Anda di halaman 1dari 17

TRADISI ISLAM NUSANTARA

TRADISI ISLAM JAWA


1. Upacara Sekaten dan Grebeg Maulid Nabi
Tradisi Sekaten dan grebeg Maulid Nabi sudah dilaksanakan sejak pertama penyebaran
agama Islam di Jawa. Penyebaran Islam pertama seorang dari Wali Songo, yaitu Sunan
Kalijaga yang mempergunakan instrument musik Jawa gemelan sebagai sarana untuk
memikat masyarakat agar menikmati pagelaran seni karawitan.

Untuk pagelaran tersebut mempergunakan dua perangkat gamelan yang memiliki suara
merdu, dinamakan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu.

2. Tumplak Wajik
Tumplak Wajik adalah upacara pendahuluan Grebeg Mulud yang dilakukan di halaman
istana Magangan pada pukul 16.00 WIB. Upacara ini berupa kotekan atau permainan lagu
dengan menggunakan kentongan, lumpang untuk menumbuk padi dan semacamnya yang
menandai awal dari pembuatan gunungan yang akan diarak pada saat acara Grebeg
Mulud.

Lagu-lagu yang dimainkan dalam acara Tumplak Wajik adalah lagu Jawa populer seperti
Lompong Keli, Tundhung Setan, Owal awil, atau lagu-lagu rakyat lainnya.

3. Grebeg Mulud
Grebeg Mulud adalah upacara mengarak sedekah raja yang berupa makanan dan buah-
buahan dari kediaman raja ke Masjid Agung di depan keraton kemudian diberikan kepada
pengunjung atau rakyat. Upacara sekaten dan grebeg ini sering diselenggarakan di kota
Surakarta, Yogyakarta, Demak, dan Cirebon.
4. Selikuran
Selikuran berasal dari kata selikur yang dalam bahasa Indonesia berarti 21. Setiap pada
tanggal 21 Ramadhan di kota Surakarta dan Yogyakarta diadakan upacara Selikuran
untuk menyambut malam lailatul qodar dengan membuat makanan berupa nasi untuk
dibagikan kepada masyarakat.

5. Megengan / Dandangan
Acara megengan diselenggarakan di Semarang, bertujuan untuk menyambut bulan suci
Ramadhan yang ditandai dengan pemukulan bedug oleh bupati dan para rakyatnya
sebagai tanda jatuhnya tanggal 1 Ramadhan yaitu dimulainya bulan puasa serta
melaksanakan kegiatan bersih-bersih. Acara megengan juga dilaksanakan di Kudus
dengan nama dandangan.

6. Nyadran
Istilah nyadran berasal dari kata sadran dalam bahasa Jawa yang artinya ziarah, dalam
bahasa kawi dari kata sraddha yang artinya upacara peringatan hari kematian seseorang.

Nyadran adalah tradisi Jawa yang bertujuan untuk menghormati orang tua atau leluhur
mereka, dengan melakukan ziarah kubur dan mendoakan arwah mereka. Di daerah lain
nyadran diartikan sebagai bersih makam para leluhur dan sedulur (saudara), kemudian
bersih desa yang dilakukan dari pagi sampai menjelang dzuhur.
7. Lebaran ketupat
Lebaran ketupat disebut juga dengan Bakda Kupat dilaksanakan seminggu setelah
pelaksanaan hari raya Idul Fitri. Ketupat adalah jenis makanan yang dibuat dari beras
dengan janur (daun kelapa yang masih muda) dan dibentuk seperti belah ketupat.

8. Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi
lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara
melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat
syahadat dan berdoa.

9. Tahlilan, Tahlilan adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah
dengan membaca surat Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti kalimat-
kalimat tahlil (laailaaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah).
Biasanya diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT (tasyakuran) dan
mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1.000 dan
khaul (tahunan).
10. Takbiran, Takbir adalah seruan atau ucapan Allahu Akbar 'Allah Mahabesar': menjelang
Idhul Fitri dan Idhul Adha. Takbiran dilakukan pada malam 1 Syawal (Idul Fitri) dengan
mengucapkan takbir bersama-sama di masjid/mushalla ataupun berkeliling kampung
(takbir keliling).
TRADISI ISLAM MELAYU
1. Petang Megang
Tradisi di Pekanbaru ini memiliki arti sesuai dengan namanya. Kata Petang di sini berarti
petang hari atau sore hari, sesuai dengan waktu dilaksanakan tradisi ini memang dilaksanakan
pada sore hari. Sedangkan Megang di sini berarti memegang sesuatu yang juga dapat di
artikan memulai sesuatu. Hal ini sesuai dengan waktu diadakan tradisi ini yaitu sebelum
Ramadhan dan ingin memulai sesuatu yang baik dan suci yaitu puasa.

