Anda di halaman 1dari 21

TARIAN TRADISIONAL NUSANTARA

1. Tari Kecak (Provinsi Bali)

a. Asal daerah Tari Kecak


Tari Kecak adalah kesenian tradisional sejenis seni drama tari yang
khas dari Bali. Tarian tersebut menggambarkan tentang cerita Pewayangan,
khususnya cerita Ramayana yang dipertunjukan dengan seni gerak dan
tarian. Tari Kecak ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang sangat
terkenal di Bali. Selain sebagai warisan budaya, Tari Kecak ini juga menjadi
salah satu daya tarik para wisatawan yang datang ke sana.
b. Sejarah Tari Kecak
Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Kecak ini di ciptakan pada
tahun 1930 oleh seniman Bali bernama Wayan Limbak dan Walter Spies
seorang pelukis dari Jerman. Tarian ini terinpirasi dari ritual sanghyang dan
bagian-bagian cerita Ramayana. Ritual sanghyang sendiri merupakan tradisi
tarian dimana penarinya berada dalam kondisi tidak sadar dan melakukan
komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat. Nama Tari Kecak sendiri diambil
kata “cak..cak..cak” yang sering diteriakan para anggota yang mengelilingi
para penari, Sehingga tarian ini dikenal dengan nama Tari Kecak.
c. Pola lantai Tari Kecak
Gerakan yang dilakaukan pada tari kecak menggunakan pola lantai
Horizontal dan kemudian Melingkar di tandai dengan Gerakan tarian
diawali dengan pembakaran dupa, lalu para rombongan pengiring
memasuki panggung sambil mengumandangkan kata “cak..cak.. cak”.
Kemudian mereka membentuk sebuah barisan melingkar, yang di tengah-
tengahnya digunakan untuk menari.
d. Fungsi Pertunjukan Tari Kecak
Dalam pertunjukannya, tarian diawali dengan pembakaran dupa,
lalu para rombongan pengiring memasuki panggung sambil
mengumandangkan kata “cak..cak.. cak”. Kemudian mereka membentuk
sebuah barisan melingkar, yang di tengah-tengahnya digunakan untuk
menari. Dalam pertunjukan Tari Kecak ini penari memerankan lakon-lakon
dalam cerita Ramayana, seperti Rama, Shinta, Rahwana, dan tokoh-tokoh
lainnya. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu terpaku pada pakem,
sehingga penari lebih luwes dalam bergerak dan fokus pada jalan cerita saja.
Kadang-kadang ada juga beberapa adegan lucu yang diperagakan para
penarinya. Selain itu beberapa adegan yang atraktif juga ditampilkan seperti
permainan api dan atraksi lainnya. hal inilah yang membuat Tari Kecak
memiliki kesan sakral namun juga menghibur.
e. Alat Musik Pengiring Tari Kecak
Tari Kecak ini merupakan salah satu kesenian drama tari yang sangat
unik. Berbeda dengan kesenian pada umumnya, dalam pertunjukan Tari
Kecak tidak menggunakan alat musik apapun. Tari Kecak ini hanya diiringi
oleh suara teriakan anggota yang mengelilingi penari dan suara kerincing
yang diikatkan di kaki para penarinya. Untuk anggota pengiring suara
tersebut biasanya terdiri dari 50 orang atau lebih. Dalam anggota pengiring
tersebut juga terdiri dari anggota yang bertugas sebagai, pengatur nada,
penembang solo, dan Dalang yang mengatur jalannya cerita.
f. Busana Tari Kecak
Dalam pertunjukannya penari menggunakan kostum sesuai dengan
lakon yang diperankannya. Kostum ini hampir sama dengan Wayang Wong,
namun dengan gaya khas Bali. Sedangkan para pengiring biasanya hanya
menggunakan celana hitam dan kain bermotif kotak-kotak berwarna hitam
putih. Selain itu beberapa aksesoris seperti bunga yang diselipkan di salah
satu telinga mereka.
g. Perkembangan Tari Kecak
Selain sebagai warisan budaya, Tari Kecak ini menjadi salah satu
daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke sana. Di Bali sendiri hampir
semua daerah memiliki kelompok Tari Kecak sendiri. Dalam
perkembangannya, Tari Kecak ini juga mengalami pengembangan, baik
dari segi pertunjukan, jumlah penari, cerita dan lakon yang diperankan. Hal
ini dilakukan sebagai usaha dari para seniman agar pertunjukan Tari Kecak
semakin diminati dan dikenal oleh masyarakat luas.
2. Tari Pendet (Provinsi Bali)

a. Asal Tari Pendet


Tari Pendet adalah salah satu tarian selamat datang atau tarian
penyambutan yang khas dari Bali. Tarian ini merupakan salah satu tarian
tradisional dari Bali yang sangat terkenal dan sering ditampilkan berbagai
acara seperti penyambutan tamu besar dan acara budaya lainnya. Tari
Pendet ini biasanya dimainkan oleh para penari wanita dengan membawa
mangkuk yang berisi berbagai macam bunga yang menjadi ciri khasnya.
b. Sejarah Tari Pendet
Tari Pendet awalnya merupakan suatu tarian tradisional yang
menjadi bagian dari upacara piodalan di Pura atau tempat suci keluarga.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan dari masyarakat Bali
dalam menyambut kehadiran para dewata yang turun dari khayangan.
Tarian ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
spiritual masyarakat di sana. Berawal dari situ, salah satu seniman Bali
bernama I Wayan Rindi terinspirasi dan mengubah tarian tersebut menjadi
tarian selamat datang. Dengan dibantu Ni Ketut Reneng, keduanya
menciptakan Tari Pendet sebagai tarian penyambutan dengan empat orang
penari. Kemudian tarian ini dikembangkan dan disempurnakan lagi oleh I
Wayang Baratha dengan menambahkan jumlah penari menjadi lima orang,
seperti yang sering ditampilkan sekarang. Walaupun sudah menjadi tarian
penyambutan atau tarian selamat datang, Tari Pendet ini masih terdapat
unsur-unsur religius yang menjadi ciri khas masyarakat Bali.
c. Fungsi Tari Pendet
Tari Pendet ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu Tari
Pendet Sakral dan Tari Pendet Penyembutan. Untuk Tari Pendet sakral
ditampilkan sebagai bagian dari ritual keagamaan masyarakat Bali. Dalam
pertunjukan tarian ini segala sesuatunya lebih sederhana, namun unsur
religius sangat kental pada tarian ini. Sedangkan Tari Pendet penyambutan
ditampilkan sebagai hiburan atau tarian penyambutan. Dalam pertunjukan
tari penyambutan ini lebih memfokuskan keindahan baik dari segi gerak,
busana, dan kecantikan para penari. Namun walaupun begitu, unsur budaya
masyarakat Bali masih melekat pada tari penyambutan ini.
d. Pertunjukan Tari Pendet
Dalam pertunjukannya, Tari Pendet dimainkan oleh para penari
wanita yang masing-masing membawa mangkok/bokor berisi bermacam-
macam bunga sebagai properti menarinya. Pada akhir pertunjukan, penari
menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton dan para
tamu sebagai ucapan selamat datang. Penari tersebut menari dengan gerakan
yang dinamis sesuai dengan irama musik pengiringnya. Musik pengiring
dalam pertunjukan Tari Pendet ini merupakan musik Gamelan khas Bali
seperti gangsa, kenyur, tungguh, kendang dan lain-lain.
e. Pola lantai Tari Pendet
Gerakan Tari Pendet menggunakan pola lantai Melingkar, tari ini
merupakan gerakan tari yang sangat komplit, karena gerakan tari tersebut
hampir menggerakan semua bagian tubuh. Mulai dari gerakan kaki, tangan,
jari, badan, leher dan gerakan ekpresif seperti gerakan mata dan mimik
muka. Untuk menarikan Tari Pendet ini tentunya membutuhkan keluwesan
dan kelincahan.
f. Kostum Tari Pendet
Dalam pertunjukannya penari menggunakan busana dan tata rias
khas penari Bali. busana tersebut meliputi tapih, kemben prade, sabuk
stagen, sabuk prade, selendang yang dililitkan di badan dan diletakan
dipundak penari. Pada bagian kepala, rambut di ikat dengan pusung gonjer
kemudian di hias dengan bunga jepun, bunga kamboja, bunga mawar dan
jempaka. Selain itu penari juga dipercantik dengan berbagai aksesoris
seperti gelang, kalung dan anting. Sedangkan untuk tata rias penari biasanya
lebih mempertajam garis-garis muka supaya terlihat lebih jelas dan tidak
lupa memakai subeng.
g. Alat Musik Pengiring Tari Pendet
Alat Musik pengiring dalam pertunjukan Tari Pendet ini merupakan
musik Gamelan khas Bali seperti gangsa, kenyur, tungguh, kendang dan
lain-lain.
h. Perekmbangan Tari Pendet
Walaupun Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak
ditinggali wisatawan mancanegara, namun masyarakat Bali sangat terkenal
akan tradisi dan budayanya yang masih dipertahankan hingga saat ini.
Terbukti dengan banyaknya kesenian tradisional maupun tradisi adat yang
terus dilestarikan dan dijaga, bahkan hal tersebut menjadi salah satu daya
tarik wisata di sana. Salah satunya adalah Tari Pendet ini. Tarian ini masih
terus dilestarikan oleh para seniman dari sanggar-sanggar tari yang ada di
Bali dan masih terus ditampilkan di berbagai acara budaya seperti
penyambutan, festival budaya, dan promosi pariwisata.
3. Tari Andun (Provinsi Benkulu)
a. Asal Tari Andun
Tarian tradisional satu ini merupakan jenis tarian rakyat yang
berasal dari daerah Bengkulu. Namanya adalah Tari Andun.

Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan


oleh para penari pria dan penari wanita. Tari Andun merupakan tarian
tradisional yang cukup terkenal di Bengkulu, terutama di daerah
Bengkulu Selatan. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara
seperti acara adat, penyambutan, maupun acara budaya yang
diselenggarakan di sana.
b. Sejarah Tari Andun
Menurut sejarahnya, Tari Andun dulunya merupakan salah satu
tarian tradisi masyarakat Bengkulu yang sering ditampilkan pada acara adat,
terutama pada pesta panen raya. Tarian ini dilakukan sebagai ungkapan rasa
syukur masyarakat akan hasil panen yang mereka dapatkan. Dalam acara
tersebut biasanya diikuti oleh semua masyarakat, terutama para pemuda
pemudi. Konon selain menjadi tarian pergaulan, tarian ini juga menjadi
media mencari jodoh atau pasangan hidup bagi para kaum muda.
Seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini mulai berkembang dan
dikenal oleh masyarakat luas. Dalam perkembangannya, Tari Andun tidak
hanya ditampilkan pada acara panen raya saja, namun juga sering
ditampilkan untuk memeriahkan berbagai acara, seperti pernikahan adat,
penyambutan, dan acara besar lainnya.
c. Fungsi dan Makna Tari Andun
Tari Andun awalnya merupakan tarian yang bersifat hiburan dan
difungsikan untuk memeriahkan suatu acara. Namun seiring dengan
berjalannya waktu, tarian ini mulai berkembang menjadi tarian pertunjukan.
Tari Andun ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan
masyarakat atas berkat yang mereka dapatkan. Selain itu tarian ini juga
menggambarkan jiwa sosial masyarakat, dimana semangat kebersamaan di
antara mereka sangat dijunjung tinggi.
d. Pertunjukan Tari Andun
Tari Andun biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari
wanita. Jumlah para penari biasanya disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan. Untuk upacara adat, siapa saja diperbolehkan untuk ikut menari,
namun harus menyesuaikan dengan tempat atau arena menari. Sedangkan
untuk pertunjukan tari, biasanya jumlah penari disesuaikan dengan
kelompok tari atau sanggar yang akan menampilkannya.
Dalam pertunjukan Tari Andun, biasanya para penari menari dengan
diiringi musik pengiring. Gerakan dalam Tari Andun ini pada dasarnya
cukup sederhana, mengingat bahwa tarian ini merupakan tarian yang
bersifat sosial sehingga para pemula pun bisa melakukan dan ikut menari
besama. Walaupun gerakannya cukup sederhana, namun setiap gerakan
dalam tarian ini tentu memiliki makna khusus di dalamnya.
e. Pola Lantai Tari Andun
Gerakan yang digunakan dalam tari Andun menggunakan pola lantai
melengkung, kemudian Lurus
f. Alat musik pengiring Tari Andun
Dalam pertunjukan Tari Andun biasanya diiringi oleh alunan musik
tradisional seperti gong, gendang dan musik kolintang khas Bengkulu.
Untuk irama yang dimainkan dalam mengiringi Tari Andun biasanya
merupakan irama bertempo cepat. Alat musik pengiring tersebut dimainkan
secara apik dan padu oleh kelompok pengiring, sehingga menghasilkan
alunan musik yang khas.
g. Kostum Tari Andun
Untuk kostum Tari Andun ini biasanya disesuaikan juga dengan
kebutuhan atau acara. Untuk acara adat biasanya para penari menggunakan
busana bebas namun tetap sopan. Sedangkan untuk acara pertunjukan tari,
biasanya para penari menggunakan busana tradisional khas Bengkulu.
h. Perkembangan Tari Andun
Dalam perkembangannya, Tari Andun masih terus dilestarikan dan
dikembangkan hingga sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di
berbagai acara seperti pernikahan adat, penyambutan tamu penting, pesta
rakyat dan acara adat lainnya. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan
di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, bahkan
promosi pariwisata. Tari Andun kini juga tidak hanya dikenal oleh
masyarakat Bengkulu saja, tarian ini juga mulai dikenal oleh masyarakat
luas, khususnya di Indonesia.
4. Tari Sekapur Sirih (Provinsi Jambi)
a. Asal Tari Sekapur Sirih
Tarian satu ini merupakan tarian yang sering ditampilkan untuk menyambut
para tamu terhormat yang datang ke Jambi. Namanya adalah Tari Sekapur
Sirih.

Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari
daerah Jambi. Tarian ini termasuk jenis tarian penyambutan yang biasanya
ditarikan oleh para penari wanita. Dengan berpakaian adat serta diiringi oleh
alunan musik pengiring, mereka menari dengan gerakannya yang lemah
lembut dan membawakan cerano sebagai tanda persembahan. Tari Sekapur
Sirih merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah
Jambi dan biasanya ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu
terhormat yang berkunjung ke sana.
b. Sejarah Tari Sekapur Sirih
Menurut sejarahnya, Tari Sekapur Sirih pertama kali diciptakan oleh
salah satu seniman yang cukup terkenal di Jambi, bernama Firdaus Chatap.
Kemudian tarian ini diperkenalkan kepada masyarakat luas tahun 1962.
Karena pada saat itu masih merupakan gerakan dasar, beberapa seniman
mulai mengembangkan tarian ini. Dengan mengkolaborasikan dengan
iringan musik dan lagu, sehingga membuatnya semakin menarik dan
semakin populer dikalangan masyarakat.
c. Fungsi Dan Makna Tari Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih ini difungsikan sebagai tarian selamat datang
untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke sana. Tarian ini
dimaknai sebagai sikap keterbukaan masyarakat dalam menyambut para
tamu yang datang ke sana. Selain itu, Tari Sekapur Sirih juga dimaknai
sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat dalam
menyambut para tamu tersebut.
d. Pertunjukan Tari Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih umumnya ditampilkan oleh para penari wanita,
namun ada juga yang menambahkan penari pria sebagai penari pendukung.
Untuk jumlah penari pada biasanya terdiri dari 9 penari wanita dan 3 penari
pria. Para penari pria ini biasanya berperan sebagai pengawal dan pembawa
payung. Sedangkan penari wanita berperan sebagai penari utamanya.
Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan yang lemah
lembut dari para penari. Gerakan dalam tarian ini dibagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak,
bersolek, dan gerakan berputar. Sedangkan untuk pola lantai yang
dimainkan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.
Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah proses penyambutannya
yang dikemas dalam tarian. Di akhir tarian biasanya para penari akan
menyuguhkan cerano berisi sekapur sirih kepada tamu terhormat dan
meminta mereka untuk mencicipinya. Hal ini dilakukan sebagai symbol
atau bukti bahwa para tamu tersebut menerima sambutan selamat datang
dari masyarakat.
e. Pola lantai Tari Sekapur Sirih
Pola lantai dalam gerakan Tari Sekapur Sirih menggunakan Pola
lantai Melingkar.
f. Alat musik Pengiring Tari Sekapur Sirih
Dalam pertunjukan Tari Sekapur Sirih biasanya diiringi oleh alunan
musik tradisional seperti gambus, rebana, biola, gendang, gong, serta
kordeon. Musik tradisional tersebut dimainkan secara apik oleh para
pengiring dengan irama melayu yang khas, sesuai dengan lagu daerah yang
dinyanyikan. Selain sebagai pengiring, alunan musik tersebut biasanya
menjadi acuan untuk para penari dalam melakukan gerakan dan menentukan
perubahan geraknya.
g. Kostum Tari Sekapur Sirih
Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Sekapur Sirih ini
biasanya adalah busana tradisional. Busana tersebut biasanya terdiri dari
baju kurung dan kain songket khas Jambi. Pada bagian kepala penari
biasanya menggunakan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan
kembang goyang. Sedangkan untuk aksesoris biasanya terdiri dari teratai,
pending, gelang dan selendang yang digunakan untuk menari.
h. Perkembangan Tari Sekapur Sirih
Dalam perkembangannya, Tari Sekapur Sirih masih terus
dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan
variasi juga sering ditampilkan dalam setiap pertunjukannya agar telihat
menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas serta keasliannya. Tarian ini
juga masih sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu penting di
Jambi. Walaupun sebenarnya di Jambi masih ada beberapa jenis tarian
penyambutan lainnya, namun Tari Sekapur Sirih masih tetap menjadi tarian
utama karena nilai-nilai dan filosofi yang ada didalamnya.
5. Tari Seudati (Provinsi Aceh)
Tarian tradisional Aceh satu ini menggambarkan keteguhan, semangat, serta
jiwa kepahlawanan seorang pria. Namanya adalah Tari Seudati.

a. Asal Tari Seudati


Tari Seudati adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari
daerah Aceh. Tarian ini biasanya ditarikan oleh sekelompok penari pria
dengan gerakannya yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair
dan suara hentakan para penari. Tari Seudati ini merupakan salah satu tarian
tradisional yang cukup terkenal di daerah Aceh, dan sering ditampilkan di
berbagai acara, baik acara adat, acara pertunjukan, dan acara budaya.
b. Sejarah Tari Seudati
Menurut sejarahnya, tarian ini awalnya tumbuh dan berkembang di
Desa Gigieh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, yang
dipimpin oleh Syeh Tam. Tarian ini kemudian mulai berkembang di daerah
lain, salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan mutiara, Kabupaten Pidie,
yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh. Seiring dengan berjalannya waktu,
tarian ini kemudian mulai menyebar ke daerah Aceh lainnya, hingga kini
Tari Seudati sudah menyebar ke semua daerah di Aceh.
Dulunya tarian ini juga digunakan oleh para tokoh agama sebagai
media dakwah dalam menyebarkan agama Islam. Namun pada masa
penjajahan Belanda tarian ini sempat dilarang. Karena syair yang
dibawakan dalam Tari Seudati ini dianggap dapat menumbuhkan semangat
bagi para pemuda Aceh untuk bangkit dapat menimbulkan pemberontakan
kepada Belanda. Setelah kemerdekaan Indonesia, tarian ini kembali
diperbolehkan, bahkan tidak hanya sebagai media dakwah, tapi juga sering
ditampilkan sebagai tarian pertunjukan hingga sekarang.
c. Fungsi Dan Makna Tari Seudati
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Tari Seudati ini awalnya sering
difungsikan sebagai media dakwah. Namun sekarang tarian ini juga
difungsikan sebagai tarian pertunjukan. Nama Tari Seudati ini berasal dari
kata “Syahadat”, yang berarti “bersaksi”. Atau dalam Islam diartikan
sebagai pengakuan terhadap Tuhan dan Nabi. Hal tersebut juga berkaitan
dengan syair-syair yang dilantunkan dalam mengiringi tarian ini. Syair
tersebut biasanya berisi tentang kehidupan dan ajaran agama. Selain itu
setiap gerakan dalam Tari Seudati ini juga tentu memiliki nilai-nilai dan
makna khusus di dalamnya.
d. Pertunjukan Tari Seudati
Tari Seudati ini biasanya dimainkan oleh para penari pria. Penari tersebut
biasanya berjumlah 8 orang penari utama yang terdiri dari satu orang syeh,
satu pembantu syeh, dua apeet wie, satu apeet bak dan tiga orang pembantu
biasa. Selain itu dalam tarian ini juga terdapat dua orang lain yang
bertugas sebagai pelantun syair yang disebut aneuk syahi.

Gerakan dalam Tari Seudati ini sangat khas, enerjik, dan lugas. Gerakan
dalam tarian ini didominasi oleh gerakan tangan dan kaki serta didukung
dengan pola lantai yang bervariasi. Gerakan yang paling menonjol biasanya
gerakan tepuk dada, ketipan jari, jerak tangan dan hentakan kaki yang
dilakukan dengan lincah, cepat dan harmonis. Sehingga tak jarang membuat
penonton terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan Tari Seudati ini.
e. Pola lantai Tari Seudati
Tari seudati dari Aceh menggunakan pola lantai gabungan antara
pola lantai lurus, pola lantai lengkung, dan zig-zag.
f. Alat Musik Pengiring Tari Seudati
Dalam pertunjukan Tari Seudati ini biasanya tanpa diiringi oleh alat musik,
namun hanya diiringi oleh pelantun syair. Syair yang dibawakan biasanya
bertemakan tentang kehidupan sehari-hari dan ajaran agama. Selain syair,
tarian ini juga diiringi oleh suara tepukan, hentakan kaki dan petikan jari
dari gerakan para penari. Gerakan tersebut tentunya disesuaikan dengan
irama dan tempo lagu/syair yang dilantunkan agar terlihat harmonis.
g. Kostum Tari Seudati
Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Seudati ini biasanya
menggunakan kostum khusus yang bertemakan adat. Kostum yang
digunakan biasanya terdiri dari baju ketat berlengan panjang dan celana
panjang. Baju dan celana tersebut biasanya berwarna putih. Sedangkan
sebagai aksesoris biasanya terdiri dari kain songket yang dikenakan di
pinggang hinga paha, rencong yang disisipkan di pinggang dan tangkulok
(ikat kepala) berwarna merah.
h. Perkembangan Tari Seudati
Dalam perkembangannya, Tari Seudati masih terus dilestarikan dan
dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi dalam
gerakannya juga sering ditampilkan disetiap pertunjukannya agar terlihat
menarik namun tidak menghilangkan keaslian dan ciri khasnya. Tarian
saudati ini sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat, acara
perayaan dan acara daerah lainnya. Selain itu tarian ini juga sering
ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival
budaya, dan promosi pariwisata. Selain ditampilkan sebagai tarian
pertunjukan, tarian ini juga sering dipertandingkan antar tim. Hal inilah
yang membuat masyarakat semakin antusias mengikuti Tari Seudati ini.
Selain sebagai lomba, hal ini tentu dilakukan untuk melestarikan serta
memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas akan Tari
Seudati ini.

6. Tari Jonggan (Provinsi Kalimantan Barat)


Kalimantan barat memiliki berbagai tarian unik untuk
mengekpresikan suka cita dan kebahagian mereka. salah satu tarian yang
menggambarkan kebahagian itu adalah Tari Jonggan.

a. Asal Tari Jonggan


Tari Jonggan adalah salah satu kesenian tradisional di Kalimantan
barat yang menggambarkan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan
masyarakat dayak . Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak
kanayant di Kalimantan barat. Nama jonggan sendiri di ambil dari bahasa
dayak yang berarti joget atau menari.
b. Sejaran Asal Tari Jonggan
Menurut beberapa sumber, tarian ini mulai muncul pada tahun
1950an di kabupaten landak, Kalimantan barat. Tarian ini awalnya di
gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di
sana. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan rasa sukur dan suka cita
masyarakat dayak yang di lampiaskan dalam menari. Tarian ini sering di
tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, acara
gawai dan lain lain. Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak
penonton untuk ikut menari.
c. Pertunjukkan Tari Jonggan
Sebelum Tari Jonggan di pentaskan maka di lakukan ritual khusus
terlebih dahulu. Ritual tersebut biasa di sebut dengan nyangahant yang
berarti berdoa. Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta
perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar. Acara
tersebut di awali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh
pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan.
d. Kostum Tari Jonggan
Dalam pertunjukannya penari di balut dengan busana kebaya, paca
dan selendang. Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang.
Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak
menggunakan aksesoris dan artibut. Pada penari jonggan lebih
mengutamakan kenyamanan untuk berpakaian tapi tetap menampilkan
keindahan dalam menarinya.
e. Pola Lantai Tari Jonggan
Tari Jonggan menggunakan Pola tari yaitu pola tari memutar
(lingkaran) dan menyilang (diagonal)
Tarian Jonggan biasanya di mainkan oleh beberapa penari yang
berjumlah 5 – 7 orang. Pada beberapa saat setiap penari biasanya di damping
oleh para penonton yang di ajak menari di atas panggung. Tarian jonggan
juga di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang),
dau (gamelan), dan suling bambu. Selain itu tarian ini juga di iringi dengan
lagu yang menggambarkan kegembiraan dan suka cita masyarakat dayak.
f. Alat Musik Pengirng Tari Jonggan
Lagu dalam iringan ini ada 2 jenis, yaitu lagu irama lembut dan irama
lincah. Dalam iringan lagu lembut seperti lagu “we jonggan, we ola” dan
“dayakng male ‘en” sedangkan irama lincah seperti lagu “kasih sayang” dan
“pak unjank”. Pada dasarnya lagu dalam tarian ini berbentuk pantun. Salah
satu keunikan dalam tarian ini adalah selain mengajak penonton untuk
menari, penonton yang ikut menari juga ikut berbalas pantun tersebut.
Namun untuk membalas pantun tersebut harus sesuai dengan tema yang di
sampaikan. Sehingga tarian ini merupakan tarian yang interaktif dan
komunikatif.
g. Perkembangan Tari Jonggan
Tarian Jonggan tidak hanya untuk hiburan saja tapi sebagai ungkapan rasa
syukur masyarakat kepada Tuhan. Seiring dengan perkembangan jaman,
tarian ini mulai kurang di minati masyarakat. Untuk melestarikannya
pemerintah daerah menjadikannya salah satu warisan budaya sebagai tarian
tradisional Kalimantan barat. tarian ini bisa kita temukan di berbagai acara
adat seperti penyambutan tamu besar, gawai dan festival budaya.

7. Tari Piso Surit (Tari Sumatera Utara)


Tarian tradisional satu ini merupakan tarian selamat datang suku Batak Karo di
Sumatera Utara. Namanya adalah Tari Piso Surit.

