Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN
NORMA ATAU ATURAN DALAM MASYARAKAT

Dosen Pembimbing : Tri Retno Andayani, S.Kep, Ns.

DisusunOleh:

KELOMPOK 4

ENDAH APRILIANI (201601021)


KHRIS WITDIATI (201601030)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
MEI NUR FADILLA (201601040)
MELYNA SEPTIYANI (201601041)
MOHAMMAD SUPRI D. (201601044)
MOCH. REVIANSYAH Y.S (201601042)
RHEYA KRISNNA ADJI S. (201601053)
SABAR ANTOMI (201601057)
TRI ENDAH LESTARI (201601058)
VINA MERI ANJANI (201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA (201601061)
WAHYU PRASETYO (201601060)
YUNITA SETYANINGRUM (201601062)

TINGKAT 1 A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB PONOROGO
2016
MAKALAH
ANTROPOLOGI KESEHATAN
NORMA ATAU ATURAN DALAM MASYARAKAT

Dosen Pembimbing : Tri Retno Andayani, S.Kep, Ns.

Oleh:

KELOMPOK 4

ENDAH APRILIANI (201601021)


KHRIS WITDIATI (201601030)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
MEI NUR FADILLA (201601040)
MELYNA SEPTIYANI (201601041)
MOHAMMAD SUPRI D. (201601044)
MOCH. REVIANSYAH Y.S (201601042)
RHEYA KRISNNA ADJI S. (201601053)
SABAR ANTOMI (201601057)
TRI ENDAH LESTARI (201601058)
VINA MERI ANJANI (201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA (201601061)
WAHYU PRASETYO (201601060)
YUNITA SETYANINGRUM (201601062)

TINGKAT 1 A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB PONOROGO
2016
LEMBAR PENGESAHAN

NORMA ATAU ATURAN DALAM MASYARAKAT

Dosen Pembimbing : Tri Retno Andayani, S.Kep, Ns.

Oleh:

KELOMPOK 4

ENDAH APRILIANI (201601021)


KHRIS WITDIATI (201601030)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
MEI NUR FADILLA (201601040)
MELYNA SEPTIYANI (201601041)
MOHAMMAD SUPRI D. (201601044)
MOCH. REVIANSYAH Y.S (201601042)
RHEYA KRISNNA ADJI S. (201601053)
SABAR ANTOMI (201601057)
TRI ENDAH LESTARI (201601058)
VINA MERI ANJANI (201601059)
WIDYA AZMI ULIN NUHA (201601061)
WAHYU PRASETYO (201601060)
YUNITA SETYANINGRUM (201601062))

Disetujui tanggal 30 September 2016

Pembimbing

Tri Retno Andayani, S.Kep, Ns.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya sehingga makalah Antropologi Kesehatan tentang Norma Dan Aturan Dalam
Masyarakat dapat diselesaikan.Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Antropologi Kesehatan.

Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :


1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah Kabupaten
Ponorogo.
2. Tri Retno Andayani S.Kep, Ns., selaku dosen pengampu mata kuliah
Antropologi Kesehatan sekaligus selaku Dosen pembimbing dalam makalah ini.
3. Agung Eko Hartanto, S.Kep, Ns., selaku dosen pengampu mata kuliah
Antropologi Kesehatan
4. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik secara
moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini melainkan
Allah SWT, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Oleh karna itu kritik dan saran yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan,
dan mengembangkan makalah ini sangat saya harapkan.Saya berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembacanya.

