Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BIOKIMIA II
“ BIOSINTESIS LIPID ”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia II
Dosen Pengampu: Citra Ayu Dewi, M.Pd

OLEH : KELOMPOK I
1. DWI ARIANI (21221001)
2. ZUINAN DAKWA (21221005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS SAINS,TEKNIK DAN TERAPAN
UNDIKMA MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan


rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia II
yang berjudul “ Biosintesis Lipid ”. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Citra Ayu Dewi
M.Pd selaku Dosen mata kuliah Biokimia II yang telah memberikan tugas ini. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Terima kasih.

Mataram, 07 Juni 2023


Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I : Pendahuluan....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II : Pembahasan....................................................................................................................3
2.1 Apa yang dimaksud dengan kelainan metabolisme karbohidrat......................................3
2.2 Apa penyebab kelainan metabolisme karbohidrat...........................................................4
2.3 Apa penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat.........................5
BAB III : Penutup.........................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Salah satu senyawa organik golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan,
hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lemak (lipid).
Lemak pada tubuh manusia terdapat pada jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan
lemak sekitar ginjal, yang mencapai 90%, sedangkan pada jaringan otak sekitar 75%
sampai 70%. Lemak pada suhu kamar berbentuk caior, sedangkan istilah lemak biasanya
digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan,
sedangkan minyak dari tumbuhan.
Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tidak larut dalam air yang diekstraksi
dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut non polar, istilah lipid mencakup
golongan senyawa dengan keanekaragaman struktur. Biosintesis merupakan pembentukan
molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya,
melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintesis dapat diartikan sebagai urutan atau
proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks. Lemak yang dikonsumsi manusia, berdasarkan sumbernya
dibedakan menjadi lemak hewani dan lemak nabati. Pada umumnya lemak hewani terdiri
dari dari asam lemak jenuh sedangkan lemak nabati terdiri dari asam lemak tak jenuh.
Walaupun Asam lemak tak jenuh lebih mudah mengalami oksidasi dibandingkan asam
lemak jenuh, namun asam lemak tak jenuh lebih menyehatkan untuk tubuh dikarenakan
disimpan dalam bentuk kolestrol baik (LDL).
Makanan yang mengandung lemak akan dicerna oleh tubuh dan dirombak menjadi
asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kelebihan asam lemak yang tidak digunakan oleh
tubuh akan disintesis kembali menjadi Selain itu, karbohidrat juga dikenal dengan nama
sakarida (Saccharum =gula). Senyawa karbohidrat mudah ditemukan di dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya di dalam gula pasir, buah-buahan, gula tebu, air susu, beras, jagung,
gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas.

1
Apakah yang membedakan bahan-bahan tersebut? Berdasarkan jumlah sakarida
yang dikandungnya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida, disakarida,
dan polisakarida. Gula pasir dan buah-buahan mengandung monosakarida, gula tebu dan
air susu mengandung disakarida, sedangkan beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang,
singkong, dan kapas mengandung polisakarida. Metabolisme karbohidrat dapat dikatakan
sebagai proses alami yang tidak hanya terjadi di dalam tubuh manusia melainkan juga
makhluk lain seperti hewan dan bahkan juga tumbuhan. Di dalam tubuh, karbohidrat yang
telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi
utamapbagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan
berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak.
Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat tersimpan sebagai cadangan
energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen otot merupakan
salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan glikogen hati
dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan
sistem pusat syaraf. lemak dan dijadikan sebagai cadangan energi. Namun, sintesis lemak
dapat pula dibentuk dari glukosa maupun asam amino.
Oleh karena itu dalam makalah ini, penulis mencoba memberi penjelasan kepada
pembaca tentang bagaimana menyintesis lemak pada tumbuhan maupun hewan (manusia)
baik yang berasal dari asam lemak, glukosa maupun asam amino.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yg dimaksud dengan Biosintesa lipid?
b. Bagaimanakah tahapan-tahapan biosintesa liplipid
c. Berapakah jumlah energi yang dihasilkan dari biosintesa lipid?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Biosintesa lipid
b. Untuk mengetahui tahapan-tahapan biosintesa lipid
c. Untuk mengetahui jumlah energi yang dihasilkan dari biosintesa lipid?

2
BAB II
.

2.1 Pengertian Biosintasa Lipid

Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut
dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida,
fosfolipid, dan lain-lain.

Fungsi biologis utama lipid yaitu untuk menyimpan energi, berperan dalam pensinyalan,
dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid digunakan dalam industri
kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi.

Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat
amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel,
liposom multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik. Lipid biologis
berasal, seluruhnya atau sebagian, dari dua jenis subunit biokimia atau "blok-pembangun"
yang berbeda, yaitu gugus ketoasil dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid
dapat dibagi menjadi delapan kategori: asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid,
sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta
lipid prenol (berasal dari kondensasi subunit isoprena).

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk lemak, lemak
adalah subkelompok lipid yang disebut trigliserida. Lipid juga mencakup molekul seperti
asam lemak dan turunannya (termasuk tri-, di-, monogliserida, dan fosfolipid), serta metabolit
lainnya yang mengandung sterol seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia lainnya
menggunakan berbagai jalur biosintesis untuk memecah dan menyintesis lipid, beberapa lipid
esensial tidak dapat dibuat dengan cara ini dan harus diperoleh dari makanan. Fungsi dari
Lipid sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan energi kepada (sel-sel) tubuh,
komponen struktural membran sel, komponen pembentuk insulator untuk mengurangi
penurunan panas tubuh, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, meredam
dampak benturan pada organ tubuh, komponen pembentuk hormon (fungsi endokrin) dan
vitamin yang larut dalam lemak

Definisi/arti kata “Biosintesis” di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah n Kim
artinya pembentukan senyawa kimia dalam sel-sel hidup. Istilah Biosintesis berarti
pembentukan senyawa alami oleh organisme hidup. Biosintesis juga diartikan sebagai
pembentukan molekul alami dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, atau suatu
proses anabolisme. Juga Biosintesis adalah suatu proses banyak-tahap, yang dikatalisis-enzim
di mana substrat diubah menjadi produk yang lebih kompleks dalam organisme hidup. Dalam
biosintesis, senyawa dimodifikasi, diubah menjadi senyawa lain, atau digabungkan bersama
untuk membentuk makromolekul. Proses ini terkadang terdiri dari jalur metabolik.

Beberapa dari jalur biosintesis ini berlokasi didalam organel sel tunggal, sementara lainnya
melibatkan enzim yang berlokasi di dalam organel sel ganda. Jalur biosintesis adalah
gambaran langkah-langkah reaksi kimia yang terjadi ketika organisme hidup menciptakan
molekul kompleks baru. Contoh dari jalur biosintesis ini diantaranya pada produksi komponen
membran lipida dan nukleotida. Biosintesis biasanya bersinonim dengan anabolisme. Unsur-
unsur prasyarat untuk biosintesis meliputi: senyawa prekursor, energi kimia (misalnya ATP),
dan enzim katalitik yang mungkin memerlukan koenzim (misalnya NADH, NADPH).
Elemen-elemen ini menciptakan monomer, suatu blok pembangun untuk makromolekul.
Beberapa makromolekul biologis penting meliputi: protein, yang terdiri dari monomer asam
amino yang bergabung melalui ikatan peptida, dan molekul DNA, yang terdiri dari nukleotida
yang bergabung melalui ikatan fosfodiester.

2.2 Proses yang terjadi selama Biosintesis Lipid atau Biosintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak bukan berarti kebalikan dari jalur penguraian asam lemak, artinya
pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui jalur metabolic lain, walaupun
ada sebagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan dari reaksi penguraian asam
lemak dalam mitokondria.

Pada hakikatnya sintesis asam lemak berasal dari asetil KoA. Enzim yang bekerja sebagai
katalis adalah komplek senzim-enzim yang terdapat dalam sitoplasma, sedangkan enzim
pemecah asam lemak terdapat pada mitokondria. Reaksi awal adalah karboksilasi asetil
koenzim A menjadi malonil koenzim A. Reaksi ini melibatkan HCO3- dan energy dari ATP.
Dalam sintesis malonil koenzim A ini, malonil koenzim A karboksilase yang mempunyai
gugus prostetik biotin bekerja sebagai katalis. Reaksi pembentukan maloil koenzim A
sebenarnya terdiri atas dua reaksi sebagai berikut: Biotin-enzim + ATP+ HCO3- CO2 biotin-
enzim + ADP+ Pi CO2 biotin-enzim + asetilKoA malonilKOA + biotin-enzim

Biotin terikat pada suatu protein yang disebut protein pengangkut karboksilbiotin. Biotin
karboksilase adalah enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi karboksilasi biotin.
Reaksi kedua ialah pemindahan gugus karboksilat kepada asetil koenzimA. Katalis dalam
reaksi ini ialah transkarboksilase.

Telah diteliti bahwa zat-zat antara dalam sintesis asam lemak diikat oleh suatu protein
pengangkut asil (acyl carrier protein) atau ACP. Ikatan ini terjadi pada ujung molekul yang
mengandung gugus-SH, yaitu gugus fosfopanteteina. Gugus ini terdapat pula pada molekul
koenzimA.

Sistem enzim yang bekerja sebagai katalis dalam sintesis asam lemak jenuh dari asetil
koenzim A, malonil koenzim A, dan NADPH disebut asam lemak sintase dan merupakan
suatu kompleks multienzim. Tahap berikutnya dalam sintesis asam lemak adalah tahap
memperpanjang rangkaian atom C, yang dimulai dengan pembentukan asetil ACP dan malonil
ACP, dengan katalis asetil transasilase dan maloni transasilase. Maloni transasilase bersifat
sangat khas, sedangkan asetil transasilase dapat memindahkan gugus asil selain asetil,
walaupun lambat,Asam lemak dengan jumlah atom C ganjil disintesis berawal dari propionil
ACP, asetil ACP dan malonil ACP bereaksi membentuk asetoasetil ACP, dengan enzim asli-
malonil ACP kondensase sebagai katalis. Asetil ACP+ malonil ACP= asetoasetil ACP + ACP
+ CO2
Pada reaksi kondensasi ini, senyawa 4 atom C dibentuk dari senyawa 2 atom C dengan
senyawa 3 atomC dan CO2 dibebaskan.

Tahap selanjutnya ialah reduksi gugus keton pada C nomor 3, dari asetoasetil ACP menjadi
3 hidroksi butiril ACP dengan ketoasil ACP reduktase sebagai katalis. Kemudian 3-hidroksi
butiril ACP diubah menjadi krotonil ACP dengan pengeluaran molekul air(dehidrasi).

Enzim yang bekerja pada reaksi ini ialah 3-hidroksi asil ACP dehidrase. Reaksi terakhir dari
putaran pertama sintesis asam lemak ialah pembentukan butiril ACP dari krotonil ACP dengan
katalis enoil ACP reduktase. Jadi putaran pertama proses perpanjangan rantai C ini telah
mengubah asetil koenzim A menjadi butiril ACP. Putaran kedua pada proses perpanjangan
rantai C dimulai dengan reaksi butiril ACP dengan malonil ACP dan seterusnya seperti reaksi-
reaksi pada putaran pertama. Demikian setelah beberapa putaran maka asam lemak terbentuk
pada reaksi terakhir yaitu hidrolisis asil ACP menjadi asam lemak dan ACP.Sebagai contoh
sintesis asam palmitat mempunyai persamaan reaksi sebagai berikut: 7asetil KOA + 7CO2 +
7ATP + 7H2O 7malonil KoA + 7ADP+ 7Pi+ 14H+ Asetil KoA +7malonil KoA + 14NADPH
+2 OH++ H2O Asam palmitat + 7CO2 + 14NADP++8HSKOA Persamaan reaksi keseluruhan
menjadi: 8 asetil KoA+7ATP +14 NADPH + H2O +6 H+ asam palmitat +14 NADP+
+8HSKOA+7ADP+7Pi

Dari contoh diatas tampak bahwa asam palmitat terbentuk dari 8 molekul asetil KOA, 14
NADPH dan 7 ATP. Asam palmitat dibuat dalam sitoplasma, sedangkan asetil KOA dibentuk
dari asam piruvat dalam mitokondria. Oleh karenanya asetil KoA harus diangkut dari
mitokondria kedalam sitoplasma. Membran mitokondria ternyata tidak permeable terhadap
asetil KoA, jadi harus diubah dahulu menjadi asam sitrat yang dapat menembus membrane
mitokondria.Setelah sampai dalam sitoplasma asetil KoA dilepaskan lagi dengan bantuan
sitrat liase sebagai katalis. Asam sitrat + ATP + HSKOA asetil KoA+ ADP+ Pi + oksaloasetat.

Asam oksaloasetat yang terbentuk dalam sitoplasma ini harus dikembalikan kedalam
mitokondria. Membran mitokindria tidak permeable terhadap asam oksaloasetat, karena itu
oksaloasetat diubah dahulu menjadi piruvat melalui asam malat. Dalam reaksi ini NADPH
dihasilkan dari NADH. Mula-mula asam oksaloasetat direduksi oleh NADH menjadi asam
malat. Katalis dalam reaksi ini malat dehidrogenase yang terdapat dalam sitoplasma.
Kemudian asam malat diubah menjadi asam piruvat.
Asam oksaloasetat + NADH + H+ asam malat + NAD Asam piruvat yang dihasilkan dalam
reaksi tersebut dapat masuk kedalam mitokondria dan diubah menjadi asam oksaloaseta toleh
piruvat karboksilase. Asam piruvat+CO2 +ATP+H2O asamoksaloasetat+ADP+Pi+2 H+

Proses pemindahan satu molekul asetil koenzim A dari mitokondria kedalam sitoplasma dapat
menghasilkan satu molekul NADPH. Pembentukan asam palmitat membutuhkan 8 molekul
asetil koenzim A, oleh karenanya terbentuk pula 8 molekul NADPH. Telah dijelaskan bahwa
pembentukan asam palmitat membutuhkan 14 molekul NADPH. Kekurangan 6 molekul
NADPH diperoleh dari reaksi pembentukan ribulosa-5-Fosfat dari glukosa-6-fosfat Tiga
molekul ribulosa 5 fosfat dapat diubah menjadi 2 molekul heksosa dan satu molekul triosa
yang dapat masuk kedalam proses glikolisis. Beberapa ciri penting yang dapat kita amati pada
sintesis asam lemak ialah:

1. Sintesis asam lemak terjadi pada sitoplasma, sedangkan oksidasi terjadi


pada mitokondria.

2. Senyawa-senyawa antara dalam sintesis asam lemak terikat pada ACP,


sedangkan pada pemecahan asam lemak, senyawa-senyawa antara terikat
pada koenzimA.. Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis
asam lemak merupakan suatu kompleks multienzim yang disebut asam
lemak sintase. Pada pemecahan asam lemak tidak terdapat system
multienzim

3. Perpanjangan rantai C pada sintesis asam lemak ialah penambahan 2 atom


C secara berturut-turut yang berasal dari asetil koenzim A. Adapun senyawa
yang berfungsi sebagai donor unit 2 atom C ialah malonil ACP.

4. Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.

2.3 Pengaturan Biosintesis asam lemak

Kecepatan biosintesis asam lemak ditentukan terutama oleh kecepatan reaksi asetil- KOA
karboksilase, yang membentuk malonil-KoA. Asetil-KoA karboksilase adalah suatu enzim
alosterik. Enzim ini hampir-hampir tidak aktif jika tidak terdapat modulator pengaktifnya
yaitu sitrat. Bilamana konsentrasi sitrat pada mitokondria meningkat, molekul ini terlepas
menuju sitosol. Didalam sitosol, sitrat menjadi pemberi isyarat alosterik bahwa siklus asam
sitrat telah cukup memperoleh bahan bakar dan bahwa kelebihan asetil-KoA karboksilase,
menyebabkan peningkatan yang tinggi pada kecepatan pengubahan asetil-KoA menjadi
malonil KoA. Sitrat sitosol adalah sumber asetil-KoA yang diperlukan pada sintesis asam
lemak. Sebaliknya, bilamana terdapat kelebihan produksi palmitoil-KoA, molekul ini berperan
sebagai suatu isyarat alosterik yang menghambat asetil-KoA karboksilase. Karena asam lemak
tidak dapat disimpan dalam bentuknya sendiri tetapi hanya sebagai triagliserol, konsetrasi
gliserol fosfat dapat mengontrol sintesis asam lemak.

2.4 Bionsintesis Triasilgliserol

Triasilgliserol (trigliserida) merupakan lipida cadangan yang dapat disintesis secara akrif
dalam jaringan sel hewan dan tumbuhan terutama di dalam sel lemak dan sel hati hewan
mamalia.

Jalur metabolic biosintesis suatu trigliserida terdiri dari beberapa tahap, yakni Tahap pertama
sintesis trigliserida ialah pembentukan gliserofosfat, baik dari gliserol (reaksi 1), maupun dari
dihidroksi aseton fosfat (reaksi 2). Reaksi 1 berlangsung dalam hati dan ginjal dan reaksi 2
berlangsung dalam mukosa usus serta dalam jaringan adipose. Selanjutnyaa gliserofosfat yang
telah terbentuk bereaksi dengan 2 mol asil koenzim A membentuk suatu asam fosfatidat
(reaksi 3). Tahap berikutnya ialah reaksi hidrolisis asam fosfatidat ini dengan fosfatase sebagai
katalis dan menghasilkan suatu 1, 2-Digliserida (reaksi 4). Asilasi tehadap 1,2-digliserida ini
merupakan reaksi pada tahap akhir karena molekul asil koenzim A akan teriakt pada atom C
nomor 3, sehingga terbentuk trigliserida (rekasi).

Senyawa awal untuk biosintesis trigliserida ini adalah dengan gliserol-3fosfat dan senyawa
koenzim-A asil asam lemak. Gliserol-3-fosfat pada umumnya terbentuk dari senyawa-antara
proses glikolisis, yaitu dihidroksiaseton fosfat dengan menggunakan katalis enzim gliserol-3-
fosfat dehidrogenase yang dibantu oleh sistem NAD+/NADH sebagai koenzimnya diubah
menjadi L-gliserol-3-fosfat. Berikut ini adalah proses pembetukan gliserol-3-fosfat:
Setelah terbentuknya senyawa gliserol-3-fosfat yang dihasilkan oleh dihidroksi aseton fosfat,
kemudian dilanjutkan pembentukan triasilgliserol yang terdiri dari empat tahap reaksi. Pada
tahap pertama dan kedua yang terjadi dalam reaksi ini adalah proses asilasi gugus hidroksil
dari gliserol-3-fosfat. Tahap reaksi pertama menghasilkan asam lisofosfat, reaksi ini
diakatalisis oleh enzim gliserolfosfat asiltransferase. Dalam reaksi ini gugus asil asam lemak
pada koenzim-A asil asam lemak dipindahkan ke gugus hidroksil pada gliserol-3-fosfat secara
bertahap sampai pada tahapan reaksi yang kedua. Reaksi yang kedua ini juga dikatalisis oleh
enzim gliserol asiltransferase. Sehingga di tahap reaksi kedua menghasilkan fosfatidat untuk
dilanjutkan menuju tahapan reaksi berikutnya. Berikut adalah tahapan reaksi pertama dan
kedua pada proses biosintesis trigliserol:Pada tahap reaksi ketiga biosintesis trigliserol, asam
fosfatidat dihidrolisis dengan enzim fosfatidat fosfatase untuk melepas gugus fosfat pada
senyawa fosfatidat sehingga dihasilkan senyawa diasilgliserol. Kemudian pada tahap reaksi
terakhir, diasilgliserol bereaksi dengan koenzim-A asil asam lemak dan dikatalisis oleh enzim
diasilgliserol asiltransferase menghasilkan triasilgliserol.

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Biosintesis asam lemak adalah pembentukan asam lemak sebagian besar


berlangsung melalui jalur metabolic, sintesis asam lemak berasal dari
asetil KOA. Melalui 3 tahap yaitu Tahap biosintesis malonil KoA dari
asetil KoA, terjadi di sitosol. Lalu pemanjangan rantai asam lemak yang
dibagi menjadi 4 tahap yaitu tahap kondensasi, reduksi, dehidrasi dan
reduksi. Terjadi di mitokondria dan RE. Lalu Tahap denaturasi terjadi di
RE.

2. Biosintesis trigliserida terjadi di hati melalui beberapa tahap :


a. Sintesis trigliserida ialah pembentukan gliserofosfat, baik dari
gliserol dan

b. Dihidroksi aseton fosfat, lalu

c. Membentuk suatu asam fosfatidat selanjutnya menghasilkan


suatu 1, 2-digliserida,

d. Kemudian molekul asil koenzim A akan terikat pada atom C


nomor 3.

e. Sehingga terbentuk trigliserida.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lemak harus dikatabolisme terlebih dahulu supaya terbentuk
menjadi asam lemak dan gliserol yang dapat masuk ke jalur respirasi aerob sehingga dapat
terbentuk energi.

3.2 Saran

Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah Setelah
mengetahui mater ilipid kita dapat menerapkan dalam kehidupan kita, terutama dalam
fungsi dan peranannya. Dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
sangat jauh dari sifat kesempurnaan. untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan agar dalam pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Chemistry.Alih Bahasa: Muliawan.M.UI.Jakarta. Murray, R.K. 2006. Biokimia Herper Edisi2 7.


Jakarta :buku kedokteran EGC.

David Page. 1985. Prinsip-prinsip Biokimia, edisi ke-2. Penerbit Erlangga

Harper.H.A., V.W.Rodwell..ndP.AMayes, 1979. Biokimia. Review of Physiological

Poedjadi, A. 1994. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: UIPress.

Yohanis,Ngili. 2013.Biokimia Dasar,edisi ke-1, Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.

Agung,Sumbono. 2016. Biokimia Pangan Dasar. Jakarta

Akoh,C & Min, David. 2008.Food Lipids. USA: CRC Press


Anonim. 2011. Metabolisme Lipid.

Anonim. 2012. Lemak dan Metabolisme dalam Tubuh.

Anonymous. 2014c. Definisi, jenis, struktur dan fungsi lemak.

AOAC. 2005. Official methods of analysis of the AOAC. AOAC Inc

Christie, W.W. 1982. Lipid Analysis. Pergamon Press, New York,.

Christy, W. 2006. Advances in Lipid methodology

Anda mungkin juga menyukai