Anda di halaman 1dari 19

TARIAN KHAS NUSANTARA

Disusun Oleh :

Nama : Riski
Kelas : VI / 1

KEMENTERIAN AGAMA
MIN 1 BIREUEN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat


rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan laporan obseavsi ini. Kemudian salawat
beriringan salam untuk nabi besar Muhamad SAW.
Penulisan makala ini tidak terlepas dari bantuan dan saran yang telah
diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan makalah ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang dapat dijadikan
pertimbangan untuk masa yang akan datang. Harapan penuls semoga laporan
observasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kepada Allah SWT Penulis berdoa dan memohon semoga segala bantuan
yang diberikan mendapat balasan dan menjadi amal saleh hendaknya disisi Allah
SWT, amin.

Bireuen, 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Pengertian Tari Piring..................................................................... 3
B. Sejarah dan Asal-usul Tari Piring................................................... 4
C. Ragam Gerak Tari Piring................................................................ 5
D. Pencipta Tari Piring........................................................................ 8
E. Makna Tari Piring........................................................................... 9
F. Fungsi Tari Piring........................................................................... 9
G. Kostum Tari Piring......................................................................... 10
H. Musik Pengiring Tari Piring........................................................... 11
BAB III PENUTUP......................................................................................... 15
A. Kesimpulan..................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumatera Barat sebagai salah satu daerah tujuan utama wisata di Indonesia
tidak hanya menyediakan keindahan alam saja namun juga keindahan budaya
seperti tari-tarian. Seiring perkembangan zaman, seni budaya tari perlahan-lahan
mulai ditinggalkan. Masuknya budaya-budaya baru ke-era globalisasi ini
membuat seni tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.
Untuk melestarikan kembali kebudayaan tari di Indonesia, kita perlu
mempelajari kembali jenis-jenis tari. Salah satunya yang akan kita bahas di
makalah ini yaitu Tari Pirirng. Asal-usul Tari Piring berasal dari Sumatera Barat.
Salah satu bentuk kesenian yang ada di Minangkabau adalah tari Piring
yang masih banyak dijumpai di Sumatra Barat. Kehadiran piring bagi masyarakat
Minangkabau pada zaman dulu merupakan suatu hal yang menarik. Rasa
keingintahuan masyarakat terhadap suatu benda yang baru muncul
menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk dijadikan properti lain di luar alat
makan.
Tari Piring merupakan salah satu warisan budaya yang harus kita jaga dan
lestarikan. Jadi agar seni Tari Piring tetap lestari, kita harus mengetahui semua hal
tentang seni Tari Piring itu sendiri. Semoga tulisan ini mampu memberikan kita
pengetahuan yang lebih luas tentang Tari pendet, sehingga kita mampu
melestarikan warisan budaya ini.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kita penulis akan menjelaskan beberapa hal yang
berhubungan dengan Seni Tari Piring yaitu :
1. Bagaimana sejarah Tari Piring?
2. Apa fungsi Tari Piring?
3. Apa saja unsur gerak dasar Tari Piring serta busana dasar Penari Piring?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan kepada generasi penurus tentang Tari Piring
2. Agar warisan budaya terutama tari-tarian tetap lestari
3. Memberi pengetahuan tentang fungsi Tari Piring dan
4. Memberi pengetahuan tentang sejarah Tari Piring.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Piring


Selain rumah gadang dan makanannya yang memiliki cita rasa yang
nikmat, Sumatra Barat juga terkenal akan Provinsi dengan tingkat kebudayaan
pada masa  lampau yang begitu tinggi. Beberapa macam peninggalan budaya
terdapat di Sumatra Barat, salah satunya yaitu Tari Piring.
Tari Piring ini merupakan tarian khas atau tarian yang berasal dari tanah
Minangkabau yang sudah terkenal seantero dunia akan keindahan tarian dan
keunikannya. Keunikan tarian ini yang beda dengan tarian-tarian yang lain
merupakan unsur yang membuat para penonton tarian ini berdecak kagum.

Tari Piring atau di dalam bahasa Minangkabau disebut dengan


sebutan Tari Piriang adalah salah satu seni tarian tradisional dari Minangkabau,
yang tepatnya berasal dari kota Solok, Prov. Sumatra Barat. Tarian ini ditarikan
dengan menyertakan piring sebagai alat atau media utama dalam menarikannya.
Kemudian piring-piring tersebut diayunkan dengan gerakan yang cepat
dan teratur tanpa terlepas dari cengkaraman tangan. Tari Piring adalah sebuah
simbol masyarakat Minangkabau. Di dalam paduan tari dalam gerakan dasar tari
piring terdapat langkah-langkah silat Minangkabau atau Siek.