a. Asal Tari Piso Surit


Tari Piso Surit adalah salah satu tarian tradisional masyarakat suku
Batak Karo di Sumatera Utara. Tarian ini termasuk tarian selamat datang
yang biasanya ditampilkan secara berkelompok oleh para penari pria dan
wanita. Tari Piso Surit ini merupakan salah satu tarian tradisional yang
cukup terkenal di Sumatera Utara, terutama di daerah Karo sebagai daerah
asalnya. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti
penyambutan tamu agung, acara adat, dan acara budaya.
b. Sejarah Tari Piso Surit
Tidak banyak sumber yang menjelaskan tentang asal mula dan
sejarah Tari Piso Surit ini, sehingga masih belum bisa diketahui secara pasti.
Namun dari beberapa sumber yang ada, Tari Piso Surit ini merupakan tarian
yang tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Batak Karo di Sumatera
Utara. Nama tarian ini diambil dari kata “peso surit” yang dalam masyarakat
Batak Karo merupakan sejenis burung yang suka bernyanyi.
c. Fungsi dan Makna Dalam Tari Piso Surit
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Piso Surit ini merupakan
jenis tarian selamat datang atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini lebih
difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu agung atau tamu
kehormatan yang datang ke sana. Apabila dilihat dari gerakannya, Tari Piso
Surit ini menggambarkan seseorang yang menantikan kedatangan
kekasihnya. Penantian tersebut digambarkan bagaikan seekor burung piso
surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.
d. Pertunjukan Tari Piso Surit
Tari Piso Surit ini biasanya ditampilkan secara berkelompok antara
penari pria dan penari wanita. Namun ada juga yang hanya menampilkan
penari wanita saja. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari lima pasang
penari atau lebih, tergantung kelompok masing-masing serta acara yang
akan dibawakan. Dalam pertunjukannya, penari menggunakan busana adat
dan menari dengan diiringi oleh alunan music tradisioal.
Gerakan dalam Tari Piso Surit ini sangat khas. Gerakannya
cenderung lemah gemulai dan banyak bagian-bagian yang seperti dilakukan
berulang-ulang, walaupun sebenarnya berbeda. Gerakan tersebut
diantaranya adalah gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan
jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diperhatikan baik-
baik setiap gerakan dalam tarian tersebut tentunya memiliki makna khusus
di dalamnya.
e. Pola Lantai Tari Piso Surit
Tarian Piso Surit menggunakan pola lantai adalah vertikal yaitu
lurus kedepan.
f. Alat Pengiring Tari Piso Surit
Dalam pertunjukannya, Tari Piso Surit biasanya diiringi oleh alunan
music tradisional seperti gong, kecapi dan gedang khas Karo. Sedangkan
irama yang dimaikan merupakan lagu “piso surit” yang menjadi ciri
khasnya. Irama lagu piso surit ini cenderung memiliki tempo yang lambat,
sehingga sangat sesuai dengan garakan dalam tarian tersebut.
g. Kostum Tari Piso Surit
Untuk kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Piso
Surit ini biasanya adalah busana adat Karo, lengkap dengan “uis” atau kain
khas Karo. Untuk penari pria biasanya menggunakan baju kemeja panjang
dan celana panjang. Serta uis atau kain khas Karo yang digunakan sebagai
gonje(sarung), mahkota, selendang (uis nipes) dan benting (ikat pinggang).
Sedangkan penari wanita biasanya mengenakan kebaya serta berbagai
macam uis yang dikenakan sebagai abit (kain panjang bawah), tudung
(penutup kepala) dan selendang.
h. Perkembangan Tari Piso Surit
Dalam perkembangannya, Tari Piso Surit masih terus dilestarikan dan
dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering
dilakukan sebagai pengembangan Tari Piso Surit ini agar terlihat menarik,
namun tidak menghilangkan ciri khas dan keasliannya. Tari Piso Surit ini
juga masih sering ditampilkan di berbagai acara adat seperti penyambutan
tamu agung, pernikahan dan acara adat lainnya. Selain itu, Tari Piso Surit
ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan
seni, festival budaya dan promosi pariwisata.

8. Tari Mandau (Kalimantan Tengah)


Kalimantan tengah sangat terkenal akan keindahan alam, etnik dan budaya di
dalamnya. Semua itu tersirat dalam berbagai kesenian tradisionalnya yang unik
dan menarik. Salah satunya adalah Tari Mandau.

a. Asal Tari Mandau


Tari Mandau adalah salah satu kesenian tari tradisional suku Dayak,
yang menampilkan atraksi dalam memainkan Mandau sebagai property
tarianya. Nama Tari Mandau di ambil dari property yang di gunakan dalam
tarian tersebut, yaitu Mandau. Mandau merupakan senjata tradisional suku
Dayak yang berbentuk parang/ pedang.
b. Fungsi dan Pertunjukkan Tari Mandau
Dalam pertunjukannya, gerakan Tari Mandau lebih mengedepankan
atraksi dan seni tari yang indah dalam memainkan senjata berupa Mandau
dan perisai. Berbeda dengan “Tari Mandau Kinyah” yang lebih
mengedepankan unsur teatrikal dan seni perang dalam pertunjukannya.
Tidak jarang dalam pertunjukan tarian ini mempertontonkan adegan yang
berbahaya, contohnya seperti mengayunkan dan menggigit Mandau yang
tajam. Namun semua itu tidak berbahaya bagi para penari, karena sebelum
pertunjukan sudah dilakukan ritual khusus agar pertunjukan berjalan aman.
Dan tentunya mereka sudah terlatih untuk melakukannya.
c. Pola Lantai Tari Mandau
Tari Mandau menggunakan pola lantai yaitu pola Horizontal.
d. Kostum pengiring Tari Mandau
Tari Mandau biasanya tidak hanya di mainkan penari pria namun
juga wanita. Kostum yang di gunakan adalah rompi kulit dengan corak khas
busana tradisional Dayak. dengan berbagai asesoris seperti penutup kepala
berbentuk burung tingang, gelang, kalung dan tattoo yang mewarnai tubuh
mereka. Selain itu property yang wajib di gunakan, yaitu Mandau dan
talawang. Talawang merupakan senjata tradisional suku Dayak yang
berbentuk perisai.
e. Alat Musik Pengiring Tari Mandau
Dalam pertunjukan Tari Mandau diiringi oleh alunan suara yang merdu dan
menghentak dari alat musik tradisional Dayak yaitu gandang dan
gerantung. Gerantug merupakan alat musik yang terbuat dari logam,
bentuknya menyerupai alat musik gamelan dari jawa. menurut cerita rakyat,
alat music gerantung dulunya di turunkan langsung dari khayangan sebagai
alat komunikasi kepada para leluhur. Alunan musik pengiring tersebut
seakan menyatu dengan gerakan yang di tampilkan para penari sehingga
terlihat menarik dan menakjubkan.
f. Perkembangan Tari Mandau
Dalam perkembangannya, Tari Mandau sering menghiasi panggung di
acara adat daerah, upacara penyambutan, festival budaya dan lain - lain. Dan
hebatnya, tarian ini juga sering di tampilkan pada acara festival budaya
internasional untuk mewakili kebudayaan etnik tradisional Indonesia.
Sesuatu yang sangat membanggakan tentunya. Di Kalimantan Tengah
sendiri, tarian ini masih terus di lestarikan dan banyak di bentuk sanggar tari
untuk melestarikannya.

9. Tari Gandrung (Provinsi Jawa Timur)


Tarian satu ini merupakan tarian tradisional yang sangat terkenal dan menjadi
icon kota Banyuwangi, Jawa Timur. Namanya adalah Tari Gandrung.

a. Asal Tari Gandrung


Tari Gandrung adalah salah satu jenis tarian tradisional yang
berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini merupakan tarian yang
dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita.
b. Asal Usul Tari Gandrung
Tari Gandrung ini hampir sama dengan tarian di daerah lain seperti
Tari ketuk tilu (jawa barat), Tari tayub (jawa tengah), Tari lengger
(banyumas) dan daerah lainnya, dimana penari wanita mengajak para tamu
pria untuk ikut menari bersama. Tarian ini sangat terkenal di Banyuwangi
dan menjadi salah satu icon kota Banyuwangi.
Selain kaya akan nilai seni dan filosofis didalamnya, Tari Gandrung
juga kaya akan nilai historis. Menurut berapa sumber, ada beberapa versi
cerita rakyat yang menjelaskan sejarah Tari Gandrung ini. Salah satunya
adalah pada saat dibabadnya hutan Tirta Arum untuk membangun kembali
ibu kota Blambangan akibat penyerbuan kompeni yang dibantu oleh
kerajaan Mataram dan Madura untuk merebut balambangan dari kekuasaan
Mangwi. Perang tersebut berakhir dengan kemenangan kompeni yang
memakan banyak korban. Selain banyaknya rakyat yang tewas, banyak juga
rakyat yang melarikan diri terpencar ke hutan dan menderita.
Kesenian Tari Gandrung awalnya muncul dan dilakukan oleh kaum
laki – laki dengan membawa peralatan Musik perkusi berupa kendang dan
beberapa rebana. Mereka berkeliling setiap hari mendatangi tempat yang
dihuni oleh sisa rakyat blambangan sebelah timur untuk melakukan Tari
Gandrung dan mendapatkan semacam imbalan dari penduduk yang mampu.
Hasil sumbangan tersebut kemudian dibagikan kepada mereka korban
perang yang kondisinya memprihatinkan, baik mereka yang mengungsi di
pedesaan, pedalaman dan di hutan. Mereka juga mengajak para korban
tersebut untuk kembali ke kampung halamanya dan sebagian dari mereka
ikut membabat hutan Tirta Arum yang diprakarsai oleh bupati yang baru
bernama Mas Alit. Setelah hutan tersebut selesai dibabad kemudian dikenal
dengan nama Banyuwangi. Dari situlah terlihat peran besar Tari Gandrung
yang sangat berpengaruh dalam sejarah berdirinya kota Banyuwangi.
c. Fungsi Tari Gandrung
Tari Gandrung ini awalnya dilakukan oleh penari laki – laki yang
didandani seperti perempuan. Namun seiring dengan perkembangan, penari
gandrung beralih menjadi penari perempuan. Dalam pertunjukannya, Tari
Gandrung sebenarnya terbagi menjadi tiga babak. Pertama dibuka dengan
Jejer, yaitu bagian dimana penari menyanyikan lagu dan menari sendiri.
Kemudian dilanjutkan dengan Paju atau yang di daerah lain disebut
Ngibing, yaitu penari memberikan selendangnya kepada tamu yang datang
untuk diajak menari. Dalam babak ini penari terkadang menari dengan gaya
menggoda para tamu yang akan diajak menari. Selain itu pada babak ini
selain menari juga diselingi repen atau nyanyian yang tidak ditarikan.
Dan pada babak terakhir adalah Seblang subuh yaitu penutup,
dimana penari menari dengan penuh penghayatan dengan menggunakan
kipas yang dikibaskan sesuai irama sambil bernyanyi. Pada bagian ini akan
sangat terasa kesan mistisnya. Hal ini masih berhubungan dengan ritual
Seblang, yaitu suatu ritual penyembuhan atau penyucian yang dilakukan
oleh penari jaman dahulu. Namun, di masa sekarang ini bagian seblang
subuh sudah mulai jarang digunakan, meskipun merupakan bagian penutup
pertunjukan Tari Gandrung.
d. Pola Lantai Tari Gandrung
Pola lantai yang digunakan dalam Tari Gandrung yaitu pola
Lingkaran, Bujur Sangkar, Diagonal
e. Alat Musik Pengiring Tari Gandrung
Dalam pertunjukan Tari Gandrung ini juga diiringi oleh iringan
Musik pengiring, diantaranya seperti kempul, gong, kluncing, biola,
kendang dan kethuk. Selain itu sebagai kreasi biasanya juga terdapat
beberapa instrument lain seperti saron bali, angklung, rebana dan electone.
Dalam pertunjukan Tari Gandrung ini juga diiringi dengan Panjak, yaitu
seorang pemberi semangat dengan sorakan dan kata – kata yang kocak
sehingga dapat memeriahkan pertunjukan. Peran panjak tersebut biasanya
dilakukan oleh pemain kluncing.
f. Busana Tari Gandrung
Untuk busana yang dikenakan penari Tari Gandrung ini sangat
kental akan perpaduan gaya Jawa dan Bali. Pada bagian tubuh atas, penari
menggunakan baju yang berbentuk seperti kemben berwarna hitam yang
terbuat dari beludru dan kain diikat di leher menutupi dada yang dihiasi
ornament berwarna emas. Lalu pada bagian bawah penari menggunakan
kain batik khas Banyuwangi panjang sampai bagian atas mata kaki. Dan
pada bagian kepala penari menggunakan mahkota dengan berbagai
ornament berwarna merah dan emas yang disebut omprok. Selain itu juga
berbagai asesoris seperti kelat pada tangan, selendang yang dikenakan
dibahu dan pada bagian pinggang diberi ikat pinggang dan sembong yang
dihiasi warna emas. Tidak lupa tata rias khusus yang membuat penari
terlihat cantik dan sesuai dengan busana yang dikenakan.
g. Perkembangan Tari Gandrung
Dalam perkembangannya, sebagai tarian klasik Tari Gandrung ini
masih tetap hidup dan dilestarikan di Banyuwangi. Tidak hanya peran dari
seniman saja, bahkan masyarakat dan pemerintah daerah mendukung penuh
pelestarian Tari Gandrung ini. Terbukti dengan menjadikan Tari Gandrung
sebagai maskot kota Banyuwangi dan usaha memperkenalkan kepada
generasi muda dan masyarakat luas melalui bidang pendidikan dan
pariwisata. Kesadaran akan warisan budaya tersebut membuat Tari
Gandrung tidak hanya sekedar peninggalan leluhur saja, namun juga
menjadi salah satu daya dan kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi yang
tidak hanya terkenal di Indonesia, bahkan di dunia.
10. Tari Lilin (Provinsi Sumatera Barat)
Mendengar kata Tari Lilin tentu sudah sangat familiar di telinga anda
masyarakat Indonesia, khususnya bagi kalian yang berada di daerah Sumatera
Barat.

