Anda di halaman 1dari 18

Peran Kurangnya Pengetahuan Berlalu lintas Terhadap

Tingginya Tingkat Kemacetan


(Studi kasus Pengendara Speda Motor Di Jalan Williem Iskandar
Kecamatan Medan Estate)

OLEH :
RAHMAT SIREGAR
3172122003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kita haturkan kepadatuhan yang Maha Esa karena berkat
dan kasihNya penulis diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga proposal ini
dapat terselesaikan dengan tepat padawaktunya, proposal ini diberi judul “ Peran
Kurangnya Pengetahuan Berlalu lintas Terhadap Tingginya Tingkat
Kemacetan Di Jalan Williem Iskandar Kecamatan Medan Estate ”.
Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada orangtua
yang selalu memberi dorongan berupa nasihat serta motivasi, baik itu lisan
maupun berupa materi.
Penyususnan Proposal Skripsi ini merupakan salah satu syarat pengajuan
untuk meraih gelar sarjana tingkat strata satu di prodipendidikan Antropologi,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari dlam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis membutuhkan kritikdan saran yang
membangun dalam meminimalisir kekurangan yang terdapt dalam proposal
skripsi ini. Penulis juga berharap dengan adanya skripsi ini, pembacadapat
memperoleh ilmu pengetahuan dan memiliki manfaat yang lebih di hari
kemudian.

Medan, 2 April 2019

Rahmat Siregar

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................................... 2
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
BAB II................................................................................................................................. 5
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 5
2.1 Kerangka Konseptual .............................................................................................. 5
2.2 Kerangka Konseptul dan Hipotesis ......................................................................... 5
BAB III ............................................................................................................................. 10
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 10
3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................... 10
3.2 Metode Penelitian ............................................................................................. 10
3.3 Variabel dan Defenisi Operasional ................................................................... 10
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 13
3.5 Teknik Analisis Data......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan daerah, suku, ras dan budaya
yang berbeda-beda. Sebagai negara dalam status berkembang Indonesia
memiliki bonus demografi yang kian meningkat dalam setiap tahunnya, tentu
hal ini akan sangat mempenagaruhi tingkat konsumsi yang kianmeninggi,
terutama pada sektor transportasi sepeda motor, sebagai alat transportasi
pribadi, diamana pertumbuhan kendaraan bermotor tersebut cukup
berpluktuasi.

Peredaran sepeda motor yang membludak, dengan harga yang kian murah
dan berpariasi menjadikan sepeda motor sebagai alat transportasi yang begitu
diminati oleh anggota masyarakat. Sehingga hal ini dapat dilihat seakan
sebuah bentuk beralihnya status speda motor dari status kebutuhan sekunder
menjadi kebutuhan primer. Dampak dari tingginya daya beli masyarakat akan
sepedamotor, tentu akan menimbulkan sebuah masalah sosial baru didalam
kehidupan masyarakat, beruapa kemacetan semaakin parah.

Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Medan Estate, Kota Medan,


merupakan salah satu bentuk realitas dari fenomena tersebut. Tidak
berimbangan edukasi yang dimiliki masyarakat dalam berkendara, yang
disahkah oleh pihak kepolisian, dengan surat Ijin Mengemudi dan daya beli
masyarakat. menjadikan sepeda motor sebagai transportasi yang memberi
dampak kurang baik di masyakat. Baik itu dalam aspek ketertiban dalam
berlalulintas,kecelakan, dan berupa pelanggaran terhadap hak-hak pejalan
kaki. Namun kebijakan tersebut tidak sepenuhnya diindahkan masyarakat,
yang suka melakukan Calo dalam memperoleh Legaitas mengemudi tersebut.

1
Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa perlu adanya studi untuk
mengkaji kontribusi pengedara sepeda motor tanpa Sim (Surat Ijin
Mengemudi ) bagi tingginya tingkat kemacetan di jalan williem sikandar.
Peranan pengedara tanpa sim dalam memperparah kemacetan, kerugian seperti
yang diperoleh pengendara akibat adanya kemacetan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdaarkan latar belakang di atas, terdapat masalah-masalah yang memiliki


keterkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai
berikut :
1. Peran pengendara tanpa sim bagi kemacetan di jalan williem iskandar
2. Dampak disfungsi lampu merah bagi kemacetan
3. Kontribusi, cafe, warung, dan universitas bagi kemacetan di jalan williem
iskandar
4. Kontribusi Pengendara sim calo ( sim instan) terhadap kemacetan di
williem Iskandar
5. Kerugian pengendara akibat adanya kemacetan

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan hasil yang


mengambang, maka permasalahan dalam kajian penelitian ini, dibatasi dengan
pembahasan masalah yaitu :

1. Peran Pengendara tanpa sim bagi kemacetan di jalan williem iskandar


kecamatan medan estate kota Medan.
2. Pengetahuan para pengedara mengenai aturan berlalulintas.
3. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara sepeda motor yang tidak
memiliki sim / sim calo.

1.4 Rumusan Masalah

Agar Tercapainya tujuan yang maksimal dalampenelitian sebagaimana yang


diharapkan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

2
1. Bagaimana Peran pengendara tanpa sim bagi tingginya kemacetan di jalan
williem iskandar ?
2. Bagaimana tingkat Pengetahuan pengendara mengenai aturan dalam
berlalu lintas ?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulis dapat
memberitahukan Tujuan penelitian ini yakni sebagai berikut :
1. Mengetahui peran pengendara tanpa SIM terhadap tingginya kemacetan
dijalan williem iskandar
2. Mengetahui Tingkat Pengetahuan pengendaramengenai aturan
dalamberlalu lintas

1.6 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian inidapat di jabarkanb menjaddi dua tipe, yaitu manfaat
praktis dan teoritis, berikut uraiannya :
1. Manfaat Peraktis
1.1 Bagi peneliti
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Stata 1, Sebagai
referensi dan bahan pertimbngan khususnya dalam menminimalisir
masalah kemacetan
1.2 Bagi pihak lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi
dan refrensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
dengan topikyang sejenis.
2. Manfaat Teoritis
2.1 Bagi dunia pendidikan

3
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
berkaitan dengan pendidikan ataupun refrensi bagi penelitian yang
akan melakukan penelitian lanjutan.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian tentang kemacetan

Menurut Poerwadarminto (1976: 46) kemacetan ialah tidak dapat bekerja


dengan baik, tersendat, serat, terhentidan tidak lancar. Selain itu, Hoeve
(1990: 74) mengatakan bahwa “Kemacetan merupakan masalah yang
timbul akibat pertumbuhan dan kepadatan penduduk” sehingga arus
kendaraan bergerak sangat lambat.
Boediningsih ( 2011: 122) menyatakan bahwa “ Kemacetan
lalulintas terjadi karena beberapafaktor, seperti banyak pengguna jalan
yang tidak tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas
lalulintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkirdi badan jalan,
permukaan jalan tidak rata, tidak ada jembatan penyeberangan,dan tidak
ada pembetasan jenis kendaraan.
Kemacetan semakin menigkat apabila arus begitu besarnya
sehingga kendaraan sangat berdekatan satu samalain. Kmacetan total
terjadi apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (
Ofyar Z Tamin, 2000 )
Lalulintas tergantung kepada kapasistas jalan tidak dapat
menampung, maka lalulintas yang ada akan terhambat dan akan mengalir
sesuai dengan kapasitas jaringan jalan maksimum ( Budi D.Sinulingga,
1999 )
Menurut Clarakson dan Gary (1988). Kemacetan adalah keadaan
dimana saat tertentu kendaraan yang sedang melewati suatu ruas jalan
berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama.kemacetan merupakan
bukti ketidak beresan pengaturan lalu lintas yang terjadi pada daerah
perkotaan, tetapi kemacetan bukanlah sebuah fenomena baru. Hampir
semua kota besar baik di negara maju maupun negara yang sedang

