Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL-HADITS

“Keimanan dan Realisasi iman dalam kehidupan sosial”

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Muhammad Hendrik Koto
Maulana Alhilmi
Mata kuliah : Al-Qur’an
Dosen pengampu : Drs.H. Miswar Rasyid, MA
SISTEM INFORMASI 4
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UINSU
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Keimanan dan Realisasi
iman dalam kehidupan sosial” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Al-Hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Keimanan dan Realisasi iman dalam kehidupan sosial” bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs.H. Miswar Rasyid, MA selaku dosen
mata kuliah Al-Hadits yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,16 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................................1

C. Tujuan Masalah................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman dan Cabang-cabangnya.........................................................................2

B. Malu termasuk sebagian dari iman...................................................................................5

C. Realisasi kehidupan sosial terhadap tetangga maupun saudara ......................................5

D. Hadis tentang tingkatan iman yang paling lemah............................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Islam, sedari awal hingga hari ini, tak lepas dari peranan Hadis. Dalam
pemahaman umum, Hadis adalah ajaran Nabi Muhammad SAW, yang meliputi tindakan,
perkataan, maupun persetujuannya atas sesuatu. Keseluruhan tindakan dan ucapan Nabi SAW itu
kemudian dijadikan panutan dan patokan bagi para pengikut Muhammad SAW dalam
menjalankan perintah-perintah agama.

Semasa Nabi SAW hidup, ajaran-ajaran tersebut belum dibukukan. Hanya ada beberapa
pencatat atau semacam sekretaris yang biasa mencatat pesan-pesan Nabi SAW, salah satunya
adalah Sahabat Zaid bin Tsabit. Namun setelah wafatnya Muhammad SAW, para ulama
bersepakat untuk menulis kembali apa-apa yang pernah disampaikan dan dipraktikkan Nabi
SAW dalam bentuk kitab. Terbitlah kemudian kitab-kitab Hadis yang merekam tentang segala
sesuatu yang terkait dengan Nabi SAW.

Salah satu rukun iman adalah meyakini adanya Rosul-rosul Allah terurama Nabi
Muhammad saw. Dalam pembahasan makalah ini akan di bahas hadis-hadis tentang realisasi
iman dalam kehidupan sosial, yang merupakan bentuk dari keimanan kita kepada Rosulullah
Saw.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Iman, Jelaskan?


2. Ketika para sahabat sedang bersama Rasul Saw, saat itu datang seorang pria, menanyakan
iman, ihsan dan islam, siapa beliau, adakah hadisnya? Jelaskan?
3. Jelaskan beberapa cabang-cabang dari iman?

C. Tujuan Masalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen, serta menambah
wawasan kepada pembaca tentang apa itu keimanan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian iman dan Cabang-cabangnya

Pengertian iman sendiri Secara bahasa berarti pembenaran hati, kemantaban hati atau
percaya,. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).

Dengan demikian, pengertian iman kepada ALLAH SWT adalah membenarkan dengan
hati bahwa ALLAH SWT itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan
amal perbuatan secara nyata.

Adapun secara syari’at, iman berarti mengetahui ALLAH SWT dan sifat-sifatnya disertai
dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua yang dilarang-Nya. Dengan
begitu, seorang muslim bisa dikatakan memiliki iman yang sempurna jika ia memenuhi semua
unsur tersebut.

Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak
diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

