaan, ketika
pada waktu itu terdapat perbedaan pandangan tentang kepercayaan atau agama yang membuat
saling berselisih paham. Namun atas usaha dari para pemimpinnya untuk bersatu membentuk
suatu desa, akhirnya pada tahun 1903 terbentuk desa Sarani Matani. Kehidupan agama di desa
Sarani Matani masih dipengaruhi oleh keadaan pada masa dahulu. Dimana orang-orang yang
tinggal dibagian atas (dahulu kampung Matani, dibawah pengaruh Portugis dan Spanyol)
menganut agama Kristen Katolik, dan orang-orang yang tinggal dibagian bawah (dahulu
kampung Sarani, dibawah pengaruh Belanda) menganut agama Kristen Protestan. Namun,
konflik yang terjadi pada waktu dahulu tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat sekarang ini.
Dalam bidang pendidikan juga tidak terlepas dari pengaruh agama. Sekolah-sekolah yang berada
di desa ini merupakan sekolah Kristen yamg dikelola oleh gereja Katolik dan Gereja Masehi
Injili di Minahasa, dibawah Yayasan Pendidikan Kristen maupun Yayasan Pendidikan Katolik.
Masyarakat desa Sarani Matani mempunyai kesadaran bahwa pendidikan itu penting. Bebagai
aspek kehidupan di desa Sarani Matani terus mengalami perkembangan kearah kemajuan.
Ditengah perkembangan zaman yang semakin maju dan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi
didalamnya yang tidak terbendung, masyarakat tetap memelihara kehidupan sosial dan budaya
dengan baik. Masyarakat yang memiliki jiwa kebersamaan dan semangat gotong royong, mampu
mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada. Kehidupan masyarakat yang selaras itu
membuat desa ini terus maju dan berkembang dan dalam perjalanannya memiliki prestasi yang
membanggakan.
2. Desa tambala
Desa Tambala merupakan desa pemekaran dari desa Sarani Matani, dimana terbentuknya desa
ini karena seiring perkembangan penduduk yang cukup pesat. Kemudian oleh pemerintah desa
dan Lembaga masyarakat desa (LMD) Desa Sarani Matani berembuk untuk mengadakan
pemekaran desa, karena melihat jarak dari pemukiman baru dengan pusat pemerintahan desa
yang sudah cukup jauh serta jumlah penduduk yang sudah semakin banyak. Tahun 1985
merupakan tahun persiapan pembentukan desa, dan akhirnya pada tahun1986 secara definitif
terbentuklah desa baru yang kemudian diberi nama desa Tambala. Sesudah terjadi pemekaran
desa pada tahun 1985, setahun kemudian dilakukan pemekaran jemaat pada bulan Mei 1986
Jemaat Syallom Sarani Matani dimekarkan menjadi Jemaat Effata Tambala. Kemudian tahun
2014 agama Katolik yang awalnya wilayah pelayanannya di Stasi Sarani Matani akhirnya
memutuskan untuk mandiri dan membangun sebuah gereja. 14 Seiring berjalannya waktu dan
perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang sudah semakin canggih, membawah
pengaruh terhadap pemikiran orang tua yang pada mulanya kurang memperhatikan pendidikan
anak-anaknya Akhirnya masyarakat atau para orang tua menyadari bahwa pendidikan sangatlah
penting untuk masa depan anak. Kehidupan di desa Tambala terus mengalami perkembangan

9
kearah kemajuan, meski diketahui saat ini perkembangan ilmu teknologi sudah semakin maju
namun masyarakat setempat tetap menjaga kehidupan sosial budaya yang sudah tertanamkan
sejak dahulu, perkembangan zaman tidak mempengaruhi pemikiran masyarakat untuk
melupakan ajaran-ajaran tradisional yang ada.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut UU no 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah pasal I yang dimaksud dengan desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mngatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Kawasan pedesaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan SDA, dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sejarah pedesaan ialah sejarah dalam arti yang seluas-
luasnya. History is above all a science of change, demikian kata Marc Bloch. Disini dimensi
waktu menjadi sangat penting, sebab perubahan ialah sebuah proses dalam waktu. Kedua,
sejarah pedesaan ialah sejarah yang khusus meneliti tentang khusus meneliti tentang desa atau
pedesaan, masyarakat petani, dan ekonomi pertanian. Desa sebagai kesatuan territorial dan
administrative yang terkecil di Indonesia sudah banyak mendapat perhatian dari para peneliti di
luar ilmu sejarah.
Dengan melihat perubahan dari sudut pandang sejarah, seperti perkembangan demografi, laju
proses proletarianisasi, sejarawan pengamat pedesaan kiranyan akan memberikan gambaran yang
lebih lengkap mengenai prospek pembangunan pedesaan. Misalnya, bukan saja penelitian
bagaimana cara untuk mengenalkan pembaharuan teknologi dan kelembagaan di pedesaan di
masa depan. Tipologi dari masyarakat desa dilihat dari kegiatan pokok yang ditekuni
masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, selain itu tipologi desa bisa dilihat
dari segi pemukiman maupun dari tingkat perkembangan masyarakat desa itu sendiri, dilihat dari
segi mata pencaharian pokok yang dikerjakan. Masyarakat desa dalam tindakannya selalu
berorientasi pada hal-hal tradisi dan kepercayaan atau kebiasaan bertindak yang terbentuk dari
masa lampau dikategorikan sebagai masyarakat yang berorientasi tradisional. Masyarakat yang
berpedoman kepada rasionalitas hukum yang disusun secara rasional dalam setiap tindakan
sosial dikatgorikan sebagai masyarakat yang berorientasi rasional.
B. Saran
Penulisan makalah yang berjudul “Sejarah Desa” ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, besar harapan penulis agar pembaca dapat mengkritik makalah ini yang bersifat
membangun, baik dari segi isi maupun dari segi penulisannya. Selanjutnya, mudah-mudahan
makalah ini dapat dimanfaatkan oleh semua pembaca. Maka dari itu kami mengharapkan kepada
semuanya untuk dimaklumi jika terdapat kesalahan agar kedepannya jauh lebih baik. Atas kritik
dan saran dari pembaca, penulis ucapkan terimakasih.

11
DAFTAR PUSTAKA

(SARASTI 2015)SARASTI, CARLOS ALBERTO. 2015. “No TitleÉ?________ __ __


__________ ___ _ __ __ _______ _____ ___ _ __ ____ _.” Ekp 13 (3): 1576–80.

Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Jakarta: PT. Gramedia.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/09/130000569/desa-definisi-dan-unsurnya
4Dr.J. Sayuti Pulungan MA. H 107
------------------------ 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
----------------- 1993. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.
Manus, L. Th, dkk. 1991. Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Sulawesi Utara. Manado.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai
Budaya Daerah.
https://rowosari.desakupemalang.id/profil-desa/

12

Anda mungkin juga menyukai