Dosen Pengampu:
Drs. Muhammad Arif, M.Pd.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir Critical Book Review mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar tepat pada waktu yang telah ditentukan. Adapun penulisan makalah ini
merupakan bentuk dari pemenuhan salah satu tugas KKNI.
Penulis menyadari bahwa CBR ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran yang bersifat membangun penulis harapkan, untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Semoga tugas ini berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan
pengetahuan dan dapat diaplikasikan bagi pembaca .
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .....................................................................................................................................i
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS BUKU
1. Judul : Ranah Minang dan Lingkungan Hidup
2. Edisi :-
3. Pengarang : Drs. H. Musyafir Zainuddin, M.S.
4. Penerbit : Ombak
5. Kota terbit : Yogyakarta
6. Tahun terbit : 2014
7. ISBN : 978-602-258-130-7
C. MANFAAT CBR
1
BAB II
RESUME BUKU
I. Pendahuluan
Bumi yang menjadi tempat manusia hidup disebut juga dengan dunia,
merupakan khazanah lingkungan hidup. Sampai sekarang orang berpendapat bahwa
manusia hnay terdapat di bumi. Lingkungan hidup hanya terdapat di bumi, maka
lingkungan hidup dapat dibagi kepada tiga golongan, yaitu:
1) Lingkungan alam adalah bumi yang diciptakan Tuhan Allah terdiri dari yang ada
di permukaan bumi, diatasnya maupun dalam perut bumi;
2) Lingkungan sosial adalah kumpulan orang-orang (manuisa) sebagai penghuni
bumi dan
3) Lingkungan binaan adalah lokasi tempat bermukimnya orang-orang (manusia),
yakni lingkungan alam yang telah dirubah menjadi area permukiman seperti desa
(di Ranah Minang disebut nagari), kota dan semacamnya.
2
II. Minangkabau
A. Riwayat Minangkabau
Mengetahui tentang minangkabau masa lalu maupun asal muasalnya bukanlah hal
yang mudah mengingat sudah beberapa zaman yang telah dilalui keberadaannya.
Ada dua versi tentang asal nenek moyang orang minangkabau. Kedua versi
tersebut hampir bersamaan yakni berasal dari Hindia Belakang.
Dalam beberapa hal banyak orang menyamakan saja diantara adat dan budaya
Minangkabau, walaupun merupakan satu kesatuan. Perbedaannya terletak pada posisi
adat ada dalam pikiran, sedangkan posisi budaya dengan melaksanakan adat tampak
kegiatannya; seperti pelaksanaan pesta perkawinan dalam satu nagari dan banyak lagi
aktivitas budaya yang sejalan dan seirama dengan adat Minangkabau, antara lain
pidato persembahan dalam acara-acara adat suatu pertemuan.
3
rantau adalah diambilkan dari penghulu/datuk yang ada pada luhak nan tigo sebanyak
delapan orang dan mengangkat sumpah sebagai raja.
1. Adat Minangkabau
Menutut peraturan tambo atau hikayat yang diikuti sampai sekarang adat
Minangkabau itu sudah lama ada, mungkin sama-sama ada bersamaan dengan
kedatangan nenek moyang dahulu. Peranan adat waktu itu adalah mengatur tata
kehidupan bersama sehingga adat disebut dengan undang-undang. Adat yang
diadatkan mempunyai delapan pokok-pokok adat atau Garis Besar adat. Garis
besar tersebut sebagaimana disebutkan oleh Bahar Dt. Nagari Basa sebagai
berikut:
Adat yang berjenjang naik, bertangga turun, yaitu cara-cara pemerintahan di
dalam nagari. Dimaksud dengan jenjang naik yaitu dari rakyat ke pihak atas, dan
tangga turun dari pihak atas kepada rakyat (anak kemenakan). Dari pihak rakyat
terhadap ke atas dimulai dari penghulu, tua kampung baru ke wali nagari.
Adat yang berbasis berlebas. Belebas artinya mistar(rol/penggaris). Artinya
untuk menetapkan status sesuatu atau mencari letaknya yang pas supaya tiba
dimakamnya, ujilah ke belebas, pada sipa dan dimana kelurusannya, tempatnya
menurut adat balabeh (belebas) menentukan lurus tidak suatu masalah.
Adat yang bertiru berteladan. Meniru yaitu mencontoh yang telah ada atau yang
tampak, tetapi tidak betul menurut yang ditiru benar, hanya hampir serupa dan
jika serupa dan sama betul itu adalah kebetulan saja. Meneladan adalah
mencontoh yang sangat teliti sekali agar sama betul dengan yang diteladan.
Adat bercupak yang bergantang, mempunyai ukuran dan ketentuan satu-satunya.
Apa saja harus ada ketentuan yang pasti dan nyata sesuai dengan lembaga adat.
Adat berjokok berjelaga, yang mana tujuannya supaya masyarakat rakyat dalam
nagari itu mempunyai perasaan halus dan menuruti perasaan halus itu (hati
nurani).
4
Adat yang bernazar, yaitu melihat ereng dan gendeng, basa dan basi, lebih
kurang, menimbang mudarat dan manfaat, mengenal awal dan akhir.
Adat yang berpikir, yaitu bertolan (berkawan) maka berjalan, mufakat maka
berkata, disisik (disisip) parit (penjaga) dibanding huku, ditimbang kata.
Adat yang menghendaki akan sifatnya, yaitu bersiang di waktu tumbuuh,
menimbang setelah ada. Sesuatu itu ada waktu dan jangkanya.
2. Peranan Penghulu
5
4. Budaya Minangkabau
Budaya Minangkabau banyak disarankan orang dengan adat Minangkabau. Hal
ini adalah lumrah karena dulu adat ini penyampaiannya dengan mulut ke mulut atau
dengan pembicaraan (oral). Demikian juga disebut dengan alam Minangkabau,
sehingga ada yang menyebutkan adat budaya alam Minangkabau. Sebutan itu semua
hanyalah ingin mewujudkan tentang ke Minangkabauan, sedangkan sumber
bermulanya adalah dari adatnya itu sendiri. Oleh karena dulu penyampaian adat ini
melalui pembicaraan sehingga yang adat itu dia berada dalam pikiran, setelah
dilaksanakan dia menjadi budaya tampilannya. Sejak awal abad ke 19 Minangkabau
telah berfalsafah ABS, SBK, maka kebudayaan di Minangkabau ini tentulah harus
sebagai penjelmaan falsafah ABS, SBK. Adat Minangkabau adalah kekal, tidak
berubah-ubah.
Kesustraan
Minangkabau dulu ada mempunyai aksara, akan tetapi tidak pernah ditemui
pemakaiannya, sekarang tidak lagi dilazimkan. Oleh karena itu penggunaan istilah
kesustraan, pada tulisan ini diambilkan dari makalah A. A Navis yang disampaikan
pada seminar sejarah dan kebudayaan Minangkabau di Batusangkar. Bahasa menurut
pengertian orang Minagkabau adalah dua, yaitu pertama, adalah sebagai alat
komunikasi antara sesama manusia dan kedua adalah sebagai tatakrama di dalam
kehidupannya.
Kesustraan Minangkabau ialah kesustraan lisan. Oleh karena Minangkabau tidak lagi
mempunyai aksara. Kesustraan tanpa aksara ini menyebabkan tumbuhnya permainan
kata yang turun temurun secara beranting dari generasi ke generasi berikutnya.
Rumah Gadang
Rumah gadang disebut juga dengan rumah adat Minangkabau adalah hasil
karya nenek moyang masa lampau., dibangun menurut tradisi yang turun temurun
sampai sekarang menjadi identitas Minangkabau. Bentuk fisik bangunannya, fungsi
6
atau kegunaan konstruksi dalam pengelolaan pemakaian bahan bangunan merupakan
potret diri orang-orang dahulu dalam dunia pertukangan, guna memenuhi salah satu
kebutuhan primer, yakni rumah kediaman.
Rangkiang
Bangunan rangkiang disebut juga dengan kapuk tempat penyimpanan padi,
terdapat di halaman depan rumah gadang ; atapnya bergonjong dua. Bisanya ada tiga
buah rangkiang/kapuk. Adapun penjelmaan dari perasaannya yang bersifat keindahan
dan menggetarkan jiwa, baru diberi predikat Minangkabau apabila ia telah dapat
diterima oleh masyarakat Minangkabau.
III.Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup Indonesia sebagai karunia Tuhan Ynag Maha Esa kepada
bangsa Indonesia, merupakan ruang bagi kehidupan bangsa Indonesia, merupakan
ruang bagi kehidupan bangsa Indonesia dalam segala aspek dan matranya sesuai
dengan wawasan Nusantara.
7
AMDAL
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.Sedangkan pembangunan berwawasan
lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber
daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan mutu hidup.
Sumber Daya Hutan
Pengetahuan manusia tentang hutan tentunya dimulai sejak keberadaan manusia
di bumi ini. Diawali dengan pengetahuan tentang hutan yang sederhana, manusia
purba memulai usahanya memperoleh bahan-bahan dari hutan bagi keperluannya.
Pengetahuan tersebut kemudian secara bertahap berkembang menjadi ilmu tentang
hutan dan kehutanan seperti pada akhirnya kita kenal dalam zaman modern ini.
Hutan merupakan sumber kekayaan alam yang sebenarnya dapat diperbaharui
itu akan hilang di permukaan bumi. Sumber daya hutan adalah salah satu sumber
daya alam yang mempunyai peranan penting dalam ekosistem serta dalam
peningkatan pendapatan masyarakat disekitar maupun diluar kawasan hutan tersebut.
Sumber Daya Air
Air merupakan sumber daya alam yang memnuhi hajat hidup orang banyak,
sehingga perlu dipelihara kualitasnya agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan
manusia serta makhluk lainnya. Air yang diperhitungkan dalam sumber daya air pada
lingkungan hidup adalah semua air yang terdapat di dalam atau berasal dari sumber
air, dan terdapat diatas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini adalah
air yang terdapat dibawah permukaan tanah dan air laut.
Sumber Daya Tanah
Sumber daya tanah ini sangat berkaitan dengan kesuburan tanah. Kesuburan
tanah ditentukan oleh kehalusannya. Kehalusan tanah ditentukan oleh struktur tanah
tersebut seperti: liat, debu, lempung dan pasir.
8
Udara
Udara merupakan salah satu unsur lingkungan hidup yang sangat vital untuk
kita dapat bernapas dalam kehidupan ini. Berada pada permukaan bumi yang disebut
dengan atmosfer, yakni lapisan udara yang menyelubungi bumi sampai ketinggian
300 km.
9
semasa penjajahan Belanda yang berabad-abad, akhirnya berada pada pemerintahan
Republik Indonesia.
Pengendalian Dampak Lingkungan
Pelibatan masyarakat dalam bentuk konsultasi publik terhadap masyarakkat
terkena dampak harus dilakukan dengan tepat sasaran dan proses pelaksanaannya
harus didokumentasikan. Proses pelaksanaan pelibatan masyarakat yang
didokumentasikan dijadikan sebagai lampiran dokumen AMDAL yang diajukan ke
komisi penilai AMDAL. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia, yang meliputi:
1. Hak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses
partisipasi, dan akses keadilan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
2. Hak untuk mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana udaha dan/
atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup
3. Hak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Hak melakukkan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup
5. Hak mendapatkan pelayanan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup
6. Hak memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan kegiatan dan/atau usaha
secara baik dan berwawasan lingkungan.
Kondisi Lingkungan Hidup di Sumatera Barat Tahun 2012
Provinsi Sumatera Barat yang terbagi dalam 19 wilayah kabupaten/kota dengan
luas 42.297,30 km2 dan dengan jumlah penduduk sebesar 4.957.619 jiwa. Terdapat
606 sungai besar dan kecil, 27 sungai lintas provinsi, 81 sungai lintas kabupaten kota,
6 buah danau serta 232 embung dan telaga. Hutan Sumatera Barat diperkirakan
10
luasnya lebih kurang 53.54% dari luas wilayah Sumatera Barat yakni 4.229.730 Ha.
Sedangkan wilayah laut sebesar 186 km2 atau 4 kali lipat dibandingkan luas daratan
dengan panjang garis pantai 1.973.24 km serta mempunyai 185 buah pulau-pulau
kecil.
Terdapat tiga isu lingkungan hidup prioritas di Sumatera Barat. Ketiga isi
tersebut yakni isu pertama hutan dan lahan, berupa alih fungsi lahan (okupasi) /
pemmfaatan hutan untuk kegiatan nonkehutanan serta kaitannya dengan penurunan
gas rumah kaca dan lahan kritis yang cukup luas dibeberapa daerah yang diikuti
upaya rehabilitasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ranah Minang sebutan populer tentang Minangkabau telah lama ada, sejak
datangnya nenk moyang dulu. Informasi kedatangan nenek moyang tersebut ada dua
versi yakni turun dari lereng Gunung Merapi dan melalui pantai timur Pulau Sumatra,
menelusuri sungai akhirnya sampai juga ke nagari Pariangan.Adat dan budaya
Minangkabau menurut peraturan Tambo sudah ada sejak nenek moyang tersebut,
sehingga sudah ada bermacam-macam adat sesuai dengan kondisi masyarakatnya
waktu itu. Adat merupakan ketentuan-ketentuan sama dengan undang-undang yang
mengatur tatanan kehidupan sehari-hari.
12
B. SARAN
Buku ini sangat baik dan bagus untuk dibaca bagi pembaca yang penasaran
dengan ranah Minang beserta denagn lingkungan hidupnya. Sebaiknya penulis lebih
memperhatikan tata penulisan buku terutama dalam segi bahasa. Bahasa ynag dibuat
menurut saya berbelit sehingga kurang dapat cepat memahami isi dari buku. Adat
pada suku Minangkabau lebih dijelaskan secara mendalam lagi agar pembaca benar-
benar mengerti tata cara dalam adat ini. Penulis sebaiknya lebih memperhatikan gaya
bahsanya lagi agar pembaca, ketika membaca buku tersebut seolah-olah ikut atau
pernah merasakan budaya Minangkabau.
13
DAFTAR PUSTAKA
14