SKOR NILAI:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, karena
dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan tugas Critical Book Review ini.
Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya. tapi
saya berhasil menyelesaikan Tugas Critical Book Rivew ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan tugas Book Reviw ini. Saya
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi semangat dan dukungan baik langsung maupun tidak langsung kepada
saya dalam proses pembuatan tugas Book Review ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Tugas Book Review ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis Book Review ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis
dan bagi para pembaca.
Rahmat Siregar
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
a. Rasionalisasi CBR..................................................................................... 4
b. Tujuan.................................................................................................. 4
c. Manfaat.................................................................................................... 4
d. Identitas Buku........................................................................................ 4
BAB II RINGKASAN BUKU
a. Ringkasan Buku Utama ...................................................................6
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS
a. Pembahasan Isi Buku........................................................................29
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan .............................................................................................. 35
b. Saran............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 36
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4.Penerbit : Pustaka Setia Bandung
7.ISBN :-
4.Penerbit : LP3S
7.ISBN : 979-8391-35-7
8.Halaman : 304
5
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Pendahuluan
6
informal yang bertepatan dengan perdebatan suhu yang berlangsung di kalangan
para pengamat Indonesia tentang, apakah golongan lebih miskin, setengah jumlah
penduduk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi pada titik yang
lain dari literatur ini yang didasarkan pada survey-survei yang meliputi Jakarta.
Ada sejumlah penelitian yang memfokuskan dengan cermat pada sejarah-sejarah
kasus mengenai penduduk Kampung secara perorangan Saya menyusul dengan
penelitian mengenai sejarah kehidupan pedagang kecil sketsa-sketsa kehidupan
lain telah muncul di berbagai majalah dan surat kabar belakangan saya
menjelaskan Bagaimana kegiatan kegiatan penduduk kampung untuk
mendapatkan penghasilan telah berubah selama dasawarsa yang lalu.
Pada akhir tahun 1970 an Saya hanya dapat menjumpai 3 orang yang mampu
menceritakan kehidupan seperti apa yang terjadi di kebun kacang pada tahun 1930
7
an dan Bahkan mereka mengakui bahwa ingatan mereka lemah ibu ayah dan ibu
Ina berasal dari keluarga keluarga yang dianggap sebagai pendiri kebun kacang,
mereka tinggal di sana lebih lama daripada semua penduduk Kampung lainnya
yang masih hidup dan berkeluarga dan keluarga mereka dari semua yang
menguasai banyak lahan. Sebaliknya Yusuf datang ke kebun kacang pada akhir
tahun 1970 an dan merupakan pendatang sementara sebagaimana kebanyakan
orang yang di kemudian hari mendiami daerah itu mereka mampu mengingat
semua detail kehidupan mereka sendiri tetapi pada umumnya untuk sedikit
mengenai Batavia belakangan mereka sangat tertarik untuk memperoleh rumah
dan mata pencaharian.
Pada tahun 1925 para tetangga ibu Cia yang mempunyai hubungan
keluarga sebagian besar memperoleh penghasilan dari menjual sayur-sayuran
tidak seperti ayahnya yang beruntung memperoleh pendidikan kakeknya yang
tinggal di sebuah rumah buta huruf dan memperoleh penghasilan dari minyak dan
mengumpulkan rumput untuk makanan kuda penarik kereta yang ditambatkan di
daerah itu. menurut ibu Ina pemerintah kota mengizinkan mereka untuk menanam
sayur-sayuran dan mendirikan gudang kecil untuk menyimpan perkakas kebun
tetapi bukan sebuah rumah akibatnya keluarga besar ini berdasarkan gerakan di
dalam gudang perkakas kebun itu untuk tidur ketika Harja memperluas daerah itu
tu tu untuk menanaminya dengan sayur-sayuran sampai ke lokasi yang kini berdiri
Hotel Indonesia, Jalan Thamrin, dan Sarinah maka ia mengundang sanak saudara
atau teman-teman dari Bogor untuk membantunya mengelola daerah itu dengan
bertani.
8
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan uang tunai dalam perekonomian
Kampung menjelang akhir dasawarsa, maka Ibu dari ibu cicah mencoba mencari
tambahan pendapatan dengan cara menyewakan pondok-pondok kepada para
pendatang baru yang secara perlahan-lahan mulai memasuki daerah itu pada tahun
1937 yang mengusulkan kepada pemerintah kota untuk membangun pondok-
pondok tambahan ingat sebuah jajaran gubuk yang berukuran sama dengan
kandang ayam yang atap atap nya terbuat dari seng bekas kaleng kaleng kecil
yang mulai di sewa oleh ibunya.
