Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TENTANG FUNGSI ZAT GIZI LEMAK

Dosen Pengampu: Inggit Primadevi,S.ST.,M.Keb

Disusun Oleh:

1. Ajeng Lestari ( 210107004P )


2. Dwi Restia Ningrum ( 210107001P )
3. Dilla Angeliawati ( 210107008P )
4. Indah Meitasari ( 210107013P )

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KONVERSI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU
T.A 2021/2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia_Nya penulis diberikan kesehatan dan kesempatan sehinnga bisa
menyelesaikan makalah tentang fungsi zat gizi lemak ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik
lagi. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pringsewu, 27 September 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
A. Pengertian Lemak.........................................................................................................................4
B. Klasifikasi Lemak........................................................................................................................5
C. Fungsi Lemak.............................................................................................................................10
D. Sumber Lemak............................................................................................................................10
E. Pencernaan, Absorbsi, dan Transportasi Lemak.....................................................................12
F. Metabolisme Lemak..................................................................................................................15
G. Zat gizi seimbang.......................................................................................................................15
BAB III..........................................................................................................................................17
PENUTUP.....................................................................................................................................17
A. Simpulan.....................................................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan
dan minuman.] Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk
menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9
kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi
tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu
penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner
dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.

Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal
lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan
fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding
sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang
tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.

Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari
hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak
tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat
menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Di dalam makanan, lemak dapat
tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung,
seperti misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak
tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.

Struktur kimia lemak dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida, yakni
perpaduan antara satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam
lemak inilah yang membedakan jenis dan sifat lemak. Asam lemak merupakan rangkaian
atom karbon dengan ikatan rangkap atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya.
Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar. Asam
lemak dengan ikatan rangkap dua atau lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia,

1
karena itu disebut asam lemak esensial. Makin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya,
makin tidak jenuh lemak tersebut. Sebagai contohnya, asam lemak omega-3 adalah asam
lemak dengan 3 ikatan rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.

Berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak dan
timbulnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian penyakit
jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian penyakit jantung
koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan
lemak tidak jenuh ganda. Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di dalam minyak zaitun dan
avocado. Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga
matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari hewan terdapat di dalam minyak ikan.
Konsumsi lemak tidak jenuh tunggal akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner
seperti pada penduduk di daerah Mediterania, sedangkan konsumsi lemak tidak jenuh ganda,
khususnya minyak ikan akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada
orang Eskimo.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian lemak
2. Sebutkan klasifikasi lemak?
3. Bagaimana sifat fisik kimia?
4. Apa fungsi lemak?
5. Darimana saja sumber lemak?
6. Bagaimana pencernaan, absorbsi, dan transportasi lemak?
7. Bagaimana metabolisme lemak?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa agar dapat :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian lemak


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lemak
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik kimia lemak
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi lemak

2
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui sumber lemak
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pencernaan, absorbsi dan transportasi lemak
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui metabolisme lemak

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut
tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang mempunyai titik
lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah,
bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang
cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang
terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau
gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan
dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul
C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi
tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama
macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari
2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran(mixed fat).

Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam
pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak
atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan
atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)

Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan
rumus CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam
lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester
dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil
asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam
lemak bebas

4
B. Klasifikasi Lemak
Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan:

1. Jenis-jenis Asam

Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol


dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis
asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:

a) Asam lemak jenuh


Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam
stearat.
b) Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.

2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol
dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi
esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.

R–CO–OH + R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O

asam karboksilat alkohol ester

Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.

Berdasarkan struktur kimianya :

a) Lemak sederhana (lemak & minyak)


b) Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)
c) Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol

5
Berdasarkan Sumbernya:

a) Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan


b) Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan

Berdasarkan konsistensinya:

a) Lemak padat
b) Lemak cair

Berdasarkan wujudnya:

a) Lemak terlihat
b) Lemak tak terlihat

3. Sifat Fisik Kimia Lemak

Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.

1. Sifat Fisika Lemak

a) Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan
asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga
mempunyai titik lebur yang tinggi.
b) Lemak juga dapat memiliki sifat plastis.
Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat diempukkan (cream), yaitu
dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis biasanya
mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran
kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak
didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul
tersebut mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang
disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul yang
berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul relatif tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan
tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.

6
Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang
masing-masing memiliki sifat berbedabeda. Bentuk polimer yang khas pada suatu
lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya itu, dan perlakuan terhadap lemak
tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang segera menghilang berubah
menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa lemak bentuk β' ini stabil, tetapi dalam
lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya berubah
menjadi bentuk β yang besar.
Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak
mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer
mempunyai titik cair 64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini
menyebabkan lemak mulai mencair pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku
kembali. Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2
°C.
Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal
yang halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan;
misalnya untuk mentega berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice
cream.
c) Titik Lebur Lemak
Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik
lebur lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga
mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan
antara radikal asam lemak dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini
berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam
lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak
dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga
energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan
titik leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu
gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh
panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak
tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi. Titik lebur

7
menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan
antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.
d) Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak
jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam
lemak dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah
gram iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.

Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

Sumber: Bilangan iodium

Jenis Minyak dan Lemak Hasil

Minyak Kelapa 8-10

Minyak Jagung 115-127

Minyak Wijen 79-90

Minyak Kacang Kedelai 130-138

Lemak Daging Sapi 35-45

Lemak Babi 50-65

Lemak Unggas 80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan derajat
ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).

e) Bilangan Penyabunan
Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak
pecah menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali
tersebut dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang
dibutuhkan dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.
2. Sifat Kimia Lemak
a) Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut
proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh

8
dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas,
peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn;
logam porfirin seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksidase

Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.

Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami
oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh
pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat
tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek
oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa
dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton
yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak. Perubahan-perubahan
selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi
pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan.


Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan
menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap
dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus
dihindarkan dari logam besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan
makanan, pola ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi
kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis akan lebih tahan daripada
yang tidak bergula.

Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi.


Antioksidan terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja
ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak

Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini
dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh
enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang
mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak
rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak
kelapa. Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah

9
terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun. Selama penyimpanan dan
pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan
dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik
mutunya.

C. Fungsi Lemak
Beberapa fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:

a) Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.


b) Melarutkan beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
c) Sebagai sumber energi.
d) Sebagai alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
e) Lemak dapat melindungi organ jantung dan lambung.
f) Sebagai pelumas dalam saluran cerna untuk membantu mengeluarkan ampas makanan.
g) Lemak berguna untuk menyusun membran sel.
h) Sebagai bahan penyusun hormon serta vitamin.
i) Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat

D. Sumber Lemak
Beberapa sumber lemak terbaik:

1. Buah Alpukat

Alpukat adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak. Tetapi Anda tidak perlu
khawatir, karena selain daging buahnya yang gurih, alpukat memiliki mengandung lemak
baik (HDL). Kandungan lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu meningkatkan
kualitas kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber antioksidan.

2. Kelapa dan Minyak Kelapa Murni

Kelapa merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang vegetarian. Banyak
mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K bagus untuk pertumbuhan tulang dan
mempercepat kerja kalsium. Sementara vitamin E bagus untuk kesehatan kulit.

Minyak kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu makanan penutup yang
sehat. Meski kegunaan minyak kelapa masih terus dipelajari, tapi manfaatnya telah diakui

10
ampuh sebagi anti-bakteri, kaya akan vitamin K dan E dan zat besi. Beberapa riset
bahkan mengindikasikan, minyak kelapa dapat membantu manajemen berat badan,
karena mengurangi stres pada sistem endokrin.

3. Mentega Shea

Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa
diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan
vitamin E dan A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.

4. Minyak Salvia

Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di daratan Meksiko dan
Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang
unik, salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang
dihasilkan dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.

5. Minyak Biji Anggur

Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan
kadar kolesterol jahat dalam tubuh.

6. Minyak Camalina

Termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan memiliki
kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai
antioksidan.

7. Ikan (Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)

Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan. Salmon,
sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung asam lemak
omega-3. Lemak pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan,
perkembangan fungsi otak, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan laut seperti krill, alga,
beberapa tanaman dan minyak kacang. Asam lemak omega-3 dapat membantu

11
mengurangi kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi
peradangan dan mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes tipe 2.

EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) adalah tipe asam
lemak omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak ikan untuk mengurangi resiko
irama jantung abnormal yang mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung,
menurut hasil studi di University of Maryland Medical Center.

8. Kacang-kacangan atau polong-polongan

Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang melindungi kesehatan Anda. Orang


yang makan kacang secara teratur berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan
jantung dan stroke ketimbang mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard
School of Public Health.

Kebanyakan jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat kolesterol jahat (LDL)


yang rendah dan mampu meningkatkan kolesterol baik.

Kenari misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang melindungi Anda dari ritme
jantung abnormal yang mematikan dan pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang
yang mengandung omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.
Kacang Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan kacang yang banyak hidup
di daratan Australia. Minyak macadamia mengandung lemak baik yang mampu
menurunkan kadar lemak jahat dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan
omega 3 dan vitamin E yang tinggi.

E. Pencernaan, Absorbsi, dan Transportasi Lemak


1. Pencernaan Lemak oleh Tubuh

Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian


tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.

a) Rongga Mulut

Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan


fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan
kelenjar air ludah yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual
yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.

12
b) Esofagus dan Lambung

Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati
esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses
apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung,
lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara
mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam
lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.

c) Usus Halus

Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa
suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak
bisa bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses
emulsifikasi lemak mutlak diperlukan.

Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari.
Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu
menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang
mampu mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari
ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam
empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi
oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).

Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding
usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan
melalui aliran darah ke seluruh tubuh.

d) Usus Besar dan Anus

Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.

13
2. Absorbsi lipid

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus
halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk
bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-
C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan
rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan
lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan
menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa
lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.

3. Hasil Pencernaan Lipid


a) Absorpsi

Gliserol Asam lemak rantai pendek (C4-6) Asam lemak rantai menengah (C8-
10) :Diserap langsung ke dalam darah. Asam lemak rantai panjang
Monogliserida :Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus. Trigliserida
Kolesterol Fosfolipida : Membentuk kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke
dalam darah

b) Transportasi lemak

Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas
bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel
berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.

Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses
ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi
lemak makanan selama proses pencernaan. Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar
lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara
aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang
khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.

Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density


lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein
(HDL). Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh

14
dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam
sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang
masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

F. Metabolisme Lemak
Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan
adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah
menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh.
Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton
yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akan menjadi
kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai
sesuatu untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.

a) Pencernaan: Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga lipase


pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
b) Absorbsi: Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk ke
aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu
mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak
dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan mengandung
vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran lemak dalam jaringan akan
diekskresikan oleh paru-paru dalam bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam
bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine serta saluran pencernaan dalam bentuk
feases.

G. Zat gizi seimbang


Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus
diperhatikan agar mencapai kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan
Kesehatan organ reproduksi. Berikut diuraikan beberapa zat gizi yang berperan dalam
Kesehatan reproduksi.

 Lemak

Lemak memegang peranan penting sebagai sumber asam lemak esensial yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan sebagai pengangkut vitamin larut lemak. Asam

15
lemak esensian seperti asam lemak omega 3, dibutuhkan tubuh 3% dari energi total.
Wanita dengan asupan asam lemak omega 3 yang rendah akan cenderung mengalami
nyeri haid (disminorhea).

 Vitamin

Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) mendorong kelebihan


prostaglandin yang dapat memfasilitasi terjadinya Dysminorrhea. Agar remaja tidak
mengalami gangguan haid tersebut, dibutuhkan zat gizi mikro yang penting dalam
mengurangi kejadian Dysminorrhea primer.

16
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak adalah
senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak mengalami
beberapa proses yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas lemak tidak
hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan. Namun,
sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam tubuh dapat
menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus
diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh. Karena ketika nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka
akan berdampak pada tubuh.. Mulailah melakukan gaya hidup sehat dari sekarang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2010.

Dadi, R.S.. Studi Aktivitas Asam Lemak Omega-3 Ikan Laut Pada Pada Mencit Sebagai Model
Hewan Percobaan. IPB. Buletin Teknologi Hasil Perikanan.2004.Vol VII(1).

Heriyanto MH. Hubungan Asupan Gizi Dan Faktor Lain Dengan Persen Lemak Tubuh Pada
Mahasiswi Prodi Gizi Dan Ilmu Komunikasi UI Angkatan 2009 Tahun 2012. Univ Indones.
2012;

Sari ID, Rohmawati N, Wahyuningtyias. Hubungan antara Tingkat Konsumsi Makanan,


Suplemen dan Status Gizi dengan Tingkat Kesegaran Jasmani (Relation Between Food
Consumption, Supplement and Nutrition Status with Physical Fitness). Artik Ilm Has Penelit
Mhs 2016 [Internet]. 2016; Available

18

Anda mungkin juga menyukai