Tradisi Petang Megang dilaksanakan di Sungai Siak. Hal ini mengacu pada leluhur suku
Melayu di Pekanbaru yang memang berasal dari Siak. Tradisi ini diawali dengan ziarah ke
berbagai makam pemuka agama dan tokoh-tokoh penting Riau. Ziarah dilakukan setelah
sholat Dzuhur. Lalu, dilanjutkan dengan ziarah utamanya yaitu ziarah ke makam Sultan
Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah, yang juga dikenal dengan nama Marhum Pekan.
Beliau merupakan sultan kelima Kerajaan Siak Sri Indrapura (1780-1782 M) dan juga pendiri
kota Pekanbaru.

2. Mandi Balimau Kasau


Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa untuk menyambut bulan suci
Ramadhan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa.
Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki
bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri
bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat
setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk
kapas. Sedangkan kasai adalah wangi-wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi
masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam
rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.
3. Jalur pacu, Kuantan Singingi
Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan
lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan
menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut
acara tersebut.

Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan "Balimau Kasai" atau
bersuci menjelang matahari terbenang hingga malam.

4. Tahlil Jamak/Kenduri Ruwah, Kepulauan Riau


Warga Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, punya tradisi khas
menyambut datangnya bulan puasa, yaitu menggelar Tahlil Jamak atau Kenduri Ruwah.
Tahlil Jamak itu berupa zikir serta berdoa untuk para arwah orang tua atau sesame muslim.
Selain doa, juga dilaksanakan kenduri dengan sajian menu kenduri yang bersumber dari
sumbangan sukarela warga.

Tradisi tersebut disatukan sejak berdirinya Masjid Penyengat. Bahkan , sampai saat ini,
Kenduri Ruwah masih dilakukan secara berjamaah di masjid tersebut.

5. Tradisi Barzanji
Tradisi Barzanji merupakan tradisi Melayu yang berlangsung hingga kini. Tradisi ini terus
mengalami perkembangan dengan berbagai inovasi yang ada. Misalnya, penggunaan alat
musik modern untuk mengiringi lantunan Barzanji dan shalawat. Barzanji menghubungkan
praktik tradisi Islam masa kini dengan tradisi Islam di masa lalu. Selain itu, melalui Barzanji
masyarakat Melayu Islam dapat mengambil pelajaran dari kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Dari perayaan pembacaan Barazanji ini, ada banyak nilai-nilai yang dapat kita ambil.
Misalnya, menambah kecintaan kita terhadap baginda Rasul. Dan dari syair-syair tersebut
kita dapat mengambil hikmah dari kehidupan Nabi Muhammad. Dan juga, dengan kegiatan
tradisi ini, dapat membuka ruang sosialisasi antar satu dengan lainnya sehingga mempererat
hubungan tali silaturrahmi. Dan dengan perpaduan antara budaya Islam dan Indonesia akan
melahirkan budaya baru sehingga memperkaya kebudayaan Indonesia.

6. Tradisi Kelahiran
Kelahiran seorang anak telah dipandang oleh orang Melayu sebagai suatu berkah daripada Allah
SWT. Anak dipandang sebagai penyambung zuriat. Kelakuan sang anak yang bernada jenaka
akan menjadi pelipur hati sedangkan perangainya yang menjunjung akhlak mulia akan menjadi
penyejuk pandangan mata. Sebab itu kelahiran anak amatlah diperhatikan. Ketika ibunya sedang
mengandung banyak kebaikan yang dianjurkan serta beberapa larangan yang harus dihindarkan.
Ini semuanya, agar anak yang lahir kelak, merupakan anak yang sehat rohani dan jasmani. Dan
lebih dari itu anak yang tahu berbakti kepada ibu-bapa, taat menjalankan agama islam sehingga
menjadi anak yang saleh, yang akan selalu mendoakan kebajikan bagi ibu-bapanya, terlepas dari
azab kubur dan siksa pada hari kiamat.