‫ ااْل ِ ْي َم??انُ اَ ْن تُ? ْ?ؤ ِمنُ بِاهلل َو َماَل ئِ َكتِ? ِه‬: ‫ َماااْل ِ ْي َم??انُ ؟ قَ??ا َل‬: ‫اس فَأَتَ??اهُ َر ُج? ٌل فَقَ??ا َل‬ ِ َّ‫ار ًزا يَوْ ًم??ا لِلن‬ ِ َ‫ْث اَبِى هُ َر ْي َرةَ قَا َل َكانَ النبي ص م ب‬ ُ ‫َح ِدي‬
َ‫ض?ة‬ َ ْ‫ِّى ال َّز َك??اةَ ْال َم ْفرُو‬
َ ‫صـاَل ةَ َوتُ? َؤد‬ َّ ‫ ااْل ِ ْس?الَ ُم اَ ْن تَ ْعبُ َدهللاَ? َواَل تُ ْش? ِر ْك بِ? ِه َوتُقِ ْي َم ال‬:‫ َماااْل ِ ْسالَ ُم؟ قَ??ا َل‬:‫قَا َل‬،‫ث‬
ِ ‫َوبِلقَائِ ِه َوبِ ُر ُسلِ ِه َوتُ ْؤ ِمنَ بِالبَ ْع‬
َ‫ َم ْاالمسْـئُوْ ُل َع ْنهَ??ا بِ?أ َ ْعلَ َم ِمن‬:‫ َمتَى السَّـا َعةُ؟ قَ?ا َل‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬.َ‫ فَأِنهُ يَ َراك‬،ُ‫ك تَ َراه‬ َ َّ‫ اَ ْن تَ ْعبُ َدهللاَ َكأَن‬: ‫ َماااْل ِ حْ َسانُ ؟ قَا َل‬:‫ قَا َل‬. َ‫ضان‬ َ ‫َوتَصُوْ َم َر َم‬
‫ ثُ َّم‬.ُ‫س اَل يَ ْعلَ ُمه َُّن اِاّل هللا‬ ِ ?َ‫ َواِ َذاَ تَطَا َو َل ُر َع??اةُ ااْل ِ بِ ? ِل ْالبَ ْه ُم فِى ْالبُ ْني‬،‫ت االَ َمةُ َربَّهَا‬
ٍ ‫ فِى خَ ْم‬،‫?ان‬ َ ‫ َو َسأ ُ ْخبِ ُر‬،‫السَّـائِ ِل‬
ِ ‫ اِ َذا َولَ َد‬،‫ك ع َْن اَ ْش َرا ِطهَا‬
َ َّ‫ هَذاَ ِجب ِْر ْي ُل َجا َء يُ َعلِّ ُم الن‬:‫فَقَ َل‬.ً‫ فَلَ ْم يَ َروْ ا َشيْئا‬،ُ‫ ُر ُّدوْ ه‬:‫ فَقَ َل‬.‫ ثُ َّم اَ ْدبَ َر‬.‫اآلية‬،‫تَالَ النَّبِ ُّى ص م اِ َّن هللاَ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم السّـا َع ِة‬.
‫اس ِد ْينَهُ ْم‬

Artinya : Hadits Abu Hurairah ra. Dimana ia berkata : “pada suatu hari Nabi SAW. Berada di
tengah-tengah para sahabat, lalu ada seseorang datang kepada beliau lantas bertanya : “Apakah
iman itu?”. Beliau menjawab : “Iman adalah kamu percaya kepada Allah dan malaikatNya,
percaya dengan adanya pertemuan denganNya, dan dengan adanya rasul-rasulNya, dan kamu

2
percaya dengan adanya hari kebangkitan (setelah mati)”. Ia bertanya : “Apakah Islam itu?”.
Beliau menjawab : “Islam yaitu kamu yang menyembah kepada Allah dan tidak
mempersekutukanNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa
pada bulan ramadhlan”. Ia bertanya : “Apakah Ihsan itu?”. Beliau menjawab : “kamu
menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya, dan jika kamu tidak bisa (seakan-akan)
melihatNya maka (beryakinlah) bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu”. Ia bertanya : “Kapan
hari kiamat itu?”. Beliau menjawab : “Orang yang ditanya tentang hari kiamat itu tidak lebih
tahu daripada orang yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang
tanda-tandanya (yaitu)apabila seorang budak perempuan melahirkan tuannya, apabila
pengembala unta dan ternak berlomba-lomba dalam bangunan; dalam lima hal tidak
mengetahuinya kecuali Allah”. Kemudian Nabi SAW. Membaca ayat (yang artinya) :
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dialah
yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang
dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha
mengenal”. Orang yang bertanya itu lantas pergi , lalu beliau bersabda : “itu adalah Jibril yang
datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka”. (HR Bukhari; Muslim ).

Biografi Perawi

Menurut pendapat mayoritas, nama beliau adalah 'Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi.
Pada masa jahiliyyah, beliau bernama Abdu Syams, dan ada pula yang berpendapat lain.
Kunyah-nya Abu Hurairah (inilah yang masyhur) atau Abu Hir, karena memiliki seekor kucing
kecil yang selalu diajaknya bermain-main pada siang hari atau saat menggembalakan kambing-
kambing milik keluarga dan kerabatnya, dan beliau simpan di atas pohon pada malam harinya.
Tersebut dalam Shahihul Bukhari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah
memanggilnya, “Wahai, Abu Hir”.

Ahli hadits telah sepakat, beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy bin Makhlad terdapat
lebih dari 5300 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu.

Selain meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau Radhiyallahu 'anhu
juga meriwayatkan dari Abu Bakar, Umar, al Fadhl bin al Abbas, Ubay bin Ka’ab, Usamah bin

3
Zaid, ‘Aisyah, Bushrah al Ghifari, dan Ka’ab al Ahbar Radhiyallahu 'anhum. Ada sekitar 800
ahli ilmu dari kalangan sahabat maupun tabi’in yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu, dan beliau Radhiyallahu 'anhu adalah orang yang paling hafal dalam
meriwayatkan, beribu-ribu hadits. Namun, bukan berarti beliau yang paling utama di antara para
sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Imam asy Syafi’i berkata,"Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu adalah orang yang paling
hafal dalam meriwayatkan hadits pada zamannya (masa sahabat).”Abu Hurairah Radhiyallahu
'anhu masuk Islam antara setelah perjanjian Hudaibiyyah dan sebelum perang Khaibar. Beliau
Radhiyallahu 'anhu datang ke Madinah sebagai muhajir dan tinggal di Shuffah.

Amr bin Ali al Fallas mengatakan, Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu datang ke Madinah
pada tahun terjadinya perang Khaibar pada bulan Muharram tahun ke-7 H.

Humaid al Himyari berkata,"Aku menemani seorang sahabat yang pernah menemani


Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selama empat tahun sebagaimana halnya Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu.”

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendo’akan ibu Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu,
agar Allah memberinya hidayah untuk masuk Islam, dan do’a tersebut dikabulkan. Beliau
Radhiyallahu 'anhu wafat pada tahun 57 H menurut pendapat yang terkuat.

ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما ق‬


َ َ‫ال ق‬ ِ ‫َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ بْنُ ُمو َسى قَا َل أَ ْخبَ َرنَا َح ْنظَلَةُ بْنُ أَبِي ُس ْفيَانَ ع َْن ِع ْك ِر َمةَ ْب ِن خَ الِ ٍد ع َْن اب ِْن ُع َم َر َر‬
ِّ‫الص?الَ ِة َوإِيتَ??ا ِء ال َّز َك??ا ِة َو ْال َحج‬
َّ ‫?ام‬ ِ ?َ‫س َش?هَا َد ِة أَ ْن الَ إِلَ?هَ إِالَّ هَّللا ُ َوأَ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس?و ُل هَّللا ِ َوإِق‬
ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بُنِ َي ا ِإل ْسالَ ُم َعلَى خَ ْم‬
َ
‫(رواه البخاري‬. َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬
َ ‫( َو‬

Artinya: ‘Abdullah ibn Musa telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Hanzhalah ibn
Abi Sufyan telah memberitakan kepada kami, dari Ikrimah ibn Khalid, dari ibn Umar r.a berkata:
Rasulullah saw. telah bersabda: “Islam didirikan atas lima perkara, yakni bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Allah swt, dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, melaksanakan ibadah haji (ke Baitullah), dan berpuasa dibulan Ramadhan”. (H.R. Al-
Bukhari)

ِ ‫أَ ْن تُ ْؤ ِمنَ بِاهَّلل ِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َوتُ ْؤ ِمنَ بِ ْالقَد‬
‫َر خَ ي ِْر ِه َو َشرِّ ِه‬

4
Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk.

‫ان َو َع َم? ٌل بِاْألَرْ َك??ا ِن‬ ِ ‫ْرفَ?ةٌ بِ??اْلقَ ْل‬ ْ


َ ِّ‫ب َوقَ??وْ ٌل بِال‬
ِ ?‫لس‬ ِ ‫ أ ِإل ْي َم??انُ َمع‬:‫ى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس?لَّ َم‬ َ ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬:‫ض َي هللا َع ْنهُ قَا َل‬
َّ ‫صل‬ ِ ‫َع ِن اب ِْن َح َج ٍر َر‬
)‫(رواه ابن ماجه والطبراني‬

Artinya: “Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
Iman adalah Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R.
Ibnu Majah dan At-Tabrani).

B. Malu termasuk sebagian dari iman

‫ص ?لَّى‬َ ِ‫ فَقَا َل َرسُو ُل هللا‬،‫ار َوهُ َو يَ ِعظُ أَخَاهُ فِي ْال َحيَا ِء‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم َّر َعلَى َرج ٍُل ِمنَ األَ ْن‬
ِ ‫ص‬ َ ِ‫ أَ َّن َرسُو َل هللا‬،‫يث ا ْب ِن ُع َم َر‬
ُ ‫َح ِد‬

ِ ‫ « َد ْعهُ فَإ ِ َّن ْال َحيَا َء ِمنَ ا ِإل ْي َم‬:‫هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ان‬

Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Nabi SAW melewati (melihat) seorang lelaki kaum Anshar yang
sedang menasehati saudaranya karena malu, maka Nabi SAW telah bersabda: Biarkanlah ia
karena sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.