Dengan datangnya Jepang pada bulan Maret 1942 ketentraman kemudahan dan
stabilitas zaman normal berantakan, sebagian besar penduduk Kampung
khususnya mereka yang mulai melarikan diri dari Kebon Kacang karena takut
kepada Jepang, tetapi mereka yang belum tiba dari Desa mengingat kurun waktu
itu sebagai keadaan yang paling buruk dalam kehidupan mereka ketika Jepang
menduduki kota. Ibu Ina dan ke-7 anaknya melarikan diri ke rumah mereka dekat
Bogor karena takut membiarkan Harja dan 4 orang pembantunya memelihara
hasil panen dan rumahnya di kebun kacang sebagaimana bagian Jakarta yang lain,
tetap dalam keadaan tenang.
Pada suatu saat antara tahun 1945 dan 1949 Haji Tejo yang mendiami
rumah di dekat Ibu ciak dengan licik mengambil hak tanah tanah Rawa yang dulu
dimiliki oleh pemerintah kota sebelum pendudukan Jepang pemerintahan kolonial
9
Telah membeli tanah ini dari keluarga ibu dan keluarga Haji Tejo untuk
pembangunan jalan besar yang diusulkan yang kini disebut Jalan Thamrin.
10
Maka sampai hari ini mereka pura-pura tidak mengetahui sesuatu
sebaliknya dari daerah pedesaan kebun kacang tetap dalam keadaan yang tenang
pada saat itu tak seorangpun yang ditangkap di daerah itu dan dikatakan bahwa
pimpinan warga melindungi penduduk dari campur tangan pihak luar bagi para
penduduk Kampung penahanan merupakan tindakan sewenang-wenang dari para
penguasa dan tindakan itu dilakukan tanpa sebab atau alasan pada tahun 1966
kampung itu telah menjadi padat penduduk karena peningkatan penduduk maka
kualitas hidup tanpa sampah semakin menggunung tapi tidak ada sistem
penampungan sampah Namun demikian para penduduk Kampung tidak tampak
prihatin dengan lingkungan buruk itu kebutuhan kebutuhan pokoknya untuk kerja
papan pangan dan sandang terpenuhi dan kebutuhan kebutuhan lainnya tidak
terlalu banyak barang-barang konsumen seperti gunting meja tempat tidur atau
kasur hanya sedikit dan jauh dari memadai.
Dalam orde baru yang dipimpin sewaktu terjadi perubahan besar dari zaman
demokrasi terpimpin Soekarno Setelah 18 bulan masa ketidakpastian politik yang
diikuti pemberontakan pada pada bulan September 1965 secara formal Soeharto
mengambil alih kekuasaan dari Soekarno sebagai presiden dan membentuk
pemerintahan yang tersusun terutama dari kalangan militer dan teknokrat
pembangunan ekonomi merupakan tujuan utama politik dan partai partai politik
tidak memainkan peran investasi asing disambut dengan baik tahap awal
menurunkan inflasi dari 600% pada tahun 1966 menjadi 10% pada tahun 1969.
11
Sejak tahun 1973 para penduduk Kampung mulai merenovasi rumah rumah
mereka pada tahun 1980 kebun kacang berubah sehingga tidak dapat dikenali lagi
kira-kira setengah dari jumlah rumah, Kini bertingkat atapnya yang terbuat dari
jerami kini diganti dengan genteng rumah rumah dibangun kembali dengan bata
merah dan kayu jendela jendela yang semula ditutup dengan anyaman kawat
diganti dengan kaca untuk pintu yang terkunci rapat menggantikan pintu keluar
masuk yang terbuka banyak rumah tetangga menggali sumur mereka sendiri
sehingga para penghuninya dapat mencuci dalam suasana pribadi dan
menyenangkan dalam rumah-rumah mereka sendiri.
Setelah tahun 1978 apakah penduduk Kampung menyebut zaman itu Zaman
kurang ajar tidak begitu jelas apa yang mereka maksudkan namun mereka
tampaknya mengaitkan dengan prestasi yang disebabkan ketidakmampuan mereka
12
untuk memenuhi keinginan Keinginan mereka yang semakin meningkat, tidak
adanya perhatian antar sesama pada umumnya serta tambahnya ketidaksamaan
kesadaran untuk saling memperhatikan serta bermasyarakat yang menjadi ciri
lingkungan kebun kacang telah merosot.
13
Kebun kacang dapat menjadi kooperatif atau individualistik tergantung dari Sisi
mana kita melihatnya sementara hubungan di dalam keluarga khususnya antara
suami dan istri tampak lemah hubungan antar tetangga khususnya di kalangan
perempuan adalah penting kerjasama masyarakat yang lebih luas jarang terjadi
hubungan masyarakat tertentu saja penting dan membantu mengatasi kemiskinan
dan tidak adanya jaminan kehidupan para penduduk Kampung tetapi pada
akhirnya keberhasilan hidup mereka tergantung pada diri mereka sendiri di kota.
Rumah rumah tangga yang stabil juga dapat dijumpai dalam lingkungan
Ibu Lurah paling tidak 20 pasangan suami istri yang mengumpulkan hasil
pendapatan mereka dan bekerjasama sebagai tim beberapa orang menikah hanya
satu kali namun sebelumnya sebagian besar memiliki pengalaman pernikahan dan
perceraian tetapi pada akhirnya mereka menemukan jodohnya pasangan-pasangan
ini bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya dan memiliki hubungan yang
sangat harmonis.
14
sebelum pernikahan gadis-gadis hamil menginjak usia 14 tahun dan pernikahan
biasanya dilakukan secara terburu-buru mereka yang sudah menikah yang tinggal
bekerja sama dengan orang-orang tua dan adik adik laki-laki maupun perempuan
yang sering mencoba untuk pindah mereka pindah ke sanak saudara istri atau
suami yang lain tetap tinggal di suatu sampai sebagai situasinya menjadi tidak
betah seringkali mereka berpindah-pindah tempat tinggal sehingga mempengaruhi
pasangan pasangan muda yang baru menikah yang miskin dan mempunyai anak.
Rumah tangga yang besar biasanya membagi ruangan dan beberapa fasilitas
lainnya tetapi bukan penghasilan atau makanan pemberian makanan dilakukan
hanya untuk jangka waktu tertentu batas anak-anak yang sudah menikah
Meskipun mereka Tanpa Suami didorong untuk mencukupi kehidupan mereka
sendiri biasanya Setiap keluarga yang ada dalam rumah tangga besar itu memasak
sendiri sendiri dan memakai fasilitas bersama.
15
Orang orang luar
Tidak semua rumah tangga yang berada dalam kampung itu memiliki
ikatan yang kuat dengan para anggota lain dari masyarakat itu walaupun
keakraban merupakan syarat mutlak hal itu tidak menjamin bahwa hubungan
hubungan sosial akan saling diakui di dalam lingkungan itu biasanya kira-kira ada
setengah lusin rumah tangga yang dapat dikelompokkan sebagai orang-orang luar
di kebun kacang orang-orang Makmur menurut mereka maupun orang-orang lain
dari kampung itu dianggap sebagai orang orang luar, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya Sumirah pada masa kemakmurannya menjauhkan diri dari para
tetangganya. Namun saat ini yang lebih khas mengenai rumah tangga dalam
keadaan makmur di kebun kacang adalah Nano, pada akhir tahun 1970 an
keluarga itu sama sekali tidak berhubungan dengan para tetangga kampungnya
untuk kegiatan apapun. Mereka memiliki air listrik dan gas sendiri dan tidak
menggunakan air lokal atau penjajah minyak tanah.
Arisan
Bentuk baru perkumpulan yang menjadi populer di kampung selama tahun 1970
adalah arisan, apakah penduduk Kampung menyatakan bahwa kegiatan ini meniru
dari kalangan kelas menengah arisan biasanya melibatkan 10 sampai 25 orang
yang memberikan jumlah uang yang tetap setiap hari setiap Minggu atau setiap
bulan kepada pengurus yang dikelola oleh perempuan Kampung seperti halnya
ikatan lain di kampung itu keanggotaan Arisan berubah-ubah Arisan bubar setelah
setiap anggota menerima bagian uang arisan kemudian dimulai lagi tetapi dengan
para anggota yang berbeda karena pendapatan para penduduk Kampung tidak
tetap mereka merasa dapat membayar iuran untuk 1 tahun yang tidak untuk tahun
berikutnya nya.
Disamping pakaian-pakaian Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha hanya pada saat
masyarakat terkena musibah sakit kematian atau banjir maka seluruh masyarakat
dapat bersatu terutama musibah kematian persatuan ini tampak toilet di antara
mereka meskipun saya tidak mempunyai catatan mengenai semua kematian dalam
16
lingkungan Selama ada bangsa itu, paling tidak suka orang dewasa dan seorang
anak meninggal dunia setiap tahun ini berarti bahwa sedikit-dikitnya 2 kali
setahun seluruh lingkungan itu menghimpun sumber daya dan Simpati untuk
menolong mengatasi duka cita keluarga lain. Pada saat-saat gembira Ria dan pesta
para tetangga membantu memasak dan menyediakan ruang tambahan tikar tikar
atau kursi dan barang barang pecah belah selamat khitanan dan perkawinan 20/30
orang akan duduk bersama dengan kaki bersila di atas 30 lantai sebuah kamar
yang berukuran tidak lebih luas dari 10 atau 15 M2.
