Anda di halaman 1dari 7

makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sesungguhnya agama islam ini adalah agama yang diridhai oleh Allah Swt dan
merupakan agama yang sempurna, jika berkata islam maka ibadah yang paling
identik di dalamnya adalah shalat. Shalat merupakan suatu ibadah waiib fardhu ain
bagi semua ummat islam yang sudah dewasa baik bagi laki-laki maupun
perempuan.

Shalat sebagai tiang agama adalah ibadah Kewajiban shalat lima kali sehari
semalam ke atas semua umat Islam bermula sejak Rasulullah diangkat ke langit
saat peristiwa isra dan miraj,

Begitu istimewa sekali ibadah shalat sehingga Rasulullah SAW naik ke langit bagi
menerima Rukun Islam yang kedua ini, dan merupakan ibadah yang akan pertama
sekali dihisab pada hari kiamat nanti.

Berbeda dengan ibadah lain dimana shalat merupakan komunikasi langsung antara
seorang hamba dengan sang khalik yang telah menciptakannya dengan sebaik-baik
makhlukyang dilengkapi dengan akal untuk dapat ingat kepadaNya.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Shalat Berjamaah

Sebelum kita membahas Keutamaan Shalat Berjamaah, kita harus tahu dulu apa itu
shalat berjamaah. Secara bahasa kata jamaah berarti kumpulan atau bersama-
sama. Menurut istilah shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan secara
bersama-sama oleh dua orang atau lebih, yang salah satunya menjadi imam
sedangkan yang lainnya menjadi makmum.

Dengan demikian shalat berjamaah sekurang-kurangnya dilakukan oleh dua orang.


Berkaitan dengan shalat berjamaah Allah berfirman sebagai berikut:

Artinya: Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukulah beserta orang-
orang yang ruku(Q.S Al-Baqarah : 43)

Artinya :Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tal (agama Allah )dan
janganlah kamu bercerai-berai(Q.S. Ali- Imran: 103)

Pada Q.S Al-Baqarah: 43 Allah menyurh kita untuk melaksanakan shalat bersam-
sama selanjutnya pada Q.S Al-Imran : 103 Kita diberi petunjuk untuk mewujudkan
sesuatu hal dengan bersam-sama dengan antara lain mengikuti shalat berjamaah.

B.Landasan Hukum Shalat berjamaah

Berikut adalah landasan hukum yang terdapat dalam Al Qur'an maupun Hadits
mengenai shalat berjama'ah:

* Dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada bersama mereka
lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) bersamamu dan menyandang senjata,..."
(QS. 4:102).

* Rasulullah SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh
aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar,
kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula
untuk menjadi imam bagi orang banyak.

Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku
bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).

* Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Saya menginap di rumah bibiku Maimunah (isteri
Rasulullah SAW). Nabi SAW bangun untuk shalat malam maka aku bangun untuk
shalat bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan
digeser posisiku ke sebelah kanan beliau." (HR. Jama'ah, hadits shahih).

C.Hukum Shalat berjamaah

Dalam banyak hadits, Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada


orang yang suka meninggalkan shalat, diantaranya ia bersabda: "Perjanjian yang
memisahkan kita dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan
shalat, maka berarti dia telah kafir."[1]

Orang yang meninggalkan shalat maka pada hari kiamat akan disandingkan
bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan hadits berikut ini: "Barangsiapa
yang menjaga shalat maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada
hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan
cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun,
Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf."[2]
Hukum shalat berjamaah adalah sunnat muakkad ( sunnah yang dikuatkan)

Artinya shalat berjamaah sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw terutama bagi
kaum lelaki dan dilakukan dimasjid dan wanita juga tidak dilarang untuk shalat
berjamaah walaupun bagi mereka lebih baik shalat berjamaah dirumah.

Sebagaimana sabda Rasululllah:

Artinya:Janganlah kamu larang perempuan-perempuan ke mesjid walaupun rumah


mereka lebih baik bagi mereka untuk berjamaah (H.R. Abu Dawud)

D.Syarat Imam dan Makmum

Imam adalah pemimpin,imam dalam shalat adalah orang yang memimpin shalat
dan berdiri paling depan atau di muka makmum.

Gerakan seorang imam harus diikuti oleh makmum dan seorang imam harus
memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya:

*laki-laki dewasa imam bagi laki-laki dan perempuan

*perempuan dewasa imam bagi perempuan

*mampu untuk memimpin shalat

---------------------------------

1 Hadits riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi.

2 Hadits shahih riwayat Imam Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hibban.

Makmum adalah orang yang diimamami atau orang yang dipimpin shalatnya oleh
imam dalam shalat berjamaah. Untuk menjadi makmum diperlukan syarat sebagai
berikut.

*berniat menjadi makmum

*posisi makmum dibelakang imam

*gerakan makmum harus mengikuti imam

*shalat makmum harus sama dengan imam

*laki-laki tidak sah shalatnya apabila imamnya perempuan

E. Pengaturan Saf dalam Shalat Berjamaah

Dalam shalat berjamaah sorang imam disunnahkan untuk memerintahkan para


makmum agar merapatkan atau meluruskan safnya sebelum dimulai shalat. Saf atu
barisan dalam shalat berjamaah yang rapat dan lurus dapat menentukan
kesempurnaan shalat berjamaah.

Pengaturan saf shalat berjamaah sebagai berikut:

*apabila makmum hanya seorang maka disunnahkan berdiri disebelah kanan imam
(sejajar).

*apabila makmum doa orang atau lebih makaimam diposisi didepan tepat ditengah

*aabila makmum terdapat laki-laki dan perempuan maka makmum laki-laki didepan
dan perempuan dibelakang

*apabila makmum terdapat laki-laki dewasa, anak-anak dan perempuan maka


makmum laki-laki dewasa tepat berada di belakang imam kemudian dibelakangnya
laki-laki remaja atau anak-anak baru kemudian perempuan .

F. Pengertian dan cara shalat makmum masbuk

Makmum masbuk adalah orang yang datang terlambat untuk mengikuti shalat
berjamaah. Misalnya tertinggal satu rakaat atau lebih. Jika sering makmum datang
terlambat maka didahulukan dengan niat sebagi makmum dan mengikuti segala
gerakan imam dan selanjutnya kekurangan rakaat makmum disempurnakan setelah
imam selesai melaksanakan shalat yang diucapkan dengan salam.

G. Keutamaan Shalat berjamaah

Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut:

* Berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian. Rasulullah SAW bersabda:
"Shalat berjama'ah itu lebih utama dari pada shalat sendirian sebanyak dua puluh
tujuh derajat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA)

* Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan


baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para malaikat.

Rasulullah SAW bersabda: "Shalat seseorang dengan berjama'ah itu melebihi


shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Yang demikian
itu karena bila seseorang berwudhu' dan menyempurnakan wudhu'nya kemudian
pergi ke masjid dengan tujuan semata-mata untuk shalat, maka setiap kali ia
melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuslah satu
dosa.

Dan apabila dia mengerjakan shalat, maka para Malaikat selalu memohonkan
untuknya rahmat selama ia masih berada ditempat shalat selagi belum berhadats,
mereka memohon: "Ya Allah limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah
limpahkanlah rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan
shalat semenjak menantikan tiba waktu shalat." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu
Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari).

* Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan. Rasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga


orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana shalat
berjama'ah, melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh setan.
Karena itu hendaklah kamu sekalian membiasakan shalat berjama'ah sebab serigala
itu hanya menerkam kambing yang terpencil dari kawanannya." (HR. Abu Daud
dengan isnad hasan dari Abu Darda' RA).

* Memancarkan cahaya yang sempurna di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:


"Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan
cahaya yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, Turmudzi dan Hakim).

* Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda:


"Barangsiapa yang shalat Isya dengan berjama'ah maka seakan-akan ia
mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan shalat
shubuh berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam penuh. (HR.
Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).

* Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu
sama lain. Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke ma'mum begitu selesai shalat
dan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, para
sahabat juga terbiasa untuk sekedar berbicara setelah selesai shalat sebelum
pulang kerumah.

Dari Jabir bin Sumrah RA berkata: "Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan
tempat shalatnya diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila matahari
sudah terbit, barulah beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam masjid
orang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa
jahiliyah. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan Nabi SAW pun ikut
tersenyum." (HR. Muslim).

* Membiasakan kehidupan yang teratur dan disiplin. Pembiasaan ini dilatih dengan
mematuhi tata tertib hubungan antara imam dan ma'mum, misalnya tidak boleh
menyamai apalagi mendahului gerakan imam menjaga kesempurnaan shaf-shaf
shalat.

Rasulullah SAW bersabda: "Imam itu diadakan agar diikuti, maka jangan sekali-kali
kamu menyalahinya! Jika ia takbir maka takbirlah kalian, jika ia ruku' maka ruku'lah
kalian, jika ia mengucapkan 'sami'alLaahu liman hamidah' katakanlah 'Allahumma
rabbana lakal Hamdu', Jika ia sujud maka sujud pulalah kalian. Bahkan apabila ia
shalat sambil duduk, shalatlah kalian sambil duduk pula!" (HR. Bukhori dan Muslim,
shahih).
Dari Barra' bin Azib berkata: "Kami shalat bersama Nabi SAW. Maka diwaktu beliau
membaca 'sami'alLaahu liman hamidah' tidak seorang pun dari kami yang berani
membungkukkan punggungnya sebelum Nabi SAW meletakkan dahinya ke lantai.
(Jama'ah)

* Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan. Allah SWT berfiman:

"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman


kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat."

(QS. At- Taubah Ayat 18).

H. Pahala Sholat Berjamaah Dibanding Sholat Sendirian

Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, Shalat seseorang dengan
berjamaah itu dilipatgandakan (pahalanya) atas shalatnya yang dilakukan di rumah
atau di pasarnya dengan kelipatan dua puluh

lima kali. Yang demikian itu karena apabila ia menyempurnakan wudhunya dengan
maksud untuk shalat (berjamaah), maka tiadalah ia melangkahkan kakinya
selangkah melainkan terangkat untuknya satu derajat dan dihapuskan daripadanya
satu kesalahannya. Lalu apabila ia melakukan shalat, maka senantiasalah Malaikat
mendoakan atasnya, selama ia masih tetap berada di tempat shalatnya. (Doa
Malaikat itu adalah), Ya Allah, belas kasihanilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia. Dan
senantiasalah salah seorang kamu dianggap berada dalam shalat, selama ia
menantikan shalat (berjamaah). ( HR.Bukhari Muslim )

Dari Gambar di atas, barangkali bisa dianalogikan perbedaan yang sangat mencolok
ini. Sholat berjamaah ibarat naik Pesawat Terbang, sedang sholat sendirian ibarat
naik bajaj atau naik sepeda kumbang, manakah yang akan lebih cepat sampai ke
tujuan ?

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Shalat merupakan suatu ibadah waiibfardhu ain bagi semua ummat islam yang
sudah dewasa baik bagi laki-laki maupun perempuan dan merupakan ibadah yang
akan pertama sekali dihisab pada hari kiamat nanti berbeda dengan ibadah lain
dimana shalat merupakan komunikasi langsung antara seorang hamba dengan sang
khalik. Dan shalat berjamaah adalah sunnat muakkad ( sunnah yang dikuatkan /
dianjurkan )

B.Saran
Jika kita tahu demikian besar keutamaan sholat berjamaah dan pahalanya pun
berlipat ganda dibanding sholat sendirian, akankah kita tetap merasa lebih baik
sholat sendirian ? Jika Allah menyukai sholat berjamaah, tentu sebagai hambanya
akan lebih afdhol jika senantiasa sholat berjamaah seandainya tak ada halangan
berat yang menghalangi seperti sakit sehingga tidak bisa berjalan menuju tempat
sholat berjamaah. Semoga Allah memudahkan segala ikhtiar kita, Amien.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan terjemahannya

Iqbal Muhammad, Buku Pintar Shalat, Jakarta:Sinergi Pustaka Indonesia

Depag, Bimbingan Ibadah Untuk Sekolah Dasar, Jakarta

Moh. Nazir, (1983), Shalat , Jakarta : Ghalia Indonesia

Farichi, Ahmad, Pendidikan Agama Islam 6, Jakarta:Yudistira

Maulana Muhammad Zakariyya A Kandahlawi Rah. A, Himpunan Fadhilah Amal,


Yogyakarta, Ash Shaf

H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Jakarta, 1954, Sinar Baru Algensindo

Anda mungkin juga menyukai