KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................2
BAB II PEYAJIAN DATA......................................................................3
2.1 Ragam seni dan budaya daerah di Riau........................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................4
3.1 Seni pertunjukan Daerah Riau.....................................................4
BAB IV PENUTUP..................................................................................8
4.1 Kesimpulan..................................................................................8
4.2 Saran.............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PENYAJIAN DATA
- Kepala Dinas Pariwisata dan ekonomi kreatif Riau Fahmi Usman, belum lama
ini mengatakan, koordinasi mendorong pelestarian dan pengembangan budaya
yang ada di Kabupaten/Kota tidak boleh terputus dan harus menjaga sinergifitas
yang baik. Karena hal tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab kebudayaan
dan pariwisata dalam pengembangan.
"Jadi, Kegiatan seni budaya yang dikembangkan oleh Dinas kebudayaan itu, akan
dipromosikan oleh Pariwisata. Dimana, pengembangan seni budaya dan
mengelola talenta masyarakat itu, akan menumbuhkan ekonomi yang baik bagi
masyarakat, khususnya pelaku seni itu sendiri,"sebutnya
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Wayang Cecak
B. Dangkong
4
Alat musik yang pertama kali digunakan dalam suatu pertunjukan joget
dangkong di moro pada masa itu hanya ada empat yaitu: Bjole Tempurung,
Gendang Tabur, Gong dan Gendang Babane. Joget dangkung ini berfungsi
sebagai upacara adat, sebagai penghibur warga kerajaan pada zaman dahulu.
Kesenian joget dangkong ini lalu mengalami perubahan seiring
perkembangan jaman, baik perubahan alat musik, perubahan bentuk
pertunjukan, perubahan pormasi ,cara joget, perubahan lagu, perubahan
kostum dan tata rias.
C. Gobang
D. Malemang
5
tertentu saja khususnya untuk menghibur pembesar dan raja di kalangan
istana. Namun sejak kerajaan bentan mengalami keruntuhan, tarian melemang
berubah menjadi pertunjukan hiburan rakyat. Tarian melemang sangat di
gemari masyarakat melayu yang telah dikenal luas di daerah ini. Setiap
pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya mengambil sesuatu,
berdiri sambil membungkukkan badan ke arah belakang.
E. Mak Yong
F. Mendu
Mendu adalah sebuah kesenian yang tidak jauh berbeda dengan mak
yong, yang sama- sama menggabungkan unsur nyanyian, tarian,dan teater.
Pertunjukan kesenian mendu kerap digelar di berbagai daerah di kepulauan
riau sepeti di Anambas (tarempa dan langi), Natuna (Ranai, Sepempang dan
Midai). Cerita yang di mainkan adalah hikayat dewa mendu yang di angkat
dari cerita rakyat masyarakat Natuna. Tokoh-tokoh dalam seni pertunjukan
6
mendu, di samping dewa mendu itu sendiri adalah Angkara Dewa, Siti
Mahdewi, Maharaja Laksemalik, Kilan Cahaya, Nenek Kebayan, Raja
Bahailani, Raja Majusi, Raja Firmansyah, Raja Beruk, dan tokoh-tokoh
pendukung lainnya yang jenaka seperti Selamat Salabe dan Tuk Mugok.
G. Ranggung
Ranggung adalah salah satu bentuk teater tradisional Melayu khas Riau.
Teater tradisional Ranggung menjadi sebuah seni tradisional yang berbentuk
kerakyatan, yakni cerminan kehidupan pelaku dalam komunitas masyarakat
Melayu di eks kerajaanIndragiri. Kehadirannya merupakan sebuah sarana dakwah,
hiburan maupun pengungkapan sejarah sesuai dengan maksud sebuah warisan
budaya yang harus tetap dijaga. Tidak seperti beberapa teater tradisional Melayu
lainnya, Ranggung banyak dipengaruhi unsur-unsur kepercayaan animisme &
dinamisme.
H. Zapin
Tarian Zapin adalah salah satu tarian rumpun melayu. Kata zapin
sendiri berasal dari bahasa arab yaitu ''Zappan'' yang artinya penari dan ''Al
Zapin'' yang berarti gerak kaki. Tarian yang kental dengan pengaruh budaya
arab ini bisa anda nikmati kalau mengunjungi kepulauan Lingga. Biasanya
ditampilkan di acara-acara tertentu atau pegelaran budaya. Tarian zapin
memiliki banyak ragam gerak tariannya, walaupun pada dasarnya gerakan
dasar zapinnya sama, dan pada prinsipnya tarian ini bersifat edukatif
namun di tampilkan dengan kemasan yang menghibur. Syair-syair
lagunya cukup kental dengan nuansa dakwah islam. Musik
penggiringnya terdiri dari dua alat utama yaitu alat musik petik gambus dan
tiga buah alat musik tabuh berupa gendang kecil yang kerap disebut marwas.
7
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seni pertunjukkan daerah riau yang masih ada saat ini menunjukkan
bahwa masyarakat Riau sangat menjaga dan melestarikan kebudayaan
melayu dari dulu hingga sekarang. Seni Pertunjukkan memiliki cerita
sejarah yang membuat seni itu ada. Seni pertunjukkan di tampilkan sebagai
hiburan kepada masyarakat, untuk mengenalkan kebudayaan riau kepada
masyarakat luar. Seni pertunjukkan juga memiliki nilai-nilai yang
terkandung didalamnya, seperti nilai sosial, budaya dan pesan-pesan yang
disampaikan melalui seni-seni ini. Seni pertunjukkan daerah riau harus
terus dilestarikan agar ciri khas masyarakat Riau dapat tetap diketahui oleh
masyarakat-masyarakat dari luar daerah Riau.
3.2 Saran
8
9
DAFTAR PUSTAKA
https://halamankepri.blogspot.com/2018/09/Kesenian-Tradisio nal-Khas-
Kepri.ht ml
https://opac.isi.ac.id/index.php?p=show_detail&id=25636#gsc.tab=0
https://www.riau.go.id/home/content/2015/05/22/3568-budaya-daerah-riau-
harus-terus-dilestarikan