Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOKIMIA

METABOLISME LEMAK
Dosen Pengampu: Zenia Lutfi Kurniawati S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Mirna Nuriani 2105016030
Salma Azzahra 2105016031
Suci Rahmawati 2105016032
Ragil Tri Aprilia 2105016033
Suci Zahra 2105016034
Chintya Rofidah S 2105016035
Puji Setia Wati 2105016036

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah
yang kami susun ini dapat selesai tepat waktu. Kemudian tidak lupa shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah SAW dan kepada kita semua
selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Biokimia
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Zenia Lutfi kurniawati, S.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah biokimia yang telah memberikan tugas untuk menambah
pengetahuan dan wawasan kami tentang ini. Makalah ini kami susun dengan
sebaik mungkin dari berbagai sumber bacaan yang telah kami dapat, baik dari
buku maupun internet yang mengandung informasi mengenai metabolisme lemak.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
sehingga kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penulisan, dan informasi yang kami dapatkan.

Samarinda, 08 November 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A. Pencernaan Lemak ................................................................................ 3
B. Jenis-jenis Lemak ................................................................................. 5
C. Sumber Jenis Lemak ............................................................................. 5
D. Metabolisme Lipid ................................................................................ 6
E. Oksidasi Beta Asam Lemak .................................................................. 8
F. Siklus Krebs ........................................................................................ 12
G. Ketogenesis ......................................................................................... 14
H. Biosintesis Asam Lemak .................................................................... 15
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 17
A. Kesimpulan ......................................................................................... 17
Daftar Pustaka .................................................................................................. 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lemak merupakan salah satu zat makanan yang paling penting untuk
menjaga kesehatan tubuh. Terdapat beberapa fungsi lemak dalam tubuh, yaitu
sebagai sumber energi yang paling tinggi, pelindung organ dalam tubuh,
berfungsi dalam pembentukan dinding sel, membantu dalam melarutkan
vitamin dan berfungsi dalam pembentukan jaringan adipose. Lemak
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,25 kali lebih tinggi dari
energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.
Ditinjau dari segi nutrisi, komponen lemak yang penting adalah trigliserida,
fosfolipida, kolesterol, asam-asam lemak dan gliserol serta vitamin-vitamin
yang terlarut dalam lemak.
Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau
amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka untuk
membentuk struktur seperti vesikel, liposom multilamelar/unilamelar, atau
membran dalam lingkungan akuatik. Lipid biologis berasal, seluruhnya atau
sebagian, dari dua jenis subunit biokimia atau "blok pembangun" yang
berbeda yaitu: gugus ketoasil dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan
ini, lipid dapat dibagi menjadi delapan kategori: asam lemak, gliserolipid,
gliserofosfolipid, spingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari
kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta lipid prenol (berasal dari
kondensasi subunit isoprena).
Lipid adalah kelas senyawa organik yang mencakup beberapa senyawa
alami yang larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut
dalam air. Secara klasik, jalur metabolisme lipid terdiri dari anabolisme dan
katabolisme. Kedua jenis garis tersebut kemudian bertemu di garis tengah.
Setiap tubuh manusia memiliki beberapa molekul di masing-masing aktivitas
dan proses metabolisme dan reaksi berbeda yang mengatur aktivitas
metabolisme tubuh. Metabolisme mempengaruhi konversi makanan seperti

1
glukosa, asam amino dan asam lemak menjadi senyawa yang diperlukan
untuk proses kehidupan seperti: sumber energi (ATP)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pencernaan lemak?
2. Apa saja jenis-jenis lemak?
3. Apa saja sumber lemak?
4. Bagaimana proses metabolisme lipid?
5. Bagaimana proses oksidasi beta asam lemak?
6. Bagaimana proses siklus Krebs?
7. Bagaimana proses ketogenesis?
8. Bagaimana proses biosintesis asam lemak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pencernaan lemak.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis lemak.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber lemak.
4. Untuk mengetahui proses metabolisme lipid.
5. Untuk mengetahui proses oksidasi beta asam lemak.
6. Untuk mengetahui proses siklus Krebs.
7. Untuk mengetahui proses ketogenesis.
8. Untuk mengetahui proses biosintesis asam lemak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencernaan Lemak
Lemak dicerna tidak terjadi di lambung dan mulut, hal ini karena tempat
tersebut tidak memiliki enzim lipase yang berfungsi untuk memecah lemak
atau menghidrolisis. Oleh sebab itu, pencernaan lemak terjadi di usus hal ini
karena usus memiliki enzim lipase. Lemak yang keluar dari lambung
kemudian masuk ke usus sehingga akan merangsang hormon kolesistokinin.
Hormon tersebut dapat mengakibatkan kantung empedu untuk berkontraksi
sehingga akan mengeluarkan cairan empedu ke duodenum atau usus dua belas
jari. Empedu yang di dalamnya memiliki kandungan garam empedu memiliki
peran yang sangat penting untuk mengemulsikan lemak. Emulsi lemak
tersebut merupakan pemecahan lemak yang ukurannya besar menjadi butiran
lemak kecil.
Trigliserida (ukuran lemak yang lebih kecil) yang teremulsi tersebut dapat
memudahkan proses hidrolisis lemak oleh enzim lipase yang dihasilkan
pankreas. Lipase pankreas tersebut akan menghidrolisis lemak teremulsi yang
kemudian menjadi campuran asam lemak serta monoligserida atau gliserida
tunggal. Pengeluaran cairan pankreas yang dirancang oleh satu hormon yaitu
hormon sekretin yang memiliki peran untuk meningkatkan jumlah elektrolit,
cairan pankreas, dan pankreoenzim yang berfungsi untuk merangsang
pengeluaran berbagai jenis enzim dalam cairan pankreas. Absorpsi dari hasil
pencernaan lemak sebagian besar sekitar 70% terjadi di usus halus. Pada saat
monogliserida dan asam lemak di absorpsi yaitu melalui sel pada mukosa di
dinding usus yang keduanya kemudian diubah kembali menjadi lemak.
Saat masuk ke dalam tubuh, lemak akan mempengaruhi fungsi dan kondisi
tubuh, lemak memerlukan proses dalam pencernaan karena sifatnya yang tidak
larut air sementara cairan tubuh. Sebagian besar adalah air. Pencernaan lemak

3
dimulai dari mulut, saat mengunyah makanan, di dalam mulut diproduksi
enzim saliva yang mencerna susu pada bayi, tetapi pada usia dewasa, peran
enzim saliva dalam mencerna lemak sangat kecil, di dalam mulut terdapat
enzim lipase yang memecah. Sebagian lemak menjadi bagian lebih kecil,
lemak mulai dicerna di usus halus. Setelah dikunyah dan ditelan, makanan
bergerak menuju lambung, dimana lemak dipisahkan dari air dan mengapung
membentuk lapisan terpisah, meskipun pada lambung terjadi pengadukan
makanan namun tidak dapat mencampur lemak di dalam lambung, hanya
memisahkan lemak saja. Makanan dari lambung dibawa ke usus halus dalam
bentuk kimus, lemak yang terpisah tidak dapat dicerna sebelum
diemulsifikasi. Jika mengonsumsi makanan berlemak, empedu mengeluarkan
garam empedu yang terbuat dari kolesterol sehingga dapat mengemulsi lemak
untuk dicerna. Garam empedu diproduksi di hati dan disimpan di kantung
empedu. Garam empedu mengemulsi menahan lemak di dalam cairan emulsi
kemudian pankreas mengeluarkan enzim yang memecah lemak menjadi
molekul yang lebih kecil agar dapat diabsorpsi. yaitu lipase. Enzim ini
memecah lemak trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Pecahan asam
lemak bebas, fosfolipid dan monogliserida menyatu pada bola yang
teremulsifikasi oleh garam empedu. Setelah dipecah menjadi molekul yang
lebih kecil dan teremulsi, lemak harus melewati dinding mukosa yang terlapisi
cairan mukus agar dapat masuk ke sel saluran cerna. Emulsi lemak oleh garam
empedu membantu lemak menembus dinding vili usus untuk diabsorpsi,
setelah masuk pada sel vili usus halus, lemak kemudian diekstraksi kemudian
diabsorpsi dan dikirim ke sel yang memerlukan. Garam empedu dapat diserap
atau digunakan kembali, bisa juga masuk ke usus dan keluar melalui feses.
Setelah diemulsifikasi, pancreas mengeluarkan enzim lipase untuk memecah
atau menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, digliserida dan
monogliserida yang kemudian masuk ke aliran darah untuk didistribusikan
dan membentuk lipoprotein sebagai pengangkut lemak untuk dibawa ke
seluruh tubuh. Saluran cerna menyerap trigliserida dari makanan dengan
efisien, 98% dari lemak yang dikonsumsi dapat diabsorpsi oleh tubuh. Proses

4
pencernaan lemak membutuhkan waktu yang lama, semakin banyak lemak
yang dikonsumsi maka pencernaan menjadi lebih lambat dan membuat rasa
kenyang yang lebih lama. Di usus besar, lemak yang terikat pada serat akan
dikeluarkan melalui feses

B. Jenis-jenis Lemak
Berdasarkan dari komposisi kimia, lemak dibagi menjadi 3, antara lain:
1. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun dari trigliserida, yang terdiri atas 1 gliserol
dan 3 asam lemak. Contoh dari senyawa lemak sederhana antara lain lilin,
plastisin, serta minyak.
2. Lemak Campuran
Lemak campuran tersusun dari gabungan antara senyawa bukan lemak
dengan lemak. Contoh dari senyawa lemak campuran antara lain
lipoprotein, fosfolipid, dan fosfatidilkolin.
3. Lemak Asli
Lemak asli atau derivat lemak adalah senyawa yang dihasilkan yang
berasal dari proses hidrolisis lipid. Seperti asam lemak dan kolesterol.
Dengan berdasarkan ikatan kimia, asam lemak dibagi menjadi dua,
diantaranya:
a) Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang memiliki sifat non–esensial
dikarenakan masih dapat disintesis oleh tubuh manusia dan biasanya
asam lemak jenuh memiliki wujud padat pada suhu kamar. Jenis asam
lemak jenuh seperti mentega yang berasal dari lemak hewan,
b) Asam lemak tidak jenuh, yaitu merupakan jenis asam lemak yang
mempunyai sifat esensial dikarenakan sudah tidak dapat disentesis
oleh tubuh manusia dan biasanya asam lemak tidak jenuh memiliki
wujud cair pada suhu kamar. Jenis asam lemak tidak jenuh seperti
minyak goreng yang berasal dari lemak nabati.

C. Sumber Jenis Lemak

5
Dari berdasarkan asalnya, sumber lemak dapat dibagi menjadi dua, antara
lain:
1. Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan atau dapat disebut juga dengan
lemak nabati. Bahan–bahan yang didalamnya mempunyai kandungan
lemak nabati antara lain, zaitun, kelapa, kemiri, mentega, kacang tanah,
kedelai, dan sebagainya.
2. Sumber lemak yang berasal dari hewan atau dapat disebut juga dengan
lemak hewani. Bahan–bahan yang didalamnya mempunyai kendungan
lemak hewani antara lain, susu, ikan, daging, keju, telur, dan sebagainya.

D. Metabolisme Lipid
Lipid yang penting dalam kehidupan adalah lemak-lemak netral
(trigliserida), fosfolipid, atau senyawa sejenis, dan sterol. Trigliserida terdiri
dari 3 asam lemak yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak merupakan
bagian struktur membrana biologik yang penting sebagai sumber energi bagi
jaringan otot bahkan pada keadaan tersedianya glukosa. Metabolisme
mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Hati merupakan pusat
metabolisme lipid yang bertanggung jawab dalam pengaturan kadar lipid
dalam tubuh. Metabolisme lipid yang akan dibahas meliputi metabolisme
trigliserida, metabolisme kolesterol, dan metabolisme lipoprotein.
Trigliserida yang digunakan untuk energi berasal dari makanan atau lemak
yang disimpan dalam jaringan lemak. Tahap pertama dalam penggunaan
trigliserida untuk energi adalah hidrolisis dari trigliserida menjadi asam lemak
dan gliserol. Trigliserida dari makanan di katabolisme oleh enzim lipoprotein
lipase yang terletak dalam endotel kapiler yang memecah trigliserida yang ada
dalam darah menjadi asam lemak dan gliserol yang akan disusun kembali
menjadi lemak baru dalam sel lemak. Trigliserida yang disimpan dalam
jaringan lemak di katabolisme oleh hormon sensitif lipase yang terdapat dalam
jaringan lemak dan mengkatalisis cadangan trigliserida menjadi asam lemak
dan gliserol. Kemudian asam lemak dan gliserol ditranspor kejaringan aktif
dimana keduanya dioksidasi dan menghasilkan energi. Gliserol sewaktu

6
memasuki jaringan aktif segera diubah menjadi gliserol 3 fosfat yang
memasuki jalur glikolitik untuk pemecahan glukosa untuk menghasilkan
energi. Sedangkan asam lemak sebelumnya melalui proses beta oksidasi
menghasilkan acetyl coA yang masuk ke siklus krebs dan menghasilkan
energi.

Gambar 1. Metabolisme Lipid

Lipid memegang peranan penting dalam penyediaan energi yang


dibutuhkan oleh manusia dan hewan tingkat tinggi. Di antara senyawa-
senyawa lipid tersebut yang paling banyak berperan dalam penyediaan energi
ini adalah triasilgliserol (trigliserida). Kurang lebih 20% sampai 40%
kebutuhan energi manusia diperoleh dari triasilgliserol dalam makanan. Di
antara berbagai senyawa sumber energi, triasilgliserol mengandung energi
paling banyak per gramnya (9 kkal/g). Di samping itu, triasilgliserol disimpan
dalam tubuh dalam bentuk yang hampir murni, dan dapat disimpan sebagai
cadangan energi dalam jumlah yang, cukup besar dalam jaringan adiposa.
Beberapa organ dan jaringan memerlukan lipid sebagai sumber energi
utamanya, misalnya hati, jantung dan otot rangka dalam keadaan istirahat.
Selain itu kita ketahui juga sumber energi utama pada hewan yang sedang
hibernasi adalah triasilgliserol. Karena terbatasnya jumlah glikogen yang

7
dapat disimpan, kelebihan karbohidrat juga akan diubah menjadi triasilgliserol
untuk dapat disimpan sebagai cadangan energi. Triasilgliserol sebagai
cadangan energi terutama disimpan di jaringan adiposa. Molekul triasilgliserol
tersusun oleh asam lemak dan gliserol. Disini secara terus menerus
berlangsung pembentukan triasilgliserol dari asam lemak dan gliserol, dan
secara bersamaan juga berlangsung pemecahan triasilgliserol menjadi asam
lemak dan gliserol. Sekitar 95% energi yang dapat dihasilkan oleh
triasilgliserol diberikan oleh residu asam lemaknya, hanya 5% yang diberikan
oleh residu gliserol.
Untuk memperoleh energi, sel-sel tubuh akan mengoksidasi asam lemak.
Ada beberapa jalur oksidasi asam lemak yang sudah diketahui, antara lain
jalur oksidasi alfa, oksidasi beta, dan oksidasi omega. Akan tetapi, yang paling
dominan adalah jalur oksidasi beta. Jalur oksidasi alfa terutama digunakan
apabila struktur asam lemak sedemikian rupa sehingga tidak mungkin untuk
dioksidasi dalam jalur oksidasi beta, misalnya pada asam fitanat yang banyak
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Oksidasi asam lemak menghasilkan asetil
KoA, yang dapat dioksidasi sempurna di dalam siklus Krebs untuk
mendapatkan energi.
Biosintesis lipid terutama berlangsung di sel-sel hati dan sel-sel adiposit.
Triasilgliserol disintesis dari asam lemak dan gliserol di sitosol. Asam lemak
untuk biosintesis triasilgliserol dapat berasal dari makanan (eksogen) atau
merupakan hasil sintesis di dalam tubuh (endogen). Di dalam tubuh, asam-
asam lemak disintesis dari asetil KoA. Peran kolesterol juga sangat penting,
baik sebagai komponen struktural membran sel maupun sebagai prekursor
berbagai senyawa penting dalam tubuh manusia dan hewan, termasuk
hormon-hormon steroid.

E. Oksidasi Beta Asam Lemak


Jalur ini merupakan jalur katabolisme lipid yang paling penting.
Sebetulnya, oksidasi asam lemak dapat berlangsung melalui jalur oksidasi
lain, yaitu jalur oksidasi alfa dan jalur oksidasi omega. Namun, kedua jalur

8
oksidasi tersebut sangat sedikit perannya dibandingkan jalur oksidasi beta.
Sebagian besar asam lemak dioksidasi melalui jalur oksidasi beta.
Enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi dalam jalur oksidasi beta
berada dalam mitokondria. Oleh karena itu, asam lemak harus masuk ke
dalam mitokondria untuk dapat dioksidasi melalui jalur ini. Asam lemak, baik
dalam bentuk asam lemak bebas maupun terikat sebagai triasilgliserol tidak
dapat menembus membran mitokondria. Untuk itu ada sistem transport khusus
asam lemak melintasi membran sel, yang melibatkan suatu molekul yang
dinamakan karnitin. Karnitin akan mengikat asam lemak dalam bentuk
asilkarnitin dan membawanya masuk ke dalam matriks mitokondria. Di dalam
matriks mitokondria, asil karnitin diubah kembali menjadi asil-KoA, yang siap
untuk dioksidasi melalui jalur oksidasi beta.

Gambar 2. Transport Asam Lemak ke dalam Matriks Mitokondria dengan


Bantuan Karnitin

Transport asam lemak ke dalam mitokondria berlangsung melalui tiga


tahap reaksi. Reaksi tahap pertama adalah aktifasi asam lemak menjadi asil-

9
KoA. Reaksi ini berlangsung di sitosol, dikatalisis oleh enzim asil-KoA
sintetase yang berada di membran luar mitokondria.

RCOOH + ATP + KoA-SH —> RCO-S-KoA + AMP + PPI asam lemak asil-
KoA
Asil-KoA yang terbentuk ini dapat melintasi membran luar mitokondria
masuk ke dalam ruang antar membran, namun tidak dapat melintasi membran
dalam mitokondria. Enzim karnitin-asil transferase 1 akan mengubah asil-
KoA menjadi asil-karnitin yang dapat melintasi membran dalam mitokondria.
Enzim ini terdapat pada permukaan dalam dari membran-luar mitokondria.

Asil-KoA + karnitin —> asil-karnitin + KoA-SH


Dengan bantuan karnitin-asilkarnitin translokase yang terdapat di membran
dalam mitokondria, asil karnitin ditransportkan ke dalam matriks mitokondria.
Di dalam matriks mitokondria, asil karnitin diubah kembali menjadi asil KoA
oleh enzim karnitin asil transferase Il yang terdapat di permukaan dalam dari
membran-dalam mitokondria.

Asil-karnitin + KOA-SH —> asil-KoA + karnitin


Selanjutnya asil-KoA yang sudah berada di dalam matriks mitokondria
akan mengalami oksidasi beta. Oksidasi beta berlangsung dalam empat tahap
reaksi. Seperti gambar dibawah ini.

10
Gambar 3. Rangkaian Reaksi dalam Jalur Oksidasi Beta Asam Lemak

1. Tahap pertama adalah dehidrogenasi asil-KoA oleh enzim asil-KoA


dehidrogenase. Enzim ini mengandung FAD sebagai gugus prostetiknya,
yang berperan sebagai akseptor proton.
Asil-KoA + E-FAD —> trans-enoil-S-KoA + E-FADH

2. Tahap kedua adalah reaksi hidrasi yang dikatalisir oleh enzim enoil-
KoA hidratase.
trans-enoil-KoA + H20 —> 3-hidroksiasil-S-KoA

3. Tahap ketiga dari jalur oksidasi beta adalah reaksi dehidrogenasi 3-


hidroksiasil-S-KoA menjadi 3-ketoasil-S-KoA.
3-hidroksiasil-S-KoA + NAD —> 3-ketoasil-S-KoA + NADH + H+

4. Reaksi tahap keempat sekali gus terakhir dalam jalur oksidasi beta adalah
pengeluaran satu molekul asetil-KoA dari 3-ketoasil-S-KoA. Reaksi
pemecahan ini dikatalisir oleh enzim asetil-KoA asetil transferase atau
yang lebih umum dikenal sebagai enzim tiolase.
3-ketoasil-S-KoA + KoA-SH —> asetil KoA + 3-ketoasil-S-KoA

11
(3-ketoasil-S-KoA yang sudah berkurang 2 buah atom C nya) dengan
dilepaskannya 1 molekul asetil KoA, maka senyawa 3-keto asil-S-KoA
yang dihasilkan dalam reaksi tahap empat ini jumlah atom C nya sudah
berkurang dua buah dibandingkan senyawa 3-ketoasil-S-KoA semula.
Reaksi pemecahan ini disebut juga reaksi tiolisis sebagai analogi terhadap
reaksi hidrolisis. Pada reaksi hidrolisis pemecahan terjadi karena
masuknya molekul air, sedangkan pada tiolisis karena masuknya satu
gugus tiol (yang terdapat pada KoA-SH).
Setelah satu kali putaran yang terdiri dari 4 reaksi di atas, maka 3-
ketoasil-S-KoA yang baru terbentuk kembali akan mengalami oksidasi
dengan tahap-tahap reaksi yang sama, menghasilkan 1 molekul asetil KoA
dan 1 molekul 3-ketoasil-S-KoA yang sudah berkurang lagi atom C nya
sebanyak dua buah. Demikian seterusnya reaksi oksidasi beta ini terjadi
berulang kali sesuai dengan panjang rantai atom C dalam asam lemak,
sampai seluruh rantai asil teroksidasi menjadi asetil KoA. Okisdasi
sempurna asam lemak di dalam sel menjadi CO2 dan H2O berlangsung
dalam dua tahap, yaitu oksidasi beta menghasilkan asetil-KoA, dan
oksidasi lebih lanjut asetil-KoA yang terbentuk, melalui siklus Krebs
menjadi CO2 dan H2O.

F. Siklus Krebs
Siklus Krebs disebut juga siklus asam sitrat atau siklus asam trikarboksilat.
Jalur biokimia ini berlangsung di dalam mitokondria. Senyawa yang menjadi
substrat dalam jalur ini adalah asetil-KoA, yang antara lain berasal dari hasil
dekarboksilasi oksidatif asam piruvat. Asetil Koenzim A tidak hanya
dihasilkan dari jalur katabolisme karbohidrat, melainkan juga merupakan
produk katabolisme lipid dan senyawa-senyawa lainnya. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa asetil koenzim A merupakan pusat interkonversi berbagai
biomolekul di dalam sistem biologis.
Asetil-KoA memasuki siklus Krebs dengan jalan bereaksi dengan asam
oksaloasetat membentuk asam sitrat. Pada akhir siklus, asam oksaloasetat

12
akan dibentuk kembali. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam
siklus Krebs yang terjadi adalah oksidasi asetil KoA menjadi CO2.

Gambar 4. Rangkaian Reaksi dalam Siklus Krebs

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan siklus Krebs
terdiri dari sembilan langkah reaksi, yang masing-masing dikatalisis oleh
enzim-enzim yang spesifilk sebagaimana disajlikan dalam tabel. Total reaksi
siklus Krebs dapat dituliskan sebagai berikut:
Asetil Ko A + 3 NAD+ + FAD + GDP + Pi + 2 H20
2 CO2 + 3 NADH + FADH2 + GTP + 3 H+

Gambar 5. Enzim-enzim yang Bekerja dalam Siklus Krebs

13
Tiap tahap reaksi dalam siklus Krebs ada yang memerlukan energi, ada
pula yang menghasilkan energi, ada pula yang tidak disertai dengan perubahan
energi. Di samping berfungsi mengoksidasi asetil-KoA untuk mendapatkan
energi, siklus Krebs juga menghasilkan zat-zat antara yang digunakan oleh
sel-sel tubuh sebagai prekursor beberapa senyawa lain, misalnya untuk
biosintesis asam amino non-esensil.

G. Ketogenesis
Peningkatan oksidasi asam lemak menyebabkan tubuh akan memproduksi
sangat banyak asetil KoA dalam waktu singkat. Peningkatan pruksi asetil KoA
secara langsung akan memacu pembentukan badan-badan keton di
mitokondria sel-sel hati, yaitu asam asetoasetat, D-β-hidroksibutirat, dan
aseton. Sebetulnya istilah badan-badan keton bukan merupakan istilah yang
tepat, karena hidroksibutirat sebenarnya bukan merupakan senyawa keton. Di
sisi lain banyak senyawa-senyawa keton lain di dalam tubuh yang bukan
merupakan benda-benda keton, misalnya asam piruvat. Tetapi istilah ini sudah
digunakan secara luas. Asam asetoasetat dan D-β-hidroksibutirat saling
berinterkonversi satu sama lain melalui kerja enzim mitokondria D-β-
hidroksibutirat dehidrogenase, sedangkan dekarboksilasi spontan dari asam
asetoasetat akan menghasilkan aseton.
Pada manusia, badan-badan keton dihasilkan oleh sel-sel hati. Pada kondisi
kelaparan dimana tubuh tidak memperoleh asupan karbohidrat dalam waktu
lama, atau pada diabetes mellitus dimana sel-sel tubuh tidak mampu
menggunakan karbohidrat secara optimal sebagai sumber energi, sehingga
tubuh “terpaksa” menggunakan zat-zat lipid sebagai sumber energi, maka
kadar badan-badan keton di dalam darah akan meningkat. Kondisi ini disebut
ketosis. Badan-badan keton bersifat asam, sehingga produksi badan keton
berlebihan dalam waktu cukup panjang akan menyebabkan pH darah menjadi
asam, yang disebut ketoasidosis, dan ini merupakan kondisi berbahaya yang
dapat membawa kematian. Ketoasidosis merupakan salah satu komplikasi
diabetes mellitus yang sangat ditakuti. Hal ini Juga dapat terjadi pada individu

14
yang melakukan diet ketat, sangat membatasi asupan karbohidrat dan lipid,
sehingga sel-sel tubuh akan menggunakan cadangan lipid sebagai sumber
energi, yang berakibat pada peningkatan pembentukan benda-benda
keton di dalam tubuh.

Gambar 6. Pembentukan, Pemanfaatan, dan Ekskresi Benda-benda Keton

Sebagian badan-badan keton dimanfaatkan oleh jaringan-jaringan


ekstrahepatik sebagai sumber energi, hal ini berlangsung terutama pada saat
kelaparan atau puasa dalam waktu lama. Pengaktifan asetoasetat kembali
menjadi asetoasetil KoA hanya dapat berlangsung di sitosol oleh enzim
suksinil KoA-asetoasetat transferase. Lalu asetoasetil KoA diuraikan oleh
enzim tiolase menjadi asetil KoA, yang kemudian dioksidasi sempurna di
dalam siklus Krebs.

H. Biosintesis Asam Lemak


Sebagian besar asam lemak yang terdapat di alam mempunyai jumlah atom
C genap. Hal ini menimbulkan pemikiran bahwa baik katabolisme maupun
anabolisme asam lemak berlangsung dengan melepaskan atau mengikat setiap
kali dua atom C. Pada katabolisme asam lemak yang telah kita bahas, telah
dijelaskan bahwa oksidait beta memang berlangsung dengan setiap kali
melepaskan 2 atom C dalam bentuk asetil Ko-A.
Pada awalnya, biosintesis asam lemak diperkirakan berlangsung sebagai
proses kebalikan dari oksidasi beta. Namun berbagai hasil penelitian akhirnya
menyimpulkan bahwa biosintesis asam lemak ternyata bukan merupakan

15
reaksi kebalikan dari oksidasi beta. Biosintesis asam lemak berlangsung
dengan katalisator enzim-enzim yang sama sekali berbeda dengan enzim-
enzim yang berperan dalam jalur oksidasi beta, dan berlangsung dalam bagian
sel yang juga berbeda. Oksidasi beta asam lemak berlangsung di dalam
matriks mitokondria, sedangkan biositesis asam lemak berlangsung di luar
mitokondria, yaitu di sitosol dan di dalam mikrosom (retikulum endoplasmik).
Dalam biosintesis asam lemak bahkan ditemukan adanya peranan asam lemak
dengan 3 atom C, yaitu malonil KoA, dan adanya pelepasan sejumlah CO2.
Biosintesis asam lemak atau lipogenesis dapat berlangsung dalam berbagai
jaringan tubuh, antara lain hati, ginjal, paru-paru, otak, kelenjar mammae,
jaringan adiposa, dan lain-lain. Dalam tubuh manusia, jalur ini berlangsung
terutama di jaringan adiposa dan hati, serta di kelenjar mammae pada saat
laktasi. Biosintesis asam lemak yang berlangsung di sitosol, lazim disebut
biosintesis asam lemak de novo, menggunakan asetil KoA sebagai prekursor,
dengan hasil akhir asam lemak terpanjang adalah asam palmitat (C16). Untuk
biosintesis asam lemak yang lebih panjang dari asam palmitat, misalnya asam
stearat (C18) atau asam arakhidat (C20), diperlukan satu proses lain yang
disebut perpanjangan rantai asam lemak yang berlangsung di mikrosom
(retikulum endoplasmik) dengan prekursor asam palmitat. Jadi proses
perpanjangan rantai asam lemak yang berlangsung di mikrosom ini dapat
dikatakan merupakan lanjutan dari biosintesis asam lemak de novo yang
berlangsung di mitokondria, khusus untuk membentuk asam-asam lemak
dengan rantai lebih dari 16 atom karbon.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Proses pencernaan lemak terjadi di usus dan isi lemak direaksikan dengan
lipase karena lipase larut dalam air. Lemak yang keluar dari lambung
masuk ke usus dan merangsang hormon kolesistokinin. Hormon
mengakibatkan kantung empedu untuk berkontraksi dan mengeluarkan
cairan empedu ke usus dua belas jari.
2. Sumber lemak terbagi menjadi 2 yaitu lemak hewani yang berasal dari
hewan dan lemak nabati yang berasal dari tumbuhan.
3. Metabolisme mencakup proses anabolisme dan katabolisme. Untuk
mengetahui proses oksidasi beta asam lemak, metabolisme lipid dimulai
dengan hidrolisis, yang terjadi dengan bantuan berbagai enzim dalam
sistem pencernaan. Langkah kedua setelah hidrolisis adalah penyerapan
asam lemak ke dalam sel epitel dinding usus
4. Proses pembentukan lemak menjadi energi sel-sel tubuh akan
mengoksidasi asam lemak. Ada beberapa jalur oksidasi asam lemak yang
sudah diketahui, antara lain jalur oksidasi alfa, oksidasi beta, dan oksidasi
omega.
5. Proses biosintesis asam lemak, atom karbon asam lemak diturunkan dari
asetil-KoA, maka pada perkiraan pertama sintesis dari biomolekul lemak
terjadi melalui reversi dari oksidasi-ẞ, yang mendegradasi asam lemak
menjadi asetil-KoA. Sementara oksidasi-ß bertempat di dalam
mitokondria, sintesis asam lemak terjadi dalam membran retikulum
endoplasmik dan dikatalisis melalui suatu set aktivitas en zimatik yang
berbeda.

17
Daftar Pustaka

Mulyani, E. Y. 2019. Diktat Dasar-dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Universitas Esa


Unggul

Santika, I. G. P. N. 2016. Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui


Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP PGRI
Bali. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. 1: 90-91.

Sinaga, E. 2012. Biokimia Dasar. Jakarta Barat: PT. ISFI Penerbitan.

18

Anda mungkin juga menyukai