Ponorogo, 29 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................................................... i
SAMPUL DALAM................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................................... iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Norma....................................................................................... 3
2.2 Ciri-ciri, Fungsi dan Peranan Norma Sosial............................................... 4
2.3 Macam-Macam Norma............................................................................... 5
2.3.1........................................................................................................Norma
Berdasarkan...................................................................................... 5
2.3.2........................................................................................................Norma
Berdasarkan Kekuatan Sanksinya.................................................... 6
2.4 Tingkatan Norma Dalam Masyarakat.......................................................... 12
BAB III PENUTUP................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 14
3.2 Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wax Weber mendefinisikan stratifikasi social sebagai penggolongan orang
orang yang termasuk dalam suatu dalam system social tertentu ke dalam lapisan
lapisanhierarkimenurutdimensikekuasaan,hakistimewa,danprestise.Johnfrank
Cubermendefinisikanstratifikasisosialsebagaisuatupolapenempatanketegorikelas
sosialberdasasarkanhakhakberbeda.PitirimA.Sorokinmendefinisikanstratifikasi
sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelaskelas yang
tersusunsecarabertingkat(hierarki).(KunMaryatidanJujuSuryawati,2014;73)
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah perbedaan individu atau
kelompokdalammasyarakatyangmenempatkanseseorangpadakelaskelas sosial
sosialyangberbedabedasecarahierarkidanmemberikanhaksertakewajibanyang
berbedabedapulaantaraindividupadasuatulapisansosiallainnya.
Dalam hal ini, stratifikasi sosial terbentuk dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat. Pada dasarnya stratifikasi sosial terbagi atas persamaan
derajat yang dimiliki oleh suatu kelompok hingga membentuk lapisan sosial di
masyarakat.
Stratifikasisosialsendirimemilikisifatpositifdimasyarakat,contohnyaadalah
stratifikasi sosial yang sengaja dibentuk untuk tujuan bersama.Stratifikasi yang
sengajadisusununtukmencapaitujuantertentubiasanyaberkaitandenganwewenang
danpembagiankekuasaanresmidalamorganisasiformalataupolitik.
Akhirakhiriniseringtimbulpertikaiankarenaperbedaanperbedaankecilyang
sedikitmenyinggungmasalahsosialdanjugakesamaanderajat.Makakamisebagai
mahasiswa memiliki bentuk kepedulian untuk memberikan kontribusi ini minimal
dengan menyusunmakalahyang berkaitan dengan berbagai pengetahuan akan
PelapisanSosialdanKesamaanDerajat.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian norma menurut para ahli?
2. Bagaimana terbentuknya kaidah atau norma dalam masyarakat?
3. Bagaimana macam-macam norma dalam masyarakat?
4. Bagaimana fungsi dan peranan norma dalam masyarakat?
1.3
1.4 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian norma menurut para ahli.
2. Untuk mengetaui terbentuknya kaidah atau norma dalam masyarakat.
3. Untuk mengetahui macam-macam norma dalam masyarakat.
4. Untuk mengetahui fungsi dan peranan norma dalam masyarakat.
1.5
1.6 Manfaat penulisan
1.7 Mahasiswa dapat mengetahui lebih lanjut dari Antropologi Kesehatan, dan
mahasiswa dapat memenuhi tugas dari mata kuliah Antropologi Kesehatan.
1.8
1.9 BAB II
1.10 PEMBAHASAN
1.11
2.1 Norma Sosial
1.12 Pengertian dan Proses Terbentuknya Norma Sosial
1.13 Norma sosial adalah :
a) Suatu perangkat agar hubungan di dalam suatu masyarakat
dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan (Soerjono
Soekanto)
b) Patokan sesuatu masyarakat tertentu (Robert M.Z Lawang)
c) Sesuatu yang menata tindakan manusia dalam membawakan
peranan sosialnya dalam pengetahuan sistem budaya
(Koentjaraningrat)

d) John J. Macionis: Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan


harapan-harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-
anggotanya
e) Robert Mz. Lawang: Pengertian norma menurut Robert Mz.
Lawang adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik
dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu
dihargai sebagaimana mestinya
f) Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah
perintah yang tidak personal dan anonim
g) Soerjono Soekano: Pengertian norma menurut soerjono soekanto
adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin
dengan baik.
h) Isworo Hadi Wiyono: Pengertian norma menurut Isworo Hadi
Wiyono bahwa norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang
memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan
perubatan mana yang harus dihindari.

i) Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma


adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan
oleh masyarakat.
1.14 Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk
sosial, manusia akan selalu berhubungan atau membutuhkan
orang lain dalam keberlangsungan hidupnya. Agar kehidupan
bersama dapat berjalan teratur, maka manusia menciptakan
norma yang dijadikan pedoman hidup untuk mengatur interaksi
sosial antara seseorang dengan orang lan dalam hidup
bermasyarakat. Selanjutnya agar norma dapat tercipta, maka
manusia dapat melakukan kesepakatan terlebih dahulu tentang
apa yang telah dilakukan, apa yang sebaiknya dilakukan, dan apa
yang tidak boleh dilakukan terhadap orang lain. Setelah norma
telah tercipta, maka setiap anggota masyarakat harus
1.15 merelakan memberi sebagiann kebebasannya demi
terciptanya kehidupan yang harmonis dan sejahtera.
1.16 Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup
tanpa melakukan hubungan dan bekerja sama dengan manusia
lainnya di masyarakat. Agar kerja sama antarsesama manusia
dapat berlangsung dengan baik, lancar, dan dapat optimal,
manusia membutuhkan suasana dan kondisi yang tertib dan
teratur. Dalam hal ini manusia membutuhkan aturan, tata
pergaulan, sehingga mereka dapat hidup dalam suasana yang
harmonis.Uraian tersebut menunjukkan arti pentingnya norma-
norma sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian,
ada hubungan antara interaksi sosial dengan norma sosial. Di
manakah letak hubungannya?
1.17 Norma lahir karena adanya interaksi sosial dalam
masyarakat.Masyarakat yang berinteraksi membutuhkan aturan
main, tata pergaulan yang dapat mengatur mereka untuk
mencapai suasana yang diharapkan, yaitu tertib dan teratur.
Untuk mencapainya, maka dibentuklah norma sebagai pedoman
yang dapat digunakan untuk mengatur pola perilaku dan tata
kelakuan yang akhirnya disepakati bersama oleh anggota
kelompok masyarakat tersebut.
1.18
2.2 Ciri-ciri, Fungsi dan Peranan Norma Sosial
a) Norma memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Norma bisa bersifat tertulis dan bisa bersifat tidak tertulis
2. Norma di dalamnya berisi perintah-perintah dan larangan-
larangan
3. Norma merupakan perwujudan dari gerak dinamis masyarakat
4. Kebenaran antara norma bersifat timbal balik, artinya satu
orang melaksanakan norma maka orang lain harus juga
melaksanakan
5. Pelaksanaan norma yang bersifat timbal balik, artinya satu
orang melaksanakan norma maka orang lain harus juga
melaksanakan
b) Sedangkan fungsi dan peranan normal sosial dalam kehidupan
masyarakat adalah :
1. Penuntun atau pedoman bagi manusia dalam melaksanakan
interaksi sosial
2. Sebagai pengikat dan pengendali sosial (social control) dalam
hidup bermasyarakat
3. Mengatur manusia agar dapat menjalankan peranannya baik
dalam hidup dengan sesamanya maupun terhadap tuhannya.
4. Sebagai pedoman hidup untuk seluruh masyarkat di wilayah
tertentu
5. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan warga
masyarkat
6. Menciptakan kondisi dengan susanan yang tertip dalam
masyarakat
7. Wujud konkret terhadap nilai-nilai di masyarakat
8. Mengikat seluruh warga masyarkat, karena disertai dengan
sanksi dan aturan tegas bagi yang melanggar
9. Merupakan standar atau skala dari seluruh kategori tingkah
laku suatu masyarakat
c) Norma-norma sosial dapat berfungsi dengan baik dalam
masyarakat jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Norma harus diketahui, dipahami dan dimengerti oleh seluruh
anggota masyarakat
2. Norma harus dihargai oleh seluruh anggota masyarakat karena
membawa manfaat bagi seluruh anggota masyarakat
3. Norma harus diaati dan dilaksanakan oleh seluruh anggota
masyarakat
d) Selain itu, norma-norma sosial memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Bersifat mengatur, artinya menjadi petunjuk perilaku
2. Bersifat melindungi, artinya melindungi setiap anggota
masyarakat terutama pihak-pihak yang lemah
3. Bersifat umum, artinya berlaku bagi semua anggota
masyarakat terutama tanpa terkecuali
4. Bersifat memaksa, artinya dengan disertai sanksi bagi
pelanggarnya.
10.
2.3 Macam-macam norma sosial
2.3.1 Norma Dilihat dari Resmi atau Tidaknya
11. Ditinjau dari resmi atau tidaknya, norma-norma sosial
dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Norma Tidak Resmi (Nonformal)
12. Norma tidak resmi adlaah patokan yang
dirumuskan secara tidak jelas dan pelaksanaannya tidak
diwajibkan untuk masyarakat.Norma yang tumbuh dan
berkemang dari kebiasaan bertindak secara seragam dan
diterima oleh masyarakat. Walaupun tidak diwajibkan tetapi
semua anggota sadar akan patokan tidak resmi harus
ditaati dan memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar
dibandingkan dengan patokan resmi.

