Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR (IBD)


Tentang
PROSES METABOLISME

Pembimbing : Lina Handayani, M.Kep

Oleh :

AFRIDA ASYA AURAGITA (201601001)


BAGUS NUGRAHA A.S. (201601007)
DINI HARIANA WATI (201601019)
DESY BINTI NGAROFATU S. (201601012)
HEDIATI DWININGTYAS (201601026)
MEGA SUSANTI (201601038)
MUH. SUPRI DARMANTO (201601044)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
PRILA ROCHMAWATI (201601050)
VINA MERI ANJANI (201601059)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB PONOROGO
2016
MAKALAH
ILMU BIOMEDIK DASAR (IBD)
Tentang
PROSES METABOLISME

Pembimbing : Lina Handayani, M.Kep

Oleh :

AFRIDA ASYA AURAGITA (201601001)


BAGUS NUGRAHA A.S. (201601007)
DINI HARIANA WATI (201601019)
DESY BINTI NGAROFATU S. (201601012)
HEDIATI DWININGTYAS (201601026)
MEGA SUSANTI (201601038)
MUH. SUPRI DARMANTO (201601044)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
PRILA ROCHMAWATI (201601050)
VINA MERI ANJANI (201601059)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN
PEMKAB PONOROGO
2016

2
3

LEMBAR PENGESAHAN

PROSES METABOLISME

MAKALAH

Oleh

AFRIDA ASYA AURAGITA (201601001)


BAGUS NUGRAHA A.S. (201601007)
DINI HARIANA WATI (201601019)
DESY BINTI NGAROFATU S. (201601012)
HEDIATI DWININGTYAS (201601026)
MEGA SUSANTI (201601038)
MUH. SUPRI DARMANTO (201601044)
KRESNA KOESWARDANA (201601031)
PRILA ROCHMAWATI (201601050)
VINA MERI ANJANI (201601059)

Disetujui tanggal September 2016

Pembimbing

Lina Handayani, M.Kep


NIDN.
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala kesempatan dan
kekuatan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Proses Metabolisme.
Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah
Kabupaten Ponorogo.
2. Lina Handayani M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Akper Pemerintah Kabupaten Ponorogo sekaligus selaku
Pembimbing III dalam makalah ini.
3. Alpha Tidar, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing I
4. Tri Retno A., S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing II
5. Dian Sinta, M.Kep., selaku dosen pembimbing IV
6. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik
secara moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun. Akhirnya Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembacanya.

Ponorogo, 11 September 2016

Penyusun
5

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN.................................................................................. i
SAMPUL DALAM................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................ 2
1.4 Manfaat.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
2.1 Sejarah Metabolisme................................................................ 4
2.2 Pengertian Metabolisme.......................................................... 4
2.3 Laju Metabolisme.................................................................... 6
2.4 Jalur Metabolisme.................................................................... 7
2.5 Fungsi Metabolisme................................................................. 15
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Metabolisme............................................................................. 15
2.7 Proses Mtabolisme................................................................... 16
2.8 Macam-Macam Proses Metabolisme....................................... 18
2.9 Penyakit/Gangguan-Gangguan Metabolisme.......................... 21
2.10................................................................................................Cara
Mencegah Penyakit Metabolisme............................................ 28
BAB III PENUTUP............................................................................... 20
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 30
3.2 Saran........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme adalah penting karena secara harfiah adalah pusat
kekuatan tubuh dan memberikan energi untuk menjaga tubuh. Bahkan, banyak
ilmu pengetahuan dan kamus biologi menggambarkan metabolisme sebagai
proses yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Tanpa metabolisme,
organisme hidup akan mati dan kesalahan dalam proses metabolisme dapat
menyebabkan masalah kesehatan seperti diabetes, di mana tubuh gagal untuk
memetabolisme gula darah dengan baik.
Organisme hidup berada dalam keadaan terus-menerus berubah. Untuk
melakukan segala sesuatu seperti berjalan atau berlari sampai belajar yang
memeras otak terus menerus yang kesemuanya tubuh membutuhkan energi.
Energi ini disediakan melalui metabolisme, di mana tubuh memecah zat yang
dicerna, dan membangun kembali mereka menjadi zat yang berguna, termasuk
energi baku dan komponen yang dapat digunakan untuk mengangkut energi
dari satu tempat ke tempat.
Mempersamakan metabolisme dengan pembangkit tenaga listrik
sangat akurat, karena proses ini melibatkan generasi, penyimpanan, dan
transmisi listrik, dan seperti jaringan listrik, tubuh sangat rentan terhadap
ketidakseimbangan metabolisme. Sebagai contoh, jika seseorang
memetabolisme makanan terlalu cepat, ia cenderung tetap sangat tipis, karena
tubuh tidak dapat menyimpan energi dalam lemak dan otot. Sebaliknya,
orang-orang yang memetabolisme perlahan mungkin tidak dapat mengakses
energi yang mereka butuhkan, karena tubuh mereka mungkin tidak
menghasilkan.
Beberapa orang memiliki kondisi genetik yang menyebabkan masalah
dengan metabolisme mereka. Ini kesalahan metabolisme bawaan dapat
mencakup hal-hal seperti kurang enzim yang diperlukan untuk memecah
makanan, dan mereka sering memerlukan intervensi medis yang akan
diperbaiki. Masalah metabolisme juga dapat diperoleh, seperti dalam kasus
2

seseorang yang mengembangkan diabetes pada usia lanjut, atau dalam kasus
seseorang dengan gangguan makan yang menyebabkan kerusakan permanen
pada metabolisme melalui kelaparan konsisten.
Salah satu alasan paling umum untuk mengeksplorasi metabolisme
adalah karena seseorang sedang mencoba untuk membangun kekuatan untuk
atletik, atau untuk menurunkan berat badan. Memahami bagaimana
metabolisme bekerja sangat penting untuk kedua tugas tersebut, karena orang
dapat terlibat dalam kegiatan yang akan mendukung metabolisme untuk
menyelesaikan tugas yang diinginkan, atau mereka dapat merusak proses
metabolisme mereka, sehingga sulit metabolisme.
Semua orang bergerak sedikit berbeda, yang merupakan salah satu
alasan mengapa bisa ada banyak keanekaragaman fisik antara orang-orang
yang memiliki kebiasaan makanan dan olahraga yang sama. Menemukan
tingkat metabolisme sendiri dapat berharga untuk menjaga kesehatan secara
umum, dengan salah satu dapat membuat penyesuaian gaya hidup untuk
memenuhi spesifik tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah metabolisme ditemukan?
2. Bagaimana definisi metabolisme?
3. Bagaimana definisi laju metabolisme?dan bagaimana laju metabolisme?
4. Bagaimana proses berlangsungnya jalur/proses metabolisme?
5. Bagaimana fungsi metabolisme?
6. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme?
7. Bagaimana proses metabolisme?
8. Bagaimana macam-macam proses metabolisme?
9. Bagaimana macam penyakit/gangguan-gangguan metabolisme?
10. Bagaimana cara mencegah penyakit/gangguan metabolisme?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui tentang sejarah metabolisme
2. Mengetahui pengertian metabolisme
3. Mengetahui pengertian laju metabolisme dan proses laju metabolisme
4. Mengetahui macam jalur/proses metabolisme
5. Mengetahui fungsi metabolisme
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme
7. Mengetahui proses metabolisme
8. Mengetahui macam-macam proses metabolisme
9. Mengetahui berbagai penyakit/gangguan-gangguan metabolisme
10. Mengetahui cara mencegah penyakit/gangguan metabolisme
3

1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambahan
pengetahuan dan pemahaman atau wacana tentang Proses
Metabolisme.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi institusi kesehatan
Menambah wacana dan informasi kepada petugas kesehatan
mengenai proses metabolisme.
2. Bagi masyarakat
Menambah wacana dan informasi mengenai proses metabolisme.
3. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat selama perkuliahan
pada keadaan yang sebenarnya, menambah pengetahuan, dan
pemahaman tentang proses metabolisme.
4

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Metabolisme


Eksperimen terkontrol dalam metabolisme manusia pertama kali
diterbitkan oleh Santorio Santorio pada tahun 1614 dalam bukunya Ars de
statica medecina yang membuatnya terkenal di Eropa. Dia menggambarkan
serangkaian percobaan dilakukan, yang melibatkan dirinya dengan berat di
kursi tergantung pada skala besar dalam keadaan sebelum dan sesudah
makan, tidur, bekerja, hubungan seksual, puasa makan atau minum, dan
buang air besar.Dia menemukan bahwa bagian terbesar dimakannnya
makanan hilang dari tubuh melalui perspiratio insensibilis (dapat
diterjemahkan sebagai berkeringat yang tidak tampak).

2.2 Pengertian Metabolisme


Menurut Susanti Niman (2013), Metabolisme adalah reaksi kimia
yang terjadi dalam tubuh. Terdapat dua tipe metabolisme yaitu : Katabolisme
dan Anabolisme. Katabolisme adalah reaksi kimia yang memecah molekul
organik komplek menjadi bentuk yang lebih sederhana, melepaskan simpanan
energi kimia pada molekul organik. Reaksi katabolisme terjadi pada proses
glikosis, siklus krebs dan the electron transport chain.
Anabolisme adalah reaksi kimia yang membentuk struktur, komponen
dan fungsi komplek tubuh dari gabungan molekul dan monomer sederhana.
Reaksi anabolisme adalah reaksi endergonic. Artinya membutuhkan lebih
banyak energi dibanding energi yang dihasilkan. Contoh reaksi metabolisme
adalah pembentukan ikatan peptida dari asam amino saat terjadi sintesa
protein, pembentukan asam lemak menjadi phospholipid, pembentukan
glikogen dari glukosa.
5

Metabolisme adalah sebuah keseimbangan energi yang terjadi antara


reaksi katabolik dengan reaksi anabolik. 40% energi dilepaskan pada
katabolisme digunakan untuk fungsi selular.

Menurut Evelyn Pearce (2002), Metabolisme adalah istilah untuk


menunjukkan perubahan-perubahan kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
untuk pelaksanaan berbagai fungsi vitalnya. Setiap sel terdiri atas
protoplasma yang memiliki kemampuan memungut oksigen dan bahan
keperluan lainnya, dan untuk menyisihkan bahan tertentu lainnya sebagai
barang buangan, termasuk karbon dioksida. Tetapi antara berbagai perubahan
ini yang terjadi di dalam sel, terdapat bidang kegiatan kimiawi yang luas dan
fungsi tubuh sangat erat bergantungnya dari kegiatan tersebut.
Terdapat keseimbangan terus-menerus antara pembangunan atau
metabolisma berbagai unsur-unsur kompleks dan jaringan, yang memakan
energi, dan penghancuran atau katabolisma unsur-unsur kompleks dengan
pembebasan energi. Pada masa pertumbuhan atau masa penyembuhan dari
penyakit terdapat anabolisme yang lebih kuat. Pada waktu mati kelaparan
atau penyakit terdapat katabolisma predominan (Evelyn Pearce, 2002).
Menurut Sunita Almatsier (2002),Metabolisme menyangkut semua
proses fisik dan kimia yang terjadi dalam tubuh yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan. Reaksi kimia yang terjadi memungkinkan tubuh
mengeluarkan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan,
mengubah suatu zat menjadi zat lain dan menyiapkan sisa-sisa untuk
6

dieksresi. Ada kurang lebih seribu macam reaksi kimia yang terjadi dalam
suatu sel tubuh.
Energi diperoleh dari zat-zat gizi macro penghasil energi :
karbohidrat, lemak dan protein. Agar dapat digunakan oleh jaringan tubuh,
sebagian zat-zat gizi sumber energi ini terlebih dahulu harus dipecah melalui
proses pencernaan menjadi molekul-molekul menjadi lebih kecil, seperti
monosakarida, asam lemak bebas dan asam amino. Molekul-molekul kecil ini
kemudian diangkut melalui darah ke jaringan-jaringan tubuh untuk segera
digunakan, atau disimpan sebagai glikogen, protein, triserida.Simpanan ini
memungkinkan jaringan tubuh memperoleh energi, walaupun suplay melalui
saluran cerna terbatas (misalnya pada waktu puasa).Di samping itu alkhokol
juga digunakan tubuh sebagai sumber energi.Dalam metabolism energi,
karbohidrat, lemak, protein dan alkhohol saling berinteraksi.Sebagian besar
vitamin dalam metabolisme berfungsi sebagai koenzim, sedangkan sebagian
besar mineral sebagai kofaktor.Koenzim dan kofaktor membantu fungsi
enzim.Metabolisme energi dikontrol oleh hormone-hormon terutama
glukagon, insulin dan teroid (Sunita Almatsier, 2002).

2.3 Laju Metabolisme


Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan
dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme
berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi
energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen
(Tobin,2005).Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi
dapat dituliskan sebagai berikut:C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6H2O +
ATP(Tobin, 2005).
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya
oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini
memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen
(dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat
diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005).
7

Laju metabolisme dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk


umur, jenis kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis,
aktivitas, musim, ukuran tubuh dan temperature lingkungan. Laju
metabolisme baku (standard metabolic rate) merupakan laju metabolisme
hewan manakala hewan tersebut sedang istirahat dan tidak ada makanan
dalam ususnya. Ketika pengukuran laju metabolisme tengah dilakukan, jarang
sekali ikan berada dalam keaadaan diam, sehingga istilah laju metabolsme
rutin sering dipakai untuk menunjukkan bahwa laju metabolisme diukur
dalam keaadaan selama level aktifitas rutin. Ini menyebabkan hasil
pengukurannya biasanya lebih tinggi dari laju metabolisme manakala ikan
benar-benar diam (Yuwono, 2001).
Ada tiga macam metode untuk mengukur metabolisme yaitu sebagai
berikut:
1. Menghitung selisih antara nilai energi dari semua makanan yang masuk kedalam
tubuh hewan dan semua ekskresi terutama urin dan feses, cara ini hanya
akurat digunakan untuk digunakan bila tidak terjadi perubahan komposisi
tubuh hewan.
2. Menghitung produksi panas total pada organisme, metode ini sungguh akurat
dalam memberikan informasi tentang bahan bakar yang digunakan,
organisme yang diukur dimasukkan dalam kalorimeter.
3. Menghitung jumlah oksigen yang digunakan oleh organisme untuk proses
oksidasi dan jumlah konsumsi oksigen, cara ini paling banyak digunakan
dan mudah dilaksanakan tetapi tentu saja tidak bias digunakan untuk
organisme anaerob sebab meskipun konsumsi oksigen nol bukan berarti
tidak terdapat metabolisme dalam tubuh organisme tersebut.

2.4 Jalur Metabolisme


Menurut Sunita Almatsier (2002), metabolisme adalah proses
pemecahan zat-zat gizi didalam tuuh untuk menghasilkan energi atau untuk
pembentukan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi kimia dari awal hingga
akhir yang terjadi didalam metabolisme dinamakan jalur metabolism.Jalur
metaboisme terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme.Reaksi
anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana keikatang lebih
besar dan komlpeks misalnya glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak
8

daan gliserol menjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein.Proses


anabolisme memerlukan energi.

Reaksi katabolisme adala reksi yang memecah ikata kompleks


menjadi ikatan lebih sederhana.Reaksi katabolisme biasanya melepaskan
energi.Contoh reaksi katabolisme adalah pemecahan glikogen menjadi
glukosa, trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta protein menjadi
asam amino.

Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah


substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi
guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada
jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada
suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu
cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

2.3.1 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa
ATP yang biasa digunakaan organisme untuk beraktivitas.
9

Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku


untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi
adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme
disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin
trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin
dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2).

a) Respirasi sel

Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang


dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada organisme
hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat
dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi),
energi yang dilepas ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk
ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi biokimia
endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya
dari kedua kelompok senyawa terakhir ini.Kebanyakan respirasi
yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya.Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi
aerob. Namun demikian, banyak proses respirasi yang tidak
melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling
biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh
khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob
menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam
sebagai oksidator.Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses
respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam mitokondria.

b) Glikolisis
10

Lintasan glikolisis yang paling umum adalah lintasan


Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris: EMP pathway), yang
pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan
Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan Entner
Doudoroff yang ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan
Entner terjadi hanya pada sel prokariota, dan berbagai lintasan
heterofermentatif dan homofermentatif (Campbell, 2000).