3
B. Sejarah dan Asal-usul Tari Piring
Sebagai salah satu wilayah tujuan utama untuk berwisata di Indonesia,
Sumatra Barat tidak cuma menyuguhkan keindahan alamnya saja, melainkan juga
keindahan budaya semisal tari-tarian. Seiring berkembangnya zaman, perlahan-
lahan seni budaya tari menjadi sesuatu yang kurang diminati.
Untuk melestarikannya kembali akan kebudayaan seni tari di Indonesia,
kita harus mempelajari kembali macam-macam atau jenis tari. Salah satunya yang
akan kita bahas di artikel ini adalah Tari Piring. Asal-usul tari piring ini berasal
dari tanah Sumatra Barat.
Tari Piring merupakan salah satu kesenian Minangkabau yang masih
banyak kita jumpai di Sumatra Barat. Pada zaman dahulu kehadiran piring-piring
bagi masyarakat Minangkabau merupakan suatu hal yang unik. Rasa penasaran
dan keingintahuan masyarakat Minangkabau terhadap sebuah benda yang baru
dilihatnya menjadikan sebuah inspirasi untuk dijadikan alat-alat atau properti lain
di luar alat untuk makan.
Tari Piring termasuk salah satu warisan budaya yang mana kita mesti
menjaganya dan melestarikannya. Jadi, supaya seni tari piring ini tetap
terlestarikan, kita harus tau semua hal mengenai Tari Piring itu sendiri. Mudah-
mudahan tulisan ini bisa membantu untuk melestarikan warisan budaya ini.

4
Salah satu kesenian tari yang terdapat di Minangkabau adalah Tari Piring
yang masih banyak kita jumpai keeksistensiannya di Sumatra Barat. Pada zaman
dahulu, masyarakat Minangkabau menganggap akan keberadaan piring-ini suatu
hal yang menarik.
Rasa penasaran masyarakat Minangkabau terhadap benda yang baru
muncul menjadikan keingintahuannya itu sebagai sebuah sumber inspirasi untuk
dijadikan alat lain di luar daripada alat untuk makan.
Keberadaan piring porselen yang didatangkan dari Cina ini dipilih sebagai
properti yang terpenting dari tari piring karena disain piringnya yang indah dan
memiliki nilai estetis. Gerak-gerakan tari pada desain gerak spiral memunculkan
kesan estetis untuk keseluruhan gerak yang sudah dihasilkan.
Bukan hanya gerak spiral pada tarian ini, tapi terdapat juga gerak-gerakan
akrobatik yang bisa menambah kesan estetis dalam gerakan tari piring. Contohnya
gerak manijak baro.

C. Ragam Gerak Tari Piring

Ragam gerak tari piring ini dilaksanakan di atas tumpukan pecahan kaca,
gerakan-gerakan tersebut iala sebagai berikut:
1. Gerak Pasambahan
Gerak yang dilakukan oleh penari pria ini memiliki makna untuk
sembah syukur kepada Allah Subhanallah wa ta’ala dan juga permohonan
maaf kepada para penonton yang menyaksikan tarian ini supaya terhindar dari

5
kejadian-kejadian yang bisa merusak atau membuat tidak berjalan dengan
baiknya pertunjukan tari piring ini.
2. Gerak Singanjuo Lalai
Gerak ini dilakukan oleh seorang penari wanita yang memiliki arti
suasana di hari pagi, dimainkan denga gerakan-gerakan yang lembut lemah
gemulai.
3. Gerak Mencangkul
Gerakan ini menggambarkan para bapak tani disaat sedang menggarap
sawahnya.
4. Gerak Menyiang
Gerakan ini mengekspresikan kegiatan para bapak  tani dikala
membersihkan sampah-sampah yang mengganggu tanah disaat mau digarap.
5. Gerak Membuang Sampah
Gerakan ini memperlihatkan bagaimana para petani saat menyemai
benih-benih padinya yang akan ditanam.
6. Gerak Memagar
Gerakan ini melambangkan para petani saat memberikan pagar untuk
pematang sawah supaya bisa terhindar dari binatang liar yang akan merusak
apa yang ditanamnya.
7. Gerak Menyemai
Gerakan ini memperlihatkan bagaimana para petani dalam menyemai
benih padi yang hendak ditanamnya.
8. Gerak Mencabut Benih
Gerakan ini menggambarkan akan cara dalam mencabut benih yang
sudah ditanam di sawah.
9. Gerak Bertanam
Gerakan ini melambangkan bagaimana kerja para petani dalam
memindahkan benih yang sudah dicabut.
10. Gerak Melepas Lelah
Gerakan ini melambangkan akan cara para petani beristirahat untuk
melepas lelah sesudah melakukan pekerjaannya dalam mengolah sawah.

6
11. Gerak Mengantar Juadah
Gerakan mengantar juadah ini merupakan pekerjaan dalam mengantar
makanan kepada para petani yang sudah lelah dalam menggarap sawah.
12. Gerak Mengambil Padi
Gerakan ini dipertunjukkan oleh para penari wanita yang
menggambarkan ketika mengambil padi yang sudah dipotong oleh para penari
pria yang menggambarkan bapak petani.
13. Gerak Menyambit Padi
Gerakan ini dimainkan oleh para penari pria yang melambangkan
bagaimana para petani yang sedang bekerja di sawah disaat menyambit padi.
14. Gerak Manggampo Padi
Gerakan yang dikerjakan dalam hal saat mengumpulkan padi dan
dibawa untuk dipindahkan ke tempat yang lain.
15. Gerak Menganginkan Padi
Gerakan Ini menggambarkan padi yang sudah dikumpulkan guna
dianginkan dan akan dipisahkan antar padi dan kulit padi yang sudah terkupas
dari biji padinya.
16. Gerak Mengikir Padi
Gerakan yang melambangakan bagaimana pekerjaan para petani
dalam mengumpulkan padi dan juga menjemurnya.
17. Gerak Membawa Padi
Gerakan yang dikerjakan oleh para petani ketika membawa padi untuk
dibawa ke tempat yang lain.
18. Gerak Menumbuk Padi
Gerakan ini dilakukan untuk menumbuk padi yang sudah dijemur
kering dan dilakukan oleh para pria, sedangkan para wanita bagian
mencurahkan padi.
19. Gotong Royong
Gerakan yang dikerjakan dengan cara bersama-sama merupakan
lambang akan sifat gotong royong.

7
20. Gerak Menampih Padi
Sebuah gerakan yang menggambarkan akan gerakan bagaimana kerja
para petani saat menapih padi yang sudah menjadi beras
Gerak Menginjak Pecahan Kaca
Penggabungan dari berbagai macam gerakan dan diakhiri oleh para
penari yang melakukan atraksi menginjak-injak pecahan kaca yang dilakukan
dengan aktratif dan ditambahi dengan berbagai macam gerakan improvisasi
penari.

D. Pencipta Tari Piring

Tari Piring merupakan tarian yang sudah tidak asing lagi didengar oleh
telinga kita. Mungkin beberapa orang sudah begitu akrab dengan jenis tarian
ini, banyak yang belum tahu akan asal dan usul dan pencipta dari tarian piring
ini. Tarian piring ini diciptakan oleh seniman Huriah Adam sebagai seniman
terkenal dari Minangkabau.
Seniman ini sudah banyak menghasilkan atau menciptakan jenis-jenis
dari gerakan tari yang indah dan juga terkenal sampai saat ini di bumi
Minangkabau. Tentu saja beliau sangat berdedikasi dalam perkembangan
demi tari tradisional di Indonesia. Tetapi sangat disayangkan, seniman
sekaligus pencipta tari piring asli Minangkabau ini meninggal dalam keadaan
jasad atau mayatnya yang tidak ditemukan, akibat kecelakaan pesawat.

8
Tentu dari tragedi ini  merupakan pukulan duka untuk Indonesia
khususnya masyarakat Minangkabau karena telah kehilangan seorang seniman
tari yang sangat berbakat.

E. Makna Tari Piring

Properti yang dipakai untuk pertunjukan tari piring ini ialah dua buah
piring yang digenggam dengan dua telapak tangan dengan gerakan tari yang
begitu cepat dengan gerakan berpola diayunkan ke depan dan belakang. Dua
cincin dan dentingan piring adalah sebuah selingan bunyi pada saat jari penari
diketukkan kebagian bawah piring.
Tari Piring ini memiliki makna nilai transendental yang tergambarkan
pada saat pelaksanaan tata cara tari piring. Piring-piring itu disusun di atas
yang mana menunjukkan simbol yang ditunjukkan ke arah tuhan, selain itu
tari piring ini juga sebagai simbol rasa ucap syukur kepada tuhan.

F. Fungsi Tari Piring

9
Tari piring sendiri memiliki cukup beragam tarian. Akan tetapi, pada
umumnya tarian tari piring dari Minangkabau ini ditampilkan pada upacara
adat, semisal pengangkatan penghulu, khitanan, upacara pesta pernikahan dan
juga upacara setelah masyarakat selesai memanen semua padi sebagai hasil
buminya. Hanya orang-orang yang mampu sajalah yang bisa melaksanakan
acara ini atau orang yang berhasil panen besar dengan baik.
Upacara Tari Piring ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur
masyarakat terhadap Allah subhanallahu wa ta’ala yang telah
menganugerahkan rahmat dan rizki sehingga panen saat itu melimpah. Ada
pula yang mempercayai mitos orang zaman dahulu yaitu mereka akan
mengucapkan rasa syukurnya kepada dewi padi yang disebutnya dengan
“Sanig Sri”
Dalam perkembangannya, pagelaran tari piring tidak cuma
dipertunjukkan pada upacara adat saja melainkan juga ditampilkan untuk
membuat meriah hari-hari besar lainnya, semisal peringatan hari kemerdekaan
Indonesia, festival, pameran, dan juga di pertunjukkan untuk menyambut
tamu-tamu agung.

G. Kostum Tari Piring

Busana yang dipakai oleh para penari piring terbagi menjadi dua
bagian yaitu busana untuk pria dan busana untuk para penari wanita.

10
1. Busana Penari Pria
 Baju gunting China atau busana rang mudo yang memiliki lengan
lebar dan diberikan hiasan dengan hiasan missia (rende emas)
 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian
terngahnya (pisak) memiliki warna yang sama dengan warna baju.
 Sisamping dan cawek pinggang, yaitu seperti kain songket yang
dililitkan pada pinggang dengan memiliki panjang sepanjang lutut.
Adapun cawek pinggang merupakan ikat pinggang yang dibuat dari
bahan yang sema juga dengan bahan sesamping yang pada bagian
ujungnya dikasih hiasan seperti rumbai-rumbai.
 Destar atau deta ialah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar
kain songket dengan bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.
2. Busana Penari Wanita
 Baju kurung yang terbuat dari kain satin dan beludru
 kain songket
 Selendang songket yang digunakan untuk hiasan yang dipakai pada
bagian kiri badan.
 Tikuluak tanduk balapak, yakni penutup kepala khusus wanita
Minangkabau yang terbuat dari bahan songket yang bentuknya
menyerupai tanduk kerbau
 Aksesoris seperti kalung rambai dan juga kalung gadang serta subang
atau anting

H. Musik Pengiring Tari Piring


Alat musik yang digunakan untuk mengiringi Tari Piring, memadai
dengan pukulan Rebana dan Gong sahaja. Pukulan Gong amat penting sekali
kerana ia akan menjadi panduan kepada penari untuk menentukan langkah dan
gerak Tari Piringnya. Pada kebiasaannya, kumpulan Rebana yang mengiringi dan
mengarak pasangan pengantin diberi tanggungjawab untuk mengiringi
persembahan Tari Piring. Namun, dalam keadaan tertentu Tari Piring boleh juga
diiringi oleh alat musik lain seperti Talempong dan Gendang.

11
Tari Piring diiringi oleh musik Penayuhan. Contoh lagu pengiringnya
yaitu Takhian sai tiusung, Takhi pikhing khua belas, Seni budaya lappung, Dang
sappai haga tekas (jangan sampai ditinggalkan)
Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat.
Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang
(Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa
bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran
kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari
golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan
melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm,
dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk
membuat lamang (lemang), salah satu makanan tradisional Minangkabau.
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya
Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang
dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat
memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan
ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga
sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang,
sehingga masing-masing nagari memilhki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri
khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan
Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan
biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan, ciri khas
yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, kabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang
berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi
Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehan pituang Nabi Daud, buruang
tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo
mandanga bunyi saluang ambo, kununlah anak sidang manusia...... dan seterusnya

12
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khassuku
Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumenbonang dalam
perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat darikuningan, namun ada pula yang
terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak
digunakan.
Talempong berbentuk lingkaran dengan dialeter 15 sampai 17,5
sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya
terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat
untuk dipukul. Talempong memiliki nadayang berbeda-beda. Bunyinya
dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau
penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari
Gelombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut
tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai
dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong diiringi
oleh akord yang cara memainkanya serupa dengan memainkan piano.

13
Rabab adalah alat musik gesek tradisional khas Minangkabauyang terbuat
dari tempurung kelapa. Dengan rabab ini dapat tersalurkan
bakat musik seseorang. Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai
cerita nagari atau dikenal dengan istilah Kaba.
Kesenian Rabab sebagai salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan
berkembang dalam kebudayaan masyarakatMinangkabau, tersebar dibeberapa
daerah dengan wilayah dan komunitas masyarakat yang memiliki jenis dan
spesifikasi tertentu.
Rabab Darek, Rabab Piaman dan Rabab Pasisie merupakan salah
satu kesenian tradisional yang cukup berkembang dengan wilayah dan di dukung
oleh masyarakat setempat. Rabab Darek tumbuh dan berkembang di daerah darek
Minangkabau meliputiLuhak nan Tigo sedangkan Rabab Piaman berkembang di
daerah pesisir barat Minangkabau, yang meliputi daerah tepian pantai(pesisir).
Pesisir Selatan sebagai wilayah kebudayaan Minangkabau yang menurut
geohistorisnya di klasifikasikan kepada daerah Rantau Pasisia yang cakupan
wilayah tersebut sangat luas dan didaerah inilah berkembangnya kesenian Rabab
Pasisia. Rabab Pasisia ditinjau dari aspek fisik pertunjukanya memiliki spesifikasi
tersendiri dan ciri khas yang bebeda dengan rabab lainya. Terutama dari segi
bentuk alat mirip, dengan biola secara historis berasal dari pengaruh
budaya portugis yang datang ke Indonesia pada abad ke XVI melalui pantai
barat Sumatra.
Dalam rabab memiliki komposisi tersendiri tergantung kepadalagu yang
diinginkan dengan memainkan lagu yang bersifat kaba sebagai materi pokok.
Lagu yang lahir tesebut merupajan ide gagasan yang berasal dari komunitas
masyarakat yang berbeda namun ada dalam daerah yang sama.

BAB III

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut saya seni tari merupakan perpaduan unsur raga, irama dan rasa di
waktu tertentu yang dimaksudkan untuk keperluan tertentu seperti pengucapan
rasa syukur, untuk hiburan atau dinikmati nilai keindahannya. Menurut saya tari
piring mempunyai karakteristik yang akhirnya menjadikannya pembeda dari tari-
tari tradisional yang ada di Indonesia. Meskipun setiap tari-tarian mempunyai ciri
masing-masing tetapi menurut pandangan saya tari piring selain berkarakter juga
memiliki nilai warisan budaya Indonesia yang tinggi dan tidak ada yang
memilikinya kecuali kita Indonesia khususnya Minagkabau. Ayo, cintai dan
lestarikan budaya Bangsa!. Agar setiap warisan budaya yang ada di Indonesia
tidak di kleim oleh Negara tetangga seperti tari pendet dan reog Ponoroga
beberapa waktu lalu.

B. Saran
Saat ini tari piring sudah termasuk tari yang mendunia, karena sesuai
dengan permintaan tari piring sering tampil diberbagai Negara seperti Belanda,
Amerika Serikat, Malaysia, dan Australia.

DAFTAR PUSTAKA

15
Asmayetti. (1992). Masyarakat Minangkabau: Implementasi Sistem Matrilinial dalam
acara Babako. Padang : Taraju.

Haberman, Martin. 1985. Tari dan Komunikasi. Terjemahan Ben Suharto.


Yokyakarta: Lagaligo.

Herlinda Mansyur. (2004). “ Eksistensi Tari Piring dan Tari Galombang Pada
Masyarakat Batipuah Baruah”. Padang : FBSS UNP

Indrayuda. (2006). Tari Minangkabau :Peran Elit Adat dan Keberlangsungan.


Padang : Lemlit UNP

Ismar Maadis. (2002). ”Pergeseran Fungsi dan Kegunaan Kesenian Minangkabau


dalam Kehidupan Masyarakat Bernagari di Minangkabau” . Padang : Dinas
Pendidikan Kota Padang.

Jusmaniar. (2010). ” Tari Rantak Kudo Dalam Masyarakat Lumpo”. Padang : FBS
Universitas Negeri Padang.

Simulie, P. (2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Padang:


LKAAM Sumatera Barat

Sosmita. (1998) . ”Problematika Pewarisan Tari Piriang Tapi di Desa Pitalah”.


Padang : FPBS IKIP Padang.

Susmiarti. (2007). ” Kecenderungan Gaya Tari Piring Dipengaruhi Oleh Letak


Geografis Daerah Minangkabau : Studi Kasus Pada Koreografi tari Piring
Darek dan Pasisia”. Padang : FBSS UNP.

Yosika, Welli. 2008. ” Pewarisan Tari Ntok Kudo dalam Masyarakat Rawang Kerinci
”. Padang: FBSS UNP.

16

Anda mungkin juga menyukai