Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN BIOKIMIA

“UJI KELARUTAN DAN UJI NODA LEMAK”


“Disusun untuk memenuhi tugas praktikum Biokimia ”

Disusun Oleh :

Robi Ta’dim Nurdiansyah ( 24032118004 )

PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2019
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tak terhingga besarnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah, yaitu pembuatan laporan praktikum
Biokimia dengan judul “Uji Kelarutan dan Uji Noda Lemak”.

Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kami minta maaf
atas segala kekurangan yang ada. Semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama
bagi kami dan masyarakat luas. Semoga Allah selalu membimbing kita dalam
menapaki setiap jalan yang akan kita tempuh. Aamiin

Garut,20 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Lemak ................................................................................................................. 3
2.2 Uji kelarutan lemak ............................................................................................. 4
2.3 Uji Noda lemak ................................................................................................... 4
2.4 Bahan Baku ......................................................................................................... 5
BAB III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA ................................................... 7
3.1 Alat Praktikum .................................................................................................... 7
3.2 Bahan Praktikum ................................................................................................. 7
3.3 Prosedur kerja ..................................................................................................... 7
BAB IV HASIL PEMBAHASAN .................................................................................. 12
4.1 Hasil .................................................................................................................. 12
4.2 Pembahasan....................................................................................................... 12
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16
LAMPIRAN..................................................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biokimia adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi didalam zat hidup (sel, makhluk
hidup), baik itu mikroorganisme, tanaman, invertebrata, avertebrata, hewan
menyusui, dan manusia. Dalam hal ini, dapat kita ketahui bagaimana kumpulan
zat hidup bercampur atau bereaksi menghasilkan zat yang disebut dengan zat
hidup. Dan peranan biokimia ini adalah sebagai dasar pengembangan pengetahuan
dasar kedokteran, pertanian, peternakan, biologi, mikrobiologi, dan lainnya yang
sehubungan.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang ini banyak


ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori
tidaklah cukup jika hanya mengetahui secara bacaan saja, karena semua belumlah
cukup sehingga perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan praktikum. Adanya
praktikum ini kita dapat mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah,
demikian juga dengan teori lemak/lipid yang akan dibahas ini.

Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan


hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi
larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis
terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen
struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.

Istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid


juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya
(termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang
mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki
metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat
dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

1
Untuk membuktikan teori-teori yang ada tentang lemak/lipid maka
dilakukan beberapa percobaan ini. Percobaan tersebut antara lain percobaan
kelarutan, percobaan emulsi, percobaan gliserol dan benedict, percobaan asam
basa, percobaan kristal lemak, percobaan penyabunan, dan percobaan lemak total.

Pada ibu hamil, lemak diperlukan sebagai energi cadangan yang banyak
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan energi ibu hamil yang meningkat seiring
dengan tuntutan pertumbuhan janin yang normal

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana lipid dapat membentuk noda semi transparan pada kertas?


2. Bagaimana mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu ?
3. Bagaimana terjadinya pembentukan emulsi dari minyak ?
4. Bagaimana membuktikan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui lipid dapat membentuk noda semi transparan pada kertas.


2. Dapat mengetahui kelarutan lipida pada pelarut tertentu.
3. Mengetahui terjadinya pembentukan emulsi dari minyak .
4. Membuktikan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organic

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lemak
Lemak adalah ester yang terbentuk dari gliserol dengan asam lemak,
dimana ketiga gugus hidroksilnya dieterkan. Lemak dapat didefinisikan sebagai
senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non polar (Fessenden , 1986).
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam.
Perbedaan antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu
kamar, yaitu lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair. Perbedan
titik cair dari lemak disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang
rantai karbon, bentuk cis atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak
jenuh (Sartika, 2008).
Menurut Mantogomery (1993), lemak merupakan senyawa organik yang
sukar larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena, dan kloroform. Lemak
yang merupakan kelompok ikatan organik ini terdiri atas unsur-unsur Carbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O) yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat
pelarut tertentu (zat pelarut lemak). Dalam tubuh manusia, lemak berfungsi
sebagai komponen struktural membran sel, sebagai bentuk penyimpanan energi,
sebagai bahan bakar metabolik, dan sebagai agen pengemulsi.
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat
penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi
negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber
energi, bagian dari membran sel, menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung
organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K (Sartika, 2008).
Menurut Sudarmadji (1989), lemak dan minyak merupakan senyawa
organik yang sangat penting terdapat dalam makanan, karena dapat langsung
dicerna dalam tubuh manusia menjadi sumber energi. Lemak dan minyak tidak
hanya dikenal sebagai sumber makanan manusia, tapi merupakan bahan baku
lilin, margarin, detergen, kosmetik, obat-obatan, dan bahan pelumas, yang diolah
dengan proses yang berbeda.

3
Jumlah atom karbon pada asam lemak berkisar antara 4 sampai 24 atom
karbon, dengan pembagian antara lain asam lemak rantai pendek/SCFA (2–4 atom
karbon), rantai medium/MCFA (6–12 atom karbon) dan rantai panjang/LCFA
(>12 atom karbon). Semua lemak bahan pangan hewani dan sebagian besar
minyak nabati men- gandung asam lemak rantai panjang. Titik cair asam lemak
meningkat dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Umumnya asam lemak
yang menyusun lemak bahan pangan secara alami terdiri dari asam lemak dengan
konfigurasi posisi cis minyak kelapa sawit, kedelai, jagung, canola dan kelapa
(Sartika, 2008).
Sifat-sifat lemak menurut Almatsier (2002), adalah berat jenis lemak lebih
rendah daripada air, oleh karena itu air dan lemak tidak dapat bercampur sehingga
lemak akan berada di atas dan air berada dibawah. Semakin banyak mengandung
asam lemak rantai pendek dan ikatan tidak jenuh, maka konsistensi lemak akan
semakin cair. Sebaliknya semakin banyak mengandung asam lemak jenuh dan
rantai panjang maka konsistensi lemak akan semakin padat. Sifat fisika lemak dan
minyak adalah tidak larut dalam air, hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak
berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus polar. Viskositas lemak dan
minyak akan bertambah dengan bertambahnya panjang rantai karbon (Deman,
1997).
2.2 Uji kelarutan lemak
Pada uji biuret, Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat
lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan
oleh sifat kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka
hasilnya lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat
nonpolar sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar
(Garjito, 1980).
2.3 Uji Noda lemak
Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas
tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk
biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.

4
2.4 Bahan Baku
1. Minyak kelapa
Minyak kelapa atau minyak goreng merupakan trigliserida yang pada
kondisi segar (belum digunakan untuk menggoreng) mempunyai kadar asam
lemak tertentu. Dimana proses penggorengan akan terjadi dekomposisi pada batas
tertentu yang akan mengakibatkan minyak Dalam percobaan grease spot test ( tes
noda lemak ), minyak ditambahkan dengan eter. Minyak baru yang awalnya
kuning setelah ditambahkan eter menimbulkan larutan bening. Digunakannya eter
pada percobaan ini dikarenakan eter merupakan pelarut organik nonpolar yang
dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa nonpolar, dimana
tingkat kepolaran antara eter dengan minyak goreng hampir sama. Jika digunakan
air sebagai pelarutnya maka minyak goreng tidak dapat larut karena antara minyak
goreng dengan air memiliki tingkat kepolaritasan yang jauh berbeda. Selain itu
digunakanya eter sebagai pelarut dan bukan pelarut organik yang lain, karena
dengan sifat eter yang mudah menguap, sehingga yang tersisa pada gelas arloji
adalah minyak goreng saja.
2. Minyak sawit
Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi
dan diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil
ini digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan
juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak
sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit
membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya.
3. Tepung tapioka
Tapioka merupakan tepung yang terbuat dari singkong. Tepung ini sering
digunakan sebagai campuran dalam pembuatan bakso, siomay, atau kue basah.
Fungsi penambahan tepung tapioka adalah untuk menambah kekenyalan
makanan. Tepung tapioka yang bebas gluten merupakan pilihan tepung yang lebih
cocok terutama bagi Anda yang memiliki intoleransi gluten.

5
4. Margarine
Margarin yang diambil dari kata "margarine". Margarin dibuat dari lemak
nabati. Kalau di Indonesia, margarin biasanya dibuat dari minyak kelapa sawit
yang diproses bersama dengan air dan garam dengan perbandingan tertentu. Dan
karena margarin ini dibuat dari lemak nabati, margarin cenderung lebih rendah
kolesterol. Dan dari sisi ekonomis, margarin lebih murah ketimbang mentega.

6
BAB III ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat Praktikum

1. Plat tetes
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Gelas ukur
3.2 Bahan Praktikum

1. Air
2. Eter
3. Na2CO
4. Minyak Kelapa
5. Minyak Sawit
6. Tepung Tapioka
7. Margarine
3.3 Prosedur kerja

1. Uji Kelarutan

Pertama 5 tabung reaksi dan isilah masing-masing dengan 2ml eter,air,larutan 1%


Na2CO3

Kedua tambahkan kedalam tiap tabung diatas, setelah minyak kelapa

Ketiga gojoklah kemudian biarkan selama menit

Terakhir Liat dan catat reaksi yang terjadi

7
2. Uji noda lemak

Pertama tabung reaksi dengan sedikit bahan yang akan diteliti kandungan
lemak/minyaknya lakuk

Lalu Tambahkan beberapa tetes eter 4ml dan gojoklah

Kemudian ambil lapisan eter dan tempatkan diatas lempeng tetes.

Selanjutnya Biarkan eternya menguap dan usaplah sisinya dengan kertas


minyak

Terakhir amati dan catat apa yang terjadi perubahan

8
BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Uji biuret

Pelarut Larutan Hasil


Na2CO3 Minyak kelapa Larut
Alkohol Minyak kelapa Mengendap
Air Minyak kelapa Tidak larut

2. Uji Koagulasi

Larutan Pelarut Hasil


Minyak kelapa Alkohol 2ml Tidak bernoda
Margarin Alkohol 2ml Bernoda
Minyak sawit Alkohol 2ml Tidak bernoda
Tepung beras Alkohol 2ml Tidak bernoda

4.2 Pembahasan

1. Uji Kelarutan
Uji kelarutan pada lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut. Jika lipit
dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan larut.
Hal tersebut dikarenakan lipid memiliki sifat nonpolar sehingga hanya akan larut
pada pelarut yang sama-sama bersifat nonpolar. Jadi dari ketiga pelarut ditabel
hanya satu yang tidak larut dalam air karena sifat air itu polar tapi ketika lemak
dilarutkan dengan eter/alcohol dan Na2CO3 lemak tersebut akan larut karena
lemak bersifat nonpolar dan pelarut tersebut sifatnya nonpolar,sepeti yang
terlampir pada gambar
2. Uji Noda Lemak
Uji noda ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui ada atau tidaknya
noda dalam sampel lipid yang kita gunakan. Biasanya sampel atau produk dengan
kejenuhan yang tinggi akan meninggalkan noda pada kertas saring yang
digunakan Prosedur kerjanya yaitu teteskan larutan dengan pipet tetes pada
larutan percobaan pada pengujian kelarutan diatas dengan menggunakan kertas
saring.

12
Sampel yang berupa minyak kelapa, minyak sawit, margarin dan tepung
beras dilarutkan dalam campuran 2ml alkohol-eter. Hasil dari pencampuran
tersebut berwarna putih keruh untuk minyak kelapa dan minyak sawit bewarna
putih, berwarna kuning untuk margarin dan berwarna putih keruh untuk tepung
beras. Kemudian keempat sampel diteteskan diatas kertas saring. Hasil
pengamatan diperoleh bahwa terdapat noda-noda karena adanya minyak yang
terkandung dalam larutan. Hasil yang berbeda diperlihatkan oleh margarin yang
pada saat penetesan larutan, ada noda pada kertas saring (transparan) untuk pada
sampel minyak kelapa dan minyak sawit tidak ada noda mungkin hal ini
disebabkan minyak pada sampel sedikit sehingga tidak ada noda pada kertas
saring.
Dan untuk sampel tepung beras tidak ada noda berarti tepung beras tidak
mengandung minyak

13
14
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut
dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform,
aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka kedua cairan
akan memisah menjadi dua lapisan. Dapat simpulkan bahwa minyak tidak dapat
larut dalam air karena minyak bersifat nonpolar sedangkan air bersifat polar.
Minyak bisa larut dengan larutan yang sifat larutannya nonpolar.

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa dari keempat sampel yang
diujikan terlihat noda transparan pada margarin, minyak kelapa, dan minyak sawit
tidak ada noda disebatkan minyak pada sampel sedikit. Untuk sampel tepung
beras pada kertas saringnya tidak dikarenakan tepung beras tidak mengandung
minyak

15
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Deman, J.M., 1997, Kimia Makanan. Penerbit ITB, Bandung.
Fessenden, R. J dan J. S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Erlangga, Jakarta
Mantogomery, R. 1993. Biokimia. UGM Press Yogyakarta.
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh
dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
Vol. 2, No. 4, Februari 2008
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai