(TEKS DRAMA)
27 Oktober 2012
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
seorang gadis remaja yang bernama Bawang Putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski
ayah Bawang Putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu
hari ibu Bawang Putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka
demikian pula ayahnya.
Bawang Putih : “ Ayah, mengapa ibu pergi meninggalkan kita begitu cepat?
Di desa itu tinggal seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak Ibu
Bawang Putih meninggal ibu Bawang Merah sering berkunjung kerumah Bawang Putih. Dia
sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah, atau hanya
menemani Bawang Putih dan ayahnya ngobrol
Ibu Bawang Merah : “ Bawang Putih, ini ada sedikit makanan untukmu”
Pada akhirnya ayah Bawang Putih berfikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja
dengan ibu bawang merah. Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah ayah bawang
putih menikah dengan ibu bawang merah
Ayah : “ Bawang Putih jika ayah menikah dengan ibu Bawang Merah
kamu setuju apa, gak ? “
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawag putih . Namun lama
kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang Putih dan kerap
memberinya pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih sedang berdagang. Tentu saja Ayah
Bawamg Putih tidak tahu karena Bawang Putih tidak pernah menceritakannya
Ibu : “ Putih kamu harus mengepel, cuci piring, dan semua pekerjaan rumah
harus kamu selesaikan “
Suatu hari ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia
Ayah : “Bawang Putih sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi karena penyakit
ayah yang hampir menyebr keseluruh tubuh ayah”
Bawang Putih :” Ayah Putih mohon ayah jangan tinggalin putih yah!”
Sejak saat itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semna-mena terhadap Bawang
Putih hampir tidak pernah beristirahat.
Ibu : ” Putih kamu harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air
mandi dan sarapan untuk saya dan bawang putih,
kemudian kamu harus memberi makan ternak, menyirami
kebun, dan mencuci baju ke sungai, lalu kamu
harus menyetrika, dan membereskan rumah, mengerti !
“
Bawang Putih :
Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang Putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya.
Saking terlalu asyiknya, Bawang Putih tidak menyadari bahwa salah satu baju ibu tirinya hanyut
terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari
hal itu. Bawang Putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya
Bawang Putih : “ Aku harus bisa menemukan baju ibu karena itu adalah baju kesayangan ibu
Namun Bawang Putih tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali kerumah
dan menceritakan kepada ibunya
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya
mencuci tadi. Matahari mulai meninggi, namun Bawang Putih belum juga menemukan baju
ibunya. Dia memasang matanya dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke
sungai siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah matahari sudah condong kebarat,
Bawang Putih melihat seorang ibu yang hendak pergi ke pasar
Bawang Putih : “ Bibi, apakah bibi melihat baju merah yang hanyut lewat sini ?, karena
saya harus menemukannya dan membawanya pulang
“
Bibi : “ Ya, tadi saya lihat nak, kalu kamu mengejarnya cepat2 mungkin kau
bisa menemukannya”
Bawang Putih : “ Baiklah bibi, terimakasih!
“ Bibi :“
sama2, nak
Hari sudah mulai gelap, bawang putih mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba. Dari
kejauhan Nampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk tepi sungai. Bawang Putih
segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya
Bawang Putih : “ Permisi……..! “
Bawang Putih : “ Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang
hanyut dan sekarang kemalaman, bolehkah saya tinggal
disini malam ini ? “
Nenek : “ Ya, tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal
aku menyukai baju itu, baiklah aku akan
mengembalikannya, tapi kau harus menemeniku disini
selama seminggu, sudah lama aku tidak ngobrol
dengan siapapun bagaimana ?
“ Bawang Putih : “
Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asalkan
nenek tidak bosan saja denganku “
Selama seminggu Bawang Putih tinggal bersama dengan nenek itu. Setiap hari Bawang Putih
membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek merasa senang. Hingga
akhirnya genap sudah seminggu nenekpun memanggil Bawang Putih
Nenek : “ Nak, sudah seminggu kau tinggal disini dan aku senang karena
kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa
baju pulang, dan satu lagi kau boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah ! “
Bawang Putih : “ Ya, sudah Putih memilih yang kecil ya, nek
Bawang Putih : “ Saya takut tidak kuat membawa yang besar, nek !
Nenek : ( tersenyum )
Sesampainya di rumah, Bawang Putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
Bawang merah dan ibunyapun langsung merebut emas dan Permata tersebut
Bawang Merah : “ Heh, gembel kamu dapat emas dan permata ini dari mana ?
“ Ibu : “ Ya, dari mana ? “
Bawang Putih : “ Waktu itu aku mencari baju ibu hanyut terbawa arus, kemudian
kemalaman menginap di rumah nenek pinggir sungai, dan aku
disuruh untuk menemanix selama seminggu, setelah genap
seminggu aku diberi hadiah ini “
Setelah mendengar cerita BawangPutih, Bawang merahpun berencana untuk melakukan hal yang
sama tapi kali ini Bawang Merah yang akan melakukannya.