c) Transpor Electron
11

d) Fosforilasi Oksidatif

e) Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah
proses Perubahan Piruvatmenjadi Asetilkoezim A. Proses ini
berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar
mitocondria sebagai fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus
Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus
krebs. Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil
koenzim-A, merupakan tahap reaksi penghubung yang penting
antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Krebs). Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks
piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga
macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase,
dan dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim
(tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin
dinukleotida, dan nikotinamid adenine dinukleotida) dan
berlangsung dalam lima tahap reaksi. Keseluruhan reaksi
dekarboksilasi ini irreversibel, dengan G 0 = - 80 kkal per mol.
Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat kedalam
daur Krebs. Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat
dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat sebagai
koenzimnya.Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa -
hidroksietil yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin
pirofosfat (Pickering, 2000).
Pada tahap reaksi kedua -hidroksietil didehidrogenase
menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat
12

ke atom S dari koenzim yang berikutnya, yaitu asam lipoat, yang


terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.Dalam hal ini gugus
disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya,
gugus sulfhidril.Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil
dipindahkan dengan perantara enzim dari gugus lipoil pada asam
dihidrolipoat, kegugus tiol (sulfhidril pada koenzim-A).
Kemudian asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks
piruvat dehidrogenase. Pada tahap reaksi keempat gugus tiol pada
gugus lipoil yang terikat pada dihidrolipoil transasetilase
dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya dengan enzim
dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin
adenin dinukleotida).
Akhirnya (tahap reaksi kelima) FADH + (bentuk reduksi
dari FAD) yang tetap terikat pada enzim, dioksidasi kembali oleh
NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD,
sedangkan NAD + berubah menjadi NADH (bentuk reduksi dari
NAD +).

f) Siklus Krebs

Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap


kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu
menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali
oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus
krebsselanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2
FADH2, dan 2 ATP (Campbell, 2000).

g) Fermentasi
13

Fermentasi adalah proses pembebasan energy tanpa


oksigen. Ciri-ciri dari fermentasi adalah terjadi pada organisme
yang tidak membutuhkan oksigen bebas, terjadi proses glikolisis,
tidak terjadi penyaluran elektron ke Siklus Krebs, dan Transpor
Elektron Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika
dibandingkan dengan respirasi aerob. Fermentasi terdiri atas 3
macam, yaitu fermentasi asam laktat, fermentasi alkohol,
fermentasi asam cuka.Prinsip dari sebuah fermentasi adalah
memperbanyak jumlah mikroorganisme dan menggiatkan
metabolismenya dalam bahan pangan. Bahan baku yang paling
banyak digunakan oleh mikroorganisme adalah karbohidrat dari
glukosa tetapi mikroorganisme juga dapat menggunakan protein
dan lemak. Beberapa manfaat dari fermentasi adalah pengawet
makanan zat-zat metabolit yang dihasilkan dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk, penganekaragaman
pangan, menginhibisi pertumbuhan mikroorganisme patogen,
meningkatkan nilai gizi makanan.

2.3.2 Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun
beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau
molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun
energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama,
produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida.
Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
14

(Guyton,1997).

1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau
pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki
spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya
tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak
digunakan dalam fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan
karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk
mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur
volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan. Untuk
membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya
matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz (Campbell,
2000).

2. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C
menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam
bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi
C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi
kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri
besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari
hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh
15

energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium


Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi.
Nitrosomonas :
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus (Campbell, 2000).

2.5 Fungsi Metabolisme


Konsep metabolisme melibatkan proses destruktif dan konstruktif,
yang dikenal sebagai katabolisme dan anabolisme, menurut Sains Klarifikasi.
Ukuran dan komposisi bahan makanan membuat mereka tidak cocok untuk
digunakan oleh organisme hidup. Katabolisme membuat satu tahap
metabolisme, di mana bahan makanan dipecah dan diubah menjadi sebuah
kelompok metabolisme nutrisi. Menurut Biology Pages Kimball, kelompok
ini terdiri dari gula, asam amino, asam lemak, asam nukleat dan gliserol.
Proses Anabolic kemudian menarik dari kelompok metabolik untuk
membangun kembali struktur tubuh dan mempertahankan kegiatan kimia
yang mendukung kehidupan di dalam sel dan jaringan.

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metabolisme


Proses metabolisme yang terjadi di dalam diri seseorang berbeda-
beda. Menurut Pearce dan Evelyn (2015) hal ini dipengaruhi oleh:
a) Ukuran tubuh
Seseorang yang memiliki tubuh lebih besar biasanya mempunyai
Basal Metabolisme Rate yang besar. Hal ini disebabkan oleh organ internal
yang lebih besar serta volume cairan yang diperlukan juga disesuaikan
dengan kondisi tubuh. Manusia yang lebih tinggi mempunyai permukaan
kulit yang lebih besarsehingga tubuh mereka harus bekerja lebih keras
untuk mempertahankan suhu yang tetap.
b) Umur
Semakin bertambahnya umur seseorang, maka tingkat metabolism
semain menurun. Hal ini dikarenakan hilangnya sebagian jaringan otot
serta perubahan hormonal dan neurologis. Sebaliknya, ketika bayi dan
kanak-kanak memasuki masa pertumbuhan, semakin cepat pula
metabolismenya.
16

c) Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin juga merupakan faktor yang
mempengaruhi proses metabolisme. Seorang pria biasanya memiliki postur
tubuh yang lebih besar dari wanita, sehingga pada umumnya mereka
memiliki proses metabolisme yang lebih cepat. BEE laki-laki lebih besar
dari wanita.
d) Iklim
Iklim di sekitar kita mempengaruhi kecepatan metabolisme. Jika
iklim di sekitar kita terlalu dingin, sel-sel kita akan lebih banyak
membakar energy daripada biasanya. Pembakaran ini tujuannya untuk
menghasilkan panas untuk menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Ketika
peningkatan suhu tersebut sudah cukup, proses metabolisme umumnya
bertambah cepat.

