Anda di halaman 1dari 10

2019

SENI BUDAYA DAN


PRAKARYA (SBDP)
Nama : ZAID IKHLAS
Kelas : V B

5 MACAM TARIAN ADAT


INDONESIA

SEKOLAH DASAR ISLAM


TERPADU KHOIRU UMMAH
5 MACAM TARIAN ADAT INDONESIA

1. Tari Piring

Tari piring adalah tarian yang menggunakan piring sebagai media utamanya. Piring yang
di letakan di kedua tangan di ayunkan dengan cepat tanpa terlepas dengan perpaduan gerakan
yang indah menjadikan tarian ini menjadi unik dan menarik.

Tari piring merupakan tarian tradisional yang berasal dari Minangkabau, Padang, Sumatra
barat. Pada awalnya tarian ini di gunakan sebagai ritual rasa syukur masyarakat terhadap dewa
setelah panen yang mereka dapatkan melimpah. Dalam ritual ini mereka membawakan sesaji
dalam bentuk makanan yang kemudian di letakan di dalam piring yang mereka bawakan degan
gerakan dinamis. Namun setelah masuknya agama Islam di minangkabau, tari piring tidak lagi di
gunakan sebagai ritual. Tetapi tarian tersebut di gunakan sebagai hiburan bagi masyarakat dalam
acara adat atau acara perayaan.

Gerakan yang di pertunjukan dalam tari piring biasanya dengan memainkan piring
yang letakkan di kedua telapak tangan penari dan mengayunkannya dengan cepat. Gerakan dalam
mengayunkan piring tersebut tidak asal – asalan saja, mamun di padukan dengan gerakan khusus
tari piring sehingga terlihat sangat indah. Pada akhir tarian, piring yang di bawakan penari piring
tadi di lemparkan ke lantai, kemudian sang penari akan berjalan di atas pecahan piring tersebut.

Satu yang unik dalam tari piring adalah jari penari piring biasanya di pasang cincin di
kedua tangannya, sehingga saat menari cincin itu akan berdenting dengan piring dan akan
menimbulkan suara unik bila gerakannya di selaraskan dengan musik yang mengiringinya. Alat
musik yang di gunakan dalam mengiringi tari piring adalah telempong dan
saluang. Telempong merupakan jenis alat musik yang menyerupai bonang pada alat musik
gamelan. Sedangkan Saluang merupakan alat musik yang bentuknya seperti suling tetapi lebih
sederhana. Selain telempong dan saluang, ada juga alat musik gong dan rebana sebagai alat music
pengiring. Musik pengiring tersebut di selaraskan dengan gerakan tari piring, sehingga
menjadikan tari piring terlihat mempesona.
Tari piring biasanya di mainkan oleh 3 sampai 7 orang. Uniknya di Minangkabau jumlah
penari tersebut harus berjumlah ganjil. Kesenian Tari piring ini tidak hanya di mainkan oleh
wanita saja, tapi juga pria. Kostum yang di gunakan pada pertunjukan tari piring biasanya
menggunakan kostum berwarna merah dan kuning yang di hiasi berbagai pernak pernik berwarna
keemasan yang menjadi ciri khas minangkabau. Dengan kostum yang cerah tersebut penari
terlihat anggun dan enerjik.

Penari piring biasanya di lakukan oleh orang yang professional, karena bisa di katakan
tarian ini sangat berbahaya. Bila tidak di lakukan oleh orang yang professional maka piring
tersebut akan terlempar ke penonton. Karena itu di perlukan konsentrasi tinggi dan latihan yang
lama untuk menguasai tarian tersebut.

Pertunjukan tari piring bisa kita temukan di acara adat masyarakat minang kabau. Selain
itu pertunjukan tari piring biasanya di gunakan untuk menyambut tamu.

2. Tari Andun

Tari Andun adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Bengkulu. Tarian
ini termasuk jenis tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari
wanita. Tari Andun merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal di Bengkulu, terutama di
daerah Bengkulu Selatan. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara
adat, penyambutan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

 Sejarah Tari Andun

Menurut sejarahnya, Tari Andun dulunya merupakan salah satu tarian tradisi masyarakat
Bengkulu yang sering ditampilkan pada acara adat, terutama pada pesta panen raya. Tarian ini
dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat akan hasil panen yang mereka dapatkan.
Dalam acara tersebut biasanya diikuti oleh semua masyarakat, terutama para pemuda pemudi.
Konon selain menjadi tarian pergaulan, tarian ini juga menjadi media mencari jodoh atau pasangan
hidup bagi para kaum muda.
Seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini mulai berkembang dan dikenal oleh
masyarakat luas. Dalam perkembangannya, Tari Andun tidak hanya ditampilkan pada acara panen
raya saja, namun juga sering ditampilkan untuk memeriahkan berbagai acara, seperti pernikahan
adat, penyambutan, dan acara besar lainnya.

 Fungsi Dan Makna Tari Andun

Tari Andun awalnya merupakan tarian yang bersifat hiburan dan difungsikan untuk
memeriahkan suatu acara. Namun seiring dengan berjalannya waktu, tarian ini mulai berkembang
menjadi tarian pertunjukan. Tari Andun ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan
kebahagiaan masyarakat atas berkat yang mereka dapatkan. Selain itu tarian ini juga
menggambarkan jiwa sosial masyarakat, dimana semangat kebersamaan di antara mereka sangat
dijunjung tinggi.

 Pertunjukan Tari Andun

Tari Andun biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita. Jumlah para
penari biasanya disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Untuk upacara adat, siapa saja
diperbolehkan untuk ikut menari, namun harus menyesuaikan dengan tempat atau arena menari.
Sedangkan untuk pertunjukan tari, biasanya jumlah penari disesuaikan dengan kelompok tari atau
sanggar yang akan menampilkannya.

Dalam pertunjukan Tari Andun, biasanya para penari menari dengan diiringi musik
pengiring. Gerakan dalam Tari Andun ini pada dasarnya cukup sederhana, mengingat bahwa
tarian ini merupakan tarian yang bersifat sosial sehingga para pemula pun bisa melakukan dan
ikut menari besama. Walaupun gerakannya cukup sederhana, namun setiap gerakan dalam tarian
ini tentu memiliki makna khusus di dalamnya.

 Pengiring Tari Andun

Dalam pertunjukan Tari Andun biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional
seperti gong, gendang dan musik kolintang khas Bengkulu. Untuk irama yang dimainkan dalam
mengiringi Tari Andun biasanya merupakan irama bertempo cepat. Alat musik pengiring tersebut
dimainkan secara apik dan padu oleh kelompok pengiring, sehingga menghasilkan alunan musik
yang khas.

 Kostum Tari Andun

Untuk kostum Tari Andun ini biasanya disesuaikan juga dengan kebutuhan atau acara.
Untuk acara adat biasanya para penari menggunakan busana bebas namun tetap sopan. Sedangkan
untuk acara pertunjukan tari, biasanya para penari menggunakan busana tradisional khas
Bengkulu.

 Perkembangan Tari Andun

Dalam perkembangannya, Tari Andun masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga
sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan adat,
penyambutan tamu penting, pesta rakyat dan acara adat lainnya. Selain itu tarian ini juga sering
ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, bahkan promosi
pariwisata. Tari Andun kini juga tidak hanya dikenal oleh masyarakat Bengkulu saja, tarian ini
juga mulai dikenal oleh masyarakat luas, khususnya di Indonesia.

3. Tari Melinting

Tari Melinting adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Lampung.
Tarian ini merupakan tarian klasik peninggalan Kerajaan Melinting yang ada di Lampung Timur.
Tari Melinting tergolong tarian tertua yang pernah ada di sana, karena diperkirakan tarian ini
sudah ada sejak masuknya agama Islam di Indonesia, khususnya di daerah Lampung sendiri.
Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dan penari wanita. Dan sering ditampilkan di
berbagai acara baik acara adat maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

 Sejarah Tari Melinting

Menurut sejarahnya, Tari Melinting merupakan salah satu tarian klasik peninggalan
Kerajaan Melinting yang ada di Labuhan Meringgai, Lampung Timur. Tarian ini pertama kali
diciptakan pada abad ke-16 oleh Ratu Melinting II yang bergelar Pangeran Panembahan Mas.
Awalnya tarian ini hanya dikenal di lingkungan kerajaan saja, dan hanya ditampilkan pada
acara gawi adat di Kerajaan Melinting. Pada saat itu tarian ini hanya bisa dibawakan oleh para
putera dan puteri Ratu Melinting saja.

Pada tahun 1958, Tari Melinting ini mulai mengalami perkembangan dan penyempurnaan.
Tarian yang awalnya hanya ditampilkan di lingkungan kerajaan ini, kemudian berkembang
menjadi tarian rakyat. Tarian ini kemudian sering ditampilkan di berbagai acara besar seperti
upacara penyambutan, perayaan, maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.

 Fungsi Dan Makna Tari Melinting

Tarian melinting ini awalnya difungsikan sebagai tarian yang bersifat sakral dan hanya
ditampilkan pada acara gawi adat kerajaan saja. Namun seiring dengan perkembangannya, tarian
ini kemudian difungsikan sebagai tarian pertunjukan yang sering ditampilkan di berbagai acara
seperti penyambutan, acara budaya dan acara besar lainnya. Tarian ini dimaknai sebagai ungkapan
rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat atas apa yang mereka dapatkan. Selain itu setiap gerakan
dalam Tari Melinting ini tentu memiliki makna dan filosofi tersendiri di dalamnya.

 Pertunjukan Tari Melinting

Tari Melinting biasanya dibawakan oleh para penari pria dan penari wanita. Untuk jumlah
para penari biasanya terdapat 8 penari yang terdiri dari 4 penari pria dan 4 penari wanita. Dengan
menggunakan busana adat serta diiringi oleh alunan music pengiring, penari menari dengan
gerakannya yang khas dan menggunakan kipas sebagai atribut menarinya.

Dalam pertunjukan Tari Melinting biasanya dibagi menjadi beberapa babak,


diantaranya babak pembuka, babak kugawo ratu, babak knui melayang, dan babak penutup. Pada
babak pembuka ini penari memberikan penghormatan kepada para tamu. Kemudian pada babak
kugawo ratu menggambarkan kelemah lembutan penari wanita dan kelincahan serta keperkasaan
penari pria. Sedangkan pada babak knui melayang menggambarkan keagungan dan keanggunan
para penari. Lalu pada babak penutup diakhiri dengan salam dan penghormatan dari para penari.

Gerakan para penari pria dan penari wanita dalam Tari Melinting ini pada dasarnya
berbeda. Gerakan para penari pria biasanya didominasi oleh gerakan yang lincah dan dinamis.
Gerakan tersebut meliputi gerakan babar kipas, jong sumbah, sukhung, sekapan balik palau, kenui
melayang nyiduk, salaman, suali, niti batang, luncat kijang, dan lapah ayun. Sedangkan para
penari wanita lebih didominasi gerakan yang lembut yang meliputi gerakan babar kipas, jong
sumbah, sukhung, sekapan, timbangan/ terpipih mabel melayang, ngiyau bias, nginjak lado,
nginjak tahi manuk, dan lapah ayun.

 Pengiring Tari Melinting

Dalam pertunjukan Tari Melinting biasanya diiringi oleh alunan music tradisional yang
terdiri dari kalo bala, gong, gendang dan beberapa alat music tambahan lainnya. Music tradisional
dimainkan secara apik dan dipadukan dengan gerakan para penari. Setiap babak dalam Tari
Melinting ini biasanya diiringi dengan irama yang berbeda, karena harus menyesuaikan dengan
gerakan para penari.

 Kostum Tari Melinting

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Melinting biasanya
merupakan pakaian tradisional. Untuk kostum para penari wanita biasanya menggunakan siger
bercadar bunga pandan Subang, kalung buah jukum, gelang kano, bulu seretei, gelang rui
sesapurhanda, tapis, dan jungsarat. Sedangkan untuk kostum para penari pria biasanya
menggunakan kopiah emas, kembang melur bunga pandan, buah jukum, jungsarat, papan jajar,
bulu seretei, sesapur handap, injang tuppal, dan celana reluk belanga.

 Perkembangan Tari Melinting

Dalam pertunjukannya, Tari Melinting masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga
sekarang. Berbagai kreasi dan variasi dalam segi gerak, kostum, dan music pengiring juga sering
ditambahkan di setiap pertunjukannya agar terlihat menarik namun tidak meninggalkan keaslian
dan ciri khasnya. Tari Melinting ini juga masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti
penyambutan tamu agung, acara adat dan acara besar lainnya.
Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni,
festival budaya, bahkan promosi pariwisata. Hal ini tentu dilakukan sebagai salah satu usaha untuk
melestarikan serta memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat luas akan warisan
budaya, khususnya Tari Melinting ini.

4. Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Jambi.
Tarian ini termasuk jenis tarian penyambutan yang biasanya ditarikan oleh para penari wanita.
Dengan berpakaian adat serta diiringi oleh alunan musik pengiring, mereka menari dengan
gerakannya yang lemah lembut dan membawakan cerano sebagai tanda persembahan. Tari
Sekapur Sirih merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Jambi dan
biasanya ditampilkan untuk menyambut kedatangan tamu terhormat yang berkunjung ke sana.

 Sejarah Tari Sekapur Sirih

Menurut sejarahnya, Tari Sekapur Sirih pertama kali diciptakan oleh salah satu seniman
yang cukup terkenal di Jambi, bernama Firdaus Chatap. Kemudian tarian ini diperkenalkan
kepada masyarakat luas tahun 1962. Karena pada saat itu masih merupakan gerakan dasar,
beberapa seniman mulai mengembangkan tarian ini. Dengan mengkolaborasikan dengan iringan
musik dan lagu, sehingga membuatnya semakin menarik dan semakin populer dikalangan
masyarakat.

 Fungsi Dan Makna Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih ini difungsikan sebagai tarian selamat datang untuk menyambut para
tamu terhormat yang datang ke sana. Tarian ini dimaknai sebagai sikap keterbukaan masyarakat
dalam menyambut para tamu yang datang ke sana. Selain itu, Tari Sekapur Sirih juga dimaknai
sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat dalam menyambut para tamu tersebut.
 Pertunjukan Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih umumnya ditampilkan oleh para penari wanita, namun ada juga yang
menambahkan penari pria sebagai penari pendukung. Untuk jumlah penari pada biasanya terdiri
dari 9 penari wanita dan 3 penari pria. Para penari pria ini biasanya berperan sebagai pengawal
dan pembawa payung. Sedangkan penari wanita berperan sebagai penari utamanya.

Gerakan dalam tarian ini didominasi oleh gerakan yang lemah lembut dari para penari.
Gerakan dalam tarian ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya gerakan melenggang,
sembah tinggi, merentang kepak, bersolek, dan gerakan berputar. Sedangkan untuk pola lantai
yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat pementasan.

Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah proses penyambutannya yang dikemas dalam
tarian. Di akhir tarian biasanya para penari akan menyuguhkan cerano berisi sekapur sirih kepada
tamu terhormat dan meminta mereka untuk mencicipinya. Hal ini dilakukan sebagai symbol atau
bukti bahwa para tamu tersebut menerima sambutan selamat datang dari masyarakat.

 Pengiring Tari Sekapur Sirih

Dalam pertunjukan Tari Sekapur Sirih biasanya diiringi oleh alunan musik tradisional
seperti gambus, rebana, biola, gendang, gong, serta kordeon. Musik tradisional tersebut
dimainkan secara apik oleh para pengiring dengan irama melayu yang khas, sesuai dengan lagu
daerah yang dinyanyikan. Selain sebagai pengiring, alunan musik tersebut biasanya menjadi acuan
untuk para penari dalam melakukan gerakan dan menentukan perubahan geraknya.

 Kostum Tari Sekapur Sirih

Kostum yang digunakan para penari dalam Tari Sekapur Sirih ini biasanya adalah busana
tradisional. Busana tersebut biasanya terdiri dari baju kurung dan kain songket khas Jambi. Pada
bagian kepala penari biasanya menggunakan sanggul lipat pandan, sunting beringin, dan kembang
goyang. Sedangkan untuk aksesoris biasanya terdiri dari teratai, pending, gelang dan selendang
yang digunakan untuk menari.

 Perkembangan Tari Sekapur Sirih

Dalam perkembangannya, Tari Sekapur Sirih masih terus dilestarikan dan dikembangkan
hingga sekarang. Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditampilkan dalam setiap pertunjukannya
agar telihat menarik, namun tidak meninggalkan ciri khas serta keasliannya. Tarian ini juga masih
sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu penting di Jambi. Walaupun sebenarnya di
Jambi masih ada beberapa jenis tarian penyambutan lainnya, namun Tari Sekapur Sirih masih
tetap menjadi tarian utama karena nilai-nilai dan filosofi yang ada didalamnya.
5. Tari Tor-Tor Sipitu Cawan

Tor Tor Sipitu Cawan adalah salah satu jenis tari tor tor yang berasal dari budaya
masyarakat Batak di Sumatera Utara. Tarian ini sedikit berbeda dengan tari tor tor yang sering
kita lihat. Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan
membawa beberapa cawan yang ditaruh di bagian badan sebagai ciri khas dan property menarinya.

Tarian ini tergolong tarian sakral dan hanya ditampilkan di acara-acara tertentu saja. Selain
kesakralannya, tarian ini memiliki gerakan yang sangat unik dan cukup sulit, sehingga tidak bisa
dilakukan oleh sembarang penari. Namun karena itulah, Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tergolong
sebagai tarian yang mempunyai nilai seni yang tinggi.

 Sejarah Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Menurut legenda masyarakat Batak, Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini merupakan tarian yang
diturunkan oleh tujuh bidadari dari khayangan saat mereka berada di sebuah kolam jernih di lereng
gunung Pusuk Buhit. Dalam budaya masyarakat Batak, tarian ini tergolong tarian yang bersifat
sakral sehingga sejak dulu tarian ini hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti
pengukuhan Raja dan acara sakral lainnya. Hingga kini aturan tersebut masih ditaati oleh
masyarakat Batak, sehingga sangat jarang bagi kita untuk bisa melihat pertunjukan Tari Tor Tor
Sipitu Cawan ini sewaktu-waktu.

 Fungsi Dan Makana Dalam Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Tari Tor Tor Sipitu Cawan difungsikan sebagai media pembersihan diri maupun tempat
tarian itu ditampilkan. Hal ini dikarenakan cawan yang berisi air perasan jeruk purut yang dibawa
penari diyakini dapat membersihkan serta menjauhkan dari hal-hal buruk dan jahat. Oleh karena
itu juga tarian ini dianggap sakral dan suci sehingga tidak bisa ditampilkan sembarangan. Tari Tor
Tor Sipitu Cawan ini biasanya hanya ditampilkan pada acara-acara tertentu saja, seperti
pengukuhan raja, ritual adat, dan berbagai acara suci lainnya.
Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tentu memiliki makna serta arti khusus di dalamnya,
terutama pada segi gerak dan property yang digunakan untuk menari. Menurut budaya masyarakat
Batak, setiap cawan yang digunakan para penari mewakili prinsip hidup masyarakat Batak. Begitu
juga setiap gerakan dalam tarian ini juga memiliki nilai-nilai serta filosofi tersendiri yang
mewakili budaya masyarakat di sana.

 Pertunjukan Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Dalam pertunjukannya, Tari Tor Tor Sipitu Cawan biasanya ditampikan oleh para penari
wanita. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari 5-7 penari, dengan menggunakan busana khas
Batak dan membawa cawan sebagai property menarinya. Cawan sendiri merupakan sejenis wadah
seperti mangkuk yang nantinya diletakan di bagian tubuh para penari saat menari.

Gerakan dalam Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini sangat unik dan setiap gerakannya tentu
memiliki makna tersendiri di dalamnya. Selain itu tarian ini juga mempunyai tingkat kesulitan
yang tinggi. Karena saat menari, penari juga membawa cawan berisi air perasan jeruk purut yang
diletakan di atas kepala mereka. Salah satu yang menarik adalah ketika mereka juga meletakkan
beberapa cawan di bagian pundak, lengan dan bagian atas telapak tangan mereka. Sehingga saat
menari mereka juga harus mempertahankan keseimbangan agar cawan tersebut tidak jatuh.

Tentunya Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang penari.
Selain dibutuhkan keterampilan dan latihan yang cukup lama, penari juga harus memiliki
kekuatan dan jiwa yang suci. Hal ini dikarenakan sifatnya yang sakral, sehingga ada beberapa
aturan atau pakem dalam melakukannya.

 Pengiring Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Tari sipitu cawan biasanya diiringi oleh alat Musik tradisional yang sering disebut
dengan Gondang. Musik gondang sendiri merupakan salah satu alat Musik tradisional
sejenis Gendang yang khas dari Batak. Dalam mengiringi Tari Tor Tor Sipitu Cawan ini tentu
irama yang dimainkan juga harus disesuaikan dengan gerakan para penari agar terihat padu dan
selaras.

 Kostum Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Dalam pertunjukannya, para penari biasanya menggunakan busana tradisional khas Batak.
Para penari biasanya menggunakan baju seperti kemben di bagian dalam dan selampang di kedua
sisi pada bagian luar. Pada bagian bawah penari menggunakan kain panjang sampai di atas mata
kaki dan sabuk dari kain yang diikatkan di pinggang. Sedangkan pada bagian kepala menggunakan
penutup kepala khas Batak. Secara keseluruhan busana yang dikenakan para penari bercorak khas
Batak.

 Perkembangan Tari Tor Tor Sipitu Cawan

Dalam perkembangannya, Tari Tor Tor Sipitu Cawan masih terus dilestarikan hingga
sekarang. Tarian ini masih sering ditampilkan di berbagai acara seperti pengukuhan raja atau ketua
adat, penyambutan tamu terhormat, dan upacara adat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai