Oleh :
Oleh :
2
3
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES METABOLISME
MAKALAH
Oleh
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala kesempatan dan
kekuatan yang diberikan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Proses Metabolisme.
Pada penyusunan makalah ini, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Esti Sugiyorini, APP,M.P.H selaku Direktur Akper Pemerintah
Kabupaten Ponorogo.
2. Lina Handayani M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan Akper Pemerintah Kabupaten Ponorogo sekaligus selaku
Pembimbing III dalam makalah ini.
3. Alpha Tidar, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing I
4. Tri Retno A., S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing II
5. Dian Sinta, M.Kep., selaku dosen pembimbing IV
6. Semua teman-teman yang telah turut serta memberikan bantuan baik
secara moral maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
membangun. Akhirnya Penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembacanya.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.................................................................................. i
SAMPUL DALAM................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................ 2
1.4 Manfaat.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4
2.1 Sejarah Metabolisme................................................................ 4
2.2 Pengertian Metabolisme.......................................................... 4
2.3 Laju Metabolisme.................................................................... 6
2.4 Jalur Metabolisme.................................................................... 7
2.5 Fungsi Metabolisme................................................................. 15
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Metabolisme............................................................................. 15
2.7 Proses Mtabolisme................................................................... 16
2.8 Macam-Macam Proses Metabolisme....................................... 18
2.9 Penyakit/Gangguan-Gangguan Metabolisme.......................... 21
2.10................................................................................................Cara
Mencegah Penyakit Metabolisme............................................ 28
BAB III PENUTUP............................................................................... 20
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 30
3.2 Saran........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang yang mengembangkan diabetes pada usia lanjut, atau dalam kasus
seseorang dengan gangguan makan yang menyebabkan kerusakan permanen
pada metabolisme melalui kelaparan konsisten.
Salah satu alasan paling umum untuk mengeksplorasi metabolisme
adalah karena seseorang sedang mencoba untuk membangun kekuatan untuk
atletik, atau untuk menurunkan berat badan. Memahami bagaimana
metabolisme bekerja sangat penting untuk kedua tugas tersebut, karena orang
dapat terlibat dalam kegiatan yang akan mendukung metabolisme untuk
menyelesaikan tugas yang diinginkan, atau mereka dapat merusak proses
metabolisme mereka, sehingga sulit metabolisme.
Semua orang bergerak sedikit berbeda, yang merupakan salah satu
alasan mengapa bisa ada banyak keanekaragaman fisik antara orang-orang
yang memiliki kebiasaan makanan dan olahraga yang sama. Menemukan
tingkat metabolisme sendiri dapat berharga untuk menjaga kesehatan secara
umum, dengan salah satu dapat membuat penyesuaian gaya hidup untuk
memenuhi spesifik tubuh.
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambahan
pengetahuan dan pemahaman atau wacana tentang Proses
Metabolisme.
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi institusi kesehatan
Menambah wacana dan informasi kepada petugas kesehatan
mengenai proses metabolisme.
2. Bagi masyarakat
Menambah wacana dan informasi mengenai proses metabolisme.
3. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan teori yang di dapat selama perkuliahan
pada keadaan yang sebenarnya, menambah pengetahuan, dan
pemahaman tentang proses metabolisme.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
dieksresi. Ada kurang lebih seribu macam reaksi kimia yang terjadi dalam
suatu sel tubuh.
Energi diperoleh dari zat-zat gizi macro penghasil energi :
karbohidrat, lemak dan protein. Agar dapat digunakan oleh jaringan tubuh,
sebagian zat-zat gizi sumber energi ini terlebih dahulu harus dipecah melalui
proses pencernaan menjadi molekul-molekul menjadi lebih kecil, seperti
monosakarida, asam lemak bebas dan asam amino. Molekul-molekul kecil ini
kemudian diangkut melalui darah ke jaringan-jaringan tubuh untuk segera
digunakan, atau disimpan sebagai glikogen, protein, triserida.Simpanan ini
memungkinkan jaringan tubuh memperoleh energi, walaupun suplay melalui
saluran cerna terbatas (misalnya pada waktu puasa).Di samping itu alkhokol
juga digunakan tubuh sebagai sumber energi.Dalam metabolism energi,
karbohidrat, lemak, protein dan alkhohol saling berinteraksi.Sebagian besar
vitamin dalam metabolisme berfungsi sebagai koenzim, sedangkan sebagian
besar mineral sebagai kofaktor.Koenzim dan kofaktor membantu fungsi
enzim.Metabolisme energi dikontrol oleh hormone-hormon terutama
glukagon, insulin dan teroid (Sunita Almatsier, 2002).
2.3.1 Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim.
Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa
ATP yang biasa digunakaan organisme untuk beraktivitas.
9
a) Respirasi sel
b) Glikolisis
10
c) Transpor Electron
11
d) Fosforilasi Oksidatif
e) Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah
proses Perubahan Piruvatmenjadi Asetilkoezim A. Proses ini
berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar
mitocondria sebagai fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus
Krebs ) sehingga DO sering dimasukkan langsung dalam Siklus
krebs. Reaksi oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil
koenzim-A, merupakan tahap reaksi penghubung yang penting
antara glikolisis dengan jalur metabolisme lingkar asam
trikarboksilat (daur Krebs). Reaksi yang diaktalisis oleh kompleks
piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga
macam enzim (piruvat dehidrogenase, dihidrolipoil transasetilase,
dan dihidrolipoil dehidrogenase), lima macam koenzim
(tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin
dinukleotida, dan nikotinamid adenine dinukleotida) dan
berlangsung dalam lima tahap reaksi. Keseluruhan reaksi
dekarboksilasi ini irreversibel, dengan G 0 = - 80 kkal per mol.
Reaksi ini merupakan jalan masuk utama karbohidrat kedalam
daur Krebs. Tahap reaksi pertama dikatalis oleh piruvat
dehidrogenase yang menggunakan tiamin pirofosfat sebagai
koenzimnya.Dekarboksilasi piruvat menghasilkan senyawa -
hidroksietil yang terkait pada gugus cincin tiazol dari tiamin
pirofosfat (Pickering, 2000).
Pada tahap reaksi kedua -hidroksietil didehidrogenase
menjadi asetil yang kemudian dipindahkan dari tiamin pirofosfat
12
f) Siklus Krebs
g) Fermentasi
13
2.3.2 Anabolisme
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun
beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau
molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi
yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun
energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat
senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada
senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama,
produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida.
Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan
prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein,
polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
14
(Guyton,1997).
1. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau
pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki
spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya
tampak, dari ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak
digunakan dalam fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan
karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk
mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur
volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan. Untuk
membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya
matahari, dapat dilakukan percobaan Ingenhousz (Campbell,
2000).
2. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C
menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam
bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi
C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi
kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri
besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari
hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+
(ferri). Bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh
15
c) Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin juga merupakan faktor yang
mempengaruhi proses metabolisme. Seorang pria biasanya memiliki postur
tubuh yang lebih besar dari wanita, sehingga pada umumnya mereka
memiliki proses metabolisme yang lebih cepat. BEE laki-laki lebih besar
dari wanita.
d) Iklim
Iklim di sekitar kita mempengaruhi kecepatan metabolisme. Jika
iklim di sekitar kita terlalu dingin, sel-sel kita akan lebih banyak
membakar energy daripada biasanya. Pembakaran ini tujuannya untuk
menghasilkan panas untuk menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Ketika
peningkatan suhu tersebut sudah cukup, proses metabolisme umumnya
bertambah cepat.
sebagai lemak tubuh, atau membakar kalori dalam sel lemak baik ( Brown
Adipose Tissue / B.A.T ).
Salah satu contoh proses metabolisme zat gizi di dalam tubuh ialah
proses metabolisme karbohidrat. Karbohidrat disimpan di dalam tubuh dalam
dua bentuk, yaitu tersimpan dalam otot dan hati berupa glikogen dan
tersimpan dalam darah berupa glukosa. Untuk menjadi dua bentukan seperti
itu, karbohidrat melalui serangkaian proses metabolisme dalam tubuh.
Secara umum ini proses perjalanan yang menunjukkan alur
metabolisme karbohidrat sampai menghasilkan energi untuk aktivitas tubuh.
Proses di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Apabila Anda mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, maka karbohidrat akan masuk dalam sistem pencernaan dan
akhirnya sampai pada usus halus sehingga terjadi penyerapan karbohidrat.
Selanjutnya, karbohidrat masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk
glukosa (B).
Kemudian melalui vena porta glukosa dibawa ke hati dan diubah
menjadi glikogen (C). Pembentukan glikogen ini terbatas, sehingga kelebihan
glukosa akan diubah menjadi asam lemak yang akan disimpan di dalam
jaringan lemak (D).
Dari peristiwa ini dapat dijelaskan, penyebab seseorang yang
kelebihan karbohidrat menjadi gemuk. Glukosa dapat diubah menjadi
glikogen dengan bantuan hormon insulin. Pada kasus seseorang kekurangan
hormon insulin, maka proses pembentukan glikogen menjadi glukosa
terhambat, akibatnya kadar glukosa dalam darah meningkat dan inilah yang
mengakibatkan seseorang menderita penyakit diabetes melitus.
Glikogen juga dapat diubah menjadi glukosa apabila dibutuhkan
dengan adanya hormon adrenalin. Melalui proses glikolisis dan rangkaian
proses kimiawi, maka glukosa dan glikogen akan diubah menjadi asam
piruvat (E).
Kemudian melalui proses siklis masuk siklus krebs menghasilkan
karbon dioksida dan air kemudian melepaskan energi berupa ATP. Proses ini
berlangsung dengan dibantu enzim sitokrom (F).
18
Asam piruvat tidak semuanya masuk dalam siklus krebs, sebagian lagi
diubah menjadi asam laktat yang disimpan di dalam jaringan otot. Inilah yang
menyebabkan pegal dan lelah pada otot kita (G).