2.7 Proses Metabolisme Berlangsung


Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos, perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di
tingkat selular.
Terdapat berbagai macam zat gizi, di yaitu Karbohidrat, Lemak,
Protein, Vitamin, dan Mineral. Vitamin terbagi atas dua macam, yaitu vitamin
larut lemak dan vitamin larut air. Contoh vitamin larut lemak adalah vitamin
A, D, E, K. Contoh vitamin larut air adalah vitamin B dan C. Contoh mineral
adalah zat besi (Fe), kalsium (Ca).
Proses metabolisme dalam tubuh secara umum dapat digambarkan
dengan Pertama-tama, tubuh merubah kalori menjadi energi untuk memenuhi
kebutuhan setiap sel (Nutrion Sel/NS). Kalori digunakan sebagai bahan bakar
untuk setiap fungsi tubuh. Kita memperbaharui persediaan energi sel kita tiap
hari melalui makanan. Secara umum proses metabolisme merubah makanan
menjadi energi hanya sekitar 85% efisien, tubuh masih harus menangani
kelebihan kalori yang tersisa 15% inefisiensi. Untuk membuang kalori yang
berlebihan ini. Tubuh dapat menyimpan kalori ekstra dalam sel lemak putih
17

sebagai lemak tubuh, atau membakar kalori dalam sel lemak baik ( Brown
Adipose Tissue / B.A.T ).
Salah satu contoh proses metabolisme zat gizi di dalam tubuh ialah
proses metabolisme karbohidrat. Karbohidrat disimpan di dalam tubuh dalam
dua bentuk, yaitu tersimpan dalam otot dan hati berupa glikogen dan
tersimpan dalam darah berupa glukosa. Untuk menjadi dua bentukan seperti
itu, karbohidrat melalui serangkaian proses metabolisme dalam tubuh.
Secara umum ini proses perjalanan yang menunjukkan alur
metabolisme karbohidrat sampai menghasilkan energi untuk aktivitas tubuh.
Proses di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila Anda mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, maka karbohidrat akan masuk dalam sistem pencernaan dan
akhirnya sampai pada usus halus sehingga terjadi penyerapan karbohidrat.
Selanjutnya, karbohidrat masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk
glukosa (B).
Kemudian melalui vena porta glukosa dibawa ke hati dan diubah
menjadi glikogen (C). Pembentukan glikogen ini terbatas, sehingga kelebihan
glukosa akan diubah menjadi asam lemak yang akan disimpan di dalam
jaringan lemak (D).
Dari peristiwa ini dapat dijelaskan, penyebab seseorang yang
kelebihan karbohidrat menjadi gemuk. Glukosa dapat diubah menjadi
glikogen dengan bantuan hormon insulin. Pada kasus seseorang kekurangan
hormon insulin, maka proses pembentukan glikogen menjadi glukosa
terhambat, akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat dan inilah yang
mengakibatkan seseorang menderita penyakit diabetes melitus.
Glikogen juga dapat diubah menjadi glukosa apabila dibutuhkan
dengan adanya hormon adrenalin. Melalui proses glikolisis dan rangkaian
proses kimiawi, maka glukosa dan glikogen akan diubah menjadi asam
piruvat (E).
Kemudian melalui proses siklis masuk siklus krebs menghasilkan
karbon dioksida dan air kemudian melepaskan energi berupa ATP. Proses ini
berlangsung dengan dibantu enzim sitokrom (F).
18

Asam piruvat tidak semuanya masuk dalam siklus krebs, sebagian lagi
diubah menjadi asam laktat yang disimpan di dalam jaringan otot. Inilah yang
menyebabkan pegal dan lelah pada otot kita (G).
Dari jaringan otot, asam laktat ini akan diangkut oleh darah menuju
hati dan diubah menjadi asam piruvat, kemudian diubah kedalam bentuk
glikogen kembali (H).

2.8 Macam-Macam Proses Metabolisme


Dalam tubuh terdapat 3 proses metabolisme yang utama antara lain
sebagai berikut.
a) Proses Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme berlangsung dalam organisme secara mekanis dan
kimiawi. Metabolisme terdiri dari dua proses yaitu anabolisme sebagai
pembentukan molekul dan katabolisme sebagai penguraian molekul.
Proses metabolisme karbohidrat, Makanan dicerna, kemudian
karbohidrat mengalami proses hidrolisis atau penguraian dengan
menggunakan molekul air yang mengurai polisakarida menjadi
monosakarida. Disaat makanan dikunyah, makanan akan bercampur air
liur yang mengandung enzim ptialin (suatu a amilase yang disekresikan
oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati
(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil
dengan terdiri dari 3-9 molekul glukosa. Makanan dalam waku singkat
berada dalam mulut dengan terdapat tidak lebih 3-5% dari pati yang telah
terhidrolisis sewaktu makanan ditelan.
Ptialin dapat berlangsung terus menerus memecah makanan
menjadi maltosa selama 1 jam setelah makanan memasuki lambung
disaat isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh
lambung. Pada akhirnya aktivitas ptialin dihambat oleh zat asam yang
diekskresikan oleh lambung. Hal tersebut dapat terjadi karena ptialin
merupakan enzim amilase yang tidak aktif pada PH medium turun
dibawah 4,0. Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke
duodenum (usu dua belas jari), makanan kemudian akan bercampur
19

dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecah akan dicerna oleh
amilase yang berfungsi sama dengan a-amilase pada air liur yaitu sebagai
pemecah pati menajdi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.
Namun, pati umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan
polimer glukosa kecil sebelum melewati lambung. Hasil akhir proses
pencernaan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan
monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa kemudian diabsorpsi melalui
dinding usus dibawah ke hati oleh darah.

