Anda di halaman 1dari 92

Tiraikasih Website http ://kangzusi.

com/

Seri Dewi Ular-76-Tara Zagita

Tiga Naga Sakti


Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : NOVO
Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz. info/

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

TAMU DAR ALAM GAIB


oleh Tara Zagita Serial Dewi Ular Cetakan pertama, 2002
Gambar sampul oleh Fan Sardy Penerbit Sinar Matahari,
Jakarta Hak cipta pada Penerbit Dilarang mengcopy atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit .
(Oo-dwkz-234-novo-oO)

1
MUNGKIN karena malam itu adalah malam Jumat Kliwon,
tepat tanggal 13 bulan 9, maka suasana malam menjadi sepi.
Terkesan ganjil. Tak banyak orang bepergian, atau berada di
luar rumah. Hilir mudik kendaraan di jalan raya pun tak
sepadat biasanya. Padahal rnasih pukul sembilan lewat sedikit,
tapi sudah seperti hampir tengah malam,
"Kenapa sih, dari tadi bulu kudukku meremang merinding
sendiri? Seperti ada yang mendekatiku tanpa rupa. Betul kok."
"Ah, itu biasa saja, Jang. Anginnya agak kencang, tanda
mau turun hujan. Makanya, bulu merinding sendiri karena
hembusan angin penghantar hujan ini, Jang."
"Abang juga merasa merinding kayak aku tadi? "
"Iya. Lha, memangnya yang punya bulu kuduk cuma situ
aja?"
Percakapan seperti itu tidak saja terjadi antara pedagang
rokok yang mangkal di ujung jalan sana dengan pemuda yang
berprofesi sebagai tukang ojek Tapi di beberapa tempat,
terjadi pula percakapan serupa walau redaksionalnya berbeda.
Angin memang berhemhus agak kencang. Tanda-tanda alam
akan turunnya hujan. Tentu saja udara pun dingin, namun tak

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

membuat orang-orang menggigil. Dan, menurut mereka itu


bukan hal yang wajar.
Ada keganjilan di malam itu. Aroma wangi dupa atau
kemenyan ikut mencekam suasana malam itu. Dupa atau
kemenyam sudah pasti datang dari rumah-rumah yang
penghuninya merasa perlu melakukan ritual magis pada
malam keramat. Mengirim doa untuk sanak keluarga yang
sudah meninggal, misalnya. Atau, memberi sesaji untuk
sebuah pusaka, dan entah untuk keperluan apa lagi. Yang
jelas, malam itu memang terkesan sebagai malam keramat
yang mencekam dan mudah memancing kecurigaan siapa
saja.
Hujan memang belum turun, Hanya saja, tadi petang
sempat gerimis sebentar, lalu terang kembali. Tapi sekarang
hujan sedang berkemas-kemas untuk menjadi deras. Suara
gemuruh angin bagaikan membuat kehidupan malam di kota
metropolitan ini menjadi bisu.
"Kita langsung pulang saja, San."
"Nggak jadi mampir dulu ke rumah tante Molly?"
"Nggak usah. Nanti kutelepon saja. Cuaca malam ini nggak
sehat. Sepertinya ada sesuatu yang akan terjadi malam
ini."Sandhi, sopir muda bertampang lumayan itu, menuruti
perintah majikan mudanya, yaitu gadis cantik jelita keturunan
bidadari asli khayangan. Gadis yang punya kelebihan pandai
membaca gelagat alami dan pintar menterjemahkan makna
sebuah cuaca itu tak lain adalah si Dewi Ular. Lebih dikenal
lagi dengan nama buminya: Kumala Dewi. Tentu saja Sandhi
sangat peucaya bahwa akan terjadi sesuatu di ma lam itu,
sebab ia tahu kumala Dewi adalah gadis paranormal berilmu
tinggi. Sebagai putri tunggal dari perkawinan Dewa Permana
dan Dewi Nagadini, tentunya Kumala memiliki kesaktian yang
lebih tinggi dari dukun atau paranormal manapun.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Karenanya, hati Sandhi saat itu sempat berdebar lemah,


sebagai responsifitasnya terhadap pernyataan Kumala yang
diucapkan dengan suara mirip orang menggumam tadi. Ia pun
mengemudikan mobil BMW hijau giok dengan sangat hati-hati
dan penuh waspada. Mereka baru saja pulang dari menengok
kelahiran bayi pertamanya Pramuda dan Emafie. Istri kakak
angkatnya Kumala itu hari ini telah melahirkan bayi pertama
mereka. Sebagai saudara angkat yang penuh peihatian
melebihi saudara kandung sendiri, Kumala tak mungkin bisa
sebentar saja dalam kunjungannya. Ada beberapa hal yang
harus ia lakukan menyambut kelahiran bayi pertamanya
Pramudaitu, sehingga pukul sembilan malam baru bisa
meluncur pulang ke rumahnya.
Suara klakson dua kali merupakan isyarat yang sangat
dipahami oleh Buron. Pemuda jelmaan Jin Layon yang
berbadan agak kurus dan berambut kucai itu segera keluar
rumah, membukakan pintu gerbang yang sejak tadi sengaja
dikunci rapat-rapat. Kali ini agaknya si Jelmaan Jin Layon yang
acap kali dijuluki jin usil oleh Mak Bariah itu agak malas
menghampiri ke pintu pagar. Buron hanya berdiri di teras
depan, yang berjarak sekitar 30 meter dari pintu gerbang.
Pandangan matanya tertuju tajam ke arah pintu yang
terbuat dari besi stainless anti karat. Dengan kekuatan
pandangan mata gaibnya pintu itu bisa terbuka sendiri dari
kuncinya, lalu bergerak ke samping lebar-lebar, dan BMW
hijau giok itu pun memasuki halaman rumah. Baron segera
kembali masuk ke dalam. Rupanya ia sedang menyimak acara
kesayangannya di teve layar lebar itu sehingga ia malas untuk
membuka pintu gerbang itu secara manual. Ia tak ingin
kehilangan waktu terlalu banyak untuk acara kesayangannya
itu.
"Jin bego itu sok pamer kesaktian lagi, Mala!" kecam
Sandhi bersifat mengadukan kemalasan Buron kepada
Kumala. Mobil masih bergerak pelan-pelan mendekati garasi.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Nanti akan berhenti di depan serambi samping, dan kuma la


akan turun lebih dulu sebelum mobil dimasukkan ke garasi.
Kumala hanya menghembuskan napas panjang mendengar
pengaduan Sandhi. Menurutnya hal itu bukan persoalan yang
perlu ditanggapi terlalu serius. Tapi ia tetap memberi teguran
kepada Buron dengan caranya sendiri. Mungkin tidak malam
ini juga.
Pintu gerbang belum bisa ditutup kembali. Sandhi akan
menegur Buron, karena tugas Buron jika di rumah adalah
membukakan pintu gerbang saat Kumala pulang dari
bepergian, dan menutupnya kembali. Tugas itu dilakukan Mak
Bariah jika pelayan bagian dapur itu punya waktu untuk
melakukannya. Sandhi sering kesal melihat kemalasan Buron
seperti itu. Dan, ia tak ingin dibuat lebih capek lagi oleh tugas
Buron yang ditangguhkan itu. Maka, setelah ia menutup
garasi, ia pun bergegas ke ruang tengah dan bersuara lantang
kepada Buron.
"Hey, pintu depan belum ditutup tuh!"
"Kenapa nggak kau , tutup sekalian sih?"
"Memangnya itu tugasku, apa?!" Sandhi bersungut- sungut.
Buron tak menghiraukan kecaman itu. Ia sibuk memusatkan
perhatiannya kelayar teve.
"Tutup dulu, sana...!"tegur, Sandhi sebelum masuk kamar".
"Cerewet luh!" geram Buron kesal juga. Ia pun bergegas
meninggalkan layar tevenya. Namun langkahnya terhenti
kembali diteras depak Bahkan sebelum kedua kakinya
menginjak teras depan langkah itu sudah berhenti lebih dulu.
Bukan karena ingin mengerahkan kekuatan gaibnya untuk
menutup pintu gerbang dari jarak jauh, tapi karena ada
sesuatu yang membuat Buron agak kaget dan terpaksa
menghentikan langkahnya.
Seseorang telah nekat memasuki halaman rumahKumala
Dewi. Orang tersebut masih berusia remaja, sekitar I7 tahun.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Ia masih mengenakan pakaian seragam sekolah sebuah SMU


swasta Anak itu setengah berlari menghampiri teras dengan
wajah tegang sekali. Buron tak jadi menghardik anak itu
setelah melihat wajahnya sepucat mayat. Tubuhnya menggigil
ketakutan Bibirnya bergetar Napasnya pun tampak berat dan
terputus- putus.
"Hey... mau apa kamu?" tegur Buron dengan dahi berkerut,
sedikit bersikap galak demi menjaga wibawanya.
"Baang.. to... tolong saya, Bang...! Sa... saya takuut...!"
"Takut?! Takut apaan?!"
Anak itu tak berani mengjnjak lantai teras Ia berdiri di
depan tangga teras, merapat ke tanaman pohon palem,
sebentar-sebentar matanya melirik ke arah jalanan. Keringat
dinginnya tampak bercucuran membasahi sekujur wajah
pucatnya.
"Takut apa maksudmu, hah?! Sini... sini...!" ajak Buron
agak menunjukan kepeduliannya. Anak itu pun menghampiri
lebih dekat lagi Anak itu ingin menjawab pertanyaan Buron,
tapi suaranya bagaikan tenggelam dan bergumul bersama
degup jantungnya. Ia hanya bisa menggerak-gerakan
mulutnya, namun sulit melontarkan kata. Buron membawanya
duduk di kursi teras. Hatinya semakin merasa kasihan, sebab
anak itu benar-benar tersiksa oleh rasa takutnya yang begitu
besar. Bukan sedang berpura-pura menjadi orang ketakutan.
Karenanya, Buron mencoba membujuknya untuk tenang.
"Kama tinggal di mana?"
"Di blok B1, Bang. Di jalan Intan Utara..."
"Dekat lapangan tenis dong?"
"Be...betul,Bang."
"Namamu...?"
"An... Andy, Bang."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Hmmm... kamu pulang sekolah, ya?"


"Se... sebetulnya sudah sejak tadi sore, Bang. Tapi saya...
saya mampir dulu ke rumah teman, jadi baru sekarang bisa
sampai sini, Bang. Hmm,eeh... hmmm..."
Percakapan itu mengalihkan perhaiian Andy sesaat. Dengan
begitu ketegangannya pun menjadi sedikit berkurang. Di
dalam sana, Sandhi sempat curiga mendengar suara Buron
bicara dengan seseorang. Ia menyempatkan melongok
keteras. Lalu, ikut berkerut dahi karena merasa asing dengan
anak yang diajak bicara Buron itu.
"Ada apa, Ron?"
Buron hanya melirik Sandhi sekejap, lalu bicara lagi kepada
Andy. Tak mempedulikan pertanyaan Sandhi.
"Nah, sekarang coba jelaskan, kenapa kamu sampai
ketakutan seperti ini? Apa yang membuatmu ketakutan tadi ! "
"Saya... saya melihat... terbang dan turun ketanah, Bang..."
"Apanya yang terbang?! Siapa yang terbang?!"
"Itu.. anu... manusia... manusia bersayap, Bang. Hiiiihh. !"
"Manusia bersayap?!" Sandhi menyahut dengan nada
terheran-heran. Ia ikut mendekati Andy. Tatapan matanya
bersikap menuntut kejujuran jawaban Andy tadi.
"Be... benar, Bang," anak itu menganggukkan kepala
kepada Sandhi. "Sayata.. takut sekali melihat... melihat
manusia bersayap tadi, Bang, Wajahnya nggak seperti
manusia biasa dan..."
"Di mana kau melihat manusia bersayap?!" desak Buron.
"Di sana, Bang... Di... di... samping gereja yang baru
terbakar tiga hari yang lalu itu, Bang. Di jalan sampingnya
itulah manusia bersayap turun dan mendaratkan kedua
kakinya yang... yang... iiihhh... saya ngeri sekali

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

membayangkannya, Bang!" Andy bergidik menggigil seperti


kedinginan. Gigi-gjginya saling gemerutuk. Sandhi dan Buron
saling beradu pandangan mata. Tegang dan cemas.
"Panggil Kumala...!" perintah Buron Dalam keadaan serius
seperti itu, Sandhi tak berani membantah perintah jelmaan Jin
Layon. Ia bergegas masuk untuk memberitahu kedatangan
Andy kepada Kumala. Tak lama kemudian Kumala Dewi pun
daiang ke teras. Ikut menanyai remaja berwajah imut-imut
penuh ciri-ciri penakut.
"Saya melihatnya setelah menyeberang jalan besar, Kak,"
kata Andy set elah mendapat usapan tangan di punggungnya
dari Kumala. Usapan tangan itu mengandung hawa gaib yang
dapat menenangkan kegundahan hati siapa pun, dan malam
itu terbukti mampu membuat Andy menjadi tidak gemetaran
lagi.
"Waktu saya mau menuju jalan samping gereja terbakar
itu, saya masih sangsi dengan pengjihatan saya sendiri, Kak.
Tapi setelah saya pertegas lagi, barulah saya yakin betul
bahwa saat itu saya meiihat ada orang terbang melintasi
reruntuhan gereja, lalu hinggap atau mendarat di jalanan
samping gereja. Orang itu tinggi, dan besar, matanya
memancarkan cahaya merah mengerikan. Sayapnya hitam dan
berhelai-helai seperti bendera umbul-umbul. Saya terpaku di
tempat. Mata saya tak bisa dipejamkan. Orang itu
menghampiri saya sampai berjarak lima meter. Lalu... lalu
sebelum saya jatuh pingsan, orang itu menggeram dengan
suara seperti kera. Ia menyeringai. Saya melihat giginya
runcing-runcing dan bertaring. Persis drakula di film-film
horor, Kak. Kemudian... entah kemana makhluk itu, sebab
saya terkulai lemas dan tak sadarkan diri. Pingsan di tempat
Entah berapa lama saya pingsan sampai akhimya saya siuman
sendiri, dan segeraberlari ketakutan menuju kemari..."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Bagaimana bentuk daun telinganya? Apakah kau sempat


memperhatikan dan mengingat ya?" tanya Kumala setelah
tertegun sesaat.
"Daun telinganya... agak lebar dan meruncing ke atas
Tinggi."
Buron dan Sandhi sama-sama menatap Dewi Ular, seakan
mereka ingin mendengar kesimpulan dan reaksi gadis cantik
berbibir ranum itu. Tetapi pada waktu itu Kumala sedikit
menundukkan wajah. Matanya yang indah bak berlian itu
menatap lantai di depannya. Menerawang kosong. Sebentar
kemudian baru mengangkat wajah kembali. la langsung
memandang Buron, sebagai asistennya untuk urusan yang
berbau mistik. Lalu dengan suara tenang, berkharisma dan
enak didengar, Kumala memberi perintah tegas tepada
asistennya itu.
"Cari dia...!"
Buron hanya menganggukkan kepala dengan sikap patuh.
Badannya ditegakkan Kumala tahu apa yang akan dilakukan
Buron saat itu. Ia tak ingin Andy mengetahuinya, karena dapat
membangkitkan rasa takutnya Andy yang sudah dijinakkan itu.
Maka, dengan gerakan kepala tipis, Buron sudah paham
maksud isyarat Kumala itu. Ia pun menjadi sinar kuning
berekor mirip meteor kecil.
Bluug..:! Lenyap.
Malam semakin misterius. Suasana sepi terasa kian
mencekam. Seolah-olah ada kekuatan aneh yang mampu
menghbungkam seluruh kehidupan di muka bumi, membuat
malam benar-benar membisu kaku. Hanya suara lolongan
anjing saja yang sesekali terdengar mengalun meliuk-liuk di
kejauhan sana. Lolongan anjing itu sempat membuat bulu
kuduk orang yang mende ngarnya menjadi merinding. Alunan
lolongannya menyerupai jeritan roh yang tersiksa di alam
kuburnya.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Sayup-sayup terdengar percakapan Kumala Dewi dengan


seorang perempuan yang meneleponnya.
"Kenapa mesti pakai begituan segala sih, Tante? Penglaris
atau sejenisnya hanya dibutuhkan oleh pengusaha yang
kurang percaya diri dan kurahg matang dalam perhitungan
bisnisnya. Menurut saya sih.. Tante cukup matang dalam
perhitungan bisnisnya kok. Jadi, rasa-rasanya nggak perlu
minta penglaris pada saya deh."
"Terus terang, Kumala... di Bandung sainganku banyak.
Dan, mereka rata-rata juga pakai penglaris. Jadi, kalau aku
nggak pakai penglaris juga, bisa-bisa belum genap seminggu
restoranku sudah harus gulung tikar, alias bangkrut!"
"Ah, masak sih....?" Kumala tertawa kecil dan pendek.
"lya, Sumpah deh! Jadi, bagaimana... Mau nggak nolongin
aku dengan memberikan penglaris buat restoranku yang
besok kuresmikan? Keberatan kasih penglaris padaku, ya Mal
?"
"O, nggak. Keberatan sih nggak, Tante. Cuma... hmm,
baiklah. Kalau memang Tante lebih percaya diri dengan bekal
penglaris macam gituan, akan saya berikan. Tapi dalam
bentuk air, ya? Beli aja sebotol mineral, nanti air itu bisa Tante
bawa ke Bandung dan sebelum segalanya dimulai air
disiramkan dengan rata sekeliling tempat usaha Tante itu."
"Ya, ya... aku mengerti!" jawabnya berapi-api. Girang
sekali. "Aku akan meluncur ke rumahmu sekarang juga, ya?"
"Boleh. Tapi... sekarang sudah malam, Tante. Maksud
saya... memang masih pukul sepuluh lewat sedikit sih, tapi
cuacanya sedang kurang baik, Tante, Apakah..."
"Soalnya besok pagi-pagi sekali aku sudah harus berangkat
ke Bandung bersama-sama beberapa stafku dari sini. Kapan
lagi aku dapatkan penglaris itu kalau nggak malam ini juga?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Kumala Dewi tak bisa mencegah kemauan Tante Munna.


Perempuan berusia sekitar 40 tahun itu memang mempunyai
sifat keras hati. Cenderung egois. Kumala sudah mengenalnya
lebih dari tiga bulan. Ia tahu, janda cantik berperawakan
tinggi, sekal, montok dan gesit itu memang mempunyai nilai
keberanian agak tinggi dibanding perempuan sebayanya.
Bukan hanya penampilannya yang cenderung tomboy saja
yang membuatnya kurang feminim, tapi jiwanya pun memang
berjiwa lelaki, sehingga tak merasa takut jika harus pergi
tengah malam.
Kumala mengenal T ante Munna ketika janda berkulit coklat
dan gemar berpetualang di dunia c inta asmara itu menghadapi
kasus misteri, yaitu kehilangan teman kencannya yang kala itu
masih dibangga-banggakan, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode "MISTERI PENCULIK ASMARA"). Sejak mengetahui
kehebatan supranaturalnya Kumala Dewi, ia sering
mengbubungi Kumala walau melalui telepon. Hal itu tentunya
bertujuan menjalin persahabatan lebih akrab lagi, sehingga
jika ia membutuhkan pertolongan yang bersifat mistis, maka ia
tak akan sungkan-sungkan memohon kepada Kumala. Dan,
permohonannyayang bersifat familiar itu selalu sulit ditolak
oleh Kumala, seperti halnya pada malam yang bernuansa
misterius ini.
"Kok banyak kabut sih? Tumben?!" gumam Tante Munna
sambil mengendarai Espass merahnya sendirian Matany ayang
sedikit lebar bertepian hitam itu menatap lurus ke depan
dengan tajam. Dahinya berkerut kuat, pertanda sedang
berusaha memperjelas pandangannya yang sedikit kabur
sambil hatinya merasa heran melihat jakarta berkabut,seperti
suasana di Puncak atau di dataran tinggi lainnya. Meski
demikian ia masih tetap tenang dann tak berlarut-larut
membahas kabut malam yang sebenarnya sangat ganjil itu.
"Eh, kok makin lama makin tebal sih? Kabul apaan ini?
Jangan-jangan asap dari rumah kebakaran nih?!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Kecepatan mobil berkurang. T ante Munna semakin berhatihati mengendarai mobilnya dalam keadaan pandangan mata
berkabut.
Permukaan aspal jalanan tak terlihat lagi. Kendaraan yang
melintas di jalan itu sangat sedikit. Hanya satu-dua saja yang
tampak melintas berpapasan dengan menyalakan lampu
kabutnya. Hati Tante Munna mulai serius menanggapi situasi
ganjil itu. Menurutnya, jalan tersebut biasanya belum sesepi
ini walau sudah pukul sepuluh lewat. Mestinya, paling tidak
beberapa taksi akan dijumpainya sepanjang perjalanan
tersebut. Tapi kenyataannya sejak tadi baru sekitar 3 buah
}aksi yang sempat dilihatnya tadi.
"Lho, kok jadi nyasar ke sini sih?!"
Tante Munna terheran-heran sekali. Kabut memang sudah
tidak setebal tadi. Tidak terlalu mengganggu penglihatan Tapi
menurutnya jalan itu bukan jalan menuju ke rumah Kumala
Dewi. Padahal sudah lebih dari seratus kali Tante Munna
menggunakan jalur jalan itu untuk menuju ke beberapa
tempat rekanan bisnisnya, termasuk menuju ke rumah
Kumala, dan selama ini ia tak pernah salah jalan. Sekarang
justru jalan yang dilaluinya itu adalah jalan menuju ke tempat
lain, bertolak belakang dengan arah yang dituju.
"Gila! Kenapa aku bisa sampai sebodoh ini sih?! Cuma
karena terhalang kabut sebentar masa mobil ini bisa
nyelonong sampai kesini sih? Ini kan jalan Ring Rood menuju
pinggiran kota?!"
Sambil menggerutu kesal sendiri Tante Munna cepat-cepat
banting stir ke kanan begitu tiba di jalur putar balik.
Kecepatan mobilnya ditinggikan. Ngebut. Ia tak ingin buangbuang waktu terlalu banyak, mengingat sebentar lagi sudah
pukul sebelas malam. Tak ada rasa takut atau was-was dalam
hatinya, karena suasana jalanan tak sesepi tadi. Ada biskota
yang masih beroperasi, ada taksi dan kendaraan pribadi yang
berjalan normal seperti malam-malam biasanya. Hati

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

perempuan berambut cepak itu hanya menyimpan rasa heran


dan penasaran atas peristiwa aneh itu, hingga akhirnya ia
semakin bingung dan jengjcel sendiri .
"Sial ! Benar-benar sial nasibku malam ini! Kumala pasti
sudah menunggu-nunggu kedatanganku. Ah, nggak enak juga
jadinya kalau begini. Mengganggu dia yang mungkin sudah
mau naik ke pembaringan. Tapi... peduli amatlah! Yang
penting malam ini juga aku bisa dapatkan penglaris hebat dari
dia, biar besok bisa kubawa ke Bandung. Mungkin memang
harus bersusah-susah dulu seperti ini kalau mau mendapatkan
penglaris hebat dari orang seperti Kumala itu..."
Belum puas Tante Munna berkecamuk dalam hatinya , tibatiba deru mesin mobilnya berhenti secara mendadak. Hilang
begitu saja, tanpa ada tanda-tanda apapun. Buru-buru tangan
Tante Munna meraih kunci kontak dan menstaternya kembali.
Tapi mesin tetap mati. Tak ada getaran kontak listrik sedikit
pun. Kunci itu sepertinya telah dol hingga tak berfungsi sama
sekali. Tante Munna gagal menghidupkan kembali mesin
mobilnya. T ak ada pilihan lain kecuali membawa mobilnya ke
tepian dan berhenti dalam keremangan cahaya mercury.
"Benar-benar brengsek mobil ini! Belum ada enam bulan
keluar dari showroom sudah ngadat begini! Huhh... kalau tahu
kualitasnya menyebalkan begini mendingan beli yang sedan
sekalian deh!"
Tempat yang sepi, jauh dari bengkel, membuat Tante
Munna hanya punya satu pilihan, yaitu menghubungi mobil
derek menggunakan fasilitas handphonenya. Ia sudah
mencobanya berkali-kali sampai hatinya benar-benar jengkel,
toh mobil itu tetap saja tak bisa distarter lagi. Ia mencoba
memeriksa mesin mobil, tak ditemukan kerusakan apapun
pada mesin tersebut, atau memang ia tak mampu menemukan
kerusakannya? Yang jelas, sebelum berhasil menghubungi
pihak jasa mobil derek, hati Tante Munna sedikit berharap
lega. Dilihatnya seorang lelaki berjalan menuju ke mobilnya .

