Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmat Siregar Doren : Ratih Baiduri

Nim : 3172122003 Jenis Tugas : Tugas Rutin II


Kelas : A.Reguler 2017

Struktur Fungsional

Pradigma inji dikembangkan A.R. Radcliffe-Brown ( 1952) dan B.Malinowski


(1922). Struktural Fungsionalisme berasumsi bahwa komponen-komponen sistem sosial,
seperti halnya bagian-bagian tubuh. Paradigma ini menimbulkan dampak terbesar terhadap
kalangan sosiolog , dimana Talcot Parson (1973) adalah salah satu yang terpenting,
paradigma ini secara utuh hanya mengilhami sedikit penelitian Antropologi masa kini, akan
tetapi bagaimana pun konsep fungsi selalui tersitrat dalam semua teori antropologi mengenai
struktur masyarakat.

Menurut Sendjaja (1994: 32) model fungsional-struktural mempunyai ciri sebagai


berikut. (1) Sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling
berkaitan. (2) Adanya spesifikasi lingkungan yakni spesifikasi faktor-faktor eksternal yang
bisa mempengaruhi sistem. (3) Adanya ciri-ciri atau sifat-sifat yang dipandang esensial untuk
kelangsungan sistem. (4) Adanya spesifikasi jalan yang menentukan perbedaan nilai. (5)
Adanya aturan tentang bagaimana bagian-bagian secara kolektif beroperasi sesuai ciri-cirinya
untuk menjaga eksistensi sistem.

Antropologi Psikologi

 Teori Gejala Akil Balig Margaret Mead,

Menurut hasil penelitian, Mead berkesimpulan bahwa para gadis di Samoa tidak
mengalami gejala akil baligh, karena keluarga orang samoa buka termasuk keluarga inti,
sehingga seorang anak tidak selalu harus berhubungan terus-menerus dengankedua
orangtuanya, tetapi juga mendapat kesempatan untuk berhubungan secara bebas dengan
anggota kerabatnya yang lain. Penelitiannya di Papua, Mead berkesimpulan bahwa perbedaan
sifat-sifat kepribadian atau temperamen antar laki-laki dan wanita tidak bersifat universal,
karena dalam kebudayaan Arapesh tidak ada perbedaan temperamen antar laki-laki dan
perempuan, keduanya mempunyai kepribadian yang halus, lembut, dan pasif. Sebaliknya
pada masyarakat Mundugumor, kedua jenis kelamin mempunyai kepribadian yang kasar,
keras, dan agresif seperti yang dimiliki laki-laki pada umumnya masyarakat Eropa-Amerika.
Pada masyarakat Tchambuli, kaum wanita pada umumnya berkepribadian kasar, keras, dan
aktif, dan melaksanakan tugas berat, sedangkan laki-laki sebaliknya.
Nama : Rahmat Siregar Doren : Ratih Baiduri
Nim : 3172122003 Jenis Tugas : Tugas Rutin II
Kelas : A.Reguler 2017

 Teori pola kebudayaan Ruth Benedict


Kesatuan dari kebudayaan dan saling hubungan internnya kita ketahui dari sejarah
kesenian. Setiap periode mempunyai gayanya sendiri dan pembawaan gaya itu bekerja terus
di berbagai kehidupan. Juga setiap kebudayaan memiliki gayanya sendiri dan kelanjutan
kerja dari gaya tersebut disebut integrasi. Integrasi, kelanjutan kerjanya sejumlah pemikiran
atau kecenderungan yang fundamental, mengakibatkan timbulnya pola kebudayaan.
Pada teori ini dijelaskan mengenai pola yang dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan secara berulang ulang, dalam hal ini di jelakan keterkaitan dengan perkembangan
zaman yang memberikan gaya tersendiri sehingga pola ( kegiatan yang dilakukan masyarakat
yang berulang ulang ini ) akan cenderung ikut terpengaruh. Yakni kergiatan yang dulunya
dilakukan dengancara yan tradisional semakin mengalami perubahan gaya dalam
penerapannya mengikut pada perkembangan dan mode yang sedang berlaku.

Neoevolution Leslie White ( 1900-1975)

Penemuan-penemuan baru dalam penggunaan sumber-sumber energi yang baru itu


dibandingkan dengan peristiwa menyolok yang terjadi dalam proses evolusi bentuk-bentuk
hidup, yang oleh paraahli biologi disebut “ Mutasi”. Dengan demikian berbagai
peristiwapenemuan sumber-sumber energi yangbaru itu merupakan cultural mutation.
Menekankan padaenergi, yaitu sampai seberapa efisien suatu kelompok masyarakat
menggunakan energi, sehingga bisa dikatakan bahwa kebudayaan yang maju adalah
bagaimanasatu masyarakat mampu mengefisiensikan energi alam yang ada.

Energi + Efisiensi perkembangan kebudayaan. Perkembangan kebudayaan manusia yang


pada awalnya berlangsung lambat, kemudian maju dengan pesat itu disebabkan karena
manusia selalu dapat menguasai berbgai macam sumber energi, yang makin lama semakin
banyak digunakan secaraintensif

Anda mungkin juga menyukai