Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH DASAR GIZI

“ LEMAK “

Oleh Kelompok 1 :

1. Aini Atma Permata

2. Demi Roida

3. Dini Fauzia

4. Ega Puspita

5. Ela Elfani

6. Dona Puspita

7. Fadlil Khairi F

Dosen Pembimbing:

Shantrya Dhelly Susantry, S.ST M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak

akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-

natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu

berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan makalah ini dengan judul “ Lemak ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen kami

yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bukittinggi, November 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
A. Defenisi Lemak.....................................................................................................................4
B. Sifat Fisik Kimia Lemak.......................................................................................................5
1. Sifat Fisika Lemak............................................................................................................5
2. Sifat Kimia Lemak............................................................................................................8
C. Klasifikasi Lemak.................................................................................................................9
D. Pencernaan dan Penyerapan Lemak....................................................................................11
1. Proses pencernaan lemak................................................................................................11
2. Penyerapan Lemak..........................................................................................................14
E. Transportasi pemanfaatan/ fungsi dalam tubuh..................................................................15
1. Transportasi Lemak.........................................................................................................15
2. Fungsi Lemak..................................................................................................................18
F. Kebutuhan dan Sumber Lemak..........................................................................................18
1. Kebutuhan Lemak...........................................................................................................18
2. Sumber Lemak................................................................................................................19
G. Efek Kekurangan dan Kelebihan Lemak........................................................................21
1. Efek Kekurangan Lemak................................................................................................21
2. Efek Kelebihan Lemak....................................................................................................23
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................25
A. Kesimpulan.........................................................................................................................25
B. Saran...................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemak merupakan sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur Carbon
(C),Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti petroleum benzene, ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang
mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar di sebut
lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar di sebut minyak.
Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut
lemak netral, atau triglycerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol
(glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan
ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut bisa sama semua, tetapi dapat juga dua sama
atau ketiganya tidak ada yang sama.
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan
makanan dan minuman. Pada dasarnya semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan
untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi
sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A,D, E, K dan menyediakan asam lemak
esesnsial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah
adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit
jantung coroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di darah.
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya,
dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans.
Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang
membentuk dinding sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid,
dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.

1
2

Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal
dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan
tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui
proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi
kesehatan. Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun
tidak langsung.  Lemak tampak secara langsung, seperti misalnya
pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak tampak (invisible)
biasa terdapat di dalam biskuit.
Berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak
dan timbulnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian
penyakit jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian
penyakit jantung koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal
(asam oleat) dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di
dalam minyak zaitun dan avocado. Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan
terdapat di dalam minyak bunga matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari
hewan terdapat di dalam minyak ikan. Konsumsi lemak tidak jenuh tunggal akan
menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada penduduk di
daerah Mediterania, sedangkan konsumsi lemak tidak jenuh ganda, khususnya minyak
ikan akan menurunkan gejala penyakit jantung koroner seperti pada orang Eskimo.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      defenisi dan ciri kimia lemak
2.      klasifikasi lemak
3.      pencernaan dan penyerapan lemak
4.     transportasi, pemanfaatan/ fungsi dalam tubuh 
5.      kebutuhan dan sumber lemak
6.      efek kekurangan dan kelebihan lemak
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mahasiswa agar dapat :
1.     agar mahasiswa dapat mengetahui devenisi dan ciri kimia lemak
3

2.     agar  mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi lemak


3.     agar mahasiswa dapat mengetahui pencernaan dan penyerapan lemak
4.     agar mahasiswa dapat mengetahui transportasi, pemanfaatan/ fungsi dalam tubuh
5.     agar mahasiswa dapat mengetahui kebutuhan dan sumber lemak
6.    agar mahasiswa dapat mengetahui efek kekurangan dan kelebihan lemak.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Defenisi Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
Carbon ( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam
zat-zat pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak
yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang
mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar
disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.
Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang terbentuk dari penyatuan
asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang
dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk padat
disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H, dan O
dengan jumlah atom lebih banyak. Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh,
1 gram lemak mengandung 9 kalori. Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama
macamnya disebut lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau
gabungan dari 2 asam lemak berbeda disebut lemak campuran (mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut dengan
baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan benzena.
Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya dalam air yang kecil
disebabkan karena kekurangan atom-atom yang berpolarisasi (O, N, S, P).
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang panjang
dengan rumus CH3(CH2)nCOOH  atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai komponen dari lipid,
asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam lemak terutama berada dalam
bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan gliserol, spingosin atau kolesterol.
Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan juga dalam bentuk tidak teresterisasi,
sehingga dikenal sebagai asam lemak bebas.

4
5

B. Sifat Fisik Kimia Lemak


1. Sifat Fisika Lemak
a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya disebabkan
kandungan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan
rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk atau dicetak
atau dapat diempukkan (cream), yaitu dilunakkan dengan pencampuran
dengan udara. Lemak yang plastis biasanya mengandung kristal gliserida yang
padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran kristal gliserida
memengaruhi sifat lemak pada roti dan kue. Bila suatu lemak didinginkan,
maka jarak antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut
mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara molekul yang
disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul
yang berantai panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul relatif
tinggi.
Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak
akan tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan membentuk
kristal. Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β' (intermediate)
yang masing-masing memiliki sifat berbedabeda. Perhatikan sifat kristal
lemak bentuk polimer α , β, dan β' berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak


Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)

Α Rapuh, transparan, pipih 5


β' Jarum halus 1
β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang
100
6

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada


kondisi bentuk kristalnya itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut. Jika
lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang segera menghilang berubah
menjadi bentuk yang halus (β' ). Pada beberapa lemak bentuk β' ini stabil,
tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi bentuk
intermediat dan akhirnya berubah menjadi bentuk β yang besar.
Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga
mengakibatkan lemak mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya,
tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai titik cair 64,2 °C; 53 °C;
dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai mencair
pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali. Bila perlahan-
lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada suhu 64,2 °C.
Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam pembentukan
kristal yang halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam
industri pangan; misalnya untuk mentega berbeda dengan untuk minyak
salad, kembang gula, atau ice cream.
c. Titik Lebur Lemak
Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh karena
itu, titik lebur lemak dan minyak berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan
minyak juga mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang
bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak dalam kristal
mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga mempengaruhi titik
cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas
yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak dengan ikatan yang
tidak begitu kuat memerlukan panas yang lebih sedikit, sehingga energi panas
yang diperlukan untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan titik
leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam
lemak, yaitu gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan dalam kristal.
Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk
cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair
7

akan semakin tinggi. Titik lebur menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan
rangkap. Hal ini dikarenakan ikatan antarmolekul asam lemak tidak jenuh
kurang kuat.
d. Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan.
Lemak tidak jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium (tiap ikatan
rangkap dalam lemak dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan iodium
ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang diserap oleh 100 gram lemak.

Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak


Sumber Bilangan iodium
Minyak kelapa 8 – 10
Minyak jagung 115 – 127
Minyak wijen 79 – 90
Minyak kacang
130 – 138
kedelai
Lemak daging
35 – 45
sapi
Lemak babi 50 – 65
Lemak unggas 80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang


kedelai menunjukkan derajat ketidak jenuhan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).
e. Bilangan Penyabunan
Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida, maka
lemak pecah menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam lemak. Garam-
garam alkali tersebut dinamakan sabun dan prosesnya disebut penyabunan.
Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi penyabunan dinamakan bilangan
penyabunan.
8

2. Sifat Kimia Lemak


a. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik
yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh oksidasi radikal asam
lemak tidak jenuh dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan
radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat
mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau hidro
peroksida; logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin
seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksidase. Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam lemak tidak
jenuh mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau tengik yang tidak sedap
tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan
hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi
senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi,
energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C
lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan keton yang
bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak. Perubahan-
perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan spektrofotometer
ultraviolet dengan absorpsi pada panjang gelombang 232 nm.
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya prooksidan dan
antioksidan. Prooksidan akan mempercepat terjadinya oksidasi, sedangkan
antioksidan akan menghambatnya. Penyimpanan lemak yang baik adalah
dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari
aluminium atau stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau
tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola
ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi mengurangi
kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit yang manis akan lebih
tahan daripada yang tidak bergula. Adanya antioksidan dalam lemak akan
mengurangi kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah
dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan.
9

b. Hidrolisis Lemak
Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak jika ada
air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Dalam teknologi
makanan, hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut
terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak. Hidrolisis sangat
mudah terjadi dalam lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14)
seperti pada mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis
sangat menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis,
menjadikan smoke point-nya menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan
minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan harus dihilangkan
dengan proses pemurnian dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang
lebih baik mutunya.

C. Klasifikasi Lemak
Berdasarkan komposisi kimianya, lemak terbagi menjadi 3 (Hardinsyah, 2014), yaitu
1. Lemak Sederhana / Netral (Trigliserida)Lemak sederhana tersusun oleh
trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak (Hardinsyah,
2014). Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax), malam,atau
plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar),dan minyak(lemak
sederhana yang cair pada suhu kamar).
2. Lemak Campuran. Lemak campuran merupakan gabungan antara lemak
dengan senyawa bukan lemak. Contoh lemak campuran adalah lipoprotein
(gabungan antara lipid dengan protein), fosfolipid (gabungan antara lipid dan
fosfat), serta fosfatidilkolin(yang merupakan gabungan antara lipid,fosfat, dan
kolin).
3. Lemak Asli (Derivat Lemak)Derivat lemak adalah senyawa yang dihasilkan
dari proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan
ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2 (Hardinsyah,2014), yaitu
10

a. Asam lemak Jenuh bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh
dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh
berasal dari lemak hewani, misalnya mentega. krim, keju, minyak samin,
lemak babi, es krim, dan lemak yang menempel pada daging.
b. Asam lemak tidak jenuh biasanya bersifat esensial karena tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam
lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati, misalnya minyak zaitun, minyak
canola, minyak dari biji matahari, minyak wijen, minyak kacang, alpukat,
buah zaitun, aneka kacang ( kacang mete, kacang tanah, almond ). Sedangkan
hasil tanaman yang mengandung banyak lemak jenuh diantaranya adalah
minyak kelapa, minyak biji kapas, minyak inti sawit, dan mentega coklat.
Produk dan makanan yang diproses dari bahan dengan lemak jenuh
dipastikan akan mengandung lemak jenuh tinggi.

Berdasarkan Kejenuhan Ikatan


1. Jenis-jenis Asam
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari
gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih
didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya,
asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada
rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam
palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap
pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan ester dari
alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran (esterifikasi).
Kebalikan dari reaksi esterifikasi disebut reaksi hidrolisis ester.
11

R–CO–OH             +     R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O


asam karboksilat         alkohol                    ester
Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam lemak.

Berdasarkan Sumbernya:
1. Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan
Sumber lemak hewani yang mudah kita peroleh misalnya susu, keju, daging
ayam, daging sapi, ikan dan telor.
2. Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan
Sementara sumber lemak nabati antara lain kedelai, jagung, kacang-kacangan
seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang polong, kacang merah (red kidney
bean), kelapa, sawit, biji bunga matahari dll. Margarin adalah sumber lemak
nabati, berasal dari reaksi hidrogenasi minyak nabati. Di Indonesia margarin
dihasilkan dari hidrogenasi minyak sawit.

Berdasarkan konsistensinya:
1. Lemak padat
Lemak yang berwujud padat disebut gajih / lemak.
2. Lemak cair
Lemak yang berbentuk cair disebut minyak, dan
perbedaan bentuk lemak tersebut dikarenakan gajih dan minyak memiliki
komposisi yang berbeda. Komponen minyak adalah terdiri dari gliserrida yang
memiliki asam lemak tak jenuh yang lebih banyak, sedangkan komponen lemak /
gajih memiliki asam lemak jenuh yang lebih banyak dari pada asam lemak tak
jenuh.

D. Pencernaan dan Penyerapan Lemak


1. Proses pencernaan lemak
Di dalam tubuh manusia proses pencernaan lemak berlangsung melalui tahapan
yang cukup panjang dengan bantuan beberapa enzim pencerna lemak yang
diproduksi oleh organ – organ pencernaan . Proses pencernaan lemak memakan
12

waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan proses pencernaan


karbohidrat maupun pencernaan protein. Susunan molekul lemak yang panjang
serta ikatan yang kuat antar molekul lemak menjadi penyebabnya. Namun, meski
relatif lama dicerna, tubuh tetap perlu dan membutuhkan senyawa ini untuk
beberapa hal diantaranya:

 Sebagai cadangan energi dalam bentuk sel lemak.


 Sebagai komponen struktural penyusun membran sel.
 Sebagai penopang fungsi senyawa organik.
 Sebagai katalisator dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K oleh tubuh.
 Sebagai penahan goncangan dan pelindung bagi organ vital tubuh.

Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui


serangkaian tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.
13

Perjalanan proses pencernaan lemak


a. Rongga mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan
fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis,
sedangkan kelenjar air ludah yang terdapat di bagian bawah lidah
menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk meminimalkan
ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
b. Esofagus dan Lambunng
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan
melewati esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali
mengalami proses apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam
lambung. Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan
lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui gerak kontraksi lambung
dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang
diproduksi oleh dinding lambung.
c. Usus halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari
bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak
atau minyak tidak bisa bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna
bahan satu ini proses emulsifikasi lemak mutlak diperlukan. Proses
emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari.
Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu
menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat
yang mampu mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali
lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas,
emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol.
Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian
menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong
14

Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di
dinding usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian
dibawa dan disalurkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.

d. Usus besar dan anus.


Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95%
dari keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak
diserap akan mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui feses.
2. Penyerapan Lemak
Penyerapan lemak cukup berbeda dengan penyerapan karbohidrat dan protein
karena masalah lemak yang tidak larut air. Lemak harus dipindahkan dari kimus
yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak
tidak larut air. Lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi
masalah ini. Lipid utama dalam makanan adalah triasillgliserol, dan dalam jumlah
yang lebih sedikit, yaitu fosfolipid. Keduanya adalah molekul hidrofobik dan
harus dihidrolisis dan diemulsifikasi menjadi butiran yang sangat halus (misel)
sebelum dapat diserap. Vitamin larutlemak A,D,E, dan K serta berbagai lipid lain
(termasuk kolesterol) diserap dalam bentuk larut dalam misel lipid. Penyerapan
vitamin larut lemak terganggu pada diet yang lemaknya  sangat rendah.

Hidrolisis triasilgliserol dimulai oleh lipase mulut dan lambung, yang menyerang
ikatan ester sn-3 yang membentuk 1,2-diasilglserol dan asam lemak bebas serta
15

mempermudah emulsifikasi. Lipase pankreas disekresikan ke dalam usus halus,


dan memerlukan protein pankreas lain, yaitu kolipase, agar dapat bekerja. Enzim
ini spesifik untuk ikatan ester primer yi. Posisi 1 dan 3 dalam triasilgliserol dan
menghasilkan 2-monoasilgliserol dan asam lemakbebas sebagai produk akhir
pencernaan triasilgliserol di lumen. Monoasilgliserol merupakan substrat yang
buruk untuk dihidrolisis sehingga kkurang dari 25% triasilgliserol yang
dikonsumsi dapat dihidrolisis sempurna menjadi gliserol dan asam lemak. Garam
empedu yang terbentuk di hati dan disekresikan dalam empedu memingkinkan
emulsifikasi produk pencernaan lipid menjadi misel bersama dengan fosfolipid
dan kolesterol dari empedu. Misel bersifat larut sehingga produk pencernaan,
termasuk vitamin larut lemak, dapat diangkut melalui limngkungan yang berisi
cairan di lumen usus dan berkontak erat dengan brush border sel mukosa sehingga
dapat diserap oleh sel epitel. Garam empedu mengalir ke ileum, tempat sebagian
besar garam tersebut diserap ke dalam sirkulasi enterohepatik.

Di epitel usus, 1-monoasilgliserol dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol,


dan 2-monoasilgliserol mengalami re-asetilasi menjadi triasilgliserol melalui jalur
monoasilgliserol. Gliserol yang dibebaskan  di lumen usus tidak digunakan
kembali, tetapi masuk ke dalam vena porta; gliserol yang dibebaskan di dalam
epitel digunakan kembali untuk sintesis triasilgliserol melalui jalur asam
fosfatidat normal. Asam lemak rantai panjang mengalami ensertifikasi untuk
menghasilkan triasilgliserol di sel mukosa dan bersama dengan produk lain
pencernaan lipid yang disekresikan sebagai kilomikron ke dalam pembuluh limfe,
dan masuk ke aliran darah melalui duktus torasikus. Asam lemak rantai sedang
dan pendek diserap terutama ke dalam vena porta hepatika sebagai asam lemak
bebas.

E. Transportasi pemanfaatan/ fungsi dalam tubuh.


1. Transportasi Lemak.
Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis dari hati harus
diangkat ke berbagai jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Karena
lipid tidak larut dalam air, masalah cara pengangkutan lipid dalam plasma darah
16

yang berbahan dasar air dipecahkan dengan cara menggabungkan lipid non polar
(trigliserid dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol)
serta protein untuk menghasilkan lipoprotein yang dapat bercampur dengan air.
Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%),
dan ester kolesterol (36%) serta sedikit asam lemak rantai panjang tak
teresterifikasi (asam lemak bebas) (4%). Asam lemak bebas secara metabolik
adalah lemak plasma yang paling aktif.
Pada dasarnya metabolisme lipid dalam tubuh terjadi melalui 3 jalur yaitu jalur
eksogen, jalur endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur
pertama berhubungan dengan metabolisme kolesterol LDL dan trigliserid,
sedangkan jalur ketiga khusus mengenai metabolisme kolesterol-HDL.
a. Jalur Eksogen.
Trigliserid dan kolesterol dari makanan serta kolesterol dari hati yang
dieksresikan bersama empedu ke usus halus merupakan lemak eksogen.
Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus ini akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas
sedangkan kolesterol ester diserap sebagai kolesterol bebas.
Dalam sel usus halus, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserid,
sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester
lagi. Keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan
membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikron. Lipoprotein ini pada
permukaannya terdapat apolipoprotein A, B-48, C, dan E. Kilomikron akan
masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus toraksikus akan masuk ke
dalam aliran darah.
Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis oleh enzim
lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas dan
kilomikron remnant. Asam lemak bebas ini akan menembus jaringan yang
membutuhkan atau disimpan di jaringan adipose dalam bentuk trigliserid.
Sedangkan kilomikron remnant akan menuju ke hati untuk dimetabolisme
menghasilkan kolesterol bebas. Sebagian kolesterol akan dipakai hati untuk
17

memproduksi asam empedu dan sisanya akan didistribusikan ke jaringan


tubuh melalui jalur endogen.
b. Jalur Endogen.
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati akan disekresikan ke dalam
sirkulasi darah sebagai VLDL (Very Low Density Lipoprotein). VLDL
memiliki apolipoprotein B-100, C, dan E. Dalam sirkulasi darah, VLDL akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase menjadi IDL (Intermediate
Density Lipoprotein) dan trigliserid. IDL memiliki apolipoprotein B-100 dan
E. Kemudian IDL juga akan mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein
lipase menjadi LDL (Low DensityLipoprotein) dan trigliserid. LDL memiliki
apolipoprotein B dan E serta merupakan lipoprotein yang paling banyak
mengandung kolesterol. Kolesterol ester dalam LDL akan dibawa ke hati dan
jaringan steroidogenik seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang
memiliki reseptor kolesterol LDL.
Sebagian kolesterol LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh
reseptor scavenger-A (SR-A) di makrofag menjadi sel busa (foam cell).
Peningkatan jumlah kolesterol yang ditangkap makrofag dipengaruhi oleh :
(1) meningkatnya jumlah small dense-LDL pada sindroma metabolik dan (2)
menurunnya kadar kolesterol HDL yang memiliki sifat protektif oksidasi
LDL.
c. Jalur Reverse Cholesterol Transport.
HDL (High Density Lipoprotein) nascent dilepaskan sebagai partikel kecil
miskin kolesterol yang mengandung apolipoprotein A, C, dan E oleh usus
halus dan hati. HDL nascent akan mendekati makrofag dan mengambil
kolesterol sehingga menjadi HDL dewasa. Agar dapat diambil oleh HDL
nascent, kolesterol di bagian dalam makrofag harus dibawa ke permukaan
membran sel oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-
binding cassette transporter-1 (ABC-1). Protein transmembran ini
menggunakan energi ATP untuk membawa berbagai substrat di intraselular
dan ekstraselular membran.
18

Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol akan


diesterifikasi oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT).
Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil
dua jalur. Jalur pertama ke hati dan ditangkap oleh scavenger receptor class B
type 1 (SR-B1). Jalur kedua kolesterol ester akan ditukar dengan trigliserid
dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester transfer protein
(CETP).
2. Fungsi Lemak.
Banyaknya kebutuhan lemak yang harus dipenuhi oleh tubuh manusia biasanya
berbeda ± beda. Orang yang hidup dan menetap di daerah yang memiliki suhu
dingin serta orang yang bekerja berat juga memerlukan lemak yang lebih banyak.
Fungsi lemak sangatlah penting untuk tubuh. Berikut fungsi lemak :
a. Pelindung tubuh dari temperatur suhu yang rendah.
b. Fungsi lemak yang berperan sebagai pelarut vitamin A, E, K, dan D.
c. Salah satu bahan penyusun vitamin dan hormon.
d. Pelindung sebagai alat tubuh vital yaitu berperan sebagai bantalan lemak.
e. Salah satu penghasil energi tertinggi.
f. Salah satu bahan penyusun asam kholat, empedu.
g. Fungsi lemak salah satunya dapat menahan rasa lapar, hal ini karena lemak
dapat memperlambat perencanaan. Apabila perencanaan yang terjadi terlalu
cepat maka menyebabkan timbul rasa lapar yang cepat pula.
h. Salah satu bahan penyusun dalam membran sel.

F. Kebutuhan dan Sumber Lemak


1. Kebutuhan Lemak.
Tubuh manusia membutuhkan lemak sejak masa janin, pada saat itu terjadi
pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat pesat. Masa penting
perkembangan otak ialah pada pembelahan sel dini, yaitu pada waktu janin
mendapatkan makanan dari plasenta, 70 % sel otak membelah selama
pertumbuhan janin.
19

Pada awal pembentukan otak kandungan lipid di dalam otak meningkat


karena lipid merupakan bagian dari membrane sel otak. Sekitar 50 % bobot kering
otak terdiri atas lipid. Dari 50 % lipid itu terdiri atas asam lemak tak jenuh
majemuk berantai Panjang. Lipid juga merupakan bagian utama jaringan saraf.
Lipid merupakan bagian membrane sel penerima cahaya pada retina. Sebagian
besar asam lemak masuk ke dalam sel penerima cahaya pada masa pasca lahir.
Namun ketersediaan asam lemak pada masa perianal juga diperlukan untuk
mencegah kerusakan fungsi retina termasuk penurunan ketajaman penglihatan.
Asam lemak terdapat banyak dalam sel otak dan retina adalah asam
dokosaheksanoat selain itu di otak juga membutuhkan asam ikosatetraenoat.
Kebutuhan lemak untuk digunakan sebagai bagian membran sel
berlansung terus menerus. selanjutnya lemak dari makanan dibutuhkan tubuh
sebagai sumber energi dan zat esensial yaitu asam lemak esensial
dan mungkin pula sebagai sumber vitamin larut dalam lemak.
Pada daftar dianjurkan tidak terdapat angka untuk lemak. Namun apabila
kita memperhatikan label pangan dalam kemasan, kita akan menjumpai angka
kecukupan lemak. Angka kecukupan gizi untuk menghitung sumbangan zat gizi
yang terkandung di dalam pangan terhadap pemenuhan kecukupan gizi.
Anak usia 4 sampai 24 bulan misalnya dapat mengkonsumsi lemak
sebanyak 30 gr atau 28.4 % kecukupan energi sehari. Anak usia 2-5 tahun dapat
mengkonsumsi 45 gr lemak sehari atau 27 % kecukupan energi. Bagi orang
dewasa, konsumsi lemak maksimum 55 gr atau 25% kecukupan energi sehari.
Lemak yang dikonsumsi sebaiknya tidak mengandung lemak jenuh lebih dari 20
gr. Masukan kolesterol bagi orang dewasa sebaiknya kurang dari 300 mg sehari.
2. Sumber Lemak
Sumber lemak dibedakan menjadi 2, yaitu sumber lemak nabati dan lemak hewani
.
20

a. Lemak nabati
adalah : lemak yang didapat dari tumbuh – tumbuhan . contoh sumber lemak
nabati :
 Kacang kedelai. Kedelai mengandung banyak zat yang bermanfaat
seperti protein, lemak, vitamin, mineral juga merupan serat yang
paling baik. Tidak hanya itu susunan asam aminonya pada kedelai
paling lengkap dan seimbang disbanding kacang lainnya. Kandungan
lemak pada kedelai aman bagi penderita kolesterol. Kedelai
mengandung lemak tidak jenuh yang terdiri dari lemak tidak jenuh
tunggal dan lemak tidak jeuh ganda. Lemak pada kedelai berkhasiat
mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida juga dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah.
 Buah alpukat. Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal berisi 22
gram lemak. Buah ini juga menyediakan 20 manfaat penting bagi
Kesehatan diantaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium,
vitamin E dan B serta asam folat. Selain itu alpukat juga bermanfaat
sebagai anti inflamasi, meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut
dalam lemak, meningkatkan kandungan lemak juga menghambat dan
menghancurkan sel – sel kanker.
 Mentega shea shea (Vitellaria paradoxa ) adalah jenis tanaman yang
tumbuh di Afrika. Bijinya bisa diekstrak untuk diambil minyaknya dan
dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E dan A yang bisa
berfungsi sebagai antioksidan.
 Minyak kelapa. Mengandung asam laurat. Kandungan ini memiliki
efek anti virus yang ampuh terhadap tubuh dan baik untuk tiroid, serta
tidak meningkatkan kolesterol bila dikonsumsi dalam diet kaya asam
lemak esensial.
b. Sumber lemak hewani
Sumber lemak yang didapat dari hewan. Contoh nya antara lain :
 Minyak ikan. Minyak ikan banyak mengandung asam lemak omega 3
essensial seperti DHA dan EPA yang efektif dalam mengurangi insiden
21

penyakit kardiovaskuler. Selain itu dapat juga bermanfaat sebagai anti


inflamasi dan anti depresi alami.
 Ikan laut. Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik
bagi Kesehatan seperti salmon, sarden, herring, makarel, dan tuna.
Ikan ini banyak mengandung lemak omega 3 yang berfungsi untuk
membantu pertumbuhan, perkembangan fungsi otak, dan mengurangi
resiko kardiovaskuler.
 Daging. Merupakan makanan yang kaya akan sumber lemak. Daging
sapi dianggap yang palig popular diantara semua daging merah.
Daging sapi tanpa lemak mengandung 60 % dari nilai kecukupan
harian. Daging sapi mengandung lemak jenuh yang tinggi dan
dianggap meningkatkan resiko kanker.
 Susu. Komposisi susu diantranya air, bahan keing, lemak, dan bahn
kerig tanpa lemak, protein dan laktosa. Susu sapi memiliki kadar
lemak 31 %, protein 2.8 %, bahan kering 11.2 % bahan kering tanpa
lemak 8.1 %.
 Telur. Selain sebagai sumber protein telur juga banyak mengandung
lemak. Bagian telur yang mengandung protein adalah putinya
sedangkan bagian kuning telur mengandung lemak.
Jumlah kandungan lemak pada sumber lemak hewani dapat digambarkan
pada table dibawah ini :
22

G. Efek Kekurangan dan Kelebihan Lemak


1. Efek Kekurangan Lemak
Karena lemak begitu vital di dalam tubuh kita dan fungsi serta manfaatnya
begitu luar biasa, maka tentu akan ada efeknya jika sampai tubuh kekurangan
lemak. Di bawah ini sejumlah efek kekurangan lemak yang bisa diketahui dan
dicegah.
a. Kekeringan pada Kulit
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi dari kulit adalah
untuk mendukung terjaganya kesehatan kulit. Jadi sudah bisa dipastikan
bahwa ketika seseorang tak mencukupi kebutuhan lemak di dalam tubuhnya,
Kulit pun akan terkena efeknya di mana akan menjadi kering dan kusam
tampak kurang menarik. Hal ini juga akan menurunkan rasa percaya diri,
terutama bagi para wanita yang memedulikan penampilan. Kekeringan bisa
terjadi pada kulit apabila tubuh tak memiliki cukup lemak sehat, bahkan pada
kulit juga akan muncul gatal-gatal serta sisik.
b. Sulit Fokus dan Konsentrasi
Lemak pun dibutuhkan oleh sistem otak supaya dapat berfungsi
dengan baik, maka ketika tubuh tak mendapat cukup lemak, otak pun terkena
imbasnya. Kekurangan lemak akan membuat seseorang lebih sulit dalam
berfokus pada suatu hal dan mustahil rasanya untuk berkonsentrasi dengan
baik. Terkadang kesulitan berkonsentrasi juga bisa dipicu oleh kurangnya
kualitas tidur, tapi jika terlalu sering, sebaiknya segera periksakan kadar
lemak sehingga jika diketahui memang kurang, asupannya bisa ditambah
dengan mengonsumsi sumber makanan tepat.
c. Lemas dan Cepat Lelah
Sudah disebutkan juga sebelumnya bahwa sumber energi datangnya
dari lemak selain dari protein serta karbohidrat, maka ketika lemak berkurang
di dalam tubuh, tubuh akan kekurangan energi. Bila energi kurang, otomatis
tubuh tak bisa diajak berkompromi untuk lebih semangat karena rasanya akan
sangat lemas dan mudah lelah. Kondisi seperti inilah yang juga akan memicu
kemalasan untuk bergerak dan juga melakukan segala kegiatan.
23

d. Kedinginan
Perlu diketahui bahwa sumber produksi panas yang ada di dalam tubuh
asalnya dari lemak dan lemak jugalah yang memiliki tanggung jawab sebagai
penghangat tubuh. Orang yang memiliki lemak cukup tak akan mudah
kedinginan, dan sebaliknya orang yang tak mencukupi kebutuhan lemak maka
meski saat cuaca dan suhu tak begitu dingin pun akan lebih mudah merasa
kedinginan.
e. Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Kadar gula darah yang ada di dalam tubuh akan dibantu untuk lebih
stabil oleh lemak. Jadi apabila kadar gula darah di dalam tubuh tak stabil dan
cenderung tinggi, hal ini bisa juga dikarenakan kurangnya lemak di dalam
tubuh. Kadar gula darah yang cenderung tinggi dapat berpotensi diabetes
sehingga sangat perlu untuk memeriksakan dan rajin mengecek kadar lemak
dan gula darah ke dokter.
2. Efek Kelebihan Lemak
a. Kolesterol Tinggi
Mengonsumsi makanan secara sembarangan tanpa memilahnya lebih
dulu tentan mana yang berkandungan lemak baik dan mana yang bukan
adalah kebiasaan banyak orang. Padahal konsumsi bermacam-macam lemak
secara berlebihan mampu membuat kadar kolesterol naik dengan cepat dan
mudah di dalam tubuh. Inilah yang kemudian menjadi penyebab banyak
penyakit serius, seperti penimbunan plak yang menghambat jalannya aliran
darah di pembuluh darah, kerusakan arteri, serta pembuluh darah yang
mengalami penyempitan. Semuanya itu adalah efek yang akan meningkatkan
risiko penyakit jantung.
b. Sembelit
Kandungan lemak jahat tinggi di dalam makanan-makanan yang biasa
dikonsumsi rupanya tak sehat dan bahkan bisa berpengaruh buruk bagi sistem
kerja organ di dalam tubuh. Efek yang akan paling terasa adalah saluran
pencernaan yang menjadi kurang lancar, seperti pada perut dan usus. Sembelit
24

adalah efek paling umum yang terjadi karena kelebihan lemak sehingga
pencernaan terganggu.
c. Kerusakan pada Dinding Arteri
Mengonsumsi lemak, khususnya lemak jenuh bila begitu banyak di
dalam tubuh akan menjadi faktor peningkatan kadar kolesterol di dalam darah
dan ini adalah efek buruk bagi arteri jantung. Apabila arteri jantung
mengalami kerusakan, bagian organ tubuh lain pun dapat terkena imbasnya,
seperti ginjal dan juga otak.
d. Obesitas
Kegemukan adalah efek yang paling identik dengan lemak berlebih di
dalam tubuh, seperti lemak trans, lemak jenuh, lemak tak jenuh ganda maupun
tunggal. Sumber-sumber lemak apabila menumpuk di dalam tubuh secara
konsisten, maka ini akan membuat tubuh tak memiliki kemampuan untuk
berfungsi secara normal. Penimbunan lemak yang terjadi di dalam jaringan
tubuh biasanya bisa di berbagai tempat dan jika diabaikan semakin lama,
tubuh akan mengalami kegemukan alias obesitas yang berpotensi
menimbulkan banyak penyakit serius.
e. Kerusakan Otak
Konsumsi beragam makanan yang mengandung lemak jahat tinggi tak
hanya memicu kerusakan arteri, tapi juga fungsi otak. Hipotalamus yang
termasuk bidang pada organ otak dan bertugas membantu pengaturan
keseimbangan energi akan dirusak oleh lemak jenuh yang masuk ke dalam
tubuh dari makanan yang kita makan.
f. Meningkatkan Risiko Kanker
Pola makan yang tak diatur dengan baik bukan hanya bisa menaikkan
potensi penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes maupun otak, melainkan
juga kanker. Lemak yang tak kira-kira ada di dalam tubuh dan tidak
diseimbangkan dengan kandungan serat cukup justru akan memudahkan sel
kanker untuk tumbuh di berbagai organ tubuh kita. Contoh 2 penyakit kanker
yang dapat menyerang tubuh secara lebih gampang adalah leukimia dan
kanker payudara. Oleh sebab itu, untuk mencegah leukimia, salah satu cara
25

yang disarankan adalah mengonsumsi banyak-banyak makanan yang


berkandungan serat tinggi seperti biji-bijian, sayuran serta buah-buahan. Akan
jauh lebih baik lagi bila pola makan sehat ini pun diimbangi dengan olahraga
aktif serta teratur supaya lemak jahat dapat terbakar dan terbuang dari tubuh.
Sementara untuk kanker payudara, ini bisa dipicu oleh obesitas yang artinya
ada kelebihan lemak di dalam tubuh.
Maka untuk mencegahnya, disarankan untuk tak hanya memeriksakan
payudara secara teratur, tapi juga menjauhi makanan dengan kandungan lemak
tinggi. Dianjurkan pula untuk selalu memberikan asupan nutrisi seimbang
kepada tubuh, yaitu dengan konsumsi kandungan serat tinggi. Menjaga bobot
tubuh tetap pada angka normal serta mewajibkan tubuh untuk bergerak aktif
akan sangat membantu supaya lemak tak memberikan efek buruk bagi tubuh.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon
( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum benzne, ether. Lemak yang
mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang
mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar disebut
lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar disebut minyak.
Lemak merupakan zat yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
kita, diantara nya untuk pelindung tubuh dari temperatur suhu yang berperan sebagai
pelarut vitamin A, E, K, salah satu bahan penyusun vitamin , sebagai bantalan lemak
untuk melindungi organ – organ penting dalam tubuh. Namu bukan berarti kita bebas
untuk mengkonsumsi lemak dalam jumlah banyak karena tubuh kita punya kebutuhan
maksimal terhadap pemenuhan lemak maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh.
Kebutuhan manusia terhadap zat lemak tergantung dari usia dan tubuh manusia itu
sendiri.

Bagaimanapun segala sesuatu yang berlebihan ataupun yang dikurangi itu aka
nada dampaknya bagi tubuh. Maka dari itu jangan berlebihan dalam mengkonsumsi
lemak dan juga jangan terlalu membatasi diri dalam konsumsi lemak, sesuaikan dengan
kebutuhan tubuh perhari. Lemak dapat bersumber dari lemak hewani yaitu lemak yang
berasal dari hewan ataupun pengolahan hewan serta lemak nabati yakni lemak yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan. Yang perlu kita ingat konsumsi lah segala sesuatunya
sesuai dengan kebutuhan tubuh dan hindari lah mengkonsumsi lemak jenuh.

B. Saran
Bagi Masyarakat :
1. Hindari lah mengkonsumsi lemak jenuh karena berpotensi besar terkena jantung
coroner

26
27

2. Jangan menghindari makan lemak namun sesuaikan konsumsi lemak dengan


kebutuhan tubuh per hari
3. Lebih baik jika lebih sering mengkonsumsi lemak nabati karena kandungan lemak
jenuhn ya lebih sedikit.
4. Hindari konsumsi makanan yang tidak sehat.
5. Olahraga teratur untuk mengurangi pengendapan lemak jahat.

Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan makalah ini dan mengkaji
hal – hal lain seputar zat gizi yang terkandung dalam makanan terutama lemak serta
manfaat nya bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ebiologi.net/2015/10/proses-pencernaan-lemak-dalam-tubuh.htmltext.Pencernaan
Lemak oleh Tubuh Rongga Mulut. Proses,terjadi di usus halus. diakses tanggal 8 November
2020

https://www.scribd.com/doc/252193756/Penyerapan-lemak-docx diakses tanggal 8 November


2020

Prof.Dr.Ir.Ms,Deddi Muhtadi.2008.Pengantar Ilmu Gizi:Alfabeta

Drs.Irianto,Kus.dkk.2010.Gizi dan Pola Hidup Sehat :Yrana widyaIr.Ms,Made Astawan.dkk.200
8.

Metabolisme Zat Gizi 1 Sumber,Fungsi dan Kebutuhan bagi TubuhManusia:Pustaka sinar harapa
n

Anda mungkin juga menyukai