Anda di halaman 1dari 9

TANAH TUMPAH DARAHKU

Aku tak ingin melihat bangsaku


Kalah tersungkur oleh waktu
Aku tak ingin melihat bangsaku
Jatuh tenggelam ke dalam kehancuran
Dengan tekad setinggi langit
Untuk tanah ini aku rela berkorban
Disaat percaya diriku menyusut
Disaat itulah semangatku semakin berkobar
Selama mentari masih menyinari dunia
Aku takkan berhenti sedetik pun
Menyelamatkan melindungi dan mempertahankan
Walaupun hingga aku menyatu dengan tanah negeriku
Bersatulah wahai penerus bangsa
Bulatkan tekadmu dan tegarlah bagai batu karang
Keraskan segala usahamu serta keraskan pula suaramu
Karena setiap usaha yang keras takkan mengkhianati

Harapanku akan selalu mengiringi


Untuk tanah negeri ini setiap hari
Aku tidak ingin lagi
Melihat ibu pertiwi tersiksa hati

Sepeda Buntut Bung Karno


Sepedah antik yang saat ini menjadi incaran banyak orang karena sepeda itu
bekas peninggalan dari pejuang bapak Soekarno Sang proklamator.Pada saat itu aku
dan teman-teman sedang membicarakan tentang sepeda yang menjadi perhatian
banyak orang karena sepeda tersebut peninggalan dari bapak Ir. Soekarno sang
pejuang kita.
Mengagumkan BUKAN. Sepeda yang saat ini dimiliki oleh seorang kakek. Veteran 45
Yang tetap gagah dan perkasa.
Namanya kakek Burhan. Kakek tersebut sudah lama memiliki sepeda dari tahun 1947,
keadaanya memang begitulah karena sepeda sejarah dari para pejuang.
Aku terkadang heran,, bagaimana bisa kakek yang sudah tua itu memiliki sepeda
sangat banyak di incar oleh pemburu barang antik.
Hingga suatu ketika aku bertanya pada kakek tersebut dan kebetulan rumah kakek
tersebut, tidak begitu jauh dari rumah ku.
pada malam hari aku dan teman – teman, berkunjung ke rumah kakek tersebut, dan
kamipun bertanya tentang dari mana kakek mempunyai sepeda itu, hingga alasan apa
kakek mendapatkan warisan sepeda yang bagus itu.

Dengan senang hati kakek itu mencertitakan kepada kami. singkat cerita mengapa dia
mempunya sepeda dan bagaimana dia mempunyai sepeda itu.

Lantas kakek pun bercerita, dia mendapatkan sepeda tersebut karena dia pahlawan
veteran perang pada masa penjajahan dulu.

Terus kami bertanya lagi pada kakek tersebut, bagaimana dia mempunyai sepeda
tersebut, dengan cara merampas atau sengaja di kasih oleh Bung Karno sang pejuang.
Memang sedikit kejam pertanyaan kami, ya itulah kamikan anak muda yang kadang
semaunya bertanya kepada orang yang tua tanpa pandang bulu lagi.
Kakek pun menjawab nya, dulu saya mantan asisten Bung Karno dapa saat Bung
Karno singgah terus di asingkan di palembang.
Kami juga lantas menanyakan tentang kelanjutanya dari cerita kakek tersebut.
Kami pun bertanya kembali, kek maaf apa benar dulu kakek di kasih Bung Karno
sepeda itu,,,,? gagah nya kami bertanya seakan akan mengharapkan jawaban atau
seperti menginterogasi nya.
Maklum kami kan orang mahasiswa hukum.
Kakek pun menjawab lagi,,,, ya benar saya mendapatkan sepeda itu dari pemberian
Bung Karno sendiri pada saat Bung Karno singgah dan di asingkan di palembang.
Saya juga tidak menyangka mengapa Bung Karno bisa memberikan sepedanya
kesayanganya kepada saya.

“Bung Karno cuma berpesan agar merawat dan menjaga sepeda sampai bisa di
wariskan kepada anak dan cucu kami nantinya.”

Pesan Bung Karno sepeda itu simbol dari perjuangan dan alat dari perjuangan hingga
rakyat dapat melawan penjajah belanda pada waktu itu.

Mendengar dari cerita nya itu kami tidak percaya dengan cerita nya. Tapi kami percaya
dengan pernyataan kakek itu, “Sepeda saat itu memang simbol dari perjuangan dan
alat rakyat jelata pada saat melawan penjajahan belanda.

Kami juga saat itu berbisik kepada teman-teman disamping apa dia percaya apa cerita
dari kakek itu,,,, ” Teman pun menjawab bahwa dia juga tak percaya apa yang dicerita
kakek tersebut,,,” dari segi arsitek tentang sepeda nya benar sepeda yang dimiliki Bung
Karno. Sepeda itu banyak yang mencari nya.
Kami akhirnya bertanya lagi pada kakek tersebut. Apa yang kakek katakan benar.
Dengan nada menyinggung perasaan kakek tersebut.
Kakek pun kembali menjawab, “Saya mendapatkan sepeda nya dari pemberian Bung
Karno, kalian tidak percaya sini saya lihatkan surat surat kelengkapan dari sepeda itu,,,,
Kakek pun bergegas menuju kamarnya akan mencari surat sepeda tersebut,,” tidak
lama kakek itu dapat menunjukan surat dari sepeda itu,,”
Memang iya di dalam surat nya terdapat tanggal dari pembuatan dan penerimaan dari
sepeda nya kepada kakek tersebut.
Tetapi kami pun masih belum begitu yakin dengan apa yang terjadi cerita yang mistis
dari kakek tersebut. maksud nya kakek itu mungkin bercerita bohong.
Beberapa menit kemudian kami melihat isi dari surat nya apa kata kakek itu tentang
surat yang asli dari Bung Karno. setelah kami perhatikan dan kami cermati bahwa surat
itu ternyata palsu.
kami menanyakan kembali kepada kakek itu apa benar surat itu asli atau palsu.
Kakek pun menjawab surat itu surat yang asli dari Bung Karno,,,,” Setelah mendengar
ceritanya dari Bung Karno kami berpikir dan melihat lagi surat tersebut.
saat kami melihat dan kami angkat kertas,, ternyata kami lihat tidak adanya tanda pada
surat nya,,,, kami pun sangat yakin bahwa surat itu adalah surat yang palsu, hanya di
buat sendiri dari kakek tersebut.
Kami juga tidak mempermasalahkan apa ini surat itu dan kami bergegas akan pamit
kepada kakek tersebut.
pada saat kami berada di perjalanan kami berfikir tentang semua jawaban dari kakek
katakan tentang semua surat yang kakek tunjukkan tadi.
Belum sempat memperoleh jawabannya aku terbangun dari tidur ternyata tadi aku
sedang bermimpi,,,,”

Betapa kaget nya aku ternyata cuma bermimpi dan berkhayal.


Raden Adjeng Kartini, Sang Pelopor Empansipasi
Wanita Indonesia
Pemikirannya yang kritis, kontra serta opininya tentang kondisi
sosialnya saat itu dituangkannya pada surat-surat

Siapa yang tidak kenal dengan R.A. Kartini, wanita dengan nama lengkap Raden Ajeng
Kartini Djojo Adhiningrat kelahiran Jepara 21 April 1879 ini menjadi pelopor emansipasi
wanita hingga masa kini. Beliau bersekolah di ELS (Europes Largere School) hanya
sampai usia 12 tahun dikarenakan adat pada waktu itu mengharuskan anak berumur 12
tahun harus tinggal di rumah hingga waktunya dia harus menikah, karena itu beliau
tidak bisa melanjutkan sekolahnya lebih tinggi lagi. Sebab, beliau tidak bisa keluar
rumah dan bersekolah. Beliau menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku,
koran serta majalah Eropa dan Belanda, semua buku dan koran yang beliau baca
berbahasa Belanda. Mulai dari situlah beliau membandingkan bagaimana majunya
wanita di Belanda dengan wanita Indonesia, beliau berkeinginan memajukan wanita
Indonesia agar semua wanita bisa bersekolah dan melanjutkan pendidikan mereka.
Maka dari itu beliau mendirikan sekolah di Rembang saat beliau sudah menikah.
Pemikirannya yang kritis, kontra serta opininya tentang kondisi sosialnya saat itu
dituangkannya pada surat-surat yang beliau kirimkan dengan sahabatnya di Belanda
yang kita kenal sekarang dengan buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Demi memajukan dan meningkatkan kesejahteraan wanita Indonesia, beliau berani
memberi opini dan kritik akan ketidakcocokannya dengan prinsip orang Indonesia dulu.
Tulisan-tulisannya menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia dan tokoh-tokoh Indonesia
lainnya, contohnya tokoh Indonesia yaitu W.R. Soepratman membuat sebuah lagu yang
berjudul “Ibu Kita Kartini”.

Kartini juga berhasil melunturkan pendapat masyarakat Indonesia bahwa wanita hanya
boleh melakukan pekerjaan rumah, memasak dan mengurusi suami di rumah di
zamannya. Semangat Kartini untuk mengubah wanita Indonesia kala itu agar wanita
Indonesia menjadi lebih maju patut kita hargai. Sekarang wanita Indonesia sudah boleh
bersekolah dengan bebas dan melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Sekarang
juga sudah ada kesetaraan gender, tidak ada diskriminasi lagi karena pria dan wanita
menerima kesempatan yang sama serta bisa bekerja sesuai karir yang mereka
inginkan, misalnya di bidang politik, ekonomi maupun sosial.

Bukan hanya perjuangan pahlawan lainnya untuk memerdekakan bangsa ini, bagi
wanita Indonesia kita juga punya Kartini yang memerdekakan kaum wanita agar
memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan pria, memiliki kesempatan untuk
berkembang dan memajukan kaum wanita dari kebodohan, bisa kita bayangkan betapa
terbelakangnya kaum wanita masa kini dengan negara-negara lain jika tidak ada Kartini
dan emansipasi wanita, bisa kita bayangkan betapa mirisnya masyarakat zaman
sekarang bila masih memiliki stigma tersebut kepada kaum wanita.

Kartini memang telat wafat pada 17 September 1904, tapi perjuangannya, kisahnya
serta semangatnya masih tersimpan di dunia serta dapat mebangkitkan dan
membangun Kartini lainnya di masa kini, wanita Indonesia sudah memiliki banyak
prestasi dan kesempatan yang tiada batasnya.

Anda mungkin juga menyukai