DISUSUN
OLEH :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS TJUT NYAK DHIEN
MEDAN
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga Makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi Makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
8. Bagaimana proses xetogenesis dan terjadinya ketosis ?
9. Apa saja penyakit akibat gangguan metabolisme lipid?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses transport lipid dalam plasma
2. Untuk mengetahui definisi biosentisit lipid
3. Untuk mengetahui metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi
lemak dan jaringan lemak
4. Untuk mengetahui penerapan lemak sebagai sumber energi untuk proses
hidup
5. Untuk mengetahui fungsi lemak tak jenuh
6. Untuk mengetahui metabolisme lipoprotein plasma
7. Untuk mengetahui peranan hati pada metabolisme lipid
8. Untuk mengetahui proses xetogenesis dan terjadinya ketosis
9. Untuk mengetahui penyakit akibat gangguan metabolisme lipid
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
fosfolipid dan 9% kolesterol. Kekeruhan akan hilang dan darah akan kembali
jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau
jaringan-jaringan karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein
lipase(Poedjiadi, 2007). Kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe
dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol
tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke
jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada selanjutnya
akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar lipid
keberbagai jaringan tubuh(Philip et all., 2006).
4
karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim
yang berlokasi di sitoplasma.
5
hewan asam palmitat dan asam stearat digunakan sebagau precursor untuk
biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam palmitoleat.
6
1. Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri sehingga aliran darah
kembali lancar .
2. Mencegah penyakit kardiovaskuler.
3. Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan molekul lemak dekat
menjadi padat.
4. Bahan baku hormon.
5. Membantu transport vit.larut lemak.
6. Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
7. Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
Cara kerja lemak tak jenuh yaitu lemak jenuh (kolesterol jahat) LDL yang
berasal dari hasil disalurkan ke bagian tubuh lain dan lama-lama menumpuk dan
berkontribusi membentuk plak. Timbunan lemak (LDL) pada dinding arteri
membentuk plak (kotoran menempel). Lemak tak jenuh kolesterol baik (HDL)
sifatnya stabil dan membawa sifat lemak jenuh menjauh arteri dan membawa
kembali ke hati.
7
tetapi terlibat di dalam pengeluaran dari jaringan serta pada metabolisme jenis
lipoprotein lainnya.
Kilomikron dan VLDL pertama-tama di metabolisasi melalui hidrolisis
dengan enzim lipoprotein lipase di dalam jaringan ekstrahepatik. Sebagian besar
triasilgliserol dikeluarkan dan lipoprotein-sisa tertinggal di dalam sirkulasi. Sisa
ini akan diambil ke dalam hati oleh endositosis yang diperantai sebagai reseptor,
tetapi sebagian sisa lainnya yang terbentuk dari VLDL menjadi LDL dan akhirnya
diambil oleh hati serta jaringan lain lewat reseptor LDL.
8
2. Asam lemak dialami oleh hati dan sesudah di aktifkan menjadi asli –
KoA,yaitu asam lemak tersebut akan mengalami oksidasi menjadi CO2
atau esterifikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid.
3. Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi akan teroksidasi di dalam siklus
asam sitrat akan memasuki lintasan ketogenesis untuk membentuk badan
keton.
Ketogenesis terjadi akibat Ketosis yang memanjang :
Terdapat badan keton dengan jumlah tinggi menunjukkan Ketonemia.
Sementara peningkatan kadar badan dinamakan Ketonuria. Bentuk ketosin
yang sederhana terjadi pada kelaparan. Tidak ada keadaan lain secara
kualitatif. Bentuk ketosis nonpatologis dijumpai pada keadaan dengan diet
tinggi lemak.
9
karbohidrat dan diikuti oksidasi lemak. Selain itu, ketosis juga terjadi pada
sapi yang bunting karena kurangnya ketersediaan energi yang sangat
dibutuhkan pada bulan terakhir masa kebuntingan.
Untuk dapat menghentikan ketosis maka sering dianjurkan untuk
menghentikan pemerahan dan bahkan dianjurkan pula untuk memompakan
udara ke dalam kelenjar susu (under insufflation). Selain itu juga anjuran
untuk memuasakan selama 3 hari pada penderita yang tidak gemuk. Sapi yang
gemuk jangan dipuasakan karena akan menyebabkan timbulnya ketosis karena
lapar namun diberikan saja senyawa lipotropik dan pemberian glukosa terus
menerus sampai gejalanya benar-benar hilang. Dan yang perlu diingat bahwa
penderita mungkin dapat mengalami kesembuhan secara spontan. (Subronto,
2004)
b. Ketosis pada Babi
Ketosis merupakan penyakit yang sering terjadi pada peternakan babi
komersil. Ketosis dapat terjadi karena kelaparan (defisiensi insulin
relative), diabetes melitus (defisiensi insulin absolute), atau terkadang
disebabkan oleh diet yang banyak mengandung hampir seluruhnya terdiri
dari lemak. Ketosis juga dapat terjadi ketika babi banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak lemak atau sedikit karbohidrat. Pada
kondisi ini terjadi perubahan dari metabolisme karbohidrat menjadi
metabolisme lemak.
Gejala ketosis yang tampak pada babi tidak jauh berbeda dengan
kejadian ketosis pada sapi. Umumnya babi akan mengalami penurunan
nafsu makan (anorexia) yang mengakibatkan penurunan berat badan dalam
jangka panjang. Terjadi pula kelesuan, dehidrasi, kulit tampak kusam dan
kurang elastis pada babi penderita serta kurang tanggap terhadap rangsang
mekanis maupun suara. Namun, gejala yang paling khas adalah adanya
bau aseton yang tercium dari nafas, susu (ketolaktia), dan urine
(ketonuria). Gejala ketosis yang lain yaitu rendahnya produksi susu.
Apabila dilakukan uji kandungan air susu, maka akan terlihat menurunnya
kandungan lemak, lactosa dan casein dalam susu. Selain itu, terjadi
10
peningkatan kadar enzim hati dan adanya kerusakan jaringan hati serta
kelenjar endokrin.
c. Ketosis pada Manusia
Ketosis merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh abnormalitas
peningkatan konsentrasi benda-benda keton yaitu asam asetoasetat
(Acetoactic acid/AcAc), aseton (AcetonAc), dan asam β-hidroxibutirat
(BHB) dalam jaringan dan cairan tubuh (Smith, 2002). Benda keton dapat
tertimbun di dalam kemih (ketonuria), darah (ketonemia), dan air susu
(ketolaksia) (Subronto, 2007).
11
Penumpukan pada tulang rawan bisa menyebabkan nyeri dan menghancurkan
tulang.
5. Refsun
Pada penyakit Refsun, asam phytanic, yang menghasilkan metabolisme lemak,
menumpuk di jaringan. Pembentukan asam phytanic menyebabkan kerusakan
syaraf dan retina, gerakan kejang, dan perubahan pada tulang dan kulit.
Pengobatan meliputi menghindari makan buah-buahan hijau dan sayuran yang
mengandung klorofil. Plasmapheresis, dimana asam phytanic diangkat dari
darah, kemungkinan sangat membantu.
6. Tay-Sachs
Pada penyakit tay-sach, ganglioside, yang menghasilkan metabolisme lemak,
menumpuk pada jaringan. Penyakit tersebut paling sering terjadi pada yahudi
di eropa timur. Pada usia yang sangat dini, anak dengan penyakit ini menjadi
semakin lambat dan tampak mengalami sifat otot yang terkulai. Terbentuk
kejang diikuti kelumpuhan, dementia, dan kebutaan.
7. Niemann-Pick
Pada penyakit Niemann-Pick, kekurangan enzim khusus mengakibatkan
penumpukan sphingomyelin (produk metabolisme lemak) atau kolesterol.
Penyakit Niemann-Pick mempunyai beberapa bentuk, tergantung pada
beratnya enzim yang berkurang dan dengan demikian penumpukan
sphingomyelin atau kolesterol. Bentuk yang paling berat cenderung terjadi
pada orang yahudi. Bentuk yang lebih ringan terjadi pada semua kelompok
etnis.
8. Fabry
Pada penyakit Fabry, glycolipid, yang merupakan hasil metabolisme lemak,
menumpuk pada jaringan. Karena gen tidak sempurna untuk gangguan langka
ini dibawa pada kromosom X, penyakit full-blown terjadi hanya pada pria.
Penumpukan glycolipid menyebabkan pertumbuhan pada kulit yang tidak
bersifat kanker (angiokeratomas) untuk terbentuk di sepanjang bagian bawah
tubuh.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk hidup. Lipid
yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari
pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih
berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena
porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
B. Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan terlalu
banyak karena semua yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan baik untuk
tubuh.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gilvery, Mc. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi ketiga. Airlangga
University Press. Surabaya.
Martoharsono, S. 1988. Biokimia Jilid II. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Montgomery, R. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Jilid 2.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Philip, W.K. and Gregory, B. R. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
Poedjiadi, A. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia Press.
Jakarta
Rusdiana, 2004. Metabolisme Asam Lemak. Program Studi BiokimiaFakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library
Smith and Wood. 1992. Biosynthesis. Molecular and Cell Biochemistry. Chapman &
Hall. Hongkong
Stryer, L. 2000. Biokimia Vol 2 Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.
Wohlgemuth, R. 2010. Lipid Metabolism. Biofilesonline Sigma life Science. Vol 5.
14