Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“PERDARAHAN”

Dosen Pembimbing : Widia Lestari, S.Kep., M.Sc

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
1. Aa deno saputra
2. Afrina elmi dayati
3. Annisa putri
4. Annisa rahmaryanti
5. Aisyah rahmadhani
6. Arien nurul anisa
7. Asep ario putra
8. Atiq padillah
9. Azelya putri A
10. Ayu widyasari
11. Bebby aprilia

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“perdarahan” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh matakuliah patofisiologi.
Penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah MBD atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Sikap dan pembentukan sikap,
khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Bengkulu,  Agustus 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………
B. Rumusan masalah………………………………………………………..

C. Tujuan Dan manfaat………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian perdarahan.............................……………………………….
B. Jenis-jenis............................................………………...……………….
C. Akibat perdarahan........................................…………………………...
D. Efek lokal dan sistemik perdarahan …………………………………..
E. Proses pembekuan darah.................……………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perdarahan
Perdarahan adalah kondisi ketika darah keluar dari pembuluh darah dan
menyebabkan penderita kehilangan darah dalam tubuhnya. Tidak semua perdarahan
tampak oleh mata telanjang. Ada beberapa perdarahan yang terjadi di organ tubuh
bagian dalam.
Perdarahan kecil (minor) seringkali terjadi, mudah untuk diobati, dan tidak
memiliki konsekuensi jangka panjang. Pendarahan besar (mayor) bisa sangat
berbahaya hingga mengacam nyawa. Perdarahan yang signifikan dapat terjadi dalam
banyak situasi, bahkan di bawah air atau di padang gurun.
Tergores secara tidak disengaja, luka robekan, atau luka tusukan dari benda
tajam bisa menyebabkan perdarahan yang luas. Perdarahan yang luas dapat
menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan aliran darah organ, yang dapat
menyebabkan kondisi syok. Selalu periksa orang yang berdarah terhadap luka lain
seperti cedera yang signifikan kepala, patah tulang, atau dislokasi.

B. Jenis-jenis
1. Perdarahan arteri. Darah yang keluar dari pembuluh nadi akan menyembur sesuai
dengan denyut nadi. Warna darah biasanya merah terang, karena masih banyak
mengandung oksigen.
2. Perdarahan vena. Darah yang keluar dari pembuluh darah vena akan mengalir.
Warna darah merah gelap, karena mengandung karbondioksida.
3. Perdarahan kapiler. Perdarahan ini berasal dari pembuluh kapiler, darah yang
keluar akan merembes. Perdarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak
memiliki tekanan. Warna darahnya bervariasi antara merah terang dan merah
gelap.

C. Akibat perdarahan
 Mudah mengalami memar
 Mimisan
 Gusi berdarah
 Cepat lelah
 Demam berulang
 Sakit kepala
 Diare
 Nyeri dada
 Jantung berdebar
 Sesak napas
1. Anemia
Anemia terjadi jika kadar sel darah merah sangat rendah, baik akibat perdarahan
berlebihan, kekurangan zat besi, atau kekurangan vitamin B12. Pada anemia yang
cukup parah, penderita akan terlihat pucat, mudah lelah, dan sering sesak napas.
2. Anemia Aplastik
Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup banyak sel
darah, salah satunya sel darah merah. Anemia aplastik belum diketahui
penyebabnya, tetapi diduga dipicu oleh infeksi virus, penyakit autoimun, efek
samping penggunaan obat, kemoterapi, hingga kehamilan.
3. Anemia Autoimun Hemolitik
Pada anemia autoimun hemolitik, sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif
dan secara keliru akan menghancurkan sel darah merah, sehingga menyebabkan
anemia. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang diri sendiri.
4. Anemia Sel Sabit
Kondisi ini membuat sel darah merah menjadi lengket dan kaku, hingga
menghambat aliran darah. Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik.
Penderita kondisi ini bisa mengalami kerusakan organ tubuh dan rasa sakit yang
tidak tertahankan.
5. Polisitemia
Polisitemia adalah salah satu jenis kelainan darah akibat kelainan darah. Darah
menjadi terlalu kental akibat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel
darah merah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, stroke,
hingga serangan jantung.

