Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIOKIMIA
METABOLISME LEMAK

(LIPID)

Dosen :

Dr.Cenny Putnarubun,S.Pd.,Msi

Nama : Stevani Juli Rahail

Tingkat : I. B

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Program Studi Keperawatan Tual

Tahun akademik 2018 - 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirahat Yang Maha Esa atas Rahmatnya dan
karuniaNya,diberikan kesempatan dan kesehatan dalam menyelesaikan makalah biokimia
Metabolisme Lemak. Saya mengucapkan banyak terima kasih. Di dalam makalah ini penulis
menyadari banyak terdapat kekurangan oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan agar menjadikan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tual, 23 september 2018


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


KataPengantar ..............................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan ..................................................................................2
1.4 Metode Penulisan ..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian Lemak....................................................................................................4
2.2 Klasifikasi Lemak ....................................................................................................5
2.3 Sifat Fisik Lemak .....................................................................................................8
2.4 Fungsi Lemak ......................................................................................................8
2.5 Sumber Lemak .....................................................................................................10
2.6 Pencernaan, Absorbsi, dan Transportasi Lemak ..............................................10
2.7 Metabolisme Lemak.................................................................................................12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13


3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................13
3.2 Saran ..........................................................................................................................13
3.3 Daftar Pustaka .........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan dan
minuman.] Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga
kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram,
melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia.
Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang
menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya
konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak
jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di
dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel, timbunan
lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat
oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan
lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-
tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat
menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan. Di dalam makanan, lemak dapat
tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung,
seperti misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak
tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Struktur kimia lemak dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida, yakni perpaduan
antara satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam lemak inilah
yang membedakan jenis dan sifat lemak. Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon
dengan ikatan rangkap atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya. Makin
banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar. Asam lemak
dengan ikatan rangkap dua atau lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu
disebut asam lemak esensial. Makin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya, makin tidak
jenuh lemak tersebut. Sebagai contohnya, asam lemak omega-3 adalah asam lemak dengan 3
ikatan rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.
Berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak dan
timbulnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian penyakit
jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian penyakit jantung
koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan
lemak tidak jenuh ganda. Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di dalam minyak zaitun dan
avocado. Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga
matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari hewan terdapat di dalam minyak ikan.
Konsumsi lemak tidak jenuh tunggal akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner
seperti pada penduduk di daerah Mediterania, sedangkan konsumsi lemak tidak jenuh ganda,
khususnya minyak ikan akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada orang
Eskimo.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan dari Makalah, adalah ini sebagai berikut:

1. pengertian lemak
2. sebutkan klasifikasi lemak?
3. Bagaimana sifat fisik kimia?
4. apa fungsi lemak?
5. darimana saja sumber lemak?
6. bagaimana pencernaan, absorbsi, dan transportasi lemak?
7. bagaimana metabolisme lemak?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa agar dapat :

1. agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian lemak


2. agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lemak
3. agar mahasiswa dapat mengetahui sifat fisik kimia lemak
4. agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi lemak
5. agar mahasiswa dapat mengetahui sumber lemak
6. agar mahasiswa dapat mengetahui cara pencernaan, absorbsi dan transportasi
lemak
7. agar mahasiswa dapat mengetahui metabolisme lemak

1.4 Metode Penulisan

Pada makalah ini kami menggunakan metode perpustakaan yang berasal dari buku-
buku pengetahuan alam dan melalui media internet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon ( C),
Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut
tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang mempunyai titik
lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah,
bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang
cair pada suhu kamar disebut minyak. Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang
terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau
gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan
dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul
C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi
tubuh, 1 gram lemak mengandung 9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama
macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2
asam lemak berbeda disebut lemak campuran(mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam
pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena. Sebaliknya lipid tidak
atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan
atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang dengan rumus
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid, asam lemak terdapat
pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan alkohol,
misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak
ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas

3
.

2.2 Klasifikasi Lemak

Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan

1 . Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga
asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak
penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya
berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai
karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari alkohol dengan
asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi
disebut reaksi hidrolisis ester.
R–CO–OH + R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O
asam karboksilat alkohol ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.
 Berdasarkan struktur kimianya :

a. Lemak sederhana (lemak & minyak)

b. Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)

c. Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol

 Berdasarkan Sumbernya:

a. Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan

b. Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan

Berdasarkan konsistensinya:

a. Lemak padat

b. Lemak cair

 . Berdasarkan wujudnya:

a. Lemak terlihat

4
b. Lemak tak terlihat

2.3 Sifat fisik kimia Lemak

Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.

1. Sifat Fisika Lemak

a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan kandungan asam
lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik
lebur yang tinggi.

b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak atau dapat
diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang
plastis biasanya mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida cair.
Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak
didinginkan, maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut
mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang disebut gaya Van
der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti
asam lemak dengan massa molekul relatif tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan tersusun
berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.

Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate) yang masing-masing
memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β'
berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)

α Rapuh, transparan, pipih 5


β' Jarum halus 1
β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang 100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada kondisi bentuk kristalnya itu,
dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang
segera menghilang berubah menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa lemak bentuk β'
ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk intermediat dan
akhirnya berubah menjadi bentuk β yang besar.

Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga mengakibatkan lemak mempunyai
beberapa titik lebur. Misalnya, tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai titik cair
64,2 °C; 53 °C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai mencair pada
suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi,
lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.

5
Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan kristal yang halus atau
kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam industri pangan; misalnya untuk mentega
berbeda dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.

c. Titik Lebur Lemak

Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur lemak
dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga mempunyai sifat tekstur
dan daya pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak dalam
kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik cair
lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas yang diperlukan
untuk mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan
panas yang lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal-
kristalnya makin sedikit dan titik leburnya akan lebih rendah.

Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam lemak, yaitu gaya tarik
antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C,
jumlah ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin
panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.

Titik lebur menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan
antarmolekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat.

d. Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh dengan
mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam lemak dapat mengambil
dua atom iodium). Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang diserap
oleh 100 gram lemak.

Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

Sumber Bilangan iodium


Minyak kelapa 8 – 10
Minyak jagung 115 – 127
Minyak wijen 79 – 90
Minyak kacang
130 – 138
kedelai
Lemak daging sapi 35 – 45
Lemak babi 50 – 65
Lemak unggas 80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang kedelai menunjukkan
derajat ketidakjenuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan
iodium 8).

e. Bilangan Penyabunan

Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka lemak pecah menjadi
gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-garam alkali tersebut dinamakan

6
sabun dan prosesnya disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi
penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.

2. Sifat Kimia Lemak

a. Oksidasi dan Ketengikan

Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.
Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-
faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau
hidroperoksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin seperti
hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim lipoksidase

Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.

Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak jenuh mengalami
oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh
pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat sangat tidak
stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh
radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan
rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat
volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak.

Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer ultraviolet


dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.

Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan antioksidan. Prooksidan
akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah
lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam
besi atau tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola ketengikannya
akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan,
misalnya biskuit yang manis akan lebih tahan daripada yang tidak bergula.

Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan
terdapat secara alamiah dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak

Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada air. Reaksi ini dipercepat
oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase
sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan yang mengandung
minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil
dari C14) seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis sangat
menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke point-
nya menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak bebas

7
bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk
menghasilkan minyak yang lebih baik mutunya.

2.4 Fungsi Lemak

Beberapa fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:

1. Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.


2. Melarutkan beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
3. Sebagai sumber energi.
4. Sebagai alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
5. Lemak dapat melindungi organ jantung dan lambung.
6. Sebagai pelumas dalam saluran cerna untuk membantu mengeluarkan ampas
makanan.
7. Lemak berguna untuk menyusun membran sel.
8. Sebagai bahan penyusun hormon serta vitamin.
9. Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat

2.5 Sumber Lemak

Beberapa sumber lemak terbaik :

1. Buah Alpukat
Alpukat adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak. Tetapi Anda tidak perlu
khawatir, karena selain daging buahnya yang gurih, alpukat memiliki mengandung lemak
baik (HDL). Kandungan lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu meningkatkan
kualitas kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber antioksidan.

2. Kelapa dan Minyak Kelapa Murni


Kelapa merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang vegetarian. Banyak
mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K bagus untuk pertumbuhan tulang dan
mempercepat kerja kalsium. Sementara vitamin E bagus untuk kesehatan kulit.
Minyak kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu makanan penutup yang sehat.
Meski kegunaan minyak kelapa masih terus dipelajari, tapi manfaatnya telah diakui ampuh
sebagi anti-bakteri, kaya akan vitamin K dan E dan zat besi. Beberapa riset bahkan
mengindikasikan, minyak kelapa dapat membantu manajemen berat badan, karena
mengurangi stres pada sistem endokrin.

3. Mentega Shea
8
Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa
diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E
dan A yang bisa berfungsi sebagai antioksidan.

4. Minyak Salvia
Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di daratan Meksiko dan
Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik,
salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang dihasilkan
dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.

5. Minyak Biji Anggur


Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kadar
kolesterol jahat dalam tubuh.

6. Minyak Camalina
Termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan memiliki kandungan
lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai antioksidan.

7. Ikan (Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)


Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi kesehatan. Salmon, sarden,
herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan yang mengandung asam lemak omega-3. Lemak
pada ikan sangat dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan fungsi otak, dan
mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Asam lemak omega-3 juga dapat


ditemukan pada tumbuhan laut seperti krill, alga, beberapa tanaman dan minyak kacang.
Asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi kolesterol jahat (LDL), meningkatkan
kolesterol baik (HDL), mengurangi peradangan dan mengurangi risiko penyakit jantung,
kanker dan diabetes tipe 2.
EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic) adalah tipe asam lemak
omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak ikan untuk mengurangi resiko irama jantung
abnormal yang mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung, menurut hasil studi
di University of Maryland Medical Center.

8. Kacang-kacangan atau polong-polongan


Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang melindungi kesehatan Anda. Orang yang
makan kacang secara teratur berisiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung
dan stroke ketimbang mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard School of Public
Health.
Kebanyakan jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat kolesterol jahat (LDL) yang
rendah dan mampu meningkatkan kolesterol baik.
Kenari misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang melindungi Anda dari ritme
jantung abnormal yang mematikan dan pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang yang
mengandung omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.
Kacang Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan kacang yang banyak hidup di
daratan Australia. Minyak macadamia mengandung lemak baik yang mampu menurunkan
kadar lemak jahat dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan omega 3 dan vitamin E
yang tinggi.
2.6 Pencernaan,Absorbsi, dan transportasi Lemak

9
2.6.1 Pencernaan Lemak oleh Tubuh

Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian


tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.

1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya
dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah
yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus
secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia
hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.

Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian
digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui
penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.
3. Usus Halus

Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa suatu zat
hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak
mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari. Masuknya
lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu menghasilkan cairannya.
Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu mengemulsikan lemak
dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan
enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan
gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan butir-
butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan
(ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding usus
kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui
aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Usus Besar dan Anus
Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.

10
b. Absorbsi lipid

Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus
dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol,
asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung
diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang,
monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya
(kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis
lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa
melewati limfe menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid Absorpsi


Gliserol Diserap langsung ke dalam darah
Asam lemak rantai pendek (C4-6)
Asam lemak rantai menengah (C8-10)
Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-
Monogliserida sel usus halus
Trigliserida Membentuk kilomikron, masuk ke dalam
Kolesterol limfe kemudian ke dalam darah
Fosfolipida
Tabel : Penyerapan Lipid

c. Transportasi lemak
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung
dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk
mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini
menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak
makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus
halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini
tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan
lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density
lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein
(HDL).
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan
kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk
kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar
tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

11
2.7 Metabolisme Lemak

Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan
adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam hati diubah
menjadi gliserol dan asam lemak, bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh.
Bila lemak terus di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang
hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka akn menjadi kalori
dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan karena tubuh tidak mempunyai sesuatu
untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.
Pencernaan : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak sehingga
lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.
Absorbsi : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke duktus dan masuk
ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi
lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi
panas dan tenaga serta lemak yang disimpan mengandung vitamin A dan B. Produksi
buangan hasil pembakaran lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam
bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat, ginjal dalam bentuk urine
serta saluran pencernaan dalam bentuk feases.

12
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa lemak adalah
senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam melakukan perannya, lemak
mengalami beberapa proses yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas
lemak tidak hanya terbatas bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan.
Namun, sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam tubuh dapat
menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kebutuhan lemak dalam tubuh harus
diseimbangkan dengan beberapa alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.

3.2 Saran

Penulis menyarankan kepada pembaca agar menjaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke
dalam tubuh. Karena ketika nutrisi yang masuk di dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka
akan berdampak pada tubuh.. Mulailah melakukan gaya hidup sehat dari sekarang serta
meperbaiki pola makan yang buruk

13
DAFTAR PUSTAKA

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks


Biokimia.Jakarta:Hipokrates

Montgomery,rex.,Dryer,Robert L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur


A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah
Mada University Press

Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa


Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC

14

Anda mungkin juga menyukai