Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG

TARI PENYAMBUTAN DI SUMATERA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MASNIATIK
KELAS : IX. 2

GURU PEMBIMBING : YULFITA, S.Pd


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Tari Penyambutan di Sumatera.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis,

MASNIATIK

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tari Penyambutan ......................................................... 2
B. Macam-Macam Tari Penyambutan di Sumatera .............................. 2

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 6
B. Saran ................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA

BAB
ii I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kebudayaan ialah salah satu aspek yang terpenting dalam kehidupan
manusia. Salah satu unsur kebudayaan yaitu Kesenian. Kesenian pada
masyarakat Jawa, Kalimantan, Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara merupakan
satu kompleks unsur yang tampak amat digemari oleh warga masyarakatnya,
sehingga tampak seolah-olah mendominasi seluruh kehidupan
masyarakatnya.
Seni tari penyambutan tamu pada daerah-daerah tersebut ialah salah
satu asset yang dimiliki oleh masyarakat itu karena merupakan seni tari yang
khas dan asli dari daerah tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya
ingin mengulas mengenai tari-tari penyambutan tamu supaya dapat
bermanfaat bagi masyarakat yang masih kurang menaruh perhatian terhadap
kebudayaan tradisional tersebut.
Laju pertumbuhan dan pengembangan ilmu bidang seni pertunjukan
cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya seni pertunjukan yang semakin
beragam dan memiliki nuansa garapan dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi. Wahana baru dalam dunia seni pertunjukan dapat dinikmati pada
setiap kegiatan festival, kompetisi, summit art, dan pertunjukan seni pada
tingkat dunia. Baik itu seni musik, seni drama, maupun seni tari. Tarian
tradisional Indonesia sudah terkenal di kalangan manca negara karena
keindahan dan keunikannya, namun masih banyak orang Indonesia yang
masih belum mengenal seni tari tradisional milik negerinya sendiri. Banyak
kalangan cenderung lebih menyukai tarian-tarian asing dan berbau modern.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Tari Penyambutan ?
2. Apa saja Macam-macam Tari Penyambutan di Sumatera ?

1 BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tari Penyambutan
Tarian Tradisional Sumatera Barat pada umumnya dipengaruhi oleh etnis
Minangkabau dan etnis Mentawai. Seni Tari Tradisional Sumatera Barat yang
dipengaruhi oleh etnis Minangkabau memiliki kekhasan yang dipengaruhi
agama Islam. Selain itu kebiasaan masyarakat Minangkau yang suka merantau
dan keunikan adat matrilineal juga turut mempengaruhi tarian yang bercirikan
adat Minangkabau ini. Beberapa Seni Tari adat Minangkabau antara lain Tari
Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung dan Tari Indang.
Sedangkan kekhasan tari yang dipengaruhi adat Mentawai disebut
dengan turuk langgai yaitu seni tari yang menceritakan tentang tingkah laku
hewan, sehingga judul tariannyapun disesuaikan dengan nama-nama hewan
tersebut. Contohnya tari burung elang, tari monyet, tari ayam dan tari ular.

B. Macam-Macam Tari Penyambutan di Sumatera


1. Tari Piring

Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional


Sumatera Barat yang berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih
terus lestari hingga sampai saat ini. Tarian piring memiliki gerakan yang
menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja
menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan
syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak
cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka,
diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh berbagai alat musik tradisional
Sumatera Barat seperti talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring
2
itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan pecahan piring
yang dilontar ke tanah akan dipijak oleh penari-penari tersebut.
Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh
masyarakat Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen
yang melimpah ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi
dengan berbagai sesaji. Namun ketika agama islam masuk ke
Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi acara ritual, akan tetapi tarian
ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian daerah.
2. Tari Gending Sriwijaya
Seperti disebutkan di atas, Tari Gending Sriwijaya berasal dari
Palembang, Sumatera Selatan. Tari ini di masa silam adalah tarian yang
biasa dipentaskan untuk menyambut kedatangan tamu-tamu kerajaan
Sriwijaya. Setiap ada pemuka agama Hindu dan Budha dari India atau
utusan-utusan dari Kerajaan China, tari ini selalu dimainkan untuk
menghormati mereka. Adanya tarian ini menunjukan bahwa pemuka
Kerajaan Sriwijaya di masa lalu adalah orang-orang yang ramah. Mereka
selalu tulus dan terbuka pada kehadiran tamu. Tari Gending Sriwijaya
Seiring perkembangannya, tari ini hingga sekarang masih dipentaskan
untuk menyambut tamu-tamu kenegaraan. Presiden SBY beberapa kali
saat berkunjung ke Sumatera Selatan juga disambut dengan tari gending
sriwijaya ini. Begitupun dengan para menteri, duta besar, hingga tamu dari
luar negeri.

3. Tari Campak
3
Tarian tradisional satu ini merupakan salah satu icon kesenian
tradisional dari dearah Bangka Belitung. Namanya adalah Tari Campak.
Tari Campak adalah tarian tradisional dari daerah kepulauan Bangka
Belitung yang menggambarkan keceriaan dalam pergaulan remaja di sana.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan wanita dengan
ekspresi dan gerakan yang menggambarkan kegembiraan. Tarian campak
ini biasanya dipentaskan dalam acara-acara seperti penyambutan tamu
besar, pernikahan dan lain-lain.
Sejarah Tari Campak
Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Campak ini awalnya berasal
dari kepulauan Riau. Kemudian dibawa dan dikembangkan di Bangka
Belitung oleh seorang bernama Nek Campak, sehingga tarian ini dikenal
dan sering disebut Tari Campak. Pada jaman penjajahan bangsa portugis,
tarian ini kemudian mengalami akulturasi budaya. Percampuran budaya ini
sangat terlihat dari gerakan, kostumnya, dan musik pengiringnya yang
memiliki kesan gaya Eropa. Walaupun begitu, budaya lokal juga masih
melekat pada tarian ini, hal ini terlihat pada kostum penari pria, alunan
pantun dan beberapa musik pengiringnya yang merupakan gaya Melayu.
4. Tari Kejei

Tari kejei dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada


malam hari di tengah-tengah penerangan lampion. Alat-alat musik
pengiring tarian menjadi sesuatu yang khas saat tarian ini ditampilkan.
Alat musik, sepert, kulintang, seruling, dan gong menjadi pengiring tarian
yang menambah meriah suasana. Tari kejei dimainkan dengan membentuk
lingkaran dengan berhadap-hadapan.
4
Tarian ini pertama kali ditemukan oleh seorang pedagang Pasee,
bernama Hassanuddin Al-Pasee, yang berdagang ke Bengkulu pada tahun
1468. Tetapi, ada pula keterangan dari Fhathahillah Al Pasee, yang pada
tahun 1532 berkunjung ke Bengkulu.

Tari kejei dipercaya sudah ada sebelum kedatangan para biku dari
Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat dari
logam, seperti yang digunakan sampai saat ini.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seiring berjalannya waktu banyak muda-mudi Indonesia yang tidak
mengetahui jenis tari tradisional Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya
budaya luar yang masuk ke negara berkembang ini atau yang lebih sering
disebut dengan arus globalisasi.
Globalisasi memiliki dampak buruk salah satunya yaitu masyarakat
Indonesia melupakan identitas dari bangsanya sendiri yaitu tari tradisional.
Selain kaya akan rempah-rempah, Indonesia juga kaya akan suku dan budaya.
Oleh karena itu Indonesia pun memiliki tari tradisional yang memiliki
ciri khas berbeda dari suku satu ke suku lainnya. Nah berikut adalah macam-
macam tari tradisional Indonesia untuk menyambut tamu yang perlu Anda
ketahui.

B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak Tarian adat di seluruh provinsi di
indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita
ini.Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus menjaga dan
melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya
agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi
selanjutnya.

DAFTAR
6 PUSTAKA
www.slideshare.net/.../macam-macam-kebudayaan-dan-kesenian-riau
gpswisataindonesia.blogspot.com/2015/10/tarian-tradisional-
riau.htm
U.U Hamidy, Jagad Melayu Dalam Lintasan Melayu Riau, Bilik
Kreatif Press, Pekanbaru 2004

Anda mungkin juga menyukai