b) Proses Metabolisme Protein


Protein makanan, sebagian besar ada pada daging dan sayur-
sayuran. Protein dicerna didalam lambung menggunakan enzim pepsin
yang aktif pada pH 2-3. Pepsin dapat mencerna semua jenis protein
dalam makanan yang mencerna kolagen. Kolagen adalah bahan dasar
yang utama dalam jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Mulai dari
proses pencernaan protein, pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan
protein total. Pada proses ini, pemecahan protein merupakan proses
hidrolisis pada rantai polipeptida.
Proses pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus dengan
bentuk yang telah beruah yaitu proteosa, pepton, dan polipeptida besar.
Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah pecah sebagian besar
akan bercampur dengan enzim pankreas dibawah pengaruh enzim
proteolitik seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin
maupun kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil.
Kemudian peptidase melepas asam-asam amino.
Asam amino yang ada didalam darah bersumber dari penyerapan
melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil
protein sintetis asam amino dalam sel, dan hasil sintetis asam amino
dalam sel. Asam amino yang disentetis dalam sel maupun yang
dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati kemudian dibawah
darah untuk digunakan dalam jaringan. Pada hal ini, hati berfungsi
sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
20

Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan


dirombak dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,
seperti NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida), serta senyawa
yang tidak mengandung unur N. Senyawa mengandung unsur N
disentesis menjadi urea. Pembentukan urea yang berlangsung dalam hati
karena sel-sel hati dapat menghasilkan enzim arginase. Urea yang
dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh, sehingga diangkut bersama zat-
zat lainnya menuju ginjal, lalu dikeluarkan melalui urin. Sebaliknya
terjadi, pada senyawa yang tidak mengandung unsur N disentetis kembali
menjadi bahan baku karbodihdrat dan lemak, sehingga dapat dioksidasi
dalam tubuh agar menghasilkan energi.

c) Proses Metabolisme Lemak


Pencernaan lemak terjadi dalam usus, karena usus mengandung
enzim lipase. Proses metabolisme lemak adalah lemak keluar dari
lambung, masuk ke usus dengan menimbulkan ransangan terhadap
hormon kolesistokinin. Hormon ini menyebabkan kantung empedu
berkontraksi dengan mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus dua
belas jari (duodenum). Dalam empedu terdapat garam empedu berperan
mengemulsikan lemak. Emulsi lemak adalah pemecahan lemak yang
berukuran besar menjadi butiran lemak berukuran lebih kecil. Lemak
berukuran lebih kecil adalah trigeliserida yang teremulsi berperan
memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase dari hasil pankreas. Lipase
pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam
lemak dan monogliserida (gliserida tnggal). Pengeluaran cairan pankreas
dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan
jumlah senyawa penghantar listrik (elektrolik) dan cairan pankreas serta
pankreoenzim dengan peran merangsang pengeluaran enzim-enzim
dalam cairan pankreas.
Sekitar 70% absorpsi hasil pencernaan lemak terjadi dalam usus
halus. Asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa
yang terdapat pada dinding usus, kemudian keduanya diubah kembali
21

menjadi lemak trigliserida berbentuk partikel-partikel kecil. Jaringan


lemak saat dibutuhkan, timbunan lemak kemudian diangkut menuju hati.

2.9 Penyakit/Gangguan-Gangguan Metabolisme


Adapun klasifikasi kelainan metabolik dibagi atas beberapa macam
yaitu kelainan metabolik karbohidrat, kelainan metabolik asam amino,
kelainan metabolik lemak, kelainan metabolik piruvat.
a) Kelainan Metabolik Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula, diantaranya adalah glukosa, sukrosa dan
fruktosa. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi
tubuh. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah
sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan
sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di
dalam jaringan lemak
Beberapa gula (misalnya sukrosa) harus diproses oleh enzim di
dalam tubuh sebelum bisa digunakan sebagai sumber energi. Jika enzim
yang diperlukan tidak ada, maka gula akan tertimbun dan menimbulkan
masalah kesehatan. Adapun kelainan metabolik karbohidrat diantaranya
adalah :
1) Galaktosemia
Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah)
biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil
transferase. Kelainan ini merupakan kelainan bawaan.
Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim
tersebut. Pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari
atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang,
muntah, tampak kuning (jaundice ) dan pertumbuhannya yang normal
terhenti.
Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah
besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan
penimbunan cairan dalam tubuh.
22

2) Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen ) adalah
sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1
atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan
sebagai energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang
abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di
hati.Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau
hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk
menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.Usia ketika
timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada
enzim apa yang tidak ditemukan.
3) Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit
keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose
1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa)
tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber
energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan
diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam
gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan :
a) hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat
dingin
b) tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
c) linglung
d) mual
e) muntah
f) nyeri perut
g) kejang (kadang-kadang)
h) koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi
kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.
23

4) Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan
oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000
penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan
gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih
dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus .
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
5) Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih
karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah
xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang
Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi
adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
a) Diabetes Mellitus (Hiperglykemia)
Gejala klinis penyakit :
1) Hiperglikemia
2) Glikosuria
3) Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan
lemak
4) Dapat berakhir dengan kematian
5) Insiden terbanyak pada usia 50 60 thn
6) Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
Etiologi:
a) Berhubungan dengan kelainan hormonal
b) Insulin
c) Growth hormon
d) Hormon steroid
e) Keadaan diabetes timbul akibat ketidakseimbangan dalam
interaksi pankreas, hipofisis dan adreanalin.
6) Pankreas
24

