Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

METABOLISME LEMAK DALAM TUBUH

DAN PEMERIKSAAN LIPID DALAM DARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pembimbing :

Dr. Anita Joeliantina, S.Kep.Ns, M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8 REGULER B TINGKAT 1

Amar Bhakti M. S.(02/P27820123046) Marlisha B.P. (23/ P27820123067)


Andika Lisma F.N. (05/ P27820123049) Muhammad Rizky P. (26/ P27820123070)
Anindya R.P.C. (08/ P27820123052) Navy Arselina Fitri (29/ P27820123073)
Devina Putri E. (11/ P27820123055) Olivia Eka Febrianti (32/ P27820123076)
Diah Fitria N. (14/ P27820123058) Sayyidah Salsabila (35/ P27820123079)
Fahimatus S.Z.A (17/ P27820123061) Sherylia Nisa R. (38/ P27820123082)
Helma Dhiya S. (20/ P27820123064) Virda Amelia (41/ P27820123085)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya kami tidak akan bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik. Tak lupa rasa
syukur juga kami panjatkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafaatnya di hari akhir.

Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan tujuan


menyelesaikan tugas praktikum mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar yang diampu oleh Ibu
dosen Dr. Anita Joeliantina, S.Kep.Ns, M.Kes. Makalah dengan judul “Metabolisme
Lemak dalam Tubuh dan Pemeriksaan Lipid dalam Darah” telah kami selesaikan dengan
baik.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna, minimnya pengetahuan yang kami miliki membuat kami kesulitan dalam
mengerjakan. Tetapi dengan bantuan dan kerja sama yang baik antar anggota tim maka
kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan dapat menyelesaikannya tepat
pada waktunya. Karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman –
teman sangat kami harapkan. Sekian terima kasih, semoga makalah ini dapat menjelaskan
dan memaparkan masalah yang kami ulas dengan baik dan tidak menimbulkan pengertian
yang berbeda.

Surabaya, 3 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................................................................3

BAB I ................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................5

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................5

BAB II ...............................................................................................................................6

PEMBAHASAN ...............................................................................................................6

2.1 Pengertian Metabolisme Lemak ......................................................................6

2.2 Proses Pencernaan Lemak ...............................................................................9

2.3 Transportasi Lemak dalam Darah ................................................................ 11

2.4 Penyimpanan dan Penggunaan Lemak ........................................................13

2.5 Pemeriksaan Lipid dalam Darah ..................................................................15

2.6 Gangguan dalam Metabolisme Lemak .........................................................18

2.7 Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Metabolisme Lemak ...................19

BAB III ...........................................................................................................................22

PENUTUP ......................................................................................................................22

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................22

3.2 Saran ................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................23


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menunjang metabolisme makhluk hidup di Bumi, penting untuk


memperoleh banyak hal untuk mempertahankan dan memperbanyak kehidupan
semaksimal mungkin – salah satu ciri makhluk hidup. Salah satunya adalah zat
atau molekul yang berperan langsung dalam proses metabolisme. Ada banyak zat
yang bisa didapat baik di dalam maupun di luar tubuh manusia – lemak. Lemak
merupakan nutrisi penting bagi tubuh manusia. Lemak berfungsi sebagai sumber
energi tubuh.
Nomenklatur lain yang penting bagi bayi dan anak, dimana lemak
menghasilkan kalori dalam bentuk energi dan berfungsi dalam keseimbangan
cairan tubuh, tekanan osmotik, keseimbangan asam basa dan fungsi
elektrofisiologi otot dan sistem saraf. Lemak digunakan sebagai ciri rasa dan
tekstur makanan. Penggunaannya yang luas dalam industri makanan telah
menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen mengenai nilai gizi makanan
olahan mereka.
Konsumen kini lebih memperhatikan makanan yang rendah lemak, gula
dan garam, tinggi karbohidrat kompleks dan serat. Lemak merupakan salah satu
bagian terpenting dalam organisasi seluler tubuh dan berperan penting dalam
metabolisme kehidupan seseorang sehari-hari. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui apa saja fungsi lemak, metabolismenya dan penyakit atau kelainan
yang ditimbulkannya. Mengetahui semua ini, kita bisa memperdalam
pengetahuan kita tentang lemak.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme lemak?


