TUGAS INDIVIDU
CRITICAL BOOK REPORT
Oleh :
5143111012
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kritik buku (critical book
report) ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Terimakasih saya ucapkan kepada
Bapak. Ater Budiman Sinaga selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar
yang telah membimbing kami mahasiswa/i semester 5 tahun ajaran 2015/2016. Dalam
makalah ini saya membahas dan menjelaskan mengenai buku yang berjudul Sosiologi
Komunikasi karangan Pror. Dr. H. M Burhan Bungin serta buku pembanding yang yang
berjudul Komunikasi Sosial Budaya karangan Suranto Aw bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep serta pemahaman mengenai
komunikasi sosial yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Selaku manusia biasa, saya
menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang
tidak disengaja. Oleh karena itu saya sangat membutuhkan kritik dan saran. Saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Ilmu Sosial
Budaya jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
E. Lampiran ........................................................................................................................... 3
BAB II RINGKASAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................................... 22
Daftar Pustaka...................................................................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu
buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau
kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku
kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku
tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi
buku.
Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas
pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan
teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi
sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan
dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca
agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat
menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku
tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.
B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR)
Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada
Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.
Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan, isi, dan substansi buku.
D. Identitas Buku
BUKU UTUMA
Judul Buku : Sosiologi Komunikasi
ISBN : 979-3925-38-8
BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Komunikasi Sosial Budaya
Penulis : Suranto Aw
ISBN : 978-979-756-647-0
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Pada mulanya, kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu
yang tak pernah ada dalam ilmu pengetahuan. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari
permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret manusia membutuhkan
ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itulah lahirlah sosiologi
sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran
Karl Marx, gagasan awal tentang karl marx tidak pernah terlepas dari pemikiran-pemikiran
Hegel. Menurut ritzer, pemikiran hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-
pemikiran tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme.
Dialektika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia, dan idealisme adalah sebuah
proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses
mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi.
Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies makhluk,
aktivitas yang berperasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara
dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi sosial. Di antara kerja dan
interaksi sosial, Mark hanya membahas kerja saja engan mengabaikan interaksi sosial. Jadi,
kata Habermas, ”ia hanya mengambil perbedaan antra kerja dan interaksi sosial sebagai
titik awalnya.”
Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai
the first philosopher of komunikasi itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatik-nya,
suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Jadi, gagasan-
gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide harus tersampaikan dan
memberi kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan
perilaku dilapangan.
BAB II. RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, dengan struktur dan fungsi yang sangat
sempurna, disamping sebagai mahluk individual, mahluk sosial dan mahluk spiritual.
Manusia adalah mahluk sosial maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di
dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun sosial budaya. Sosiologi
berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial dan berbagai
kebutuhan manusia diawali dengan melakukan interaksi sosial atau tindakan komunikasi
satu dengan lainnya. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat adalah komunikasi itu
sendiri.
Ranah sosiologi komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian
sosiologi dan kajian komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat, dunia,
dan segala interaksinya. Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan
terbuka terhadap sumbangan disiplin ilmu lain, setiap bigdang ilmu dalam rumpun ilmu
sosial memiliki objek kajian formal yang sama yaitu manusia. Manusia adalah objek yang
tidak pernah habis dibahas dari berbagai aspek dan sudut pandang. Objek formal manusia
yang dimaksud adalah dalam kontek individu, kelompok, masyarakat dunia serta aspek
sosiologis yang mengitarinya. Objek formal dalam studi sosiologi komunikasi menekankan
pada aspek aktivitas manusia sebagai mahluk sosial yang melakukan aktivitas sosiologis.
BAB III. STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL
Struktur dinamis ini dilihat memiliki kemikiripan dengan proses sosial. Proses sosial
yang dimaksud adalah dimana individu, kelompok, dan masyarakat bertemu, berinteraksi,
dan berkomunikasi sehingga melahirkan sistem sosial dan pranata sosial serta semua
aspek kebudayaan, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk
khususnya adalah aktivitas sosial syarat terjadi interaksi sosial adalah adanya kontak sosial
dan adanya komunikasi.
Komunikasi massa adalah salah satu aktifitas sosial yang berfungsi dimasyarakat,
fungsi aktivias sosial memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata yang dingginkan dan fungsi
tidak nyatayang tidak diinginkan, selain itu aktivitas sosial juga berfungsi melahirkan
fungsi sosial lain baha manusia memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat sempurna.
Begitu pula dengan fungsi komunikasi media massa sebagai aktivitas sosial masyarakat
mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi pengawasan,fungsi sosial learning, fungsi
penyampaian informasi,fungsi transformasi budaya, dan hiburan.
Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta
semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan
masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan
pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
mengunakan pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer
dapat dikelompokan pada empat aliran yaitu budaya dibangun berdasarkan kesenangan
namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanajang hari,
kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional kebudayaan menjadi menjadi
masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis, dan kebudayaan populer
merupakan budaya yang menetes dari atas.
Kehidupan cyber community selain merupakan peta analog kehidupan masa depan
masyarakat nyata, namun juga merupakan imitasi kehidupan nyata itu sendiri, sehingga
dimungkinkan berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap
kejahatan yang selama ini kita temukan dimasyarakat. Salah satu karakter umum
cybercrime yang dapat dilakukan dari mana saja dan dimana saja dalam cyber community,
tanpa harus berada dalam satu Negara atau senegara denagn tempat dimana server itu
berada. Ruang maya dapat menafikan semua itu denagn sebanyak mungkin menawarkan
sifat utamnya, yaitu efisiensi ruang dan waktu.
Realitas adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial
terhadap dunia sosial di sekelilingnya, bahwa realitas dunia sosial itu ‘ada’ dalam diri
sendiri dan hukum yang menguasainya. Generalisasi yang paling tinggi, manusia
menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang
menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosil serta memberi
makna pada berbagai bidang kehidupannya.
Dari berbagai pandangan yang dikemukakan para ahli secara umum, ilmu
komunikasi mempunyai tiga karakteristik yaitu: pertama, ilmu komunikasi merupakan
ilmu sosial yang bersifat multidispliner dan bidang kajiannya sangat luas. Kedua, ilmu
komunikasi tidak hanya merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat murni-teoritis-
akademis, tetapi juga merupakan ilmu pengetahuan terapan yang diperlukan berbagai
kalangan praktisi. Ketiga, teknologi khususnya teknologi komunikasi yang diperlukan
dalam proses produksi sistem tanda dan lambing merupakan salah satu objek kajian
utama.
Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan.
Pertama, pendekatan non-ilmiah umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan
mencari kebenaran, melalui secara kebetulan, trial dan error, melalui otorisasi seseorang,
dan wahyu. Kedua, pendekatan ilmiah yang biasa sisebut pendekatan kritik-rasional, ada
dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang
pertama berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua penelitian ilmiah.
Dalam Four Theories of the press membagi pers di dunia dalam empat kategori,
yaitu: pertama, teori otoriter yaitu pers bisa dimiliki baik secara public atau perorangan,
tetapi tetap dianggap sebagai alat untuk menyebarkan kebijakan pemerintah.kedua, Teori
liberal yaitu pers harus mendukung menemukan kebenaran dan mengawasi pemerintah
sekaligus sebagai media yang memberikan informasi, menghibur, dan mencari keuntungan,
dan siapapun yang mempunyai uang yang cukup dapat menerbitkan media. Ketiga, teori
tanggung jawab sosial bertujuan untuk member informasi, menghibur, mencari untung,
juga bertujuan untuk membawa konflik kedalam arena diskusi, media dikontrol oleh
pendapat masyarakat, tindakan konsumen, kode etik professional,dan dalam hal
penyiaran, dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah
saluran frekuensi yang tersedia. Keempat, teori komunis soviet tujuan utama media dalah
membantu keberhasilan dan kelangsungan sistem soviet. Media dalam sistem soviet
dimiliki dan dikontrol oleh Negara dan hanya sebagai kepanjangan tangan negara.
Penilitan komunikasi yang paling popular dan paling sering digunakan adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dalam komunikasi menekankan
pada bagaimana sebuah pendekatan dapat mengungkapkan makna-makna dari konten
komunikasi yang ada sehingga hasil-hasil penelitian yang diperoleh berhubungan
pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi. Sedangkan paradigm kuantitatif
dalam komunikasi menekankan pendekatannya pada bentuk-bentuk kejadian variable
komunikasi, dimana komunikasi dipandang sebagai variable yang dapat dihitung
frekuensinya dan dicari hubungan-hubungan serta pengaruh di sekitar kejadian variable
itu.
BAB XI. EFEK MEDIA MASSA
Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluaran informasi, pendidikan
dan hiburan. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat
pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat
mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.
Denis McQuail menjelaskan bahwa efek media massa memiliki typology yang mana
terdiri dari empat bagian yang besar. Pertama, efek media merupakan efek yang
direncanakan, kedua, efek media massa yang tidak direncanakan atau tidak dapat
diperkirakan, ketiga, efek media massa terjadi dalam waktu pendek namun secara cepat,
instan, dank eras mempengaruhi seseorang atau masyarakat, keempat, efek media massa
berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi sikap-sikap adopsi inovasi,
control sosial sampai dengan perubahan kelembagaan, dan persoalan-persoalan
perubahan budaya.
Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat
yaitu seperti propaganda, respons individu, kampanye media, news learning, pembingkaian
berita, dan agenda setting. Efek media yang terencana ini juga dapat dilakukan dalam
waktu yang lama, dengan efek media yang lama pula terjadi dimasyarakat, dalam waktu
yang lama media dapat menyebarkan difusi inovasi kepada seluruh lapisan masyarakat,
efek merusak yang paling mudah terjadi adalah pada tatanan fisik dan perilaku individual
yang berdampak pada perilaku kelompok dan masyarakat. Efek merusak pada tatanan
sikap dan norma-norma lain disekitar sikap sepeti merusak sistem sosial sampai dengan
merusak sistem budaya serta lingkungan yang lebih luas. Efek media massa pada tahap ini
kadang bersifat dahsyat, namun akan mudah dilupakan orang seirama dengan
berkurangnya pemberitaan tersebut dimedia massa.
Media massa adalah institusi yang berfungsi memberi, informasi, edukasi, dan
hiburan, maka media massa akan datang tidak lagi menjadi institusi edukasi dalam
pengertian sesungguhnya akan tetapi lebih banyak menjadi institusi pemberi informasi
yang tidak edukatif dan penyaji hiburan yang tidak edukatif pula.
Media massa saat ini menamakan diri sebagai agen perubahan dan juga agen
perusak dan pemicu maslah soaial di masyarakatnya. Tayangan mistik di media massa
khususnya di televisi menjadi mindstream, kebiasan menonton tayangan mistik ini menjadi
budaya masyarakat masyarakat dan sebuah petualangan batin seseorang, efek buruk yang
ditimbulkan akan berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anak-anak,
bahaya terbesar dari tayangan mistik dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan
perilaku.
Kekuatan konstruksi soaial media massa itu terletak pada kekuatan media itu
sendiri , saat ini karya-karya seni kreatif seperti iklan menjadi konsumsi masyarkat dalam
berbagai media massa, posisi perempuan ini menjadi sanagat potensial untuk
dikomersilkan dan di eksploitasi, karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan
juga tambang uang yang tidak habis-habisnya.
Perkembangan teknologi media massa akhir-akhir ini, serta perubahan sosial yang
terjadi begitu cepat, maka bidang soskom ini ikut pula berkembang sangat pesat di
berbagai setting unit kehidupan masyarakat, sehingga tidak heran nanti soskom akan
diajarkan di berbagai bidang studi di berbagai bidang ilmu, bahkan akan menjadi disiplin
ilmu yang berkembang secara independen terlepas dari bidang sosiologi maupun bidang
komunikasi itu sendiri.
Maka di waktu-waktu yang akan datang, kajian soskom memiliki massa depan yng
sangat luas dan memiliki bidang-bidang kajian yang sangat luas pula seirama dengan
perkembangan masyarakat dan teknologi media itu sendiri.
Dari pendapat di atas, bisa disimpulkan bahwa komunikasi bisa terjadi karena
adanya beberapa unsur yang terkait untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini
unsur pembangun komunikasi: (1) Kominukator, sumber informasi (source); (2) Pesan
(massage); (3) Saluran, media (channel);(4) Komunikan (receiver); (5) Umpan Balik
(feedback); (6) Gangguan (Noise/Barrier)
Model-model komunikasi
1. Model Laswell
Model ini merupakan sebuah pandangan umum tentang komunikasi yang dikembangkan
dari batasan ilmu politik. Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu :
Pengawasan lingkungan, Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang
merespon lingkungan dan transmisi warisan sosial.
Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya “makna”. Efek secara tak
langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima
yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih
sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap
rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan
yang disampaikan. Konsep-konsep lain yang merupakan andil Shannon dan Weaber adalah
entropi dan redudansi. Model ini diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya
seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa. Sayangnya,
model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.
3. Model DeFleur
4. Model Middleton
John Middleton (1975) menyajikan model komunikasi dengan gambar yang sederhana,
dengan melibatkan empat komponen yaitu, komunikator, pesan, komunikan dan umpan
balik.
BAB II. PENGERTIAN DAN HAKIKAT KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA
Proses komunikasi jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah. Dalam kebanyakan
kasus, para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama. Sebuah
kata yang sama bunyinya, bisa jadi berbeda artinya . bahasa dapat terjadi dalam area baik
verbal maupun nonverbal. Khususnya, komunikasi nonverbal sangat rumit,
multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan. Orang-orang tidak sadar
akan sebagian besar perilaku nonverbalnya sendiri, yang dilakukan tanpa berpikir, spontan,
dan tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994).
Berbagai karakteristik budaya, diantaranya yaitu: (1) komunikasi dan budaya; (2)
penampilan dan pakaian; (3) makanan dan kebiasaan makan; (4) waktu dan kesadaran
waktu (5) penghargaan dan pengakuan; (6) nilai, dan norma; (7) rasa diri dan ruang; (8)
proses mental dan belajar, dan; (9) kepercayaan dan sikap (Khotimah, 2000:52). Sementara
itu menurut Mulyana (2003:34) bahwa untuk menghindari kesalahpahaman dalam
melakukan komunikasi dengan orang yang berbeda budaya, kita harus menjadi
komunikator yang efektif, karena hubungan dalam konteks apapun harus dilakukan lewat
komunikasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyana (2003) untuk menjadi komunikator yang
efektif, seseorang harus memahami proses komunikasi dan prinsip-prinsip dasar
komunikasi yang efektif.
Buku utama yang berjudul “Sosiologi Komunikasi” merupakan buku karangan Prof.
Dr. H.M. Burhan Bungin, S.Sos. M.Si yang membahas tentang semua yang berhubungan
dengan teori, paradigma dan diskursus sosiologi komunikasi di masyarakat. Buku ini
diterbitkan oleh KENCANA PRENADA MEDIA GROUP dengan tebal buku 374 halaman.
Dari segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus, dan dalam buku ini juga
disajikan dengan sangat lengkap dimulai dari pengertian-pengertian hingga sampai pada
hakikat-hakikat pembahasannya. Selain isi sub bab nya yang lengkap buku ini juga
disajikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Dengan
penyajian yang sederhana itu maka akan meningkatkan minat pembaca terhadap buku ini,
sebab mereka tidak akan memukan kata-kata yang sulit untuk diinterpretasikan. Tetapi
materi yang dibahas dalam buku ini teralu banyak yaitu terdapat xiii bab, sehingga
pembaca agak sedikit sulit untuk memahami keseluruhan materinya. Dan buku ini terlalu
banyak menggunakan teori-teori sehingga membuat pembaca juga bingung dalam
memahaminya secara singkat.
Buku kedua yang berjudul “Komunikasi Sosial Budaya” merupakan buku karangan
Suranto Aw yang membahas tentang semua yang berhubungan dengan interaksi dan
komunikasi dengan keberagaman latar belakang sosial budaya salah satunya yaitu hakikat
komunikasi sosial budaya, buku ini diterbitkan oleh GRAHA ILMU dengan tebal buku 266
halaman. Dari segi fisik buku, buku ini agak besar dari dari pada buku pertama, tetapi
jumlah halamannya lebih sedikit juka dibandingkan dari buku pertama.
Dari segi fisik buku, buku ini lebih besar dari pada buku pembanding yaitu buku
‘’Komunikasi Sosial Budaya’’ karangan Suranto Aw dengan penerbit GRAHA ILMU, namun
itu bukan berarti menjadi penghalang bagi pelajar ataupun mahasiswa yang ingin
mengupas atau membahas buku ini. Dari segi design isi ataupun pembahasan materi yang
ada dalam buku tersebut, teks yang ditulis dalam isi buku tersebut sangat tersusun secara
sistematis, antara judul besar dan sub-sub judul sudah dapat diketahuai dengan jelas
sehingga pembaca lebih mudah untuk memahaminya, dan materi yang ada di dalam buku
tersebut sangan simpel, dan terdapat juga pada sub-sub bab-babnya yang ada di dalam
buku ini tidak terlalu banyak sehingga para pembaca lebih mudah memahaminya. Dari
segi isi atau makna, buku ini sudah sangat bagus. Penulis buku ini tidak pernah melanggar
plagiarisme. Penulis selalu mencantumkan atau menuliskan secara jelas sumber-sumber
yang ia kutip dari buku lain. Dalam penyajiannya, ketika membahas atau mendefenisikan
suatu masalah selalu mengemukakan berbagai pandangan dari para ahli, sehingga hal ini
sangat membantu para pembaca untuk menemukan referensi dan wawasan pembaca lebih
luas.
Dari segi besar dan tebal buku, halaman pada buku utama jauh lebih tebal daripada
buku pembanding, pada buku utama tebal buku yaitu 374 halaman, sedangkan pada buku
pembanding yaitu 266 halaman. Namun, dari segi bentuk dan lebarnya, buku pembanding
jauh lebih besar daripada buku utama, oleh karena itu buku utama jauh lebih simple dan
praktis untuk dibawa kemana-mana daripada buku pembanding.
Dari segi isi buku, kedua buku ini sifatnya saling melengkapi, dalam buku utama
menjelaskan materinya secara terperinci, sedangkan buku pembanding juga menjelaskan
materi secara terperinci. Namun diantara keduanya hanya saja yang berbeda sub-sub
babnya, pada buka utama sub babnya lebih banyak yaitu xiii sub bab sedangkan pada buku
pembanding terdapat xi sub bab. Tetapi dengan perbedaan tersebut bukan berarti kedua
buku itu tidak baik, materi pada buku tersebut saling melengkapi satu sama lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Sembiring, Dermawan. 2014. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Medan : Unimed Press
De Vito, Josep A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Terjemahan Agus Maulana, Jakarta:
Profesional Books.