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Lelaki itu tampaknya masih muda. Usianya masih sekitar 27


tahun. Mengenakan T-shirt ketat dan celana jeans rapi. Ia
tampak sedang mencari taksi kosong untuk ditumpanginya,
terlihat dari jalannya yang sebentar-sebentar menengok ke
belakang. T ante Munna yang, saat itu berdiri di samping pintu
mobilnya berlagak: tak memperhatikan pemuda tersebut.
Namun begitu pemuda tersebut hendak melewatinya segera
saja Tante Munna menegur dengan keramahan agak
canggung.
"Maaf, Bung.,, apakah Anda bisa bantu saya sebentar,
Bung?"
Dalam keremangan cahaya lampu mercury berjarak 50
meter itu Tante Munna melihat senyum di wajah ganteng
pemuda tersebut cukup menimbulkan kesan bersahabat.
Keramahan senyum tersebut menimbulkan kesan simpati yang
menyenangkan hati. Ditambah lagi dengan penampilannya
yang dandy,berbadan tegap, sedikit berotot, dan berkulit putih
bersih untuk jenis kulit lelaki, maka Tante Munna merasa
sedikit beruntung bisa bertemu dengan pemuda itu. Agaknya
pemuda itu pun menanggapi kesulitan TanteMunna
dengankesan sangat peduli, sehingga kejengkelan hati Tante
Munna pun scmakin terkikis habis.
"Kenapa bisa mogok begini, Tante?"
"Mana saya tahu? Anda bisa periksa sendiri mesinnya.
Dan..."
"Boleh saya coba menstaternya?"
"Hmm, ya... silakan!" sambil Tante Munna sedikit mundur,
memberikan tempat untuk pemuda itu. Dengan tanpa naik ke
mobil dan tanpa menginjak gas, pemuda itu memutar kunci
kontak pelan-pelan. Dan, gruuuung. .! Ternyata ia berhasil.
Mesin menderum dengan normal, seperti sediakala. Tante
Munna terperangah girang dan heran. Pemuda itu menarik diri
dan mempersilakan T ante Munna duduk di jok sopir.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Silakan Mobil ini tak bermasalah kok, Tante."


"Aneh Padahal tadi... tadi ..."
"Maaf, saya harus buru-buru pulang, mumpung ada taksi
kosong lewat tuh !" sambil bergegas melambaikan tangan,
menghentikan taksi. Tapi dengan cepat niatnya dapat ditahan
oleh suara Tante Munna.
"Ehmm, sebentar... Apa nggak sebaiknya Anda ikut di mobil
saya saja, Bung?!"
"Ah, terlalu merepotkan Tante nanti."
"Tapi saya perlu berterima kasih pada Anda, bukan? Anda
telah bantu saya dan saya pun harus bantu Anda. Naiklah Di
mana Anda tinggal? Biar saya antar sampai rumah Anda,
Bung. Ayolah. "
Setelah saling pandang beberapa saat, saling menukar
senyum persahabatan beberapa desiran, akhirnya pemuda itu
pun menerima tawaran Tante Munna. Ruang ber-AC dalam
mobil itu segera dipenuhi aroma wangi parfum lelaki yang
mengisyaratkan sebentuk kejantanan pria sejati. Tante Munna
sangat menyukai parfum beraroma seperti itu. Tak heran jika
hatinya semakin berdebar-debar indah sete lah melanjutkan
perjalanannya ditemani pemuda berhidung mancung yang
punya wajah mirip Tom Cruise itu. Kebetulan sekali sete lah
Tante Munna lebih dulu memperkenalkan namanya, ternyata
pria muda mirip Tom Cruise itu juga punya nama Tom, yaitu
Tomhans.
"Jadi bagaimana aku harus memanggilmu: Tom atau
Hans?"
"Apa sajalah. Terserah apa enaknya buat Tante Mun,"
jawabnya bernada lebih akrab lagi, membuat debar-debar hati
Tante Munna mulai berubah menjadi desiran-desiran memicu
gairah asmara. Desiran ersebut mulai memabokkan jiwa, mulai
melenakan harapan, dan tak menutup kemungkinan Tante

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Munna akan berubah pikiran, sekaligus berubah arah tujuan


semula janda yang memang doyan lalapan daun muda
memang mudah tergoda pendiriannya jika menemukan lawan
bicara seperti T omhans itu.
"Sangat terkutuk kalau aku nggak memanfaatkan
kesempatan emas seperti ini, dan semakin terkutuk lagi kalau
kubiarkan cowok seperti Tom turun dari mobilku tanpa
meninggalkan bekas kehangatan asmara jantannya itu," pikir
Tante Munna sepanjang perjalanan menuju ke rumah Tom.
Sesuai dengan janjinya, Tante Munna akan mengantarkan
Tom sampai depan rumah. Namun setelah mereka terlibat
percakapan lebih familiar lagi, dalam benak Tante Munna
segera muncul gagasan untuk mencoba-coba merubah
rencana menggeser janji semula.
Ia ingin tahu apakah Tom menanggapi perubahan janjinya,
atau sama sekali tak memberi sinyal yang berarti T ante Munna
harus kembali menepati janjinya tadi ?
"Apakah kau harus cepat-cepat sampai rumah, Tom?
Istrimu sudah menunggu, barangkali?"
"Nggak Saya belum punya istri kok."
"Tapi ada seseorang yang sedang menunggumu di rumah,
begitu?"
"Nggak juga. Saya cuma merasa nggak punya acara. lagi
jadi harus pulang dan beristirahat. Soalnya. besok saya harus
berangkat ke Bandung. Menjemput mama yang kepingin
tinggal di Jakarta lagi!"
" Wah, kebetulan sekali kalau begitu. Besok aku juga ! mau
ke Bandung, Tom."
"0,ya...?!"
Kita bisa barengan deh. Kamu bawa mobil sendiri?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Berangkat dari sini sih... nggak, tapi pulangnya bersama


mama nanti memang bawa mobil sendiri."
"Kalau begitu kamu bisa berangkat bareng aku. Mau?"
"Boleh saja," Tom tampak berseri-seri.
"Jadi, malam ini kamu nggak harus cepat-cepat pulang,
kan?"
"Maksud Tante...?!"
"Kita mampir dulu ke rumahku, karena ada barang yang
harus segera kuberikan pada keponakanku di rumah. Setelah
itu, baru kuantar kau pulang kerumahmu. Bagaimana? Atau...
mau nggak usah pulang sekalan?'" pancing Tante Munna
berlagak canda, padahal sangat berharap ditanggapi secara
serius oleh Tomhans.
Tomhans tidak berkomentar apa-apa. Tak jelas jawabannya
atas tawaran Tante Munna itu. Ketampanannya yang sesekali
tampak tersiram cahaya mobil dari depan hanya menampilkan
senyum maskulinnya yang membingungkan Tante Munna.
Apakah pria muda itu tak keberatan jika harus mampir ke
rumah Tante Munna, atau ia mempunyai rasa keberatan hati
yang tak berani diungkapkan? Semua ketidak pastian tersebut
akhirnya dilupakan oleh Tante Munna. Dianggap tak pernah
ada. Dan, yang jelas-jelas ada dalam diri T ante Munna adalah
keberanian. Nekad membawa Tom pulang ke rumahnya.
Ternyata pemuda itu tak berkomentar apa-apa juga.
Sikapnya masih baik. Masih menunjukan rasa bersahabat.
Tak menolak sewaktu dipersilakan masuk ke rumah Tante
Munna. Tak keberatan ketika dlbawa naik ke lantai atas,
tempat di mana kamar tidur dan ruang santai pribadi Tante
Munna herada. Pada waktu diimintai pendapatnya tentang
suasana rumah janda sekal itu, T om hanya manggut-manggut
seraya menjawab secara diplomatis .

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Bagus. Rumah ini terkesan nyaman dan bikin betah tamu


yang datang kemari. Cuma sayang... terlalu dingin untuk
seorang wanita karir seperti Tante Munna ini."
"Dingin yang bagaimana maksudmu ? " Tante Munna
segera menangkap makna diplomasi tersebut dengan senyum
penuh arti. Bahkan sempat berlagak bodoh di depan sang
tamu.
"Dingin. . karena terlalu besar AC nya, begitu?"
"Bisa saja begitu. T api... bisa saja dingin dalam pengertian
lain. Dan, saya yakin cuma Tante yang bisa merasakannya."
Tawa geli lepas dari mulut Tante Munna yang masih
berbibir sexy dan menantang setiap lelaki itu.
"Wajar saja kalau dingin," katanya. "Habis, sudah
bertahun-tahun tak ada lelaki yang menghaagatkan rumah ini
sih."
"Ooo... begitu?" gumam Tomhans sambil berlagak melihatlihat suasana kamar tidur yang pintunya sengaja dibuka lebarlebar oleh Tahte Munna. Ia hanya berani berdiri di pintu,
sementara pemilik kamar sudah berada di dalam, sedang
menghampiri sebuah jaket digantungan baju, seolah-olah la
akan mengenakari jaket itu jika mengantar pulang T om nanti.
"Masuklah, Tom. Jangan berdiri di pintu saja. O, ya... mau
minuman penghangat badan? Aku masih menyimpan
champagne sisa pesta ultahku tempo hari. Mau...?"
"Boleh juga," seraya melangkah masuk, mendekati sebuah
sofa sudut yang memiliki lampu tidur bertiang tinggi. Setelah
duduk di sana Tom menyambung kata-katanya tadi.
"Tapi menurut saya yang layak dijadikan penghangat badan
bukan minuman champagne. Itu masih kurang hangat."
"Ada yang lebih hangat lagi begitu?"
"Ya. Ada yang lebih hangat lagi dari m inuman tersebut."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

" Apa yang lebih hangat dari champagne?"


"Api...," jawab Tom sambil melebarkan senyum dan
tawanya mirip orang menggumam. Canda itu ditanggapi oleh
Tante Munna dengan tawa lepas, pertanda hatinya semakin
girang menerima tamu yang memiliki selera humor cukup
elite. Bukan humor kampungan. Oleh karenanya, ketika
menghampiri Tom sambil membawa dua gelas minuman
penghangat badan, Tante Munna sengaja memancing arti
kelakar tadi ke arah yang lebih sensitif lagi.
"Memang benar, api lebih hangat dari seteguk champagne.
Tapi... api apa dulu dong ? Jelaskan, api apa yang kamu
maksud tadi, Tom?"
"Api apa saja... termasuk api asmara, tentunya."
"Wow...! Itu api yang aku sukai, haah, haaah, haaah...!"
Tante Munna tak sungkan-sungkan me lepaskan tawa
lebarnya dengan suara yang khas; sedikit besar dan agak
serak-serak parau. Bahkan sambil merasa geli dalam tawanya
ia berani memukul lengan Tomhans, seolah-olah memukul dan
mencubit sudah merupakan bagian dari keakraban hubungan
mereka. Lambang kebebasan mereka. lsyarat keterbukaan
Tante Munna terhadap apapun yang ingin disentuh Tom dari
dirinya. Dan, ternyata malam pun benar-benar menjadi lebih
hangat lagi dari sekedar minuman maupun kepulan asap rokok
kesukaan Tante Munna itu.
Janda berkulit coklat ini agak binal. Beberapa orang yang
dekat dengannya menilainya begitu. Tak heran jika kali ini
tangannya sudah berhasil melakukan keisengan nakal di
pangkuan Tomhans, dan bicaranya sudah menjurus pada halhal yang bersifat membangkitkan gairah seseorang lelaki.
"Menurutmu apakah sulit membuat malam ini menjadi
malam yang penuh kehangatan, Tom?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Nggak. Nggak sulit. Saya sanggup membuat malam ini


menjadi malam yang penuh kehangatan, karena saya memiliki
energi panas yang dibutuhkan oleh setiap wanita."
"O, ya... ?!" bisiknya parau. Matanya sudah mulai sayu.
"mungkin Tante belum tahu, bahwa saya adalah penguasa
kehangatan dan cinta, penguasa kemesraan dan kepuasan
bercinta."
"Oooh, benarkah. .?!" Tante Munna seperti merengek.
Tangannya meremas sesuatu dengan geram. Hatinya semakin
bergemuruh karena yang diremas saat itu adalah sesuatu
yang diharapkan hingga berdebar-debar sangat kuat.
"Tante Munna nggak percaya
kehangatan dan cinta?"

kalau saya penguasa

"Akan percaya kalau kau membuktikannya, Tom. Buktikan


dulu padaku seberapa indah kehangatan dan cinta yang kau
miliki itu. Bagaimana?"
Tantangan itu pantang dihindari oleh Tomhans. la
menyambut tantangan T ante Munna dengan-sentuhan tangan
yang lembut, tapi membuat api gairah berkobar-kobar dalam
diri T ante Munna.
Bahkan ketika Tante Munna sengaja menatapnya dengan
pandangan mata semakin sayu, Tomhans segera membalas
dengan pandangan sayu pula yang semakin mendekati wajah
cantik Tante Munna. Dengus napas Tomhans membakar
wajah Tante Munna, membuat ia terpaksa makin
memejamkan mata dan sedikit mengangkat dagunya.
Bibir sensual yang sengaja merekah basah itu sempat
menunggu sentuhan beberapa detik. Tak lama kemudian
Tante Munna merasakan bibibirnya disapu lembut oleh ujung
lidah T omhans. Sapuan itu bertambah ganas, sehingga cepatcepat disambut oleh Tante Munna dengan kecupan dan
pagutan liar. Ia melumat bibir Tomhans, sementara tangan

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Tomhans terbenam di balik blus berleher lebar itu. Tangan


Tante Munna pun tak mau kalah nakal, bergerak menyusuri
bagian-bagian sensitif di tubuh Tomhans.
"Ooouh, Tooom... Tooom, teruskan cumbuanmu. Nikmat
sckali... indah sekali, Toom. Ooohh, aku menyukainya,
Sayang...!"
Entah apa lag coleteh yang berhamburan dari mulut Tante
Munna, Tomhans menyusuri sekujur tubuhnya dengan ciuman
dan jamahan tangan semakin liar. Sampai akhirnya mata
Tante Munna terpejam, ketika menerima sapaan cinta
Tomhans yang paling istimewa, karena Tom memiliki sapaan
cinta melebihi yang dimiliki pria lain. Tante Munna sangat
kegirangan. Ungkapan hati senangnya itu diwujudkan dalam
bentuk pergumulan mesra penuh amukan emosi jiwa. Meski
sekujur tubuhya bermandi peluh, namun ia tetap memacu
Tomhans agar melaju tanpa henti, bagaikan seorang kesatria
yang menunggangi kuda dengan ganas dan beringas.
Ketika ledakan puncak asmara Tomhans terjadi, Tante
Munna memekik keras dengan suara berat dan panjang.
Suaranya itu tak begitu terdengar jelas karena pada saat
puncak asmara Tom tiba, langit seperti ikut merasakan
guncangan kenikmatannya. Guntur menggelegar di angkasa.
Bergemuruh saling bersahutan, hingga menyerupai rangkaian
suara gaib dari alam seberang.
Seandainya Tante Munna tidak menggeliat dalam amukan
emosi kenikmatannya yang paling indah dari sebelumnya,
mungkin ia pun akan merasakan bahwa ranjang tempatnya
bercumbu dahsyat itu ikut bergetar. Begitu pula benda-benda
kecil lainnya, dan derak kaca jendela juga terdengar akibat
bergetar.
Getaran itu adalah getaran jiwa Tomhans saat mencapai
puncak kemesraannya. Adakah lelaki lain yang memiliki
keistimewaan seperti itu; membuat bumi bergetar saat

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

mencapai puncak kemesraannya? Jika hanya


orangnya, lalu siapa sebenarnya Tomhans itu?

Tomhans

(Oo-dwkz-234-novo-oO)

2
SEMALAM suntuk Buron menjalankan tugasnya. Saat
sarapan pagi tiba Buron baru pulang dari penjelajahannya,
memburu manusia bersayap. Pagi itu Kumala Dewi menikmati
nasi goreng masakannya Mak Bariah bersama tamu mudanya.
Jika biasanya ia ditemani buron dan Sandhi, tapi kali ini ada
seorang lagi yang menemaninya menikmati makan pagi, yaitu
Andy.
Remaja bertampang imut-imut itu memang disarankan oleh
Kumala untuk tidak pulang kerumahnya. Bermalam di rumah
Kumala merupakan salah satu alternatif terbaik bagi andy.
Sebab, dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang berbahaya
bagi keselamatan Andy jika tadi ma lam ia harus pulang ke
rumahnya.
"Mamamu tadi menelepon waktu kau mandi," kata Kumala
kepada Andy."Setelah mendengar keadaanmu baik-baik saja,
beliau tampaknya sudah tidak mengkhawatirkan lagi."
"Mama memang begitu. Nggak mudah percaya pada orang
Iain. Maafkan saja sikap mama itu, Kak, Walau pun semalam
Kak Mala sudah meneleponnya sampai dua kali, tapi mama
pasti masih kurang percaya dengan pernyataan Kakak yang
akan menjamin keselamatan saya. Sorry aja, ya Kak."
"Nggak apa-apa. Itu wajar Seorang ibu yang mencintai
anaknya memang pantas untuk selalu mengkhawatirkan diri
anaknya. Kita nggak boleh mengecam sikap mamamu itu,
Andy."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Benar," timpal Sandhi. "Apalagi mamamu belum kenal


betul siapa Kak Kumala Dewi ini, wajar saja kalau dia tak
sepenuhnya mempercayai kesanggupan kami dalam menjamin
keselamatanmu."
Pada saat itu percakapan mereka terhenti, dan perhatian
mereka tertuju ke arah lain. Buron muncul, seperti baru saja
keluar dari kamar tidurnya. Padahal Buron baru saja tiba
dalam bentuk cahaya kuning yang segera menjelma diri
menjadi sosok pemuda berambut kucai di dalam kamarnya.
Hal itu ia lakukan untuk inenghindari ketakutan Andy jika ia
tahu-tahu muncul secara gaib di ruang makan.
"Eh, Abang...? Sarapan yuk, Bang?" sapa Andy dengan
ramah dan bersikap hormat, pertanda ia anak yang punya
etika dan tahu sopan santun. Ia menyangka Buron baru
bangun tidur.Setelah menjawab sapaan Andy secara basabasi, Buron langsung duduk di kursi samping Sandhi.
Bersebrangan dengan tempat duduknya Kumala Dewi. Ia
tampak letih dan kurang ceria. Kumala dapat menduga pasti
tak ada hasil yang menggembirakan dari tugas Buron. Maka,
sengaja Kumala hanya memandangi asistennya untuk urusan
gaib itu tanpa bertanya apa-apa. Justru Sandhi yang lebih dulu
mengajukan pertanyaan karena ingin segera mengetahui apa
saja yang didapatkan oleh Buron setelah semalam suntuk
berkelana menjelajahi alam sekeliling mereka.
"Bagaimana? Kau temukan si manusia bersayap itu?!"
Jawaban pertama dari Buron adalah menggelengkan
kepala.
"Aku ngak ketemu manusia bersayap."
"Maksudmu, apa yang dikatakan Andy semalam itu
bohong?!"
Andy menyahut agak ngotot, "Nggak kok, Bang. Saya
nggak bohong. Berani sumpah deh!" Anak itu ketakutan kalau
dituduh pembohong, Tapi Buron segera menyambung

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

laporannya yang membuat Andy sedikit lega, walau


sebenarnya ia masih kurang paham maksud kata-kata Buron
itu.
"Tapi aku sempat menangkap gelombang energi asing
sebelum tengah malam tiba. Gelombang energi itu jelas bukan
dari alam ini. Aku sempat terpental sewaktu mendekati
radiusnya. Sayang sekali ketika kukejar kembali, gelombang
energi as ing itu lenyap tanpa bisa, kudeteksi lagi. Sampai pagi
ini aku masih melacaknya, tapi gelombang energi asing itu
nggak ada di sekeliling Jakarta, bahkan sekeliling Jawa Barat
nggak ketemu juga energi itu. Maka, aku pulang saja sebelum
tulang-tulangku remuk semua."
"Remuk...?!" Dewi Ular berkerut dahi penuh perhatian pada
Buron. Sandhi juga curiga dengan kata-kata Buron yang
terakhir, sedangkan Andy hanya bengong saja tak mengerti
maksud seluruh laporan Buron. Andy memang tidak
mengetahui bahwa Buron adalah jelmaan Jin Layon yang
mempunyai kesaktian sendiri dalam melacak energi gaib dari
alam lain. Tapi Andy sempat terperanjat juga sewaktu Buron
berdiri dan menyingkapkan kausnya ke atas. Kumala dan Sandhi pun terkejut melihat sekitar tulang rusuk Buron sampai ke
batas pusarnya mengalami luka memar. Biru kehitam-hitaman.
"Kenapa sampai memar begini, Ron?!" tanya Sandhi.
"Energi asing itu yang membuatnya begini. Waktu kudekati,
dan aku masuk dalam radiusnya, tiba-tiba ia menyentak
sangat kuat hingga aku terlempar jauh. Sentakan itu
mengandung racun yang kurasakan bakal meremukan tulang
rusukku, bahkan lama-lama akan meremukan seluruh tulangtulang ini. Makanya aku tak berani tetap memburunya. Aku
harus segera pulang dan kau harus cepat-cepat cegah racun
ini pembusuk tulang ini, Kumala. Aku nggak mampu
mencegahnya!"
"Racun penghancur tulang?!" Kumala menggumam bernada
curiga, Sepertinya ia memiliki kesimpulan sendiri atas luka

