"ade..?" Gumam naya tak percaya , bisa bisanya ade berlaku layaknya pemain film , bisa
bisanya berpindah pindah peran dengan seenaknya
"Nay... hellow .. lo masih dengerin gue? " tanya fena di seberang sana , pasalnya setelah ia
berbicara panjang lebar , naya hanya diam tidak menjawab, padahal sambungan telefon
masih terhubung
Naya berdehem seraya menghela nafas berat " terus masalah sama guenya apa hm? "
"Hah? Lo gak ngevek ? Ade main di belakang elo , cium cium tangan cewek lain, hidih anjir
"
Naya terkekeh , haruskan ia cemburu sedangkan ia bukan siapa siapa di dunia lelaki itu ?
Salah? Entahlah..
"Gak usah munafik anaya .. lo di kejar si ketos itu udah lama kan , gak mungkin kalo elo gak
pendem perasaan sama si ketos itu .." tebak fena
"Gua sehat gak sih " gumam naya seraya memegang keningnya " panas" gumamnya lagi
●●●
sepuluh menit mereka bersama , menikmati suasana awkward , yang sangat mengesalkan ,
ingin memecah dengan obrolan tapi bingung harus memulai dengan basa basi apa
Ade ber oh ria , pasalnya ia bingung harus mengobrol apa dengan cewek dingin seperti
naya , sulit di sentuh
Sedangkan naya , ia rasanya ingin pindah meja , dan menjauh dari ade , dengan melihat
wajah ade , semakin membuat ia mengingat perkataan fena tadi malam
"Udah dulu ya de , gue mau ke toilet " naya bangkit dari duduknya ,
"Eh jangan dulu dong " cegah ade sambil meraih tangan naya , namun dengan cepat naya
menjauh kan tangannya
“tapii”
"HAY ANAY?" Sapa aqillo yang tiba tiba datang di tengah tengah mereka , dengan
cengiran super lebar, aqilo menatap naya dan ade bergantian
Naya menatap jijik ke arah aqilo , pasalnya aqilo selalu bertindak tidak punya malu " maksud
lo apa ? Manggil gue anay anay?"
Aqillo terkekeh " anay itu panggilan kesayangan dari abang aqil , bagus gak? Gue habis
searching tuh "
"Lo tuh apa apa sih qil , peyang banget sih?" Kesal naya
"Obatnya habis?"sungut naya sambil berkacak pinggang , entah mengapa jika naya berkata
peyang selalu di anggap sayang oleh aqillo, dasar typo berlebihan
Aqilo duduk di kursi samping naya seraya menepuk kursi panjang itu , mengisyaratkan agar
naya duduk di dekatnya " duduk dulu biar gak pegel kakinya "
"To the point "
Aqilo terkekeh mendengar ucapan naya yang terkesan buru buru dan tidak waktu yang
banyak
"Cuma ngingetin besok minggu jangan lupa ya.." aqilo mengedipkan mata kepada naya
seraya sedikit melirik ke arah ade yang sedang di landa bingung
"Nanti aku jemput sama si brum - brum , habis di servis kemarin , jadi udah enakan kalau di
ajak jalan jalan" aqilo melirik ade , namun sepertinya wajah ade kembali biasa tidak
menampakan keanehan lagi
Emosi naya sudah memuncak , melihat yang mengajaknya mengobrol dengan cara seperti
itu , semakin membuatnya muak , pasalnya ia seperti sedang membuat seseorang cemburu
, dan demi upin ipin sudah kawin naya menginjak kaki aqilo yang terbalut sepatu hitam
dengan keras sampai membuat empunya terpekik
Sedangkan ade tersenyum sinis , sangat lucu melihat tingkah laku rivalnya yang kurang
kerjaan
Naya kembali menginjak kaki aqilo tuk yang kedua kali " ogah "
"Aw... astaugfirullah anay..." pekik aqilo seraya mengusap kaki nya kembali
Sedangkan ade , ia kembali tersenyum sinis , menatap rival nya dengan pandangan remeh "
sampai kapanpun lo tetep di bawah gue qillo"
Dari dulu ade prayoga angkasa dan aqillo bintang samudra selalu bersaing , tahpun itu di
bidang akademis ataupun calonan ketua osis , namun hasilnya selalu saja ade yang meng
ungguli , namun aqillo tidak terlalu mempermasalahkan , dan bertindak memasa bodohkan ,
ia selalu berfikiran , hanya saja takdir tidak berpihak kepadanya saat itu, hanya itu tidak lebih
Setelah naya pergi dari kantin , aqillo memandang sinis ade , dengan tatapan yang tidak
bisa di artikan , aqillo berdeham dengan keras hingga membuat ade mendongak menatap
aqillo tidak suka , pasalnya saat ini sedang duduk di satu meja yang sama
Tapi mengapa menyangkut soal asmara , ade selalu menyaingi , tidak kah ada gadis lain
yang lebih dari naya yang mampu mengikat hatinya ?
Mengapa harus naya
"Ade .. ade .. lo makin tampan aja , dengan pangkat sebagai ketua osis , lagak sombong
dan sok wibawa lo makin naik " cebik aqillo sambil memainkan wadah sendok yang
memangdi sediakan di meja itu
"Gue gak iri sih , iri itu cuma sifat manusia yang kurang kerjaan , cuma gue gak seneng aja "
" lo tuh maunya apa sih de , dulu gue juara 1 , lo ngrengek iri sama gue, dan minta les
tambahan ke nyokap lo buat bisa ngunggulin gue , alhasil gue juara 2 di bawah lo , terus
bulan kemarin saat calonan ketos , lo yang menang , ya meskipun debat lo emang bagus sih
, tapi jangan lo ngira gue gak tau ya bro , lo menang gara gara jalan tikus !" Aqillo
mengangkat bahu acuh , wajahnya pun terkesan santai mengatan kalimat panjang itu
"Terus yang bikin gue eneg , lo malah milih anaya , cewek yang gue taksir sejak smp ,
seharusnya lo udah tau bro , karna lo mantan sahabat gue !"
ade mencoba mengontrol emosinya , kata kata aqillo benar benar bumbu pedas yang dapat
membuat telinga ade panas seketika , namun ade masih ingat dengan jabatannya sebagai
ketua osis yang harus di tuntut bisa menjadi leader yang baik , bukan bertengkar di kantin
gara gara hal sepele
"Gausah sok tegas " cibir aqillo seraya memainkan jam tangannya tanpa menatap sang
lawan bicara
" dengerin gue bangsad ! , gue gak sama sekali iri sama lo , semua itu takdir , gue yang
emang lebih pinter dari lo dan takdir gue emang selalu baik sampai gue menang sebagai
ketua osis , receh sindiran lo "
"Dan soal naya , gue emang suka sama naya , lo mau apa ? Hidup ini penuh persaingan
bukan?" Lanjutnya , gigi ade serasa bergemeletuk , rahangnya mengeras mencoba
mengotrol emosi
Aqillo bangkit dari kursinya seraya menyatukan telapak tangannya di depan dada "
insyaallah berkah "
Setelah itu aqillo lenggang dari kantin seraya bersiul siul , ia tak terlalu merasa terbebani
dengan apapun, tahpun itu masalah nya dengan ade , yang memag belum tuntas sedari
dulu , 'biarlah berjalan sesuai alur" itulah prinsip aqillo , banyak juga yang beranggapan
aqillo adalah manusia yang amat slow , sudah kelihatan dari gayanya .. amat slow
chapter 10
Sinar matahari mencoba menrobos tirai di kamar gadis pemalas di hari minggu , siapa lagi
kalau bukan naya , gadis itu sedari tadi masih membuat pulau di bantal kesayangannya ,
sudah jam 8 , namun gadis itu belum berniat bangun , apalagi jika mengingat ajakan aqillo
tempo hari , semakin membuat naya malas turun dari ranjangnya
"Masyaallah naya , kok belum bangun kamu " ucap anna gemas seraya menyibak selimut
tebal yang menutupi tubuh anaknya ,
Bagaimana tidak gemas karna sudah empat kali anna membangunkan naya namun hasilnya
, gadis itu masih mengerang seperti mengigau dan meminta penguluran waktu
"Naya bangun , ibu mau berangkat kerja , itu di ruang tamu ada teman kamu "
Naya langsung membuka matanya lebar lebar seraya mengubah posisinya dengan duduk "
bunda mau kerja? Dimana?"
