Anda di halaman 1dari 11

NAMA : NIA TESALONIKA

NIM : 3171122011

KELAS : C REGULER 2017

MATA KULIAH : ANTROPOLOGI EKONOMI

RINGKASAN PENGANTAR ANTROPOLOGI EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN

Manusia adalah makluk tuhan yang berbeda dari makhluk primate lain9nya , termaksuk berbeda
dengan jenis kera (ape) seperti gorilla . orangutan , siamang dan chimppense yang secara fisik
dikategorikan mempunyai banyak kesamaan dengan manusia . dari persefketif yang lebih luas , dalam
kebutuhan hidupnya bmanusia itu dapat pula dilihat dari dimensi yang menyangkut kebutuhan manusia
sebagai individual , social dan mnoral , dan ketiga dimensi itu selalu kait mengait dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya itu .

hal inilah yang akan diuulas dalam buku pengantar antropologi ekonomi , sebagai bahan bagi
pengetahuan dasar untuk mendalami masalah hubungan manusia dengan kebutuhan hidupnnya secara
lebih luas .

A. KEDUDUKAN EKONOMI ANTROPOLOGI

Antropologi ekonomi adalah salah sebuah bidang kajian dalam antropologi social budaya yang
memusatkan studi pada gejala ekonomi dalam kehidupan masyrakat , manusia . posisi bidang kajian ini
adalah sejajar dengan bidang kajian lain dalam studi antropologi perkotaan . istilah bidang kajian
hendaknnya tidak dikaburkan dengan istilah pendekatan , approach , atau aliran teori . suatu bidang kajian
umumnya terbentuk karena satu kesatuan obyek studi .

sedangkan pendekatan dibangun berdasarkan kesaman prinsip-prinsip berfikir menguraikan seatu


gejala . diurutkan dari munculnya pendekatan –pendekatan spesifik tersebut adalah formalism .
substanvisme . nama dua aliran yang pertama sudah diakui oleh masyrakat antropologi , nama ketiga
sudah pernah disebut (clammer 1978) namun belum mendapat respon yang luas (hart , 1983) dan kali ini
dipakai untuk kemudahan istilah dan eufisme istilah keempat adalah sementara yang diajukan untuk
kepentingan tulisan ini .

B. SEJARAH RINGKAS ANTROPOLOGI EKONOMI

Kehadiran antropologi ekonomi dalam dirunut setidak-tidaknya sampai kepada the economics of the
trobriand inslander artikel yang pernah ditulis tokoh besar antropologi brownislaw Malinowski pada
tahun 1921 ( leclair dan Schneider, 1968)sebenarnya jauh sebelum telah ada karya ekonom amerika ,
thorstein Veblen menyatakan bahwa gejala-gejala ekonomi tidak sepenuihnya ditentukan oleh faktor-
faktor ekonomi . faktor-faktor non ekonomi social budaya maksdnya sangat mempengaruhi prilaku
ekonomi masyrakat .

Tiga tahun setelah buku diterbitkan , pandangan Polanyi di atas tidak tampak mendapat sambutan ,
sampai kemudian George Dalton membahas ulang pandangan tersebut lewat economic theory and
primitive society yang muncul dalam American antropologi (1961) dengan munculnya artikel Dalton tadi
pecahlah perang pendapat dallam antropologi ekonomi , antara kubusubstantivis dan buku formalis .

Dalam kata lain ekonomi adalah maksimalisasi pengunaan “ resource” disegala bidang bkegiatan
hidup . perdebatan antara formalis dan substantivis ini mengundang frank cancian untuk mencoba
menjadi penengah .

Sebagai pemikir ekonomi baru bergabung dalam kelompok struktual marxis dan neo marxis yang
jalur pemikirannya sejalan dengan substantivis . pertemuan ini terjadi karena antara marxisme dan
substantivisme ada persamaan gagasan , bahwa siostem ekonomi adalah gejala yang melekat dengan
institusi social dan teori-teori ilmu ekonomi tidak dapat diterapkan secara universal . bagi pemikir marxis
ketidakuniversalan itu terjadi karena ilmu ekonomi modern adalah ilmu yang dibangun berdasarkan
realita dan logika masyrakat kapitalis
BAB II KONSEP RESIPROSITAS DAN REDISTRIBUSI

Dalam mempelajari gejala pertukaran , ilmu ekonomi mempunyai cara tersendiri jika dibandingkan
dengan antropologi ekonomi . ilmu ekonomi hanya berurursan dengan pertukaran yang menggunakan
makanisme uang . sedangkan antropologi ekonomi pada masa awal perkembangannya , lebih banyak
berurusan dengan gejala pertukaran tradisional yang tidak menggunakan mekanisme uang .

A. SISTEM PERTUKARAN

Sistem pertukaran mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan masyrakat bterhadap
barang dan jasa , kesejahtraan hidup warga masyrakat disamping dipengaruhi oleh sistem perkawinan
yang berlaku .

B. RESIPROSITAS

Beberapa ahli telah mengulas dan mengaplikasikan konsep resiprositas dari Polanyi untuk
menerangkan fenomena pertukaran dalam mayrakat yang menjadi perhatian mereka . batasan tersebutb
tidak mengungkap karakteristik dari pelaku pertukaran . polanya telah meletakan landasan tentang
pengertian yang menunjukan karakteristik dari pelaku pertukaran ini . karekterisitik yang lain yang
m,enjadi syarat kelompok individu atau beberapa resiprositas kelompok dapat melakukan aktibitas
resiprositas adalah adanya hubungan personel diantara mereka .

pola hubungan ini teritama terjadi dalam komunitas kecil dimana anggota-anggota yang menempati
lapangan hidup yang sama dalam komunitas kecil itu control social sangat kuat dan hubungan social yang
intesif mendorong orang untuk berbuat untuk mematuhi adat kebiasan . sebaliknya hubungan impersonal
tidak bias menjamin berlakunya resiprositas karena interaksi antarpelaku kerja sama resiprositas sangat
rendah sehingga pengingfkaran pun semakin mudah muncul .

1. Resiprositas umum ( bgeneralized reciprocity)

Dalam resiprositas ini , individu atau kelonpok memberikan barang atau jasa kepada individu atau
kelompok lain tanpa menentukan batas waktu pengembalian , di sini masing-masing pihak percaya bahwa
mereka akan saling member , dan percaya bahwa barang atau jasa yang diberikan akan dibalas entah
kapan waktunya. Hal ini terjadi pada pristiwa seorang ibu member materi dan kasih saying kepada
anaknya. Pemberian sepertinya tidak disertai pambrih , tetapi kedua belah pihak telah dibekali suatu
moral bahwa kebaikan tersebut tidak harus langsung kepada orang yang member kebaikan . anak berbakti
kepada iby dengan cara menyekolahkan adiknya atau memebri bantuan kepada saudara-saudara ibunya .

Dalam resiporsitas umum tersebut tidak ada hokum yang dengan ketat mengontrol seseorang untuk
member atau mengembalikan . hanya moral saja yang mengontrol dan mendorong pribadi-pribadi untuk
menerima resiprositas umum sebagai kebenaran yang tidak boleh dilanggar . pelanggaran mungkin akan
dinilai sebagai kebenaran yang tidak boleh dilanggar . pelanggaran mungkin akan dinilai sebagai suatu
perbuatan munafik , dosa durhaka curang , tidsk jujur , tidak bermoral dn sebaginya . orang yang
melanggar kerja sama resiprositas ini bias mendapat tekanan moral dari ‘ masyurakat ‘atau’kelompok’
yang mungkin berupa umpatan , periongatan lisan , atau gunjingan dapat menurnkan martabat dalam
pergaulan dimsyrakat atau kelompok nya .

