Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMIAH

DAMPAK DEFISIENSI LEMAK PADA TUBUH

Disusun oleh

Dayinta Annisa Syaiful 101711133091

Rifdatus Samaha 101711133140

Khilma Rintan K. 101711133107

Citra Rachmawati 101611133010

Adnan Shaubilhaq I.K. 101711133122

Meita Nazla Adila 101711133156

Ruri Kharisma 101711133108

Silvia Okta 101711133092

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kami kemudahan sehingga

dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak

sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Dampak

Defisiensi Lemak pada Tubuh yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan,

baik itu datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan

penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan agar dapat mengerti tentang bagaimana cara

menyusun karya tulis ilmiah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 7 Maret 2018

Penyusun.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………. i

KATA PENGANTAR …………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………….. 1

1.1.Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 1

1.3. Tujuan ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………. 3

2.1 Pengertian, Jenis dan Fungsi Lemak ………………………… 3

2.2 Kebutuhan lemak pada tubuh dan sumber lemak ……………. 6

2.3 Pengertian Defisensi Lemak ………………………………… 6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………… 7

BAB IV ………………………………………………………… 13

4.1 Kesimpulan ………………………………………………… 13

4.2 Saran ………………………………………………………… 13

Daftar Pustaka ………………………………………………… 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak dapat disebut juga sebagai lipid, merupakan suatu zat yang kaya

akan energi.Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber

energi bagi tubuh yang utama. Bobot energi yang dihasilkan per gram lemak adalah
1
24 kali lebih besar daripada karbohidrat, dan protein 1 gram lemak menghasilkan 9

kalori sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori.

Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan

dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai

cadangan energi.

Lemak memiliki beberapa peranan fisiologis yang terutama, yaitu seperti

menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh, mempunyai fungsi pembentuk

atau struktur tubuh serta pengatur proses yang berlangsung dalam tubuh secara

langsung dan tak langsung. Sedangkan fungsi lemak yang lainnya adalah sebagai

pelumas di antara persendian dan membantu pengeluaran sisa makanan, lemak juga

memberikan kepuasan pada cita rasa karena lemak lebih lambat dicerna, selain itu

asam lemak juga berfungsi sebagai precursor (pendahulu) dari prostaglandin yang

berperanan mengatur tekanan darah, denyut jantung, dan lipolisis.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa akibat dari defisiensi lemak?


2. Apa saja penyakit akibat dari defisiensi lemak?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari defisiensi lemak

2. Mengetahui penyakit akibat defisiensi lemak


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian, Jenis dan Fungsi Lemak

Lemak merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam

tubuh kita. Lemak sering dikenal dengan sebutan lipid. Lipid terbentuk dari

senyawa C (karbon), H (Hidrogen), dan O (oksigen). Karakteristik dari lipid

adalah hidrofobik atau tidak larut dalam air. Lipid dikategorikan menjadi 3

yaitu lipid sederhana, lipid majemuk serta lipid turunan. Dalam lipid

sederhana terdapat lemak netral dan ester asam lemak dengan alkohol

berberat molekul tinggi. Lemak netral terdiri atas lemak dan minyak. Lemak

berbentuk pada pada suhu kamar sedangkan minyak berbentuk cair.

Beberapa jenis lemak netral antara lain monogliserida, digliserida, dan

trigliserida.

Lipida Majemuk memiliki 2 jenis yaitu fosfolipida dan lipoprotein.

Fosfolipid merupakan komponen yang selalu ada dalam setiap sel hidup.

Fosfolipid adalah trigliserida diaman asalam lemak pada posisi ketiga

ditempati oleh gugus fosfat dan gugus basanya mengandung nitrogen.

Lipoprotein merupakan gabungan dari molekul lipida dan protein yang

mengalami sintesis di dalam hati. Lipoprotein memiliki seperempat sampai

sepertiga bagian yang terdiri dari protein dan sisanya lemak. Tubuh

membentuk empat jenis lipoprotein yaitu kilomikron, low density

lipoprotein, very low density protein, dan high density lipoprotein. Keempat
jenis lipoprotein ini dibedakan berdasarkan ukuran, densitas serta daya

angkut jenis lipida. Kilomikron memiliki ukuran yang paling besar dengan

densitas yang paling rendah. Kilomikron mengangkut lipida yang berasal

dari saluran cerna ke seluruh tubuh. Very low density lipoprotein (VLDL)

merupakan lipoprotein yang memiliki densitas sangat rendah yang terutama

terdiri atas trigliserida. VLDL mengangkut kolesterol dalam darah sehingga

dengan berkurangnya trigliserida maka berat VLDL bertambah. Low

density liporotein (LDL) terdiri atas kolesterol yang bersikulasi dalam darah

dan dibawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lain. LDL digunakan untuk

mengontrol kadar kolesterol dalam darah. High density lipoprotein (HDL)

erat kaitannya dengan kadar kolesterol yang ada di dalam darah. HDL

mengambil kembali kolesterol dan fosfolipid yang telah dibebaskan dalam

darah untuk diangkut kembali ke hati dan diedarkan atau dikeluarkan. Bila

kadar HDL dalam darah tinggi maka makin kecil risiko seseorang mengidap

implikasi terhadap kesehatan jantung, sebaliknya bila kadar LDL dalam

darah tinggi maka risiko akan semakin besar.

Lipida turunan terdiri atas 2 jenis yaitu asam lemak dan sterol. Asam

lemak jarang ditemui di alam dalam keadaan bebas, akan tetapi banyak

terdapat dalam ikatan ester atau amida dalam berbagai lipida. Asam lemak

terbentuk dari rantai hidrokarbon lurus dengan satu ujung memiliki gugus

karboksil (COOH) dan ujung lain gugus metil (CH3). Menurut tingkat

kejenuhan, asam lemak yang terdiri atas rantai karbon dan mengikat semua

hidrogen dinamakan asam lemak-jenuh sedangkan asalam lemak yang

mengandung satu atau lebih ikatan rangkap pada rantai karbonnya


dinamakan asam lemak-tidak jenuh. Asam lemak memiliki beberapa jenis

sesuai dengan panjang rantai karbon dan tingkat kejenuhan dalam lemak.

Burr dan Burr pada tahun 1929 mengatakan bahwa diantara asam lemak ada

yang esensial untuk tubuh yaitu asam linoleat dan asam linolenat. Asam

lemak esensial ini dibutuhkan oleh tubuh namun tubuh tidak dapat

mensintesisnya sendiri. Kedua asam lemak tersebut dibutuhkan untuk

proses pertumbuhan serta fungsi normal jaringan. Lipida turunan

selanjutnya adalah sterol. Sterol merupakan sekelompok senyawa yang

mempunyai struktur cincin kompleks steroid dengan berbagai variasi. Sterol

banyak ditemui di dalam bahan makan adalah kolesterol pada jaringan

hewani, ergosterol dalam khamir dan betasitosterol dalam makanan nabati.

Lemak memiliki beberapa fungsi yang berguna bagi tubuh yaitu

sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut

lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai

pelumas, memelihara suhu tubuh serta pelindung organ tubuh. Lemak dan

minyak menjadi sumber energi yang paling pada karena menghasilkan 9

Kkal tiap gram, dimana jumlah ini lebih besar daripada karbohidrat maupun

protein dalam jumlah yang sama. Lemak juga membantu absorpsi dan

transportasi vitamin larut lemak yaitu A, D, E dan K. Penggunaan lemak

sebagai sumber energi juga menghemat protein untuk sintesis protein

sehingga protein dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Makanan dengan

lemak akan terasa lebih nikmat dan mengenyangkan karena lemak

memperlambat sekresi asam lambung serta memperlambat pengosongan

lambung. Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa


makanan. Organ-organ dalam tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal selalu

diselubungi oleh lapisan lemak sehingga melindungi dari benturan atau

bahaya lain. Lapisan lemak yang berada dibawah kulit juga membantu

tubuh untuk mencegah kehilangan padas secara cepat dan mengisolasi

tubuh sehingga suhu tubuh selalu terjaga.

2.2 Kebutuhan lemak pada tubuh dan sumber lemak

Kebutuhan lemak dalam tubuh tidak dinyatakan secara spesifik.

Menurut WHO (1990) menganjurkan untuk mengonsumsi lemak sebanyak

15-30% dari kebutuhan energi total. Jumlah ini memenuhi kebutuhan asam

lemak esensial dan untuk penyerapan vitamin larut lemak. Sumber utama

lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan, mentega, margarin, dan lemak

hewan. Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, daging, ayam dan

makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak.

2.3 Pengertian defisiensi lemak

Defisiensi menurut KBBI adalah kekurangan. Defisiensi merupakan

sebuah kondisi yang diakibatkan oleh kurangnya asupan gizi dari makanan

yang kita makan sehingga berdampak pada masalah kesehatan. Defisiensi

lemak terjadi apabila lemak dalam tubuh jumlahnya kurang dari yang

dibutuhkan. Lemak merupakan cadangan energi bila karbohidrat yang ada

di dalam tubuh telah tercerna semua. Defisiensi lemak terjadi apabila tubuh

dalam keadaan kelaparan (starving), terjadi gangguan penyerapan, sehingga

mengganggu metabolisme yang ada di tubuh. Defisiensi lemak


menyebabkan mengecilnya anggota tubuh, kulit kering serta fungsi dari

beberapa organ tidak berjalan maksimal.


BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

WHO menganjurkan konsumsi lemak berkisar (15-30)% dari total

kebutuhan energi. Jumlah tersebut dianggap memenuhi kebutuhan asam lemak

esensial dan membantu penyerapan vitamin larut lemak. Dari kebutuhan tersebut

paling banyak 10% berasal dari lemak jenuh dan (3-7)% lemak tidak jenuh dan

konsumsi kolestrol dianjurkan kurang dari 300 mg sehari.

Defisiensi lemak terjadi saat kelaparan (starvation), gangguan penyerapan (

malabsorption), pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan

karena intake yang kurang, yang dimobilsasi selain lemak juga karbohidrat.

Apa akibat yang ditimbulkan oleh konsumsi rendah lemak? Kekurangan

lemak dapat menimbulkan pengurangan ketersediaan energi, karena energi harus

terpenuhi maka terjadilah katabolisme atau perombakan protein, cadangan lemak


yang semakin berkurang akan sangat berpengaruh terhadap berat badan, berupa

penurunan berat badan .

Kekurangan asam lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6) pada

masa janin mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak

yang terganggu akan mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitu kemampuan

kognitif rendah, yang tidak dapat diperbaiki kemudian.

Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang

dewasa mengakibatkan kelainan pada kulit yaitu ekzema. Pada ekzema kulit mengalami

inflamasi yaitu radang disertai panas kering dan bersisik.Ekzema terjadi pada bayi

yang mendapat makanan mengandung asam linoleat kurang dari0,1% energi

makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika makanan tidak mengandung lemak.

Untuk memenuhi kecukupan asam lemak esensial, susu formula bayi sekarang ditambah

asam linolenat sehingga rasio asam linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5:1.

Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asam lemak

di berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu terjadi penurunan efisiensi

produksi energi di dalam sel. Selain itu penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu

vitamin A, D, E, dan K rendah jika makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak.

Kandungan vitamin-vitamin tersebut di dalam hidangan makanan rendahlemak

mungkin juga sedikit.