Pankreas mempunyai pulau Langerhans yang mana


didalamnya ada sel beta dan sel alpha. Sel beta berfungsi
menghasilkan hormon insulin sedangkan sel alpha menghasilkan
hormon glukgon. Efek anti insulin berfungsi sebagai faktor
hiperglikemik dan glikogenolitik meningkatkan kadar gula darah.
Ada dua cara kerja insulin dalam pankreas, yaitu :
a) Teori 1 (Teori Levine)
Insulin mentransfer glukosa melalui membran sel otot
serat lintang, tetapi tidak menggangu perpindahan glukosa
melalui sel membran hati.
b) Teori 2
Insulin diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel
menghasilkan glukosa 6 posfatase. Untuk pengikatan ini
dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati.
Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor hexokinase. Insulin
merupakan zat antagonis terhadap hexokinase.
7) Kelenjar hipofisis
Adanya Growth hormon dan hormon ACTH. Efeknya dapat
menghambat enzim hexoki nase. Bila kelenjar hipofisis hiperaktif
akan menyebabkan terjadi diabetes.
25

8) Kelenjar Adrenal
Glukoneogenesis yaitu perubahan bentuk protein menjadi
karbohidrat. Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh
kortex adrenal.
Bila berlangsung terus menerus maka akan menekan sel beta
pankreas sehingga menimbulkan difesiensi insulin permanen.
Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior

b) Kelainan Metabolik Asam Amino


Asam amino merupakan senyawa komponen pembentuk protein.
Penyakit keturunan pada pengolahan asam amino dapat menyebabkan
gangguan pada penguraian asam amino maupun pemindahan asam amino
ke dalam sel. Beberapa kelainan metabolik asam amino :
1) Penyakit Fenilketonuria
Fenilketonuria adalah suatu penyakit metabolisme dari salah
satu jenis asam amino pembentuk protein yaitu, fenilalanin yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan retardasi mental.
Fenilketonuria merupakan penyakit dimana penderita tidak dapat
memetabolisme fenilalanin secara baik karena tubuh tidak
mempunyai enzim yang mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin dan
bisa terjadi kerusakan pada otak anak. Oleh karena itu orang tersebut
perlu mengontrol asupan fenilalanin ke dalam tubuhnya. Penyakit ini
tidak pernah ditemukan di Indonesia, tetapi pada orang kulit putih,
itupun hanya terjadi satu banding 15,000 ribu orang.
2) Penyakit Tirosinosis
Tirosinosis merupakan suatu kondisi langka akibat cacat
dalam metabolisme asam amino dan ditransmisikan sebagai sifat
autosom-resesif. Hal ini ditandai dengan ekskresi jumlah berlebihan
asam parahydroxyphenylpyruvic, produk setengah dari tirosin, dalam
urin.
3) Penyakit Tirosinemia
Tyrosinemia atau tirosinose adalah kesalahan metabolisme
bawaan , biasanya dari lahir, yang dihasilkan dari kekurangan dari
26

enzim oksidase asam p-hidroksifenilfiruvat, yang mengubah asam


homogentisat ini, mengakibatkan akumulasi tirosin dalam tubuh.
Penyakit ini secara genetik heterogen, dan setidaknya ada tiga jenis
ditentukan oleh gen terletak pada kromosom 15q (tipe I), 16 (tipe II)
dan 12q (tipe III).
4) Penyakit Alkaptonuria
Alkaptonuria adalah kondisi yang langka di mana urin yang
dikeluarkan seseorang berwarna gelap ketika bersentuhan dengan
udara. penyakit ini bersifat menurun.
Penyebabnya kerusakan pada gen HGD. Gen HGD berfungsi
sebagai pengendali untuk membuat enzim yang disebut
homogentisate oksedase. Enzim ini membantu memecah asam amini
fenilalanin dan tirosin, yang merupakan pembentuk protein
yang.penting. Penderita alkaptonuria biasanya juga mengalami
radang sendi, terutama di tulang belakang.
5) Penyakit Histidinemia
Histidinemia merupakan kondisi yang diwariskan ditandai
dengan darah tinggi tingkat asam amino histidin, sebuah blok
bangunan protein paling. Histidinemia disebabkan oleh kekurangan
(defisiensi) dari enzim yang memecah histidin. Histidinemia biasanya
tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan kebanyakan orang
dengan kadar tinggi histidin tidak menyadari bahwa mereka memiliki
kondisi ini. Kombinasi histidinemia dan komplikasi medis selama
atau segera setelah lahir (seperti kurangnya sementara oksigen)
mungkin meningkatkan kesempatan seseorang mengembangkan cacat
intelektual, masalah perilaku, atau gangguan belajar.
6) Penyakit Imidazolaminoaciduria
Adanya asam amino dalam urin. Jumalah Asam amino dalam
urin mungkin menigkat akibat dari gangguan metabolisme, penyakit
hati kronis atau gangguan ginjal.
7) Penyakit Prolinemia
27

Prolinemia atau Hyperprolinemia, adalah suatu kondisi yang


terjadi ketika asam amino prolin tidak dipecah dengan baik oleh
enzim oksidase prolin atau pyrroline-5-karboksilat dehydrogense,
menyebabkan membangun dari prolin dalam tubuh.
8) Penyakit Maple Syrup urine disease
Maple syrup urine disease (MSUD) atau Maple sirup penyakit
kencing adalah kelainan bawaan di mana tubuh tidak mampu untuk
memproses blok bangunan protein tertentu (asam amino) dengan
benar. Kondisi ini mendapatkan namanya dari bau manis khas dari air
seni bayi yang terkena dampak.
Dimulai pada awal masa bayi, kondisi ini ditandai dengan
pemberian makan yang buruk, muntah, kekurangan energi (kelesuan),
dan keterlambatan perkembangan. Jika tidak diobati, sirup maple
penyakit kencing dapat menyebabkan kejang, koma, dan kematian.

c) Kelainan Metabolik Lemak


1) Kelebihan lemak (Obesitas)
Terjadi kalori didapat lebih dari kalori yg dimetabolisme
(hipometabolisme). Kalori yg dibutuhkan menurun, sehingga berat
badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan. Lemak
ditimbun pada jaringan subkutis, jaringan retroperitoneum,
peritoneum, omentum, pericardium, pankreas. Obesitas akan
memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung.
2) Hiperlipemia
Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat. Terdapat pada :
1) Diabetes melitus tidak diobati
2) Hipotiroidisme
3) Nefrosis lupoid
4) Penyakit hati
5) Sirhrosis biliaris
6) Xantomatosa
7) Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh darah dan itu
dinamakan dengan arteriosklerosis.
3) Defisiensi lemak terjadi pada :
1) Kelaparan (starvation)
28

2) Gangguan penyerapan (malabsorption) : penyakit celiac, sprue,


penyakit Whipple. Tubuh terpaksa mengambil kalori dari
simpanannya karena intake kurang. Yang mula-mula dimobilisasi
oleh karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk
akhirnya protein diambil dari jaringan. Pada penyakit Whipple
selain difisiensi lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan
vitamin.

d) Kelainan Metabolik Piruvat


Piruvat terbentuk dalam proses pengolahan karbohidrat, lemak
dan protein.Piruvat merupakan sumber energi untuk mitokondria
(komponen sel yang menghasilkan energi). Gangguan pada metabolisme
piruvat dapat menyebabkan terganggunya fungsi mitokondria sehingga
timbul sejumlah gejala :
a) Kerusakan otot
b) Keterbelakangan mental
c) Kejang
d) Penimbunan asam laktat yang menyebabkan asidosis (meningkatnya
asam dalam tubuh)
e) Kegagalan fungsi organ (jantung, paru-paru, ginjal atau hati).
Gejala tersebut dapat terjadi kapan saja, mulai dari awal masa
bayi sampai masa dewasa akhir. Olah raga, infeksi atau alkohol dapat
memperburuk gejala, sehingga terjadi asidosis laktat yang berat.
29

2.10 Cara Mencegah Penyakit Metabolisme


Pada dasarnya mencegah penyakit datang menyerang lebih baik
daripada mengobati tubuh kita yang sudah terjangkit penyakit. Dari
prosesnya sendiri memkan banyak waktu, teaga dan materi daripada
mencegahnya. Berikut cara bagaimana mencegah penyakit datang
a) Pola makan sehat
b) Berhenti merokok
c) Hindari Stres
d) Hindari Hipertensi
e) Hindari Obesitas
f) Olahraga secara teratur
g) Konsumsi antioksidan
h) Perbanyak tersenyum
30

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan :
1. Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme
secara keseluruhan dengan zat antara suatu sel atau organisme secara
keseluruhan dengan lingkungannya.
2. Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang
sangat terkoordinasi,melibatkan kerja sama berbagai system enzim yang
mengkatalis reaksi reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan
metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaksinya.
3. Metabolisme berperan mengubah zat zat makanan seperti glukosa,asam
amino dan asam lemak menjadi senyawa senyawa yang diperlukan seperti
: sumber energi (ATP).
4. Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian
senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa
digunakaan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua
fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan
menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang
dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat,
terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron
tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2
(Flavin adenin dinukleotida H2) (Guyton, 1997).
5. Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul
kompleks.
6. Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor
seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah
aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan
energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan
31

fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia


dikenal dengan kemosintesis.

3.2 Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas
dari yang namanya kritik dab kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya.
Ini semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki
kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penyusun siap
menerima kritik dan saran yanng diberikan.
1

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip dasar ilmu dasar gizi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Gibson, John. 2003. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat Edisi
2.Jakarta : EGC.
http://www.sridianti.com/kenapa-metabolisme-itu-penting.html (diakses
tanggal 18 September 2016)
https://sebijidarah.com/2016/02/20/pengertian-dan-proses-metabolisme/
(diaksen tanggal 18 September 2016)
http://grahapermana19.com/2012/11/fisiologi-metabolisme.html?m=1
(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.artikelsiana.com/2015/06 (diakses tanggal 18 September 2016)
http://arisanjaya07042008.blogspot.com/2012/07/kelainan-
metabolisme.html (diakses tanggal 18 September 2016)
http://asri92d3analis.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/makalah-kelainan-
metabolisme-karbohidrat-punya-asri.pdf(diakses tanggal 18 September 2016)
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/10/makalah-biokimia-
gangguan-metabolisme.html(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.doktercantik.com/arsip/makalah-kelainan-
metabolisme.html(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.scribd.com/doc/72509637/Makalah-Penyakit-Gangguan-
Metabolisme-Karbohidrat(diakses tanggal 18 September 2016)
https://atriyanto.wordpress.com/2013/07/23/makalah-kelainan-
metabolisme/(diakses tanggal 18 September 2016)
Niman, Susanti. 2013. Anatomi dan fisiologi system pencernaan.Jakarta :
Trans Info Media.
Pearce, evelyn. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai