Anda di halaman 1dari 5

Selain itu, dalam hukum negara juga mengatur tentang asas warga negara, yaitu

pada UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Hukum


negara tersebut membagi asas kewarganegaraan juga menjadi dua asas atau pedoman,
yaitu asas kewarganegaraan umum dan asas kewarganegaraan khusus.

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 asas kewarganegaraan umum terdiri atas 4


asas, yaitu :
1. Asas kelahiran
2. Asas keturunan
3. Asas kewarganegaraan tunggal
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas.
Asas kelahiran dan asas keturunan mempunyai pengertian yang sama dengan yang
telah disebutkan tadi. Sedangkan asa kewarganegaraan tunggal adalah asas yang
menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Asas kewarganegaraan ganda
terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan lebih dari satu bagi anak-
anak sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya. Jadi kewarganegaraan ini
hanya bisa dimiliki anak-anak yang berusia dibawah umur 18 tahun maka ia harus
memilih satu dari kewarganegaarn tersebut.

Sedangkan asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terdiri atas beberapa macam
asas atau pedoman kewarganegaraan, yaitu :
1. Asas Kepentingan Nasional
Mengutamakan kepentingan nasional Indonesia dan mempertahankan
kedaulatannya.
2. Asas Perlindungan Maksimum
Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada setiap warga negara.
3. Asas Persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan
Setiap warga negara memiliki kesamaan hukum dalam pemerintahan
4. Asas Kebenaran Substantif
Asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat
administratif, tetapi juga bersifat substansi.
5. Asas Non Diskriminatif
Tidak membedakan setiap warga negara dari banyak hal seperti suku, ras, warna
kulit.
6. Asas Pengakuan dan Permohonan HAM
Mejamin dan melindungi warga negara dan memuliakannya pada persamaan
HAM
7. Asas Keterbukaan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan warga negara harus bersifat terbuka.
8. Asas Publisitas
Bahwa seseorang yang kehilangan kewarganegaraan RI akan diumumkan dan
diberitakan agar masyarakat mengetahui.

5. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia


Dalam literatur hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status
kewarganegaraan hanya terdiri atas dua cara, yaitu status kewarganegaraan dengan
kelahiran di wilayah hukum Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau
naturalisasi (Naturalization). Dalam praktek ketatanegaraan di berbagai negara paling
tidak terdapat 5 cara untuk memperoleh kewarganegaraan. Di India misalnya telah
dikembangkan 5 praktik tersebut sejak tahun 1950, bahkan di inggris terdapat 9
(sembilan) kategori kewarganegaraan. Adapun 5 (lima) prosedur atau metode
perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dengan praktik tersebut adalah:
1. Citizenship by Birth
Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran. Siapa saja yang
lahir dalam wilayah hukum suatu negara, yang menganut prinsip ius soli sebagaimana
dikemukakan di atas, maka yang bersangkutan secara langsung mendapatkan status
kewarganegaraan, kecuali apabila yang bersangkutan ternyata menolak atau
mengajukan.
2. Citizenship by Descent
Adalah cara perolehan kewarganegaraan berdasarkan keturunan, dimana
seseorang yang lahir di luar wilayah suatu negara dianggap sebagai warga negara
karena keturunan, apabila pada waktu yang bersangkutan dilahirkan, kedua orang
tuanya adalah warga negara dari negara tersebut. Asas yang dipakai disini adalah ius
sanguinis dan hukum kewarganegaraan Indonesia pada pokoknya menganut asas ini.

3. Citizenship by Naturalisation
Adalah pewarganegaraan orang asing melalui permohonan menjadi warga negara
setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan. Cara memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan dalam BAB III UU No. 12 Tahun
2006 pasal 8 dan 9. Pasal 8 kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga
diperoleh melalui pewarganegaraan. Pasal 9, permohonan pewarganegaraan dapat
diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayak negara
Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling
singkat 10 (sepuluh tahun) tidak berturut-turut;
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih;
6) Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
kewarganegaraan ganda;
7) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan
8) Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.
Permohonan pewarganegaraan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara
tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden
melalui Menteri.

4. Citizenship by Registration
Adalah perolehan kewarganegaraan bagi mereka yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu diangggap cukup dilakukan melalui prosedur administrasi pendaftaran
yang lebih sederhana dibandingkan dengan metode naturalisasi yang lebih rumit.
Misalnya, keluarga Indonesia yang berada di Amerika Serikat yang menganut prinsip
ius soli, melahirkan anak, maka menurut hukum Amerika Serikat anak tersebut
memperoleh status sebagai warga negara AS. Akan tetapi, jika orangtuanya
menghendaki anaknya tetap berkewarganegaraan Indonesia, maka prosesnya cukup
melalui registrasi saja.

5. Citizenship by Incorporation of Terrilo


Adalah proses pewarganegaraan yang terjadinya perluasan wilayah negara. Misalnya,
ketika Timor Timur menjadi wilayah negara Republik Indonesia, maka proses
pewarganegaraan warga Timor Timur itu dilakukan melalui prosedur yang khusus ini.

Selain mengatur bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, UU


No. 12 Tahun 2006 mengatur pula bagaimana cara-cara kehilangan
kewarganegaraan. Ketentuan tentang hal terkait ini diatur dalam pasal 23 berikut.
1) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang
yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu;
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh presiden atas permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sufah berusia 18 tahun atau sudah kawn, bertempat
tinggal di luar negri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan;
4) Masuk ke dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh WNI;
5) Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara
asing atau bagian dari negara asing tersebut;
6) Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
7) Mempunyai paspor atau surat bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara
lain atas namanya; atau
8) Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun
terus menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI
sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada
perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan
padahal perwakilan RI tersebut telah memberitshuksn secara tertulis kepada yang
bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan.

6. Konsep Dasar Hak Asasi Manusia (HAM)


Dewasa ini isu mengenai HAM telah menjadi perhatian dunia, bahkan tidak
jarang suatu negara dalam memberikan bantuan atau kebijakan lainnya dikaitkan
dengan pelaksanaan HAM. Sejumlah negara maju mencanangkan HAM sebagai
bagian dari program nasionalnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga
menjadikan HAM sebagai salah satu agenda yang perlu ditangani secara serius.
Penghormatan terhadap HAM telah menjadi ukuran bagi diakuinya suatu
pemerintahan. Pemerintah suatu negara yang tidak mengahargai HAM mendapat
kecaman bahkan bila dikucilkan dari pergaulan internasional.

Anda mungkin juga menyukai