Deddi Muhtadi (2008) dalam Pengantar Ilmu Gizi menyebutkan akibat

kekurangan lemak yaitu:

 Menyebabkan depresi

Makanan dengan kadar lemak yang tinggi dapat menyebabkan proses peradangan

pada tubuh termasuk otak, protein di dalam otak akam diubah oleh asam lemak
yang mengakibatkan perubahan emosional dalam tubuh dan mempengaruhi

kestabilan emosi dan bisa menderita depresi. Tetapi dalam masalah gizi pada saat

ini, depresi sangat jarang terjadi.

 Sering merasa kedinginan

Fungsi lemak ialah memelihara suhu tubuh, jadi jika seseorang kekurangan lemak

pada tubuhnya, akan merasa kedinginan.

 Merasa lemas

Lemak bermanfaat untuk meningkatkan energi dalam tubuh, seandainya lemak di

dalam tubuh tidak tercukupi maka tubuh akan kekurangan energi. Perihal ini akan

menyebabkan rasa lemas, gampang lelah dan malas.

 Gula darah tak stabil

Lemak mempermudah menstabilkan gula di dalam tubuh, jika kadar gula darah

terlampau tinggi dan tidak stabil maka tubuh akan kekurangan lemak.

 Kulit kering

Kulit kering bisa pula berlangsung kalau badan tak mempunyai cukup lemak yang

sehat. Tidak Hanya itu, kulit dapat lebih sensitif dalam sekian banyak kasus

kekurangan lemak bahkan kulit jadi bersisik & gatal.

Penyakit akibat dari defisiensi lemak:

1. Marasmus

Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa

tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di

bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar
ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus,

diantaranya:

 Bayi akan merasa lapar dan cengeng.

 Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).

 Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada

paha dan pantat bayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.

 Oedema (bengkak) tidak terjadi.

 Warna rambut tidak berubah.

2. Kwashiorkor

Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan, kwashiorkor bisanya

terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak

dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi

marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika

yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari

kwashiorkor adalah:

 Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah.

Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon

face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan

yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi

(pada masa penyembuhan).

 Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan

mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.


 Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia. Terjadi dispigmentasi

dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang

terdapat dispigmentasi akan tampak pucat.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Lemak berperan sangat besar sebagai cadangan energi tubuh.

Sebagai cadangan, lemak dapat menyimpan diri dan memiliki wujud yang

berbeda-beda. Tentu tanpa lemak jika tubuh kekurangan energy atau

sumber energy utamanya sudah habis yaitu karbohidrat, tubuh tidak dapat

melaksanakan tugasnya dan menjalani aktivitas seperti biasa.

Defisiensi lemak adalah sebuah istilah yang mengartikan

kekurangannya kadar lemak pada tubuh. Kekurangan lemak pada tubuh

dapat mengakibatkan fatigue, kehilangannya focus, dan bahkan penyakit-

penyakit kritis. Walaupun dalam masyarakat lemak kadang terlihat

sebagai hal yang buruk dan merusak tubuh, tetapi dengan adanya lemak

yang cukup, tubuh dapat melakukan pekerjaannya sesuai keinginan.

4.2 Saran

Saran penyusun kepada pembaca adalah untuk mendalami lebih

mengenai sebetapa berbahayanya defisiensi lemak pada tubuh manusia itu

sendiri. Saran penyusun kepada pembaca yang berkenan untuk memakai

makalah ilmiah ini sebagai referensi adalah untuk menggali lebih mengenai

materi ini dan melengekapinya karena penyusun yakin bahwa makalah

ilmiah ini masih jauh dari sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ir. Ms. Deddi Muhtadi 2008. Pengantar Ilmu Gizi.

Poerwo Soedarmo & Achmad Djaeni S., (1997) Ilmu Gizi, Penerbit Dian Rakyat.

Suhardjo & Kusharto, C. M., (1992), Prinsip-prinsip Ilmu Gizi, Yogyakarta:

Kanisius

Anda mungkin juga menyukai