Ibu : “ Bawang Merah kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak
sialan itu”
Keesokan harinya Bawang Merahpun menghanyutkan bajunya ke sungai, setelah itu dia sampai
di rumah nenek
Bawang Merah : “ Nek, neek tau atau tidak baju yang hanyut tadi !
“ Nenek : “ Nenek tau, tapi amu harus
menginap disini selama seminggu “ Bawang Merah : “Baiklah ! “
Selama semi nggu itu Bawang Merah selalu bermalas-malasan, kalu ada yang dikerjakan pasti
hasilnya tidak bagus karena dikerjakan dg asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek
membolehkan bawang merah pulang
Sesampainya di rumah Bawang Merah segera menemui ibunya dan dengan gembira
memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih minta bagian, mereka
menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai
Setelah Bawang Purih pergi mereka membelah labu tersebut, tapi ternyata yang keluar bukan
emas melainkan binatang berbisa seperti ular. Binatang itu langsung menyerang Bawang Merah
dan Ibunya hingga tewas
Kini, ibu tiri dan bawang merah bersikap semakin jahat pada bawang putih. Bahkan waktu
beristirahat bawang putih juga semakin terbatas. Tiap hari dia harus melayani semua kebutuhan
bawang merah dan ibu tirinya. Sampai disuatu pagi ketika bawang putih mencuci di sungai,
tanpa disadari salah satu selendang kesayangan bawang merah hanyut. Ketika sampai rumah,
bawang merah memarahi bawang putih karena selendangnya tak dia temukan. Dia menyuruh
bawang putih mencari selendang itu dan tidak boleh pulang sebelum menemukanya. Akhirnya,
bawang putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Hingga larut malam, selendang itu
belum juga dia temukan. Ketika tengah menyusuri sungai, bawang putih nelihat sebuah gubuk,
ternyata gubuk itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara. Bawang putih akhirnya meminta
izin untuk menginap semalam.
Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilahkan bawang putih untuk menginap. Nenek itu juga
menanyakan perihal tentang bawang putih, dan bagaimana dia sampai di tempat itu. Bawang
putih pun menceritakan nasib yang dialaminya, hingga nenek yang mendengar itu merasa iba.
Ternyata, selendang yang dicari bawang putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek itu mau
menyerahkan selendang itu dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu.
Bawang putih menerima tawaran itu dengan senang hati.
Waktu seminggupun berlalu, dan kini waktunya bawang putih untuk pulang. Karena selama
tinggal disitu bawang putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan
dan memberi hadiah pada bawang putih. Dia disuruh memilih diantara dua buah labu untuk dia
bawa. Awalnya bawang putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian,
bawang putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya. Dan
nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan itu.
Setelah itu, bawang putihpun segera pulang dan menyerahkan selendang itu pada bawang merah.
Setelah itu dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun betapa
terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat
banyak. Secara tak sengaja, ibu tiri bawang putih melihatnya dan langsung merampas semua
emas itu. Bukan hanya itu, dia juga memaksa bawang putih untuk menitakan dari mana dia
mendapat labu ajaib itu. Bawang putihpun menceritakan semua kejadian yang dialaminya.
Mendengar cerita bawang putih, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Esok
paginya, dia menyuruh bawang merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang silakukan
bawang putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya
lebih banyak.
Singkat cerita, bawang merah yang malas itu tiba di gubuk nenek, dan diapun tinggal disitu
selama seminggu. Namun karena sifatnya yang pemalas, dia hanya bermalas-malasan saja dan
tidak mau membantu pekerjaan si nenek. Dan ketika sudah waktunya pulang, diapun di suruh
memilih labu sebagai hadiah. Tanpa fikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan
segera berlari pulang tanpa mengucapkan terimakasih.
Setelah tiba dirumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang sangat besar.
Dia berfikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh bawang putih
dan takut jika bawang putih minta bagian, mereka menyuruh bawang putih mencuci disungai.
Setelah itu mereka masuk kamar dan menguncinya dengan rapat.
Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Namun diluar dugaan, bukan emas yang
ada didalamnya. Melainkan labu itu dipenuhi ular, kalajengking, kelabang, dan berbagai hewan
berbisa. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dari labu dan menggigit kedua anak dan ibu
serakah itu. Mereka tak mampu kabur, karena pintu kamar mereka kunci rapat dan mereka tutup
dengan lemari dari dalam. Akhirnya, mereka mati di dalam kamar bersama keserakahan mereka.
Setelah mereka mati, hewan-hewan berbisa itu kenyap tak berbekas. Demikian dongeng singkat
yang saya ceritakan mengenai cerita anak bawang merah bawang putih semoga bermanfaat.