Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ushul Fiqh

DOSEN PENGAMPUH :

DISUSUN OLEH :

Tadris Biologi IV / Semester II

TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan
tugas mata kuliah Ushul Fiqh yaitu CRITICAL JURNAL REVIEW.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Ushul Fiqh yang
telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pengerjaan tugas ini, orang tua yang
selalu mendukung kelancaran tugas saya, serta teman-teman saya di kelas P. Biologi 4.

Dalam pengerjaan tugas ini, penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas tugas-tugas di masa yang
akan datang. Dan penulis berharap, semoga tugas ini bisa memberi suatu manfaat bagi
saya dan para pembaca semua.

Medan, 13 April 2019

Rosmayanti Dalimunthe

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTARi

DAFTAR ISIii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah1

B. RumusanMasalah1

C. Tujuan1

D. Manfaat2

BAB II KAJIAN TEORITIS3

BAB III IDENTITAS JURNAL

A. Jurnal Utama8

BAB IV PEMBAHASAN

KelebihandanKekuranganJurnal

1. Jurnal Utama9

BAB V KESIMPULAN10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Qawaid Fiqhiyyah secara terminologi yaitu, kata Qawaid merupakan bentuk
jamak dari kata kaidah, sedangkan menurut istilah yang berarti aturan atau patokan.
Qawaid Fiqhiyyah merupakan satu materi ilmu yang memiliki faedah dan peran yang
sangat besar dalam menganalisa hukum dari beragam perumpamaan sehingga mudah
penetapan hukum bagi seorang mujtahid.

Dengan menguasai kaidah-kaidah Fiqhiyyah kita akan mengetahui dan


menguasai fiqh, karena kaidah fiqh menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Qawaid Fiqhiyyah?
2. Apa sajakah dalil Qawaid Fiqhiyyah?
3. Apa sajakah urgensi dari Qawaid Fiqhiyyah?
4. Apa sajakah kedudukan dalam Ifta dan Qadha dalam Qawaid Fiqhiyyah?
5. Apa sajakah perbedaan Qawaid Fiqhiyyah dengan Ushul Fiqh?
6. Apa sajakah hubungan Qawaid Fiqhiyyah dengan Fiqh, Ushul Fiqh?
7. Apa sajakah manfaat dari Qawaid Fiqhiyyah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Qawaid Fiqhiyyah.
2. Untuk mengetahui dalil dalam Qawaid Fiqhiyyah.
3. Untuk mengetahui urgensi dalam Qawaid Fiqhiyyah.
4. Untuk mengetahui kedudukan dalam Ifta dan Qadha dalam Qawaid
Fiqhiyyah.
5. Untuk mengetahui perbedaan Qawaid Fiqhiyyah dengan Ushul Fiqh.
6. Untuk mengetahui hubungan Qawaid Fiqhiyyah dengan Fiqh, Ushul
Fiqh.
7. Untuk mengetahui manfaat dari Qawaid Fiqhiyyah.

1
D. Manfaa
Manfaat melakukan critikal jurnal reviewe adalah agar jurnal yang dikeritik
dapat direvisi sesuai dengan konten ataupun konteks yang dikeritik. Hal ini dilakukan
agar jurnal yang dikeritik bisa menjadi lebih baik lagi.

2
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Qawaid/Kaidah Fiqhiyah


Dalam pengertian Qawaid Fiqhiyah ada dua terminologi yang perlu di jelaskan,
yaitu qawaid dan fiqhiyah. Kata qawaid merupakan bentuk jamak dari kata kaidah,
dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan kata kaidah yang berarti aturan atau
patokan, dalam tinjauan terminologi kaidah mempunyai bebera arti.

“Hukum yang bersifat universal (kulli) yang diikuti oleh satuan-satuan hukum juz’i
yang banya”

Sedangkan secara terminologi fiqh berarti, menurut al-Jurjani al-Hanafi:

“Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang amaliyah yang diambil dari dalil-
dalil yang tafsily dan diistinbatkan melalui ijtihad yang memerlukan analisa dan
perenungan”

Menurut Musthafa az-Zarqa, Qowaidul Fiqhiyah ialah dasar-dasar fiqh yang


bersifat umum dan bersifat ringkas bebentuk undang-undang yang berisi hukum-hukum
syara’ yang umum terhadap berbagai peristiwa hukum yang termasuk dalam ruang
lingkup kaidah tersebut.

