Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LEMAK

PERIKANAN C / KELOMPOK 3

DIKYAH FADILLAH
NABILLA LUTHFI
SRI PRASETYA
RIFALDI
SUSTHIRA WICAKSO
IRFA NURSYABANI
BIL ASHABI RUHAMAK

NPM. 230110150180
NPM. 230110150186
NPM. 230110150189
NPM. 230110150206
NPM. 230110150208
NPM. 230110150209
NPM. 230110150221

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan pada kesempatan


ini.Alhamdulillahi rabbilalamin. Ucapan syukur, begitu tak terbendung rasa
syukur yang dirasakan kami saat ini karena akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Lemak.
Hal ini tentu saja tidak terlepas dari jasa dan bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu pula kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam mewujudkan ini semua, yaitu:
1.

Allah SWT yang menggenggam hamba-Nya, yang selalu memberikan


anugerah petunjuk, karunia, nikmat iman islam serta sehat jasmani rohani
kepada penulis sehingga makalah ini mampu diselesaikan dengan lancar

2.

dan tanpa hambatan


Ayah dan Ibu serta kakak dari keluarga penulis yang senantiasa

3.

memberikan kasih sayang, bimbingan, doa dan perhatian serta dukungan


Ibu Ir. Hj Nia Kurniawati Msi. selaku dosen Biokimia Perairan yang

4.

membimbing kami
Teman-teman yang selalu membantu dan mendukung penulis dalam

5.

suasana susah maupun senang, yaitu anak-anak perikanan kelas C


Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT menerima
seluruh amal baiknya. Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf karena masih dalam tahap
pembelajaran. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jatinangor, 13 Sept 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB

Halaman
DAFTAR GAMBAR............................................................................. 4
2

DAFTAR TABEL.................................................................................. 4
I

PENDAHULUAN

II

III

1.1 Latar Belakang..................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................

5
5
6

PEMBAHASAN
2.1 Lemak ...............................................................................................
2.1.1 Lipid Sederhana......................................................................
2.1.2 Lipid Majemuk........................................................................
2.1.3 Sterol.......................................................................................
2.1.4 Fungsi Lipid............................................................................
2.1.5 Asam Lemak............................................................................
2.1.6 Lipid pada Ikan Air Tawar dan Air Laut.................................

7
8
10
10
12
12
14

PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1

Judul
Halaman
Reaksi Hidrolisis Trigliserida..............................................9
3

2
3
4

Molekul Fosfolipid.............................................................10
Kolesterol dan Sitosterol....................................................11
Struktur Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh.......................13
DAFTAR TABEL

Nomor
1

Judul

Halaman

Asam Amino Esensial dan Asam Amino Nonesensial....................14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Di dalam kehidupan, protein merupakan molekul yang sangat penting bagi

tubuh makhluk hidup. Hal ini disebabkan oleh hampir semua reaksi kimia dalam
sistem Biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
Unit dasar penyusun struktur protein adalah asam amino. Asam amino ialah asam
karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai
komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon dari posisi gugus
COOH. Jenis-jenis asam amino, urutan cara asam amino tersebut terangkai, serta
hubungan spasial asam-asam amino tersebut asan menentukan struktur 3 dimensi
dan sifat-sifat biologis protein sederhana.Yang asam amino ini bekerja dalam
proses kehidupan di dalam tubuh makhluk hidup.
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunaniyang berarti yang paling
utama) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimerdari monomermonomer asam amino yang dihubungkan satu
sama

lain

dengan ikatan

peptida.

Molekul

protein

mengandung karbon,

hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan
penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.Pentingnya
protein dan asam amino bagi makhluk hidup membuat kami merasa tertarik
tertantang untuk membahas materi ini. Pokok bahasan ini erat kaitannya dengan
kerja tubuh kita sehari-hari sebab molekul ini (protein) merupakan makromolekul
terbanyak dalam sel (hampir setengah dari berat kering sel merupakan molekul
protein).
1.2

Rumusan Masalah
a. Apa itu lemak/lipid ?
b. Bagaimana struktur dari lemak/lipid ?
c. Apa saja jenis-jenis lemak/lipid ?
d. Apa sifat lemak ?
e. Bagaimana kandungan lemak ikan air tawar dan ikan air laut ?
f. Apa fungsi lemak ?