Tukang becak
Di kebun kacang pada tahun 1972 hanya ada 4 tukang becak yang masih bertahan
di kampung saya yang terdiri dari 77 rumah tangga statistik tidak tersedia namun
jelas bahwa hal ini dulu merupakan pekerjaan yang sangat penting tahun 1950 an,
sebenarnya hampir setiap pemuda di kampung itu telah mencoba menarik becak.
Pada tahun 1972 beberapa orang sakit-sakitan atau tua untuk menarik becak atau
terkena razia pemerintah dan beralih ke pekerjaan pekerjaan lain seperti kerja
bangunan atau dagangan kecil-kecilan.
17
mempunyai uang dan selalu jajan, tidak terkecuali anak-anak pedagang sendiri
berbeda dengan kelas menengah sebagian besar penduduk Kampung tidak
mengatur anggaran belanja tetapi menggunakan uang apapun yang ada di
tangannya setiap hari pada paruh pertama tahun 1970 an menjual air utama di
kampung itu selain Satria juga para penduduk lainnya sebagai usaha 9 mencuci
dan menyetrika pakaian merupakan pekerjaan penting walaupun pekerjaan
rendahan pembantu rumah tangga merupakan pengakuan terbuka mengenai
kemiskinan sebagai mana halnya mencuci pakaian maka pembantu rumah tangga
dipandang sebagai pekerjaan yang dibayar paling rendah kurang bergengsi
meskipun kampung itu memiliki 5 penjahit pakaian namun hanya orang-orang
yang bekerja sebagai penuh yang memenuhi pesanan utama.
4. Penetrasi Pemerintah
Meskipun kebun kacang berada di jantung Jakarta tetapi sampai tahun 1970
tampaknya pemerintah hampir tidak pernah hadir di sana Departemen dalam
negeri dan instansi pemerintahan Kota yang seharusnya mengontrol dan
menertibkan kehidupan semua warga namun berada dalam jarak yang tidak jauh.
Pada tahun 1970 an seorang dapat tinggal dalam lingkungan itu selama berbulan-
bulan tanpa menyadari pemerintah ada di dekatnya sampai tahun 1950 Kampung
perkotaan tetap berada di luar bidang administrasi perkotaan dan mengatur dirinya
sendiri di bawah hukum adat dan peraturan pemerintahan tahun 1851.
18
pada tahun 1956 ketika Belanda mencengkram kan kembali kekuasaannya maka
pemukiman lahan di dalam kota berlanjut dengan cepat.
19
Perbaikan Kampung
Pendidikan
20
kelas menengah bawah yang tinggal dalam komunitas berbatasan yang lebih maju
mendorong dirinya sendiri untuk mengangkat penduduk Kampung dalam
lingkungan ibu Ina. Pada pertengahan sampai akhir tahun 1960 rumah ibadah
merupakan Fokus dari kegiatan organisasi Ibu inna sebelumnya rumah ibadah itu
hanya berupa gubuk yang terhimpit di antara hubung yang hampir tidak ada orang
pernah mengunjunginya.
Sejak dahulu para anggota lingkungan ibu Ina merasa senang berjauhan
dengan pemerintah mereka memilih para pemimpin berdasarkan kemampuan
mereka untuk menjauhkan masyarakat dari pemerintah namun selama tahun 1970
and isolasi tadi dapat dibuka program pembangunan kampung di lingkungan baru
tercapai ketika pemimpin lokal dilangkahi setelah tahun 1978 pemerintah mulai
menggunakan radio dan televisi sebagai saluran alternatif untuk menyampaikan
informasi tentang program Kesejahteraan Rakyat penyebab utama pergeseran
sikap penduduk kampung yang mendadak ini adalah televisi pada tahun 1978
iklan komersial yang mendominasi televisi Indonesia di lahan dan ada upaya
menyajikan bungkam program yang lebih mengandung pendidikan pemerintah
menggunakan media itu untuk mempromosikan pengendalian kelahiran kesehatan
dan perbaikan Kampung dan program-program lain.
5. Penggusuran (1981)
21
Penetrasi pemerintah berpuncak pada banyaknya kebun kacang sebagai
sebuah kampung pada tahun 1981 lingkungan Ibu indah dan ibu Cia yang terdiri
dari 736 rumah tangga dan 3500 penduduk digusur untuk pertama kali penduduk
yang bermukim di daerah itu bersama-sama berjuang melawan kehancuran yang
akan menimpa kediaman mereka benteng keamanan yang berubah karena
ketidakpercayaan yang kuat dan lemahnya kepemimpinan dan organisasi.
Maka kesatuan ini tidak bertahan lama pada akhirnya komunitas itu
digusur sesuai dengan perencanaan pemerintah Walaupun ada perlawanan dari
penduduk kampung. Kakak berencana dan Insinyur kota memiliki perspektif yang
sangat berbeda mengenai perkampungan perkampungan kumuh dari komunitas
yang tinggal di dalamnya bagi rencana kota Pekalongan kumuh adalah perangkap
kemiskinan sementara bagi penduduk Kampung perkampungan kumuh adalah
tempat-tempat yang mengandung harapan para perencana itu memandang
komunitas ini sebagai perusak pemandangan mereka terutama terganggu oleh
kontras antara kota modern yang bertingkat tinggi dan rumah-rumah yang rendah
tidak teratur dan penuh sesak keputusan para perencana kota Jakarta untuk
meratakan Kampung kacang didasarkan pada posisi mereka mengenai
perkampungan kumuh para perencana itu pura-pura menginginkan penduduk
kampung yang miskin dipindahkan kedalam plat-plat yang sebelumnya tercukupi
di pusat kota dekat tempat kerja mereka.
Program perbaikan kampung yang di pemerintah kota Jakarta pada tahun 1969
merupakan upaya pertama sejak kemerdekaan yang berhubungan dengan masalah
umumkan yaitu memperbaiki lingkungan golongan yang paling miskin di Jakarta
dan daerah-daerah yang paling padat penduduknya nya pada tahun 1974
pemerintah Indonesia mendirikan Perumnas untuk menolong penyediaan
Perumahan berbiaya rendah di seluruh Indonesia dari Tahun 1979 pemerintahan
Kota Jakarta dan mulai menyelidiki pilihan-pilihan lain pada bulan Februari tahun
1981 Perumahan menyelesaikan bangunan 960 plus di daerah Tanah Abang
Jakarta harga blablabla ini dapat diperoleh hanya oleh keluarga keluarga dengan
penghasilan rata-rata diatas 100 - 480 liter beras per bulan.
22
Pembenaran resmi mengenai orang itu adalah bahwa daerah kumuh yang tidak
sehat dan mudah terbakar akan digantikan oleh Perumahan dan fasilitas yang jauh
lebih baik program itu akan meningkatkan standar penghidupan penduduk dan
mengurangi ketidak merataan sebagaimana ditegaskan dalam Instruksi Presiden
untuk balita 3 1979 sampai 1982 tetapi mungkin alasan yang paling mendesak
untuk memilih Kebon Kacang adalah bahwa daerah itu sangat mengganggu
pemandangan gedung gedung perkantoran kedutaan-kedutaan dan hotel-hotel
yang berada di sepanjang jalan utama Jalan Thamrin semuanya memandang
rendah terhadap daerah itu.
6 bulan pertama di unit Perumnas merupakan keadaan yang sangat romantis bagi
kehidupan kebanyakan penduduk Kampung unit-unit inti seluas 21 m3 dalam
keadaan rusak unit ini dindingnya berlubang-lubang jendelanya rusak dan tidak
ada pintu munculnya Desa khusus mengenai adanya pencuri membuat penduduk
tidak berani meninggalkan unit-unit mereka karena takut kalau bufet meja
pesawat televisi dan kursinya di curi semua masalah ini dapat diperbaiki sendiri
oleh penduduk kampung itu tetapi para pejabat Perumnas menegaskan bahwa
mereka harus memiliki izin untuk memperbaiki itu.
Kesempatan untuk memperoleh ganti rugi setelah pembayaran ganti rugi sebagian
besar penduduk Kampung memiliki uang tunai lebih banyak daripada
sebelumnya. Meskipun mereka mengeluh bahwa ganti rugi tidak memadai setiap
rumah tangga menerima jumlah uang yang lebih besar dari pada yang dapat
mereka peroleh jika mereka menjual rumahnya dengan harga pasaran rumah
kampung yang ada.
23
dan sisa untuk usaha usaha produktif selama proses penggusuran penduduk
Kampung diwajibkan menyebar atas bantuan yang telah diterima dari
pimpinannya. Untuk menerima ganti rugi formulir yang harus diisi dan
ditandatangani oleh petugas dengan uang tunai di tangan penduduk Kampung
merasa perlu untuk membayar kembali mereka yang telah menolong di masa
lampau selama ini uang mereka belum kelihatan nyata karena semua dalam
bentuk tanah dan rumah sehingga mereka merasa perlu untuk membalas Budi
kepala orang yang pernah menolongnya.