5
berkembang masih menghadapikemacetan paling sedikit padajam-jam
sibuk pagi dan sore hari.
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada
ruas jalan yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang
mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau
melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat
terjadinya kemacetan, nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau
dimana kemacetan akan terjadi bila nilai derajat kejenuhan mencapai
lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).
Jadi, dari pengertian kemacetan diatas dapat disimpulkan bahwa
kemacetan adalah keadaan tersendatnya arus perjalanan kenderaan yang
diakibatkan oleh banyaknya kendaraan yang melewati kapasitas daya
tampung jalan akibat pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan
melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya
mobil yang parkir di badan jalan, tidak ada jembatan penyeberangan,dan
tidak ada pembetasan jenis kendaraan.yang mengalir lambat sesuai dengan
kapasitas/ruang pada jalan.

2.1.2 Pengertian tentang SIM ( Surat Ijin Mengemudi )


SIM merupakan bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri
kepada seseorang yang telahmemenuhi syarat administasi, sehat jasmani
dan rohani, serta memahamiperaturan lalu-lintas dan terampil
mengemudikan kendaraan bermotor.
SIM menurut situs resmi polri merupakan sarana upaya paksa yng
digunakan para penegak hukum dalam menengakkan peraturan terkait lalu
lintas1 (polri,2016)
Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memiliki SIM
peraturan ini tercantum pada Pasal 18 (1) UU No. 14 Th 1992 tentang

1
Kepolisian Negara Republik Indonesia “Surat Ijin Mengemudi (SIM)”2016

6
Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, bahwa setiap pengemudi kendaraan
bermotor diwilayah wajib memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM).2
Menurut Peraturan Kapolri No. 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin
Mengemudi, bahwa Surat Izin Mengemudi yang selanjutnya disingkat
SIM adalah tanda bukti legitimasi kompetensi, alat control, dan data
forensic kepolisian bagi sesorang yang telah lulus uji pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan untuk mengemudikan ranmor dijalan sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Kemudian menurut Soehoed Marsudi (1994:11 ) Surat Izin
Mengemudi adalah surat keterangan yang sah, yang menyatakan bahwa
orang yang nama, alamat tercantum didalam keterangan itu memenuhi
syarat-syarat umum, kesehatan rohani dan jasmani serta tidak cacat badan,
memahami peraturan lalu lintas dan dianggap cakap mengemudikan
kendaraan tertentu.
Dasar Hukum Diterapkannya Surat Ijin Mengemudi
1. Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2010 tanggal
25 Mei 2010 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi.

Jadi, dari pengertian Sim dan dasar hukum di atas dapat dsimpulkan
bahwa sim merupakan suatu bukti legalisasi seseorang dalam berkendara,
yang dilandaskan kepada kesehatan jasmani dan rohani, serta keahlian dan
pengetahuan mengenai peraturan berlalulintas yang baik dan benar.

2
Kepolisiaan Negara Republik Indonesia “www.polri.go.id

7
Bahanya akan kurangnya pengetahuan pengendaradalam berlalulintas tak
hanya berdapak pada tingginya tingkat kemacetan, namun juga dapat
merambat ke pada tingginya tingkat kecelakaan. Seperti yang dilaporkan
badan Intelegen Negara (BIN) Indonesia pada websiteresminya,kecelakaan
lalulintas di indonesia menjadi pembunuh terbesar ketiga dibawah jantung
coroner dan Tuberclosis/TBC dalam 2 tahun terakhir. Lebih lanjut,
berdasarkan data kepolisian Republik Indonesia, ditahun 2012 terjadi
109.038 kasus kecelakaan lalu lintas dimana sebanyak 27.441 korban
meninggal dunia.3

Hal tersebut juga sama berbahayanya jika analogikan sebagai seorang


sarjana kedokteran calo/tidak tersertifikasi membuka sebuah praktek
pengobatan

2.2 Kerangka Konseptul dan Hipotesis

Fungsi Sim ( Keahlian dan pengetahuan ber lalu


lintas
Bukti Kompetensi Mengemudi dan memahami tata
cara berlaalulintas.
Keterangan identitas pengemudi
Mendukung kegiatan penyelidikan, penyidikan dan
identifikasi forensik

Melakukan pelangaran
Pengendara Tanpa sim = Tidak lalu litas :
Menerobos lampu
memiliki pengetahuan
merah.
berkendara Melawan arah.
Melanggar peraturan,
rambu lalu lintas.
KEMACETAN

3
Badan Intelejen Negara Republik Indonesia “ Kecelakaan lalu lintasMenjadi Pembunuh Terbesar
ketiga.

8
Dari bagan di atas terlihat bahwa Peranan pengendara yang tidak memiliki
pengetahuan berkendara yang dibuktikan dengan legalitas kepolisian dalam
bentuk (SIM) Surat Ijin Mengemudi mempengaruhi langsung kondisi
lingkungan berkendara yang tidak lancar/ adanya implikasi
terhadappelanggaran-pelanggaran hak pengendara lain. Namun dengan
pengetahuan dan kemampuan berkendara yang baik, akan memiliki pengaruh
lebih bagi pengurangan/ meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Dari Kerangka di atas Hipotesis
1. Pengendara tanpa SIM memiliki Peran yang baik bagi terciptanya
kemacetan
2. Tingkat pengetahuan pengendara dalam berlalu lintas sangat
mempengaruhi keamanan dankelancaran arus lalu lintas.

9
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Jalan Williem Iskandar, Kecamatan Medan


Estate, kabupaten Deliserdang, Kota Medan

3.2 Metode Penelitian

Sugiyono (2015: 3) menyatakan bahwa “metode penelitian merupakan cara


ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode
Kualitatif. Menurut Creswell (2008) mPenelitian kulaitatif yaitu suatu
pendekatan atau penelusuran untuk Mengekplorasi dan memahami suatu
gejala Sentral. Untuk mengrti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai
peserta penelitian ataupeserta penelitiandengan mengajukan pertanyaan yang
umum dan agak luas

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional

a. Variabel Bebas ( Independen Variable)


Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, yang menyebabkan
timbulnya atau berubahanya variabel terikat. Variabel bebas yang
digunakan dalampenelitian ini adalah Kurangnya pengetahuan
berlalulintas
b. Variabel Terikat ( Dependent Variable)
Variabel Terikat adalah yang dopengaruhi karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kemacetan.

10
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Jenis Variabel Definisi Indikator Skala

Peran (X1) Menurut Abu - Persepsi Peran Skala


Ahmadi (1982) Tindakan, Linkert
peran adalah suatu Berprilaku
kompleks Jenis prilaku
pengharapan - Expetasi Peran
manusia terhadap Keadaan/ situasi
caranya individu berindak
harus bersikap dan - Konflik Peran
berbuat dalam Peran berlainan
situasi tertentu
yang berdasarkan
status dan fungsi
sosialnya.

Kurang Pengetahuan ialah - Tidak Memahmi


Pengetahuan merupakan hasil peraturan
berlalulintas “tahu” dan ini berlalulintas
(X2) terjadi setelah - Tidak
orang melakukan Mengikuti
penginderaan peraturan
terhadap suatu berlalulintas
obyek tertentu. - Tidak
Penginderaan Menjlankan
terjadi melalui peraturan
panca indera berlalulintas
manusia yaitu : - Melangar hal
indera penglihatan, pengendaralain
pendengaran, - Menyebabkan

11
penciuman, rasa kecelakaan
dan raba. Sebagian - Bersikap
besar pengetahuan semena medadi
manusia diperoleh jalanan
melalui mata dan - Melawan arus
telinga (Soekidjo, lalulintas
Notoadmodjo - Mengabaikan
2003). rambu-rambu
Lintas adalah lalu lintas
trayek, (KBBI)

Kemacetan ( Y) Boediningsih ( - Tundaan Skala


2011: 122) - Hambatan Linkert
menyatakan bahwa - Manajemen
“ Kemacetan lalulintas
lalulintas terjadi - Manajemen
karena kapasitas
beberapafaktor,
seperti banyak
pengguna jalan
yang tidak tertib,
pemakai jalan
melawan arus,
kurangnya petugas
lalulintas yang
mengawasi,
adanya mobil yang
parkirdi badan
jalan, permukaan
jalan tidak rata,
tidak ada jembatan

12
penyeberangan,dan
tidak ada
pembetasan jenis
kendaraan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 224 ) “teknik pengumpulan data merupakan


langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data” tanpa mengetahui teknik-teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang di tetapkan untuk menjawab rumusan masalah.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik


pengumpulan data berupa Observasi partisipasi.yaitu dengan cara melakukan
pengamatan dan ikiut dalam masyarakat tersebut.

Wawancara Mendalam
Menurut Harsono Wawancara merupakan proses pengumpulan data yang
langsung Memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Menurut Mantja (
dalam Harsono, 2008: 162), wawancara mendalam merupakan percakapan
terarah yang tujuannya untuk mengumpulkan informasi etnografi. Wawancara
mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mendasar ke yang lebih khusus dalam memperoleh jawaban dari informan
secara luas.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang di proses melalui dokumen-


dokumen. Metode dokumentasi dipakai untuk mengumpulkan datadari
sumber-sumber dokumen yang mungkin mendukung atau bahkan berlawanan
dengan hasil wawancara Harsono, 2008: 169)

13
3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam mengkaji dan menemukan jawaban dalam
penelitian ini yaitu menggunakan analisis dalamsitus yang dikembangkan oleh
Miles Huberman. Yakni data yang sudah terkumpul dibuat dalam matriks.
Dalam matriks akan terliahat penyajian data secara deskriftif sekitar peristiwa
atau pengalaman tertentu yang menyekat data sebelum dan sesudahnya.
Setelah data dimasukkan kedalam matriks selanjutnya dibuat daftar cek (Miles
Huberman, 2007: 139-140).

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, B. (2016). Analisa Perbandingan Regulasi Pembuatan Surat Ijin


Mengemudi ( SIM) Dan Dampaknya Pada Tingkat Kecelakaan Di
Indonesia Dan Swedia. Article Text, 20-35.
Firmansyah, D., & Tjahjani, A. I. (2012). Analisis Kemacetan Lalu Lintas Di
Suatu Wilayah (Studi Kasus Di Jalan Lenteng Agung). Seminar Nasional
Teknik Sipil UMS, 134-140.
Gusriani, U. (2015). Pelayanan Pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM) Di
Kantor Kepolisian Resort Kota (Polresta) Samarinda. eJurnal Administrasi
Negara, 1553-1565.
Harahap, E., Suryadi, A., Ridwan, Darmawan, D., & Ceha, R. (2017). Efektifitas
Load Blancing Dalam Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas . Jurnal
Matematika, 1-7.
Meutia, S., Saleh, S. M., & Azmeri. (2017). Analisis Kemacetan lalu - Lintas pada
kawaan pendidikan ( Studi Kasus jalan Pocut baren Kota Banda Aceh).
Jurnal Teknik Sipil, 243-250.
Mustikarani, W., & Suherdiyanto. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Kemacetan Lalu Lintas Di Sepanjang Jalan H Rais A Rahman (Suijawi)
Kota Pontianak. Jurnal Edukasi, 143-155.
Rozari, A. d., & Wibowo, Y. H. (2010). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
kemacetan lalu lintas di jalan utama kota suarabaya ( studi kasus di jalan
Aahmadyani dan raya darmo surabaya. 42-57.
Sambuaga, R. R. (t.thn.). Manajemen Penanggulangan Kemacetan Transportasi
Publik Di Dinas Perhubungan Kota Manado. Pascasarjana Unsrat, 1-21.
Semiawan, C. R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya). Jakarta: GRASINDO.
setijadji, A. (2006). Studi Kemacetan Lalu Lintas Jalan Kaligawe Kota Semarang.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, CV
Bandung.
Triyanti, D. P. (2016). Pelayanan Terpadu Surat Ijin Mengemudi
(SIM)Terintegrasi. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP), 192-194.

15

Anda mungkin juga menyukai