a. Asal Tari Lilin


Tari Lilin merupakan salah satu tarian tradisional dari Sumatera
Barat. Seperti namanya, tarian ini dimainkan oleh para penari dengan
menggunakan piring kecil dengan lilin yang menyala di atasnya sebagai
atribut menari. Tarian lilin dimainkan oleh sekelompok penari dengan
gerakan yang atraktif dan seirama dengan alunan musik yang
mengiringinya. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang terkenal di
Indonesia dan menjadi salah satu icon tarian tradisional di Sumatera Barat,
khususnya masyarakat Minangkabau.
b. Sejarah Tari Lilin
Menurut beberapa sumber, tarian ini dulunya merupakan salah satu
tarian istana dan biasa ditampilkan pada malam hari. Konon asal usul dari
tarian ini tidak lepas dari cerita rakyat. Dalam cerita rakyat tersebut
diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang gadis yang ditinggal oleh
tunangannya untuk pergi berdagang. Suatu hari sang gadis kehilangan
cincin pertunangannya, kemudian dia mencari cincin tersebut hingga larut
malam dengan menggunakan lilin yang ditaruh di atas piring. Dalam
usahanya mencari cincin itu, sang gadis harus berkeliling mengintari
pekarangan rumahnya, bahkan dia harus membungkuk untuk menerangi
tanah dan kadang gerakan sang gadis terlihat seperti bergerak meliuk-liuk
sehingga terlihat seperti gerakan tari indah. Dari sinilah kemudian Tari Lilin
ini lahir dan mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa.
c. Fungsi Tari Lilin
Fungsi Tari Lilin dulunya hanya ditampilkan acara adat, yaitu
sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil dan pencapaian yang
didapatkan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, fungsi Tari
Lilin kini tidak hanya ditampilkan untuk acara adat saja, namun juga sebagai
kesenian dan hiburan.
d. Pertunjukan Tari Lilin
Tari Lilin biasanya ditampilkan oleh sekelompok penari wanita.
Namun ada juga yang menampilkan beberapa penari pria dan wanita
berpasangan. Dalam pertunjukannya, para penari menari dengan piring
kecil dan lilin menyala yang ditaruh di telapak tangan mereka. Mereka
menari seiring dengan alunan musik yang mengiringi mereka.
e. Pola lantai dan Gerakan Tari Lilin
Pola lantai yang digunakan pada tari Lilin adalah pola vertikal.
Gerakan Tari Lilin cenderung lemah lembut, sehingga memperlihatkan
keindahan gerak tarian. Selain itu gerakan lemah lembut tersebut juga untuk
menjaga agar api lilin tidak mudah padam. Beberapa gerakan dalam Tari
Lilin biasanya didominasi oleh gerakan mengayunkan tangan, gerakan
seperti berdoa, gerakan meliuk, dan gerakan memutar badan. Selain itu ada
juga beberapa gerakan yang dilakukan dalam posisi duduk, yaitu dengan
memainkan gerakan tangan yang indah.
Gerakan Tari Lilin lebih terlihat atraktif ketika para penari
memainkan lilinnya dengan cara membalik-balik dan diikuti dengan
gerakan meliuk-liuk sang penari. Tentunya dibutuhkan keahlian dan latihan
khusus dalam menarikan Tari Lilin ini. Karena apabila tidak, maka lilin
akan mudah redup dan bahkan terjatuh, sehingga dapat merusak gerakan tari
itu sendiri.
f. Alat Musik pengiring Tari Lilin
Tari Lilin biasanya diiringi oleh alunan musik khas Melayu
Sumatera. Beberapa alat musik yang biasa mengiringi Tari Lilin ini
diantaranya seperti accordeon, biola, gong, gitar, saxophone, kenong,
bonang, gendang, dan tok-tok.
g. Busana Tari Lilin
Busana yang digunakan dalam pertunjukan Tari Lilin biasanya
merupakan busana adat khas Minangkabau dari Sumatera Barat. Di
antaranya seperti tengkuluak (hiasan kepala), baju batabue (busana atas),
lambak (busana bawah), salampang, dan beberapa perhiasan seperti dukuah
(kalung), galang (gelang), dan cincin.
h. Perkembangan Tari Lilin
Tari Lilin dulunya merupakan salah satu tarian Istana yang hanya
ditampilkan pada saat-saat tertentu, terutama pada acara-acara adat. Namun
seiring dengan perkembangan zaman, Tari Lilin ini juga sering ditampilkan
di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, acara kesenian daerah,
dan festival budaya.
TUGAS
SENI BUDAYA KETERAMPILAN
(SBK)

TARIAN TRADISIONAL NUSANTARA


ASAL, FUNGSI, POLA LANTAI DAN
PROPERTI YANG DIGUNAKAN

DISUSUN OLEH:
NAMA : OKTA VIANUS OKA
KELAS : VIII A

SMP PELITA NGABANG


TAHUN PELAJARAN
2018 / 2019

Anda mungkin juga menyukai