Pada saat itu penduduk yang paling miskin memungkinkan kembali diri
mereka lebih dari seperempat bagian dari ganti ruginya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari komisi-komisi utang-utang dan kewajiban-
kewajiban sosial kebanyakan dari mereka yang menerima ganti rugi kecil seperti
slime suami Juriah atau ama ditawari untuk membangun kembali rumah di
kampungnya di samping rumah saudaranya
24
memiliki pekerjaan tidak tetap merasa tidak dapat membayar cicilan flat secara
tetap.
Dan penduduk kampung yang tidak beruntung atas proyek itu tetap
terjebak oleh pekerjaan-pekerjaan yang tidak terjamin dan cara berpikir serta
bersikap yang mencegah mereka untuk mengambil keuntungan dari kesempatan-
kesempatan baru itu menunjukkan bahwa dengan memberikan sejumlah besar
uang kepada penduduk perkotaan yang miskin dan kesempatan untuk membeli
rumah belum tentu dapat mengatasi kemiskinan mereka.
Roda keberuntungan
25
Perubahan-perubahan yang dihadapi penduduk kebun kacang mempengaruhi
kehidupan sebagian besar penduduk kampung di Jakarta mereka mengalami
perpindahan dari suasana Desa ke suasana kota serta mengalami perubahan-
perubahan yang cepat dalam nilai-nilai social, ikatan satu orang dengan yang lain
pola-pola penerimaan pendapatan hubungannya dengan pemerintahan meskipun
kegiatan-kegiatan untuk memperoleh penghasilan berskala kecil itu maju pesat
dalam jangka waktu singkat namun kegiatan-kegiatan itu dia menjamin kehidupan
mereka lagi dan sulit untuk mendapat pekerjaan di kantor namun program yang
lebih cerah ini tetap saja mengakibatkan sebagian besar penduduk Kampung
Makassar terletak keluar dari daerah pusat kota hanya sebagian kecil saja yang
dapat mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru yang ditawarkan
pemerintah untuk memperbaiki kehidupan mereka.
Proses perubahan yang mempengaruhi Kebon Kacang selama 30 tahun kini terjadi
di pinggiran kota lahan Desa telah dibagi-bagi dan kebun-kebun saya telah diubah
menjadi Jalan bagi penduduk sekitarnya penduduk desa yang memperoleh
penghasilan utama dari tanam beralih ke usaha menyewakan dan menjual tempat
26
untuk para pendatang baru yang bekerja dalam perdagangan transpor industri dan
rumah tangga atau pekerjaan pekerjaan di kantor atau pabrik-pabrik
Sebab-sebab Kemiskinan.
27
Bagi orang-orang yang paling miskin, memindahkan diri atau memakai ganti rugi
yang cukup untuk membangun hidup kembali di tempat baru.
28
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
REVIEW BUKU
BUKU PEMBANDING
BUKU UTAMA
29
pengertian tersbut dapat ditarik bermacam macam benda. Jadi dari
pernyataan bahwa Penilaian yang kami pengertian tersbut dapat ditarik
lakukan ini tidak semata mata hanya pernyataan bahwa Penilaian yang
menilai kecocokan warna dengan buku, kami lakukan ini tidak semata mata
dan aspek estetiknya, namun disini kami hanya menilai kecocokan warna
mencoba melihat makna dan pesan yang dengan buku, dan aspek estetiknya,
hendak penulis sampaikan terhadap namun disini kami mencoba melihat
pembaca dengan cara menganalisis makna dan pesan yang hendak penulis
penggunaan warna yang di terapkan sampaikan terhadap pembaca dengan
penulis di dalam cover. cara menganalisis penggunaan warna
Jika kita melihat pada cover buku yang di terapkan penulis di dalam
persfektif perubahan sosial budaya ini, cover.
penulis mendominakan warna biru dan
Jika dilihat cover buku Seperti
putih yang bermakna Biru adalah warna
Roda berputar ini kita bisa melihat
universal yang sering dipilih, mungkin
perpaduan anatara, abu-abu dan hijau
karena kualitasnya yang serba guna.
tua, dimana warna hijau berartikan
Biru adalah warna favorit untuk
identik dengan alam dan mampu
perusahaan yang berharap untuk
memberikan susana yang santai,
menyampaikan kehandalan, dapat
dalam pandangan pisikolog mampu
dipercaya dan komunikasi, Meski pun
menyeim bangkan anatar emosi dan
begitu, biru diasosiasikan dengan
keterbukaan, jika dikaitkan dengan
perasaan emosi ‘blue’ juga digunakakan
jumlah halam buku yang memiliki
untuk mengekspresikan kesedihan atau
ketebalan yang mencapai 304
depresi. Jadi daei warna tersebut
halaman. tentunya harus ada rasa
kitadapat mnegathuai dua hal, yakni
sabar untuk memahami ii buku
pertama penulis mnggunakan warna biru
dengan tanpater gesa gesa. Sedangkan
untuk membangun komunikasi yang
warna abu-abu dalam cover
baik anatarbuudengan pembaca. Kedua
mengartikan sesuatu Serius, bisa
warna biru disni digunakan untuk
diandalkan dan stabil. yang hendak
mewakili sebuah perubahan sosial yang
mengatakan keunggulan dan kualitas
tak jarang dapat menimbulkan
buku yang di keluarkannya. Selain itu
kesedihan, ketidak tenangan bahkan
30
depresi. warna kuning dalam cover buku
Makna dari warna putih yaitu : Putih dianggap sebagai warna persahabtan,
menggambarkan kesederhanaan, yang apabila kami artikan yakni
kemurnian, tidak bersalah dan penulis berharap buku ini dapat di
kesempurnaan. Yaitu penulis hendak pahami dan dibacadengan hikmat
menyampaikan kualitas isi buku kepada karena ini menyangkut pada cerita
pembaca dengan materi dan perubahan masyarakat di sebuah desa
pembahasan yang mumpuni. kebun kacang dari masa ke masa yang
mengikuti pola siklus.
B. Berdasarkan Isi buku
B. Berdasarkan Isi buku
Buku persfektif perubahan sosial ini
Buku Seperti roda berputar,perubahan
memiliki materi yangberlandaskan
sosial sebuah kapungdi jakartaini
padasebuah teori mengenai bagaimana
merupakan sebuah kasusperubahan
itu perubahan sosial, dengan banyak
sosial yang bersifat siklus, artinya
sumber defenisi dari para ahli. Yang
perubahan yangterjadi pada kampung
relevan.
di dalam buku ini berkaitan dengan
perpindahan kepemimpinan dari
presiden Soekarna kepadabapak
suharto, diaman pada saat
kepemimpinan bapak suharto ini
mereka sudah merasakan
kemajuan,dinding sudah di beton dan
fasilitas rumah tangga jugalengkap,
namun satu hal yang mereka tidak
bisa lakukan yakni
berkomentarterhadappolitik. Seiring
berjalannya waktu ekonomi di
kampung tersebut kian sesak akibat
banyaknya pendatang yangmenetap
disana sehingga kampung
initerlihatbegitu kumuh. Setelah
31
melihat itu semua penggusuran pun
dilakukan sehingga masyarakatdi
kebun kacang ini harus berpindah ke
rusun yang di bangun pemerintah, tak
semua orangkampungbisa pindah
kesana akibat cicilan yangharus
dibayarkan terlalu maha, yakni
sebanyak Rp.60.000 per bulan. Setalh
itu semua danbebrapa mayarakatada
yang bisa menempati rumah susun
tersebut, namun tak ekian lama rusun
itu mulai menunjukkan
keburukannya, yakni tembok yang
bolong dan beberapa kali seringterjadi
pencurian yangmeresakhan mereka
dan jika dilihat permahan yangmerka
buat di kebunkacangyangdigusur
malah lebih baik dari padarumah
susun tersebut. Daricerita ini terjadi
perubahan siklus yakni
perubahanyangmembuat masyarakat
merasakanhal yangbaik namunharus
pergi ke awal karena
peraturan,dankemudian menigkat
lagi,lalu menurun lagi karena fasilitas
ruah usun yaangdiberikan
kepadamerka tidak
memilikikulaitasyangbertahan lama.
C. Bahasa Buku C. Bahasa Buku
Bahasa yangdigunakan dalam penulisan Bahasa yang digunakan dalam buku
buku Perspektif Perubahan Sosial ini seperti roda berputar ini
adalah bahasa yang mudah di pahami merupakbahasa yangsama sama
32
dan dapatdi mengerti dengan waktu mudah di mengerti,namun penjelasan
yang singkatdan tidak terlalu bertela yang cukup panjang trkadang
tela. membuat kohesi dan koherensi
anatara kalimat yang 1 maupun
paragrafyangsatu dengan lainnya
terasa seperti kurang pas dan sedikit
timpang. Selain itu pembahasan yang
sedikit dijelaskan dengan ahasa yang
banyak dan seperti berteletele.