Anna tersenyum mengelus rambut anaknya " di restoran , ada yang manggil bunda kerja
disana jadi koki , lumayan sayang"
"Maaf naya gak bisa bantu , tapi naya janji naya bakal cari kerja sampingan saat weekend "
wajah naya sendu
Hati naya rasanya teriris iris , melihat ibunya harus bekerja mencukupi kebutuhannya ,
sedari dulu ayahnya tidak pernah bekerja , dan uang bertahan hidup di ambil dari harta
warisan siswanto , ayah anna , dan jika warisan itu di pergunakan terus menerus akan
habis , dan di putuskan sisa warisan itu akan di gunakan untuk biaya kuliah naya
Senyum anna semakin merekah " naya sayang ... kamu gak perlu mikir kayak gitu , percaya
sama bunda , bunda bisa ngehidupin kamu , bubda jadi koki itu udah hobby bubda karna
suka masak "
Naya memeluk anna dengan sayang " naya janji bakal bahagiakan bunda "
"Bukan yang kemaren nganterin kamu pokok, yang ini lebih ganteng "
"Dia mau ngajak kamu ke acara sumpah pemuda , komunitasnya sendiri loh yang ngadain ,
nambah pengalaman sayang "
Naya memijat pelipisnya , pasalnya gadis itu ingin menghabiskan minggunya di kamar
dengan tiduran, Oh , naya sebenarnya tidak lupa dengan ajakan manusia pengganggu itu ,
dimana ia akan di ajak di acara peringatan sumpah pemuda yang di adakan oleh komunitas
pengganggu itu , lalu doanya di seperempat malam tidak terkabul ? Padahal ia berdoa
sungguh sungguh agar si pengganggu itu tidak jadi mengajaknya , ahh sungguh sangat
mengganggu !
"Bunda ingin kamu lebih tau luar sayang , nambah temen , biar hidup kamu nggak terlalu
monoton " anna bangkit dari ranjang
"Aduh makek mikir segala , ayo cepet mandi sayang , dia udah lumutan nungguin kamu "
lanjutnya
●●●
Selesai mandi , naya mengambil kaos putih polos di padukan dengan hem kotak kotak
warna gabungan merah dan biru tua serta celanaya jens , setelah itu ia mencepol rambut
nya acak , serta memakai bedak bayi serta lips ice , agar wajahnya tidak terlalu pucat , tak
ketinggalan ia mengambil sepatu warna putih yang membuat penampilannya perffect , gaya
yang santai dan tentunya nyaman
Sesudah selesai mengurus diri , naya berniat untuk menemui si tamu pengganggu itu , tak
lupa sebeleum keluar , ia mengambil tas selempang warna hitam favoridnya yang hanya di
isi dompet , ponsel dan facial foam
"Lama bener neng?" Cibir aqillo seraya memasukan ponsel ke dalam saku celana jeansnya
Aqillo bangkit dari sofa dan mengambil tas gitar yang sedari tadi ia taruh di samping sofa, "
nih pengang , bantuin gue"
Naya memutar bola mata , namun ia ingat , jika belum berpamitan kepada anna " bentar gue
mau __"
"Nyokap lo udah berangkat tadi , lo sih lama mandinya " aqillo mendekatkan hidungnya ke
wajah naya " harummmm..."
Plak !
Semburat merah emosi terpampang nyata di wajah naya " dasar orang gila !, sekali lo
deketin wajah lo ke wajah gue , nanti malem lo nginep di kuburan !"
Aqillo terkekeh pelan , melihat naya kesal seperti sarapan baginya , sangat menggemaskan
,
Setelah mengunci rumah , naya mengangkat tas gitar untuk ia gendong di punggung , dan
langsung memakai helm yang di sodorkan aqillo
Aqillo mengangkat tanganya di kening , seperti siap melaksanakan tugas dari komandan,
Di perjalanan pun naya nampak bosan dan bergulat dengan pikirannya, pasalnya aqillo
membawa banyak ransel ransel yang entah itu berisi apa ?, seperti orang hendak camping
Sedangkan aqillo , lelaki itu sedang sibukan dengan pikiran bagaimana nanti ia akan
mengurus acara itu , dan yang lebih ia berniat akan membuat seseorang takjub , terserah
nanti , aqillo mah orang nya santai
"Qill?"
"Pantai mana?"
Aqillo tersenyum , "apanya?"
Sebenarnya aqillo sudah tau maksud dari pertanyaan naya , cuma aqillo ingin mengulur
ngulur agar lebih terkesan menjadi obrolan dan naya akan kesal , sangat menggemaskan
Aqillo kembali melirik spion , ia sudah melihat guratan kesal di pipi gadis itu
"Malikan artinya : mantan minta balikan " tawa tersembur dari balik helm fullface aqillo dan
semakin mengundang cebikan dari gadis yang di boncengnya
entah mengapa aqillo selalu baik dengannya, dan selalu berusaha membuat suasana yang
dapat menambah mood , namun sebaliknya hatinya tidak bisa menerima dengan baik ,
selalu benci , sebenarnya naya juga merasa bersalah telah mengabaikan aqillo setiap saat ,
namun ego dan hati yang selalu menang adalah ego , mau bagaimana lagi
chapter 11
Kalo gue sama lo jodoh , lo mau apa ? Bantah ke tuhan ?
Gadis berambut cepol itu berusaha menyiapkan acara , dari memasang banner acara ,
menyapu , dan menyiapkan konsumsi , peluh keringat sudah membanjiri wajahnya ,
nafasnya sudah berderu ingin istirahat , namun entah mengapa tiba tiba jiwa nya sedang
berkobar ingin menyelesaikan tugas itu sembari menanti anggota dari komunitas lain datang
Dari kejauhan aqillo meneriaki namanya , dengan berat hati naya menghampiri , dan
ternyata gadis itu di suruh aqillo untuk menyeduh kopi di balik banner untuk acara
pembukaan acara nanti , mau tak mau naya mengiyakan suruhan itu , meskipun dadanya
sedikit dongkol
Ia membuka tas ransel yang di tunjukan aqillo , naya menyerngit , karena tas ransel itu
adalah tas yang dibawa aqillo tadi , yang isinya penuh di isi scaset kopi berlogo lwk white****
, dan beberapa kacang serta jajanan , naya tersenyum , ia berfikir jika aqillo adalah bagian
bendara dan ketua yang bijak di komunitas ini
Setelah menyenduh kopi di wadah teko besar , sambil mengaduk kopi , naya
memperhatikan aqillo yang sedang memasang microphone dan alat sound sysyem lainnya ,
peluh keringat juga membanjiri di dahinya , banyak anggota lain yang memanggil aqillo
dengan sebutan bost , di karenakan aqillo sang ketua komunitas para petualang atau di
singkat "PALANG " , komunitas yang di asasi pencinta alam , yang mepunyai landasan jika
pemuda harus bisa menyayangi alam bukan hanya penikmat alam , entah mengapa aqillo
mempunyai jiwa seperti itu
Namun tiba tiba aqilo tak sengaja menatap naya yang juga menatapnya , satu kesedihan
muncul di garis matanya , jika ia sudah menelantarkan gadis itu , namun bagaimana lagi ia
sudah terlalu sibuk menyiapkan acara itu , setelah berbincang dengan temannya untuk
menggantikan mengurus sound sysyem , aqillo menghampiri naya
"Maaf ya?"
"Gak merasa di telantarin nih " aqillo menuangkan kopi di gelas kecil
"Bosen tauk bege , acara nya mulainya jam berapa sih ?" Kesal naya
Naya memutar bola mata malas , ia melirik aqillo yang sedang santainya meminum kopi
sambil tersenyum kearah parkiran , naya mulai curiga serta penasaran dengan senyuman
aqillo , ia pun mengarahkan pandangannya ke arah parkiran , naya menduga pasti ia
sedang bertemu teman lamanya atau yang lain lah
Namun ternyata , segorombolan gadis gadis berseragam pink sedang membentuk barisan ,
senyuman aqillo semakin merekah , dan kali ini sukses membuat naya jengah
Tak lama Fadhil ,teman aqillo di komunitas itu mendatangi sang ketua palang , ia menyuruh
aqillo untuk menyambut komunitas lain yang baru datang , walaupun aqillo sudah menolak ,
namun fadhil tetap kekeuh untuk menyuruh sang ketua sebagai pemerima tamu ,mau tak
mau , aqillo harus menyia kan ajakan fadhil
" udah sana , cantik cantik noh " naya menunjuk barisan gadis berbaju pink dengan dagunya
Dengan menghela nafas berat , aqillo tersenyum seraya mengacak puncak kepala naya
dengan gemas
Setelah itu , aqillo berlari meninggalkan naya yang sedang asyik ngedumel tidak jelas,
sepertinya gadis itu di landa badmood akut , namun ia tak menghiraukan ,karna ada
waktunya naya akan kehilangan badmood dengan surpise yang aqillo buat nantinya
Aqillo menemui komunitas yang baru datang seraya mengembungkan pipi menahan
senyum, indah nya hari ini , hari apa sih ini ? Minggu ya? Njir seneng total " batin aqillo
" njiir lo nahan senyum gitu ngapain qill? " goda salah satu anggota komunitas reggae
Aqillo tidak menyahut , ia perlu pura pura tuli jika mendapat godaan dari teman temannya ,
seperti saat ini , ia lebih asyik menyapa teman nya yang lain , yang kebetulan teman
akrabnya dulu di smp
"Sapa tuh hanin , kemaren dia curhat kegua katanya kangen "
"Eh, dibilangin"
Aqillo tertawa terpingkal pingkal , pasalnya ada seorang cewek yang terlalu obsesi dengan
nya sampai sampai sebal karna ia tidak membalas follow , aneh ,
Siapa dia? Nyuruh nyuruh
" kapan kapan gue follback kalo tuh cewek" aqillo menunjuk kearah naya yang sedang sibuk
dengan ponsel pintarnya " udah jadi pacar gue"
" tau , udah sana duduk, acara mau gue buka" Aqillo beranjak ke arah panggung mini yang
sudah di pasang banner dan beberapa alat musik acoustic sebagai hiburan
●●●
Acara pelepasan balon dan pembacaam sumpah pemuda sudah terlaksana dengan lancar
,dan itu adalah hasil kerja keras aqilo beserta kawan satu komunitasnya , naya sungguh
mengagumi acara ini , ia bisa mendapat pengalaman yang berharga dari acara ini , kalau
saja kemarin ia menolak ajakan Aqillo pasti ia tidak akan mendapatkan pengalaman ini , tau
sendiri hidupnya sangat monoton
Ia juga tidak menyangka jika seorang Aqillo ,memiliki jiwa sosial setinggi itu , setau naya
,Aqillo tidak lebih dari sekedar pengganggu , hidupnya selalu bernuansa lawakan receh ,
rumus hidupnya juga slow is my life , hanya itu , namun kali ini seperti mendapat tamparan
,bahwa Aqillo adalah pengganggu yang peduli sosial
Dengan cepat naya menggelengkan kepala , berusaha menepis fikirannya tentang Aqillo ,
bagaimana bisa ia memikirkan aqillo ,sadar nay , lo masih normal,bisa bisanya lo mikirin
Aqillo batin naya
Dari arah panggung mini sudah di gelar acara selanjutnya yaitu performance dari si ketua
palang , aqillopun sudah menyiapkan performance nya dengan membawa gitar akustik
bertempelan gambar batik miliknya , sorak soranda mulai mengawali disaat aqillo tersenyum
menyapa , dari pihak cewek tiada yang berhenti menjerit sampai sampai banyak ponsel
yang sudah merekam vidio untuk mengabadikan sang ketua
Aqillo memetik gitarnya secara slow motion sambil memutar mutar kursi putarnya
" oke guys, sebenarnya sih ,gue gak niat buat ngawali nyanyiin lagu di sini, kalo gue boleh
jujur , gue ingin jadi yang nutup acara , tapi gak papa deh , aku bakal bawain dua
lagu,moga suka ya "
Aqillo mulai mendekatkan bibirnya ke mikrofon seraya memetik gitar , alunan dari jimbe
yang di mainkan fadhil mulai mengiringi lagu super is dead- LEGENDA , yang di nyanyikan
Aqillo
Senyum dari bibir tipisnya pun tak pudar , mungkin setelah ini ia akan kebanjiran fans
Namun di sisi lain ,ia melirik kearah gadis yang sedang sibuk sendiri dengan ponselnya ,
senyumnya pun semakin merekah , ia tak sabar ingin memberi kejutan untuk gadis itu ,
"Lagi ..lagi ..lagi .." sorak penonton saat lagu yang di bawakan Aqillo telah usai
Aqillo tersenyum " ada satu lagi , dan itu gue khususin special untuk seseorang "
Aqillo menyuruh fadhil untuk turun , dan di balas anggukan oleh fadhil
" teruntuk kamu...." ia mulai memejamkan matanya mencoba meresapi kata yang keluar dari
bibirnya
" orang yang menganggapku semu,transparan atau apalah, mulai detik ini aku ingin
mengungkapkan ..."
" dari dulu... aku sudah sadar, bahwa mencintaimu adalah bukan hal yang wajar ,tapi lebih
tidak wajaran kau tolak berkali kali tapi aku tetap cinta, sebut saja aku bodoh , gila atau
apalah terserahmu.."
" aku bukan si dia yang memberi hal romantis , seromantis mawar putih , yang membuatmu
ternganga ,hingga tersenyumanmu merekah..." aqilo mengangkat kepala menatap naya
dalam dalam
" andaikan hati ini bisa di reklamasi , aku ingin bangun kembali saja , hati ini , tapi masalah
hati siapa yang mau mengelak , aneh ! Hingga akhirnya aku mulai bosan nay.... "
Mendengar kata kata mawar putih ,kepala naya spontan terangkat mengarah ke panggung
mini, hingga tatapan mereka bertemu, ada titik sendu di mata Aqillo , kali ini naya bergulat
dengan pikirannya , puisi untuk naya kah ? Atau?? , ingin sekali naya memasa bodohkan
,namun hati tetap memaksa ingin melanjutkan mendengar lanjutan puisi
" andaikan hati ini bisa di reklamasi , aku ingin bangun kembali saja , hati ini , tapi masalah
hati siapa yang mau mengelak , aneh ! Hingga akhirnya aku mulai bosan nay.... "