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

yang diderita Buron itu. Tapi ia tak katakan kepada siapa pun,
siapa pihak yang dicurigai sebagai pemilik energi gaib yang
mengandung racun penghancur tulang itu. Atau barangkali ia
masih meragukan kesimpulannya, sehingga belum berani
memberi pernyataan di depan mereka. Yang jelas, ia harus
segera tangani luka berbahaya yang dapat. menghaneurkan
seluruh jaringan tubuh dalam seketika, seandainya bukan
Buron yang mengalaminya.
Setidaknya luka yang didenta Buron itu telah menjadi bukti
bahwa cerita Andy bukan cerita bohong. Meski pun orang tua
Andy tetap menganggap kesaksian putranya adalah sebuah
halusinasi dari anak yang memang berjiwa pengecut itu,
namun Kumala Dewi tetap beranggapan lain. Hanya saja,
ketika ia mengantarkan pulang Andy dan menjelaskan kepada
orang tua Andy mengenai kasus tersebut, ia tidak memberi
pernyataan apa-apa terhadap anggapan orang tua Andy.
Menurutnya sangat sulit bagi orang awam untuk mempercayai
kesaksian Andy itu.
"Sebaiknya kurangi saja aktiv itas keluar malam mulai
sekarang." Hanya itu saran Kumala yang ditujukan kepada
Andy dan keluarganya. Tetapi kepada sopir kesayangannya
Kumala memberi pernyataan yang lebih tegas lagi.
"Aku yakin kita te lah kedatangan tamu dari alam sana. Aku
akan melacaknya sendiri kalau urusan kantor hari ini sudah
selesai!"
"Apa kira-kira tujuan tamu itu datang kernari?"
"Sebentar lagi kita akan mendengar informasi yang lebih
penting dari kesaksian Andy. Entah siapa yang membawa
informasi tersebut. Tapi firasatku mengatakan, akan ada
seseorang yang menemuiku untuk meminta bantuan atas
kasusnya. Kasus itulah yang kumaksud sebagai informasi
penting. Dari informasi itu barangkali bisa diketahui maksud
dan tujuan tamu gaib tersebut!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Tak sedikit pun Sandhi meragukan kata-kata majikan


cantiknya. Sebab, ia tahu persis bahwa majikan cantiknya itu
selalu berkata benar. Jauh lebih tepat dari ramalan para ahli
nujum mana pun. Sandhi hanya menunggu dan bertanyatanya, siapa orang yang akan datang untuk meminta bantuan
Kumala atas kasus yang dihadapinya? Kapankah orang itu
akan datang menemui Kumala Dewi ? Siang atau malam ? Di
kantor atau setelah mereka berada di rumah ?.
Seperti biasa, selama Kumala dalam jam kerja, Sandhi
tetap menunggu di ruang khusus untuk para sopir, ruangan
bagi para driver itu berada di lantai bawah dekat temppat
parkir mobil para manager. Di sana mereka menunggu
perintah dari atasann.ya sewaktu-waktu Ada yang mengisi
kekosongan dengan bermain atau baca koran, ada pula yang
ngobrol di kantin yang letaknya tak jauh dari tempat parkir. Di
ruang itu juga dilengkapi dengan dua pesawat telepon antar
ruangan, sehingga Kumala Dewi bisa bicara dengan sopirnya
meski dia berada di ruang kerjanya, di lantai delapan.
"San, aku mau rapat dengan para pemegang saham sampai
pukul tiga nanti. Tolong kalau ada yang mencariku
sehubungan dengan informasi yang kubicarakan tadi, kau
handle dulu deh, ya? Tahan tamu itu jangan sampai pulang
sebelum ketemu aku. Jelas?"
"Jelas. Tapi... apakah kau tahu siapa tamu kita nanti?"
"Entahlah. Aku sengaja nggak mau meneropongnya, karena
siapa pun dia itu nggak penting. Yang penting adalah
keluhannya."
Sandhi berani bertanya begitu karena ia tahu bahwa
sebenarnya Dewi Ular bisa mengetahui siapa tamu yang akan
menemuinya melalui teropong supranaturalnya. Tapi ia pun
memaklumi maksud Kumala yang enggan meneropong calon
tamunya itu, karena tidak semua tamu yang akan datang
harus diteropong lebih dulu. Hanya dalam keadaan yang
benar-benar genting saja hal itu dilakukan. Atau manakala

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

konsentrasi gadis yang menjabat sebagai konsultan


perusahaan itu tidak sedang sibuk oleh urusan kantor, maka
teropong gaibnya sering digunakan sebelum sang tamu
datang.
Hanya Sandhilah satu-satunya sopir y ang diperlakukan
secara istimewa oleh majikannya. Sebab, hubungan Kumala
dengan Sandhi selama ini memang sudah seperti keluarga
sendiri. Kumala tidak menganggap Sandhi sebagai sopirnya
yang kedudukannya lebih rendah, melainkan sebagai anggota
keluarganya yang punya kedudukan sejajar dengannya. Buron
pun diperlakukan demikian oleh si anak dewa itu. Maka, ketika
usai makan siang itu seorang tamu benar-benar datang dan
sangat membutuhkan Kumala, sekretarisnya Kumala segera
menghubungi Sandhi. Hanya Sandhilah satu-satunya sopir
yang boleh menggunakan ruang kerjanya majikan manakala
sang majikan tidak berada di tempat. Wewenang Sandhi jauh
lebih tinggi daripada sekretarisnya Kumala.
"Mana tamunya?"
"Sudah ada di dalam. Habis, tadi Zus Mala pesan begitu sih.
Temui saja dia. Mungkin kau sudah mengenalnya, San," kata
sekretaris berwajah mungil itu. Sandhi segera masuk ke ruang
kerjanya Kumala yang terpisah dengan meja kerja karyawan
lainnya itu, tertutup rapat dan sangat eksklusif.
"Hey...?"
"Sandhi ...?! Oh, syukurlah kau Segera datang. Aku harus
bertemu dengan Kumala secepatnya, San. Bisakah kau
membantuku mempertemukan dengan Kumala?! Tolong deh,
San... ini penting sekali!"
"Hmmm, tenanglah dulu...! Jangan panik begitu dong
Duduklah."
Sandhi terpaksa menenangkan tamunya yang tampak panik
dan sangat tegang itu. la berhasil membujuk tamu berwajah
cantik yang sudah dikenalnya cukup akrab sejak lima bulan

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

yang lalu. Gadis itu memang seorang model yang kebetulan


memiliki wajah dan nama hampir mirip dengan penyanyi
barat: Jessica Simpson Rambutnya yang panjang disemir
pirang, postur tubuhnyayang tergolong tinggi itu selalu
dirawat dan dijaga. agar tak menjadi korban kebanyakan
kolestrol, sehingga penampilannya itu sering membuat orang
lain menyangkanya sebagai gadis bule Padahal dia made in
dalam negeri.
Jessica menjalin hubungan akrab dengan Kumala dan
orang-orangnya. Buronlah yang menemukan Jessica pertama
kalinya, yaitu ketika Jessica ingin melakukan tindakan nekat:
bunuh diri, akibat kematian pacarnya yang sangat dicintai,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "GADIS PENUNGGU
JENAZAH"). Sejak ia diselamatkan Buron dari keputus
asaannya dan bergabung dengan Kumala, ia sering
bertandang ke rumah Kumala, sesekali menyempatkan
bermalam di sana. Maka, ketika siang itu ia bertemu dengan
Sandhi, gadis berusia 27 tahun itu tak segan-segan
mengungkapkan keluh kesah dan ketegangannya yang sempat
membuatnya agak panik tadi.
"Sungguh San! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri
dalam jarak beberapa meter. Jelas dan sangat jelas sekali !
Dia adalah Tommy. Sumpah mampus deh, San! Dia memang
Tommy, pacarku yang dulu."
"Lalu, kenapa kamu jadi tegang sekali kalau benar dia
adalah Tommy pacarmu? Apakah... dia kau lihat sedang
berduaan dengan perempuan lain, begitu?!"
"Bukan itu yang membuatku takut sekaligus senang da
nsedih!"
"Jadi...?"
"Tommy itu kan udah mati sekitar delapan bulan yang lalu,
San!"
"Sudah meninggal dunia , maksudmu?!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"lya! Kematiannya itulah yang membuatku dulu hampir


bunuh diri, untung segera diselamatkan oleh Buron. Lalu,
tadi... sekitar pukul sepuluh, aku melihat Tommy memasuki
sebuah Mall. Aku sengaja berhenti di Mall itu dan
memburunya. Aku meiihat dia naik ke lantai atas menggunkan
eskalator..."
"Mungkin orang yang mirip Tommy?"
"Nggak! Dia memang Tommy-ku, Sandhi! Aku sempat
berseru memanggilnya: Tom...! Toom...! Dan, ilu berpaling
memandangiku yang ada di bawah eskalator. Tapi dia hanya
tersenyum tipis padaku, tanpa bermaksud menghampiriku.
Maka, aku memburunya ke lantai atas. Dan setelah itu... aku
tak berhasil menemukan dia lagi. Aku mencarinya ke setiap
jengkal lantai Mall itu, tapi tetap tak kutemukan dia di sana,"
Jessica membendung tangis dukanya. Menggigit bibir sendiri
sambil buru-buru menundukkan kepala.
Sandhi sempat bingung menanggapinya. Jika benar apa
yang dilihat Jessica tadi, maka peristiwa itu adalah peristiwa
aneh yang akan menggemparkan masyarakat sekitar tempat
tinggal Tommy. Tapi jika penglihatan itu tidak benar, maka
Jessica perlu memeriksakan diri kepada seorang psikiater dan
harus segera mendapat kepastian atas
kekeliruan
pandangannya itu.
"Aku ingin Kumala membantuku mencarikan dia saat ini!
Sebab, aku yakin sekali bahwa Tommy telah bangkit dari
kuburnya dalam keadaan sehat, segar, dan tak terlihat seperti
mayat hidup. Dia tampil sebagaimana manusia biasa kok!"
"Kenapa tidak mau cari ke rumah saja? Mungkin dia pulang
ke rumahnya dan...."
"Aku sudah menghubungi keluarganya. Hampir setengah
jam aku bicara di telepon dengan mamanya dan kakak
perempuannya. Tapi pada akhirnya mereka justru marah
padaku. Mereka tersinggung dan menganggapku gila. Sebab,

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

sampai pukul sebelas tadi, pihak keluarga Tommy belum


menerima kedatangan Tommy. Sebelum sampai ke sini tadi,
aku kembali menelepon mamanya. Tapi mamanya justru
membentakku untuk tidak bicara tentang kesaksianku yang
dianggap tak waras, mabuk, mengigau dan sebagainya. Sulit
sekali membuat mereka percaya bahwa T ommy telah bangkit
dari kematiannya! Oleh sebab itulah, San.. Aku ingin Kumala
membanluku mencarikan di manaTommy saat ini berada. Aku
ingin buktikan kepada keluarganya Tommy bahwa..,"
Ketukan pintu dari luar membuat Jessica berhenti curhat,
sementara Sandhi sudah sempat bertanya dalam hatinya,
"Benarkah siang hari bolong begini ada mayat bangkit dari
kubumya?"
Karena suara ketukan pintu pula kecamuk di hati Sandhi
terputus. Sekretaris memberitahukan, ada scorang tamu lagi
yang mcndesak ingin bertemu dengan Kumala Dewi. Sandhi
menyuruh sekretaris agar mempersilakan tamu tersebut naik
keruangan itu juga. Dan, tamu itu ternyata juga bukan orang
asing lagi bagi Sandhi. Tapi buat Jessica dia adalah orang
yang belum dikenalnya, sehingga ia buru-buru menyambut
uluran tangan sang tamu saat Sandhi memperkenalkannya.
Tamu itu tak lain adalah Tante Munna. Raut wajahnya |uga
kelihatan menampung segumpal kecemasan yang meresahkan
hati. Senyumnya sangat kaku, pertanda hatinya sulit diajak
untuk tersenyum kepada siapa pun.
"Kemarin malam saya dan Kumala menunggu kedatangan
Tante Munna sampai pukul dua belas lewat, tapi Tante nggak
muncul-muncul juga. Akhirnya kami tinggal tidur deh. Lain kali
kalau nggak jadi datang kasih kabar kami dong, Tante."
"Sorry aku... aku memang bersalah dalam hal ini. Tapi
semua itu ada alasannya dan cukup kuat untuk...."
"Kenapa sih kok nggak jadi datang?" potong Sandhi yang
semakin curiga dengan kemurungan wajah Tante Munna.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Sebab, kemurungan itu disertai kegundahan yang cukup


besar, sampai-sampai nada bicaranya pun terkesan gugup dan
sangat datar.
"Justru aku segera kemari, karena aku ingin Kumala segera
menangani kasus aneh yang kuhadapi sejak kemarin malam,"
suaranya mulai parau.
Sepertinya
perempuan
itu
menyembunyikan perasaan takutnya yang sulit diungkapkan di
depan orang yang baru dikenal, yaitu Jessica. Namun karena
tatapan mata Sandhi terkesan menuntutnya untuk bicara apa
adanya, maka ia paksakan mulutnya melontarkan apa saja
yang terpendam dalam hatinya siang itu.
"Jadi... pada waktu aku sedang menuju ke rumah kalian,
aku sempat bertemu dengan seorang pemuda seusiamu.
Terus terang saja, aku tergiur oleh ketampanan pemuda itu.
Akhirnya dia kubawa pulang. Sebelumnya aku sempat nyasar
sampai ke jalan menuju luar kota. Mobilku mogok, dan
berhasil dibetulkan oleh pemuda itu. Lalu. .. ketika dia kubawa
pulang, kami saling mengakrabkan diri, sampai akhirnya
saling.... saling... sama-sama-tidur seranjang. Tapi..."
"Siapa nama pemuda itu? Tante mengenalnya?"
"Ya Sangat kukenal namanya, bahkan dia berikan alamat
rumahnya segala. Lengkap dengan nomor telepon rumah itu.
Hmmm, oh, ya... pemuda itu bernama Tomhans, dan.."
"Siapa?!" sahut Jessica hampir memekik kaget. Ia beradu
pandangan dengan T ante Munna yang menyebut ulang nama
Tomhans. Lalu, terdengar lagi suara Jessica yang membuat
Sandhi berkerut dahi dan Tante Munna mengeriyitkan
keningnya.
"Tomhans itu nama panggilan mantan kekasihku, Sandhi!
Dialah yang kuceritakan tadi. Dialah Tommy... Tommy
Rehansha, yang sering disingkat Tomhans!"
"O, ya...? Nggak salah tuh, Jess?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Tante, pemuda itu berbadan tegap, gagah, berhidung


mancung dan mempunyai tahi lalat kecil di leher kirinya,
bukan?"
"Be... benar...!"
Tante Munna semakin gemetar. Ia selalu mengangguk dan
membenarkan ciri-ciri yang disebutkan Jessica. Akhirnya ia
yakin bahwa Jessica memang sangat mengenal Tomhans.
Begitu pula halnya dengan Jessica, yakin betul bahwa Tante
Munna memang bertemu dengan Tommy yang dikatakan baru
pulang meninggalkan rumah Tante Munna sekitar pukul
delapan pagi lewat. Hampir pukul sembilan.
"Dia bilang padaku, mau kembali lagi sekitar pukul sepuluh
tadi. Tapi sampai pukul sebelas, bahkan hampir ia tengah hari,
dia belum kembali kerumahku," kata Tante Muna dengan nada
sedih.
Sambungnya lagi, "Sementara itu aku terpaksa menunda
kepergianku ke Bandung hanya karena menunggu kembalinya
Tomhans. Akhirnya, baru saja tadi aku menelepon ke rumah
Tomhans, dan kudapatkan jawaban dari kakak perempuannya
Tom, bahwa Tom sebenarnya sudah lama meninggal dunia,
bahkan..."
"Memang! Itu memang benar; T om sudah setengah tahun
lebih dimakamkan di T PU Tanah Kusir!" sahut Jessica semakin
seru. "Dan... tadi saya juga melihat Tom masuk ke sebuah
Mall. Dia mengenakan T-shirt ketat warna hitam bergaris putih
di pundaknya, bukan?"
"Ya, benar! Celananya jeans yang belum menjadi belel!"
"Tepat sekali kalau begitu. Oooh... Aku semakin yakin, T om
pasti sudah bangkit dari kuburnya karena ia merindukan
diriku, San! Dia pasti ada di antara masyarakat Jakarta ini!"
Jessica semakin berapi api, hingga Sandhi terpaksa harus
mengingatkan serta menenangkan tangisnya yang tak kuasa

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dipendam lagi itu. Sandhi sendiri menjadi semakin bingung


menyikapi kedua tamunya. Kini ada dua orang yang telah
menjadi saksi hidup, melihat Tommy atau Tomhans
berkeliaran di alam kehidupan nyata.
Haruskah kesaksian itu tetap dianggap sebagai illusi,
halusinasi, fatamorgana, mimpi dan sejenisnya? Bahkan T ante
Munna sudah berani terangan terangan menyatakan tegastegas bahwa dia semalam tidur seranjang dengan Tommy dan
bercinta penuh keindahan asmara Meski sempat disangkal
Jessica yang menjadi cemburu atas pengakuan itu, tapi Sandhi
tetap berkesimpulan bahwa apa yang dialam i mereka bukan
sekedar mimpi siang hari, dan apa yang dilihat mereka
bukanlah illusi dari gangguan jiwa yang tertekan rindu sekian
lama.
Celakanya lagi, ternyata persoalan yang dihadapi Tante
Munna tidak hanya sampai di situ saja Menurut Sandhi,
barangkali Tante Munna itulah tamu yang dimaksud Kumala
sebagai pembawa informasi penting, di mana informasinya itu
dapat dipakai untuk memprediksi apa maksud dan tujuan dari
'tamu dunia lain' datang ke alam kehidupan manusia ini.
Sebab, ketika Jessica telah kembali tenang dari tangisnya dan
ia harus pergi ke toilet untuk keperluan pribadinya, Sandhi
sempat memancing kemurungan duka di wajah Tante Munna
yang sangat mencurigakan itu.
"Jadi, saat ini Tante sangat sedih karena yakin bahwa T om
pergi nggak akan kembali lagi? Tante kepingin ketemu Tom
agar bisa saling bermesraan lagi, begitukah?"
Janda tomboy yang kehilangan separoh dari ketegarannya
itu tarik napas panjang-panjang setelah menggelengkan
kepalanya.
"Bukan bermesraan kembali yang kubutuhkan darinya. Saat
ini aku butuh keterangan darinya atas perubahan yang terjadi
pada diriku ini, San: Perubahan ini sangat aneh membuatku
ketakutan sendiri. Dari menit ke menit keteganganku

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

meningkat terus Rasa takutkupun semakin tinggi terhadap


perubahan yang kualami."
"Perubahan apa maksudnya?"
"Lihat perutku..." seraya mengusap perutnya sendiri.
Sandhi yang duduk berhadapan dengan Tante Munna
langsung mengarahkan pandangan matanya ke perut Tante
Munna, Sandhi baru menyadari, bahwa s iang itu T ante Munna
memang tampak sedikit lebih gemuk dari hari-hari
sebelumnya. Tapi ia belum mengerti apa maksud perintah
tadi, sehingga kini ia kembali menatap Tante Munna yang
masih menyeringai tipis. Menahan perasaan ngeri dan waswas terhadap sesuatu yang menurutnya sangat mustahil itu.
"Kau lihat perutku ini menjadi lebih besar dari sebelumnya,
kan?"
"Ya. Memang kelihatan lebih gemuk."
"Ini bukan gemuk karena kebanyakan lemak, San. Perutku
menjadi bengkak begini karena aku merasakan tanda-tanda
kehamilan pada diriku."
"Hamil...?!"
"SejakTom pergi, aku sering merasa mual malahan sempat
muntah-muntah dua kali di kamar mandi. Makin siang makin
tak enak sekali rasanya. Selain mual, aku juga merasa pegalpegal dan nyeri di bagian pinggang. Lalu, kuperhatikan
perutku
ini makin
membengkak
dan urat-uratnya
mengencang. Sepertinya... hmmm... sepertinya aku telah
menjadi hamil akibat kencan dengan Tom kemarin malam itu,
San! Proses kehamilan ini pernah kurasakan sewaktu aku
bersuami dulu dan melahirkan dua orang anak yang sekarang
dibawa pergi oleh mantan suamiku itu!"
"Tapi, bukankah... bukankah tadi Tante katakan bahwa
Tante baru kemarin ma lam kenal dengan Tomhans dan tidur
seranjang pun baru malam itu juga? Bukankah..."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Itu memang benar! Dan, tanda-tanda kehamilan ini pun


juga kenyataan yang benar, San!" suaranya berbisik tapi
bernada tegas.
"Pemuda misterius itu telah menghamiliku secara tak
normal," tambahnya. "Aku merasa sedangmengalami proses
kehamilan yang sangat cepat, yang tak bisa diterima oleh akal
sehat mana pun. Dan, oleh sebab itu... aku ingin Kumala
memeriksa kondisiku, apakah benar aku sedang mengalami
kehamilan gaib, atau ada sesuatu yang berkembang dan
merusak sistem kerja lambungku? Inilah yang kutakuti dan
membuatku sangat cemas, Sandhi!"
"Gawat..?!" gumam Sandhi yang mulai berekspresi tegang
itu. Ia tetap tak dapat berbuat banyak terhadap kedua
tamunya, selain menenangkan hati mereka agar bersabar
menunggu Kumala selesai dengan acara rapatnya nanti. Meski
ia tahu nomor telepon di ruang rapat itu, namun ia tetap tak
berani menghubungi Kumala dan memberitahukan kondisi
Tante Munga saat itu. Kumala akan marah padanya jika
Sandhi melakukan kebodohan tersebut.
Celakanya lagi, sampai pukul tiga sore ternyata Kumala
belum turun dari lantai sembilan, tempat diadakannya rapat
para pemegang saham. Dan, pada saat itu Jessica sendiri
akhirnya mengetahui kasus ganjil yang dialam i Tante Munna,
karena perut Tante Miuina tampak lebih membengkak. Lebih
besar dari saat datang tadi. Janda itu hanya bisa mendesah
dan mengeluh sambil mendesak Sandhi agar segera
memanggil Kumala, sebab ia sendiri mengakui saat itu
perutnya semakin menonjol. Seperti orang hamil lima bulan.
Meski pun Sandhi sendiri juga bertambah tegang, tapi ia
tetap tak mau menghubungi majikan cantiknya di ruang rapat
lantai sembilan.
Sandhi berusaha
sebisabisanya
menenangkan kondisi kejiwaan kedua tamunya itu, sampai
akhirnya telepon di meja kerjanya Kumala berdering. Kumala
sendiri yang menelepon dari ruang rapat. Ia memberitahu

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

bahwa rapat sudah selesai, sebentar lagi akan kembali ke


ruang keijanya.
"Sebaiknya lekaslah turun dan lihat sendiri keadaan salah
satu tamu kita ini, Mala! Tante Muna benar-benar
membutuhkan pertolonganmu secepatnya!"
"Ya, aku sudah dengar jerit hati kalian bertiga sejak tadi!
Aku akan segera turun."
Kemunculan gadis anak bidadari kahyangan itu membuat
Jessica dan Tante Munna saling berebut kesempatan lebih
dulu untuk mengungkapkan isi hatinya.
Suara mereka sangat crowded, karena Sandhi yang
membantu menenangkan mereka justru menambah tumpang
tindihnya percakapan tersebut. Menghadapi keadaan seperti
itu, Dewi Ular yang tampil tenang dan berkharisma itu cukup
mengangkat jari tangannya dan menempelkan di mulutnya
sendiri. Tanpa suara apapun, ia telah berhasil membuat ketiga
orang di depannya berhenti bicara secara serentak. Sunyi
sesaat menguasai ruang kerjanya.
"Kita selesa ikan satu persatu masalahnya, okey?" ujarnya
seraya tersenyum penuh keramahan dan keakraban. Jessica
dan Tante Munna manggut-manggut seraya mengendurkan
ketegangan masing-masing. Mereka tak sadar telah terkena
pengaruh kekuatan batin Kumala yang terpancar lewat
pandangan mata dan air mukanya. Kekuatan batin itulah yang
membuat mereka segera menghentikan perkataan dan
memiliki rasa patuh serta rasa hormat kepada si gadis anak
dewa itu.
Perhatian Dewi Ular tertuju pada perut Tante Munna.
Dahinya sedikit berkerut pertanda sangat curiga terhadap
ukuran perut yang tak normal itu. Tante Munna dim saja,
menatap sedih disiksa kengerian. Sikapnya tampak jelas
menunggu pengertian dari Kumala agar segera bertindak
menangani keganjilan perutnya itu. Melihat perhatian Kumala

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

tertuju kuat pada perut Tante Munna tanpa diminta Sandhi


buru-buru menjelaskan secara singkat apa yang dialami T ante
Munna dan Jessica sebelum datang tadi. Yang bersangkutan
hanya menggumam dan mengangguk, membenarkan
penjelasan singkat itu.
"Memang sih... tadi sewaktu T ante Munna datang perutnya
nggak sebesar itu, Mala. Aku melihat sendiri perut itu tak
terlalu menonjol begitu. Jadi, rupanya akibat pertemuannya
dengan pemuda yang mengaku bemama Tomhans itu Tante
Munna sekarang mengalami proses kehamilan tak normal,
sehingga..."
"Ambilkan tissue di mejaku... !" perintahnya kepada Sandhi
tanpa berpaling dari penglihatannya. Hanya tangannya yang
terulur ke samping menunjuk tempat tissue di meja kerjanya.
Sandhi mengambilkan dua lembar kertas tissue tersebut,
lalu diserahkan kepada Kumala yang tetap berdiri di tempat,
tak berusaha menghampiri kedua tamunya yang duduk di sofa
berseberangan. Hanya Sandhi yang mengenali betul sikap
Kumala saat itu. Menurutnya, Kumala memang tampil tenang
dan kalem. Namun sebenarnya gadis cantik jelita itu
mengalami suatu ketegangan yang dipendam rapat-rapat dan
ditahan kuat-kuat agar tak mempengaruhi kedua tamunya.
Ketegangan yang tersembunyi itulah yang kini membuat
Sandhi menjadi berdebar-debar. Jika gadis cantik jelita itu
bersikap demikian, maka dapat dipastikan pada saat itu di
sekeliling mereka ada suatu kekuatan gaib yang cukup
membahayakan.
Kertas tissue itu digenggamnya dalam satu gumpalan
setelah diremas-remas dengan dua tangan. Lalu, mereka
menjadi heran melihat Kumala Dewi meniup kertas tissue
dalam genggamannya. Seolah-olah putri tunggalnya Dewi
Nagadini itu menitipkan napasnya ke dalam gumpalan kertas
tissue tersebut. Kakinya melangkah pelan-pelan, Hanya dua
langkah sudah berhenti. Kertas tissue dalam genggamannya

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dilemparkan dengan hati-hati sekali ke perut Tante Munna.


Wuuut...!
Weeesss. !
Kertas tissue itu seperti batu yang dilemparkan ke arah
wajah Dewi Ular. Memantul balik begitu menyentuh perut
Tante Munna. Kekuatan pantulannya disertai gelombang hawa
padat yang menerjang Kumala, sehingga gadis itu terhempas
ke belakang. Jatuh terkapar setelah membentur dinding dan
membuat lukisan yang digantungkan di dinding itu jatuh dari
tempatnya.
Braak...!
"Malaaaa..?!! " sentak Sandhi kaget sekali.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)

3
POLWAN cantik yang kini telah berpangkat Letnan itu
sengaja mampir ke rumah Kumala Dewi, Ia yakin sahabat
mudanya yang cantik dan secara tak resmi menjadi konsultan
kriminil di kepolisian itu ada di rumah, karena hari itu adalah
hari libur nasional. Cuaca pagi pun cukup cerah, dan matahari
belum meninggi. Kecil kemungkinannya Kumala sudah pergi
saat dihampirinya nanti.
Letnan Dua Merina Swastika yang akrab dipanggil Mbak
Mer oleh orang-orangnya Kumala itu sengaja mampir bukan
hanya ingin mengucapkan terima kasihnya kepada Kumala
yang telah membantu tugas-tugasnya selama ini dalam
menyingkap kasus kriminil yang misterius, tapi juga ingin
membawa Kumala ke suatu tempat yang menurutnya sangat
perlu diketahui si konsultan cantik itu. Mbak Mer sengaja
berpakaian preman, tampil trendy bak seorang foto model
yang masih berstatus single, karena hari itu dia pun tidak

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

sedang bertugas. Hanya saja, karena ia ditempatkan di bagian


reserse kriminalitas, khusus wanita, maka ia punya beban
moral untuk hadir di tempat-tempat kejadian perkara meski
sedang berlibur.
"Waah, merdeka sekali tuan putri kita nih.,. sudah pukul
sembilan masih belum mandi juga? Ma lah kelihatannya baru
bangun tidur, ya?" tegurnya dengan nada kelakar yang sangat
familiar.
Kumala Dewi yang memang baru bangun tidur itu hanya
tersenyum malu, lalu tertawa kecil sambil menutupi wajahnya
dengan tangan. Padahal meski pun belum mandi, wajah
Kumala tak pernah susut dari nilai kecantikannya yang sangat
mengagumkan itu. Maklum, keturunan bidadari asli, biar tak
mandi setahun pun akan tetap kelihatan cantik di mata
manusia mana pun.
"Sandhi dan Buron apakah juga belum bangun, Mal?"
"Kayaknya sih belum, Mbak. Habis, kami baru tidur pukul
enam tadi sih. Mereka ikut begadang jaga semalaman."
"Ada lemburan, tentunya?"
"Begitulah. Biasa, Mbak... ada klien yang harus
diselamatkan dari ancaman maut para penghuni alam gaib
sana."
Lalu, Dewi Ular pun menceritakan tentang upayanya
menyelamatkan T ante Munna dari kehamilan tak wajar itu Ia
dibantu Buron saat menangani kehamilan Tante Munna yang
terpaksa dibawa pulang ke rumahnya setelah gagal ditangani
di kantor. Usaha itu pun hampir saja gagal, karena kekuatan
gaib yang berada di balik kehamilan Tante Munna itu cukup
tinggi. Dukun dan paranormal biasa belum tentu sanggup
melumpuhkan kekuatan gaib yang dikandung Tante Munna.
Mereka baru berhasil mengeluarkan isi kandungan tersebut
setelah Dewi Ular mengerahkan sebagian besar kesaktiannya

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

yang seharusnya hanya digunakan di alam gaib sana. Pukul


lima pagi mereka barubisa membebas kan Tante Munna dari
ancaman kehamilan gaib itu. Karenanya, Tante Munna belum
sempat pulang dan sekarang masih tertidur di kamar tidur
khusus untuk tamu. Jessica juga ada di kamar itu, karena
Jessica ikut menyaksikan perjuangan Dewi Ular dalam
melumpuhkan kekuatan iblis dalam kandungan tersebut.
"Kalau saya gagal menangani kasus semalam, pagi ini
sudah lahir sepuluh anak iblis dari kandungan Tante Munna
itu, Mbak. Dan, tentunya mereka akan menyusun kekuatan
untuk menguasai alam kehidupan kita ini. Mereka pasti akan
tumbuh pesat, dan cepat menjadi dewasa!"
"Mengerikan sekali?!" gumam Mbak Mer sambil
menyeringai ngeri membayangkan cerita Kumala itu.
Kemudian ia menyambung kata-kalanya dengan sangat serius.
"Nah, sekarang aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
yang penting kau ketahui, atau mungkin saja ada
hubungannya dengan anak-anak iblis itu, Kumala. Apakah kau
bersedia?"
"Kemana sih, Mbak?"
"Pukul tujuh tadi aku mendapat kabar dari Sersan Burhan
tentang ditemukannya sesosok mayat lelaki di dalam sebuah
mobil. Mobil itu diparkirkan di jalanan dekat kuburan pinggir
kota, Mala. Sampai sekarang mobil itu masih dalam penyidikan
untuk diketahui pemiliknya, sedangkan mayat lelaki itu tak
diketahui identitasnya. Dia dalam keadaan tinggal tulang
belulang dan sisa pembusukannya. Tapi kerangka mayat itu
ditemukan dalam keadaan berpakaian lengkap serta utuh.
Pakaiannya seperti masih baru. Begitu pula sepatu yang
dikenakan oleh kerangka mayat tersebut."
"Aneh sekali?" gumam Kumala lirih, walau wajahnya tak
menunjukkan rasa heran yang bersungguh-sungguh.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Itulah sebabnya aku ingin membawamu ke sana. Mobil


dan mayat itu masih ada di Polres setempat. Belum dibawa ke
pusat. Mungkin dengan indera keenammu kau bisa mengenali
siapa sebenarnya mayat berpakaian lelaki itu?"
Kumala Dewi manggut-manggut saat merenungi kata-kata
Mbak Mer. Setelah menunggu dalam kebisuan sesaat, Mbak
Mer bertanya pelan.
"Anda tertarik untuk melihatnya, Nona cantik...?!"
Senyum indah penuh pesona mekar di bibir ranum Dewi
Ular. Ia tetap tampak anggun dan menawan. T ak seorangpun
yang dapat menduga bahwa dia adalah anak tunggal dewa
dari kahyangan, karena penampilannya di pagi itu sangat
trendy. Seperti gadis model yang tampil dengan gaya gaulnya
dalam
berbusana.
Kumala
sengaja
pergi
tanpa
membangunkan yang lain, karena ia tak tega mengganggu
kenyenyakan tidur mereka. Ia hanya berpesan kepada Mak
Bariah bahwa sebelum tengah hari ia sudah kembali. Tante
Munna dan Jessica disarankan untuk jangan pulang dulu
sebelum ia kembali.
Begitu turun dari sedan dinasnya Mbak Mer,pandangan
mata Kumala segera tertuju pada sebuah mobil Espass yang
diparkirkan di kantor Pokes setempat. Ia tampak sedikit kaget
meiihat mobil tersebut. Langkahnya pun buru-buru
menghampiri Espass merah dan memperhatikan plat nomor di
belakang mobil tersebut. Mbak Mer mulai curiga meiihat apa
yang dilakukan Kumala, sehingga ia segera menyusul ke
tempat Kumala berada.
"Mbak, saya kenal dengan mobil ini," katanya tanpa ditanya
lagi. "Dari warnanya, plat nomornya, saya tahu kalau mobil ini
adalah mobilnya Tante Munna"
"0,ya...?! "
"Mobil ini dipinjam dari pria teman kencannya kemarin pagi,
seperti yang saya ceritakan tadi. Dan, sejak itu pria tersebut

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

tak pernah muncul lagi Mobil ini pun ikut menghilang


bersamanya."
"Tapi kenapa nggak ada surat-surat penting yang
ditemukan dalam mobil ini maupun pada diri mayat
tersebut?!"
"Tante Munna kemarin juga sempat mengungkapkan
kekhawatirannya, sebab ketika mobil dibawa pergi oleh
Tomhans, dia lupa menyerahkan STNK-nya. Tak ada surat
penting yang disimpan di mobil ini, karena sorenya sebelum
dia tersesat, mobil ini habis dicuci bersih dan sengaja
dikosongkan, karena mau dipakai buat mengangkut para calon
karyawannya ke Bandung. yang jelas..."
"Tengoklah dulu ke dalam kantor sana!" sahut sebuah
suara dari seorang lelaki. Suara itu dikenali betul oleh Kumala
yang segera berpaling ke kanan, dan dugaannya memang
benar. Sersan Burhanlah yang menyahut kata-katanya tadi.
Kumala dibawa ke ruang belakang tempat di mana mayat
berkerangka itu disemayamkan sementara.
"Waah... kurasa sudah jelas, Mbak," ujarnya kepada Mbak
Mer yang ada di sampingnya, ikut memandangi mayat
tersebut.
"Jelas bagaimana?"
"T-shirt hitam bergaris putih di pundak, celana jeans yang
belum tampak belel, semua ini adalah ciri-ciri pakaian
Tomhans, sesuai keterangan Jessica dan Tante Munna"
"Jadi, menurutmu mayat yang tinggal kerangka ini adalah
pemuda mantan pacarnya Jessica dan yang disebut-sebut
Tante Mun sebagai Tomhans? Begitu?"
"Benar. Aroma kerangkanya menandakan dia pernah
dikubur dalam tanah selama lebih dari enam bulan, Mbak."
"Tapi... kenapa Jessica dan Tante Munna mengaku bertemu
atau meiihat Tomhans dalam sosok manusia biasa?!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Hmm, yaa... di situlah letak misteri yang harus kupelajari


lebih cermat lagi, Mbak."
"Apakah menurutmu mayat yang tinggal kerangka ini bisa
hidup kembali seperti kesaksian Jessica dan Tante Mun ?"
tanya Sersan Burhan yang sebelumnya pernah mendengar
cerita mengenai kasusnya Tante Munna dan Jessica sebelum
ini.
"Hanya kekuatan gaib kelas tinggi yang dapat
menghidupkan mayat ini dalam sosok manusia biasa," jawab
Kumala sambil menatap tak berkedip ke arah mayat tersebut.
Seolah-olah ia sedang mencoba berdialog dengan kerangka
mayat yang masih memiliki s isa kebusukan itu.
Dialog batin tersebut tentunya tak dipahami oleh mereka
yang berkumpul di sekelling mayat sambil menutup hidung
masing-masing, karena kebusukan masih tercium tajam dari
mayat tersebut. Cukup lama Kumala diam di s itu tanpa dialog;
dan berpandangan menerawang. Mbak Mer serta Sersan
Burhari yang sudah hafal betul dengan tanda-tanda seperti itu
mulai mundur pelan-pelan. Mereka membiarkan Kumala dalam
keheningannya. Bahkan. petugas lainnya diingatkan untuk
tidak mengajak bicara Kumala atau mengeluarkan suara yang
mengganggu suasana hening itu.
Pada saat diantar pulang oleh Letnan Merina Swastika,
mereka masih membicarakan masalah kesaksian Jessica dan
peristiwa yang dialami Tante Munna. Polwan cantik itu masih
belum puas dengan keterangan sebelumnya, sehingga ia lebih
banyak bertanya daripada menyimpulkan sebuah perkara.
Barangkali hal itu dimaksudkan untuk mendapat kepastian
mutlak bahwa mayat berkerangka itu memang mayat
almarhum Tommy Rehansha alias Tomhans.
Mbak Mer juga menanyakan tentang hasil wawancara
Kumala dengan roh mayat tersebut. Dan, oleh Kumala
pertanyaan itu hanya dijawab dengan senyum kecil, terkesan
menahan kelucuan dalam hatinya .

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Aku belum berkomunikasi dengan roh Tomhans kok,


Mbak."
"Jadi, waktu kau diam agak lama tadi, ngapain?"
"Mencoba mengenali tanda-tanda kekuatan gaib yang
membekas pada tulang-tulang mayat itu. Dan, temyata aku
menemukan bekas-bekas radiasi gaib yang berasal dari alam
kegelapan. Aku mengenali ciri-cirinya sebagai radiasi milik
para iblis. Bukan siluman, bukan dari bangsa jin atau dari yang
lainnya. Jadi, dapat dipastikan alam kita ini sudah kedatangan
tamu dari sana!"
"Iblis telah turun ke bumi, maksudmu?"
"Sepertinya begitu, Mbak. Tapi dari jenis yang mana, belum
sempat kusimpulkan dengan tepat. yang jelas, ia memiliki
kesaktian cukup tinggi, sehingga bisa menghidupkan orang
yang sudah lama mati, atau bisa memanfaatkan kerangka
mayat siapa saja sebagai perwujudan dari dirinya di mata
manusia awam. Pantaslah kalau aku dan Buron hampir gagal
menaklukan kekuatan gaib dalam kandungan Tante Munna,
karena rupanya yang dikandung Tante Munna adalah benihbenih iblis kelas tinggi."
"Lalu, kenapa sekarang mayat itu menjadi kerangka
kembali?!"
"Karena kekuatan iblis telah meninggalkannya. Maka, ia
menjadi sosok aslinya kembali. Sayangnya, ia tidak
dikembalikan ke makamnya, sehingga menimbulkan berbagai
pertanyaan menegangkan di masyarakat kita,Mbak."
"Apa motivasi kedatangan 'tamu gaib' kita itu, Kumala?"
"Belum bisa kujelaskan semuanya, Mbak. Tadi aku sempat
mendeteksi keadaan sekeliling kantor Polres tadi, nggak ada
tanda-tanda gaib yang dapat dikategorikan sebagai energi
gaib iblis kelas atas. Tapi firasatku mengatakan, dia akan
beraksi lagi nanti malam. Atau bahkan siang ini pun mungkin

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dia sudab beraksi. Sayangnya deteksi gaibku masih belum bisa


menjangkau gelombang gaibnya"
Mereka saling diam sesaat. Kemudian terdengar kembali
suara lembut berwibawa dari mulut Dewi Ular yang bergigi
indah bak barisan mutiara nan elok itu.
"Rasa-rasanya... mulai sekarang kita harus meningkatkan
aktiv itas keamanan di seluruh wilayah Jakarta. Bahkan bila
perlu seluruh negeri ini harus dalam pengawasan yang ketat
dari para aparat, demi menjamin ketenangan dan keamanan
masyarakat kita. Sebab... hati kecilku mengatakan bahwa
sebentar lagi akan muncul kekacauan yang meresahkan rakyat
terutama warga ibukota ini, yang disebabkan oleh kekuatan
gaib kelas tinggi. Entah seperti apa bentuknya, yang pasti
negeri ini akan menjadi kacau balau, kehidupan di dunia akan
terancam hancur akibat teror misterius dari alam kegelapan.
Kasus kehamilan Tante Munna dan ditemukannya kerangka
mayat Tomhans itu hanyalah sebuah awal dari malapetaka
yang akan melanda permukaan bumi kita, Mbak!"
Sempat merinding bulu kuduk Mbak Mer mendengar katakata Kumala yang bernada datar dan pandangan matanya
seperti orang melamun itu. Seingatnya, Kumala tidak pemah
main-main jika sedang meramalkan sebuah kehidupan masa
depan yang mengandung resiko maut bagi para penghuni
bumi. Mbak Mer tak pernah berani menyangkal dengan canda
jika Kumala sudah bicara dengan nada seperti itu. Dan
menurut perwira cantik itu, ramalan Kumala tadi perlu
dilaporkan pada atasannya supaya seluruh aparat keamanan
bersiap siaga menghadapi suasana rawan bencana dan dapat
mengantisipasi lebih dulu sebelum terjadi.
Hati polwan berkulit sawo matang itu diam-diam
menyimpan debar-debar kecemasan. Tapi tidak lebih kuat dari
debar-debar yang dialam i Tante Munna dan Jessica sewaktu
mendengar penjelasan Kumala mengenai mayat Tomhans
serta mobil Espass milik janda sekal itu. Dengan bantuan

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Mbak Mer dan Sandhi, mereka pergi ke tempat di mana mayat


Tomhans berada, dan mobil Espass menjadi salah satu barang
bukti dari kasus kriminal tersebut.
Hanya Kumala dan Buron yang tidak ikut mereka.
Keduanya mempunyai kesibukan sendiri, setelah masingmasing berunding menyusun rencana gaib. Rencana tersebut
hanya bisa dipaham i dan dikerjakan oleh mereka yang
memiliki tingkat kesaktian melebihi tingkatannya bangsa
siluman.
Tetapi sebelum mereka bertindak, sebuah telepon datang
dari seorang teman dekat Kumala Dewi. Begjtu dekatnya
jalinan persahabatan itu, sampai seperti seorang saudara
sendiri. Kumala tak bisa menyampingkan kehadiran telepon
tersebut, karena mengandung informasi yang sangat penting
baginya.
"Please, Kumala... datanglah kemari sekarang juga!
Kondisinya semakin mengkhawatirkan Franni benar-benar
butuh bantuanmu, Kumala! Kalau saja dia bisa kubawa ke
Sana, sudah kubawa dari tadi!"
"Siapa itu Franni?"
"Teman SMA-ku dulu. Dia tinggal di seberang rumahku,
Kumala Tak tega aku melihat dia mengalami penderitaan
seperti itu!"
"Aku sedang punya urusan penting juga, jadi..."
"Yaah, kamu kok gitu sih? Datanglah sebentar saja,
Kumala. Kamu kan bisa gunakan kesaktianmu untuk tiba di
sini dalam tempo kurang dari setengah menit?! Dengan
kesaktianmu juga kamu bisa tangani penderitaan Franni dalam
semenit, lalu kembali menyelesaikan urusanmu itu sampai
benar-benar selesai. Tolong deh, Kumala... Franni benar-benar
kritis. Mungkin dia akan kehilangan nyawanya saat bersalin
nanti, sebab menurutku ia ham il dalam keadaan nggak normal
dan sangat..."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Franni temanmu itu hamil?!" sahut Kumala


terperanjat.

sedikit

"Benar. Padahal kemarin dia masih sehat. Hmm,


maksudku... masih belum tampak hamil. Perutnya masih
kempes. Tapi hari ini dia kelihatan seperti hamil sembilan
bulan. Dia sangat kesakitan, seperti orang mau melahirkan.
Makanya..."
"Aku akan ke sana!" sahut Kumala tegas dan cepat. Tak
mau banyak bicara lagi, telepon segera ditutup.
Wajahnya sedikit tegang ketika beradu pandang dengan
Buron, membuat Buron curiga dan ingin tabu, "Telepon dari
siapa?!"
"Fiora...," jawab Kumala sambil melirik jam dinding yang
menunjukan pukul lima sore kurang sedikit. Setelah
menjelaskan secara singkat kepada Buron tentang kabar dari
Fiora tadi, ia segera.putuskan untuk pergi menemui Fiora saat
itu juga.
"Ikut aku, Ron! Gunakan jalur gaib!" Perintah singkat itu
sangat dipahami oleh Buron, Jalur gaib adalah jalur perjalanan
menembus dimensi gaib untuk mempersingkat waktu Maka,
dalam sekejap saja Buron sudah melesat setelah berubah
menjadi seberkas sinar kuning mirip meteor kecil, sedangkan
Kumala Dewi sudah lebih dulu melesat. Ia berubah menjadi
seberkar sinar hijau berbentuk menyerupai seeker naga kecil
yang memiliki kecepatan melebihi kilatan cahaya petir.
Claaap...!
Dalam beberapa detik saja mereka sudah muncul di rumah
Fiora, di halaman belakang yang sepi itu. Mereka sengaja tak
muncul di depan rumah Fiora, karena di sana banyak orang
berkerumun, termasuk sanak keluarga Fiora sendiri.
Walau pun penjelrnaan mereka dari cahaya menjadi
manusia biasa tidak diketahui orang, tapi kehadiran mereka

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

yang berasal dari belakang rumah telah mengundang


keheranan sanak keluarga Fiora, serta beberapa tetangga
yang ikut berkerumun di teras depan itu. Bagi Fiora sendiri
kemunculan mereka bukar hal yang aneh dain mengherankan.
Gadis berusia 26 tahun yang memiliki mata membelalak indah
dengan bibir sedikit tebal menggoda gairah itu penah
menyaksikan keajaiban yang lebih hebat lagi dari sekedar
kemunculan Kumala dan Baron.
Bahkan ia lebih banyak tahu tentang rahasia pribadi
Kumala dibandingkan teman-teman Kumala lainnya, sebab
Fioralah saut-satunya sahabat yang pernah diajak menembus
alam seberang. Bahkan pernah bertemu dengan para
begundal iblis dan pernah jumpa dengan ayah Kumala sendiri,
yaitu Dewa Permana, ketika ia mengikuti perjalanan gaibnya si
DewiUlar itu, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "DUELRACUN MAUT"). Tentu saja dia menjadi satu-satunya gadis
yang rnemegang teguh janjinya untuk tidak membeberkan
beberapa rahasia alam sana kepada pihak mana pun.
"Syukurlah kau benar-benar datang, Kumala," sambut Fiora
dengan lega. "Yuk, ikut aku ke rumah seberang. Sudah tiga
'orang pintar' yang dipanggil untuk sembuhkan penyakit
anehnya Franni, yaitu kehamilan gaibnya itu, tapi tidak satu
pun ada yang sanggup menanganinya, Aku baru saja datang
setengah jam yang lalu, makanya telat mengabarimu...!"
celoteh Fiora sambil berusaha menembus kerumunan orang di
pintu masuk rumaah Franni. Buron mengikuti dari belakang
sambil mempertajam radar gaibnya, sebagai tindakan berjagajaga penuh kewaspadaan dari gangguan gelombang gaib yang
dapat datang menyerang mereka sewaktu-waktu.
Franni gadis berkulit langsat, bertubuh sekal, padat berisi
dan memiliki dada yang tergolong montok. Namun tak terlalu
seronok dipandang umum. Ia memilki kecantikan setara
dengan kecantikan Fiora, karena usianya pun sebaya dengan
usia Fiora, Hanya saja, dilihat dari bentuk matanya yang

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

sedikit lebar dan bibir agak tebal menantang gairah, Franni


memiliki daya pikat yang lebih menggoda ketimbang Fiora,
Keberaniannya dalam mengoda lawan jenisnya pun tampak
lebih besar, sehingga para tetangganya diam-diam menilai
dirinya lebih nakal dibandingkan Fiora atau gadis-gadis sebaya
di sekitar rumahnya.
"Apakah dia masih kuliah?" tanya Buron kepada Fiora
dengan berbisik pelan sekali. Matanya memperhatikan Franni
yang mengerang dengan memegangi perutnya yang
membengkak besar.
"Dia sudah bekerja, sebagai Sales Promotion Girl
perusahaan rokok yang sekarang sedang buka stand di PRJ,"
jawab Fiora cepat dalam nada berbisik pula. Buron
menggumam dan manggut-manggut.
"Pantas... Kelihatannya dia cukup berani untuk menikmati
kencan dengan seorang pria. Jiwanya cenderung menyukai
petualangan cinta dengan pria mana pun yang ia sukai."
"Ron...," panggil Kumala yang sudah berada di samping
ranjang tempat Franni menggeliat kesakitan, seperti ingin
bersalin. Buron yang semula hanya sampai batas pintu kamar,
kini berani melangkah mendekati ranjang karena panggilan
Kumala tadi.
"Pagar sekeliling tempat ini sekarang juga!"
"Baik,"
"Fi... tolong kosongkan kamar ini. Hanya kami dan salah
satu wakil keluarganya saja yang boleh berada di kamar ini,
termasuk kau. Jaga di pintu, ya Fi?!"
"Okey...!" tegas Fiora walau pun dengan suara bergetar
karena debar-debar ketegangan hatinya membuat persendian
tulangnya mulai gemetar. Ia tahu keadaan saat itu sangat
gawat, terbukti nada suara Kumala Dewi tidak selunak
biasanya. Meski sikapnya tampak tenang, tapi nada suaranya

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

cukup tegas dan berwibawa Itu menandakan bahwa Dewi Ular


merasa berhadapan dengan masalah yang tidak bisa dianggap
enteng olehnya. Apalagi jarak Kumala dengan Franni tidak
berani dekat-dekat seperti biasanya, semakin yakin hati Fiora
bahwa Franni mempunyai persoalan yang sangat berbahaya
bagi diri sang anak dewa itu.
Memang demikian kenyataannya. Dewi Ular berusaha untuk
tidak menyentuh perut Franni. Meski ia telah mengerahkan
tenaga sakiinya, namun begitu kakinya menyentuh tepian
ranjang, sebuah kekuatan gaib dari dalam perut Franni
berhasil menghentak kuat dan membuat tubuhnya terpental
hingga membentur dinding. Bruuk...!
"Ohh..?!" pekik Fiora dengan suara tertahan Ia sangal
kaget melihat Dewi Ular terlempar dari tempatnya. la sangat
cemas terhadap keselamatan sahabat karibnya itu. Tapi
segera menjadi sedikit lega ketika dilihatnya Kumala yang
seperti dihempas badai tadi segera bangkit dari posisinya
jatuh berlutut. Kumala tak mengalami cedera. Namun suasana
menjadi lebih tegang lagi, karena Franni berteriak keras-keras,
panjang sekali, seperti serigala sedang melolong, Seluruh
tubuhnya bergetar, urat-uratnya mengeras Franni tampak
ingin melahirkan bayinya.
Zuuub...!
Kumala Dewi menahannya dengan melepaskan cahaya
hijau bening dari telapak tangannya. Cahaya itu menghantam
sekitar kedua paha Franni. Seolah-olah sedang menyumbat
jalur jalan bayi. Hal itu membuat Franni mengerang makin
kuat. Kulit wajahnya selain bercucur keringat juga menjadi
kebiru-biruan akibat mengerahkan tenaga pendorong dari
dalam perutnya. Karena tertahan oleh kekuatan Dewi Utar,
maka terjadilah saling dorong dari dua tenaga yang tak bisa
dilihat dengan mata telanjang.
Dinding kamar bergetar. Benda-benda di kamar itu pun
terguncang seperti dilanda gempa. Lampu yang menggantung

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

di atas ikut bergetar. Rumah itu seperti mau rubuh oleh


sebuah getaran yang sangat menakutkan para penghuninya
Fiora berpegangan pada sisi samping sebuah almari pakaian,
berdekatan dengan kakak perempuannya Franni yang
mewakili keluarga di dalam kamar itu. Kedua orang ini saling
berpandangan penuh rasa takut, hingga tak mampu saling
mengucapkan sepatakatapun.
Buron yang sejak tadi merentangkan kedua tangannya ke
samping kanan-kiri sebagai upaya memagari sekeliling tempat
itu dengan kesaktianriya, tiba-tiba terhempas ke belakang.
Braak.!
Lalu, terlempar ke kiri menabrak rak buku. Gubraak...!
Secepatnya ia terpental ke depan. Praang...! Tubuhriya
bagaikandibanting kuat-kuat membentur cermin rias. Belum
sempat bangkit sudah terlempar kembali me layang di atas
ranjang.
Wuus, gubraaak. !
"Aaaau...!!" kakak perempuan Franni menjerit panik melihat
Buron terbentur-bentur ke sana-sini, sampai akhirnya jatuh di
bawah kakinya dengan hidung berdarah.
"Ada yang datang, Malaa..!" Buron sempat berteriak
demikian sebelum tubuhnya melambung ke atas dan
menjebolkan langit-langit kamar secara tragis.
Guzzrrakss, bruussk...!
"
Aaahh..!!" teriak Buron di atas sana.
"Sirna raga!" seru Dewi Ular memberi instruksi kepada
Buron.
Claap, bluss...!

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Buron berubah menjadi sinar kuning. Pada kesempatan itu


Dewi ular juga berubah menjadi s inar hijau seperti naga kecil.
Peristiwa ajaib tersebut membuat kakak Franni mernbelalakan
kedua matanya. Shock di tempat dicekam rasa takutnya.
Cahaya hijau itu memancarkan bias cahayanya semakin
terang, semakin lebar, sehingga sekujur tubuh Franni kini
diliputi oleh cahaya hijau berpendar-pendar. Gadis itu telah
pingsan beberapa detik sebelumnya. Kakaknya pun akhirnya
jatuh terpuruk di lantai karena tak mampu berdiri tegak lag.
Sementara itu, Buron yang kini menggunakan kesaktiannya
secara penuh sedang mengamuk di luar rumah tanpa terlihat
oleh siapa pun. Orang-orang yang berkerumun di luar rumah
hanya melihat kilatan cahaya petir beberapa kali. Seolah-olah
sejumlah guntur sedang menghujani rumah Franni. Suaranya
menggelegar secara beruntun. Mengerikan sekali, sehinga
sebagian besar mereka berlarian masuk rumah siapa saja
yang bisa digunakan untuk bersembunyi.
Blaaar, bllaaar, blegaaar, gleeerr...!
Hanya Fiora yang masih mampu bertahan berdiri dengan
kedua lutut gemetaran la melihat jelas cahaya hijau seperti
seekor naga kecil itu melayang-layang mengelilingi bagian
atas ranjang. Tiba-tiba dari ujung cahaya hijau itu me lesat
sinar putih kebiru-birnan sebesar lidi.
Zlaap...! Sinar panjang itu menuju keatas lurus. Menembus
atap rumah. Tapi tak lama kemudian seperti memantul balik
berupa sinar putih perak yang segera menghantam perut
Franni.
Bleess...!
Tubuh Franni yang pingsan terguncang-guncang, seperti
cacing kepanasan. Kemudian dari jalur keluarnya bayi tampak
muncul gumpalan kabut menyerupaikapas warna abu-abu.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Bluuuss...! Begitu gumpalan kabut itu keluar, cahaya


hijaunya Dewi Ular menyabet dengan cepat bak sabetan ekor
naga sakti.
Bledaarr...! Bledaar...! Bledaaarr...!
Sepuluh kali keluar gumpalan kabut abu-abu, sepuluh kali
pula dihancurkan oleh sabetan sinar hijau. Setelah sepuluh kali
terjadi demikian, maka cahaya hijau itu segera berubah
menjadi sosok gadis cantik yang sangat dikenali oleh Fiora.
Karena setelah sepuluh kali terjadi demikian, tak pernah
muncul lagi gumpalan kabut abu-abu dari tubuh Franni perut
gadis itu pun segera normal kembali. Kempes seperti semula.
Suara guntur di luar rumah sudah berhenti. Dan di depan
mata Fiora cahaya kuning mirip meteor itu menembus atap
rumah, masuk ke kamar itu dan berubah menjadi Buron
kembali dalam keadaan berkulit merah, Seperti kepiting rebus.
Hal itu tidak disaksikan oleh kakaknya Franni karena dia sudah
pingsan lebih dulu saat Franni mengeluarkan gumpalan kabut
abu-abu yang pertama.
"Kesepuluh janin
hancurkan,Ron!"

iblis

itu

sudah

berhasil

kita

"Ya, tap... tapi.... tapi aku terluka, uuhhhk...!" Buron


tersedak. Dari mulutnya keluar darah merah kehitamhitaman.
"Hahh...?!" Fiora terpekik lebih tegang lagi me lihat Buron
rubuh di kaki Kumala, yang sempat tersentak kaget melihat
asistennya tumbang.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

SEORANG eksekutif muda yang masih lajang menelepon


Kumala Dewi sekitar pukul delapan malam. Dari suaranyayang
tergolong empuk untuk jenis suara pria, Kumala segera dapat
membayangkan siapa pria yang meneleponnya itu. Wajah pria
berusia sekitar 30 tahun itu langsung muncul di benak Kumala
sebagai pria ganteng berkumis tipis dengan penampilan yang
cukup gagah dan eksklusif.
"Dondy ini, ya?"
"Benar, Ini aku, Kumala. Aku perlu bantuanmu sekarang
juga!"
Suara Dondy terkesan gugup. Ia dalam ketegangan yang
sangat merisaukan hatinya. Kumala Dewi tak sampai hati
untuk tidak melayani telepon tersebut, sebab Dondy juga
termasuk sahabat baiknya. Dondy pernah diselamatkan
olehnya dari sebuah kasus yang amat misterius, dan hanya
Kumala Dewilah yang mampu menyelesaikan kasus tersebut
secara magis, (Baca serial Dewi Ular dalam episode :
"PERSIDANGAN GAIB").
"Tolong datang kerumahku sekarang juga, Kumala. Adikku
yang sudah setahun lebih meninggal, sekarang hidup lagi, dan
dia ada di rumahku, Kumala. Tapi... tapi aku takut sekali
menghadapinya. Sebab... sebab dia."
"Apakah adikmu itu bernama: Benny?"
"Be... benar! Benar sekali, Kumala. Darimana kau tahu?!"
"Aku akan segera datang!" tegas Kumala tanpa mau
banyak bicara lagi. Apa yang diperkirakan telah menjadi
kenyataan. Ia yakin akan ada pihak yang mengalami kejutan
luar biasa, salah satu anggota keluarganya yang sudah
menjadi mayat sekian lama bangkit kembali. Kumala yakin
orang tersebut pasti bernama Benny. Sebab, dalam
pengakuan singkatnya Franni menyebut-nyebut nama Benny
sebagai pria yang kencan dengannya pada malam sebelum ia

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

mengalami kehamilan gaib itu. Peristiwa tersebut tentunya tak


akan jauh berbeda dengan yang dialami T ante Munna.
Maka, begitu mendapat kabar dari Dondy, anak tunggal
Dewa Permana itu segera pergi menemui adik kandung Dondy
yang sudah lama meninggal dunia. Padahal ia baru saja
pulang dari rumah Franni. Bahkan baru saja selesai mengobati
luka parahnya Buron. Tapi demi memburu tamu alam gaib
yang merasuki mayat Benny, ia tak boleh menunda walau
sedetik pun.
"Aku ikut, Kumala!" usuk Buron.
"Jangan. Kau perlu waktu untuk menghimpun energi
gaibmu kembali yang tadi sempat kering dan hampir hilang
semua itu. Lakukan secepatnya. Biar aku sendiri yang
menemui Benny!"
Memang kecewa hati Buron menerima larangan tersebut.
Tapi ia segera menyadari bahwa ia memang butuh waktu
untuk menghimpun kesaktiannya kembali. Pertarungan
melawan kekuatan gaib yang bertujuan menggagalkan misi
Kumala di rumah Franni itu telah membuatnya nyaris
kehilangan energi gaib. Kesaktiannya hampir terbakar hangus
oleh kekuatan gaib yang dihadapinya. Meski pun ia tahu
bahwa gelombang energi gaib tersebut berasal dari tokoh
yang lebih sakti darinya, tapi demi loya litas dan kesetiaannya
kepada Dewi Ular ia tetap mencoba membendung kekuatan
gaib itu. Jika tidak dibendung dengan kekuatan terakhirnya,
Kumala dapat terluka oleh serangan dari jauh itu. Kegagalan
Kumala Dewi dapat membuat Franni melahirkan bayi-bayi
setan yang berjumlah sepuluh kepala itu.
Seperti apa wajah bayi-bayi setan itu, seandainya mereka
berhasil lahir dari rahim Franni ? Entahlah. Kumala sendiri tak
bisa menggambarkan. Yang jelas, Buron sependapat dengan
analisa dan prediksinya Dewi Ular tadi, bahwa ada pihak yang
sengaja ingin memproduksi keturunan secara besar-besaran.
Tentunya tak lain adalah menguasai kehidupan dimuka bumi,

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dan menyingkirkan seluruh manusia yang selamaini menjadi


penghuni bumi.
"Supaya anak cucunya menyerupai manusia biasa, maka ia
harus menggunakan rahim seorang wanita, dan untuk itu ia
harus menjalin hubungan badan dengan wanita tersebut. Agar
wanita tersebut tertarik dan bergairah, maka ia harus
menjelma sebagai sosok manusia biasa. Yang digunakan
adalah masa kehidupan kaum lelaki yang sudah meninggal
dunia, yang ganteng, tampan, menawan dan menggairahkan
selera para wanita," ujar Kumala Dewi tadi, sebelum
menerima telepon dari Dondy. Menurutnya, akan menguras
energi kesaktian sangat banyak jika harus dilakukan
pencegahan kelahiran bayi-bay i setan itu dengan cara seperti
yang dilakukan terhadap kehamilan Franni maupun Tante
Munna.
"Kita harus bisa melumpuhkan bidang keladinya. Bukan
bayi-bayinya."
tambah
Kumala
tadi.
"Dan,
untuk
melumpuhkan biangnya, tak ada cara lain kecuali dengan
berhadapan langsung dari si penyebar benih itu, yakni yang
menggunakan sosok orang-orang yang telah lama meninggal
dunia"
"Semudah itukah menyelesaikan kasus ini, Kumala?" tanya
Buron yang tadi masih tampak lemah.
Kumala mengakui, memang tidak mudah menyelesaikan
kasus tersebut. Sebab, setidaknya ia harus berhadapan
dengan lawan berilmu tinggi. Tetapi ia akan mencoba untuk
mengadakan semacam bargaiming gaib dengan pihak yang
bersangkutan. Diharapkan bargaiming yang menyerupai
sebuah kompromi gaib itu dapat mengurangi kemuingkinan
timbulnya korban jiwa pada diri orang-orang yang tak
bersalah. Menurutnya, pertikaian secara frontal dengan
lawannya dapat menimbulkan korban jiwa dari pihak orangorang yang kebetulan berada di sekitarnya pada saat terjadi
pertarungan frontal tersebut.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Namun, ternyata konsep kompromi gaib itu pun tidak


mudah dilakukan. Kumala Dewi tak dapat melakukan
perundingan apapun dengan lawannya, sebab bertemu
langsung dengan sang penyebar bibit bayi iblis bukanlah hal
yang mudah. Sepertinya pihak lawan sudah mengetahui
rencana dalam otak Dewi Ular, sehingga ia menghindar lebih
dulu sebelum Dewi Ular dapat beradu muka dengannya
Terbukti ketika Kumala Dewi tiba di rumah Dondy, suasana di
sana semakin tegang. Penuh kengerian dan duka. Benny yang
pada waktu itu masuk ke kamar mandi, setelah digedor-gedor
tak keluar juga, maka kamar mandi itu didobrak oleh, Dondy.
Dan, remyata mereka tidak menemukan Benny. Yang mereka
temukan di dalam kamar mandi itu adalah tulang belulang dari
kerangka mayat Benny dalam pakaian seperti yang dikenakan
Benny semula.
"Yaaah, terlambat aku...!" keluh hati Dewi Ular saat itu:
Dan, seperti peristiwa yang terjadi pada kerangka mayat
Tomhans, radar gaib Dewi Ular tak dapat melacak ke mana
perginya roh gaib yang tadi telah menggunakan raga Benny
sebagai penyamarannya.
Kumala hanya dapat memastikan roh itu sedang mencari
mayat lain, yang semasa hidupnya berpenampilan tampan,
gagah dan jantan. Lalu, roh gaib itu akan mengajak seorang
wanita untuk bercumbu, dan esoknya wanita itu akan
mengalami kehamilan gaib. Ce lakanya, Kumala Dewi tak dapat
memprediksikan, siapa wanita berikutnya yang akan menjadi
korban kehamilan bayi-bay i setan itu?
Melihat
wajah cantik majikannya
menjadi lesu,
menyembunyikan rasa kecewa atas kegagalannya menemui si
penyebar benih iblis itu, Sandhi menjadi ikut prihatin dan
kasihan terhadap majikannya. Ia coba menghibur hati saudara
angkatnya itu dengan kata-kata yang bersifat membangkitkan
semangat heroik, sesuai julukan yang pernah didapatkan
sebagai Gadis Penyelamat bumi.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Kurasa dia kabur karena takut berhadapan dengan


kesaktianmu, Kumala. Mungkin dia ngeri jika berhadapan
dengan dirimu, sebab dia tabu bahwa kamu adalah Gadis
Penyetamat bumi yang kesaktiannya jauh lebih tinggi dari
kesaktiannya. Dia sengaja kabur karena tak sanggup
menghadapi kesaktianmu, Kumala."
Dewi Ular menggelengkan kepala. Lembut. Bibir ranumnya
menyunggingkan senyum tipis. Agak tawar. Rupanya ia segera
dapat menangkap apa makna kata-kata Sandhi itu. Ia harus
kembali bersikap tenang, kalem, berseri-seri penuh
kedamaian, tanpa harus memperlihatkan perasaan hati yang
sebenarnya,
sehingga
Sandhi tak
perlu
berusaha
menghibumya.
"Nggak begitu keadaan sebenarnya, San. Dia kabur bukan
karena takut padaku, tapi karena memang aku terlambat
datang Mestinya aku bisa bergerak lebih cepat lagi, sehingga
sempat memergokinya dalam keadaan menjelma menjadi
seorang pria yang sebenarnya sudah lama meninggal itu."
"Bukan. Masalahnya bukan keterlambatanmu!" Sandhi
tetap menyangkal dan semakin tampak ingin menghapus
kekecewaan majikannya .
"Atau...," kata Kumala. "... ia sengaja mempermainkan
diriku. Ingin menguji kemampuanku sambil unjuk kehebatan
di depanku. Dia bisa jadi sedang melecehkan diriku, San. Tapi
rasa-rasanya aku memang tak perlu merasa terpancing oleh
siasat seperti itu, sehingga mestinya aku tak perlu beremosi,
ya? Kecewa, marah, penasaran dah emosi-emosi lainnya
memang tak seharusnya membuatku gundah atau pun gusar."
"Tapi tampaknya kau akan dibuat sibuk olehnya, yaitu sibuk
memburu siapa dirinya dan di mana keberadaannya setiap
malam. Bukankah begitu?"
"Memang," jawabnya tenang dan bersuara tetap merdu
didengar oleh siapa pun. Sayang, saat ini Kumala hanya

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

berdua dengan Sandhi. Mereka berada dalam BMW


kesayangan gadis itu. Meluncur dengan kecepatan sedang
menuju arah kota hujan; Bogor. Ada apa di sana ?.
Niko Madawi, mantan pria incaran Kumala yang kini berada
di puncak karir sebagai reporter sekaligus pembawa acara
Lorong Gaib di teve swasta itu, baru saja mendapat kabar dari
seorang rekannya tentang kejadian aneh di salah satu wilayah
kota Bogor. la dan beberapa crew liputan Lorong Gaib sudah
sejak tadi meluncur ke sana. Beberapa saat kemudian Niko
merasa perlu memberi kabar kepada Kumala mengenai
kejadian aneh tersebut. Menurutnya, peristiwa misterius yang
terjadi di sana hanya akan tersingkap dan diketahui
kebenarannya
oleh
Kumala
Dewi.
Karenanya,
ia
mengharapkan kehadiran gadis mantan pacar yang kini
menjalin hubungan persaudaraan dengannya itu dapat hadir di
tempat itu. Dengan demikian maka penjelasan Kumala nanti
dapat menjadi pelengkap materi liputan Lorong Gaib-nya.
Sejak pagi masyarakat setempat sudah berkerumunan di
sekitar tempat pemakaman umum. Mereka membentuk
kelompok-kelompok tersendiri yang jumlahnya lebih dari tujuh
kelompok besar. Mereka sibuk membicarakan keanehan yang
terjadi di pemakaman umum itu. Wajah mereka dicekam
kecemasan, ketegangan, tapi juga rasa ingin tahu yang begitu
besar. Hanya beberapa orang saja yang berani berada di areal
pemakaman, termasuk beberapa petugas dari kepolisian
setempat. Niko dan rame-ramenya juga berada di areal
pemakaman, demikian pula Kumala Dewi dan Sandhi yang
baru saja tiba setelah langit menjadi keruh. Ada mendung
membentang di atas sana. Menambah suasana di tempat itu
menjadi lebih seram dan mendebarkan.
Juru kunci makam tersebut bertubuh kurus dan agak
pendek. la akrab djpanggil: Mang Oteb. Usianya sekitar 60
tahun. Rambutnya sudah beruban walau tak rata. Mang Oteb
berkali-kali memberi keterangan pada pihak kepolisian, sampai

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

merasa jenuh. Bibimyacapek bicara. Kering. Tapi ia tetap


harus bicara kepada pihak-pihak yang perlu mendapat
penjelasan darinya, seperti halnya Niko dan Kumala Dewi.
Wajah tuanya tampak lesu, pucat, memprihatinkan sekali.
Tentunya ia mulai letih setelah sejak pagi-pagi tadi hingga
menjelang tengah hari harus bicara terus menerus.
"Kasihan dia...," bisik Sandhi kepada Kumala dengan
maksud supaya Kumala tidak ikut menghujani pertanyaan
kepada Mang Oteb.
Atas seizin pihak kepolisian setempat, Kumala membawa
Mang Oteb ke sebuah warung minuman, letaknya di seberang
jalan. Setelah memberi kesempatan kepada Mang Oteb untuk
minum, merokok dan istirahat sebentar, Kumala Dewi mulai
mengajaknya bicara dengan hati-hati, ramah dan tetap sopan.
Ada kesan hormatnya terhadap orang yang lebih tua, meski
orang tersebut hanyalah penduduk kampung biasa. Tanpa
jabatan apapun selain sebagai seorang juru kunci kuburan
yang tak scberapa luas itu.
"Saya hanya mendengar suara gemuruh sesaat, Non.
Seperti suara pohon pisang rubuh. Saya pikir memang pohon
pisang rubuh, maka saya diamkan saja Nggak saya tengokin.
Apalagi saat itu rasa kantuk saya semakin kuat. Tentu saja
saya memilih lebih baik segera tidur daripada memeriksa
suara gemuruh samar-samar itu."
"Pukul berapa Mang Oteb mendengar suara tersebut?"
"Yaaaah... sekitar pukul satu deh. Hampir pukul dua.
Soalnya, saya pulang dari melek-me lek di tempat hajatan saja
udah pukul dua belas kurang sedikit, Non. Berarti..."
"Selain suara gemuruh, Mamang ada mendengar suara apa
lagi? Coba diingat-ingat dulu deh. Suara apa lagi yang
didengar?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Mang Oteb berkerut dahi, benar-benar mencoba


mengingat-ingat suasana pada malam itu. Sesaat kemudian ia
tampak sangat yakin pada pendapatnya sendiri.
"Nggak ada tuh, Non. Kalau toh ada suara lain, barangkali
saya nggak sempat dengar. Habis, saya cepat pules tidur
sih..."
"Perasaan Mang Oteb sebelum tidur bagaimana? Resah,
takut, curiga, atau merasa ada sesuatu yang nggak enak di
hati, tapi nggak tahu apa artinya, tegitu?"
"Hmmmm ...." ia diam sebentar, lalu melanjutkan
jawabannya. Sebentar-sebentar saya merasa merinding di
sekujur tubuh. T api saya nggak ngerti apa penyebabnya, Non.
Sampai-sampai hati saya bertanya-tanya sendiri, ada apaan
sih ini kok dari tadi gue merinding-merinding terus ? Tapi
karena saya pikir malam itu anginnya agak kencang dan
udaranya dingin, maka saya anggap merindingnya badan saya
itu akibat hembusan angin malam, Non."
"Apakah Mang Oteb nggak mendengar suara anjing
menggonggong?"
"Hmmm... seingat saya siiiih... O, ya! Benar, Non. Saya
sempat mendengar suara anjing menggonggong beberapa
kali, tapi setelah itu nggak peduli lagi. Saya nggak perhatikan
sampai kapan suara gonggongan anjing dari rumah sebelah
wetan sana itu berhenti. Habis, saya pikir... itu hal yang biasabiasa aja sih "
"Ada tercium bau
kemenyam dan..."

sesuatu? Msalnya,

bau

bangkai,

"Bau kembang kamboja. Cuma itu. Dan, saya sudah


terbiasa dengan wewangian bunga seperti itu, sebab saya
sadar bahwa saya tinggal tak jauh dari tanah pemakaman ini,
Non"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Begitu ada kesempatan Sandhi mengajukan saran kepada


Kumala lewat bisikan dari belakang gadis itu.
"Ada baiknya kalau kau buka radar gaibmu untuk
memantau suasana sekitar sini."
"Udah," jawab Kumala pelan sekali. "Tapi nggak ada tandatanda gaib yang mencurigakan kok."
Dewi Ular dan Sandhi segera menemui Niko yang masih
sibuk mewawancarai beberapa penduduk setempat. Setelah
menyarankan Niko dan juru kameranya mengikutinya, Kumala
pun menuju ke areal pemakaman. Mendekati salah satu
kuburan yang kini telah menjadi lubang besar tanpa isi.
Menurutnya, wajar saja suasana menjadi gempar dan
mencekam, karena separoh lebih dari jumlah makam yang ada
di situ kini telah kosong tanpa sepotong mayat pun di
dalamnya. Makam-makam yang kehilangan penghuninya itu
menganga lebar seolah-olah mayat yang semula terkubur di
situ bangkit secara serentak tanpa digali lebih dulu. T anahnya
berhamburan ke mana-mana.
Siapa pencuri mayat-mayat itu, belum jelas identifikasinya.
Ke mana perginya mayat-mayat tersebut pun belum bisa
dilacak baik baik oleh pihak kepolisian maupun oleh kekuatan
supranaturalnya Dewi Ular. Mereka hanya bisa mengenali
bahwa kuburan yang terbongkar dan kehilangan mayatnya itu
semuanya adalah jenis kuburan seorang lelaki muda. Melihat
penggalian makam tidak menggunakan alat apapun, beberapa
orang yang mempercayai dunia gaib menyimpulkan bahwa
mayat-mayat itu diangkat dari liang kubumya menggunakan
kekuatan ilmu hitam.
"Barangkali mereka dicuri secara serentak, yaitu pada saat
Mang Oteb merasa mendengar suara gemuruh seperti pohon
rubuh itu," ujar beberapa orang yang secara tak langsung
telah dibenarkan oleh Kumala Dewi. Sebab pendapat seperti
itu tidak disangkal sedikitpun oleh Kumala yang
mendengarnya berkali-kali.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Hanya saja, untuk mengenali kekuatan ilmu hitam jenis apa


yang digunakan untuk membongkar makam-makam itu secara
serentak, Kumala Dewi mencoba memanfaatkan salah satu
makam yang terganga lebar dengan tanah dan nisan
berharnburan itu. Kumala menyuruh juru kameranyaNiko
untuk mengarahkan kamera ke lubang bekas makam tersebut.
Dengan suatu kekuatan batin tingkat tinggi yang disalurkan
melalui telapak tangannya, Kumala dapat membuat kilatan
cahaya hijau lebar dalam sekejab telah menyinari lubang
tersebut.
"Hahh...?! Kok... kok jadi begitu tanahnya, Nik...?!" juru
kamera itu tersentak kaget. Wajahnya menjadi tegang.
Kumala menyarankan agar kamera tetap harus merekam
perubahan apapun yang terjadi di sekitar lubang bekas
makam.
Beberapa orang di sekitar lubang itu merasa heran atas
reaksi kagetnya si juru kamera tadi. Niko, Sandhi, dan
beberapa orang lainnya tidak melihat kejanggalan yang
mengejutkan di sekitar tanah yang tadi seperti terkena kilatan
cahaya lampu blizt hijau dari telapak tangan Kumala. Tanah
tetap kering dan berantakan. Tetapi melalui lensa kamera
dapat dilihat bahwa tanah tersebut sebenarnya berubah
warnanya, dari coklat menjadi merah, dan akhirnya membara.
Seolah-olah Iubang itu adalah bentangan besi yang
terpanggang api hingga meleleh dan membentuk rongga
besar di bagian tengahnya. Hal yang sama terjadi pula pada
tiap-tiap makam yang terbongkar dan direkam menggunakan
lensa kamera video.
Para petugas kepolisian dan beberapa orang terkemuka di
wilayah
tersebut
saling
terperangah terheran-heran
menyaksikan hasil rekaman kamera tersebut Mereka bertanyatanya, mengapa yang tampak pada layar kaca bukan kuburankuburan yang terbongkar, melainkan bongkahan-bongkahan
bara api yang meleleh terus menyerupai lahar ?

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Itu menandakan bahwa kekuatan ilmu hitam yang


digunakan untuk membongkar makam dan mencuri mayatnya
adalah jenis ilmu hitam tingkat tinggi," kata Kumala
menjelaskan. "Manusia di muka bumi ini belum ada yang
memiliki kekuatan gaib hitam setinggi itu. Hanya bangsa jin
dan iblis yang memiliki jenis kekuatan gaib hitam seperti yang
terekam kamera ini."
"Jin...?! Jadi, yang mencuri mayat-mayat di sini adalah
bangsa jin ? Benar begitu, Nona?!"
"Sepintas memang kelihatannya begitu. T api sesungguhnya
jenis kekuatan gaib tertingginya bangsa jin memiliki ciri-ciri
tersendiri, yaitu tidak meleleh terus menerus seperti lahar
begini, Pak. Hanya kekuatan tertinggi atau kesaktiannya para
iblislah yang akan tampak menyerupai adonan bubur besi
panas dan selalu meleleh terus, berubah-ubah bentuknya."
"Wow...?! Kalau begitu mayat-mayat yang malang itu
adalah mayat-mayat yang dicuri oleh iblis ?!" gumam
beberapa orang bernada tegang.
Kumala segera mengarahkan pembicaraannya kepada
komandan polisi yang kebetulan ikut hadir di situ, lima menit
yang lalu.
"Sebaiknya perlu disarankan kepada seluruh penduduk di
sekitar sini, terutama pihak keluarga dari mayat-mayat yang
hilang itu, untuk tidak mendekati anggota keluarganya yang
sudah meninggal tapi terlihat nyata hidup kembali."
"Mengapa begitu?"
"Siapa pun orangnya yang sama-sama diketahui sudah
lama meninggal, lalu tampak hidup kembali seperti biasa,
maka sesungguhnya dia adalah kekuatan iblis yang hidup dan
berjalan, membaur menjadi satu dengan kehidupan manusia
biasa. Cepat atau lambat ia akan memakan korban, entah
dengan cara bagaimana. Jadi, sebaiknya kemunculan orang
seperti itu segera dihindari jauh-jauh. Lebih baik bersikap

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

seolah-olah tak pernah mengenalnya, daripada bersikap


sangat mengenalnya, sangat merindukannya, tapi akhirnya
akan menjadi santapan keganasannya."
"Apakah dia akan memakan kita yang hidup ini, Nona?"
"Bisa saja begitu. Atau dengan cara lain Khususnya kaum
wanitanya, jangan sekali-sekali tergiur oleh bujuk rayu orang
yang belum dikenal atau yang bersedia, maaf... kencan
dengan lelaki seperti itu. Sebab, dia akan menjadi penabur
benih iblis. Wanita itu akan hamil dalam sehari semalam, lalu
akan melahirkan anak-anak iblis dalam jumlah sepuluh anak
dalam satu kali kelahiran."
"Gila.,?!" Lalu, terdengar suara decak mereka dan gemuruh
kecil seperti suara lebah.
Mendung semakin tebal. Warna hitamnya kian menutuji
cahaya terang sang matahari. Suasana alam menjadi remangremang, seperti suasana menjelang petang tiba. Hembusan
angin pun cukup kencang, membuat bulu kuduk orang yang
masih ada di sekitar tempat pemakaman itu menjadi
merinding hati mereka diliputi kecemasan yang tidak menentu,
sehingga mereka memilih untuk secepatnya pulang daripada
harus berlama-lama di sekitar tempat pemakaman itu.
"Dewi, masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan
padamu. Haammm...tapi kelihatannyakamu sudah mau buruburu kembali ke Jakarta, ya? Bagaimana kalau aku numpang
mobilmu, supaya kita bisa lakukan pembicaraan lebih dalam
lagi mengenai kasus ini?"
"Kau selalu saja punya ide cemerlang untuk kepentinganrnu
sendiri, Nik," sambil bibir ranum menggemaskan itu
menyunggingkan senyum bersahabat.
"Boleh nggak aku numpang mobilmu?!" Niko berlagak
kesal.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Buat seorang sahabat konyol macam kau, apa sih yang


nggak kubolehkan? Semuanya selalu kubolehkan. asal jangan
muntah di dalam mobilku, ya?!"
Niko Madawi tertawa spontan mendengar kelakar Dewi Ular
itu. Sandhi sendiri ikut tertawa geli karena tak pernah
menyangka akan mendengar guyoran seperti itu dari mulut
majikan cantiknya. Mereka segera meninggalkan tempat
pemakaman umum, sementara mobil unit-nya Niko sudah
berangkat, lebih dulu, membawa juru kamera dan beberapa
crew fainnya.
Hujan pun turun. Cukup deras. Bahkan disertai hembusan
angin menyerupai badai kecil. Tampaknya bukan hanya hujan
yang turun, tapi kabut pun mulai turun merambah permukaan
bumi. Mengganggu pandangan setiap pengemudi mobil yang
melintas di tengah derasnya curah hujan saat itu. Meski pun
BMW hijau giok sudah memasuki jalur tol di saat hujan
menjadi deras, namun Sandhi justru semakin berhati-hati
dalam mengcmudikan sedan mewah tersebut. Kabut dan
hujan membutuhkan ketajaman penglihatannya, memertukan
pemusatan konsentrasinya, sehingga percakapan Kumala
dengan Niko pun tidak bisa disimaknya dengan baik.
"Hey, tunggu...! Kurangi kecepaian mobil ini, San!"
Tiba-tiba Dewi Ular memotong kata-katanya sendiri. Ia
seperti merasakan ada suatu kejanggalan yang perlu
mendapat perhatian secepatnya. Sandhi dan Niko hanya diam
terbengong. Heran dan kebingungan. Kumala diam agak lama,
membuat mereka menjadi sangat penasaran.
"Ada apa sih?! Jangan bikin tegang syarafku kamu,
ya?!"geramNiko.
"San... cobalah menepi dan lebih pelan lagi!" Kumala justru
menyarankan Sandhi untuk membawa mobil ke tepian jalan.
Hujan deras semakin lebat. Bergemuruh gaduh seperti detak
jantung Niko.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Pandangan di depan makin..kabur," Sandhi mengeluh,


mobil berjalan lebih pelan lagi.
"Apakah kalian bisa merasakan getaran roda di permukaan
jalan datar ini?" tanya Kumala. Mereka sama-sama diam
sesaat, lalu Sandhi menjawab pertanyaan tersebut.
"Aneh? Sepertinya tak ada getaran roda menggelinding
dijalanan, ya Nik? Mulus banget laju mobil ini?!"
"Hmm, eeh, hmm...," Niko sulit berkomentar, karena detak
jantungnya semakin lebih cepat dan lebih kuat sentakannya.
"Lihat samping, Nik," saran Kumala. Niko yang ketakutan
itu menyeringai dengan mata mengecil. Kaca buram karena
kabut dan air hujan membuatnya sulit memandang ke luar
mobil.
"Ak... aku... nggak bisa me... melihat keluar, Dewi!"
"Astaga!" sentak Sandhi setelah melirik kesisi kanannya.
"Apaan sih, San?!" bentak Niko yang terlonjak kaget oleh
suara sentakan Sandhi tadi.
"Lihatlah sendiri, Nik... mobil ini rodanya nggak menyentuh
jalan. Mobil ini mengambang setinggi... setinggi... hampir satu
meter dari permukaan jalan?! Dan, ooh...?! Ya, ampuun...?!
Menjadi semakin lebih tinggi lagi, Niko!"
"Yaaaah, gimana ini, Wi?!" Niko merintih ketakutan Kumala
Dewi melemparkan pandangan ke arah luar, dari sisi kanan,
kiri, depan dan belakang. Lalu, terdengar suaranya yang pelan
bernada tenang, tapi kentara kalau sedang menyembunyikan
ketegangan.
"Ada yang menghambat perjalanan kita. Mungkin
bermaksud main-main atau ingin berkenalan dengan kita.
Nggak apa-apa. Jalan terns saja, San. Anggap saja sedang
berjalan di jalanan biasa. Aku akan tangani masalah ini
secepatnya."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Ta... tapi.... tapi mobil ini nggak bisa berhenti, Mala


Remnya bolong nih...!"
"Hahh...?!" Yang benar aja kamu, San?!" sentak Niko
semakin gemetar. Ia melirik kaki Sandhi yang menginjak pedal
rem. Disentak-sentakkan hingga membentur dasarnya. Tapi
mobil tak mau berhenti. Tetap meluncur mulus, seperti kapas
tertiup angin. Setir mobil pun agaknya mulai tidak berfungsi
lagi. Keringat dingin Niko mulai mengucur membasahi sekujur
badannya. Mesin mati mendadak. Begitu pula halnya dengan
AC mobil. Padam.
Mobil itu melayang dalam satu hempasan stabil ke arah
depan. Sandhi dan Niko tercekam ketakutan, sementara
Kumala Dewi duduk bersandar dengan mata terpejam. Tak
bergerak tak bersuara sedikit pun. Menyerupai orang tidur
dalam posisi duduk. Niko dan Sandhi tak dapat menduga apa
yang akan dilakukan Kumala saat itu.
Di antara deru suara hujan, Sandhi sempat mendengar
instruski Dewi ular dengan nada tegas sekali.
"Lepaskan gas, lepaskan stir!"
Sandhi mengikuti instruksi yang diucapkan dengan mata
masih terpejam. Hening sesaat. Yang terdengar napas
ketakutan dua pemuda berkeringat dingin. Tercium aroma
wangi khas dari tubuh si Dewi Ular mulai mengeluarkan
keringat. Niko dan Sandhi sama-sama mengetahui tandatanda seperti itu, yang artinya sedang tetjadi proses
pengerahan hawa sakti dalam diri Dewi Ular.
Beberapa saat kemudian terdengar suara kaki Dewi Ular
dihentakan ke lantai mobil.
Duuhk...! Saat itu juga mobil yang mesinnya mati itu
bergerak melaju sangat cepat bagaikan roket.
Wuusst...! Sandhi dan Niko terpekik sambil berusaha
berpegangan apa saja. Mereka tak sanggup melihat kecepatan

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

gerakan mobil itu yang menembus gumpalan kabut misterius.


Mereka memejamkan mata kuat-kuat sambil masih berteriak
bagaikan naik jet-coaster.
"Hoooaaaawww.. .!"
Praaaang....! Pyaaaarrr... !
"Mati akuuuu...!!" jerit Niko sambil menggigil, berlutut di
lantai depan jok belakang. Ia menyangka mobil itu hancur
berkeping-keping karena menabrak bukit karang. Ternyata
tidak demikian kejadian sebenarnya. Mobil itu justru
membentur keras lapisan bening menyerupai dinding
akuarium. Lapisan aneh itu pecah seketika. Tapi serpihannya
lenyap tanpa bekas. Sedan mewah itu dalam keadaan tetap
mulus tanpa luka goresan sedikit pun. Lalu, tahu-tahu mobil
sedan berhenti di pinggiran jalan tol jurusan Bogor-Jakarta.
Berhenti tepat di tepi jalan.
"Sudah...," kata Kumala sambil menghembuskan napas
lega. "Kita sudah bebas dari jebakan dinding gaib! Nik, San...
kalian nggak apa-apa kan?"
"Nggg..,. nggg.... nggaaaak.!" mereka menjawab dengan
ngos-ngosan. Lemas semua persendian tulangnya. Tapi kini
merasa sangat lega karena ternyata mereka tidak mengalami
cedera apapun. Mereka justru heran melihat suasana di jalan
tol saat itu ternyata kering kerontang, tanpa setetes hujan
pun. Cahaya senja masih cukup terang menyinari bumi.
"Apa yang kita alami sebenarnya, Dewi?!"
"Aku benar-benar sedang diuji oleh 'tamu' kita dari alam
gaib itu. Ck, ck, ck...! Kelewatan sekali. Dia anggap aku in
ibarang mainannya?!" Kumala geleng-geleng kepala.
Tersenyum getir.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

5
TERNYATA bukan hanya di daerah kota Bogor saja yang
mengalami peristiwa aneh itu. Di daerah pinggiran kota
Jakarta pun telah terjadi peristiwa serupa. Tempat
pemakaman umum kehilangan mayat-mayat penghuni
makamnya. Jumlahnya lebih dari dua puluh makam. Tak satu
pun paranormal yang berhasil mengetahui ke mana perginya
mayat-mayat yang dicuri dari liang kuburnya itu.
Bahkan telepon dari Mbak Mer menyebutkan, di daerah
Bekasi juga terjadi pembongkaran beberapa makam yang
hingga lewat petang belum berhasil diketahui s iapa pelakunya,
di mana mayat-mayat itu disembunyikan, dan sulit diterka
motifasinya. Rata-rata mayat yang hilang adalah pria yang
tewas dalam usia 20 sampai 30 tahun. Ada yang sudah
menjadi kerangka, ada yang masih tersisa pembusukannya,
ada pula yang baru dua tiga hari di makamkan di pemakaman
tersebut.
"Pasti akan teijadi sesuatu dalam dua-tigahari lagi. Mungkin
malam ini pun aksi gila dari alam iblis itu akan diawali," kata
Kumala Dewi setelah sampai pukul sembilan malam ia masih
belum bisa melacak di mana 96 mayat-mayat itu bersembunyi.
Buron pun merasa jengkel, karena ia gagal menemukan
getaran gaib yang semestinya dimiliki oleh mayat yang bangkit
dari kuburnya dan menjelma menjadi manusia biasa itu.
"Sepertinya mereka memiliki ilmu penyamaran yang sangat
sempuma, Kumala. Mereka mampu menyembunyikan
gelombang gaibnya, sehingga kita sulit menemukan satu pun
dari sosok penjelmaannya! Biadab betul dia itu!" geram di
mulut Buron semakin keras. Ia tampak jengkel sekali, tapi
tidak tahu harus ke mana melampiaskan kejengkelannya itu.
"Dia memprotek penjelmaannya. Seharusnya aku bisa
menembus proteksinya itu. Tapi ternyata tidak, kan? Rasarasanya aku harus meminta bantuan Kahyangan, Buron"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Ya, lakukan itu secepatnya sebelum segalanya menjadi


semakin berantakan, Kumala'" tegas Buron memberi
dukungan kuat atas gagasan Dewi Ular itu.
Seberkas-sinar hijau tampak melesat ke langit. Sinar itu
berbentuk seperti bola pingpong. Kecepatannya sangat luar
biasa. Semakin tinggi semakin indah bentuknya. Sinar itu
dapat dilihat dengan mata orang biasa. Tak heran jika malam
itu banyak orang yang terkagum-kagum memandangi sinar
yang keluar dari halaman belakang rumah Kumala. Mereka
menyangka sedang melihat pertunjukan kembang api di
angkasa.Mereka tidak mengetahui bahwa sinar itu adalah
isyarat panggilan dari Kumala kepada pihak Kahyangan. Ia
memanggil ibunda atau ayahbundanya agar datang ke bumi
untuk membantu menghadapi misteri dari alam gaib itu.
Satu jam setelah itu, terdengar suara gemuruh dari
berbagai tempat. Sandhi dan Buron bergegas keluar rumah.
Mereka ada di halaman belakang, depan bangunan tanpa
dinding yang disebut pendapa. Suara gemuruh itu juga
memancing perhatian Dewi Ular yang segera keluar dari
kamar, lalu bergabung dengan Sandhi dan Buron. Pada saat
itu Sandhi dan Buron memandang ke sana-sini,
memperhatikan setiap pohon atau tanaman yang ada di
sekelilingnya.
Ternyata suara gemuruh itu berasal dari gesekan daundaun pepohonan. Setiap pohon yang ada di sekitar tempat itu
bergetar, terguncang-guncang dengan sendirinya. Tanpa ada
hembusan angin yang kuat. Biasanya pepohonan akan
terguncang jika angin berhembus kencang dan kuat, seperti
badai. Tapi kali ini pepohonan terguncang tanpa hembusan
angin seperti itu. Justru angin bertiup sangat lamban. Nyaris
tak terasa hembusannya.
"Aneh sekali?! Setiap pohon bergetar seperti ada tangan
raksasa yang mengguncang-guncang akarnya?!" ujar Sandhi
ketika Kumala Dewi mendekati mereka.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Kumala hanya tersenyum manis. Memandangi setiap


tanaman dengan wajah berseri-seri. Melihat ekspresi wajah
Kumala seceria itu, Buron yang semula berkerut dahi melihat
getaran pohon kini kerutan dahinya itu hilang. la
menghembuskan napaslega. la tahu bahwa saat itu tidak ada
sesuatu yang perlu dicemaskan karena ekspresi wajah Kumala
kelihatan ceria.
"Ada apa ini sebenarnya, Kumala?!" desak Sandhi yang
agak kesal karena Kumala sejak tadi tidak memberikan
keterangan apapun. Padahal Sandhi menganggap gemuruh
guncangan tiap pohon itu merupakan tanda-tanda bahaya
yang semestinya patut dicemaskan.
"Nggak ada apa-apa. Tenang saja, San," sambil Kumala
menuju ke tangga pendapa. Di sana ia sengaja duduk dengan
santai, seakan menunggu sesuatu yang akan menyenangkan
hatinya.
"Nyalakan lampu taman yang sudut sana, Ron!" perintah
Kumala dengan kesan familiar sekali. Buron bergegas menuju
saklar listrik.
"Kenapa
penasaran.

kau

senyum-senyum

terus?"

tegur

Sandhi

"Ada yang mengajak kita bermain-main"


"Maksudmu?"
"Aku sedang digoda."
"Siapa yang menggodamu?"
"Pohon-pohon itu sengaja diguncang-guncang untuk
memancing perhatianku, sekaligus memberitahu bahwa dia
akan datang."
"Dia siapa?!" geram Sandhi jengkel.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Tuh...!" Kumala menunjuk dengan meruncingkan


mulutnya. Arah yang ditunjukkan itu menjadi pusat perhatian
Sandhi.
Pada ujung salah satu pohon tampak setitik cahaya biru
berkilauan. Cahaya itu menyerupai kunang-kunang . Pada saat
cahaya biru mekar menjadi besar, seluruh tanaman berhenti
dari guncangan. Lalu, cahaya tersebut melesat dari atas pohon
dan mcngambang di udara depan Kumala dan Sandhi. Cahaya
tersebut makin lebar, seperti menjulurkan kakinya hingga
menyentuh rerumputan. Sekejap kemudian cahaya itu
membias cepat.
Claap...! Sandhi menarik mundur badannya dengan tangan
melindungi mata. Silau. Tapi setelah itu cahaya tersebut
padam. Hilang. Dan, berganti sosok pemuda tampan berjubah
hijau dengan dalaman putih berhias benang emas. Aroma
wangi sensual menyebar kemana-mana.
Buron yang berada tak jauh darinya buru-buru berlutut
penuh hormat kepada tamu tampan berdagu belah itu. Sandhi
terpukau tak bisa berkedip memandangi ketampanan sang
tamu yang berperawakan tinggi, tegap dan gagah.
"Selamat datang di gubukku ini, Argon."'
"Tak perlu bersikap hormat seperti itu. Justru akulah yang
sepatutnya membungkukkan badan untuk menghormati gadis
penolongku ini, Sayangnya aku lupa membungkukkan badan,
dan ....."
"Ah, sudahlah!" Kumala Dewi memotong kata-kata
tamunya Tanpa sungkan-sungkan ia menarik tangan si
tampan agar duduk sejajar dengannya di tepian lantai
pendapa itu.
"Ooo... dialah yang disebut Dewa Argon?! "gumam hati
Sandhi. "Pantas Buron langsung berlutut memberi hormat?!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Argontara Bhisma, adalah Dewa Pengembara yang pernah


ditolong Kumala ketika ia terkena Pedang Hampa, pusakanya
Dewa Kegelapan, (baca serial Dewi Ular dalam episode:
"RAHASIA ANAK NEKAKA"). Argon sebenarnya sudali berusia
sangat tua.Tapi ia dan keluarganya dianugerahi kesaktian
awet muda, sehingga penampilannya selalu tampak muda,
seperti baru berusia 21 tahun. Padahal dia dewa yang lebih
tua dari ayah Kumala dan kesaktiannya pun satu tingkat di
atas ayah-ibunya Kumala Dewi. Hanya dialah satu-satunya
Dewa yang bersuara romantis dan konon sampai sekarang
masih single.
Itulah sebabnya Kumala tadi sempat memberi sikap hormat
kepada Argon, walau sebenarnya Argon menolak hormat
Kumala. Sebab, ia pernah bersumpah akan menghormati siapa
pun yang bisa memulihkan dirinya dari kehampaan fisik akibat
terkena Pedang Hampa dulu. Karenanya, ia lebih hormat
kepada Kumala daripada Dewa Permana dan Dewi Nagadini,
ayah-ibunya
Kumala.
Pada
dasarnya
Kumala
tak
mempedulikan sumpah itu. la sudah cukup senang dapat
berkenalan dengan Dewa Argontara Bhisma itu. Hatinya
sampai sekarang masih diliputi debar-debar keindahan jika
mendengar suara romantisnya si dewa pengembara.
"Kebetulan aku sedang melintasi batas kehidupan malam
ini, dan kutangkap tanda panggilanmu itu, Dewi. Aku yakin
kau dalam kesulitan, sehingga mengirim tanda panggilan ke
Kahyangan. Oleh Sebab itulah aku datang kemari walau
sebenarnya tidak kau undang, Dewi."
"Kau memang dewa tampan yang lancang, Argon. Tapi...
ya sudahlah. Aku nggak perlu menghukummu, bukan?"
"Kalau memang kau rasa perlu menghukum atas
kelancanganku, silakan saja. Aku siap menerima hukumanmu,
Dewi jelita."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Kalau aku harus menghukummu, lantas hukuman apa


yang pantas kujatuhkan untuk dewa romatis macam kamu ini,
Argon?"
"Terserah. Hukuman cium sampai pagi ? Memelukmu
sampai..."
"Ahhh, nggak, nggak...!" Kumala buru-buru menolak
dengan tawa merdunya yang menyenangkan hati siapa pun
yang mendengarnya. Ia menambahkan kata dalam kelakarnya
itu.
"Dicium kamu bisa mampus selamanya aku!"
"Kok mampus?"
"Ketagihan!"
Tawa kerinduan penuh kekeluargaan itu akhirnya berhenti
dengan sendirinya. Sandhi dan Buron menjauhi tempat itu
setelah saling bertegur sapa secara basa-basi dengan Dewa
Argontara Bhisma. Mereka berdua menunjukan sikap tahu diri,
sehingga Kumala tak perlu lagi mengeluarkan perintah
diplomatis untuk Sandhi dan Buron.
"Ar, sebenarnya aku membutuhkan bantuan ayah bundaku,
karena saat ini aku sedang dikerjain mahluk dari seberang
neraka sana."
"Oh, siapayang ngerjain kau itu sebenarnya? Apa yang
telah dilakukannya terhadap dirimu, Dewi? Jelaskan, biar aku
yang menindaknya sekarang juga!"
Meski suaranya tetap romantis, namun mengandung
kemarahan yang terpendam. Argontara menjadi geram
mendengar Dewi Ular ada yang mengganggu. Ia tampak tak
rela jika putri tunggal kerabatnya itu diusik ketentramannya
oleh siapa pun. Kumala Dewi buru-buru menenangkan agar
kemarahan Argon tak semakin membesar lagi. Ia
menceritakan secara singkat kondisi kehidupan manusia bumi
yang sedang menghadapi teror gaib itu.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Kalau begitu begini saja, Dewi...," Argon menarik napas


dalam. "Aku akan pancing dia keluar dari persembunyian
gaibnya. Pancinganku ini akan membuat ia murka dan
menampakkan diri. Dia tak akan bisa berlindung lagi dari
wahana gaib, yaitu wahana yang membuatnya tak dapat
ditembus oleh teropong mata dewantara !"
"Terserah kau saja, Argon. Lakukan apa yang terbaik demi
menyelamatkan kehidupan manusia di bumi ini."
"Akan kulakukan yang terbaik untukmu, Dewiku," sambil
menyunggingkan senyuman yang sangat mendebarkan hati
Dew Ular.
Kemudian dewa romantis itu berdiri di tempat terbuka.
Kedua tangannya direntangkan sejajar pundak. Lalu, setiap
ujung jarinya mengeluarkan asap biru yang menyemburkan ke
atas, makin lama makin tebal. Mulutnya menghembuskan
napas, tapi yang keluar adalah hembusan angin kencang
menyerupai badai. Gemuruh suara angin membuat
dedaunanpun beterbangan dan asap tebal menyebar ke
mana-maaa. Asap itu kini merata, melapisi seluruh udara di
ibukota. Bahkan lebih dari batas Jakarta. Baunya wangi aneh,
mirip kapur barus, tapi juga seperti bau daun teh kering. Siapa
pun yang menghirupnya akan bergidik merinding bulu
kuduknya.
"Dari tadi aku kok jadi sering merinding sih? Kenapa, ya?"
tanya seorang wanita kepada pria muda di sampingnya. Pria
muda berusia sekitar 25 tahun itu senyum-senyum penuh arti
pribadi.
Wanita itu usianya juga masih tergolong muda, sekitar 28
tahun. Tapi statusnya memang sudah janda. Belum sempat
punya keturunan. Ia sering dipanggil dengan nama panggjlan:
Yayah.
Sementara si anak muda yang ada bersamanya mengaku
bernama Rio. Lumayan ganteng, dan berkulit bersih. Mereka

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

saling kenal belum lama. Sekitar dua jam yang


adalah pelayan di rumah Nyonya Sofi. Malam
keluarga Nyonya Sofi keluar kota karena ada
meninggal dunia. Rumah dipercayakan kepada
Mang Usep.

lalu. Yayah
itu seluruh
famili yang
Yayah dan

Tapi karena Mang Usep memanfaatkan peluang untuk


pulang ke rumah adiknya, menengok anaknya yang dititipkan
di rumah adiknya, di Tangerang, besar kemungkinan Mang
Usep akan pulang.besok siang. Maka, Y ayah pun mempunyai
peluang tersendiri yang sangat rugi jika tidak digunakan
sebaik-baiknya. Yayah bertemu dengan Rio di sebuah ruko,
ketika ia membeli lauk untuk makan malamnya sendiri.
Penampilan Rio yang memikat dengan keramahanrya yang
menggoda hati janda muda itu, akhirnya Yayah berusaha
menjerat hati Rio. Dia berhasil membawa pulang Rio dengan
alasan untuk diajak makan malam bersama.
"Apa kamu akan dimarahi orang tua kalau malam ini kamu
nggak pulang ke rumahmu, Rio?"
"Kurasa nggak, Mbak. Aku sudah sering menginap di rumah
teman kok. Memangnya kenapa kok Mbak Yayah bertanya
begitu?"
"Hmmm, hmmm, eeh...," Yayah tersenyum-senyum nakal.
Rio diam memperhatikan dengan senyum tipis menghias
wajah tampannya. Hati Yayah saat itu berdebar-debar penuh
harapan cinta.
"Kalau kamu kuminta menemaniku ma lam ini, apakah
keberatan? Soalnya, aku menjaga rumah ini sendirian, Rio.
Mang Usep udah jelas nggak pulang. Baru saja kau sendiri
tahu aku menerima kabar dari Mang Usep lewat te lepon, kan?
Aku takut kalau tidur sendirian di rumah sebesar ini, Rio.
Maukah kau menemaniku?"
"Boleh saja, Mbak. Tapi kalau tidur sendirian, aku juga
takut."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Tentu saja kamu nggak tidur sendirian dong. Tidur di


kamarku, bersama aku juga. Mau?"
Rio mengangguk dengan senyum semakin nakal. Yayah
menerima senyuman itu sebagai sebuah peluang yang lebih
besar lagi untuk menikmati kemesraan. Ia sudah lama tak
menikmati hangatnya pelukan lelaki, sehingga malam itu ia
akan memanfaatkan sebaik mungkin peluang yang ada Maka,
dengan tawa genit dan genggaman tangan hangat ia
membawa Rio masuk ke kamar tidurnya. Di sana hanya ada
sebuah ranjang dari dipan kayu berkasur empuk. Sebuah meja
dan dua buah kursi sederhana sebagai pelengkap isi kamar
tidurnya.
"Nah,disinilah aku tidur. Kau juga akan tidur disini juga,"
seraya ia menarik tangan Rio agar ikut duduk bersamanya. Ia
duduk di tepian ranjang, sementara Rio akhimya ikut pula
duduk sejajar dengannya. Pintu kamar sudah ditutup sejak
tadi, walau belum terkunci rapat. Tapi agaknya Yayah sudah
tak mampu menahan diri untuk berlama-lama mengulur
waktu. Ia segera memancing reaksi Rio lebih berani lagi
dengan mengusap-usap pangkuan Rio.
"Kamu pernah tidur dengan wanita sebelum ini?"
"Belum, Mbak"
"Bohong."
"Iya. Sungguh. Belum pernah kok, Mbak."
"Tapi kamu tahu dong, bagaimana seharusnya seorang
lelaki jika tidur bersama seorang wanita yang merindukan
kehangatan asmara lawan jenisnya? Hmm? Tahukan?"
Rio berlagak bodoh. Ia menggelengkari kepala sambil
tertawa malu.
"Apa yang harus dilakukan seorang lelaki jika tidur dengan
lawan jenisnya, Mbak?"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Yang jelas, ya harus memberikan sentuhan hangat dong."


"Sentuhan hangat seperti apa sih, Mbak?"
Yayah tertawa cekikikan, antara girang dan merasa lucu
mendengar pertanyaan polos seperti tadi.
"Sentuhan hangat itu yaaah... seperti misalnya sebuah
kecupan di bibir, kecupan di leher, dan..."
"Contohnya bagaimana, Mbak?" pancing Rio.
"Masak aku yang harus memberi contoh. Kamu sendiri
dong yang mestinya punya keberanian memberi contoh
padaku."
"Tapi aku kan belum pernah sama sekali, Mbak?"
"Hmm... ! " Yayah mencibir, lalu memeluk sambil tertawa
cekikikan lagi. Wajahnya tepat berada di leher Rio. Bibirnya
sengaja didesakkan hingga menyentuh leher Rio, dan pemuda
itu menggelinjang kegelian sambil. tertawa lirih. Yayah
sengaja mendesak, menggoda dengan ciumannya agar Rio
makin menggelinjang. Rio benar-benar makin meronta, Yayah
mempertahankan dengan memegangi kedua tangan Rio.
Akhirnya tangan Rio tanpa sengaja masuk ke balik daster yang
dikenakan Y ayah. Pada saat itu juga tangan Rio ditahan kuatkuat oleh Yayah agar tak perlu keluar lagi dari dalam
dasternya.
Sambil asyik beraksi dengan jari-jarinya, Rio akhirnya
melumat bibir Yayah. Dengan ganas, Yayah membalasnya,
seperti musafir yang kehausan di padang pasir dan kini
menemukan oase yang menyegarkan. Akhirnya mereka
berguling-guling di atas pembaringan.
Kencan penuh gairah pun segera terjadi. Yayah bebas
bergerak, ia merasa hanya berdua di rumah itu, sehingga tak
segan-segan untuk mengerang atau memekik saat merasakan
nikmatnya kencan bersama kehangatan pemuda ganteng itu.
Rio sendiri menjadi semakin atraktif karena pemintaan Yayah

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

adalah sesuatu yang menggairahkan baginya. Ia tak


mendapat kesulitan untuk memenuhi permintaan Yayah,
sampai akhirnya keduanya sama-sama mencapai puncak
kemesraan.
Yayah lebih dulu mencapai terminal kemesraannya yang
dicari, beberapa kejab kemudian Rio pun tiba kemesraannya.
Tapi pada saat itu Rio berteriak keras-keras dengan tubuh
mengejang. Ia seperti tersiksa oleh sesuatu yang membuatnya
berwajah merah.
"Aaaaa ....!!"
"Rio,..?! Kenapa kau? Ooh, Rio.,.?! Riooooo...?!"
Rio mengejang tak dapat bergerak lagi. Perlahan- lahan
kulit tubuhnya seperti terbakar. Mengepulkan asap
menyebarkan aroma hangus. Akhirnya pemuda itu berubah
menjadi sesosok mayat yang telah berbentuk kerangka kering.
"Aaaaaaaaaaahhh ...!!" jerit Y ayah histeris sekali dan ia pun
lari keluar seperti orang gila.
(Oo-dwkz-234-novo-oO)

6
RUMAH Nyonya Sofi tepat berada di samping rumah
Kumala Dewi. Jeritan histerisnya Yayah mengundang
perhatian Buron dan yang lainnya. Tentu saja mereka
berhamburan mendatangi rumah Nyonya Sofi. Mereka sangat
terkejut melihat sesosok kerangka manusia berserakan di atas
pembaringan dan lantai kamar tidur Yayah.
Maka jelas sudah bahwa pemuda bernama Rio itu
sesungguhnya adalah manusia jelmaan. Ia sudah lama
meninggal dunia dan tentunya sudah lama pula dimakamkan.
Tapi karena ia menghirup udara yang sudah bercampur

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dengan hawa saktinya Argon, maka ketika mencapai puncak


kemesraan ia berubah wujud menjadi kerangka mayat..
Sementara itu kekuatan gaib yang menghidupkannya
meninggalkan kerangka itu dalam keadaan sangat kesakitan.
"Hebat sekali. Sampai terjadi di sebelah rumahku, aku
masih belum bisa menangkap getaran gelombang gaibnya?!"
gumam Kumala Dewi terheran-heran. Bahkan Argontara
Bhisma pun tidak dapat merasakan gelombang getaran gaib
dari makhluk alam kegelapan yang berada dalam posisi kurang
dari seratus meter. Tapi untung saja udara sudah bercampur
dengan bawa saktinya, sehingga temyata bukan hanya kasus
dirumah Sofi saja yang menimbulkan kegemparan masa,
melainkan di beberapa tempat pun teijadi hal yang sama.
"Mayat-mayat yang dicuri hari ini, baik yang di Bogor
maupun yang di Jakarta, ternyata digunakan untuk melakukan
kencan masal pada malam ini juga. dengan begitu maka kau
tak akan dapat mengatasi kelahiran bayi-bayi setan itu, Dewi.
Tapi untunglah kau menjelaskan hal ini padaku, sehingga aku
bisa mencegahnya sebelum terlambat segalanya," ujar Dewa
Argontara Bhisma kepada Kumala Dewi.
Cukup lega hati Kumala dan para pengikutnya itu sete lah
mengetahui misi dari alam kegelapan dapat digagalkan pada
malam itu juga.
Tetapi tentunya pekerjaan berat yang harus dilakukan
Kumala Dewi tidak cukup berhenti sampai di situ saja: Biang
kebiadaban belum berhasil mereka temukan. Belum ada yang
mengetahui siapa pelaku teror gaib tersebut. Satu-satunya
pendapat yang masih belum dapat dipastikan adalah pendapat
dari Argon. Ia mengenali ciri-ciri modus operandi dari teror
tersebut, walau ia sendiri belum yakin betul apakah
praduganya tak meleset lagi.
"Kalau dugaanku tidak salah, maka aku dapat
menyimpulkan bahwa kekuatan membangkitkan mayat dan
menjadikan mayat itu hidup sebagaimana manusia biasa, serta

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

mampu menyebar benih dalam rahim kaum wanita tak lain


adalah kekuatannya salah satu anak dari Dewa Kegelapan,
yaitu putra kinasihnya yang bertahta di Lereng Bangkai."
"Maksudmu... teror ini datang dari... Marong?! Putra
Kinasihnya si Lokapura alias Dewa Kegelapan itu?!" Dewi Ular
berkerut dahi dengan serius. Argontara menganggukkan
kepala. Kalem.
"Seingatku, dia memiliki kesaktian seperti itu, dan mampu
menciptakan wujud manusia atau mahluk apapun dari
segumpal bara api. Kesaktian itu diperoleh dari ibunya, yaitu
Ratu Lidah Setan yang menjadi selir Dewa Kegelapan
mempunyai anak masing-masing satu anak dan memiliki
tingkat kesaktian sendiri-sendiri. Kumala telah berhasil
mengalahkan enam anak selirnya Dewa Kegelapan, yaitu
Venoz, Amapola, Bahorok, Pancanaka, Garnizon dan Wawak,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "MISTERI ANAK
SELIR").
Kini tinggal Marong dan Chongor, anak dari istri
pertamanya Dewa Kegelapan yang belum pemah dihadapi
oleh Dewi Ular. Dan, agaknya kali ini Marong turun ke bumi
untuk mengadakan pembalasan atas kekalahan adik-adiknya,
dan kegagalannya menyebar cinta melalui gadis-gadis jelmaan
yang diciptakannya dari gumpalan bara api neraka tempo hari,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode : "PUNCAK KEMATIAN
CINTA").
"Jika ceritamu benar, Dewi ... bahwa seorang anak remaja
pernah mangaku melihat manusia bersayap, maka tak salah
lagi dugaanku ... manusia bersayap itulah yang disebut-sebut
sebagai
putra
Kinasih
Lokapura,
yaitu
Marong
Palelarongrong!" tambah Argon pada Kumala. Mereka masih
berada di halaman depan, Para tetangga pun belum masuk ke
rumah semua. Masih banyak yang membicarakan perihal
misteri kerangka itu, walaupun sudah ditangani pihak yang
berwajib. Rasa takut mereka tak begitu mencekam, karena

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

banyak orang yang sekarang berada di luar rumah


membicarakan kasus tersebut. Suasana malam yang semula
mencekam, kini menjadi nyaris seperti biasanya.
Blegaaaarrr...!
Tiba-tiba cahaya petir besar berkerilap menyambar rumah
Kumala Dewi. Setiap tetangga yang saat itu ada di sekitar
rumah tersebut terpekik refleks tanpa bisa dikendalikan lagi.
Malahan ada yang jatuh terjungkal dari atas motor yang baru
akan dikendarai. Petugas kepolisian yang sedang mengangkut
kerangka Rio ada yang jatuh tergelincir di depan ambulancenya. Petir itu benar-benar mengejutkan, sekaligus sangat
menakutkan.
"Demi Tuhan, saya lihat sendiri petir tadi menyambar atap
rumah Non Kumala. Tapi aneh sekali, rumah itu tidak
mengalami kerusakan sedikit pun?!" cetus seorang tetangga
terheran-heran. Beberapa dari mereka mendekati rumah
Kumala Dewi. Sandhi dan Buron tersenyum-senyum melihat
kehebatan rumah ini. Tak mempan disambar petir.
"Aku juga sempat melihatnya. Dan, kurasa semua ini berkat
bantuan dari Argon, ya Ron?" kata Sandhi agak berbisik.
"Ya, tapi kekuatanku juga ikut andil melapisi sekeliling
rumah kita ini, San. Kalau nggak begitu, sudah hancur rumah
ini kena petir tadi! Bukankah begitu, Dewa Argon?!"
"Benar, Buron Tapi,... hey, di mana Dewi?!"
"Hah....?!" Buron terkejut, begitu pula Sandhi. Mereka baru
sadar bahwa saat itu Kumala Dewi tidak bersama mereka.
"Kumala...! Kumalaaa...!" panggil Sandhi sambil mencari
Kumala di sekelilingnya. Buron sempat masuk ke dalam rumah
dan keluar kembali seraya berseru kepada Argon.
"Didalam tidak ada!"
"Celaka! Ka lau begitu... petir itu tadi telah menculik Dewi!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Apa...?!" Sandhi sangat terkejut dan mulai tampak tegang.


"Kumala dibawa lari oleh si iblis berbentuk petir tadi!" kata
Buron. "Aku akan segera mengejarnya!"
Bluuub...!
Buron segera berubah menjadi cahaya kuning tanpa peduli
disaksikan banyak orang di luar pagar halaman. Cahaya
kuning itu melesat dan menembus lapisan dimensi gaib,
sehingga dalam sekejap saja telah lenyap dari pandangan
manusia biasa.
"Sandhi, tolong jaga rumah ini. Aku akan mengejar
penculiknya!" kata Argon tanpa menunggu jawaban dari
Sandhi, tahu-tahu lenyap begitu saja Sandhi hanya bisa
menggeragap panik dan kebingungan sendiri. Tak tahu harus
berbuat apa menghadapi kasus penculikan Dewi Ular itu.
Dugaan dewa bersuara romantis itu memang benar. Dewi
Ular diculik dan dibawa ke alam Iain, Alam itu adalah alam
berpadang tandus, gersang dan tanahnya terdiri dari lapisan
batu hitam. Tak ada tanaman satupun yang tumbuh disana.
Tubuh langsing itu dilemparkan begitu saja hingga jatuh
terguling-guling sangat memprihatinkan. Dewi Ular dalam
keadaan sudah tidak seperti sediakala. Tubuhnya berwarna
merah kehitaman hangus dan membengkak menyedihkan
sekali. Ia seperti sepotong kayu bakar yang dibuang tanpa arti
sama sekali.
"Menjeritlah kau sekarang, Dewi keparat!" gumam suara
besar dan serak, penuh nada permusuhan sengit.
"Uhhk, aahkk...!" Dewi Ular menggeliat sambil, menyeringai
kesakitan. Sekujur tubuhnya hangus terbakar oleh lidah api
yang digunakan untuk menjerat dirinya tadi. Tulang-tulangnya
pun terasa remuk semua. Tak ada yang dapat dilakukan oleh
Kumala selain hanya menggeliat seperti caring kepanasan. Ia
mencoba untuk melepaskan kesaktiannya, tetapi pada saat itu

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

seluruh kesaktiannya hilang. Ia menjadi seperti gadis awam


yang tak memiliki kekuatan apapun.
Claap .... ! Blegaaarr ......!
"Aaaahhkk...!" Dewi Ular mengerang dengan tubuh
mengejang. Seberkas sinar kilat terjulur dari mulut lawannya,
seperti cambuk yang melecut tubuh dengan kekuatan daya
penghancur cukup besar.
Masih beruntung Dewi Ular tidak remuk sekujur tubuhnya,
selain hanya mengalami luka koyak lebar, menyerupai bekas
bacokan pedang bertenaga api. Ia menyeringai kesakitan.
Namun tak sepatah kata ampun yang terlontar dari mulutnya.
Bahkan tampak berusaha untuk. memberi balasan kepada
lawan, namun tenaganya semakin tipis. Tak ada kemampuan
untuk melakukan pembalasan apapun. Lidah petir dari
lawannya yang tadi menjerat dan menggulungny aitu telah
merusak sistem refleks kesaktiannya. Membekukan seluruh
kekuatan gaibnya, sehingga tak dapat digunakan untuk
barbuat apa-apa lagi.
"Sekarang waktunya untuk menghancurkan dirimu, Dewi
ular! Seluruh rencanaku memang bisa kau gagalkan. Tapi
rencana menghancurkan dirimu tidak akan mungkin bisa kau
hindari lagi, keparat!"
Suara itu menggeram besar. Gemanya sampai ke manamana. Kumala masih bisa menyadari siapa lawannya kali ini.
Tinggi, besar, berdaun telinga tinggi, Dan, sesuatu yang
menyambarnya itu temyata seberkas sinar kuning mirip
meteor. Dalam waktu kurang dari sedetik, sinar itu berubah
wujud menjadi sosok tinggi, besar, berkepala botak, berwajah
menyeramkan. Mahluk besar yang tingginya sekitar enam
meter itu tak lain ada wujud aslinya Buron, yaitu Jin Layon.
"Gggrrrrrrllkkk...!!" Jin Layon menggeram murka melihat
Kumala Dewi diperlakukan seperti tadi. Tanpa banyak bicara
lagi ia menyerang Marong menggunakan kesaktiannya. Tetapi

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

energi gaib yang digunakan itu memantul balik karena Marong


mengepakkan sayapnya yang mengeluarkan energi tandingan.
Wuuut. biaaarr... ! Buron terjungkal. Jin Layon terkapar
dengan Suara mengerang kesakitan, karena terkena energi
kesaktiannya sendiri. Kakinya yang besar berada di atas,
koyak parah, sementara dalam posisi telentang begitu
perutnya pun tampak terluka. Bolong dan mengalirkan darah
hitam kehijau-hijauan. Mungkin ususnya akan terburai jika
posisi jatuhnya tidak pas telentang begitu.
"Heaaaakkrr ... !" Marong menyentakkan kembali kedua
sayapnya diiringi kedua tangan terulur ke atas. Pada saat itu
dari tubuhnya keluar puluhan ekor kelelawar yang segera
menyerang Jin Layon Bweerrr...
Tepat ketika itu Jin Layon sudah dalam posisi duduk dan
akan berdiri. Tetapi karena diserang puluhan ekor kelelawar,
yang jumlahnya mungkin mencapai seratus ekor itu, maka ia
pun menghalaunya dengan kewalahan
"Haaaaakkkrrr, Haaaaakkkrrr.. !" tangan Jin Layon
berkelebat ke sana-sini, tapi tak juga mampu menahan banjir
kelelawar. Dalam waktu singkat ia sudah disergap,
dikerumuni, dari digerogoti oleh kelelawar-kelelawar yang kini
membuat tubuhnya nyaris tak dapat dilihat lagi. Sekujur tubuh
Jin Layon terbungkus sayap kelelawar ganas itu. Ia hanya bisa
meronta dan berteriak-tenak seperti kerbau sedang sekarat.
"Buu... rooon..!" Dewi Ular merayap dengan susah payah,
mendekati Layon. Ia tak tega melihat Jin Layou dalam
keadaan sekarat begitu. Tetapi ia tak memiliki kekuatan apaapa lagi, sehingga tak mampu menyelamatkan dengan segera.
Kumala hanya tetap berusaha ingin membantu Buron,
membebaskan diri dari kerumunan kelelawar. Namun,
sebelum mencapai tempat itu, ia kembali diinjak dengan satu
kaki besarnya Marong.
"Huhhhggh...!" la mendelik tak berkutik.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Kau akan menjadi hangus dan binasa seperti jin keparat


itu, Dewi Ular! Heeeaaahhkkrrr...!!"
Ctaaar, taaar, taaar...!
Tiba-tiba cambuk guntur muncul dan menghajar kedua
sayap Marong. Mahluk menyeramkan. itu terlempar sete lah
lebih dulu melambung di udara. Lecutan cambuk guntur yang
menyerupai petir tunggal itu temyata sahggup mematahkan
salah satu sayapnya. Hal tersebut membuat Marong
mengerang semakin murka. Darahnya yang hitam seperti air
selokan itu bercucuran membasahi tanah keras di bawahnya.
Ia segera bangkit dan menyentakkan kedua kakinya, sehingga
dalam sekejap saja kedua sayapnya itu lenyap dari punggung.
Sayap itu disimpannya di dalam lapisan gaibnya.
"Biadab...!! Jahanam busuk kau, Argon...!!" teriaknya
dengan keras sekali setelah mengetahui Dewa Argontara
Bhisma ikut carnpur dalam persoalaraya. Kemunculan Argon,
sangat membuatnya marah, karena selama ini ia memang
menarub dendam permusuhan dengan dewa romantis itu,
sebagaimana rasa permusuhan ayahnya yang harus diikuti
oleh seluruh keturunan lainnya.
Marong memang belum pernah berhadapan langsung
dengan Argon. Ia hanya sering melihat dewa pengembara itu
mondar-maiidir dari dimensi ke dimensi lain. Ia selalu gagal
menjegal perjalanan Argon, karena memang Argon
menghindari bentrokan dengannya, terutama setelah Argon
bebas dari pengaruh Padang Hampa.
Zlaaab, zlaaab...! Sepercik sinar keluar dari tangan Argon.
Sinar biru bening itu menghantam Dewi Ular, dan satu lagi
menghantam Jin Layon. Dalam sekejap saja Jin Layon sudah
terbebas dari keroyokan kelelawar tadi. Bahkan luka-lukanya
lenyap tanpa bekas. Kekuatannya pun pulih kembali. Begitu
juga halnya dengan Kumala Dewi yang kini sudah tidak
berkulit hitam bengkak lagi. Kesaktian yang dibekukan
Marong, kali ini telah kembali aktif seperti sediakala. Dalam

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

dua-tiga detik kemudian Dewi Ular sudah dapat bangkit dan


berdiri dengan tegak di depan lawannya.
"Terima kasih atas bantuanmu, Argon!"
Dewa pengembara itu diam saja. Berdiri dengan gagah
memandanga Marong yang sedang mengumpulkan kekuatan
gaibnya. Jubahnya tertiup angin yang berhawa panas. Angin
panas mulai datang dari hembusan napas kemarahan Marong
terhadap dirinya,
"Sebaiknya biar kuhadapi sendiri anak iblis itu. Argon. Ini
urusan pribadiku dengan pribadinya. Jadi..."
"Mundurlah, kau tak akan mampu kalahkan dia, Dewi," kata
Argon dengan suara getar, tak terlalu romantis seperti
biasanya: Nada bicara seperti itu segera dipahami Kumala
sebagai suatu keseriusan sang dewa yang tak boleh ditentang
oleh siapa pun. Argon akan marah dan tidak simpati lagi
padanya apabila Kumala tetap ngotot ingin menghadapi
Marong sendirian. Maka, satu-satunya jalan adalah mundur
menjauhi Argon, membiarkan Argon berhadapari langsung
dengan Marong. Bahkan ketika Jin Layon bangkit dengan
menggeram penuh dendam, Dewi Ular mengangkat tangan
kanannya, memberi isyarat agar Buron membatalkan niatnya,
menahan emosi kemarahannya itu.
"Hey, jahanam...! Ini pertarunganku dengan Dewi Ular! Apa
maksudmu ikut campur urusan ini, hah?! Minggat kau dari
sini!"
Dengan kedua tangan bersidekap di dada Argon menjawab
tenang.
"Langkahi dulu mayatku jika kau ingin berhadapan dengan
Dewi Ular, Marong! Siapa pun tak akan kudiamkan menyentuh
tubuhnya sebelum lebih dulu menghancurkan jasad dewani
Argontara Bhisma!"

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Apakah kau belum jera dihajar ramandaku dengan pedang


Hampa seperti waktu itu, hah?!"
''Ramandamu ganti akan kuhajar kalau dia berani
menyentuh seujung rambut pun dari apa yang ada pada diri
DewiUlar! Sampaikan salamku pada Lokapura, bahwa Bhisma
berdiri di depan seluruh perkara yang dihadapi Dewi Ular
dengan pihakmu,"
"Keparat! Kalau begitu sebelum kau menyentuh ayahku,
sentuhlah dulu Aji Candrakubur ini, Bhisma! Heaan
aahhhkkrrr...!!"
Blaaab, blaaab, blegaaaarrr:..!
Dua berkas sinar merah terang menghantam tubuh Argon.
Dewa bersuara romantis itu tetap diam saja. Tidak
menghindar dan tidak menangkisnya.Tentu saja dalam
sekejap tubuhnya menyatu dengan ledakan dahsyat yang
mengguncangkan alam sekitar mereka. Tapi ketika bias
cahaya ledakan itu padam, ternyata Argon masih tetap berdiri
tegak. Utuh tanpa luka sedikit pun Padahal Kumala dan Buron
yang ada di belakangnya sempat terlempar ke arah
berlawanan ketika terjadi dentuman dahsyat tadi.
"Gila! Dia cuma tersenyum mendapat serangan sedahsyat
tadi?!" gumam hati Jin Layon yang terheran-heran dan kagum
melihat kesaktian Dewa Argontara Bhisma itu.
Claaap,..! Kini ganti Argon yang melepaskan kesaktiannya
lewat tengah kening. Dari pertengahan keningnya, diantara
kedua alis bagusnya itu, melesal seberkas sinar ungu
menyerupai laser. Sinar itu menghantam tepat di dada
Marong.
Jegaaaaarrr...! Gemuruh suara alarn terguncang seperti
akan hancur seluruhnya. Pada saat itu tubuh Marong pecah
menjadi empat bagian dan terlempar ke empat penjuru.Tetapi dalam tempo sangat singkat pecahan tubuh Marong
memantul balik, dan menyatu kembali dalam keadaan utuh.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Bahkan ukuran tubuhnya. menjadi dua kali lipat lebih besar


dari semula.
"Huaaaaahaaa, haap, haaaa, haaaa!" Tawanya semakin
menggetarkan alam tempat mereka berada. Argon
melepaskan pukulan saktinya dari tangan kiri. Tangan itu
seperti menaburkan bunga di depannya, tapi yang keluar
adalah lima petir warna emas.
Craalaaap...! Jlegaaaar .....!
Marong kembali terkena kesaktian Argon. Tubuhnya pecah
menjadi empat bagian. Tapi segera kembali menyatu dan
berukuran dua kali lipat lebih besar dari semula.
"Gawat! Dia akan menjadi sangat besar, memenuhi alam
gaib ini, jika Argon tak segera menyelesaikan pertarungan
ini?!" bisik Kumala kepada Jin Layon yang kini telah berubah
wujud menjadi Buron itu.
Maka, ketika Atgon menghancurkan Marong lagi seperti
semula, dengan cepat Dewi Ular berubah menjadi seekor naga
hijau besar bersisik emas. Naga hijau itu melayang cepat dan
ekornya mengibas dalam gerakan melebihi kecepatan anak
panah. Sabetan ekor naga itu mengenai tiga bagian dari
empat potongan tubuh Marong.
Blegaaar, blaaar, jegaaaarr.,.! Ketiga potongan tubuh
Marong itu menjadi hangus terbakar, dan susut menjadi
ukuran semula. T api ketiga potongan tubuh yang sudah susut
itu menyatu kembali dengan yang satunya lagi, dan tampaklah
Marong dalam ukuran semula. Ia mengerang kesakitan
dengan mulut dan hidung mengeluarkan asap merah.
"Jahanam terkutuk kalian... !" Ia mencoba bangkit kembali
dalam kelumpuhannya. Naga jelmaan Dewi Ular ingin
menghantamnya dengan ekor seperti tadi, tapi suara Argon
menghentikan gerakan tersebut.

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

"Tahan, Dewi...!" suara itu berbisik, seperti tepat di depan


telinga Kumala dengan sangat romantis.
Kesaktian mengirimkan suara romantisnya itu ternyata
menyadarkan Kumala, bahwa ia harus menghentikan aksinya
lantaran ada perhitungan sendiri yang tidak ia mengerti tapi
sangat dipahami oleh Argontara Bhisma.
"Awas kalian! Kuadukan kepada ramandaku! Kuhancurkan
kalian nanti, jahanam busuuuuukk ..!!"
Wuuuuurrsssb...!
Tahu-tahu tubuh Marong menjadi kabut, berasap tipis, lalu
lenyap dari pandangan mereka. Jelas, dia lari mengadu
kepada ayahnya; Dewa Kegelapan Pengaduan anak emas
Dewa Kegelapan tentunya akan membuat murka sang ayah.
Tetapi apakah benar Dewa Kegelapan sendiri yang akan turun
tangan melakukan pembalasan itu ? Atau kakaknya Marong
yang bernama Chongor yang akan diutus membereskan
dendam mereka?
"Kita tunggu saja kehadiran mereka," kata Argon: "Yang
jelas, kalau tadi kau hancurkan dia, maka separoh lebih
kesaktianmu akan hilang selama-lamanya."
"Kenapa begitu?!"
"Karena dia memiiiki Aji Badramuspralena, yaitu menghisap
separoh lebih kesaktian lawan yang berhasil menghancurkan
atau membinasakan masa hidupnya. Itulah sebabnya aku tadi
menahanmu agar tidak melakukannya."
"Oh, terima kasih atas saran berhargamu tadi, Argon."
"Tak perlu berterima kasih, karena bagaimana pun juga kau
masih lebih unggul dariku. Sebab kaulah yang mampu
membuatku bebas dari kutukan Pedang Hampa. Tidak ada
pihak lain yang mampu melakukannya selama ini, Dewi."

Tiraikasih Website http ://kangzusi.com/

Sambil berkata demikian Argon melingkarkan tangannya ke


punggung Kumala Dewi. Gadis itu diam saja. Tersenyum
girang. Berdebar-debar hatinya. Ia sempat berpikir dan
bertanya pada diri sendiri, haruskah rangkulan mesra itu
dibalasnya sebagai tanda pintu hati yang terbuka menerima
keromantisan semacam itu?
"Kita tunggu saja akhirnya !" bisik hati Buron yang di
belakang mereka memaksakan diri untuk terbatuk-batuk kecil.
Membuat Kumala dan Argon berpaling menatapnya dengan
senyum geli cukup ceria.
SELESAl

Anda mungkin juga menyukai