13. Contoh-Contoh Norma Tidak Resmi (Nonformal)


1) Aturan adat istiadat
2) Aturan dalam keluarga
3) Pantanga-pantanga dalam lingkungan masyarakat
b) Norma Resmi (Formal)
14. Norma resmi adalah patokan yang dirumuskan
dan diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh yang
berwenang untuk semua masyarakat. Keseluruhan norma
forma merupakan suatu badan hukum yang dimiliki
masyarakat modern dan diperkenalkan dari pengumuman
sosial.
Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal)
1) UUD 1945
2) Perpu
3) Surat Keputusan
4) Keputusan Presiden
5) Perda
15.
2.3.2 Norma Berdasarkan Kekuatan Sanksinya
16. Atas dasar kekuatan sanksi yang digunakan, norma-
norma sosial dibedakan menjadi:
1) Norma agama
17. Norma agama adalah peraturan atau kaidah
yang sumbernya dari firman atau perintah Tuhan melalui
Nabi atau utusanya. Bagi orang yang beragama perintah
atau firman Tuhan itu menjadi petunjuk atau pedoman
didalam sikap dan perbuatanya (wayoflife).Kaidah agama
tidak hanya mengatur hubunga manusia dengan Tuhannya
tetapi juga mengatur hubungan antar sesama manusia.
Bagi mereka yang melanggarnorma agama akan
mendapatkan sanksi yang berupa kemurkaan Tuhan atau
siksaan neraka.
18. Kaidah kepercayaan ataukeagamaan ditujukan
kepada kehidupan beriman Kaidah ini ditujukan terhadap
manusia kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri.Tuhanlah
yang mengancam pelanggaran-pelanggaran kaidah
kepercayaan atau agama itu dengan sanksi.
19. Kaidah kepercayaan atau agama bertujuan
untuk menyempurnakan manusia oleh karena
kaidahditunjukan kepada umat manusia dan melarang
manusia melakukan perbuatan jahat.Dengan demikian tidak
dikehendak adanya kejahatan-kejahatan.Kaidah
kepercayaan ini tidak ditujukan kepada sikap lahir, tetapi
kepada sikap batin manusia.Diharapkan dari manusia
bahwa sikap batinnya sesuai dengan kaidah kepercayaan
atau keaagamaan.
20. Kaidah kepercayaan atau keagamaan hanyalah
memberikan manusia dengan kewajiban-kewajiban semata-
mata tidak memberi hak.Adanya hanya menunaikan
kewajiban, menaati dan melaksanakan kaidah kepercayaan
atau keagamaan.Kaidah atau norma keagamaan jika
dilanggar tidaklah memberikan sanksi yang dapat dirasakan
secara langsung di dunia ini.

21. Contoh-contoh norma agama, antara lain:


a) Tidak boleh membunuh sesama manusia.
b) Tidak boleh merampok harta orang lain.
c) Tidak boleh berbuat cabul.
d) Hormatilah bapak ibumu

22.