B. Dalil Qawaid Fiqhiyyah


1) Alquran: nahwasanya dalil yang diambill untuk memecahkan sebuah masalah
adalah langsung diambil dar Alquran. Allah swt. berfirman
  
  
 
Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”(QS. al-Araf: 199)
Kalimat “khuz”, yang berartikan perintah untuk melakukan perbuatan
menyambung tali persaudaraan, dan kalimat “afwa” menunjukkan kepada
memaafkan kesalahan orang lain, sedangkan kalimat “anwar bilma’ruf” dalam
ayat tersebut menujukkan kepada menyambung tali persaudaraan dan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. pada jalan yang halal. Selanjutnya

3
kalimat “wa’arid anil jahilina” menunjukkan kepada perintah dilarang
melakukan kezaliman.
2) Hadis: dalil Qawaid Fiqhiyyah juga terdapat pada hadis Nabi Muhammad saw
seperti pada hadis tentang “tiap sesuatu yang memabukkan haram hukumnya”
ini hadis juga berlaku kaidah ammiyah dengan sebutan Al-kalimah Al-
Ammiyah.
3) Qawaid Fiqhiyyah berlaku juga sebagai dalil terdapat pada hadis Nabi
Muhammad saw tentang persoalan niat, kaidah yang digunakan pada hadis
tersebut adalah qaidah fiqhiyyah Al-Amrru bimaqhasidiha.

C. Urgensi Qawaid Fiqhiyyah


a. Al-Qawaid al-Fiqhiyyah al-Asasiyyah
Kaidah-kaidah fiqh yang bersifat dasar dan mencakup berbagai bab dan
permasalahan fiqh. Kaidah-kaidah ini disepakati oleh seluruh mazhab, antara lain:

1. Al-Umuru bi maqashidila
2. Al-Yaqinu la Yuzalu bi asy-Syakk
3. Al-Masyaqqatu Tajlib at-Taysir.
4. Adh-Dhararu Yuzal
5. Al-‘Adatu Muhakkamah

b. Al-Qawaid al-Kulliyah
Qawaid yang menyeluruh yang diterima oleh madzhab-madzhab, tetapi cabang-
cabang dan cakupannya lebih sedikit dari pada qawaid yang lalu. Seperti kaidah al-
Kharaju bi adh-dhaman mendapat hasil disebabkan oleh keharusan menanggung
kerugian.

c. Al-Qawaid al-Madzhabiyyah (kaidah Madzhab)


Kaidah-kaidah yang menyeluruh pada sebagian madzhab, tidak pada madzhab
yang. Kaidah ini terbagi pada 2 bagian:

1. Kaidah yang ditetapkan dan disepakati pada satu madzhab


2. Kaidah yang diperselisihkan pada satu madzhab
d. Al-Qawaid al-Mukhatalaf fiha fi al-Madzhab al-Wahid

4
Kaidah-kaidah yang diperselisihkan dalam satu madzhab. Kaidah-kaidah itu
diaplikasikan dalam satu furu’ (cabang) fiqh tidak pada furu’ yang lain, dan
diperselisihkan dalam furu’ satu madzhab.

D. Kedudukannya Dalam Ifta Dan Qadha


Kedudukan qawaid fiqhiyyah dalam ifta dan qadha pada persoalan hukum Islam
adalah sebagai alat untuk istimbath yaitu sebagai metode dalam mengambil sebuah
hukum yang belum terdapat nashnya baik dalam Alquran maupun Hadis.

Menurut bacaan penulisan dalam kitab Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah bahwa Ifta dan
Qadha boleh digunakan sebagai alat untuk mengistinbatkan hukum Islam dengan
ketentuan apabila nash tersebut masih umum.

Pada akhirnya untuk melihat tentang arti penting dan kegunaan Qawaid
Fiqhiyyah:

1. Bahwa qawaid fiqhiyyah itu mempermudah untuk menguasai fikih Islam,


menghimpun masalah-masalah yang berserakan, dengan jalan menyusun furu’-
furu’ yang banyak tersebut dalam satu dibawah satu kaidah
2. Kaidah-kaidah itu membantu menjaga dan menguasai persoalan-
persoalan yang banyak diperdebatkan, dengan cara menjadikan kaidah itu
sebagai jalan untuk menghadirkan hukum.
3. Mendidik orang yang berbakat fikih dalam mendekatkan analogi (ilhaq)
dan takhrij untuk mengetahui hukum-hukum, yang belum digariskan
dalam fikih.
4. Mempermudah orang yang membahas fikih dalam mengikuti
(memahami) bagian-bagian hukum dengan mengeluarkannya dari tema-
tema yang berbeda-beda serta meringkasnya dalam satu topik tertentu.
5. Meringkas persoalan-persoalan dalam satu ikatan yang menunjukkan
bahwa hukum dibentuk untuk menegakkan maslahat yang saling
berdekatan atau menegakkan maslahat yang lebih besar.
6. Pengetahuan tentang kaidah merupakan kemestian, karena kaidah
mempermudah cara memahami furu’ yang bermacam-macam.

5
E. Perbedaan Qawaid Fiqhiyyah Dengan Usul Fiqh
1. Ilmu ushul fiqih merupakan parameter (tolak ukur) cara berinstinbat
fikih. Kedudukan ilmu ushul fiqih (dalam fiqih) ibarat kedudukan ilmu
nahwu dal am hal pembicaraan dan penulisan, qawaid fiqhiyyah
merupakan wasilah, jembatan penghubung, antara dalil dan hukum.
Ruang lingkup qawaid ushuliyyah adalah dalil dan hukum seperti amr itu
menunjukan wajib, nahyi menunjukan haram, dan wajib mukhayar bila
telah dikjerjakan sebagaian orang, maka yang lainya bebas dari tanggung
jawab. Qawaid fiqhiyyah adalah qaidah kulliyah atau aktsariyah
(mayoritas) yang juz’i-juz’inya (farsial-farsialnya) beberapa masalah
fiqih dan ruang lingkupnya selslu perbuatan orang mukalaf.
2. Qawaid ushuliyyah merupakan qawaid kulliyah yang dapat diaplikasikan
pada seluruh juz’i dan ruanglingkupnya. Ini berbeda dengan qawaid
fiqhiyyah yang merupakan kaidah berbeda dengan qawaid fiqhiyyah yang
merupakan kaidah aghlabiyah (mayoritas) yang dapat diaplikasikan pada
sebagaian juz’i-nya, karena ada pengecualiannya.
3. Qawaid ushuliyyah merupakan dzari’ah (jalan) untuk mengeluarkan
hukum syara’ amali. Qawaid fiqhiyyah merupakan kumpulan dari
hukum-hukum serupa yang mempunyai ‘illat yang sama, dimana
tujuannya untuk menekatkan berbagai persoalan dan mempermudah
mengetahuinya.

F. Hubungan Qawaid Fiqhiyyah Dengan Fiqh, Ushul Fiqh


Qawaid Fiqhiyah, fiqh, ushul fiqh dan qawaid fiqhiyah tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Keempat ilmu tersebut saling terkait
dengan perkembangan fiqih, karena pada dasarnya yang menjadi pokok
pembicaraan adalah fiqih.

Qawaid fiqhiyah, ushul fiqih dan qawaid ushuliyah adalah ilmu-ilmu


yang berbicara tentang fiqih. Dengan demikian kajian qawaid fiqhiyah, ushul
fiqih dan qawaid usuliyah tersebut adalah fiqih.

Demikianlah hubungan antara fiqih, qawaid fiqhiyah, ushul fiqih dan.