Selain mengganggu sel darah merah, ada  beberapa jenis kelainan darah yang
berdampak kepada sel darah putih, di antaranya:
1. Leukemia
Leukemia adalah salah satu bentuk dari kanker darah, di mana sel darah
putih menjadi ganas dan diproduksi secara berlebihan dalam sumsum
tulang. Sayangnya, belum diketahui penyebab pasti dari kondisi ini.
2. Multiple Myeloma
Multiple myeloma merupakan kanker darah yang terjadi ketika sel darah
putih menjadi ganas. Sel darah putih akan diproduksi secara berlipat ganda
dan melepaskan protein abnormal yang dapat merusak organ.
3. Sindrom Mielodisplasia
Sindrom mielodisplasia adalah salah satu kelainan darah yang berdampak
pada sumsum tulang. Kondisi ini terjadi akibat sumsum tulang tidak dapat
memproduksi sel darah yang sehat.
4. Limfoma
Limfoma merupakan kanker darah yang berkembang di dalam sistem
getah bening. Sel darah putih pada orang yang mengalami limfoma akan
menjadi ganas, menyebar secara abnormal, dan berlipat ganda tanpa
terkendali.
Bukan hanya memengaruhi sel darah merah dan sel darah putih.
Kelainan darah juga dapat terjadi pada trombosit. Di bawah ini adalah jenis-
jenis kelainan darah pada trombosit dan proses pembekuan darah:
1. Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP)
Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) merupakan kelainan
autoimun yang menurunkan jumlah trombosit atau keping darah.
Penderita akan mudah memar atau dapat mengalami perdarahan
secara berlebihan akibat jumlah trombosit di dalam tubuhnya
rendah. Belum diketahui secara pasti pemicu munculnya kelainan
autoimun tersebut.
2. Penyakit von Willebrand
Penyakit von Willebrand adalah gangguan pembekuan darah yang
disebabkan oleh kurangnya protein bernama von Willebrand yang
dibutuhkan dalam proses pembekuan darah. Jika jumlah protein
tersebut rendah, trombosit yang bertugas menghentikan perdarahan
tidak dapat bekerja dengan baik dan menyebabkan terjadinya
perdarahan yang berkepanjangan.
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan proses pembekuan darah yang
disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan. Kondisi ini
mengakibatkan rendahnya jumlah protein yang disebut sebagai
faktor pembekuan darah. Perdarahan tersebut dapat terjadi secara
tiba-tiba di dalam atau luar tubuh.
4. Essential thrombocythemia
Essential thrombocythemia terjadi ketika trombosit yang dihasilkan
oleh sumsum tulang belakang terlalu banyak. Akibatnya
pembekuan darah di dalam tubuh meningkat hingga menggumpal.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan
jantung dan stroke.
5. Sindrom antifosfolipid
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan pada sistem imun yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Pada
kondisi ini, sistem imun menghasilkan antibodi abnormal yang
disebut dengan antibodi antifosfolipid. Antibodi tersebut
menyerang protein pada lemak dan menyebabkan darah lebih
mudah menggumpal.
D. Efek dan sistemik perdarahan
 Efek lokal dari perdarahan
Contoh efek lokal dari perdarahan:
Perdarahan subdural (hematoma subdural) menyebabkan peningkatan tekanan
intrakranial karena tengkorak tidak dapat direnggangkan
Perdarahan pada trakea atau bronkus dapat menyebabkan kematian karena
asfiksia
Efek yang terjadi pada darahnya sendiri yaitu:
Jika sedikit:diabsorbsi kembali (tanpa meninggalkan perubahan jaringan)
Jika darah banyak: tidak dapat diabsorbsi seluruhnya dan akan meninggalkan
bekas jaringan ikat
Kadang-kadang terjadi hematoma yang besar, dapat ditutup oleh simpai
 Efek sistemik perdarahan
Efek sistemik tergantung pada cepatnya perdarahan dan jumlah darah yang
hilang. Perdarahan yang akut dan deras dapat menyebabkan sirkulasi kolaps
dan kematian. Perdarahan kronis, misalnya pada pasien tukak lambung,tumor
ganas, wasir dengan perdarahan, mestruasi tidak teratur dapat menyebabkan
kekurangan cadangan Fe sehingga timbul anemia defisiensi Fe (besi) dan juga
sumsum tulang menunjukkan normoblastik hiperplasia

E. Proses pembekuan darah


Proses pembekuan darah atau koagulasi adalah proses kompleks, di mana
darah membentuk gumpalan (bekuan darah) guna menutup dan memulihkan luka,
serta menghentikan pendarahan.

Unsur-Unsur Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah tidak akan terjadi tanpa adanya ‘aktor’ yang berperan.
Koagulasi melibatkan trombosit dan komponen faktor koagulasi.
 Trombosit
Trombosit atau keping darah adalah elemen berbentuk cakram di dalam
darah. Trombosit digolongkan sebagai sel darah, tetapi sebenarnya
trombosit adalah bagian dari sel-sel sumsum tulang yang disebut
dengan megakaryocytes. Trombosit berperan untuk membantu membentuk
bekuan darah, guna memperlambat atau menghentikan perdarahan, serta
penyembuhan luka.
 Faktor koagulasi (faktorpembekuan)
SFaktor koagulasi adalah protein, sebagian besar diproduksi oleh organ
hati. Ada 13 faktor koagulasi dalam darah dan jaringan tubuh manusia.

Selain kedua zat di atas, unsur yang juga berperan penting pada pembekuan
darah adalah vitamin K. Vitamin ini merupakan nutrisi yang berperan penting
dalam membantu tubuh menghasilkan faktor pembekuan darah. Orang
yang kekurangan vitamin K rentan mengalami perdarahan. Kondisi ini sering
ditemukan pada bayi baru lahir, karena itu mereka seringkali
membutuhkan suntikan vitamin K.

Bagaimana Proses Pembekuan Darah Terjadi?

Proses pembekuan darah normal melewati serangkaian interaksi yang


kompleks. Berikut adalah proses pembekuan darah dari awal hingga akhir.

Trombosit membentuk sumbatan. Trombosit bereaksi ketika pembuluh


darah rusak atau ada luka. Mereka menempel pada dinding daerah yang luka
dan bersama-sama membentuk sumbatan. Sumbatan dibentuk guna menutup
bagian yang rusak, agar menghentikan darah yang keluar. Trombosit juga
melepaskan bahan kimia untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel
lain untuk melanjutkan tahap berikutnya.

Pembentukan bekuan darah. Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal


terhadap satu sama lain, untuk melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi
ini dikenal sebagai kaskade koagulasi. Pada tahap akhir kaskade ini, faktor
koagulasi yang disebut trombin mengubah fibrinogen menjadi helai-helai
fibrin. Fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit untuk membuat
jaring yang memerangkap lebih banyak trombosit dan sel. Gumpalan (bekuan)
pun menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.

Penghentian proses pembekuan darah. Setelah bekuan darah terbentuk dan


perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan menghentikan faktor
pembekuan, agar gumpalan tidak berlanjut lebih jauh dari yang diperlukan.

Tubuh perlahan-lahan membuang sumbatan. Ketika jaringan kulit yang


rusak sembuh, otomatis sumbatan tidak diperlukan lagi. Helai fibrin pun
hancur, dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-sel dari bekuan darah.

Kelainan Proses Pembekuan Darah. Jika proses pembekuan darah


mengalami kelainan, maka dapat terjadi perdarahan berlebih atau sebaliknya
terjadi pembekuan darah terlalu banyak sehingga dapat mengganggu sirkulasi
darah. Kondisi ini disebut darah kental.

Tidak semua orang mengalami proses pembekuan darah yang normal.


Sebagian orang dapat mengalami kelainan pada proses pembekuan darah, misalnya
penyakit hemofilia, di mana terdapat kekurangan faktor koagulasi VIII atau IX. Pada
penyakit ini, perdarahan yang terjadi sulit berhenti.

Pembekuan darah juga bisa terbentuk walaupun tidak diperlukan. Kondisi ini
dapat menyebabkan kondisi medis berat seperti serangan jantung, emboli paru,
dan stroke. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pembekuan darah yang
abnormal dianjurkan untuk rajin bergerak dan berolahraga, tidak merokok, dan
menerapkan pola hidup sehat.
Jika terdapat keluhan seperti mudah memar, perdarahan susah berhenti ketika
terjadi luka, sering mimisan, atau terdapat lebam pada persendian, kemungkinan Anda
mengalami gangguan pada pembekuan darah. Apabila terdapat keluhan tersebut,
disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

-Perdarahan adalah darah keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan penderita kehilangan
darah dalam tubuhnya

-Perdarahan arteri. Darah yang keluar dari pembuluh nadi akan menyembur sesuai dengan
denyut nadi. Warna darah biasanya merah terang, karena masih banyak mengandung oksigen

-Perdarahan vena. Darah yang keluar dari pembuluh darah vena akan mengalir. Warna darah
merah gelap, karena mengandung karbondioksida.

-Perdarahan kapiler. Perdarahan ini berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar akan
merembes. Perdarahan ini sangat kecil sehingga hampir tidak memiliki tekanan. Warna
darahnya bervariasi antara merah terang dan merah gelap

-Akibat perdarahan:Mudah mengalami memar,Mimisan,Gusi berdarah,Cepat lelah,Demam


berulang,Sakit kepala,DiareNyeri dada,Jantung berdebar,Sesak napas

Saran
Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat melakukan tindakan pencegahan dengan
mengadakan pelatihan untuk tenaga kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kewaspadaan dan keterampilan dalam pertolongan pada pasien. Lalu tenaga kesehatan dapat
memberi penyuluhan pada masyarakat tentang perdarahan serta faktor risiko terjadinya
perdarahan

Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat dapat ikut turut melakukan tindakan


pencegahan dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan agar dapat menambah wawasan
dan pergetahuan mengenai kegawatdaruratan

DAFTAR PUSTAKA
https://doktersehat.com/perdarahan/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/pertolongan-pertama-pada-perdarahan-
luar/#gref

https://slideplayer.info/slide/13794928/

https://www.alodokter.com/mengenal-proses-pembekuan-darah#:~:text=Proses%20pembekuan
%20darah%20atau%20koagulasi,memulihkan%20luka%2C%20serta%20menghentikan
%20pendarahan.

https://www.alodokter.com/kelainan-darah

Anda mungkin juga menyukai