7. Tradisi Nikah-Kawin
Nikah-kawin terjadi tentu saja berawal dari sentuhan pandang memandang. Dalam hal ini besar
kemungkinan bermula dari sentuhan pandangan antar lelaki (anak bujang) dengan perempuan
(anak gadis). Tapi juga bisa terjadi dari pandangan ibu-bapa atau kaum kerabat yang berminat
untuk mencarikan jodoh anaknya. Bila seorang anak bujang memberitahukan gadis pujaannya
kepada ibu-bapanya maupun kaum kerabat memandang ada seorang anak gadis yang patut
menjadi jodoh anaknya, maka pihak keluarga lelaki mulailah melakukan semacam kegiatan yang
bernama merisik.
8. Tradisi Kematian
Sesuai dengan ajaran islam maka orang Melayu memandang kematian sebagai perjalanan
menuju hadirat ilahi. Dalam pandangan orang Melayu, sering dibentangkan dalam berbagai
karya sastra Melayu, akhirat adalah masa depan yang hakiki. Tanda kematian di perkampungan
Melayu ada yang membunyikan tabuh, ada pula naskus (ketuk kayu) bahkan juga dipakai gong.
Mayat diselenggarakan sesuai ajaran islam, mula-mula dimandikan, kemudian dikafani lalu
disembahyangkan. jika semua telah rampung, maka mayat dipersiapkan untuk berangkat
menuju kubur.

9. Tradisi Pakaian Melayu


Tradisi Pakaian Melayu Ungkapan adat Melayu mengatakan : “adat memakai pada yang
sesuai, adat duduk pada yang elok, adat berdiri tahukan diri”. Ungkapan ini mengandung
makna yang dalam, yang intinya memberi petunjuk, bahwa setiap orang di tuntut untuk
meletakkan sesuatu pada tempatnya, berperilaku menurut alur dan tempatnya.

Di dalam hal ini berpakaian hendaknya mengacu kepada asas “sesuai” yakni sesuai
pakaiannya, sesuai yang memakainya, sesuai cara memakainya, sesuai tempat
memakainya, sesuai pula menurut ketentuan adat yang diberlakukan dalam hal ini ihwal
berpakaian.
TRADISI ISLAM BUGIS
1. Upacara Adat Ammateang
Upacara Adat Ammateang atau Upacara Adat Kematian yang dalam adat Bugis merupakan upacara
yang dilaksanakan masyarakat Bugis saat seseorang dalam suatu kampung meninggal dunia.
Keluarga dan kerabat dekat maupun kerabat yang jauh, juga masyarakat sekitar lingkungan rumah
orang yang meninggal itu berbondong-bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya
membawa sidekka (sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan) berupa barang seperti sarung
atau kebutuhan untuk mengurus mayat, selain itu ada juga yang membawa passolo (amplop berisi
uang sebagai tanda turut berduka cita). Mayat belum mulai diurus seperti dimandikan dan
seterusnya sebelum semua anggota terdekatnya hadir. Baru setelah keluarga terdekatnya hadir,
mayat mulai dimandikan, yang umumnya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memang biasa
memandikan mayat atau oleh anggota keluarganya sendiri. Hal ini masih sesuai ajaran Islam dalam
tata cara mengurus jenazah dalam hal memandikannya sampai menshalatkannya.

2. Mabbarasanji (Barzanji)
Islam masuk di Sulawesi Selatan, dengan cara yang sangat santun terhadap kebudayaan dan tradisi
masyarakat Bugis Makassar. Bukti nyata dari sikap kesantunan Islam terhadap budaya dan tradisi
Bugis Makassar dapat kita lihat dalam tradisi-tradisi keislaman yang berkembang di Sulawesi Selatan
hingga kini. Seperti mengganti pembacaan kitab La Galigo dengan tradisi pembacaan Barzanji,
sebuah kitab yang berisi sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw, dalam setiap hajatan dan acara,
doa-doa selamatan, bahkan ketika membeli kendaraan baru, dan lain sebagainya.
TRADISI ISLAM MINANG
1. Batagak Penghulu

Ini merupakan tradisi unik dari Minangkabau yang pertama, masyarakat Minangkabau
sangat menjunjung tradisi-tradisi yang sudah turun temurun dari nenek moyang mereka. Etnis
Minangkabau biasanya hidup dalam budaya bersuku dan beraum. Setiap suku memiliki satu
Datua (penghulu) atau bisa diataan sebagai pemimpin suku.

Biasanya apabila sebuah kaum atau suku akan mengangkat pemimpin suku atau
kaumnya maka akan di adakan acara upacara batagak pangulu. Acara batagak pangulu
merupakan acarasuatu upacara besar yang menjadi tradisi bagi masyarakat minangkabau.
Biasanya acara ini disertai dengan acara menyemblih kerbau dan mengadakan pesta selama 3
sampai satu minggu lamanya.

3. Batagak Kudo-kudo

Batagak kudo-kudo merupakan salah satu tradisi minangkabau yang sering diadakan ketika
salah seorang masyarakatakan mendirikan rumah. Apabila ada salah satu masyarakat
minangkabau akan mendirikan rumah maka akan diadakan upacara batagak kudo-kudo. Dan
upacara ini di adakan ketika sebelum sebuah rumah baru akan dipasangkan kuda-kuda.
Biasanya acara ini mirip dengan baralek dengan mengundang orang kampung dan juga sanak
family. Kado yang diberikan oleh tamu undangan biasanya berupa alat-alat untuk
membangun rumah, seperti atap seng batu bata dan lain-lain.
4. Makan Bajamba

sumber : minangkabau news


Makan bajamba Trdisi yang masih sering dilakukan masyarakat minangkabau, makan
bajamba atau dalam bahasa indonesia dapat kita artikan makan bersama dilakukan
masyarakat minangkabau ketika di adakannya hari besar Islam, upacara adat, Syukuran da
upacara-upacara penting lainnya.
Makan bajamba sudah menjadi tradisi turun temurun di minangkabau dari abad ke 7
yang mana ketika itu masuknya Agama Islam ke Minangkabau. Dan oleh sebab itulah kenapa
kebanyakan dari tradisi-tradisi Minang banyak yang dilakukan sesuai dengan syari’at Islam.
Begitu juga dengan makan bajamba, adab ketika makan bajamba juga disesuaikan dengan
syari’at Islam.
5. Balimau

Sebelum datangnya bulan Ramadhan biasanya masyarakat minang akan melakukan tradisi
Balimau, yang mana tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun. Balimau merupakan
tradisi mandi membersihkan diri menjelang bulan suci ramadhan. Balimau juga memiliki arti
mensucikan diri dan batin dengan cara bermaaf-maafan antara satu sama lain.
5. Pacu Jawi

Ini adalah Sebuah tradisi yang sering dilombakan oleh Minangkabau teruama di
daerah Kabupaten Tanah datar. Tradisi Pacu Jawi atau yang biasa bisa sebut dengan pacu
sapi merupakan tradisi yang setiap tahunnya di adakan oleh masyarakat minagkabau, dalam
setahun tersebut acara pacu jawi diadakan secara bergiliran di empat tempat selama empat
minggu di Kabupaten Tanah Datar. Tradisi ini biasanya dilakukan para petani minangkabau
ketika selesai malaksanakan musim panen.

6. Pacu Itiak

Tradisi yang satu ini dimulai pada tahu 1928, trdisi yang satu ini merupakan event yang di
adakan oleh anak nagari minangkabau seperti halnya pacu jawi. Pacu itiak dalam bahasa
indonesia berarti pacu bebek atau dalam bahasa Inggris Duck race. Dan yang mebuat unik
Pacu itiak ini adalah, tradisi tersebut hanya satu-satunya yang ada d dunia.

7. Tabuik

Ini merupakan salah satu tradisi unik yang ada di Sumatera Barat, tradisi Unik ini
hanya ada satu-satunya di Sumatera Barat. Tradisi Tabuik merupakan tradisi masyarakat
pariaman yag sudah dilakukan secara turun temurun. Tradisi tabuik sendiri di adakan untuk
memperingati meninggalnya cucu Nabi Muhammmad, yaitunya Hasan dan Husein.

Prosesi tabuik ini biasanya dilakukan selama satu minggu degan perayaan puncak tabui yang
dinamakan dengan “Hoyak Tabuik”. Tradisi ini rutin dilakukan pada tanggal 10 Muharram
setiap tahunnya. Ada sebuah pepatah minang mengatakan, “pariaman tadanga langang,
batabuik mangkonyo rami “. Aritnya pariman terdengar sepi, tetapi ketika di adakan acara
tabuik makan akan tercipta keramaian disana. Halini di buktika dengan puncak dari perayaan
tabuik, biasanya masyarakat minang kabau akan berbondong-bondong ke Pariaman untuk
menyaksikan tradisi tabuik ini ke Kota Pariaman. Bahkan dari tradisi ini juga turut
menyasikan orang-orang luar negri yang penasaran dengantradisi-tradisi Minangkabau.
8. Upacara turun mandi

Upacara ini dilakukan untuk memperingati kelahiran seorang anak di atas dunia
sekaligus syukuran atas kelahiran anak tersebut. dan juga tradisi ini sekaligus untuk
memperkenalkan anak kepada masyarakat sekitar.
9. Berziarah ke makam keluarga

Tradisi ini tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, setiap menjelang
ramadhan setiap keluarga bersama-sama akan pergi berziarah ke makam keluarganya. Tradisi
ini merupakan tradisi yang sanagt melekat pada diri masyarakat minangkabau. Tujuan dari
tradisi berziarah ini adalah untu mendo’akan keluarga mereka yang sudah meninggal.
Dalam tradisi ini biasanya keluarga akan membawa bunga, air dan membacakan surat
yasin untuk setiap makam keluarga mereka. Dengan tradisi ini juga akan mencipakan
silaturahmi antar keluarga dan keluarga-keluarga dari mereka yang sudah meninggal akan
berkumpul. Tradisi yang sperti ini pautnya ditiru kaena memerikan hal yang positif bagi kita
semua.

10. Goro atau Gotong royong membersihkan masjid

Minangkabau terkenal dengan mayoritas masyarakatnya adalah bragama Islam, tradisi ini
biasanya dilakukan masyarakat Minangkabau sebelum menyambut bulan suci ramadhan.
Biasanya yang membesihkan sehari-hari adalah marbot atau penjaa masjid, tetapi ketika
menuju buan Ramadhan masyarakat akan berbodong-bondong untuk membersihkan masjid
secra bersama-sama. Biasanya setelah selesai gotong royong, masyarakat akan melaksanakan
acara makan-makan dan juga silaturahimi untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
TRADISI ISLAM MADURA
1. Shalawatan

Shalawatan di Madura dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Jika pada umumnya
shalawatan dilaksanakan di dalam Masjid, kegiatan shalawatan masyarakat Madura ini
diselenggarakan di rumah-rumah. Penyelenggaraan di rumah-rumah ini secara bergantian.
Misalnya, hari ini diselenggarakan di rumah Pak Ahmad maka seminggu kemudian
diselenggarakan di rumah tetangganya, dan seterusnya sampai kembali ke rumah yang awal
kembali.

Shalawatan yang diadakan bergantian ini memberikan pelajaran akan rasa tanggung jawab
akan hal itu. Sehingga sejak jauh-jauh hari masyarakat sudah menyiapkan berupa materi dan
sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan shalawatan ini. Bukan hanya itu kegiatan ini
juga bertujuan untuk membangun rasa persaudaraan antara sesama mereka. Maka tidak heran
jika suatu ketika tetangganya membangun rumah ataupun merenovasi rumah tetangga yang
lain juga turut membantunya.

Shalawatan rutin biasanya diadakan tiap malam Jum’at dan malam Selasa itu sejatinya bukan
hanya kegiatan Shalawatan. Tetapi didalamnya juga ada Yasinan, yang mana Yasinan ini di
baca sebelum shalawatan, artinya shalawatan itu dimulai dengan pembacaan surah Yasin.
Karena Yasinan ini merupakan bacaan yang sudah mentradisi dikalangan masyarakat Madura
yang selalu dibaca tiap malam Selasa dan malam Jum’at. Hingga aktivitas mengajipun saat
itu diliburkan.

2. Kebudayaan “Rokat Tase” (Petik Laut)

Tradisi “Rokat Tase” dilakukan untuk mensyukuri karunia serta nikamt yang diberikan oleh
sang maha pencipta yaitu Allah Swt. Dan juga agar diberikan keselamatan dan kelancaran
rezeki dalam bekerja. Ritual atau tradisi tersebut, biasanya dimulai dengan acara pembacaan
istighotsah dan tahlil bersama oleh masyarakat yang dipimpin oleh pemuka agama setempat.
Setelah itu, masyarakat melepaskan sesaji ke laut sebagai rasa ungkapan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Adapun isi dari sesaji itu adalah ketan-ketan yang berwarna-warni,
tumpeng, ikan-ikan, dan lain sebagainya. Ritual atau tradisi tersebut disebut “Rokat Tase”
oleh penduduk setempat.
3. Kebudayaan Rokat

Kebudayaan Rokat yang ada di Madura dilakukan dengan maksud jika dalam suatu keluarga
hanya ada satu orang laki-laki dari lima bersaudara (pandapa lema’), maka harus diadakan
acara Rokat. Acara Rokat ini biasanya dilaksanakan dengan mengundang topeng (nangge’
topeng) yang diiringi dengan alunan musik gamelan Madura dan sembari dibacakan macopat
(mamaca).

4. Tradisi Maulid Nabi

Bagi sebagian orang Islam tradisi merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan
sebagai salah satu bentuk pengejewantahan rasa cinta umat kepada Rasul-Nya.

Di tanah Jawa sendiri tradisi ini telah ada sejak zaman Walisongo, pada masa itu tradisi
Maulid Nabi dijadikan sebagai sarana dakwah penyebaran agama Islam dengan
menghadirkan berbagai macam kegiatan yang menarik masyarakat. Pada saat ini tradisi
Maulid/Mauludan di Jawa di samping sebagai bentuk perwujudan cinta umat kepada Rasul
juga sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Walisongo.

Sebagian masyarakat Jawa merayakan Maulid dengan membaca Barzanji, Diba’I atau al-
Burdah atau dalam istilah orang Jakarta dikenal dengan rawi. Barzanji dan Diba’I adalah
karya tulis seni sastra yang isinya bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad, mencakup
silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul.
Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta Berbagai
peristiwa untuk dijadikan teladan bagi umat manusia. Sedangkan Al-Burdah adalah
kumpulan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad Rasulullah Saw yang dikarang oleh Al-
Bushiri.

Di Madura acara ini dinamakan “Muludhen”. Yang mana dalam acara itu biasanya diisi
dengan pembacaan barzanji dan sedikit selingan ceramah keagamaan yang menceritakan
tentang akhlaq Sang Nabi pada masanya untuk dijadikan sebagai suri tauladan demi
kehidupan saat ini

5. Upacara nadar
Unsur-Unsur Upacara Nadar dan Pemaknaannya
Upacara nadar dilaksanakan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tu- han yang
telah memberikan rezeki, yaitu panen garam. Pelaksanaan upacara
tidak terlepas dari tempat upacara, saat upacara benda-benda dan alat upacara, serta
orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara. Sejum- lah instrumen ritual disajikan
secara khusus sehubungan dengan upacara itu.
Instrumen yang digunakan dalam upacara pertama dan kedua sama, yaitu bunga dan
bedak serta kemenyan ditambah nasi dan lauk ayam, telur, serta bandeng. Bunga dan bedak
digunakan untuk tabur bunga di makam leluhur. Hal ini sebagai simbol rasa terima kasih
kepada leluhur, sedangkan kemen-
yan merupakan parfum atau wewangian bagi arwah leluhur. Nasi sebagai simbol rezeki
yang dihasilkan para petani garam. Ayam merupakan binatang
yang bertelur sehingga masyarakat menganggap bahwa ayam merupakan simbol harapan
supaya rezeki yang dihasilkan terus melimpah. Karena ayam yang disajikan utuh (pitik
ndhekem) maka disebut ayam ungkul. Pemaknaan ini
disesuaikan dengan kemiripan bunyi fonetisnya dengan tumungkul (ter-
capai kehendak). Telur merupakan perwujudan rezeki yang dihasilkan dan
bandeng merupakan binatang yang hidup di tambak begitu pula garam se- hingga hal ini
sebagai simbol hasil panen.

Anda mungkin juga menyukai