2) Norma Kesusilaan
23. Norma kesusilan adalah kaidah yang bersumber
pada suara hati atau insan kamil manusia, kaidah itu
berupa bisikan-bisikan suara batin yang diyakini dan
diinsyafi oleh setiap orang dan menjadi dorongan atau
pedoman dalam perbuatan dan sikapnya. Bagi mereka yang
melanggar norma kesusilaan akan mendapatkan sanksi
yang bersifat otonomiyang datangnya dari diri orang itu
sendiri berupa penyesalan, siksa batin atau sejenisnya.
24. Norma kesusilaan berhubungan dengan manusia
sebagai invidu karena menyangkut kehidupan pribadi
manusia, Sebagai pendukung kaidah kesusilaan adalah
nurani individu dan bukan manusia sebagai makhluk sosial
atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir.Kaidah
ini dapat melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi dan
mencegah kegelisahan diri sendiri.
25. Norma atau kaidah kesusilaan ditujukan umat
mannusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna
menyempurnakan manusia dan melarang manusia
melakukan perbuatan jahat.Membunuh, berzina, mencuri
dan sebagainya tidak hanya dilarang oleh kaidah
kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasakan juga
sebagai bertentangan dengan (kaidah) kesusilaan dalam
setiap hati nurani manusia.Kaidah kesusilaan hanya
membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban saja.
26. Asal atau sumber kaidah kesusilaan adalah dari
manusia sendiri, jadi bersifat otonom tidak ditujukan
kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap batin
manusia juga.Batinnya sendirilah yang mengancam
perbuatan yang melanggar kaidah kesusilaan dengan
sanksi.Tidak ada kekuasaan diluar dirinya yang memaksa
sanksi itu.

27. Contoh norma kesusilaan antara lain:


a) Jangan mencuri barang milik orang lain.
b) Jangan membunuh sesama manusia.
c) Hormatilah sesamamu.
d) Bersikaplah jujur.
28.
3) Norma Kesopanan
29. Norma kesopanan atau tata krama ialah
peraturan yang tibul dalam pergaulan hidup segolongan
manusia, kaidah-kaidah ini diikuti dan ditaati sebagai
pedoman dalam tingkah laku semua orang yang ada
disekelilingnya. Apabila seseorang melanggar norma
kesopanan akan mendapatkan sanksi dan masyarakat yang
berupa cemoohan celaan, tertawaan, diasingkan
danpergaulan hidup dan sejenisnya.
30. Norma kesopanan dalam kehidupan sehari-hari
biasanya dikenal dengan istilah tata krama, yaitu peraturan
yang timbul dari pergaulan segolongan manusia. Norma
kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia
melainkan bersifat khusus dan setempat atau regional dan
hanya berlaku bagi golongnan masyarakat tertentu
sajaapayang dianggap sopanbagi golongan masyarakat,
mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian.
31. Norma atau kaidah didasarkan pada kebiasaan,
kepatutan atau kepantasan yang berlaku didalam
masyarakat.Kaidah sopan santun ditujukan kepada sikap
lahir pelakunya yang kongkret dengan penyempurnaan
atau ketertiban masyarakat dan bertujuanmenciptakan
perdamaian, tata tertib, atau membuat sedap lalu lintas
antar manusia yang bersifat lahiriah.Sopan santun lebih
mementingkan yang lahir atau formal, pergaulan, pakaian,
bahasa.Bahkan tidak hanya ditujukan sikap lahir saja tetapi
seringkali sudah puas dengan sikap semua atau pura-pura
saja.Jadi tidak semata-mata menghendaki sikap batin.
Sopan santun menyentuh manusia tidak semata-mata
sebagai individu tetapi sebagai makhluk sosial, jadi
menyentuh kehidupan bersama.
32. Selanjutnya perasaan kesopanan dapat
menjelma menjadi perasaan kebiasaa Norma kebiasaan
dapat menjelma menjadi norma kesopanan yang wajib
diindahkan karena pelanggaran dianggap tidak biasa dan
dianggap salah oleh masyarakat. Kebiasaan yang demikian
itu disebut pula adat.

