Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SENI BUDAYA

TARI TRADISIONAL : TARI KECAK

DOSEN PENGAMPU :
Putu Setyarini, S.Sn., M.Sn

Oleh :
NI KADEK PINGETANIA
(210050002)

MATA KULIAH SENI BUDAYA


PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL
ITB STIKOM BALI
TAHUN AJARAN
2021
Seni Tari

Seni tari bisa dikatakan sebagai bagian dari kebudayaan yang ada pada setiap negara atau
daerah termasuk negara Indonesia. Seni tari yang ada di Indonesia sangatlah banyak dan
merupakan setiap gerakan tari merupakan ciptaan dari masyarakat Indonesia yang di mana di
dalam setiap gerakan tari memiliki filosofinya masing-masing. Seni tari akan selalu
mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya zaman. Maka dari itu, bagi
sebagian orang mengatakan bahwa seni tari sudah ada sejak lama.

Dengan banyaknya seni tari yang ada di Indonesia menandakan bahwa Indonesia memiliki
keanekaragaman budaya. Oleh sebab itu, sudah seharusnya bagi setiap masyarakat Indonesia
terutama generasi muda perlu melestarikan seni tari Indonesia. Jika, seni tari terus menerus
dilestarikan, maka kemungkinan besar seni tari Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat
dunia.

Pada dasarnya, seni tari adalah suatu gerakan semua bagian tubuh atau hanya sebagian saja
yang dilakukan dengan ritmis serta pada waktu tertentu untuk mengungkap pikiran, perasaan,
dan tujuan dengan iringan musik atau tanpa iringan musik. Dalam hal ini, penari yang
menggunakan iringan musik, maka gerakannya akan mengikuti irama dari musik yang
dibawakan. Dengan kata lain, pengiring penari yang memainkan musik akan mengatur setiap
gerakan penari supaya makna dan tujuan dari tarian yang dibawakan tersampaikan kepada
penonton tari-tarian.

Gerakan-gerakan yang ada di dalam seni tari berbeda dengan gerakan yang dilakukan setiap
hari, seperti berjalan, berlari, dan sebagainya. Gerakan pada seni tari ini bisa dikatakan
sebagai gerakan yang yang sangat elastis ekspresif. Selain itu, pada seni tari, setiap
gerakannya juga berpola sangat ritmis.

Setiap gerakan seni tari ini merupakan gerakan-gerakan kombinasi yang berasal dari unsur-
unsur tari itu sendiri. Unsur tari terbagi menjadi tiga yaitu, unsur wiraga (raga), unsur wirama
(irama), dan unsur wirasa (rasa). Oleh sebab itu, ketika kita sedang menonton dan menikmati
suatu tarian yang dibawakan oleh seorang penari atau sekelompok penari pasti akan
merasakan sebuah “rasa” atau “makna” melalui gerakan-gerakan yang beririama yang
dibawakan oleh penari.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seni tari adalah seni yang mengenai tari-
menari (gerak-gerik yang berirama). Sementara itu, tari dalam KBBI berarti gerakan badan
(tangan dan sebagainya) yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian (musik, gamelan,
dan sebagainya). Dari kedua pengertian seni tari dan tari dapat disimpulkan bahwa unsur tari
adalah gerakan itu sendiri.
Ketika penari sedang menampilkan suatu tarian, makai ia atau mereka (jika berkelompok)
harus memerhatikan tenaga, waktu, dan ruang. Ketiga hal itu harus diperhatikan karena akan
memengaruhi gerakan dan suasana dari tarian yang ditampilkan.

Penari harus memerhatikan arah, baik itu menghadap ke depan, ke belakang, serong ke kiri
atau ke kanan, dan bisa juga melakukan terhadap semua arah tarian. Selama menentukan arah
harus melihat juga apakah ruang atau panggung supaya gerakan tarian dapat dilakukan
dengan maksimal. Tari yang sangat mementingkan gerakan pasti membutuhkan tenaga yang
cukup untuk membawakannya, seperti gerakan meloncat, duduk, menggerakkan tangan, dan
sebagainya. Selain itu, tenaga dalam seni tari bisa menentukan kreativitas dari penari itu
sendiri.

Namun, setiap seni tari yang ada pada suatu daerah atau negara terutama tari-tarian yang ada
pada setiap daerah di Indonesia harus dilestarikan agar tidak hilang dan akan terus ada,
sehingga anak cucu kita nanti masih bisa kebudayaan Indonesia. Jadi, bagi para generasi
muda, selalu bersemangat untuk melestarikan tari-tarian Indonesia.
Tari Tradisional Bali

Tari Bali adalah salah satu dari sekian banyak warisan budaya seni yang masih lestari di
Indonesia, hampir semua provinsi di Indonesia memiliki tarian tradisional sendiri, tentu
memiliki karakter dan ciri-ciri khas tertentu dan berbeda-beda.

Tari Bali sendiri memiliki ritme gerakan berbeda-beda sesuai jenis tarian, dalam
perkembangan tarian tradisional ini, pulau Dewata memiliki grafik perkembangan cukup
bagus. Gerak tari pada umumnya mengikuti irama gamelam pengiringnya, sehingga sang
penari harus paham betul gerakan tari tersebut.

Bali dengan ribuan puranya, acapkali melakukan persembahan ke hadapan Tuhan dengan
menyertakan tari-tarian, selain dengan estetika tinggi juga bersifat sakral yang menjadi
bagian dari sebuah upacara agama bagi masyarakat Hindu. Hubungan tari dan upacara
keagamaan di Bali memang sangat erat, sehingga sanggup membuat perkembangan seni tari
di pulau Dewata ini cukup bagus.

Bali sebagai destinasi wisata, tentunya budaya seni terutama seni tari tersebut menjadi
komoditi yang cukup menarik bagi wisatawan untuk dinikmati, sehingga dengan
perkembangan pariwisata, cukup mendongkrak perkembangan seni tersebut, dalam
perkembangannya sering dipentaskan untuk menjadi hiburan bagi wisatawan, seperti halnya
tari kecak.
Tari Kecak

- Sejarah Tari Kecak


Tari Kecak biasa disebut Tari Cak atau tari api. Tarian ini merupakan tarian
pertunjukkan hiburan masal yang menggambarkan seni peran dan tidak diiringi oleh
alat musik atau gamelan. Namun, hanya diiringi oleh paduan suara sekelompok penari
laki-laki berjumlah sekitar 70 orang yang berbaris melingkar memakai kain penutup
kotak-kotak berbentuk papan catur. Tarian ini sangat sakral, terlihat dari penarinya
yang terbakar api, namun mengalami kekebalan dan tidak terbakar.

Tari Kecak juga sering disebut Tari Sanghyang yang dipertunjukkan sewaktu-waktu
untuk upacara keagamaan. Penari biasanya kemasukan roh dan bisa berkomunikasi
dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan. Penari tersebut dijadikan
sebagai media untuk menyatakan sabda-Nya. Saat kerasukan, mereka juga akan
melakukan tindakan yang di luar dugaan, seperti melakukan gerakan berbahaya atau
mengeluarkan suara yang mereka tidak pernah keluarkan sebelumnya.

Wayan Limbak merupakan sosok yang menciptakan Tari Kecak. Pada tahun 1930,
Limbak sudah mempopulerkan tarian ini ke mancanegara dan dibantu oleh Walter
Spies, pelukis asal Jerman. Para penari laki-laki yang menari kecak akan meneriakkan
kata ‘cak cak cak’. Dari situlah nama Kecak tercipta. Selain teriakan tersebut, alunan
musik Tari Kecak juga berasal dari suara kincringan yang diikatkan pada kaki penari
pemeran tokoh-tokoh Ramayana.

Di dalam lingkaran, para penari lainnnya beraksi. Mereka memainkan tarian yang
diambil dari episode cerita Ramayana yang berusaha menyelamatkan Shinta dari
tangan jahat Rahwana. Tak jarang, Tari Kecak juga melibatkan pengunjung yang
tengah menonton aksi tarian tersebut. Meskipun tidak diiringi musik atau gamelan,
tapi Tari Kecak tetap terlihat indah dan kompak. Gerakan yang dibuat para penarinya
bisa tetap seirama. Itulah yang membuatnya bernilai seni tinggi dan dicintai oleh para
turis. Meskipun turis yang menonton Tari Kecak bukan beragama Hindu, namun
mereka tetap senang menonton Tari Kecak.

Tari Kecak memiliki cerita mendalam dan menyampaikan pesan moral untuk
penontonnya. Seperti, kesetiaan Shinta pada suaminya Rama. Juga Burung Garuda
yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman
Rahwana. Dari cerita itu, kita juga diajarkan agar tidak memiliki sifat buruk seperti
Rahwana yang serakah dan suka mengambil milik orang lain secara paksa.

Tari kecak pertama kali dipentaskan di beberapa desa saja salah satunya adalah Desa
Bona, Gianyar. Namun berkembang ke seluruh daerah di Bali dan selalu dihadirkan
saat kegiatan-kegiatan seperti festival yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun
swasta.

Pada 25 Februari 2018 kemarin, Tari Kecak juga sempat mendapatkan penghargaan
dari MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) karena berhasil membuat pertunjukkan
Tari Kecak di Pantai Berawa dengan penari sebanyak 5555 orang yang melibatkan
siswi dan siswa Kabupaten Badung, Bali. Penilaian tersebut bukan hanya bicara
angka yang besar. Namun karena Tari Kecak adalah tarian unik satu-satunya di
Indonesia dan tidak dimiliki negara mana pun.

- Fungsi Tari Kecak


Tari kecak adalah salah satu tarian yang sangat kental dengan nilai sejarahnya. Tak
hanya itu, tari kecak juga memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan mengandung
makna mendalam, mulai dari gerakan, iringan, sampai alur cerita yang disajikan.
Banyaknya keunikan yang ada pada tari kecak, membuat para wisatawan baik lokal
maupun mancanegara, tertarik untuk mengunjungi pulau Bali. Tak hanya menjadi
daya tarik para wisatawan, tari kecak juga memiliki fungsi dan kegunaan yang
penting untuk diketahui. Berikut beberapa fungsi tari kecak dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya masyarakat Bali, di antaranya :
• Sebagai sarana pertunjukan yang menghibur bagi siapa saja yang melihatnya
dengan menyuguhkan gerak tari, iringan, kostum, dan riasan yang menarik.
• Fungsi tari kecak selanjutnya, yaitu sebagai sarana upacara adat keagamaan
yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang hingga saat ini.
• Sebagai sarana pendidikan yang diajarkan di sekolah-sekolah formal, sehingga
tarian ini tetap lestari dan terjaga sampai saat ini.
• Tari kecak juga berfungsi untuk mengusir roh jahat dan penyakit.
• Sebagai sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan.
- Alur Cerita Dalam Tari Kecak
Setiap adegan yang ada pada tari Kecak menceritakan tentang alur cerita Rama yang
berusaha menyelamatkan Shinta dari penculikan yang dilakukan oleh Rahwana. Jika
diurutkan per adegan kira-kira akan menjadi seperti ini :
• Adegan pertama tari Kecak, yaitu adegan yang menceritakan mengenai Shinta
saat diculik oleh Rahwana, ketika Rama sedang berburu ke Hutan.
• Adegan kedua tari Kecak, yaitu adegan yang menceritakan tentang seekor
burung garuda yang berusaha untuk menolong Dewi Shinta. Walaupun pada
akhirnya burung tersebut gagal, karena sayapnya putus ditembak oleh
Rahwana.
• Adegan ketiga tari Kecak, yaitu adegan yang menceritakan tentang Rama dan
Laksmana yang tersesat di hutan. Lalu Rama meminta bantuan Hanoman
untuk menyelamatkan Dewi Shinta dari Rahwana.
• Adegan keempat tari Kecak, yaitu adegan yang menceritakan tentang
Hanoman yang membakar kerajaan Alengka Pura, dan memberitahu Dewi
Shinta agar tetap tenang dan menunggu pertolongan dari Rama.

- Ciri Khas Tari Kecak


1. Musik Pengiring Tari Kecak
Tarian tradisional pada umumnya akan diiringi oleh alunan musik yang akan
berguna sebagai pelengkap dari pertunjukan tari tersebut. Akan tetapi berbeda
dengan tari Kecak, yang tidak diiringi oleh alunan musik apapun. Dari awal
pertunjukan hingga akhir, tarian ini hanya diiringi dengan teriakan ‘cak-cak-cak’
dari 50-70 penari secara bersamaan dan bersahutan. Suara yang dihasilkan
pastinya cukup lantang dan kencang, sehingga tidak memerlukan tambahan musik
lainnya.

2. Properti Panggung Tari Kecak


Salah satu yang paling menarik dari pertunjukan tari Kecak adalah properti
panggung yang digunakan. Tari Kecak disebut juga sebagai tarian api, jadi wajar
jika dalam pertunjukkan tarian ini dilengkapi dengan properti bara api, dan
melibat penari untuk menginjak-injak bara api tersebut. Meskipun para penari
menginjak bara api, tapi tidak ada satupun penari yang terluka. Hal ini sungguh
menguatkan suasana mistis yang sudah terasa bahkan sebelum pertunjukan
dimulai.

3. Baju dan Tata Rias Penari Tari Kecak


Pakaian yang dikenakan penari adalah pakaian adat khas Bali, yaitu bawahan
berubah sarung dengan motif kotak-kotak hitam putih dan tidak mengenakan
atasan atau bertelanjang dada.Sedangkan pemeran tokoh Ramayana seperti Rama,
Rahwana, Dewi Shinta atau Hanoman akan mengenannkan pakaian dan make up
sesuai dengan tokoh yang dimainkan.
4. Setting Pertunjukan
Set up nya adalah penari laki-laki berjumalah 50-70 ini akan membentuk
lingkaran sempurna, dan mengelilingi pemeran tokoh cerita Ramayana, yang akan
melakukan adegan cerita ditengah-tengah para penari tari Kecak. Karena jumlah
penarinya sangat banyak, maka sudah dipastikan pementasan ini dilakukan di area
yang cukup luas. Ditambah para penonton yang mengelilingi penari agar bisa
menyaksikan penampilan dari dekat.

- Perkembangan Tari Kecak Di Era Sekarang


Seiring dengan perkembangan jaman, Bali menjadi salah satu tujuan atau destinasi
wisata dunia. Oleh karena itu beberapa tari di Bali dikembangkan dan dikreasikan
menjadi tari hiburan untuk para pelancong, seperti Tari Kecak. Dulunya Tari Kecak
difungsikan sebagai tarian penolak bala, sekarang dipadukan dengan fragmen
pewayangan Ramayana. Saat ini Tari Kecak bisa dinikmati setiap hari dan bisa
menjadi tontonan atau hiburan bagi para turis yang berlibur ke Bali. Sehingga
membuat tari ini menjadi salah satu ciri khas Bali.

Anda mungkin juga menyukai