Anda di halaman 1dari 3

Tari Piring

Rumah Gadang adalah salah satu unsur budaya berupa rumah tradisional dan menjadi ciri khas dari
provinsi Sumatera Barat. Namun tahukah kamu, jika ada budaya dalam bentuk seni tari yang juga
menjadi identitas provinsi tersebut? Ya! Namanya adalah Tari Piring.

Provinsi yang terkenal dengan kuliner masakan Padang ini adalah salah satu provinsi di Indonesia yang
memiliki tingkat kebudayaan tinggi. Misalnya dalam segi bahasa daerah, rumah adat, serta tarian adat.

Tarian piring adalah tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, tepatnya dari kota Solok, provinsi
Sumatera Barat. Nama tarian ini berasal dari bahasa Minangkabau dan mempunyai keunikan seperti
halnya tari payung yang juga berasal dari budaya minang.

Gerakan dan properti yang digunakan penari membuat tarian ini sangat populer dan diminati
masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat mancanegara juga turut mengaguminya. Oleh sebab itu,
Indonesia patut berbangga dengan segala bentuk kebudayaan yang dimiliki di setiap wilayah nusantara.
Sebab hal tersebut turut menjadi identitas dan kekayaan bangsa.

Sejarah & Asal Tari Piring


Tari piring adalah tarian adat yang berasal dari Minangkabau, tepatnya dari Solok, Sumatera barat.
Diperkirakan tarian ini telah ada sejak 800 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan
sebagai ritual ucapan syukur kepada para dewa atas berkah hasil panen yang melimpah.

Ketika melakukan upacara adat tersebut, masyarakat yang diwakili oleh para gadis akan membawa
sesaji berupa makanan yang diletakkan di atas piring. Piring yang berisi makanan tersebut kemudian
dibawa dengan gerakan-gerakan sesuai irama musik pengiringnya.

Tarian ini kemudian semakin tersebar luas saat kerajaan Sriwijaya jatuh ke tangan Majapahit pada abad
ke-16. Penyebaran tersebut dibawa oleh rakyat Sriwijaya yang melarikan diri ke negeri-negeri Melayu
sekitarnya.

Kemudian setelah agama Islam masuk ke Kawasan Minangkabau, tarian berubah fungsi dan tidak lagi
ditujukan untuk memuja para dewa. Tari piring bertransformasi menjadi kesenian dan hiburan
masyarakat, sehingga sering dipentaskan saat acara-acara adat Minangkabau.

Fungsi Tari Piring


Pada zaman dahulu tari piring hanya diadakan oleh orang-orang golongan mampu. Akan tetapi di
lingkungan sosial masyarakat saat ini, tarian piring biasanya dipentaskan saat upacara adat seperti acara
pernikahan, khitanan, dan pengangkatan penghulu. Selain itu, tarian ini juga digelar saat panen raya.

Bahkan mengikuti perkembang zaman, tarian ini tidak hanya berfungsi untuk upacara adat. Tarian juga
digunakan saat hari besar nasional, seperti HUT Republik Indonesia serta dalam rangka menyambut
tamu atau pejabat tinggi.
Keunikan Tari Piring
Meski tarian ini merupakan warisan turun temurun, namun tari piring tidak tergerus oleh
perkembangan zaman. Tari ini hingga sekarang masih sering dipentaskan dan mampu membuat
penontok berdecak kagum saat melihat gerakan-gerakannya. Beriktu ini adalah keunikan dari tari
piring, yaitu:

1. Piring Sebagai Properti Utama


Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan peralatan utama berupa piring saat menari. Piring
inilah yang membuat tarian ini berbeda dengan tari adat dari daerah lain. Penggunaan piring sebagai
gerakan tari memiliki makna dan sejarah tersendiri, dan hebatnya piring tersebut tidak pernah jatuh saat
dimainkan.

2. Gerakan Tari Unik


Gerakan dasar dari tari piring adalah meletakkan piring diatas kedua telapak tangan kemudian
menggenggamnya. Piring digerakkan secara memutar dan diayun-ayungkan mengikuti irama music
pengiring. Dengan teknik memegang tertentu, piring tersebut tidak akan jatuh.

3. Beragam Musik Pengiring


Untuk mengiringi penari piring digunakan berbagai jenis alat musik seperti rebana, gong, saluang,
talempong dan sebagainya. Tarian ini diiringi oleh irama music panayuhan yang biasanya memainkan
lagu Takhian Sai Tiusung dan Takhi Pinghing Khua Belas. Perpaduan gerakan dan musik yang unik
menjadikan tarian ini tiada duanya.

4. Suara Denting Cincin dan Piring


Pada saat menari akan muncul suara dentingan yang berasal dari cincin dan piring yang menjadi
property. Suara tersebut semakin menambah ciri khas tarian ini karena dapat menyatu dengan musik
pengiringnya.

5. Menari di Atas Pecahan Piring


Keunikan lain yang sepertinya tidak dimiliki oleh kesenian tari manapun terdapat pada akhir
pertunjukan. Para penari akan melempar piringnya ke lantai hingga pecah, kemudian berjalan diatas
pecahan piring yang tajam tersebut tanpa terluka.

Gerakan Tari Piring


Para penari piring menggunakan dua buah piring yang digenggam pada telapak tangan mereka. Sesuai
irama musik kemudian piring tersebut diayun-ayunkan sedemikian rupa.
Beberapa gerakan lain dalam tarian ini antara lain gerak pasambahan, gerak singanjuo lalai, gerak
mencangkul, gerak menyiang, gerak membuang sampah, gerak memagar, gerak menyemai, gerak
mencabut benih,gerak bertanam dan gerak melepas lelah.

Selain itu ada pula gerakan seperti gerak mengantar juadah, gerak mengambil padi, gerak menyambit
padi, gerak manggampo padi, gerak menganginkan padi, gerak mengikir padi, gerak membawa padi,
gerak menumbuk padi, gerak gotong royong, gerak menampih padi dan gerak menginjak pecahan kaca.

Kostum Penari Piring


Setiap tari daerah pasti memiliki jenis dan bentuk busana khas ketika melakukan pementasan. Pada tari
piring para penari akan mengenakan dua jenis busana, yaitu busana untuk pria dan wanita. Meski
terdiri dari jenis kostum, akan tetapi penampilan mereka tetapi terlihat seragam dan kompak.

1. Busana Penari Pria


Pakaian penari pria memiliki karakteristik yang berbeda dengan pakaian penari wanita. Akan tetapi
keduanya merupakan busana asli dari Minangkabau. Kostum penari piring pria disebut dengan Rang
Mudo, yaitu dengan bentuk pakaian berlengan panjang serta hiasan missia yang juga disebut hiasan
renda emas.

Untuk bawahan atau celana yang digunakan disebut dengan besaran gelombang. Celana ini berukuran
besar dibagian tengah dan memiliki warna selaras dengan baju atasan. Selain itu, penari pria juga
mengenak perlengkapan seper sisampek dan cawek pinggang yang bentuknya seperti kain songket,
kemudian diikatkan pada pinggang.

Panjang kain ini hingga lutut dan memiliki hiasan berupa rumbai-rumbai. Saat mementasikan tari
piring, maka penari pria akan mengenakan destar. Destar adalah penutup kepala berbentuk segitiga
yang terbuat dari kain songket.

2. Busana Penari Wanita


Baju kurung adalah jenis busana yang digunakan oleh penari piring wanita. Bahan utama untuk
membuatnya adalah kain satin dan beluduru. Selain itu, penari wanita juga akan mengenakan selendang
yang terbuat dari kain songket sebagai hiasan yang diletakkan dibagian kiri tubuh.

Sama seperti penari laki-laki, penari perempuan juga menggunakan penutup kepala yang terbuat dari
kain songket yang bentuknya mirip seperti tanduk. Penutup kepala ini disebut sebagai tikuluak tanduak
balapak. Selanjutnya para penari wanita juka mengenakan kalung rumbai, kalung gadang, serta subang
atau anting-anting khas Minang.

Anda mungkin juga menyukai