33. Contoh-contoh norma kesopanan, antara lain:


a) Yang muda harus menghormati yang lebih tua usianya.
b) Berangkat ke sekolah harus berpamitan dengan orang
tua terlebih dahulu.
c) Memakai pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti
pelajaran di sekolah.
d) Janganlah meludah di dalam kelas.

34.
35. Mengucapkan Salam, mengetuk Pintu merupakan
contoh Penerapan Norma Kesopanan di Indonesia
36. Bagi mereka yang melanggar norma
kesopanan, sanksi yang dijatuhkan akan menimbulkan
celaan dari sesamanya, dan celaan itu dapat berwujud kata-
kata, sikap kebencian, pandangan rendah dari orang
sekelilingnya, dijauhi dari pergaulan, sehingga akan
menimbulkan rasa malu, rasa hina, rasa dikucilkan yang
dirasakan sebagai penderitaan batin.

4) Norma kebiasaan
37. Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan
sosial yang dibentuk secara sadar atau tidak yang berisi
mengenai petunjuk akan perilaku secara terus-menerus
sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran norma
kebiasaan berupa sanksi celaan, kritik dan pengucilan.

38. Contoh-Contoh Norma Kebiasaan


a) Membawa oleh-oleh ketika pulang dari suatu tempat
b) Mencuci tangan sebelum makan
c) Membaca doa sebelum melakukan sesuatu
d) Menggosok gigi setelah makan
e) Mandi dengan teratur
39.
5) Norma hukum
40. Norma Hukum ialah peraturan-peraturan yang
timbul dan dibuat oleh lembaga kekuasaan negara.Isinya
mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat
dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat
negara, sumbernya bisa berupa peraturan
perundangundangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan
agama.
41. Keistimewaan norma hukum terletak pada
sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman
hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran
peraturan-peraturan hukum bersifat heteronom, artinya
dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan
negara
42.

43.
44. Pembunuhan merupakan contoh
pelanggaran norma hukum
45. Contoh beberapa norma hukum, antara lain:
a) Pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa
mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau
sebagian milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki
secara melawan hukum, diancam karena pencurian
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
denda paling banyak enam puluh rupiah.
b) Pasal 1234 BW menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan
adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.
c) Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002
(Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang)
menyatakan bahwa setiap orang yang melaporkan
terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib
diberi perlindungan khusus oleh negara dari
kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, jiwa,
dan atau hartanya, termasuk keluarganya.
d) Pasal 51 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
(Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah)
menyatakan bahwa Kepala Daerah diberhentikan oleh
Presiden tanpa melalui Keputusan DPRD apabila terbukti
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan hukuman lima tahun atau lebih atau diancam
dengan hukuman mati sebagaimana yang diatur dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

46.
47. Contoh lembaga penegakkan hukum di
Indonesia
48. Bagi pelanggar norma hukum dapat dikenakan sanksi
berupa pidana penjara ataupun denda maupun pembatalan
atau pernyataan tidak sahnya suatu kegiatan atau
perbuatan, dan sanksi tersebut dapat dipaksakan oleh
penguasa atau lembaga yang berwenang.
49.
2.4 Tingkatan Norma Sosial Dalam Masyarakat
50. Dalam tingkatan norma sosial dalam masyarakat, norma-
norma sosial dibagi menjadi empat macam, yaitu:
1) Cara (Usage) adalah norma yang paling lemah daya
mengikatnya. Cara atau usage lebih menonjol dalam hubungan
antar individu. Orang-orang yang melanggarnya paling-paling
akan mendapat cemoohan atau ejekan saja. Contoh: ketika
selesai makan seseorang bersendawa atau mengeluarkan bunyi
sebagai tanda kekenyangan. Tindakan tersebut dianggap tidak
sopan, dan oleh karena orang tersebut akan mendapat
ejekan/cemoohan.
2) Kebiasaan, adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam
bentuk yang sama karena orang banyak menyukai dan
menganggap penting dan karenanya juga terus dipertahankan.
Daya mengikatnya lebih tinggi dibandingkan cara atau usage.
Selain hanya merupakan soal rasa atau selera belaka, kebiasaan
merupakan tindakan yang berkadar moral kurang penting. Bila
orang tidak melakukannya, maka akan dianggap sebagai suatu
penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat.
Setiap perilaku yang menyimpang (berlainan) dari yang umum
selalu mengundang gosip atau tertawaan orang lain, namun
tidak dihukum atau dipenjara. Contoh, Jika mau masuk ke rumah
orang harus permisi dulu dengan mengetuk pintu, menghormati
orang yang lebih tua, kebiasaan menggunakan tangan kanan
ketika hendak memberikan sesuatu kepada orang lain, dan
sebagainya.
3) Tata Kelakuan, merupakan kebiasaan tertentu yang tidak
sekedar dianggap sebagai cara berperi laku, melainkan diterima
sebagai norma pengatur. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat
yang hidup dalam kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai
alat kontrol oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan
memaksakan suatu perbuatan sekaligus melarang perbuatan
tertentu. Pelanggaran terhadap tata kelakuan adalah sanksi yang
agak berat, seperti dikucilkan secara diam-diam dari pergaulan.
Contoh: berciuman di depan umum, berpakaian sangat minim
dan sebagainya.
51. Adat Istiadat merupakan aturan yang sudah menjadi tata
kelakuan dalam masyarakat yang sifat kekal serta memiliki
keterpaduan (integritas) yang tinggi dengan pola perilaku
masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat
akan menerima sanksi yang keras yang kadang-kadang secara
tidak langsung diperlukan. Contoh hukum adat yang melarang
terjadinya perceraian antara suami isteri yang berlaku di daerah
Lampung. Suatu perkawinan dinilai sebagai kehidupan bersama
yang sifatnya abadi dan hanya dapat terputus apabila salah satu
meninggal dunia. Apabila terjadi perceraian, maka tidak hanya
yang bersangkutan yang tercemar namanya, tetapi seluruh
keluarga dan bahkan seluruh suku. Untuk menghilangkan
kecemaran tersebut diperlukan suatu upacara adat khusus dan
membutuhkan biaya besar. Biasanya orang yang melakukan
pelanggaran tersebut dikeluarkan dari masyarakat itu. Juga
keturunannya sampai dia dapat mengembalikan keadaan yang
semula.
52.
53. BAB III
54. PENUTUP

3.1 Simpulan
a) Stratifikasi sosial atau pelapis an sosial merupakan suatu konsep
dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat
dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.
b) Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang
didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang
didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Terjadinya Pelapisan
Sosial terbagi menjadi 2, yaitu: Terjadi dengan Sendirinya Proses
ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.
c) Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk
bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya
oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan
sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi
menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana
sistem itu berlaku. Terjadi dengan Sengaja Sistem pelapisan ini
dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
55.
3.2 Saran
56. Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis
mengajukan beberapa saran untuk dijadikan pertimbangan, yaitu:
Masyarakat mampu menghargai perbedaan yang sudah terjadi di
masyarakat, tidak memaksakan suatu Kelompok untuk mengikuti
atau memaksakan sesuatu hal yang berbeda seperti perbedaan
derajat atau persamaan yang sudah berbeda.
57. DAFTAR PUSTAKA
58.
59.
60. http://belajarpsikologi.com/pengendalian-sosial/ (Diakses
pada tanggal 25 September 2016)
61. http://www.goocir.com/2012/10/pengertian-norma-dan-jenis-
jenis-norma.html (Diakses pada tanggal 25 September 2016)
62. Maryati, Kun dan Juju Suryati. 2014. Sosiologi Kelompok Peminatan
Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Gelora Aksara Pratama
63. Ali, Nur, dkk. 2006. Modul Bahan Ajar Sosiologi. Ponorogo : MGMP
Kabupaten Ponorogo
64.

Anda mungkin juga menyukai