1.3

Tujuan
a. Mengetahui pengertian lemak
b. Mengetahui struktur lemak
5

c.
d.
e.
f.

Mengetahui jenis-jenis lemak


Mengetahui sifat lemak
Mengetahui kandungan lemak ikan air tawar dan ikan air laut
Mengetahui fungsi dari lemak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Lemak
Lemak atau lipid berasal dari kata lipos (bahasa Yunani). Lemak

merupakan senyawa biologis yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik nonpolar. Lemak binatang, minyak nabati, fosfolipid, lilin, terpena,
steroid, dan prostaglandin termasuk golongan lemak. Lemak disebut juga lipid

adalah suatu zat kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energy yang utama
untuk proses metabolism tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh
dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati yang bias
disimpan dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi (Madja, 2007). Lipid
mempunyai sifat umum sebagai berikut:
1. Tidak larut dalam air
2. Larut dalam pelarut organik seperti benzena, eter, aseton, kloroform, dan
karbontetraklorida
3. Mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen, kadang-kadang
juga mengandung nitrogen dan fosfor
4. Bila dihidrolisis akan menghasilkan asam lemak
5. Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipid bukan suatu polimer, tidak
mempunyai satuan yang berulang. Pembagian yang didasarkan atas hasil
hidrolisisnya, lipid digolongkan menjadi lipid sederhana, lipid majemuk, dan
sterol. , lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi
dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar
perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira
sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar
7,5 sampai 30% (Poedjiadi, 2006).
Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita
terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D,
E, dan K. Manusia dapat digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya
terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan
lemak dari berbagai sumber maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan
yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per
gram (Winarno, 1992).
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan,
sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak
cair atau yang biasa disebut minyakmengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak
hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda.
7

Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek
dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak larut. Semua
gliserida larut dalam ester kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut
lemak yang baik.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan
rasa bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas. Disamping itu dapat Pula terjadi proses oksidasi
terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa
yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida
dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau
dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan
adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak
adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis
(Poedjiadi, 2006).

2.1.1

Lipid Sederhana
Minyak dan lemak termasuk dalam golongan lipid sederhana. Minyak dan

lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil
komponen selain trigliserida, yaitu: lipid kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida
lainnya, glikolipid), sterol yang berada dalam keadaan bebas atau terikat dengan
asam lemak, asam lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak, dan
hidrokarbon. Komponen tersebut mempengaruhi warna dan rasa produk.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan
ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam
buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran.
Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak
terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang.
Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol
dan asam lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang

sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam
lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga
asam lemak penyusun lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi
jika ketiga asam lemak tersebut tidak sama disebut dengan trigliserida campuran.
Pada umumnya trigliserida alam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak.
Trigliserida jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai
panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat digambarkan
sebagai berikut :

Gambar 1. Reaksi Hidrolisis Trigliserida


Lemak yang sebagian besar tersusun dari gliserida asam lemak jenuh akan
berwujud padat pada suhu kamar. Kebanyakan lemak binatang tersusun atas asam
lemak jenuh sehingga berupa zat padat. Lemak yang sebagian besar tersusun dari
gliserida asam lemak tidak jenuh berupa zat cair pada suhu kamar, contohnya
adalah minyak tumbuhan. Lemak jika dikenakan pada jari akan terasa licin, dan
pada kertas akan membentuk titik transparan.
2.1.2

Lipid Majemuk
Lipid majemuk jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol, asam lemak

dan zat lain. Secara umum lipid kompleks dikelompokkan menjadi dua, yaitu
fosfolipid dan glikolipid. Fosfolipid adalah suatu lipid yang jika dihidrolisis akan
menghasilkan asam lemak, gliserol, asam fosfat serta senyawa nitrogen. Contoh
senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah lesitin dan sephalin. Glikolipid
adalah suatu lipid kompleks yang mengandung karbohidrat. Salah satu contoh
senyawa yang termasuk dalam golongan ini adalah serebrosida. Serebrosida

terutama terbentuk dalam jaringan otak, senyawa ini merupakan penyusun kurang
lebih 7 % berat kering otak, dan pada jaringan syaraf.

Gambar 2. Molekul Fosfolipid

2.1.3

Sterol
Sterol sering ditemukan bersama-sama dengan lemak. Sterol dapat

dipisahkan dari lemak setelah penyabunan. Oleh karena sterol tidak tersabunkan
maka senyawa ini terdapat dalam residu. Lebih dari 30 jenis sterol telah dijumpai
di alam, terdapat pada jaringan binatang dan tumbuhan, ragi, jamur, tetapi jarang
ditemukan dalam bakteri.
Persenyawaan sterol yang terdapat dalam minyak terdiri dari kolesterol
dan fitostrerol. Senyawa kolesterol umumnya terdapat dalam lemak hewani,
sedangkan fitosterol terdapat dalam minyak nabati.

Gambar 3. Kolesterol dan Sitosterol


Kolesterol merupakan penyusun utama batu empedu. Kolesterol berfungsi
membantu absorbsi asam lemak dari usus kecil, juga merupakan prazat
10

(precursor) bagi pembentukan asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D


(Harper, 1979).
Akhir-akhir ini kolesterol banyak menarik perhatian karena diduga ada
hubungan antara kadar kolesterol dalam darah dengan penyakit jantung koroner,
dan pengerasan pembuluh darah (atherosclerosis). Kolesterol di dalam darah
beredar tidak dalam keadaan bebas, akan tetapi berada dalam partikel-partikel
lipoprotein. Lipoprotein merupakan senyawa kompleks antara lemak dan protein.
Dalam serum darah lipoprotein terdiri atas 4 jenis, yaitu kilomikron, very low
density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density
lipoprotein (HDL) (Devlin, 1992:67). Kilomikron mengandung 96 % trigliserida;
1,7 % protein; 1,75 % kolesterol; dan 0,6 % fosfolipid.
Kilomikron berfungsi sebagai pengangkut lemak dari usus ke tempattempat yang membutuhkan. VLDL mengandung 60 trigliserida; 15 % kolesterol;
10 % protein; dan 15 % fosfolipid. VLDL berfungsi sebagai pengangkut
trigliserida endogen dari tempat-tempat pembentukannya ke tempat yang
membutuhkan. LDL mengandung 10 % trigliserida; 45 % kolesterol; 25 %
protein; dan 20 % fosfolipid. LDL berfungsi mengangkut kolesterol dari sel yang
satu ke sel lainnya dimana kolesterol tersebut diperlukan untuk pembentukan
hormon sterol dan steroid. HDL mengandung 3 % trigliserida; 18 % kolesterol; 50
% protein, dan 30 % fosfolipid. HDL berfungsi mengangkut kolesterol ke hati
untuk didegradasi menjadi asam empedu dan dibuang dalam kantong empedu.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa LDL mengandung kolesterol yang
cukup tinggi, hal ini berarti bahwa dengan peningkatan kadar LDL di dalam darah
selalu disertai hiperkolesterolemia. Apabila kadar HDL di dalam serum darah
rendah maka kolesterol yang dimetabolisme relatif sedikit, sehingga banyak
kolesterol yang tertimbun. Akibat penimbunan ini terjadi hiperkolesterolemia, dan
lebih lanjut akan menjadi atherosclerosis, yaitu terjadi pengendapan kolesterol dan
lipid lainnya pada dinding arteri, dan lebih lanjut akan terjadi pengerasan dinding
arteri tersebut (Mathews dan van Holde, 1991:627).
Dari hasil penelitian diperoleh suatu kenyataan bahwa HDL mempunyai
sifat spesifik, karena hubungannya yang bersifat negatif terhadap atherosclerosis

11

dan hiperkolesterolemia. Semakin tinggi kadar kolesterol-HDL dalam serum


darah maka akan semakin kecil kemungkinan individu tersebut mengalami
penyakit atherosclerosis (Sunaryo, dkk, 1985). Lebih lanjut Linder (1985)
mengatakan bahwa orang yang mempunyai kadar kolesterol sekitar 260 mg/100
ml darah mempunyai kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena penyakit
jantung koroner dari pada orang yang kadar kolesterolnya di bawah 220 mg/100
ml.
2.1.4

Fungsi lipid
Lipid mempunyai fungsi sebagai penghasil panas tubuh, pembentukan dari

dinding sel, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial, transporter
vitamin larut lemak, dan sebagai pelumas. Lemak yang beredar dalam tubuh
diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati.
Lemak disimpan di dalam jaringan adiposa, yang berfungsi sebagai insulator
panas di jaringan subkutan.
2.1.5

Asam Lemak
Asam lemak adalah asam monokarboksilat rantai lurus yang terdiri dari

jumlah atom karbon genap (4,6,8 dan seterusnya) dan diperoleh dari hasil
hidrolisis lemak. Asam lemak digolongkan menjadi tiga yaitu berdasarkan
panjang rantai asam lemak, tingkat kejenuhan, dan bentuk isomer geometrisnya.
Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas; asam lemak rantai pendek
(short chain fatty acid = SCFA) mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8,
asam lemak rantai sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 12 (medium chain
fatty acid = MCFA) dan asam lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14
atau lebih (long chain fatty acid = LCFA). Semakin banyak rantai C yang dimiliki
asam lemak, maka titik lelehnya semakin tinggi (Silalahi dan Nurbaya, 2011;
Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Berdasarkan tingkat kejenuhan asam lemak dibagi atas; asam lemak jenuh
(SFA) karena tidak mempunyai ikatan rangkap, asam lemak tak jenuh tunggal
(MUFA) hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh jamak

12

(PUFA) memiliki lebih dari satu ikatan rangkap. Semakin banyak ikatan rangkap
yang dimiliki asam lemak, maka semakin rendah titik lelehnya (Silalahi dan
Tampubolon, 2002).

Gambar 4. Struktur Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh


Berdasarkan bentuk isomer geometrisnya asam lemak dibagi atas asam
lemak tak jenuh bentuk cis dan trans. Pada isomer geometris, rantai karbon
melengkung ke arah tertentu pada setiap ikatan rangkap. Bagian rantai karbon
akan saling mendekat atau saling menjauh. Jika saling mendekat disebut isomer
cis (berdampingan), dan apabila saling menjauh disebut trans (berseberangan).
Asam lemak alami biasanya dalam bentuk cis. Isomer trans biasanya terbentuk
selama reaksi kimia seperti hidrogenasi atau oksidasi. Titik leleh dari asam lemak
tak jenuh bentuk trans lebih tinggi dibanding asam lemak tak jenuh bentuk cis
karena orientasi antar molekul dengan bentuk cis yang membengkok tidak
sempurna sedangkan asam lemak tak jenuh trans lurus sama seperti bentuk asam
lemak jenuh (Silalahi dan Tampubolon, 2002).
Tabel 1. Beberapa Asam Lemak yang Umum
No
Nama
Rumus
1

Titik lebur (oC)

Asam lemak jenuh


a. Asam butirat

C3H7COOH

-7,9

b. Asam kaproat

C5H11COOH

-1,5 sampai dengan -2,0

13

2.1.6

c. Asam palmiat

C15H31COOH

64

d. Asam stearat

C17H35COOH

69,4

a. Asam oleat

C17H33COOH

14

b. Asam linoleat

C17H31COOH

-11

c. Asam linolenat

C17H29COOH

Cair pada suhu yang sangat


rendah

Asam lemak tidak jenuh

Lipid pada Ikan Air Tawar dan Laut


Kandungan lipid pada ikan dapat dibedakan atas habitat, dan jenis ikan.