2. Bagaimana proses pencernaan lemak?
3. Bagaimana transportasi lemak dalam darah?
4. Bagaimana penyimpanan dan penggunaan lemak?
5. Bagaimana pemeriksaan lipid dalam darah?
6. Apa saja gangguan metabolisme lemak?
7. Bagaimana pencegahan dan pengobatan gangguan metabolisme lemak?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian metabolisme lemak.


2. Untuk mengetahui proses pencernaan lemak.
3. Untuk mengetahui transportasi lemak dalam darah.
4. Untuk mengetahui penyimpanan dan penanganan lemak.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan lipid dalam darah.
6. Unutk mengetahui gangguan metabolisme lemak.
7. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan gangguan metabolisme
lemak.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis, dapat menambah pemahaman mengenai metabolisme lemak


dalam tubuh dan pemeriksaan lipid dalam darah secara mendalam dan detail.
2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait
metabolisme lemak dalam tubuh dan pemeriksaan lipid daam darah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Lemak

Metabolisme lipid disebut juga metabolisme lemak adalah proses


pencernaan, penyerapan, pengangkutan, penggunaan dan ekskresi lipid dalam
tubuh organisme hidup. Lipid yang kita terima sebagai sumber energi utama
adalah lipid netral yaitu trigliserida (ester antara gliserol dan asam 3-lemak).
Ringkasnya, hasil pemecahan lipid adalah asam lemak dan gliserol, ditambah
monogliserida. Karena gliserol larut dalam air, ia masuk ke hati melalui sirkulasi
portal (vena porta). Asam lemak rantai pendek juga bisa melalui jalur ini. Jika
sumber energi karbohidrat mencukupi, asam lemak diesterifikasi, yaitu. mereka
membentuk ester dengan gliserol untuk membentuk trigliserida untuk pasokan
energi jangka panjang. Jika sumber energi karbohidrat tidak tersedia setiap saat,
asam lemak akan teroksidasi, dan asam lemak makanan akan menghancurkan
cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini disebut lipolisis.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida, karena tidak larut dalam air,
diangkut melalui misclus (dalam bentuk besar yang disebut emulsi) dan
dilepaskan di epitel usus (enterosit). Di dalam sel tersebut, asam lemak dan
monogliserida segera diubah menjadi trigliserida (lipid) dan terakumulasi dalam
bentuk vesikel yang disebut kilomikron. Selanjutnya, kilomikron diangkut
melalui pembuluh limfatik dan dikosongkan ke vena cava, tempat mereka
bergabung dengan aliran darah. Kilomikron ini kemudian diangkut ke hati dan
jaringan adiposa.
Di sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol. Nantinya, asam lemak dan gliserol diubah menjadi
penyimpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida disebut esterifikasi.
Kapan pun kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol, yang diangkut ke dalam sel untuk dioksidasi menjadi energi.
Proses pemecahan lemak jaringan ini disebut lipolisis. Albumin mengangkut asam
lemak ini ke jaringan yang membutuhkannya, dan disebut asam lemak bebas.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein. asetil KOA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus
asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah
mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan
selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida
disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi
kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid.
Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan
badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini
dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian.
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:
1. Sebagai penyusun struktur membran sel dalam hal ini lipid berperan sebagai
barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.
2. Sebagai cadangan energi lipid disimpan sebagai jaringan adipose. Contoh
trigliserida atau triasilgliserol.
3. Sebagai penghasil energi, contoh asam lemak (asam palmitat).
4. Sebagai pelindung lipida disekitar ginjal.
5. Sebagai alat transport dalam darah, contoh lipoprotein Sebagai insulator,
dalam susunan saraf (sebagai insulator listrik).
6. Sebagai insulator panas lipida dibawah kulit.
7. Sebagai hormon dan vitamin.
8. Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu
regulasi proses-proses biologis.
2.2 Proses Pencernaan Lemak

Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H dan O.


Lemak menghasilkan energi sebesar 9 kalori per gram, melarutkan vitamin A, D,
E dan K serta menghasilkan asam lemak penting bagi tubuh manusia. Lemak
dalam tubuh mengalami metabolisme. Lemak dihidrolisis menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim lipase. Proses ini terjadi di saluran pencernaan. Sebelum
diserap di usus, asam lemak bereaksi dengan garam empedu membentuk senyawa
seperti sabun.
Pada proses selanjutnya, senyawa tersebut diserap di usus dan dipecah
menjadi asam lemak dan garam empedu. Asam lemak kemudian bereaksi dengan
gliserol membentuk lemak. Kemudian dibawa oleh limfatik usus ke sistem
limfatik toraks kiri dan kemudian ke vena klavikula inferior kiri. Lemak dikirim
dari tempat penyimpanannya ke hati sebagai lesitin, yang dihidrolisis menjadi
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, gliserol diubah menjadi gula otot atau
glikogen. Asam lemak diubah menjadi asetil koenzim. Gangguan metabolisme
berupa penimbunan senyawa aseton yang dapat menyebabkan gangguan
pernafasan. Kesulitan bernapas disebabkan oleh peningkatan keasaman dan
akumulasi karbon dioksida. Penyakit ini disebut asidosis.
Berdasarkan E-Modul Bahan Ajar IPA, proses pencernaan lemak dapat
digambarkan dengan beberapa tahapan berikut:

1. Makanan besar dihancurkan;


2. Gumpalan dihancurkan oleh garam empedu;
3. Kemudian akan membentuk molekul lemak yang diuraikan oleh lipase;
4. Selanjutnya molekul asam lemak diabsorpsi oleh jonjot usus;
5. Molekul gliserol pada gilirannya akan diubah menjadi senyawa yang
diperlukan oleh jaringan;
6. Setelah itu, dibawa darah ke jaringan atau organ (dihidrolis lagi). Dalam tahap
ini, sisanya akan diekskresikan melalui ginjal (H2O) dan paru-paru (CO2);
7. Tahap selanjutnya dari kandungan lemak yang dibawa darah ke jaringan/
organ adalah sebagian besar disimpan dalam jaringan adiposa.
2.3 Transportasi Lemak dalam Darah

1. Peran Lipoprotein dalam Transportasi Lemak


Lemak/lipid yang diserap dari makanan dan lemak yang disintesis oleh
hati dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk
digunakan dalam metabolisme dan disimpan sebagai cadangan. Lipid bersifat
non polar dan tidak larut dalam air, maka timbullah masalah bagaimana
mengangkut lipid dalam lingkungan aqueous, yaitu dalam plasma darah.11
Di dalam plasma sendiri ditemukan 4 (empat) macam lipid yaitu:
triasilgliserol (45% dari total lipid), fosfolipid (35%), kolesterol dan
kolesterol ester (15%) serta asam lemak bebas (kurang dari 5%).
Masalah pengangkutan lipid dalam plasma darah yang bersifat aqueous
tersebut dapat terselesaikan dengan adanya pengangkut yang larut dalam air
yaitu lipoprotein. Struktur umum partikel lipoprotein terdiri dari inti
hidrofobik yang tersusun dari triasilgliserol dan kolesterol ester. Inti ini
dikelilingi selapis permukaan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol)
dengan posisi gugus polarnya terletak di luar menghadap medium aqueous.
Lipid yang diangkut terdapat dalam inti non polar. Sejumlah protein yang
disebut apolipoprotein atau apoprotein, terikat pada permukaan atau
terintegrasi dalam partikel lipoprotein.
Lipoprotein dapat dipisahkan menurut sifat elektroforetiknya ke dalam
alfa lipoprotein, beta lipoprotein dan pre-beta lipoprotein. Lipoprotein juga
dapat dibedakan berdasarkan densitasnya menggunakan metode ultra
sentrifuga si dan menurut komposisi apolipoproteinnya.
Lima famili lipoprotein dasar meliputi:
1. Lp A: terdiri dari apolipoprotein AI dan All
2. Lp B : terdiri dari beta apolipoprotein
3. Lp C : terdiri dari apolipoprotein CI, CII dan CIII
4. Lp D : hanya terdiri dari apolipoprotein tipe D
2. Jenis – Jenis Lipoprotein
Ada beberapa jenis-jenis lipoprotein. Lipoprotein merupakan ikatan dari
beberapa kolesterol. Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga
diperlukan suatu alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein
yang merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk
kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk suatu ikatan yang disebut
lipoprotein.
Lipoprotein ini dibagi menjadi 4 jenis:
1. Kilomikron: Komponen utamanya adalah trigliserida (85–90 %) dan
kolesterolnya hanya 6%. Fungsinya Mentransfer lemak dari usus dan
tidak berpengaruh dalam proses arteriosklirosis.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) = Pre Beta Lipoprotein, terdiri
dari protein (8 – 10%) dan kolesterol ( 19% ) dibentuk di hati dan
sebagian diusus. Fungsinya mengangkut triasil – gliserol.
3. LDL (Low Density Lipoprotein) = Beta Lipoprotein Komponen terdiri
dari protein 20% dan kolestrol 45%. Fungsinya mentransfer kolesterol
dalam darah ke jaringan perifer dan memegang peranan mentrasfer
fosfolipid membran sel, dibutuhkan untuk pembentukan hati dari sisa-
sisa VLDL, diambil oleh sel sasaran melalui endositosis yang
diperantarai reseptor.
4. HDL (High Density Lipoprotein) = Alpha Lipoprotein. Disebut juga
Alpha-1-Lipoprotein dibentuk oleh sel hati dan usus. Fungsinya
Mentranspot kolesterol dari perifer ke hati dimana zat tersebut
dimetabolisasi dan diekskresi. (E.N Kosasih dan A.S Kosasih, 2008).
2.4 Penyimpanan dan Penggunaan Lemak