Dari jaringan otot, asam laktat ini akan diangkut oleh darah menuju
hati dan diubah menjadi asam piruvat, kemudian diubah kedalam bentuk
glikogen kembali (H).
dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecah akan dicerna oleh
amilase yang berfungsi sama dengan a-amilase pada air liur yaitu sebagai
pemecah pati menajdi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya.
Namun, pati umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan
polimer glukosa kecil sebelum melewati lambung. Hasil akhir proses
pencernaan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan
monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa kemudian diabsorpsi melalui
dinding usus dibawah ke hati oleh darah.
2) Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen ) adalah
sekumpulan penyakit keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1
atau beberapa enzim yang diperlukan untuk mengubah gula menjadi
glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukosa (untuk digunakan
sebagai energi).
Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah glikogen yang
abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di
hati.Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau
hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk
menghasilkan glukosa yang diperlukan oleh tubuh.Usia ketika
timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung kepada
enzim apa yang tidak ditemukan.
3) Intoleransi Fruktosa Herediter
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit
keturunan dimana tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena
tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose
1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa)
tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan
menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber
energi.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan
diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam
gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan :
a) hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat
dingin
b) tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
c) linglung
d) mual
e) muntah
f) nyeri perut
g) kejang (kadang-kadang)
h) koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi
kerusakan ginjal dan hati serta kemunduran mental.
23
4) Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya,
dimana fruktosa dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan
oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000
penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan
gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih
dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus .
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
5) Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang
ditandai dengan ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih
karena tubuh tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengolah
xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya ditemukan pada orang
Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan, tetapi
adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan
diagnosis dengan diabetes mellitus.
Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.
a) Diabetes Mellitus (Hiperglykemia)
Gejala klinis penyakit :
1) Hiperglikemia
2) Glikosuria
3) Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan
lemak
4) Dapat berakhir dengan kematian
5) Insiden terbanyak pada usia 50 60 thn
6) Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
Etiologi:
a) Berhubungan dengan kelainan hormonal
b) Insulin
c) Growth hormon
d) Hormon steroid
e) Keadaan diabetes timbul akibat ketidakseimbangan dalam
interaksi pankreas, hipofisis dan adreanalin.
6) Pankreas
24
8) Kelenjar Adrenal
Glukoneogenesis yaitu perubahan bentuk protein menjadi
karbohidrat. Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh
kortex adrenal.
Bila berlangsung terus menerus maka akan menekan sel beta
pankreas sehingga menimbulkan difesiensi insulin permanen.
Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan :
1. Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme
secara keseluruhan dengan zat antara suatu sel atau organisme secara
keseluruhan dengan lingkungannya.
2. Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan aktivitas yang
sangat terkoordinasi,melibatkan kerja sama berbagai system enzim yang
mengkatalis reaksi reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan
metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaksinya.
3. Metabolisme berperan mengubah zat zat makanan seperti glukosa,asam
amino dan asam lemak menjadi senyawa senyawa yang diperlukan seperti
: sumber energi (ATP).
4. Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian
senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa
digunakaan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua
fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan
menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang
dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat,
terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron
tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2
(Flavin adenin dinukleotida H2) (Guyton, 1997).
5. Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa
senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul
kompleks.
6. Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor
seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah
aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan
energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi
molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.
Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan
31
3.2 Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas
dari yang namanya kritik dab kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya.
Ini semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki
kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam
pembuatan makalah yang selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penyusun siap
menerima kritik dan saran yanng diberikan.
1
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip dasar ilmu dasar gizi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Gibson, John. 2003. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat Edisi
2.Jakarta : EGC.
http://www.sridianti.com/kenapa-metabolisme-itu-penting.html (diakses
tanggal 18 September 2016)
https://sebijidarah.com/2016/02/20/pengertian-dan-proses-metabolisme/
(diaksen tanggal 18 September 2016)
http://grahapermana19.com/2012/11/fisiologi-metabolisme.html?m=1
(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.artikelsiana.com/2015/06 (diakses tanggal 18 September 2016)
http://arisanjaya07042008.blogspot.com/2012/07/kelainan-
metabolisme.html (diakses tanggal 18 September 2016)
http://asri92d3analis.mhs.unimus.ac.id/files/2012/06/makalah-kelainan-
metabolisme-karbohidrat-punya-asri.pdf(diakses tanggal 18 September 2016)
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/10/makalah-biokimia-
gangguan-metabolisme.html(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.doktercantik.com/arsip/makalah-kelainan-
metabolisme.html(diakses tanggal 18 September 2016)
http://www.scribd.com/doc/72509637/Makalah-Penyakit-Gangguan-
Metabolisme-Karbohidrat(diakses tanggal 18 September 2016)
https://atriyanto.wordpress.com/2013/07/23/makalah-kelainan-
metabolisme/(diakses tanggal 18 September 2016)
Niman, Susanti. 2013. Anatomi dan fisiologi system pencernaan.Jakarta :
Trans Info Media.
Pearce, evelyn. 2002. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.