2. Resiprositas sebanding(balanced reciprocity)

Resiprositas ini menghendaki barang atau jasa yang dipertukarkan mempunyai nilai yang sebanding.
Kecuali itu dalam pertukaran tersebut disertai pula dengan kapan pertukaran itu berlangsung , kapan
memberikan , menerima dan mengembalikan . pertukuran ini dapat dilakukan individu , dua atau lebih
dan dpat dilakukan dua kelompok atau lebih .

Dalam pertukaran ini , masing-masing pihak membutuhkan barang atau jasa dari partnernya , namun
masing –masing tidak menghendaki untuk memberikan dengan nilai-nilai dibendingkan dengan yang
akan diterima .

3. Resiprositas negatif (negative reciprocity)

Studi tentang gejala pertukaran di dalam perekonomian primitive dan peasant pada mulanya lebih
menekannkan pada upaya untuk memehami fungsi resiprositas dalam suatu perekonomian dan
universakitas dab prinsip-prinsip resiprositas . studi-dtufi semacam itu tetap diperlukan sampai sekarang ,
emngingat banyaknya fakta mengenai keunikan-unikan dari berbagai gehala resiprositas dan dalam setiap
sistem perekonomian . diindonesia , studi tentang resiprositas pernah dilakukan , misalnya
koentjaraningrat tidak menggunakan konsep-konsep yang baku dalam antropologi ekonomi , tetapi
studinya merupakan sutau contoh yang baik tentang usaha untuk mendeskripsikan dan menyusun tipologi
tentang usaha untuk mendeskripsikan dan menyusun tipologi tentang pertukaran timbale balik dan
redistribusi dalam masykarat petani dipedesaan jawa .
C. REDISTRIBUSI

Redistribusi merupakan salah satu konsep pertukaran yang penting dalam literature antropologi
ekonomi. Redistribusi merupakan suatu bentyuk kerja sama individu-individu anggota suatu masyrakat
atau keolmpok dalam mamanfaatkan sumber daya yang mereka miliki atau kuasai . kerja sama tersebut
berkaitan dengan masalah-masalah meningkatkan kesejahtraan masyrakat atau kelompok dan sekaligus
upaya individeu-individe tertentu untuk berperan dalam kelompok , misalnya berusaha memeperoleh
dukungan politik dari kelompok , maupunm upaya memanfaatkan kelompok

Secara sederhana ristribusi merupakan suatu perpindahan barang atau jasa , perpindahan ini dapat
berupa perpindahan hak dan dapat pula berupa perpindahan yang bersifat keuangan . perpindahan yang
pertama dibedakan oleh Polanyi menjadi perpindahan yang bersifat transaksional . perpindahan
transaksional terjadi dalam kelompok sedangkan perpindahan disposional adalah antar kelompok dengan
kelompok lain . perpindahan sisposional tersebut bersifat tidak sebanding, yaitu salah satu pihak
memperoleh keuntungan yang lebih dari pada yang lain .

1. Dimensi –dimensi redistribusi

Redistribusi mempunyai dimensi social , ekonomi dan politik yang khas. Yang berbeda dengan
resiprositas . dalam resiprositas , hubungan social yang terjadi adalah hubungan antarindividu . pelaku
individu sebagai pribadi . meskipun secara cultural mereka dibekali nilai nilai dan norma norma yang
sama untuk bertingkah laku dalam kerja sama resiprositas . sebaiknya dalam redistribusi ,hibungan yang
terjadi adalah hubungan antar individu sebagai antar kelompok.

2. Fungsi redistrubusi

Fungsi redistribusi sangat kompeks , meliputi fungsi politik , social dan ekonomi . fungsi politik yang
penting adalah sebagai mekanisme uang untuk memobilitasi kekuatan guna kepentingan-kepentingan
politik. Sumber daya baik berupa tahah , modal ,keahliaqn maupun tenaga yang ada pada masyrakat
dimobilisir dan dialih ubahkan untuk kepentintingan mayrakat.
3. Transpormasi redistribusi

Dalam masyrakat tradisonal , dimana penduduknya hidup dalam komunitas-komunitas kecil yang relative
tertutup , redistribusi maupun resiprositas diduga efektif yang meningkatkan kesejahtraan ekonomi. Hal
ini terjadi kerena rendah nya teknologi ekonomi . pelaksanaan redistribusi dalam beberapa kasus dipimpin
oleh ketua ketua dat untuk pimpinan komunitas .
BAB III PENDEKATAN FORMAL DAN SUBSTANSIF

Dalam antropologi terdapat 3 pendekatan yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi yaitu pendekatan
formal , substantive dan marxis. Ketiga pendekatan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing . umum terjadi bahwa setiap peneliti akan menemukan salah satu pendekatan tersebut .

A. Pendekatan formalis

Perkembangan displin antropologi seperti telah disebutkan dimuka banyak berurusan dengan displin ilmu
lain seperti ilmu ekonomi . antropologi ekonomi lahir pada abad 20 berkat dilakukannya berbagai peneliti
etnografi yang memfokuskan pada aspek ekonomi lahir pada awal abad 20 berkat dilakukannya berbagai
peneliti etnografi yang memfokuskan pada aspek ekonomi masyrakat .

1. Pandanagan umum tentang ekonomi primif dan peasant .

secara umum pendekatan formalis telah menarik beberapa kesimpulan umum tentang sistem ekonomi
masyrakat ‘ primitif’ dan peasant , pertama, sistem ekonomi masyrakat tersebut mempunyai banyak
kesamaan prinsip dasar dengan sistem ekonomi modern . oleh karena itu sistem ekonomi maysrakat
sederhana tidak berbeda jenis dengan sistem ekonomi modern melainkan hanya berbeda tingkat .

2. Berbagai sudut pandangan penganut pendekatan formalis

Sulit untuk mengetahui siapakah ahliahli yang dapat dimasukkan sebagai penganut pendekatan formalitas
. seorang ahli pada suatu priode membenarkan dan m,engikuti pendekatan formalis tetapi kemudian
merevisi pendapatnya dan mungkin menerima pendekatan lain .

3. Kritik terhadap pendekatan formalis

Pendekatan formalis adalah pendekatan yang muncul pertama kali dalam antropologi ekonomi . lahirnya
pendekatan ini sebagai rekasi atas ketidakpuasan terhadap ketidakjelasan model Malinowski demngan
pendangan kula pada orang trobriand , sementara itu ekonomi telah menawarkan model penjelasan yang
bias memprediksi prilaku ekonomi dalam seting kebudayaan eropa . pendekatan formalis menyatakan
bahwa penjelasan tentang kejian ekonomi diluar masyrakat eropa bias dilakukan dengan memakai teori
ilmu ekonomi ini karena berpijak dari fakta dan asumsi bahwa ekonomi masyrakat sederhana dan modern
pada prinsip yang sama .
B. Pendekatan substantif

Sejak awal kelahiran pendekatan formalis sudah muncul suatu pemikiran yang meragukan keabsaghan
teori-terori ilmu ekonomi non klasik apabila diaplikasikan untuk menerangkan gejala ekonomi dalam
perekonomian primitif maupun petani . berbeda dengan pendekatan formalis yang cendrung mengevalusi
berlakunya teori ilmu ekonomi yang menerangkan gejala ekonomi dalam perekonomian . kecendungan
pendekatan substansif ini beralasan karena para penganutnya tidak lagi berurusan dengan konsep ekonomi
formal melainkan ekonomi substantive yang melihat gejala ekonomi dari proses pemebrian makna yang
dilakukan manusia dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi .

1. Pandangan umum tentang ekonomi ‘ primitif ‘ dan peasant

Terdapat beberapa kesimpulan umum yang ditarik penganut pendekatan ini dalam menyimak sistem
ekonomi primitive dan peasant . perama,asliran ini menganggap bahwa dalam perekonomian ‘
perimitif’ dan peasant tidak ada lembaga yang secara eklusif hanya melakukan aktivitas ekonomi .
jadi di masyrakat tersebut tidak ada lembaga ekonomi seperti perseorangan terbatas.

Kedua, aliran ini menyimpulkan bahwa aturan aturan dari organisasi ekonomi modern dengan kata
lain sistem ekonomi masyrakat sederhana merupakan sistem ekonomi yang berbeda jenis bukan
skedar berbeda .

2. Sudut – sudut pendangan penganut pendekatan substantive

Terdapat beberapa penganut pendekatan substantive yang dapat diketahui dari pikiran-p[ikiran mau
pun keimpulannyang mereka sajikan sari hasil studi mereka. Beberapa ahli yang dapat simasukan
penganut pendekatan ini antara lain Malinowski dll.

Malinowski menemukan bahwapertukaran benda berharga berupa kalung dan gelang penduduk di
kepulauan trobriand tidak didasari oleh motif ekonomi melainkan motif social .

BAB IV MARXISME DALAM ANTROPOLOGI EKONOMI

Reintrepretasi gagasan-gagasan karl marx oleh beberapa ahli antropologi memunculkan “ kuruwetan”
baru dalam pembedaan antropologi dengan antropologi ekonomi . hal imi terjadi karena gagasan –
gagasan marx untuk menerangkan kehidupan social didasarkan pada sumsi dasar bahwa pangkal gejala
social adalah ekonomi sebagai akibat ketika ada ahli antropologi yang memakai pemikiran marx dasar
teori .

A. STRUKTURAL MARXISME

Strukutur marxisme ini dipelopori oleh Maurice godelier intelektual prancis yang semula belanja
filsafat marxis kemudian mengarahkan perharian nya ke antropologi dibawah bimbingan claude levi
dalam upanya mengembangkan antropologi ekonomi mencoba membongkarkan sumber kelemahan
pada pendekatan yang lebih dahulu ada dalam subdisplin

B. Neo marxis

Istilah neomarxis ini ndipakai untuk menuebut secara leluasa para penganut antropologi ekonomi
baru berada diluare lingkaran struktural marxis yang dianut terutama oleh para ahli pemikir prancis
dalam keragamaan alur prmikiran dan obyek pembahasaan yang cukup tinggi terlihat ada kesamaan
yang mungkin dapat dipakai untuuk menandai kelompok ini

1. Mode produksi domain

Kasus kehadiran lebih dari dua mode produksi pada satu masyrakat yang sama , antara lain dibahas
oleh dalam studinya mengenai perajin logam si Sumatra barat dalam studinya mengembangkan
pembahasan berdasarkan satu tesis bahwa mode produksi dikalangan peasant akan berubah-ubah
sesuai dengan kondisi lingkup social yang lebih besar , bervariasasi mengikikuti interaksi dengan
mode produksi lain yang pendaranya lebih dominan

C. Kultur materialism

Diamerika serikat gerakan materalisme yang banyak pemikir marxidme diberi gelah sebagai
marxisme usus marxisme kasar

Akar materialism amerika dapat dianut dari lewis Hendry morgan tokoh evolusi kebnudayaan abad ke
19 yang meyakini bahwa evolusi kebudayaan digerakan oleh perubahan teknologi yang merupakan
basis kebudayaan.

1. Kasus sapi suci di india


Salah satu contoh aplikasi pendekatan cultural material yang banyak dibicarakan orang adalah kasus
pantang makan daging sapi dikalangan orang hindu india. Pada pembahasan ini hariss mencoba
menerangkan bagaimana suatu doktrin suci ternyata muncul dari perhitungan dalam konteks adaptasi
lingkungan dan kehidyupan ekonomi sehari hari

Sapi diinida yang pada umumnya hidupn sengsara kekurangan makanan juga manjadi penghasil susu
yang cukup penting.

D. Catatan tambahan

Gerakanj antropologi ekonomi baru yang banyak diilhami oleh gagasan-gagasan marx tentang sistem
social telah mengantar para ahli antropologi pada analisis tentang sistem produksi yang pada kondisi
pendekatan sebelumknya tidak banyak disinggung

Dominasi mode prosuksi inilah agaknya yang menjadi kunci dari probem-problem perkembangan
ekonomi pada abanyak masyrakat sedang berkembang bahwa disatu sisi masyrakat banyak masih hidup
dengan mode produksi tradisional semntara ekonomi nbasional dan meminjam isitilah redfield masyrakatr
tradisi besar sudah hidup dengan mode produksi tersebut tidak dapat dihindari , justru karena adanya eksis
diadalam satu masyrakat yang sama .

E. Feminisme

Feminism dalam studi antropologi ekonomi mulai mendapatkan tempatnya mengiringi terjadinya
berbagai prubahan dalam kehidupan masyrakat dunia. Perubahan dalam kehidupan masyrakat dunia.
Perubahan yang berlangsung telah membawa pula pada terjadinya prubahan dalam berbagai aspek
kehidupan masyrakat dunia , antara lain ditandai oleh semakin kuatnya tuntutan pada kehidupan yang
lebih demokratis dan perlakuanyang adil terhadap hak-hak azasi manusia. Gelombang tuntutan ini
semakin deras dari waktu ke waktu , baik dilingkungan masyrakat dudunia maju seperti amerika dan
eropa maupun diberbagai Negara berkembang seperti asia .
BAB V

EKONOMI DAN KEBUDAYAAN EKONOMI PERSONALISME

Ahli-ahli antropologi ekonomi yang karyanya menjadi bahan pembahasan dalam bab ini
sebenarnya mengembangkan pemikiran yang amat beragam , lebih dari itu, seperti halnya pada
antropologi ekonomi baru, mereka juga terlibat dalam siding pendapat yang tajam . bila kemudian
pembahasan menegnai karya-karya mereka satukan dalam satu bab dibawah nama satu aliran lagi maka
hal itu dilakukan lebih karena alasan praktis untuk memudahkan pembahasan .

A. Ekonomi personalisme

Konsep ekonomi personal sudah lama beredar sebelum karya davis muncul . kontak0kontak semacam ini
terjadi bukan hanya pada aktivitas distribusi pada anti pertukaran hasil produksi namun juga pertukaran
faktor-faktor produksi dan kesempatan kerja , cirri di muka tadi mengindikasikan bahwa pangkal teori
pendekatan ini dating dari tradisi antropologi social inggris , yang dibangun berdasarkan gagasan manusia
sebagai homo socius

B. Ekonomi moral dan ekonomi politik

Ekonomi moral dan ekonomi politik mungkin dapat dilihat sebagai lanjutan dari debat subtantivis
formalis dengan wajah yang baru tentunya diastu sisi ekonomi moral , dari scott menempati alur yang
sama dengan gerakan substantive yakni menempatkan nilai-nilai social sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap sistem ekonomi . bahwa prilaku ekonomi kaum peasant diatur oleh moralitas tertentu yang
umum dikenal sebagai etika subsitensi .

C. Pasca ekonomi moral

Kritikan popkin diterima dengan baik pada karya berikutnya dan kepentingan mereka ketika terjadi
pemberontakan petani biarkan revolusi itu sendiri jauh dan sedikit , mayoritas yang besar terjadi tanpa
terencana . ketika lebih jarang mereka benar benar berhasil itu merupakan fakta melokolis bahwa
konsekuensi itu jarang muncul dalam pikiran petani , revolusi maupun yang dapat dicapai

Peasant adalah makluk yang tak tertolong dalam sejarah , apapun yang terjadi mereka tetap sial dan
merangkak-rangkak diatas tanah . pada studi scott ini terlihat bahwa dunia kaum peasant adalah dunia
yang nyaris tak terbayangkan bahkan oleh para kaum penghuninya sendiri . dunia yang penuh antagonism
keluar dan kedalam , keluar, para peasant didesa harus berhadapan dengan para modal dari kota yang
dengan mudah dapat merebut tanah mereka, dengan mudah dapat membeli alat alat petani modern.

Anda mungkin juga menyukai