Tubuh memiliki jaringan yang disebut jaringan adiposa. Jaringan ini


merupakan jaringan yang menerima lemak yang masuk ke dalam tubuh.
Banyaknya sel lemak tergantung dari banyaknya lemak yang masuk, semakin
banyak lemak yang masuk maka semakin banyak sel lemak yang terbentuk yang
beradaptasi dengan lemak tersebut. Jika lemak ini tidak digunakan sebagai
penyimpan energi, lemak tersebut akan menumpuk dan menyebabkan
penambahan berat badan. Sebaliknya, jika ingin menjaga pola makan dan
berolahraga secara teratur, lemak akan terpakai, bukan disimpan di sel lemak.
Lemak tidak hanya didapat dari berbagai makanan berlemak. Makanan yang
mengandung karbohidrat bisa berubah menjadi lemak di dalam tubuh jika
jumlahnya terlalu banyak.
Sel adiposa (lemak) dikhususkan untuk penyimpanan energi dalam bentuk
trigliserida, namun penelitian dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan
bahwa sel lemak juga memainkan peran penting dalam merasakan dan
menanggapi perubahan keseimbangan energi sistemik. Sel lemak putih
mengeluarkan molekul penting mirip hormon seperti leptin, adiponektin, dan
adipsin untuk mempengaruhi proses seperti asupan makanan, sensitivitas insulin,
dan sekresi insulin.
Sebaliknya, lemak coklat menghilangkan energi kimia dalam bentuk panas,
sehingga melindungi dari hipotermia, obesitas, dan diabetes. Diketahui bahwa ada
dua jenis sel lemak termogenik yang disebut sel lemak coklat dan krem. Selain
sifat adiposit yang khas ini, adiposit juga terdapat dalam jaringan adiposa, di
mana mereka berinteraksi secara dinamis dengan imunitas seluler dan sangat
dipengaruhi oleh persarafan dan sirkulasi.
Jaringan adiposa menyebar ke berbagai bagian tubuh, seperti jaringan kulit,
sela otot, sekitar ginjal dan hati, belakang bola mata, serta sekitar perut dan dada.
Namun pada dasarnya, distribusi jaringan adiposa bergantung pada jenis kelamin.
Pada pria, jaringan adiposa lebih banyak menumpuk di perut dan pinggang,
sedangkan pada perempuan menumpuk di pinggul dan pinggang. Distribusi ini
juga bergantung pada gen dan faktor lain seperti konsumsi alkohol, merokok,
dan pola makan.
Penggunaan lemak adalah sumber energi yang efisien. Ketika nutrisi ini
dipecah, mereka dipecah menjadi asam lemak, yang kemudian digunakan tubuh
sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Satu gram lemak mengandung
lebih banyak energi dibandingkan satu gram karbohidrat atau protein.
2.5 Pemeriksaan Lipid dalam Darah

Pemeriksaan lipid dalam darah umunya dilakukan dengan pemeriksaan kolesterol


atau pemeriksaan profil lipid yang merupakan prosedur pemeriksaan untuk
mengetahui kadar lemak di dalam darah. Prosedur pemeriksaan ini biasanya
mencakup perhitungan empat jenis lemak di dalam tubuh, yaitu kolesterol total,
Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL), dan
trigliserida.
a. Tujuan pemeriksaan lipid dalam darah
Tujuan utama dilakukannya tes kolesterol adalah untuk menilai dan
memantau risiko penumpukan plak di dalam pembuluh darah arteri yang
dapat memicu berbagai penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung,
penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke. Karena itu, pemeriksaan
ini direkomendasikan bagi seseorang yang memiliki kondisi berikut ini:
▪ Memiliki keluarga dengan riwayat kolesterol tinggi atau pernah
mengalami serangan jantung.
▪ Berat badan berlebih (obesitas).
▪ Menjalani gaya hidup tidak sehat, seperti sering mengonsumsi
makanan berlemak tinggi, merokok, mengonsumsi alkohol, dan
jarang berolahraga.
▪ Memiliki riwayat penyakit diabetes dan hipertensi.
▪ Pria dengan usia lebih dari 45 tahun dan wanita dengan usia di atas 55
tahun.
b. Pentingnya pemeriksaan lipid
Cek kolesterol merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan
mengambil sampel darah untuk memeriksa kadar lemak, yaitu kolesterol
total, LDL, HDL, dan trigliserida di dalam tubuh. Karena itu, pemeriksaan
ini juga sering dikenal dengan istilah pemeriksaan profil lipid.
Tes kolesterol adalah salah satu metode skrining kesehatan yang penting
dilakukan untuk memantau serta mewaspadai risiko penumpukan plak
lemak pada pembuluh darah arteri yang menjadi penyebab dari berbagai
penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi hingga stroke.
Pasalnya, dua penyakit tersebut termasuk ke dalam daftar penyakit
penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
c. Prosedur pemeriksaan lipid
Adapun prosedur dan langkah-langkah pemeriksaan kolesterol yang
umum dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Persiapan
Sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol, pasien diwajibkan
untuk berpuasa selama 12 jam sebelum pengambilan sampel darah.
Selain itu, terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan
sebelum menjalani tes kolesterol, di antaranya:
1. Tidak mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang dapat
memengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak
tinggi.
3. Tidak mengonsumsi alkohol.
4. Menghindari aktivitas fisik dan olahraga secara berlebihan.

b. Prosedur Pelaksanaan
Setelah melakukan persiapan, prosedur pemeriksaan kolesterol
dapat dilanjutkan dengan mengambil sampel darah yang akan
dilakukan oleh tenaga medis melalui langkah-langkah di bawah
ini.
1. Mengikat lengan bagian atas menggunakan pengikat elastis
untuk memperlambat aliran darah. Hal ini untuk
mempermudah petugas kesehatan dalam mengidentifikasi
pembuluh darah vena.
2. Membersihkan permukaan kulit yang akan disuntik dengan
menggunakan alkohol atau larutan antiseptik.
3. Menyuntikkan jarum ke pembuluh darah vena untuk
mengambil sampel darah.
4. Setelah sampel darah dirasa cukup, petugas medis akan
menarik jarum suntik dan melepaskan ikatan pada lengan
bagian atas.
5. Menekan bagian yang disuntik dengan kapas atau kain kasa
untuk menghentikan perdarahan.
2.6 Gangguan dalam Metabolisme Lemak

Gangguan metabolisme lemak dapat menghasilkan berbagai kasus yang


melibatkan ketidaknormalan dalam pengolahan atau penggunaan lemak oleh
tubuh. Beberapa kasus umum gangguan metabolisme lemak termasuk: (Gangguan
Metabolisme Lipid, n.d.)
1. Hiperlipidemia: Ini adalah kondisi ketika tingkat lipid (lemak) dalam darah,
seperti kolesterol dan trigliserida, berada di atas batas normal. Hiperlipidemia
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Hiperkolesterolemia familial: Merupakan gangguan genetik yang
menyebabkan tingkat kolesterol tinggi sejak usia muda, meningkatkan risiko
aterosklerosis dan penyakit jantung.
3. Hipertrigliseridemia: Ini adalah kondisi dengan tingkat trigliserida yang
tinggi dalam darah. Tingkat yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung dan pankreatitis.
4. Sindrom metabolisme: Ini adalah kelompok faktor risiko yang meningkatkan
risiko penyakit jantung, termasuk obesitas, resistensi insulin, hiperlipidemia,
dan tekanan darah tinggi.
5. Defisiensi enzim dalam beta-oksidasi asam lemak: Ini adalah gangguan
genetik yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengurai asam lemak,
yang dapat menyebabkan hipoglikemia, gagal hati, dan masalah lainnya.
6. Penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD): Ini adalah gangguan di
mana lemak menumpuk dalam sel-sel hati tanpa konsumsi alkohol
berlebihan. Ini bisa berkembang menjadi penyakit hati berlemak non-
alkoholik (NASH) yang lebih serius.
7. Lipodistrofi: Ini adalah kelompok gangguan genetik yang memengaruhi
distribusi lemak dalam tubuh, menyebabkan akumulasi lemak yang tidak
normal atau kekurangan lemak di berbagai bagian tubuh.
8. Situs inversus totalis: Ini adalah kondisi langka di mana organ dalam dalam
tubuh, seperti jantung dan paru-paru, terbalik dalam posisi yang berlawanan
dari yang normal.
2.7 Pencegahan dan Pengobatan Gangguan Metabolisme Lemak

1. Penanganan
Gangguan Metabolisme Lemak perlu dideteksi melalui pemeriksaan ke
dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk menilai
kadar lemak darah. Beberapa cara berikut ini dapat dilakukan untuk
mengurangi kadar lemak darah :
a. Mengonsumsi obat
Obat-obatan diberikan jika kadar satu atau lebih kolesterol sudah
mencapai tingkat yang parah, yaitu:
• Kadar kolesterol LDL lebih dari 190 mg/dL
• Kadar kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL pada pria atau 50 mg/dL
pada wanita
• Kadar trigliserida lebih dari 200 mg/dL
Dokter juga bisa saja memberikan obat meski kadar kolesterol darah
pasien belum di tingkat yang parah, seperti :
• Obat atau suplemen pengganti enzim, untuk membantu proses
metabolisme.
• Obat untuk menghilangkan zat beracun yang mengendap dalam tubuh
akibat gangguan metabolisme.
Biasanya ini dilakukan karena pasien menderita kondisi tertentu, seperti
diabetes atau penyakit jantung. Namun secara umum, kadar kolesterol
darah yang belum terlalu tinggi dapat ditangani dengan menjalani gaya
hidup sehat.
b. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan kerap dipilih sebagai langkah untuk
menurunkan kadar kolesterol LDL. Ketika menjalani diet, pasien harus
membatasi asupan makanan yang mengandung banyak lemak jenuh,
seperti keju, mentega, gorengan, dan daging berlemak. Membatasi
asupan kolesterol bukan berarti pantang lemak sama sekali karena
kolesterol atau lemak juga sangat diperlukan tubuh sebagai sumber
hormon, vitamin D, pembawa vitamin - vitamin yang larut lemak, dan
sebagainya.
Beberapa jenis makanan, seperti alpukat, gandum utuh, bawang, buah
dan sayur yang kaya serat, serta makanan yang mengandung omega-3,
dapat menjadi asupan yang baik untuk membantu mengurangi kadar
kolesterol LDL.
c. Rutin berolahraga
Rutin berolahraga dapat mengembalikan kadar kolesterol darah ke
tingkat normal. Olahraga rutin selama 20–30 menit, yang dilakukan 5
kali dalam seminggu, dapat menurunkan kadar trigliserida dan
kolesterol jahat, serta meningkatkan kolesterol baik. Olahraga yang
bisa dipilih antara lain adalah jogging, renang, atau bersepeda.
d. Tidak merokok
Berhenti merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol baik atau
HDL hingga 5–10%. Selain berhenti merokok, membatasi asupan
alkohol juga dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam
darah.
Beberapa kasus gangguan metabolik, baik pada anak-anak maupun orang
dewasa, memerlukan perawatan intensif. Jika organ tubuh pasien telah
mengalami kerusakan serius, dokter dapat menyarankan tindakan
transplantasi organ.
Karena sebagian besar gangguan metabolik merupakan kelainan bawaan,
maka pengobatan yang diberikan belum bisa menyembuhkan penyakit ini,
melainkan hanya untuk mengontrol penyakit dan menekan gejala.
2. Pencegahan
Penyakit metabolisme lemak sulit diprediksi karena seringkali disebabkan
oleh faktor keturunan. Berbicara dengan dokter kandungan dan ahli genetika
sebelum merencanakan kehamilan adalah tindakan pencegahan terbaik yang
dapat dlakukan jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit metabolik.
Melalui diskusi, dokter dapat mengetahui seberapa besar kemungkinan
memiliki anak dengan penyakit yang sama dan bagaimana mencegah atau
meminimalkan risiko tersebut. Gunakan pola makan yang seimbang.
Tindakan pencegahan termasuk misalnya.
• Pertahankan berat badan ideal dalam kisaran BMI.
• Makan makanan yang seimbang dan bergizi serta tingkatkan asupan
makanan kaya serat seperti sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan.
• Kurangi konsumsi minuman tinggi gula seperti jus buah kemasan atau
minuman ringan dan makanan tinggi gula dan lemak.
• Menjalani gaya hidup sehat dan aktif .
• Berhenti merokok atau hindari perokok pasif .
• Mengurangi stres.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lemak sangat berperan penting dalam tubuh manusia, Sebagai zat yang
dibutuhkan tubuh, lemak merupakan sumber energi yang paling besar. Lemak
juga membantu penyerapan beberapa vitamin (vitamin A, D, E, dan K) dalam
tubuh agar tubuh tetap sehat. Dengan bantuan lemak, sel-sel dalam tubuh juga
dapat dibangun dan bekerja dengan baik. Selain itu, lemak berperan penting dalam
memelihara kulit, rambut, dan berbagai organ penting dalam tubuh seperti ginjal,
liver, organ reproduksi, serta menjaga badan tetap hangat.
Walaupun lemak memiliki manfaat bagi kesehatan, lemak juga cenderung
berbahaya bagi kesehatan, jika levelnya diatas normal. Karena bila kadar lemak
ditubuh sudah di atas normal, maka bisa memberi faktor resiko berbagai macam
penyakit seperti hiperlipidemia, sindrom metabolisme, dan lainnya. Semua
gangguan metabolisme lemak memiliki karakteristik dan komplikasi masing-
masing, dan penanganan mereka dapat memerlukan perubahan pola makan, obat-
obatan, atau tindakan medis khusus sesuai dengan jenis gangguan yang terjadi.
Sebaiknya konsultasikan dengan profesional medis untuk diagnosis dan
manajemen yang tepat.

3.2 Saran

Dengan mempelajari biokimia tentang metabolisme lipid serta gangguan


yang terjadi dalam tubuh masyarakat diharapkan dapat menerapkan di dalam
dunia Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah. (n.d.). PERAN LIPOPROTEIN DALAM PENGANGKUTAN LEMAK TUBUH.


Retrieved from digilib.uin-suka.ac.id: http://digilib.uin-
suka.ac.id/id/eprint/7898/1/ARIFAH%20PERAN%20LIPOPROTEIN%20DAL
AM%20PENGANGKUTAN%20LEMAK%20TUBUH.pdf
Azizah, N. (2022, Agustus 23). Mengenal Bagaimana Proses Pencernaan Lemak dalam
Tubuh. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/mengenal-bagaimana-proses-
pencernaan-lemak-dalam-tubuh-gvgU
dr. Dwi Ngestiningsih, S. (2022, Desember 26). Mengenal Dislipidemia dan Cara
Pencegahannya. Retrieved from www.herminahospitals.com:
https://www.herminahospitals.com/id/articles/mengenal-dislipidemia-dan-cara-
pencegahannya.html
Gangguan Metabolisme Lipid. (n.d.). Retrieved from www.sciencedirect.com:
https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/disorders-of-lipid-
metabolism
Hospitals, T. M. (2023, Juni 28). Mengenal Manfaat, Prosedur, dan Jenis Pemeriksaan
Kolesterol. Retrieved from www.siloamhospitals.com:
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pemeriksaan-
kolesterol
Kosasih, E. K. (2008). Jenis-jenis Lipoprotein. Retrieved from www.e-jurnal.com:
https://www.e-jurnal.com/2013/04/jenis-jenis-lipoprotein.html
Anonim.(2023).Retrievedfrom.www.studocu.com:https://www.studocu.com/id/docume
nt/universitas-indonesia/artikel-kesehatan/makalah-metabolisme-lemak-
autosaved-23/5351447
Pittara, d. (2022, April 11). GANGGUAN METABOLIK. Retrieved from
www.alodokter.com: https://www.alodokter.com/gangguan-metabolik
Setiawan, d. A. (2022, Agustus 24). Lemak Berlebih di Dalam Tubuh, Disimpan di Mana?
Retrieved from hellosehat.com: https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-
gizi/penyimpanan-lemak-berlebih-dalam-tubuh

Anda mungkin juga menyukai