Hukum syarak (fiqih) adalah hukum yang diistinbath dari nash al-Qur’an dan

6
sunnah melalui pendekatan ushul fiqih yang diantaranya menggunakan qawaid
ushuliyah. Hukum syarak (fiqih) yang telah diistinbath tersebut diikat oleh
qawaid fiqhiyah, dengan maksud supaya lebih mudah difahami dan identfikasi

G. Manfaat Qawaid Fiqhiyyah


1. Dengan mempelajari kaidah-kidah fiqh kita akan mengetahui prinsip-
prinsip umum fiqh dan akan mengetahui pokok masalah yang mewarnai
fiqh dan kemudian menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh.
2. Dengan memperhatikan kaidah-kaidah fiqh akan lebih mudah
menetapkan hukum bagi masalah-masalah yang dihadapi.
3. Dengan mempelajari kaidah fiqh akan lebih arif dalam menerapkan
materi-materi dalam waktu dan tempat yang berbeda, untuk keadaan dan
adat yang berbeda.

4. Meskipun kaidah-kaidah fiqh merupakan teori-teori fiqh yang diciptakan


oleh Ulama, pada dasarnya kaidah fiqh yang sudah mapan sebenarnya
mengikuti Alquran dan Sunnah, meskipun dengan cara yang tidak
langsung.
5. Mempermudah dalam menguasai materi hukum.

6. Kaidah membantu menjaga dan menguasai persoalan-persoalan yang


banyak diperdebatkan.
7. Mempermudah orang yang berbakat fiqh dalam mengikuti (memahami)
bagian-bagian hukum dengan mengeluarkannya dari tempatnya.

7
BAB III

IDENTITAS JURNAL

A. Jurnal Utama
1. Judul : Kedudukan Qawaid Fiqhiyyah Dalam
Mengitimbathkan Hukum Islam
2. Penulis : Teungku Riyandi Syafri, S.HI.,MA
3. Penerbit : Dosen Syariah Institut Agama Islam Al-Azz
4. Email Penulis :-
5. Jumlah Halaman : 14 halaman
6. Tahun Terbit :-
7. ISSN :-
8. Volume : Volume 23 Nomor 01
9. Jenis Jurnal :-

8
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Jurnal Utama
a. Kelebihan
- Penulis menggunakan bahasa Indonesia dalam penulisan abstrack
sehingga pembaca dapat mudah memhaminya.
- Penulis menjelas pembahasan jurnal dengan bagus.
- Penulis mencantukan kesimpulan yang ia capai dalam penelitian ini
dengan singkat, padat, dan jelas
- Penulis menggunakan berbagai macam sumber referensi ini dapat
ditandai dengan banyaknya daftar pustaka yang ia cantumkan dalam
jurnal tersebut.
- Penulis mencantumkan footnote

b. Kekurangan
- Penulis tidak mencantumkan apa alasannya kenapa dia melakukan
penelitian dalam melakukan penelitian tersebut.
- Penulis tidak menjelaskan dengan menggunaka media yang lain,
sehingga tidak menarik pembaca.

9
BAB V

KESIMPULAN

Dari critical jurnal review yang saya buat dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Qawaid Fiqhiyyah merupakan alat untuk memutuskan perkara-perkara yang


belum terdapat nashnya baik dalam Alquran dan Hadis. Qawaid Fiqhiyyah juga
merupakan penghubung antara dalil dan hukum.
2. Salah satu dasar penggunaan Qawaid Fiqhiyyah sebagai dalil untuk memutuskan
persoalan syariat dalam Alquran.
3. Kedudukan Qawaid Fiqhiyyah dalam Ifta dan Qadha terdapat pada istinbath
hukum yang masih umum lafazdnya.
4. Qawaid Fiqhiyyah memiliki banyak manfaat, salah satunya yaitu dengan
mempelajari kaidah-kidah fiqh kita akan mengetahui prinsip-prinsip umum
fiqh dan akan mengetahui pokok masalah yang mewarnai fiqh dan kemudian
menjadi titik temu dari masalah-masalah fiqh.

10

Anda mungkin juga menyukai