D . Penggunaan Font D . Penggunaan Font
Jenis font yang digunakan dalam Jenis font yang digunakan dalam
penulisan buku ini adalah jenis tulisan penulisan buku ini juga sama seperti
Serif yakni tulisan yang memberi efek jemis font yang digunakan penulis
membaca lebih cepat. Ini tepat untuk pada buku utama yakni; jenis tulisan
buku-buku yang perlu dibaca secara Serif yakni tulisan yang memberi efek
menerus dan cepat. Jadi dari font yang membaca lebih cepat. Ini tepat untuk
digunakan penulis dalam bukukitadapat buku-buku yang perlu dibaca secara
mengetahui keinginan si penulis menerus dan cepat. Jadi dari font
terhadap si pembaca yakni, buku inikan yang digunakan penulis dalam
dapat di pahami orang-orang secara bukukitadapat mengetahui keinginan
umum dengan membacabuku si penulis terhadap si pembaca yakni,
secaraberualang ulang,lain dengan buku inikan dapat di pahami orang-
penggunaan tulisan san serif dimana orang secara umum dengan
penulis menginginkan buku membacabuku secaraberualang
dibacasecaralambat dan pelan pelan ulang,lain dengan penggunaan tulisan
untuk bisa memahami isi di dalam buku. san serif dimana penulis
menginginkan buku
dibacasecaralambat dan pelan pelan
untuk bisa memahami isi di dalam
buku
E. Kelebihan Buku E . Kelebihan Buku
Kelebihan buku yang dapat Kelebihan buku yangdapat ditarik
33
dilihatdari buu utama yakni : dari buku pembanding yakni :
Penggunaan bahasa yang Penjelasan yang memerinci
mudah difahami Bahasa yangdi gunakan
Tidak adanya kalimat minor mudah dipahami
Kesinambungan Minimnya penggunaan
anataramateri bab yang katakata sulit
selalu ber progres Kesinambungan antara
Pengaturan tata letak ( peristiwa terjalin dengan baik
Layout ) yang baik Menggunakan bukti data
Penjelasan yang simple dan survei yang relevan dalam
mudah di mengerti memper jalas pembahasan
Tidak bertele-tele
BAB IV
PENUTUP
34
A. Kesimpulan
Ungkapan Buku sebagai jendela dunia, buku sebagai mercusuar di tengah
lautan merupakan sebuah ungkapan yang relevan. Dari dua pembahasan buku
utama dan pembanding di atas tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, karena masih merupakan hasil dari buah fikir
manusia. Dalam mereview sebuah buku, hal petama yang harus di pahami
adalah isi didalam buku, seperti dua buku diatas yang memiliki perbedaan
genre, seperti buku utama yang unggul dengan teori dan penjelasannya,
sedangkan buku pembanding juga unggul dengan penjelsan studi kasus yang
terperinci, jika di wajibkan memilih mana buku yang bagus diantara kedua
buku ini, maka saya mungkin akan mengambil keduanya, karena kita
membutuhkan teori dalam mengkaji sebuah studi kasus, sedangkan kita juga
membutukan buku studi kasus untuk membuktikan sebuah teori. Jadi,
kesimpulan yang dapat di tarik dari pembahasan kedua buku di atas yakni
bahwa buku pembanding dan buku utama adalah buku yang memiliki
keunggulan tersendiri, meski begitu kedua buju ini baik digunakan dalam
sebuah pembelajaran dan pemahaman ilmu pengetahuan, mengenai perubahan
di dalam sebuah lingkup masyarakat.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu jangan hanya belajar mengenai
teori tetapi perlu di imibangi dengan praktek dan studi lapangan, karena teori
hanya sebagai sebuah gasan yang akan selalu menglami peruabahan mengikut
pada dinamika perubahan dari masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain kedua
buku tersebut merupakan kombinasi yang pas jika digunakan dalam
pembelajaran untuk memperoleh ilmu Pengetahuan, terkhusus mengenai
dinamika dan perubahan masyarakat dan implikasinya.
DAFTAR PUSTAKA
35
SUMBER ONLINE
http://penerbitgarudhawaca.com/memilih-font-yang-pas-untuk-buku-anda/
https://www.canva.com/id_id/belajar/arti-warna-dan-simbol-dari-merk/
https://www.google.com/search?q=buku+perspektif+perubahan+sosial&safe=stric
t&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj5r22we_gAhXa7XMBHQ3g
ADcQ_AUIDigB&biw=1366&bih=608#imgrc=_
36