Sebagai tari pengiring raja: Hingga pada saat ini tarian kipas pakarena masih difungsikan sebagai tari
pengiring Raja Gowa.
Sebagai tari ritual: Tarian ini digelar sebagai bentuk pengucapan terima kasih kepada bumi dan
langit.
Wujud syukur: Pada awalnya, tarian ini digunakan sebagai wujud dari bersyukur karena pertanian
berjalan dengan baik dan hasil panen melimpah.
Sarana dakwah: Melalui gerakannya, tari kipas mengajarkan bahwa dalam menjalani kehidupan
manusia haruslah sabar dan tidak mudah putus asa.
Terlepas dari sejarah Tari Kipas ini, setiap gerakan yang dilakukan penarinya memiliki makna
kehidupan bagi masyarakat Gowa. Penari perempuan membawakan gerakan-gerakan yang
menggambarkan ekspresi kesantunan, kelembutan, kepatuhan, kesetiaan, serta sikap menghormati.
Sifat-sifat inilah gambaran dari wanita Gowa.
Sementara itu, para pria yang menabuh alat musik tradisional sekaligus mengiring tarian dengan
gerakan cepat, mencerminkan ketangguhan dan ketangkasan para pria Gowa.
Dapat disimpulkan, selain menjadi hiburan rakyat, makna Tari Kipas Pakarena juga menjadi gambaran
kehidupan sosial masyarakat Gowa secara umum.
4. Ma’biring Kassi
Bagian ini memiliki arti yaitu mendarat ke pantai. Biasanya bagian ini dipertunjukkan pada saat babak
kedua, agar permohonan yang disampaikan terkabul.
5. Angongkamalino
Tarian ini disajikan pada babak kedua yang memiliki arti angin tidak berhembus dan tidak membawa
kesejukan. Bagian ini menggambarkan perasaan yang kecewa.
6. Anni-anni
Bagian ini juga disajikan pada babak kedua. Anni anni memiliki arti suatu pekerjaan yang dikerjakan
dengan tekun akan membuahkan hasil yang baik.
7. Dalle Tabbua
Bagian ini juga ditarikan pada babak kedua. Maknanya segala sesuatu dilakukan secara berulang dan
tidak boleh mudah putus asa.
8. Iyolle’
Bagian ini memiliki makna kebenaran yang terus dicari, agar hidup menjadi tenang dan tentram.
9. So’nayya
Bagian ini juga disajikan pada babak kedua dan memiliki makna seseorang tidak boleh berharap yang
terlalu tinggi, tanpa adanya usaha dan doa.
10. Lambassari
Bagian ini bermakna apa yang diusahakan tidak melulu berakhir dengan bahagia, melainkan ada yang
berakhir dengan kekecewaan.
11. Sanro Beja’
Bagian ini juga disajikan pada babak kedua. Sanro beja’ memiliki arti mengenai cara merawat diri bagi
perempuan setelah melahirkan.
12. Leko’ Bo’dong
Bagian ini diumpamakan sebagai bulan purnama yang memiliki bentuk sempurna dan sinarnya terang.