‫يق َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِم ْن اإْل ِ ي َمان‬


ِ ‫ض ُعهَا إِ َماطَةُ اأْل َ َذى ع َْن الطَّ ِر‬
َ ْ‫ضلُهَا اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َوأَو‬
َ ‫اإْل ِ ي َمانُ بِضْ ٌع َو َس ْبعُونَ ُش ْعبَةً أَ ْف‬

“Iman itu ada tujuh puluh sekian cabang, iman yang paling utama adalah persaksian bahwa tidak
ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari keimanan.”(HR Bukhori, HR
Muslim).

ِ ‫َو ْال َحيَا ُء ُش ْعبَةٌ ِمنَ اأْل ِ ْي َم‬


‫ان‬

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra katanay: Rasulullah Saw bersabda : “Iman terdiri lebih dari
tujuh puluh bagian, dan malu dalah salah satu dari bagian-bagian Iman.”

C. Realisasi kehidupan sosial terhadap tetangga maupun saudara

،‫ت‬ ْ َ‫ َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليَقُلْ َخ ْي??راً أًوْ لِي‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
ْ ‫ص ? ُم‬ َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
]‫ [رواه البخاري ومسلم‬.ُ‫ض ْيفَه‬ َ ‫ َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬،ُ‫اره‬َ ‫َو َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬

5
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau
diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan
tamunya” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud memuliakan tamu dalam hadis di atas adalah memberikan pelayanan
terhadap mereka dengna sebaik mungkin. Tentunya dilakukan sesuai dengan kemampuan kita
selaku tuan rumah. Kita sebagai tuan rumah harus dapat memberikan kenyamanan terhadap tamu
yang berkunjung kerumah kita, dengan cara menyambutnya dengan baik, menerimanya dengan
wajah berseri-seri menampakan kegembiraan atas kunjungannya, menghidangkan jamuan yang
baik, dan menyediakan tempat beristirahat jikalu bermalam. Dalam adab bertamu atau
memuliakan tamu juga ada batas kewajibannya yaitu tiga hari tiga malam. Kita tidak boleh
bertamu lebih dari itu sedangkan kita tahu keadaan kemampuan tuan rumah. Kecuali tamu itu
orang yang tidak punya atau sedang dalam kesusahan meminta bantuan kepada kita, dan kita
mengizinkan dia tinggal bersama kita untuk sementara. Serta pelayanan lebih dari hari tersebut
adalah termasuk bentuk dari sedekah.

ِ ?‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل اَل ي ُْؤ ِمنُ اَ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبُّ أِل َ ِح ْي ِه اَوْ قَا َل لِ َج‬
ُّ‫ار ِه َم??ا يَ ِحب‬ َ ‫ َع ِن النّبِ ِّي‬: ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ُ ‫َح ِدي‬
ِ ‫ْث اَن‬
ِ ‫َس بن مالك َر‬
‫لِنَ ْف ِس ِه‬

Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra katnya : Nabi Saw telah bersabda : “tidak sempurna iman
seseorang itu, sebelum ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri.”

‫أن يَ ُكوْ نَ هللاُ َو َرسُوْ لُهُ اَ َحبَّ اِلَ ْي ِه ِم َّما ِس َواهُ َما‬
ْ :‫ان‬
ِ ‫اإل ْي َم‬ ٌ ‫ال ثَاَل‬
ِ َ‫ث َم ْن ُك َّن فِ ْي ِه َو َج َد َحاَل َوة‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬َ ‫س َع ِن النَّبِ ِّي‬
ٍ َ‫ع َْن اَن‬
)‫ (رواه البخاري‬.‫َواَ ْن يُ ِحبَّ ْال َمرْ ُء اَل يُ ِحبُّ ُح اِاَّل هلِل ِ َو اَ ْن يَ ْك َرهَ اَ ْن يَعُوْ َد فِى ْال ُك ْف ِر َك َما يَ ْك َرهُ اَ ْن يُ ْق َذفَ فِى ْالنَّا ِر‬

Artinya: Dari Anas r.a dari Nabi SAW, beliau bersabda: tiga hal bila terdapat pada diri
seseorang, maka ia mendapatkan manisnya iman, yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai dari pada yang lain, apabila ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan apabila ia
benci untuk kembali ke dalam kekafiran sebagaimana bencinya untuk dicampakkan ke dalam
neraka. (HR. Bukhari)

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

6
‫اَل ي ُْؤ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى يُ ِحبَّ أِل َ ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬

“Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai (kebaikan) untuk
saudaranya sesuatu yang dia cintai untuk dirinya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis diatas, dapat diambil istinbath sebagai berikut:

1.Mencintai sesama mukmin merupaka bagian dari sendi-sendi ajaran islam.

2.Seseorang tidak sempurnah imannya kecuali ia mencintai saudaranya sesama mukmin


sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

3.Kewajiban mencintai sesama mukmin tidak berarti Seorang mukmin yang ingin mendapat
ridhai Allah SWT, harus berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridhai-Nya.
Salah satunya adalah mencintai sesama saudaranya seiman seperti ia mencintai dirinya.

D. Hadis tentang tingkatan iman yang paling lemah

‫ (( َم ْن رَّأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ? ِد ِه‬: ‫صلي هللا عليه وسلم يَقُوْ ُل‬ َ ِ ‫ْت َرسُوْ َل هللا‬ ُ ‫ َس ِمع‬: ‫ قَا َل‬، ُ‫ض َي هللا ُ َع ْنه‬ ِّ ‫ع َْن أَبِ ْي َس ِع ْي ِد ْال ُخ ْد ِر‬
ِ ‫ي َر‬
] 49 : ‫ رواه مسلم [ رقم‬.)) ‫ان‬ ِ ‫ك أَضْ َعفُ ْا ِإل ْي َم‬
َ ِ‫ َو َذل‬، ‫ فَإ ِ ْن ل َّم ْيَ ْستَ ِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه‬، ‫ فَإ ِ ْن ل َّم ْيَ ْستَ ِط ْع فَبِلِ َسانِ ِه‬،

Artinya: “Dari Abu Sa’d Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata : Saya pernah
mendengar Rasulallah SAW berkata: barang siapa diantara kalian melihat suatu kemunkaran
maka hendaknya dia merubah dengan kekuasannya, apabila dia merasa tidak mampu maka
dengan lisannya, maka apabila dia tidak mampu hendaknya dia membenci kemunkaran tersebut
dengan hatinya, yang demikian itu adalah tingkatan iman yang paling lemah ” (H.R. Muslim).

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Orang yang beriman akan merasa bahwa segala tingkah lakunya senantiasa diawasi oleh
Allah swt. Tidak ada suatu perbuatan yang ia lakukan luput dari pengawasan Allah swt. Di
samping itu, ia selalu sadar bahwa segala perbuatan yangdilakukannya harus dipertanggung
jawabkan dihadapan-Nya, dan ia sendiri yangakan menerima akibat dari perbuatannya, baik
ataupun buruk, sekecil apapun perbuatan itu.Hal ini disinyalir Allah dalam QS. az-Zalzalah (99):
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akanmelihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahp un, niscaya dia
akan melihat (balasan)nya pula.

Al-Faqih Abu Laits al-Samarqandi mengklasifikasin malu dalam syariat Islammenjadi dua,
yaitu:

1.  Malu kepada Allah swt., maksudnya ialah malu melakukan maksiat kepadaAllah karena
menyadari besarnya nikmat Allah swt. yang dianugerahkankepadanya.

2.  Malu kepada sesama manusia, maksudnya menutup mata dari hal-hal yangtidak
berguna.Malu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi manusia. Oleh sebab itu, jika
manusia telah kehilangan rasa malunya, maka ia tidak ada lagi bedanyadengan binatang.
Kehilangan rasa malu akan menyebabkan orang menjadi permissif, sehingga membenarkan
segala cara demi untuk kepuasan nalurikemanusiaannya dan bahkan naluri dan kebinatangan
yang ada pada dirinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fu’ad, Muhammad. 2013. Hadits Shahih Bukhari Muslim. Jawa Barat: Fathan Prima Media

Syafi’ie, Muhammad. 2010. Quantum Islam, Iman, dan Ihsan. Jakarta: Inti Medina

https://muslim.or.id/679-hadits-hadits-seputar-iman.html

https://muslim.or.id/14768-iman-keyakinan-ucapan-dan-amalan.html

https://konsultasisyariah.com/27716-makna-hadis-perbarui-iman-dengan-laa-ilaaha-illallaah.html

Anda mungkin juga menyukai