Kandungan omega-3 pada ikan laut lebih tinggi dari pada ikan air tawar , Ikan air
tawar biasanya memiliki kandungan lipid yang lebih sedikit dari pada ikan air
laut. Komposisi kimia ikan tergantung kepada spesies, umur, jenis kelamin dan
musim penangkapan serta ketersediaan pakan di air, habitat dan kondisi
lingkungan. Kandungan protein dan mineral daging ikan relatif konstan, tetapi
kadar air dan kadar lemak sangat berfluktuasi. Jika kandungan lemak pada daging
semakin besar, kandungan air akan semakin kecil dan sebaliknya (Hari dan
Indroyono, 2008).
Kandungan lipid pada ikan laut juga dipengaruhi oleh makanan
karakteristik habitat terhadap ikan. Pada umumnya ikan laut termasuk jenis ikan
karnivora (pemakan daging). Ikan laut juga memiliki lipid yang tinggi sebagai
adaptasi terhadap lingkungannya. Ikan laut harus berdaptasi dengan suhu laut
yang lebih rendah dari pada suhu perairan terestrial dengan menimbun lemak
ditubuhnya dari hasil makanannya berupa daging yang mengandung lemak juga.
Ikan laut juga harus menimbun lemak sebagai cadangan energi selain
untuk panas dalam tubuh saat musim dingin, tapi juga untuk cadangan energi
untuk bermigrasi ataupun saat musim kawin tiba. Itulaha sebabnya mengapa ikan
laut mengandung lipid yang lebih banyak dari ikan air tawar yang tidak memiliki
karakter-karakter seperti ikan laut dan juga umumnya ikan air tawar tergolong
ikan jenis pemakan tumbuhan dan pemakan segala.
14

BAB III
PENUTUP
Dari penulisan makalah ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya-NH2). Sedangkan
protein merupakan sumber asam amino yang terdiri dari unsur C, H, O,
dan N.
2. Asam amino mempunyai struktur yaitu mempunyai gugus karboksilat dan
gugus amino yang terikat pada satu atom karbon yang sama. Sedangkan

15

protein mempunyai struktur yaitu mengandung banyak asam amino dan


gugus hidrofobik
3. Ciri-ciri asam amino dan protein adalah sama-sama memiliki ikatan
peptida.
4. Asam amino memiliki sifat amfoter, ion zwitter, dan optis aktif.
Sedangkan protein memiliki sifat denaturasi protein dan membentuk
ikatan peptida.
5. Asam amino terdiri dari dua yaitu asam amino esensial dan asam amino
nonesensial. Sedangkan jenis protein berdasarkan struktur susunan
molekul yaitu protein fibriler dan globuler.
6. Asam amino dapat mengambil asam amino dalam metabolisme untuk
sintesis protein. Sedangkan protein dalam metabolisme untuk Absorpsi
dan Transportasi
7. Asam amino berfungsi sebagai pertumbuhan sel dan sintesis enzim.
Sedangkan protein berfungsi sebagai enzim, alat pengangkut dan alat
penyimpanan

DAFTAR PUSTAKA
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
http://kb.123sehat.com/asam-amino/asam-amino/

Diakses

pada

tanggal

11

September 2016 pukul 21.51 WIB


Poedjiadi,Anna, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.
Safro,A.S.M., W. Lestariana dan Haryadi. 1990. Protein, Vitamin dan Bahan
Ikutan Pangan. Yogyakarta:UGM.
Suhardjo dan Clara M.K. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta: Kanisius.
Tejasari. 2005.Nilai-nilai Gizi Pangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
16

Yazid, E., Nursanti, L., 2006, Penuntun Praktikum Biokimia, Penerbit


Andi,Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai